Bab 1
Bab 1
A. Pengertian Manajemen
Istilah manajemen seringkali dikaitkan dengan dunia ekonomi dan bisnis. Namun,
manajemen bukan hanya termasuk ke dalam cabang ilmu ekonomi. Manajemen adalah ilmu
atau seni mengelola sumber daya seperti perencanaan, mengorganisasi, pergerakan,
pengawasan, dan pengendalian untuk mencapai tujuan organisasi. Jika dilihat dari asal-usul
katanya, manajemen berasal dari kata ‘maneggiare’ dalam bahasa Italia yang memiliki arti
mengendalikan, khususnya mengendalikan kuda. Istilah tersebut berkaitan erat dengan
kebudayaan Romawi Italia pada masa itu yang menjadikan kuda sebagai kendaraan utama
masyarakat. Kata ‘maneggiare’ kemudian diserap ke dalam bahasa lainnya seperti Perancis
dan Inggris, ‘management’, yang maknanya kurang lebih sama, yakni mengendalikan dan
mengatur.
Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli diantaranya adalah:
1. George R. Terry: Manajemen merupakan istilah yang menggambarkan proses khas
yang terdiri dari: perencanaan, pengorganisasian, serta pengawasan yang dilakukan
secara sistematis guna mencapai sasaran yang diimplementasikan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
2. Wilson Bangun: Manajemen adalah rangkaian aktivitas yang dijalankan oleh anggota
organisasi untuk mencapai tujuannya.
3. James A.F. Stoner: Arti manajemen menurut Stoner adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, serta pemanfaatan sumber daya organisasi lainnya demi mencapai
tujuan organisasi.
Salah satu faktor penentu keberhasilan/kegagalan organisasi adalah faktor Sumber Daya
Manusia (SDM). Keunggulan mutu bersaing suatu organisasi sangat ditentukan oleh mutu
SDM-nya. Penanganan SDM harus dilakukan secara menyeluruh dalam kerangka sistem
pengelolaan SDM yang bersifat strategis, integrated, interrelated dan unity. Organisasi
sangat membutuhkan SDM yang kompeten, memiliki kompetensi tertentu yang dibutuhkan
untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaannya. SDM dan Keunggulan Kompetitif
Sumber daya perusahaan terdiri dari aset tangible maupun aset intangible seperti
kemampuan, proses organisasi, atribut-atribut perusahaan, informasi dan pengetahuan.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan sumber pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi.
F. Sikap Kerja
Menurut Robbins (2007), sikap adalah pernyataan-pernyataan evaluatif – baik yang
diinginkan atau yang tidak diinginkan – mengenai obyek, orang atau peristiwa. Tiga
komponen sikap, antara lain: kognitif, afektif dan perilaku. Komponen kognitif sikap adalah
segmen pendapat atau keyakinan dari sikap. Komponen afektif sikap adalah segmen
emosional atau perasaan dari sikap. Komponen perilaku sikap adalah maksud untuk
berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.
Tipe-tipe sikap yang dibahas pada perilaku organisasi, antara lain: kepuasan kerja,
keterlibatan dan komitmen pada organisasi. Istilah kepuasan kerja merujuk ke sikap umum
individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi
menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan itu; seseorang yang tidak puas dengan
pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu.
Keterlibatan kerja merupakan tingkat dimana seseorang mengaitkan dirinya ke
pekerjaannya, secara aktif berpartisipasi di dalamnya, dan menganggap kinerjanya penting
bagi nilai-nilainya. Karyawan dengan tingkat keterlibatan kerja yang tinggi dengan kuat
mengaitkan dirinya ke jenis kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis kerja
itu.
Komitmen pada organisasi adalah tingkat dimana karyawan mengaitkan dirinya ke
organisasi tertentu dan sasaran-sasarannya, dan berharap mempertahankan keanggotaan
dalam organisasi tersebut. Tingkat komitmen organisasi seorang individu merupakan
indikator yang lebih baik mengenai pengunduran diri karyawan daripada indikator kepuasan
kerja yang lebih sering digunakan.
G. Perilaku Karyawan
Perilaku adalah tingkah laku yang terdiri atas tingkah laku yang tidak dapat dari luar,
misalnya keinginan untuk pindah dan ada yang dengan jelas dilihat dari luar, misalnya
perputaran tenaga kerja dan ketidakhadiran. Dari teori dapat diketahui bahwa ketidakpuasan
atau kepuasan yang rendah akan meningkatkan perputaran tenaga kerja dan ketidakhadiran.
Konsep-konsep ini paling sering digunakan untuk memahami semangat kerja karyawan
(Talacchi, 1960). Berikut diuraikan cara pengukurannya.
1. Perputaran Tenaga Kerja
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur perputaran tenaga kerja sudah pernah
dibahas dalam bab sebelumnya dimana datanya dapat diperoleh dari bagian personalia,
namun karena untuk memperoleh data dari masing-masing karyawan yang dijadikan
responden dalam penelitian pada umumnya sukar untuk diperoleh, maka untuk itu
digunakan konsep perilaku yang tidak langsung dapat dilihat yaitu keinginan untuk
pindah (intent to leave).
2. Keinginan untuk Pindah
Keinginan untuk pindah dapat diukur dengan mengembangkan pertanyaan yang
dikemukakan oleh Hom and Griffeth, 1991; 1995; Motowildo, 1983, yaitu sebagai
berikut.
I have been thingking about quitting the present job.
I have been evaluating the cost of quitting my job.
I intent to quit
I will quit my job uin the next six months.
3. Ketidakhadiran
Dari urain sebelumnya dapat diketahui bahwa ketidakhadiran adalah kegagalan
untuk hadir ditempat kerja pada hari kerja. Faktor-faktor penyebab perilaku ini banyak
diteliti karena dapat mempengaruhi prestasi kerja.
4. Hubungan Ketidakhadiran dengan Kepuasan Kerja
Penelitian tentang hubungan ketidakpuasan dengan ketidakhadiran adalah rumit.
Pandangan tradisional mengemukakan bahwa ketidakhadiran disebabkan oleh
ketidakpuasan (Porter and Steers, 1973), namun kemudian para peneliti mengemukakan
bahwa ketidakhadiran yang menyebabkan ketidakpuasan kerja (Goodman and Atkin,
1984; Rhodes and Steers, 1990). Sehingga akhirnya ada pula yang mengemukakan
bahwa hubungannya timbal balik (Clegg, 1983) dimana ia berpendapat bahwa dengan
menggunakan beberapa pengujian yang berkelanjutan (few longitudinal test) ditemukan
bahwa ketidakhadiran lebih sering mempengaruhi ketidakpuasan dan tidak sebaliknya.
5. Hubungan Ketidakhadiran dengan Prestasi Kerja
Selain dengan kepuasan kerja, ketidakhadiran juga mempunyai hubungan yang
negatif dengan prestasi kerja. Bycio (1992) mengemukakan bahwa ketidakhadiran dapat
mengakibatkan rendahnya kinerja.
6. Hubungan Ketidakhadiran dengan Gaya Kepemimpinan
John dan Nicholson (1982) mengemukakan bahwa ketidakhadiran dapat
mempengaruhi gaya kepemimpinan terhadap ketidakhadiran itu. Para pemimpin akan
memberikan sanksi pada karyawan yang jarang masuk dan akan mengurangi pemberian
penghargaan kepada mereka.
7. Pengaruh Karakteristik Individu dan Kerumitan Pekerjaan Terhadap Hubungan
Kepuasan Kerja dengan Ketidakhadiran, Prestasi Kerja dan Gaya Kepemimpinan.
Hubungan antara kepuasan kerja dengan ketidakhadiran pada umumnya dapat
dipengaruhi oleh karakteristik individu, misalnya usia dan masa kerja (Nicholson, 1977),
kerumitan pekerjaan (House dan Mitchell, 1974), dan gaya kepemimpinan (Clegg,
1983). Gaya kepemimpinan yang mendukung (supportive leadership) dapat menurunkan
ketidakhadiran bagi pekerjaan yang sederhana dibandingkan dengan yang rumit.
8. Alat ukur yang Digunakan
Terlepas dari apakah sebagai penyebab atau sebagai akibat, ketidakhadiran,
sebagaimana halnya dengan keinginan untuk pindah, konsep ini juga perlu diukur
dengan sejumlah pertanyaan jika data ketidakhadiran dari masing-masing responden
sulit untuk diperoleh.
Hammer dan Landau, 1982; Harisson dan Hulin, 1989 mengukur ketidakhadiran
dengan menggunakan tiga macam data, yaitu:
a. Waktu yang hilang (jumlah jam ketidakhadiran yang tidak dicatat)
b. Frekuensi (jumlah waktu ketidakhadiran yang tidak tercatat)
c. Ketidakhadiran yang tercatat (jumlah ketidakhadiran), data yang dipakai adalah
data selama 12 bulan.
H. Semangat Kerja
Menurut Burhanuddin (1994:271) semangat kerja atau ”morale” adalah "Kepuasan secara
keseluruhan yang diperoleh seseorang dari pekerjaanya, kelompok kerja, pimpinan
organisasi dan lingkungannya”. Hal senada juga disampaikan oleh Nitisimito, semangat
kerja adalah "Melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga dengan demikian pekerjaan
akan diharapkan lebih cepat dan lebih baik”. Sedangkan kegairahan adalah "Kesenangan
yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan”. Ini berarti bahwa dengan
meningkatnya semangat dan kegairahan kerja, pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan,
absensi akan dapat diperkecil, kemungkinan kepindahanpun kecil terjadi. Semua ini juga
mengandung arti bahwa cepat dan baiknya pekerjaan ditentukan oleh semangat kerja yang
tinggi.
Menurut Manullang (2005:183), ada 2 cara untuk mendefenisikan semangat kerja.
sebagai berikut:
1. Semangat Kerja adalah kondisi dari sebuah kelompok dimana ada tujuan yang jelas dan
tetap yang dirasakan menjadi penting dan terpadu dengan tujuan individu.
2. Semangat Kerja adalah pemilikan atau kebersamaan, Semangat kerja merujuk kepada
adanya kebersamaan. Hal ini merupakan rasa pemahaman dengan perhatian terhadap
unsur-unsur dari pekerjaan seseorang, kondisi kerja, rekan kerja, penyelia, pimpinan,
dan perusahaan.
Unsur penting dari semangat kerja adalah adanya keinginan untuk mencapai tujuan dari
sebuah kelompok tertentu. Sebuah contoh yang tepat dari semangat kerja adalah adanya
kepahlawanan dalam perang, ketika seseorang menyerahkan nyawanya, maka tubuhnya
dapat mempunyai sebuah kesempatan atau dapat mencapai sebuah tujuan.
Pengertian-pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa semangat kerja merupakan
gambaran sikap pribadi individu maupun kelompok terhadap pekerjaan yang dilakukan
dalam meraih tujuan. Karena sikap merupakan kesediaan untuk bertindak yang berarti masih
berbentuk kesiapan atau kecenderungan dan tidak terlihat oleh orang lain, maka semangat
kerja lebih bersifat individual. Semangat kerja merupakan sikap perseorangan atau sikap
kelompok orang-orang terhadap pekerjaan dan lingkungan pekerjaan. Hal ini jelas bahwa
setiap pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya memerlukan semangat kerja yang tinggi
dalam suasana batin yang menyenangkan, bagi terciptanya usaha untuk berpartisipasi dalam
segala kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.sayanda.com/pengertian-manajemen/
https://www.academia.edu/14350018/makalah_Manajemen_Pengertian_Fungsi_dan_Peranan_M
anajemen
http://digilib.unila.ac.id/1439/8/BAB%20II.pdf
http://kuliahgratis.net/pengertian-semangat-kerja/
http://www.ilmumu.com/pengetahuan/pengertian-manajemen-dan-fungsi-manajemen/
http://novianaelizami.blogspot.com/2019/01/makalah-pendahuluan-dan-ruang-lingkup.html