Anda di halaman 1dari 2

Draft Flyer

Pasien COVID-19 yang Sembuh dan Pulang

Pasien COVID-19 yang Sembuh dan Pulang


Pada saat pasien dinyatakan boleh pulang, seyogyanya pasien dan keluarga gembira namun
pulang ke rumah dan lingkungan tempat tinggal mungkin mengalami stigma.

Self-Stigma adalah stigma yang muncul pada diri pasien, melabel dirinya seseorang yang
berpenyakit menular dan kekhawatiran dapat menularkan pada orang lain. Khawatir
dikucilkan, diasingkan oleh anggota keluarga, teman dan masyarakat mungkin dirasakan oleh
pasien. Demikian pula keluarga mungkin merasakan hal yang sama. Khawatir diisolasi oleh
tetangga, sanak saudara. Untuk itu edukasi arti sembuh dari COVID-19, kemungkinan
menularkan atau tertular kembali perlu dijelaskan sebelum pulang.

Public-stigma adalah aksi nyata oleh orang lain yang melabel pasien dan keluarganya
berbahaya untuk menularkan. Beberapa kejadian pasien pulang ke rumah, ketua RT dan RW
mengumumkan agar masyarakat tidak membesuk dan bertemu dengan pasien dan
keluarganya karena bahaya menularkan. Untuk hal ini maka diperlukan edukasi kepada
masyarakat luas agar jangan sampai terjadi pasien COVID-19 yang telah sembuh
menimbulkan masalah kesehatan jiwa dan psikososial.

Untuk itu diperlukan beberapa dukungan bagi pasien dan keluarga, asuhan keperawatan
pasien COVID-19 yang telah sembuh dan pulang serta layanan lanjutan kesehatan jiwa dan
psikososial.

Dukungan pada Pasien di Rumah


Dukungan keluarga dalam bentuk perhatian sangat diperlukan untuk proses pemulihan. Keluarga
diharapkan tidak menolak dan mengucilkan, namun lebih banyak menguatkan bisa melewati sakit
dengan mudah, memberikan ruangan tersendiri agar dapat melakukan isolasi secara mandiri,
menyiapkan berbagai fasilitas dan kebutuhan agar mampu menghadapi proses penyembuhan
dengan baik.

Dukungan pada Keluarga di Rumah


Keluarga tetap harus mendapatkan informasi yang benar tentang status anggota keluarganya
yang sembuh, dan memberikan kontak hotline untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa dan
psikososial baik dari perawat spesialis jiwa maupun disiplin lain yaitu psikiater, psikolog klinis,
pekerja sosial, ahli kesehatan masyarakat dll.

Dukungan Sosial untuk Pasien dan Keluarga


Pasien dan keluarganya tidak dijauhkan dari interaksi sosial, tidak melakukan penolakan, tidak
melakukan tindakan reaktif agresif dari warga di lingkungannya. Masyarakat tetap mendukung
pasien dan keluarga melalui media sosial.

Asuhan Keperawatan Pasien COVID-19 yang Sembuh dan Pulang


Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien yang sudah sembuh dari COVID-19, dan
pulang ke rumah berfokus pada diagnosis keperawatan yang ditetapkan berdasarkan
pengkajian kondisi kesehatan pasien dan tindakan keperawatan ditujukan kepada pasien dan
keluarganya disertai kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa yang lain. Asuhan keperawatan ini
dilakukan oleh perawat di fasilitas pelayanan kesehatan primer
Diagnosis keperawatan pada pasien pulang adalah ansietas, gangguan citra tubuh, harga
diri rendah, ketidakberdayaan, dan keputusasaan. Asuhan keperawatan yang diberikan di
rumah sakit dapat dilanjutkan di rumah dengan diagnosa tambahan yang mungkin muncul
adalah isolasi sosial.
Jika kondisi tidak teratasi konsultasi ke Perawat Spesialis Jiwa

Layanan Lanjutan Kesehatan Jiwa dan Psikososial


Pasien dan keluarganya dapat melanjutkan konsultasi masalah kesehatan jiwa dan psikososial
pada layanan kesehatan primer (Puskesmas/klinik) atau menggunakan layanan berbasis
online. Layanan kesehatan jiwa yang tersedia di fasilitas kesehatan primer berupa promosi,
pencegahan dan pemulihan masalah kesehatan jiwa dan psikososial COVID-19.

Anda mungkin juga menyukai