0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan1 halaman
1. Pengelolaan stroke non-hemoragik meliputi diagnosis cepat, terapi trombolitik, oksigenasi, pencegahan komplikasi, dan rehabilitasi.
2. Tahap akut melibatkan menyelamatkan neuron, menjaga fungsi organ vital, dan pemberian deksametason, kortikosteroid, ranitidine, manitol, dan piracetam.
3. Tahap pasca-akut meliputi pencegahan spastisitas, dan program rehabilitasi medis, fisioterapi, terapi wicara
1. Pengelolaan stroke non-hemoragik meliputi diagnosis cepat, terapi trombolitik, oksigenasi, pencegahan komplikasi, dan rehabilitasi.
2. Tahap akut melibatkan menyelamatkan neuron, menjaga fungsi organ vital, dan pemberian deksametason, kortikosteroid, ranitidine, manitol, dan piracetam.
3. Tahap pasca-akut meliputi pencegahan spastisitas, dan program rehabilitasi medis, fisioterapi, terapi wicara
1. Pengelolaan stroke non-hemoragik meliputi diagnosis cepat, terapi trombolitik, oksigenasi, pencegahan komplikasi, dan rehabilitasi.
2. Tahap akut melibatkan menyelamatkan neuron, menjaga fungsi organ vital, dan pemberian deksametason, kortikosteroid, ranitidine, manitol, dan piracetam.
3. Tahap pasca-akut meliputi pencegahan spastisitas, dan program rehabilitasi medis, fisioterapi, terapi wicara
Manajemen medis pada pasien stroke adalah penegakan diagnosis sesegera mungkin dan pemberian terapi trombolitik. Pertahankan oksigenasi, mencegah komplikasi dan kekambuhan serta merehabilitasi pasien stroke. a. fase akut Sasaran pengobatannya adalah menyelamatkan neuron yang menderita jangan sampai mati dan agar proses patologik lainnya tidak mengancam fungsi otak : - Respirasi : Jalan nafas harus bersih dan bebas hambatan - Jantung : Harus berfungsi baik bila perlu pantau dengan EKG - Tekanan darah : Dipertahankan pada tingkat optimal dipantau jangan sampai menurunkan perfusi otak - Bila gawat atau koma : Balance cairan, kadar elektrolit dan keseimbangan asam basa darah harus dipantau. Medikasi yang diberikan : Deksametason bolus 10-20 mg IV, diikuti 4-5 mg/6 jam diturunkan pelan-pelan dan dihentikan setelah fase akut berlalu Kortikostiroid untuk mengurangi oedem vasogenik dan merendakan oedem serebri yang mengelilingi infark atau darah dimana sel membrane tidak sepenuhnya rusak Ranitidine untuk mencegah efek samping dari kotrikosteroid yang bisa menyebabkan tukak lambung Infuse manitol 20% dapat menurunkan tekanan intra kranial, dosis 0,5-1gr / kgBB dihabiskan dalam waktu 15-20 menit untuk mencegah terjadinya stroke berulang diberikan kembali manitol setelah 6 jam dengan dosis 0,25-0,5 gr /kgBB dalam waktu 30 detik Piracetam diberikan sebagai neuroprotektor yang dapat memperbaiki pluiditas membrane sel, meningkatkan deformabilitas eritrosit sehingga aliran darah otak meningkat dan memperbaiki mikro sirkulasi pemberian peratam 12 gr/ infuse habis dalam waktu 20 menit kemudian dilanjutkan 3gr bolus IV/6 jam Pemberian cairan isotonis pada pasien
b. fase post akut
Pencegahan spatik paralisis dengan antispasmodik Program rehabilitasi medik seperti fisioterapi, terapi wicara dan psikoterapi Penanganan masalah psikososial