Anda di halaman 1dari 20

SISTEM KELISTRIKAN MOBIL.

“RELAY, LAMPU, SWITCH, FUSE, KUNCI KONTAK, WIPER) DAN MOTOR


STARTER”

Oleh:

Nama : Erwin Hidayat

BP : 1801011044

Kelas : 2D

Dosen : Rakiman , ST.,MT

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI PADANG

2020
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada  zaman modern kendaraan pada roda 4 sudah banyak di produksi oleh pabrik-pabrik
otomotif dan sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya alat transportasi yang membutuhkan.
Kendaraan roda 4 aatau alat transportasi membutuhkan peralatan-peralatan alat kunci agar
montir-montir  dapat bekerja dengan lancer. Apa bila kendaraan tidak pernah di rawat maka
kendaraan itu sendiri terjadi kerusakan dan bila kendaraan sudah rusak maka kendaraan
membutuhkan  perbaikan dari bengkel-bengkel yang tersedia biaya  yang sesuai dengan
kerusakan pada kendaraan  maka dari itu kendaraan perlu  mendapatkan perawatan yang baik
intensip agar berkendara tidak rusak.

1.2 Tujuan
1.Mengetahui apa itu relay, sebutkan jenis relay yang di pakai di mobil/kenderaan apa
fungsinya, dan manfaat menggunakan relay
2. Mengetahui wiring diagram lampu pada mobil dan perawatannya,
3. Mengetahui apa itu switch, fuse, kunci kontak, wiper, apa fungsi masing-masingnya
dan bagaiman perawatannya
4. Mengetahui apa itu motor starter, apa fungsinya dan bagaimana cara kerja, serta
perawatannya.
PEMBAHASAN

2.1 Relay
1. Pengertian Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni
Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch).
2. Jenis-jenis relay
a. Jenis relay berdasarkan posisi awal dari kontak pointnya
dibagi menjadi dua yaitu tipe Normally Close (NC) dan tipe Normally Open (NO).
1. Relay tipe Normally Close atau NC yaitu relay yang kondisi awalnya sebelum
diaktifkan akan berada pada posisi terhubung atau menutup (close).
2. Relay tipe Normally Open atau NO yaitu relay yang kondisi awalnya sebelum
diaktifkan akan berada pada posisi terputus atau terbuka (open).

b. Jenis relay berdasarkan jumlah Pole dan Throw


Pada relay juga terdapat pole dan throw. Pole artinya yaitu banyaknya kontak
yang dimiliki oleh relay, sedangkan throw artinya banyaknya kondisi yang dimiliki
oleh kontak point.
Jenis relay berdasarkan jumlah pole dan throw nya dibagi menjadi empat yaitu :
1. Relay tipe Single Pole Single Throw (SPST)
Relay tipe Single Pole Single Throw (SPST) ini memiliki empat kaki
terminal, dua kaki terminal sebagai kontak point (saklar) dan dua terminal lainnya
untuk kumparan elektromagnet. Dua terminal yang digunakan sebagai kontak
point satu sebagai pole dan satu lagi sebagai throw.

2. Relay tipe Single Pole Double Throw (SPDT)


Relay tipe Single Pole Double Throw (SPDT) ini memiliki lima kaki
terminal, tiga kaki terminal digunakan sebagai kontak point (saklar) dan dua kaki
terminal lainnya digunakan sebagai kumparan elektromagnet. Tiga terminal yang
digunakan sebagai kontak point satu sebagai pole dan dua sebagai throw.

3. Relay tipe Double Pole Single Throw (DPST)


Relay tipe Double Pole Single Throw (DPST) ini memiliki memiliki enam
kaki terminal, emapat kaki sebagai terminal kontak point (saklar) dan dua kaki
terminal lainnya digunakan sebagai kumparan elektromagnet. Empat terminal
yang digunakan sebagai kontak point yang terdiri dari dua pasang saklar single
pole double throw.

4. Relay tipe Double Pole Double Throw (DPDT)


Relay tipe Double Pole Double Throw (DPDT) ini memiliki delapan buah
terminal,  enam terminal digunakan sebagai kontak point (saklar) dan dua
terminal digunakan sebagai kumparan elektromagnet. Enam terminal yang
digunakan sebagai kontak point yang terdiri dari dua pasang saklar single pole
double throw.

\
3. Manfaat Memasang Relay
Pemasangan relay pada instrumen kelistrikan mobil biasanya dipasangkan pada
rangkaian sistem kelistrikan mobil yang membutuhkan arus besar seperti headlamp,
horn / klakson, sistem AC, sistem radiator dan lain sejenisnya.
a. Memperpanjang usia saklar / sebagai saklar otomatis
Dengan mengaplikasikan relay pada sistem kelistrikan yang membutuhkan arus
besar, maka arus listrik tidak akan melewati saklar lagi karena setelah dipasang relay,
fungsi saklar hanyalah sebagai pembangkit induksi magnet didalam relay, sedangkan
arus nya akan langsung dialirkan dari baterai ke beban ( lampu, horn, kompressor AC
dll ). Dengan demikian terjadinya bunga api didalam saklar / switch saat kita
menyalakan sistem kelistrikan bisa diminimalkan sekecil mungkin atau bahkan tidak
terjadi percikan bunga api. Nah karena itu saklar lampu lampu tidak akan mudah
rusak.
b. Mengurangi hambatan arus / menaikkan arus

Dengan ditambahnya relay pada sistem kelistrikan akan membuat daya yang
berasal dari baterai akan langsung diterima beban seperti lampu mobil, klakson dan
lain sebagainya tanpa harus melalui saklar lagi, Dengan demikian bisa kita simpulkan
penambahan relay ini dapat memperpendek sirkuit / rangkaian sehingga membuat
arus listrik tidak berkurang / melemah. Dengan begitu nyala lampu akan menjadi
lebih terang dan juga jika diaplikasikan kedalam rangkaian klakson, suara klakson
akan lebih nyaring.

c. Pengaman rangkaian kelistrikan

Sama halnya dengan fuse atau sekring, relay yang dipasang didalam sistem
rangkaian kelistrikan mobil juga memiliki fungsi layaknya fuse yakni sebagai
pengaman sirkuit dari arus pendek.
2.2 Lampu
a. Diagram Wiring Lampu Kepala

Diagram kawat atau wiring diagram adalah gambar kerja/gambar diagram


sederhana yang menggambarkan rangkaian pengkabelan atau pengkawatan peralatan
elektronik dengan bantuan simbol-simbol dalam bentuk yang disederhanakan.

b. Komponen Rangkaian Lampu Kepala

1. Aki Mobil/Baterai berfungsi untuk menyimpan dan menyediakan tenaga listrik bagi
mobil termasuk untuk menyalakan starter, rangkaian lampu kepala serta komponen
kelistrikan mobil lainnya, selain itu aki juga berfungsi sebagai tempat untuk menstabilkan
tegangan listrik di mobil.

2. Wiring / Harness / Rangkaian kabel lampu kepala adalah susunan kabel penghantar
yang dirangkai sedemikian rupa dan menjadi satu sehingga bisa membentuk
rangkaian lampu kepala. Rangkaian kabel ini berfungsi untuk menghubungkan tiap-
tiap komponen yang ada pada rangkaian lampu kepala.
3. Sekring/ Fuse berfungsi sebagai pengaman kerusakan rangkaian sistem kelistrikan
akibat terjadinya hubungan singkat (short). Pada rangkaian lampu kepala diatas,
terdapat dua sekring, yaitu sekring pada saklar kunci kontak (IG Switch) serta pada
Relay lampu kepala.
4. Main switch / saklar utama ini terdapat pada IG Switch , berfungsi untuk
menyambung dan memutuskan arus listrik yang mengalir dari baterai menuju saklar
kombinasi untuk lampu kepala.
5. Saklar kombinasi / Combination switch ini merupakan saklar pembagi untuk masing-
masing lampu kepala. Saklar ini berfungsi untuk menyalakan lampu atau mematikan
lampu serta memisahkan jalur rangkaian untuk lampu jauh dan untuk lampu dekat.
6. Relay pada rangkaian lampu kepala berfungsi sebagai pengaman dan saklar yang
bekerja secara elektromagnetik. Relay ini berfungsi untuk mencegah kerusakan pada
saklar kombinasi akibat besarnya aliran arus listrik yang dibutuhkan oleh masing-
masing lampu kepala.
7. Lampu Jauh (High Beam) adalah lampu kepala yang berfungsi untuk menerangi
jalan dengan jarak yang cukup jauh. Lampu jauh memiliki jarak pancar sekitar 100-
300 meter dan umumnya memiliki watt yang lebih besar (60w atau 100w)
8. Lampu Dekat (Low Beam) adalah lampu kepala yang berfungsi untuk menerangi
jalan yang jaraknya dekat. Lampu dekat ini memiliki jarak pancar sekitar 40-100
meter, dan umumnya memiliki watt lampu yang lebih kecil dibanding lampu jauh
(55w atau 90w)

c. Cara Kerja Rangkaian Lampu Kepala

Saat saklar kombinasi di hidupkan ke salah satu rangkaian lampu kepala,


maka arus listrik dari aki / baterai akan mengalir ke saklar utama menuju saklar
kombinasi dan masuk kedalam relay. Akibatnya, pada kumparan relay (kumparan
yang ada diantara terminal 85 dan 86) akan muncul gaya magnet. Gaya magnet yang
dihasilkan kumparan tadi akan menarik saklar yang ada didalam relay (saklar yang
ada diantara terminal 30 dan 87) sehingga arus listrik bisa mengalir melalui saklar
tersebut. Dengan demikian, maka aliran listrik dari baterai akan mengalir langsung ke
lampu kepala dan membuat lampu kepala menyala.

d. Pemeriksaan, Penyetelan dan Perawatan Lampu pada Mobil


Pemeriksaan lampu kepala:

1. Apabila sinar lampu kurang terang, periksa keadaan baterai.Mungkin arusnya


lemah atau hubungan dengan terminal - terminal baterai longgar.
2. Apabila sinar lampu kepala berkedip - kedi, periksa kabel - kabel, isolator kabel,
kedudukan lampu - lampu, dan sambungan - sambungan kabelnya. Kabel- kabel
yang hampir putus, isolator kabel yang sudah rusak, lampu - lampu tidakterpasang
dengan baik pada kedudukannya, dan sambungan - sambungan kabel yang
longgar dapat mengakibatkan lampu kepala berkedip - kedip.
3. Apabila lampu kepala tidak menyala, periksa keadaan lampu dan
sekeringnya.Lampu yang filamennya terbakar atau sekeringnya putus akan
mengakibatkan lampu tidak menyala.
4. Apabila sekeringnya putus maka gantilah dengan sekering yang mempunyai
kekuatan amper sama
5. Apabila sekering cepat putus, carilah sebab - sebabnya dengan cara sebagai
berikut:
a. sekering putus pada saat pedal rem diinjak, mungkin kerusakan terletak
pada tombol dan terjadi hubungan singkat pada lampu.
b. Sekering putus pada saat lampu kepala dinyalakan kemungkinan besar
karena tombol rusak atau terjadi hubung singkat pada kabel - kabel lampu
tersebut.
c. Sekering putus pada saat mobil berguncang, kemungkinan ada beberapa
isolator yang rusak sehingga apabila mobil berguncang pada bagian -
bagian tersebut terjadi hubung singkat.
d. Sekering putus pada saat transmisi dipindahkan ke posisi mundur,
mungkin kerusakan terjadi pada tombol lampu mundur.

Pemeriksaan, penyetelan dan perawatan lampu kepala:

1. Jika sinar lampu kurang terang, periksa keadaan reflektornya. Pada lampu sistem
eropa reflektor yang sudah lama sering buram atau berkarat. Pada lampu sistem
amerika yang sudah lama bagian atas reflektornya dapat menjadi hitam karena
penguapan bahan filamen.
2. Ukurlah tegangan dengan voltmeter pada saat lampu dihidupkan antara kaki masa
dan kaki filamen. Jika tegangan turun sinar lampu menjadi redup. Tegangan
lampu turun karena ada kerugian tegangan pada pengabelannya.
3. Periksa pengabelan lampu dan sambungan masa kabel lampu kepala.
4. Jika sinar lampu sudah normal lakukan penyetelan. Perhatikan dan penuhi syarat
penyetelan lampu kepala.
5. Tempatkan mobil tegak lurus terhadap papan penyetel. Jarak lampu terhadap
papan tergantung pada jenis lampu kepala. Untuk menentukan jenis lampu kepala
tersebut perhatikan garis kaca pada biasnya. Untuk lampu kepala sistem eropa
jarak lampu ke papan penyetel kurang lebih 5 meter. Untuk lampu kepala sistem
amerika jarak lampu ke papan penyetel kurang lebih 7,5 meter.
6. Ukurlah tinggi tengah - tengah lampu pada mobil kemudian atur tali yang
melintang pada papan dengan ketinggian (H - 10% H )= h.
7. Tempatkan tanda -tanda tegak lurus pada papan penyetel segaris dengan sumbu
lampu - lampu mobil.
8. Tutup salah satu lampu kepala dengan kain atau tutup fender, nyalakan lampu
dekat ( dipped beam) dan perhatikan proyeksi sinar pada papan.
2.3 Switch, fuse, kunci kontak, wiper,
a. Switch

1. Pengertian
Saklar pada sistem kelistrikan berfungsi untuk memutus dan
menghubungkan sistem kelistrikan. Dengan adanya saklar, maka setiap komponen
dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan oleh pengemudi. Saklar pada mobil
memiliki 2 ( dua ) jenis pengendali, yaitu :
a. Pengendali Positif
Saklar jenis pengendali positif ini terletak pada jalur positif arus listrik. Fungsinya
menghubungkan dan memutuskan arus listrik Positif (+).
b. Pengendali Negatif
saklar jenis pengendali negatif ini terletak pada jalur negatif arus listrik. Fungsi
menghubungkan dan memutus arus listrik Negatif (-).

2. Fungsi
Saklar pada sistem kelistrikan berfungsi untuk memutus dan
menghubungkan sistem kelistrikan.

3. Perawatan
Untuk perawatan saklar adalah dengan cara selalu mengecek bagian-
bagian kabel yang terhubung dengan saklar,periksa apakah kabel-kabel yang
tersambung dengan kuat atau tidak.

b. Fuse (Sekering)

1. Pengertian

Fuse berfungsi sebagai pengaman dalam Rangkaian Elektronika ataupun


juga perangkat listrik. Fuse (Sekering) ini pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat
yang halus dan pendek yang akan meleleh serta terputus apabila dialiri oleh Arus
Listrik yang berlebihan / juga apabila terjadi hubungan arus pendek (short circuit)
Didalam sebuah peralatan listrik (Elektronika). Dengan putusnya Fuse (sekering)
tersebut, Arus listrik yang berlebihan itu tidak akan dapat masuk ke dalam
Rangkaian Elektronika sehingga tidak akan merusak komponen-komponen yang
terdapat dalam sebuah rangkaian Elektronika yang berkaitan. Karena fuse sendiri
fungsinya ialah untuk melindungi peralatan listrik dan juga peralatan Elektronika
dari kerusakan akibat arus pendek atau juga listrik yang berlebihan, Fuse  ini juga
sering disebut ialah sebagai Pengaman Listrik.
Fuse (Sekering) sendiri terdiri dari 2 Terminal serta biasanya dipasang
dengan secara Seri dengan Rangkaian Elektronika atau juga Listrik yang akan
dilindunginya sehingga jikaFuse (Sekering) tersebut terputus maka akan terjadi
yang disebut dengan “Open Circuit” yang memutuskan hubungan aliran listrik
supaya arus listrik tersebut tidak dapat mengalir masuk ke dalam Rangkaian yang
dilindunginya.

2. Simbol Fuse dan Cara pemasangan Fuse

Bentuk Fuse (Sekering) yang paling sering ditemukan ialah pada


berbentuk tabung (silinder) serta juga Pisau (Blade Type). Fuse yang berbentuk
tabung atau/ silinder tersebut sering ditemukan di peralatan listrik Rumah Tangga
sedangkan jika Fuse yang berbentuk Pisau (blade) ini lebih sering digunakan
padabidang Otomotif (kendaraan bermotor).

Nilai Fuse tersebut biasanya tertera pada badan Fuse itu sendiri maupun
diukir pada Terminal Fuse, nilai Fuse itu diantaranya terdiri dari

1. Arus Listrik dalam satuan Ampere (A)


2. miliAmpere (mA)
3. Tegangan dalam satuan Volt (V)
4. miliVolt (mV).

Didalam Rangkaian Eletronika atau jgua Listrik, Fuse atauSekering ini


sering dilambangkan dengan huruf “F”.

3. Jenis-Jenis Fuse

Berdasarkan fungsinya Fuse tersebut dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :

1. fuse tipe blade / wedge


Fuse blade adalahsalah satu jenis sekering yang paling sering dan
banyak digunakan, karena sekering tipe blade ini dirancang dengan
elemen metal serta lebih kompak dan juga rumah pelindug yang
tembus pandang, sehingga pada saat putus akan terlihat dan juga fuse
ini memiliki warna untuk memperudah . Selain dari itu fuse tipe ini
juga mempunyai beberapa keuntungan yaitu :
1. Lebih ringan
2. Bagian yang berhubungan lebih luas
3. Tidak mudah pecah dan anti shock (terbakar)
4. Lebih tahan terhadap arus yang terputus-putus
2. fuse cartridge /glass
Sekring diidentifikasikan dengan berdasarkan kapasitas padda masing
masing jenis, untuk tipe cartridge dapat dilihat pada ujung logam
penutup tabung kaca yang menampilkan angka penunjuk kapasitas
sekring.

4. Prinsip Kerja Fuse

Fuse merupakan alat perlindungan yang paling umum. Fuse tersebut


dipasang dalam rangkaian listrik, pada sat aliran arus melebihi beban
maksimumnya maka si fuse akan putus atau juga meletus. Elemen di dalam fuse
mencair, membuka rangkaian serta juga mencegah komponen lain rusak oleh
karena arus yang berlebih. Ukuran elemen metal fuse tersebut membedakan
nilainya.Yang perlu diingat kelebihan arus tersebut menyebabkan kelebihan
panas, serta panasnya itulah yang menyebabkan rangkaian putus bukan karena
arusnya.

5. Faktor Penyebab Fuse Rusak

-Over load
merupakan arus yang mengalir pada suatu rangkaian lebih dari kapasitas
maksimal fuse.

-Short Circuit
adalah adanya hubung singkat dirangkaian sehingga arus yang mengalir ke
fuse tersebut melebihi kapasitas fuse.
c. Kunci Kontak

Kunci kontak merupakan serangkaian sistem kunci pada kendaraan yang


terhubung dengan ignition switch. Ignition Switch sendiri adalah rangkaian sakelar
khusus dalam sistem kontrol kendaraan bermotor yang berfungsi untuk menghubungkan
atau memutuskan sistem kelistrikan utama dari sumber energi listrik di kendaraan.
Ignition Switch terhubung langsung dengan Cylinder key yang di desain khusus agar
cylinder key tersebut hanya bisa digunakan oleh satu desain key (anak kunci) saja. Jadi
ketika key diputar sesuai posisi pada cylinder key (sering disebut kunci kontak), maka
ignition switch tersebut akan berputar sesuai dengan posisi yang sama dengan cylinder
key.

a. Komponen Kunci Kontak

1. Key ; merupakan anak kunci khusus yang hanya bisa digunakan pada cylinder key
yang cocok saja. Digunakan untuk menggeser posisi ignition switch ke posisi LOCK,
ACC, ON, atau START.

2. Cylinder Key ; merupakan slot kunci. Jika Key yang digunakan cocok dengan Cylinder
key, maka cylinder key dapat bebas bergerak, jika tidak cocok maka ia tetap terkunci.

3. Ignition Switch ; Merupakan rangkaian saklar khusus yang akan menghubungkan


seluruh sistem kelistrikan di mobil dengan aki/ baterai sebagai sumber listrik.

b. Fungsi Kunci Kontak

Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada


rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem di kendaraan. Kunci kontak pada
kendaraan memiliki 3 atau lebih terminal. Terminal utama pada kontak adalah terminal B
dihubungkan ke baterai, Terminal IG/ON dihubungkan ke koil pengapian dan beban lain-
lain yang membutuhkan, terminal ST dihubungkan ke selenoid starter. Jika kunci kontak
tersebut memiliki 4 terminal, maka terminal yang ke 4 tersebut adalah terminal ACC
yang terhubung dengan accesoris kendaraan seperti radio, tape , dan lain-lain.
Berikut adalah posisi dan terminal-terminal yang kerap ada pada kunci kontak
kendaraan:

1. Lock adalah posisi untuk melepas key (anak kunci) serta mengunci
posisi setir mobil sehingga setir tidak dapat diputar. Selain setir
terkunci, posisi LOCK ini juga akan memutuskan semua hubungan
rangkaian kelistrikan dari aki/baterai, sehingga tidak ada
komponen dan sistem listrik di mobil yang aktif.

2. ACC merupakan singkatan dari ACCESSORY yang berarti


aksesoris. Ketika Key diputar ke posisi ACC ini, maka akan terjadi
hubungan antara aki/baterai dengan beberapa sistem aksesoris di
mobil seperti radio, tape, cigarret lighter, dan lain-lain.

3. Posisi IG / ON adalah posisi yang akan menghubungkan


aki/baterai dengan seluruh sistem kelistrikan di mesin, termasuk
sistem EFI, sistem pengisian, sistem bahan bakar, dan lain-lain.
Pada posisi IG / ON maka indikator lampu di dashboard berupa
check engine, lampu oli, lampu aki, temperatur, semuanya akan
menyala.

4. Posisi ST adalah posisi STARTER. Jadi, ketika key diputar kearah


ST ini maka aki/baterai akan terhubung dengan motor starter
sehingga motor starter berputar dan menghidupkan mesin.
Umumnya, posisi key akan segera kembali keposisi IG/ON setelah
key kita lepas dari pegangan tangan.
d. Wiper

Wiper adalah salah satu piranti yang digunakan untuk membersihkan kaca
sehingga kaca bisa bersih dan memaksimalkan jarang pandang pengendara. Wiper
berfungsi membersihkan kotoran yang berada di kaca baik air hujan ataupun
kotoran lainnya. Wiper terpasang di depan dan belakang mobil memiliki bagian
yang berfungsi sedemikian rupa sehingga wiper dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Berikut adalah beberapa bagian dari wiper.

Tips merawat wiper

Cara sederhana untuk melihat apakah wiper masih layak dipakai adalah dengan
menyemprotkan washer fluid ke kaca. Lalu cobalah sapu air itu dengang menggunakan
wiper. Kemudian perhatian dengan seksama. Wiper yang rusak selalu meninggalkan
jejak, dan gurat-gurat saat menyapu air.

supaya usia pakai wiper panjang dan awet, Anda dapat melakukan tips sederhana berikut
ini:
1. Selalu periksa kondisi wiper, walau tidak digunakan sekalipun. Pastikan bilah karetnya
masih mulus dan lentur.
2. Sesekali, lap karet wiper dengan plas chamois. Hal ini berfungsi untuk membersihkan
bagian tersebut dari debu atau bahkan minyak yamg menempel.
3. Poles karet wiper dengan cairan pelindung secara rutin. Usahakan untuk menggunakan
sabun khusus wiper supaya tetap mulus saat digunakan.
4. Saat parkir di tempat yang panas, selalu angkat wiper agar tidak menempel pada kaca dan
membuatnya mudah panas.
5. Jika ganti, beli wiper yang sesuai dengan mobil Anda. Pastikan melakukan pengecekan
karet wipernya, ukurun, serta memilih produk yang dapat berfungsi dengan baik.
Tujuannya tentu untuk memperpanjang usia pakai wiper.
2.4 Motor Starter

a. Pengertian

Sistem starter adalah sebuah perangkat mekatronika yang tergabung antara mekanikal
dan energi kelistrikan untuk memicu mesin supaya bisa hidup secara berkesinambungan.

b. Komponen motor starter

1. Solenoid/Sakelar Magnet (Magnetic Switch)

Solenoid dipakai untuk menyambungkan dan melepaskan pinion gear ke


dari ring gear flywheel, sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuit
motor starter melalui teminal utama (terminal 30 dan C). Di dalam saklar magnet
terdapat dua kumparan, yaitu:

a. Pull In Coil merupakan suatu kumparan yang apabila dialiri arus listrik
menimbulkan medan magnet yang berfungsi untuk mendorong plunyer sehingga
gear pinion berhubungan dengan fly wheel.
b. Hold In Coil termasuk suatu kumparan yang jika dialiri arus listrik
menimbulkan medan magnet yang berfungsi untuk menahan plunyer sehingga
mempertahankan gear pinion dengan fly wheel tetap berkaitan.

2. Armature (Rotor) dan Shaft (Poros)

Armature tersusun atas sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi
slot-slot, poros, komutator serta kumparan armature. Armature fungsinya untuk
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik (gerak), dalam bentuk gerak
putar. Armatur terkadang juga disebut dengan angker.

3. Yoke dan Pole Core

Yoke terbuat dari logam yang berbentuk silinder dan fungsinya sebagai
tempat pole core yang diikat dengan sekrup. Pole core fungsinya sebagai
penyangga field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh field
coil.
4. Field Coil (Kumparan Medan)

Field Coil terbuat dari suatu lempengan tembaga, dengan maksud dapat
memungkinkan mengalirnya arus listrik yang cukup kuat/besar. Field coil ini
berfungsi untuk membangkit medan magnet.
5. Brush (Sikat) dan Brush Holder (Pemegang Sikat)

Brush atau sikat terbuat dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk
meneruskan atau menyalurkan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung
ke massa melalui komutator. Pada dasarnya, starter memiliki empat buah brush,
yang dikelompokkan menjadi dua:
a. Dua buah brush dikenal dengan brush positif yang digunakan untuk
menghubungkan arus dari field coil ke armatur dan brush.
b. Dua buah brush lainnya dikenal dengan brush negatif yang digunakan untuk
menghubungkan arus dari armatur ke massa.
6. Armature Brake

Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah


lepas dari perkaitan dengan ring gear pada roda gila (fly wheel).

7. Drive Lever/Shift Fork (Tuas Penggerak)

Drive lever meneruskan gerakan dari plunyer solenoid untuk


menggerakkan roda gigi pinion. Drive lever fungsinya untuk mendorong atau
menghubungkan pinion gear ke arah posisi berkaitan dengan ring gear pada fly
wheel, serta melepas perkaitan pinion gear dengan ring gear pada fly wheel.
8. Kopling Starter/Starter Clutch (Overrunning Clutch)

Kopling starter berfungsi untuk meneruskan momen putar armatur shaft


kepada fly wheel melalui roda gigi pinion, sehingga fly wheel dapat ikut berputar.
Kopling starter juga berfungsi sebagai pengaman dari armature coil (mengecah
kerusakan starter) bilamana putaran mesin yang tinggi cenderung memutarkan
balik pinion gear. Kopling starter akan melepaskan dengan sendirinya bila putaran
fly wheel (putaran mesin) lebih besar daripada putaran gear pinion (putaran
starter).

9. Gigi Pinion dan Helical Spline

Gigi pinion dan ring gear meneruskan daya putar starter ke mesin. helical
spline mengubah daya putar dai motor ke tuas pinion dan menyebabkan
perkaiatan dan pelepasan gigi pinion dengan ring gear lebih lembut.

10. Reduction Gear

Reduction gear fungsinya meneruskan daya putar motor ke gigi pinion dan
meningkatkan torsi/momen putar dengan mengurangi putaran motor. Daya yang
dihasilkan berasio 1/3 sampai 1/4. Reduction gear normalnya dilengkapi dengan
built-in overrunning clutch (kopling starter yang menjadi kesatuan unit).
Reduction gear tersusun dari tiga gigi, yaitu drive gear, idle gear, dan clutch gear.

11. Planetari Gear

Unit planetari gear pada motor starter tipe planetari berfungsi sebagai gigi
pengreduksi, di mana meneruskan daya putaran dari armatur ke ring gear untuk
memutarkan engkol mesin. Planetari gear juga berfungsi mereduksi putaran
starter untuk meningkatkan momen putar/torsi.

c. Fungsi Motor Starter

Motor starter berfungsi untuk merubah energi yang dialirkan dari baterai menjadi
energi gerak (tenaga), yang mana energi gerak (tenaga dalam bentuk putaran) ini digunakan
untuk memutar poros engkol pertama kali agar mesin dapat menjalankan siklus kerjanya
(hidup).
Di motor starter ada sebuah gigi pinion, gigi pinion ini bisa maju mundur yang apabila aktif
maka gigi pinion akan maju dan berhubungan dengan ring gear pada fly wheel.
d. Cara Kerja Motor Starter

Di motor starter ada sebuah gigi pinion, gigi pinion ini bisa maju mundur yang
apabila aktif maka gigi pinion akan maju dan berhubungan dengan ring gear pada fly wheel.
Fly wheel ini berhubungan langsung dengan poros engkol. Biar lebih jelas bisa lihat
kontruksinya dibawah ini :
Pada fase ini, dorongan pull in coil bukan hanya menggerakan pinion. Namun juga
menggerakan pull in coil itu sendiri ke arah hold in coil. Akibat dorongan tersebut, hold in
coil juga terdorong ke arah solenoid switch contact.

Sampai-sampai arus listrik di terminal 30 motor starter, akan langsung mengalir


kedalam motor starter.

Didalam motor starter arus tersebut dialirkan ke field coil untuk membangkitkan
medan magnet, dan mengalir ke armature coil melalui brush. Karena ada aliran listrik
didalam medan magnet, hasilnya armature akan berputar untuk menggerakan flywheel.

Ketika mesin menyala, starter akan stop dengan menghentikan arus dari terminal 50.
Sehingga pull in coil lepas dan balik ke posisi semula. Dengan baliknya pull in coil, pinion
gear juga akan lepas kaitannya dengan flywheel dan putaran motor juga terhenti karena arus
listrik pada solenoid switch contact terputus.

Namun pinion gear sebenarnya didesain agar mundur secara otomatis saat putaran
flywheel lebih besar dari putaran starter. Fungsi ini ditunjukan untuk memudahkan proses
keterkaitan dan pelepasan pinion gear dengan roda gigi flywheel.

e. Pemeriksaan dan Perawatan Motor Starter

1. Lepas kabel dari terminal bagian bawah magnetic switch 


2. Lepas magnetic switch
3. Bongkar bagian - bagian motor starter
4. Periksa celah antara poros dan bantalan armature. Jika celah terlalu longgar, gantilah
bantalannya.
5. Periksa kerataan komutator. Bila aus atau tidak rata, segeralah perbaiki atau ganti.
6. Periksa kerataan permukaan komutator. Bila keadaannya tidak rata muka bagain ini
bisa diperbaiki dengan cara dibubut.
7. Periksa keausan permukaan armature. Jika permukaan armature sangat aus maka
sebaiknya diganti.
8. Periksa kedalaman segmen mika. Jika kedalaman mika dangkal sekali, segera
diperbaiki. Kedalaman segmen mika yang baik adalah antara 0,5 - 0,8 mm.
9. Periksa apakah ada hubungan singkat pada armature.
10. Periksa apakah terjadi hubung - singkat antara lilitan armature dengan massa. Jika
terjadi hubung singkat, maka harus segera diperbaiki atau diganti.
11. Periksa apakah terjadi hubung singkat pada segmen - segmen. Jika terjadi hubung
singkat maka harus segera diperbaiki atau diganti.
12. Periksa hubungan antara kawat dan tempat solderan dari sikat kumparan medan. Jika
tidak terdapat hubungan berarti terdapat kebocoran pada kumparan medan.
13. Periksa hbungan antara ujung kumparan medan dan rumah. Jika terdapat hubungan,
perbaiki dengan jalan mengisolasi kembali kumparan medan terhadap massa.
14. Periksa keausan roda gigi starter. Jika keausan roda gigi starter cukup parah,
segeralah ganti dengan yang masih baik.
15. Periksa keausan roda gigi kopling. Jika keausan terlalu besar, perbaiki atau ganti
dengan yang masih baik.
16. Periksa keausan roda gigi idel. Keausan roda gigi idel yang parah akan
mengakibatkan timbulnya suara tidak normal pada waktu motor starter bekerja.
17. Periksa sistem pengereman armature apakah masih berfungsi dengan baik. Jika siste
pengereman armature tidak dapat berfungsi dengan baik maka harus segera diperbaiki
atau diganti untuk mencegah kerusakan roda gigi starter (pinion).
18. Periksa gerakan sambungan - sambungan pada motor starter. Jika gerakan terasa
berat, beri pelumas secukupnya.
19. Rakit kembali bagian - bagian yang telah dibongkar dan rangkaikan kabel - kabelnya
seperti semula.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.teknik-otomotif.com/2017/09/fungsi-relay-dan-macam-macam-relay.html

https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/

https://bacabrosur.blogspot.com/2018/11/rangkaian-lampu-kepala.html

https://www.seva.id/blog/kenali-fungsi-relay-mobil/

http://fuad27.blogspot.com/2017/09/cara-merawatmemeriksa-dan-memperbaiki.html

https://bacabrosur.blogspot.com/2018/07/fungsi-kunci-kontak.html

Anda mungkin juga menyukai