SOSIAL Standar Kompetensi: 2. Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan kepribadian Kompetensi Dasar: 2.2 Mendeskripsikan terjadinya perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial
A. Pengertian dan beberapa contoh perilaku Secara sosiologis istilah “menyimpang”
menyimpang atau “deviance” lebih tepat dari pada Pada umumnya orang-orang dalam “melanggar” atau “violate”. Mengapa? masyarakat cenderung konformis (menyesuaikan cara hidupnya: cara berfikir, Sebabnya ialah, perilaku yang dikatakan berperasaan dan bertindak) dengan yang menyimpang di samping meliputi perilaku berlaku di lingkungan kelompoknya. yang melanggar norma dan merusak atau Misalnya: anak laki-laki bermain dengan mengacaukan kaidah yang ada, acapkali “mainan laki-laki”, anak perempuan terdapat pula perilaku yang tidak terbukti bermain dengan “mainan perempuan”, nyata kalau merusak atau mengacau apabila diberi kesempatan saling tatanan yang ada, melainkan hanya terasa berinteraksi maka cenderung memiliki lucu, aneh, nyentrik, dan malah dapat opini atau pendapat yang sama, dan memperkaya alternatif perilaku. seterusnya. Invensi-invensi kreatif dalam berperilaku Mengapa orang-orang cenderung yang masih dalam taraf individual konformis terhadap norma-norma sosial? peculiarities (keanehan pribadi), belum memasyarakat, belum terbakukan dan 1. Orang yang bersangkutan telah berhasil karenanya masih dinyatakan “melawan disosialisasikan sehingga arus” pun dapat masuk sebagai perilaku menginternalisasikan nilai dan norma menyimpang. yang berlaku di masyarakatnya Banyak perilaku-perilaku kreatif seperti 2. Orang yang bersangkutan tidak dapat bersifat sangat rasional akan dipandang menemukan alternatif lain kecuali menyimpang hanya karena belum lazim mengikuti pola yang sudah ada dan berbeda dengan kaidah sosial yang 3. Apabila tidak konformis dengan norma berlaku yang sesungguhnya tidak rasional. sosial akan direaksi dengan pemberian sanksi oleh masyarakat, dan apabila Beberapa batasan tentang perilaku konformis akan mendapatkan positive- menyimpang: incentive (ganjaran) dari masyarakat 1. Perilaku menyimpang adalah perilaku yang oleh sejumlah orang dianggap Meskipun demikian di masyarakat ada sebagai hal yang tercela dan diluar batas sedikit orang yang perilakunya toleransi (van der Zanden, 1979) “melanggar” norma atau “menyimpang”. 2. Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dinyatakan sebagai suatu pelanggaran terhadap norma
PENYIMPANGAN DAN PENGENDALIAN SOSIAL AGUS SANTOSA Halaman 8
kelompok/masyarakat (Horton dan 3. Tindakan kriminal, misalnya Hunt, 1993) pencurian, perampokan, pembu-nuhan, 3. Perbuatan disebut menyimpang apabila korupsi, dan seterusnya perbuatan itu dinyatakan menyimpang, sehingga penyimpangan bukanlah Secara khusus, macam-macam penyim-pangan kualitas dari suatu tindakan melainkan dapat dirinci sebagai berikut. konsekuensi atau akibat dari adanya peraturan dan diterapkannya sanksi- 1. Penyimpangan diterima dan sanksi oleh masyarakat (Becker, dalam penyimpangan ditolak Horton dan Hunt, 1993) Penjahat ataupun orang-orang yang sangat baik adalah penyimpang. Maka Dari tiga batasan di atas tampak bahwa Jack The Ripper dan Florence Ningtingale penyimpangan bukanlah sesuatu yang adalah penyimpang. Perbedaannya melekat pada suatu tindakan, tetapi diberi adalah ditolak dan diterima. ciri menyimpang melalui definisi sosial. 2. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak Definisi sosial dapat diberikan oleh Dalam kehidupan sosial yang golongan/kelas berkuasa atau oleh sebenarnya sukar dijumpai orang yang masyarakat pada umumnya. sepenuhnya menyimpang atau sepenuhnya konformis. Yang mudah dijumpai adalah menyimpang dalam Maka, apakah “wanita berambut pendek” batas-batas tertentu dan konformis atau “laki-laki berambut panjang” dalam batas-batas tertentu. Sehingga merupakan suatu penyimpangan? sukar dijumpai orang yang secara mutlak menyimpang. Bentuk-bentuk perilaku menyimpang: 3. Penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder Secara umum, macam-macam penyim- Penyimpangan primer terjadi pada pangan adalah sebagai berikut. kasus seseorang yang menyimpang dalam hal-hal tertentu, temporer dan 1. Tindakan nonconform (tidak sesuai tidak berulang sehingga pelakunya dengan nilai dan norma yang ada), tidak mendapatkan cap atau label misalnya: mengenakan sandal ke sebagai penyimpang. sekolah, membolos, dst. Termasuk Penyimpangan sekunder terjadi pada dalam kategori ini adalah perilaku- kasus orang yang memperlihat perilaku perilaku yang terlalu maju, terlalu khas menyimpang, misalnya karena rasional, terlalu baik, dan sebagainya perilaku menyimpang itu dilakukan yang dalam tahap tertentu masih dalam berulang, sehingga memang orang taraf individual peculiarities tersebut kemudian dikenal sebagai sebagaimana disebutkan di atas. penyimpang. 2. Tindakan antisosial (melawan 4. Penyimpangan terhadap budaya nyata kebiasaan masyarakat/kepentingan atau budaya ideal umum), misalnya: menarik dari dari Bahwa perilaku korupsi itu jahat, bahwa pergaulan, keinginan bunuh diri, merokok itu merusak kesehatan, bahwa ngebutisme, alkoholisme, dan NAPZA itu merusak jiwa dan raga, seterusnya. sebagian besar orang tentu setuju dengan pernyataan ini. Tapi, apakah
PENYIMPANGAN DAN PENGENDALIAN SOSIAL AGUS SANTOSA Halaman 9
kemudaian tidak melakukannya? 2. Teori psikologi Demikianlah, tidak selamanya budaya Perilaku menyimpang sering dianggap nyata sejalan dengan budaya ideal. sebagai penyakit mental, jadi orang Penyimpangan atau konformis terhadap yang menyimpang itu karena salah satunya berarti konformis atau mengalami penyakit mental atau menyimpang terhadap yang lain. gangguan kejiwaan. 5. Penyimpangan individual, kelompok dan campuran 3. Teori sosialisasi Penyimpangan individual dilakukan Perilaku menyimpang merupakan hasil oleh seorang individu tanpa melibatkan dari proses sosialisasi: kelompoknya (individual deviation). a. proses sosialisasi tidak sempurna, Penyimpangan kelompok dilakukan dapat terjadi karena seseorang (1) oleh orang-orang dalam kelompok mengalami inferioritas (minder) (group deviation), yang mungkin saja akibat cacat fisik bawaan lahir, atau individu-individu di dalamnya (2) kurang ditanamkannya nilai dan bukanlah penyimpang individual. norma sosial oleh agen-agen Contohnya: pelanggaran lampu lalu sosialiasi, misalnya karena orangtua lintas yang dilakukan oleh sekelompok terlalu sibuk dengan karier dan pengendera kendaraan bermotor. pekerjaannya. Keadaan tersebut Pelanggaran tersebut dapat jadi bukan mengakibatkan seseorang tidak kehendak pribadi-pribadi. Pernahkah dapat menginternalisasikan nilai- Anda merasa “dipaksa” menyimpang nilai dan norma yang berlaku dan oleh kelompok Anda? diterima oleh sebagian besar Penyimpangan yang dilakukan oleh anggota masyarakat. Jadilah ia seseorang baik sendirian maupun penyimpang. bersama dengan kelompoknya disebut b. Seseorang menghayati kehidupan- sebagai penyimpangan campuran nya dalam kelompok menyimpang (mixture both deviation). (kebudayaan khusus/subkultur 6. Penyimpangan adaptif menyimpang) di delinquen area Yang dimaksud penyimpangan adaptif (dalam sosiologi dikenal adanya adalah penyimpangan yang berfungsi black area, atau kawasan permukim- sebagai cara menyesuaikan diri an kumuh (slums) yang serinag terhadap perubahan-perubahan sosial berasosiasi dengan crime areas, yang dan kebudayaan dalam masyarakat. dijumpai hampir di setiap kota). Orang-orang di area itu B. Pembentukan perilaku menyimpang menganggap bahwa perilaku menyimpang adalah hal biasa. 1. Teori biologi Sehingga perilaku yang dalam Teori ini menjelaskan tentang masyarakat pada umumnya bagaimana perilaku menyimpang dianggap menyimpang, dalam tersebut hubungannya dengan keadaan kawasan kehidupan ini tidaklah biologis, misalnya cacat tubuh bawaan dianggap menyimpang. lahir, tipe tubuh tertentu, misalnya c. Karena pergaulannya dengan para endomorph (gemuk-halus), mesomorph penyimpang (asosiasi diferensial). (sedang-atletis) atau ectomorph (kurus), Sebenarnya teori ini digunakan oleh dengan perilaku jahat. EH Sutherland untuk menjelaskan tentang perilaku kriminal atau
PENYIMPANGAN DAN PENGENDALIAN SOSIAL AGUS SANTOSA Halaman 10
kejahatan, tetapi sering juga Dalam kaitan ini Merton digunakan untuk menganalisis mengemukakan adanya lima macam berbagai perilaku menyimpang, cara adaptasi oleh orang atau seperti pelacuran, kecanduan obat- sekelompok orang terhadap tujuan- obatan, alkoholisme, perilaku tujuan masyarakat, yaitu: homoseksual, dan sebagainya. Cara Tujuan budaya Cara formal Beberapa proposisi yang digunakan adaptasi dalam teori asosiasi diferensial Konformitas Diterima Diterima (penyesuaian) adalah: Inovasi Diterima Ditolak (1) perilaku menyimpang adalah (pembaruan) hasil proses belajar, (2) perilaku Ritualisme Diabaikan/ditolak Diterima menyimpang dipelajari oleh Retreatisme Ditolak Ditolak seseorang dalam interaksinya (pengunduran dengan orang lain, (3) pembelajaran /menarik diri) Rebellion Ditolak dan Ditolak dan perilaku menyimpang berlangsung (pemberontak berupaya berupaya dalam kelompok-kelompok personal an) menggantinya menggantinya yang intim/akrab, (4) yang dengan yang dengan yang dipelajari adalah cara dan juga baru baru dorongan-dorongan, alasan-alasan atau rasionalisasi mengapa Di antar lima cara adaptasi di atas menyimpang, (5) pilihan menjadi hanya satu yang bukan penyimpangan, penyimpang karena dianggap lebih yakni konformitas. menguntungkan daripada tidak menyimpang, (6) perilaku 5. Teori reaksi masyarakat: teori labelling menyimpang merupakan ekspresi (pemberian cap) dari kebutuhan untuk diakui atau Seseorang berperilaku menyimpang eksistensi diri. karena oleh masyarakat diberi cap menyimpang. Pemberian cap ini 4. Teori anomie mendorong individu melakukan Perilaku menyimpang muncul dalam serangkaian perbuatan yang merupakan masyarakat karena adanya anomie self-fulfilling prophecy (pembenaran (kesimpangsiuran norma atau keadaan peramalan diri) bahwa ia adalah tanpa norma yang pasti sebagai patokan penyimpang. berperilaku). Anomie menimbulkan perilaku menyimpang karena 6. Teori konflik mengakibatkan keterpisahan emosional Teori konflik meliputi dua hal, yaitu (ketidakberdayaan, ketidakberartian, konflik budaya dan konflik sosial. keterpencilan) antara seseorang dengan Konflik budayan terjadi pada masyarakatnya. masyarakat dengan ciri pluralitas (kemajemukan), di masyarakat tersebut Emille Durkheim dan Robert K. Merton terdapat dua atau lebih kelompok menguraikan bahwa anomie terjadi dengan subkultur yang saling berbeda, karena ketidakharmonisan antara sehingga suatu perilaku yang sesuai tujuan budaya dengan cara-cara formal dengan subkultur tertentu dapat berarti untuk mencapai tujuan. penyimpangan terhadap subkultur yang lain.
PENYIMPANGAN DAN PENGENDALIAN SOSIAL AGUS SANTOSA Halaman 11
Teori konflik sosial menerangkan mempunyai self-enforcing (kemampuan diri bahwa penyimpangan terjadi karena melaksanakan fungsi) di dalam menjamin adanya perbedaan norma dan keteraturan sosial. Oleh karena itu, di kepentingan di antara kelas-kelas, samping proses sosialisasi masyarakat sehingga suatu perilaku yang tidak menciptakan pula sistem pengendalian sesuai dengan perilaku kelas tertentu sosial. dinyatakan sebagai perilaku menyimpang. Apa yang dimaksud pengendalian sosial? 1. Pengendalian sosial adalah berbagai 7. Teori pengendalian sosial cara yang digunakan oleh masyarakat Penyimpangan terjadi karena lemahnya untuk menertibkan anggota-anggotanya pengendalian sosial, baik berupa yang membangkang (Berger, 1978) tekanan sosial maupun pemberian 2. Pengendalian sosial adalah segenap cara sanksi-sanksi, bahwa suatu kejahatan, dan proses yang ditempuh oleh misalnya mencuri atau memperkosa, sekelompok orang atau masyarakat tidak selalu diawali oleh adanya niat sehingga para anggotanya dapat untuk mencuri atau memperkosa, tetapi bertindak sesuai dengan harapan karena adanya kesempatan untuk itu, kelompok atau masyarakat (Horton akibat lemahnya pengendalian sosial. dan Hunt, 1993).
C. Pengertian dan Jenis-jenis Pengendalian Menurut waktu pelaksanaannya,
Sosial pengendalian sosial dapat dibedakan antara 1. Pengendalian sosial preventif, yakni Agar dapat diterima oleh kelompok atau dilakukan sebelum terjadi masyarakatnya individu harus mentaati penyimpangan sejumlah aturan yang hidup dan 2. Pengendalian sosial kuratif, yang berkembang dalam masyarakatnya. Untuk dilakukan setelah terjadi itu masyarakat melakukan pengendalian penyimpangan, dimaksudkan untuk sosial terhadap para warganya sehingga memulihkan keadaan perilaku sebagian besar warga masyarakat berada dalam kerangka keteraturan sosial. Sedangkan apabila menurut caranya, tedapat pengendalian sosial Dalam masyarakat orang dikendalikan 1. Persuasif, yakni yang dilakukan dengan terutama dengan mensosialisasikan mereka mengajak atau mendidik dengan nilai dan norma sosial sehingga 2. Represif, dilakukan dengan mereka menjalankan peran-peran sesuai menggunakan tekanan sosial, paksaan, harapan sebagian besar warga masyarakat, atau bahkan kekerasan melalui penciptaan kebiasaan dan rasa senang. Menurut Soetandyo Wignyosubroto, sarana utama pengendalian sosial adalah sanksi, Namun dalam kenyataannya, meskipun yaitu suatu bentuk penderitaan yang secara nilai dan norma sosial itu telah sengaja dibebankan oleh masyarakat. disosialisasikan, tetap saja terjadi Individu yang telah menyimpang penyimpangan. Hal ini menunjukkan dikenakan sanksi, dan yang diperkirakan bahwa sosialisasi saja tidak cukup untuk akan menyimpang diancam dengan sanksi. terciptanya keteraturan sosial. Norma- Secara umum sanksi ada tiga macam: (1) norma sosial itu tidak cukup kuat
PENYIMPANGAN DAN PENGENDALIAN SOSIAL AGUS SANTOSA Halaman 12
sanksi ekonomi, (2) sanksi fisik, dan (3) 2. Tekanan sosial sanksi psikologis. Individu akan menerima tekanan sosial tertentu apabila perilakunya tidak Mengapa masyarakat melakukan konformis dengan harapan-harapan pengendalian sosial? masyarakat. 1. Eksploitasi, pengendalian sosial Tekanan sosial dapat dilakukan dengan dimaksudkan untuk mengendalikan cara-cara: membujuk, meperolok, situasi sehingga tidak mengancam mempermalukan, mengucilkan, dan kepentingan-kepentingan yang telah sebagainya. Cara-cara demikian tertanam kuat (vested interested) memang cukup efektid pada kelompok 2. Regulatif, pengendalian sosial primer. dilakukan agar dicapai keteraturan Pada kelompok sekunder, tekanan- sosial, sehingga warga masyarakat tekanan sosial dilakukan dengan mudah menyesuaikan dirinya dengan peraturan resmi, standardisasi, tujuan-tujuan masyarakat, termasuk propaganda, human engineering, mudah dalam memenuhi kebutuhan- reward dan hukuman. Cara-cara ini kebutuhan hidupnya akan lebih efektif kalau didukung oleh 3. Konstruktif, pengendalian sosial kelompok primer. dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan dan kebudayaan ke arah Tekanan sosial seperti pada kelompok yang diharapkan oleh sebagaian besar primer tidak efektif pada kelompok masyarakat sekunder. Mengapa demikian?
Cara-cara pengendalian sosial: Kebutuhan orang pada kelompok
1. Sosialiasi sekunder bukanlah kebutuhan Para anggota masyarakat emosional, maka jika kelompok disosialisasikan untuk menjalankan sekunder tidak lagi dapat memenuhi peran sesuai dengan harapan kebutuhannya yang ditinggalkan saja. masyarakat. Orang sering tidak bersedih kehilangan Melalui sosialisasi seseorang kelompok sekunder. menginternalisasikan nilai-nilai sehingga menjadi bagian dari perilaku Bahasa sebagai alat pengendalian otomatisnya. sosial Dengan kata lain, sosialisasi Menurut para penganut teori membentuk kebiasaan, keinginan dan interaksionisme simbolik, bahasa adalah tata cara yang sangat membantu dalam konstruksi kenyataan sosial. mengambil keputusan “apakah dan Penggunaan bahasa diyakini dapat harus bagaimanakah” melakukan mengubah cara pandang seseorang. aktivitas (termasuk kapan bangun pagi, Penggunaan bahasa-bahasa tertentu kapan tidur, bagaimana bentuk (istilah-istilah) dapat merupakan potongan rambut laki-laki, bentuk tekanan sosial bagi pihak-pihak tertentu potongan rambut perempuan, prosedur dalam masyarakat sehingga perilakunya memperoleh pasangan hidup, dan dapat dikendalikan. seterusnya). Bahasa sebagai alat tekanan sosial melalui eufemisme (penghalusan bahasa) ataupun plesetan (redefinition).
PENYIMPANGAN DAN PENGENDALIAN SOSIAL AGUS SANTOSA Halaman 13
3. Kekuatan/paksaan fisik masyarakat yang melakukan Apabila cara-cara pengendalian sosial pelanggaran terhadap norma-norma melalui sosialisasi dan tekanan sosial hukum. Keputusan pengadilan di tidak lagi efektif, maka adalah yang samping berdasarkan norma hukum, tertua dan terkini: paksaan fisik, resmi juga mempertimbangkan nilai-nilai maupun tidak resmi. kepatutan dan kesusilaan yang berlaku, hidup dan berkembang dalam D. Peran lembaga (pranata) sosial dalam masyarakat. mengendalikan perilaku menyimpang 3. Adat istiadat Adat istiadat pada umumnya Di antara sekian lembaga sosial yang ada mengandung norma-norma yang dalam masyarakat, adalah regulative bersumber pada ajaran-ajaran agama institution yang secara tegas berfungsi atau keyakinan masyarakat. Adat sebagai kontrol sosial, misalnya: lembaga istiadat memiliki peran penting dalam kepolisian, pengadilan, adat, lembaga- pengendalian sosial karena dapat saja lembaga perwakilan rakyat di mana di orang lebih menghormati dan taat dalamnya ada para tokoh masyarakat, dan kepada adat dari pada terhadap hukum sebagainya. tertulis. Namun, adat istiadat juga dapat melengkapi aturan-aturan hukum Beberapa lembaga juga sering disebut tertulis. lembaga resosialisasi. Misalnya rumah 4. Agama singgah, penjara, dst. Mengapa Di dalam agama terdapat ajaran tentang resosialisasi? Beberapa anggota masyarakat perbuatan yang dilarang dan perbuatan memiliki perilaku yang menyimpang atau yang dianjurkan, diperintahkan tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ataupun diperbolehkan. Dalam ajaran berlaku dalam kelompok/masyarakat, agama juga terdapat system sanksi dan mulai dari yang sekedar berbeda, unik, ganjaran atau pahala. Perbuatan- bahkan jahat. Melalui proses resosialisasi perbuatan yang dilarang agama nilai-nilai lama yang dianut oleh seseorang diklasifikasikan sebagai perbuatan dosa dicabut dan digantikan dengan nilai-nilai yang diancam dengan hukuman atau baru yang sesuai dengan harapan sebagian siksa neraka di akhirat. besar anggota masyarakat. 5. Lembaga pendidikan Melalui pendidikan orang mempelajari, Berikut ini lembaga-lembaga yang mengakui dan membiasakan diri berfungsi dan berperan dalam proses bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan pengendalian sosial, antara lain: norma sosial yang berlaku dimasyarakatnya, sehingga lembaga 1. Lembaga kepolisian pendidikan memegang peran penting Lembaga ini terutama menangani dalam pengendalian sosial. penyimpangan terhadap aturan-aturan 6. Tokoh masyarakat atau hukum tertulis, dengan cara Tokoh masyarakat adalah individu- menangkap, memeriksa/menyidik dan individu yang memiliki kemampuan, selanjutnya mengajukan pelaku pengetahuan, perilaku, usia, atau penyimpangan ke pengadilan. kedudukan yang dipandang penting 2. Pengadilan oleh anggota masyarakat. Peran tokoh Pengadilan memiliki fungsi membuat masyarakat dalam pengendalian sosial keputusan hukum terhadap warga antara lain: mendamaikan persilisihan,
PENYIMPANGAN DAN PENGENDALIAN SOSIAL AGUS SANTOSA Halaman 14
memberikan nasehat kepada warga 6. Toleransi petugas pengendalian sosial yang telah/akan melakukan penyim- terhadap pelangggaran/ penyimpangan pangan, dan sebagainya. yang terjadi. Dalam hal ini toleransi petugas E. Efektivitas pengendalian sosial pengendalian sosial sering dipengaruhi oleh: Apakah pengendalian sosial itu selalu a. ekstrim tidaknya pelanggaran/ efektif untuk mendorong atau memaksa penyimpangan (pelanggaran- warga masyarakat agar selalu conform pelangaran yang kecil atau ringan- dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial ringan saja cenderung diberi (yang dengan demikian menyebabkan toleransi, atau petugas berpura- masyarakat selalu berada dalam keadaan pura tidak melihatnya, berbeda tertib)? dengan pelanggaran yang berat) b. keadaan/situasinya (misalnya Ternyata tidak. Sebagaimana halnya dalam keadaan darurat; beberapa dengan proses sosialisasi. Usaha perilaku yang dalam keadaan pengendalian sosial pun tidak selalu normal diperhitungkan sebagai berhasil, untuk menjamin terselenggaranya pelanggaran berat, dalam keadaan keteraturan sosial. darurat atau kritis mungkin saja dianggap “tidak apa-apa”, atau Menurut Soetandyo Wignyosubroto ada sebaliknya, pelanggaran yang beberapa faktor dalam masyarakat yang dalam situasi normal tidak apa-apa, ikut menentukan efektif atau tidaknya tetapi dalam situasi krisis pengendalian sosial, yaitu: diperhitungkan sebagai 1. Menarik-tidaknya kelompok bagi pelanggaran berat) anggota-anggotanya; semakin menarik, c. status atau reputasi pelanggar/ suatu kelompok semakin efektif dalam penyimpang (sering orang-orang melakukan pengendalian sosial penting atau yang berstatus 2. Otonomi-tidaknya kelompok; semakin superior, popular, dan sebagainya otonom suatu kelompok (yang ditandai mempengaruhi sikap subjektif para oleh kesadaran para anggota kelompok aparat pengendalian sosial, mereka bahwa di luar kelompoknya tidak dapat saja mendapatkan perlakuan- terdapat banyak kelompok serupa) perlakuan yang khusus dan maka pengendalian sosial semakin istimewa) efektif d. azazi tidaknya nilai yang 3. Beragam tidaknya norma yang berlaku terkandung dalam norma yang dalam kelompok; semakin banyak dilanggar, jika dianggap azazi norma semakin besar potensi terjadinya maka toleransi petugas anomie pengendalian sosial rendah. 4. Besar kecilnya kelompok; semakin besar kelompok, pengendalian sosial semakin tidak efektif 5. Anomie-tidaknya kelompok; semakin anomie pengendalian sosial semakin tidak efektif
PENYIMPANGAN DAN PENGENDALIAN SOSIAL AGUS SANTOSA Halaman 15