Anda di halaman 1dari 93

PROGRAM TAHUNAN

TAHUN AJARAN 2020/2021

Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 SIDOARJO


Mata pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas : VIII
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
KI 4 :Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Alokasi Waktu
No. Kompetensi Dasar
(Minggu Efektif)
1 1.1; 2.1; 3.1; 4.1 4 Pertemuan
2 1.2; 2.2; 3.2; 4.2 4 Pertemuan
3 1.3; 2.3; 3.3; 4.3 4 Pertemuan
4 1.4; 2.4; 3.4; 4.4 3 Pertemuan
5 1.5; 2.5; 3.5; 4.5 4 Pertemuan
6 1.6; 2.6; 3.6; 4.6 5 Pertemuan

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 1
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 2
PROGRAM SEMESTER GASAL
TAHUN AJARAN 2020/2021
Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 SIDOARJO
Mata pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas : VIII
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran,
gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
Kompetensi Alokasi
No. Juli Agustus September Oktober November Desember
Dasar Waktu
1 1.1; 2.1; 3.1; 4.1 4 v v V V uh
m h P V V p r P
2 1.2; 2.2; 3.2; 4.2 4 LS o u v v V v t d d a m O LS
3 1.3; 2.3. 3.3; 4.3 4 s t s p v v V v uh p s d S

KETERANGAN :
LS : Libur Semester PTS : Penilaian Tengah Semester PAS : Penilaian Akhir Semester
MOS : Masa Oientasi Siswa VDP : Video Pengetahuan RMD : Remidi
HUT : Hari Ulang Tahun RI UH : Ulangan Harian POS : Pekan Olahraga Sekolah
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 3
SILABUS MATA PELAJARAN PPKn
(KD : 1.3 ; 2.3 ; 3.3 ; 4.3)
Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 SIDOARJO
Mata pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : VIII/ Gasal
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri
dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Pendekatan Instrumen Alokasi
Kompetensi Dasar IPK Materi Pokok Sumber Belajar
Pembelajaran Penilaian Waktu
1.3 Bersyukur kepada Tuhan 1.3.1. Bersyukur kepada  Penilaian diri 4 x 120
yang Maha Esa untuk tuhan yang maha esa  Penilaian Menit
nilai dan semangat untuk nilai dan semangat antar teman
Kebangkitan nasional kebangkitan nasional  Semantik
1908 dalam perjuangan 1908 dalam perjuangan
kemerdekaan Republik kemerdekaan republik

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 4


Indonesia.

1.3.2 Menunjukkan sikap


Indonsia semangat kebangkitan
nasional 1908 dalam
perjuangan kemerdekaan
republik Indonesia.
2.3.1. Memperhatikan
perilaku taat aturan dalam
menerapkan aturan sesuai
dengan nilai – nilai yang
terkandung dalam tata
2.3 Menunjukkan sikap
urutan peraturan
disiplin dalam
perundang – undangan
menerapkan aturan sesuai
nasional.
dengan nilai-nilai yang  Tes 4 x 120
terkandung dalam tata Instrumen Menit
2.3.2. Menunjukkan sikap
urutan peraturan
disiplin dalam
perundanga- undangan
menerapkan aturan sesuai
nasional
dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam tata
urutan peraturan
perundang – undangan
nasional.

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 5


Pertemuan
3.3.1 Mendeskripsikan Kesatu
Pendekatan:
makna perundang- Tata urutan  Penugasan
Scientific Approach. 1x 120
undangan dalam sistem perundang- Resume
Model : Discovery Menit
hukum nasional-nasional undangan di Materi
Learning
di Indonesia Indonesia

Pertemuan
3.3.2 Menyebutkan tata
Kedua Pendekatan:
perundang-undangan
Tata urutan Cooperative  Hasil diskusi 1 x 120  Buku
dalam sistem hukum
3.3 Memahami tata urutan perundang- Learning. Menit Pelajaran
nasional-nasional di
peraturan perundang- undangan di Model : Jigsaw PKn Kelas
Indonesia
undangan dalam sistem Indonesia VIII
hukum nasional nasional  Penugasan  Internet
di Indonesia Pertemuan Kelompok sesuai materi
Ketiga dan Pendekatan: Membuat pokok
3.3.3 Menjelaskan proses Keempat Scientific Approach Bagan Alur
pembuatan perundang- Proses Cooperative
 Presentasi
undangan perundang- pembuatan Learning 2 x 120
Hasil
undangan dalam sistem peraturan Model : Project Menit
Kelompok
hukum nasional-nasional perundang- Based Learning,
 LKPD
di Indonesia undangan Problem Based
 Ulangan
sesuai dengan Learning
Harian
UUD 1945

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 6


4.3 Mendemonstrasikan 4.3.1 Melakukan Pelaksanaan Pendekatan  Project
pola pengembangan pengamatan tentang kewajiban pembelajaran Pengamatan
tata urutan peraturan pengembangan tata sesuai kontekstual (CTL)  Presentasi
perundang- urutan peraturan peraturan Hasil
undangan dalam perundang-undangan perundang- Project
sistem hukum dalam sistem hukum undangan
nasional nasional di nasional nasional dalam  Buku
Indonesia Indonesia kehidupan Pelajaran
sekolah, PKn Kelas
4.3.2 Menyusun laporan masyarakat VIII
hasil pengamatan tentang  Internet
pengembangan tata sesuai materi
urutan peraturan pokok
perundang-undangan
dalam sistem hukum
nasional nasional
Indonesia

4.3.3 Menyajikan hasil


pengamatan
pengembangan tata
urutan peraturan
perundang-undangan
dalam sistem hukum
nasional nasional

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 7


Indonesia dalam bentuk
Video

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 8


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

MATA PELAJARAN : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


KELAS / SEMESTER : VIII / Gasal
INSTANSI PENDIDIKAN : SMP NEGERI 1 SIDOARJO
MATERI POKOK : TATA URUTAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN DALAM
SISTEM HUKUM NASIONAL
NASIONAL DI INDONESIA
PENYUSUN : LAILI FARAH LUTVIA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
2020

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP NEGERI 1 SIDOARJO


Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Materi Pokok : Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan Dalam
Sistem Hukum Di Indonesia
Alokasi Waktu : 4 Pertemuan x 3 Jam Pelajaran @40 Menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur,disiplin,santun,percaya
diri,peduli, danbertanggung jawabdalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan
rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan,teknologi,seni,budayadengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secarakreatif,
produktif,kritis,mandiri,kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret
dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1.3 Bersyukur kepada Tuhan yang 1.3.1. Bersyukur kepada tuhan yang
Maha Esa untuk nilai dan maha esa untuk nilai dan semangat
semangat Kebangkitan kebangkitan nasional 1908 dalam
nasional 1908 dalam perjuangan kemerdekaan republik
perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Republik Indonsia
1.3.2 Menunjukkan sikap semangat
kebangkitan nasional 1908 dalam
perjuangan kemerdekaan republik
Indonesia.

2.3 Menunjukkan sikap disiplin 2.3.1. Memperhatikan perilaku taat


dalam menerapkan aturan aturan dalam menerapkan aturan sesuai
sesuai dengan nilai-nilai yang dengan nilai – nilai yang terkandung
terkandung dalam tata urutan dalam tata urutan peraturan perundang –
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 9
peraturan perundanga- undangan nasional.
undangan nasional
2.3.2. Menunjukkan sikap disiplin dalam
menerapkan aturan sesuai dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam tata urutan
peraturan perundang – undangan
nasional.

3.3 Memahami tata urutan 3.3.1 Mendeskripsikan makna


peraturan perundang- perundang-undangan dalam sistem
undangan dalam sistem hukum nasional-nasional di Indonesia
hukum nasional nasional di
Indonesia
3.3.2 Mendeskripsikan tata perundang-
undangan dalam sistem hukum nasional-
nasional di Indonesia
3.3.3 Menjelaskan proses pembuatan
perundang-undangan perundang-
undangan dalam sistem hukum nasional-
nasional di Indonesia
4.3 Mendemonstrasikan pola 4.3.4 Melakukan pengamatan tentang
pengembangan tata urutan pengembangan tata urutan peraturan
peraturan perundang- perundang-undangan dalam sistem
undangan dalam sistem hukum nasional nasional Indonesia
hukum nasional nasional di 4.3.5 Menyusun laporan hasil
Indonesia pengamatan tentang pengembangan tata
urutan peraturan perundang-undangan
dalam sistem hukum nasional nasional
Indonesia
4.3.6 Menyajikan hasil pengamatan
pengembangan tata urutan peraturan
perundang-undangan dalam sistem
hukum nasional nasional

C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kompetensi Sikap Spiritual 1. Melalui kegiatan berdoa sebelum dan sesudah
melaksanakan pembelajaran dengan khusuk,
peserta didik dapat menerapkan rasa syukur
atas perjuangan dalam kemerdekaan Republik
Indonesia.
2. Dengan mendengarkan penjelasan guru secara
khidmat pada saat menjelaskan materi tentang

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 10
makna perundang-undangan dalam sistem
hukum nasional-nasional di Indonesia, peserta
didik dapat menunjukkan sikap semangat
sebagai wujud bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Kompetensi Sikap Sosial 1. Guru menjelaskan tentang nilai – nilai, siswa
mampu menunjukkan sikap disiplin dalam
menerapkan makna aturan sesuai dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam tata urutan
peraturan perundang – undangan nasional.
2. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa
mampu mempraktekkan sikap disiplin dalam
menerapkan makna aturan sesuai dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam tata urutan
peraturan perundang – undangan nasional.
Kompetensi Pengetahuan 1. Melalui kegiatan membaca, peserta didik dapat
mendeskripsikan makna perundang-undangan
dalam sistem hukum nasional-nasional di
Indonesia dengan kata-katanya sendiri.
Kompetensi Keterampilan 1. Peserta didik dapat mempresentasikan makna
tata urutan perundang-undangan dalam sistem
hukum nasional-nasional di Indonesia melalui
pembuatan peta konsep yang sesuai dengan
materi.

Pertemuan Kedua
Kompetensi Sikap Spiritual 1. Melalui kegiatan berdoa sebelum dan
sesudah melaksanakan pembelajaran dengan
khusuk, peserta didik dapat menerapkan rasa
syukur atas perjuangan dalam kemerdekaan
Republik Indonesia.
2. Dengan mendengarkan penjelasan guru
secara khidmat pada saat menjelaskan materi
tentang tata urutan perundang-undangan,
peserta didik dapat menunjukkan sikap
semangat sebagai wujud bersyukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Kompetensi Sikap Sosial 1. Guru menjelaskan tentang nilai – nilai, siswa
mampu menunjukkan sikap disiplin dalam
menerapkan aturan sesuai dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam tata urutan peraturan
perundang – undangan nasional.
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 11
2. Melalui kegiatan tanya jawab, siswa mampu
mempraktekkan sikap disiplin dalam
menerapkan aturan sesuai dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam tata urutan peraturan
perundang – undangan nasional.
Kompetensi Pengetahuan
1. Mampu menyebutkan tata perundang-
undangan dalam sistem hukum nasional-
nasional di Indonesia
2. Mampu mendeskripsikan tata perundang-
undangan dalam sistem hukum nasional-
nasional di Indonesia secara spesifik melalui
diskusi.
Kompetensi Keterampilan 1. Setelah mencari informasi di beberapa
media, peserta didik mampu menyebutkan
contoh dari tata perundang-undangan dalam
sistem hukum nasional-nasional di Indonesia
yang kemudian dibuat power point.
2. Setelah berdiskusi, peserta didik dapat
mempresentasikan tata perundang-undangan
dala sistem hukum di Indonesia secara
spesifik.

Pertemuan Ketiga
Kompetensi Sikap Spiritual 1. Melalui kegiatan berdoa sebelum dan
sesudah melaksanakan pembelajaran dengan
khusuk, peserta didik dapat menerapkan rasa
syukur atas perjuangan dalam kemerdekaan
Republik Indonesia.
2. Dengan mendengarkan penjelasan guru
secara khidmat pada saat menjelaskan materi
tentang proses pembuatan tata perundang-
undangan dalam sistem hukum nasional-
nasional di Indonesia, peserta didik dapat
menunjukkan sikap semangat sebagai wujud
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kompetensi Sikap Sosial 1. Guru menjelaskan tentang nilai – nilai, siswa
mampu menunjukkan sikap disiplin dalam
menerapkan aturan sesuai dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam tata urutan peraturan
perundang – undangan nasional.
2. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 12
mampu mempraktekkan sikap disiplin dalam
menerapkan aturan sesuai dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam tata urutan peraturan
perundang – undangan nasional.
Kompetensi Pengetahuan 1 Peserta didik mampu menjelaskan secara
runtut proses pembuatan perundang-
undangan dalam sistem hukum nasional-
nasional di Indonesia setelah diberikan
penjelasan oleh guru.
Kompetensi Keterampilan 1. Setelah diberikan penjelasan oleh guru,
peserta didik mampu membuat bagan alur
proses pembuatan perundang-undangan
dalam sistem hukum nasional-nasional di
Indonesia.

Pertemuan Keempat
Kompetensi Sikap Spiritual 1. Melalui kegiatan berdoa sebelum dan
sesudah melaksanakan pembelajaran dengan
khusuk, peserta didik dapat menerapkan rasa
syukur atas perjuangan dalam kemerdekaan
Republik Indonesia.
2. Dengan mendengarkan penjelasan guru
secara khidmat pada saat menjelaskan materi
tentang proses pembuatan tata perundang-
undangan dalam sistem hukum nasional-
nasional di Indonesia, peserta didik dapat
menunjukkan sikap semangat sebagai wujud
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kompetensi Sikap Sosial 1. Guru menjelaskan tentang nilai – nilai, siswa
mampu menunjukkan sikap disiplin dalam
menerapkan aturan sesuai dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam tata urutan peraturan
perundang – undangan nasional.
2. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa
mampu mempraktekkan sikap disiplin dalam
menerapkan aturan sesuai dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam tata urutan peraturan
perundang – undangan nasional.
Kompetensi Pengetahuan 1. Peserta didik mampu menjelaskan secara
runtut proses pembuatan perundang-
undangan dalam sistem hukum nasional-
nasional di Indonesia setelah diberikan
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 13
penjelasan oleh guru.
Kompetensi Keterampilan 1. Setelah membuat bagan alur proses
pembuatan perundang-undangan dalam
sistem hukum nasional-nasional di
Indonesia,peserta didik dapat melakukan
presentasi di depan kelas.

D. Materi Pembelajaran
 Materi Pembelajaran Reguler
 Pertemuan Pertama :Makna Perundang-undangan
 Pertemuan Kedua :Tata Urutan Perundang-undangan di
Indonesia
 Pertemuan Ketiga :Proses Pembuatan Perundang-undangan
 Pertemuan Keempat :Proses Pembuatan Perundang-undangan
 Materi Pembelajaran Remedial
Kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik yang belum
menguasai materi pelajaran dan belum mencapai kompetensi yang telah
ditentukan. Materi disesuaikan dengan Indikator Pencapaian
Kompetensi yang belum dituntaskan oleh peserta didik yang
bersangkutan. Bentuk yang dilakukan antara lain peserta didik secara
terencana mempelajari buku teks PPKn Kelas VIII pada bagian tertentu
yang belum dikuasainya. Guru menyediakan soal-soal latihan atau
pertanyaan yang merujuk pada pemahaman kembali tentang isi buku teks
PPKn Kelas VIII Bab 3. Peserta didik diminta komitmennya untuk belajar
secara disiplin dalam rangka memahami materi pelajaran yang belum
dikuasainya. Guru kemudian mengadakan uji kompetensi kembali pada
materi yang belum dikuasai peserta didik yang bersangkutan.
 Materi Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan kegiatan pembelajaran yang diberikan
kepada peserta didik yang telah menguasai materi pembelajaran, yaitu
materi pada Bab 3 Kelas VIII. Dalam pengayaan ini dapat dilakukan
dengan beberapa cara yakni membuat rangkuman mengenai materi kelas
VIII pada bab 3.

E. Metode Pembelajaran
 Pertemuan Pertama
Pendekatan : Scientific Approach.
Model : Discovery Learning
Metode : Penugasan Resume Individu

 Pertemuan Kedua
Pendekatan : Cooperative Learning.
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 14
Model : Jigsaw
Metode : Diskusi

 Pertemuan Ketiga
Pendekatan : Scientific Approach.
Model : Project Based Learning
Metode : Bagan Alur

 Pertemuan Keempat
Pendekatan : Cooperative Learning.
Model : Problem Based Learning
Metode : LKPD

F. Media dan Bahan Pembelajaran


 Media
1. LKPD
2. Bahan Ajar
3. Power Point
4. Video
 Alat
1. Laptop
2. LCD
3. Papan Tulis
4. Spidol
5. Penghapus Papan Tulis
6. Kertas HVS.

G. Sumber Belajar
1. Kementrian pendidikan dan kebudayaan, 2017. Buku siswa mata
pelajaran PKn. Jakarta : kementrian pendidikan dan kebudayaan
2. Bahan ajar tentang tata peraturan perundang-undangan sistem hukum
nasional-nasional di Indonesia
3. Internet

H. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama ( 3 x 40 Menit )
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Alokasi
Fase Kegiatan Pembelajara
Waktu
Orientasi  Guru memberi salam pembuka, meminta ketua 2 Menit

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 15
kelas memimpin doa untuk memulai pembelajaran
sebagai rasa syukur kepada Tuhan YME
 Guru mengabsen kehadiran peserta didik sebagai
3 Menit
bentuk kedisiplinan peserta didik
 Guru menyiapkan fisik dan psikis peserta didik 5 Menit
dalam mengawali kegiatan belajar mengajar
dengan:
a) Menanyakan kabar peserta didik, sehingga
guru tahu tingkat semangat dalam memulai
pembelajaran
b) Menyanyikan lagu wajib “Indonesia Raya”
yang dipimpin oleh ketua kelas
c) Memberikan motivasi belajar dengan metode
ice breaking berupa yel-yel “Belajar Riang,
Masa Depan Terang”
d) Meminta peserta didik merapikan meja dan
kursi, membersihkan sampah botol dan plastik
di sekitar tempat duduk peserta didik
e) Meminta peserta didik menyiapkan buku
paket, buku tulis dan kelengkapan lainnya
untuk mengikuti pelajaran
f) Meminta peserta didik membuka buku paket
PPKn Kelas VIII yang memuat materi “Tata
Peraturan Perundang-undangan” pada Bab III.
Apersepsi  Guru menyampaikan apersepsi untuk menggali 2 Menit
pengetahuan awal peserta didik dengan
memberikan pertanyaan yang sesuai dengan materi
Bab III yakni :
- Apa yang kalian ketahui tentang peraturan?
- Peraturan apa saja yang kalian ketahui?
- Peraturan apa yang paing dekat dengan
kehidupan kalian?
Acuan  Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan 3 Menit
pembelajaran yang akan dicapai dalam
pembelajaran
 Peserta didik menjawab pertanyaan guru dan
menyampaikan ide gagasannya serta mencatat
point-point penting dalam meteri
 Guru menyampaikan desain dan teknik penilaian
yang harus dicapai oleh peserta didik
Kegiatan Inti ( 90 Menit )
Fase Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 16
Waktu
Penyajian  Guru menjelaskan materi mengenai “Makna 25 Menit
Materi Perundang-undangan” dengan media pembelajaran
PPT
Tanya Jawab  Peserta didik dipersilahkan untuk bertanya yang 15 menit
kemudian nantinya dijelaskan kembali oleh guru
Penugasan  Guru menugaskan peserta didik untuk meresume 30 menit
maeri yang telah disampaikan oleh guru dengan
bahasanya sendiri
Presentasi  Guru akan menunjuk 3 speserta didik untuk maju 15 menit
ke depan kelas menyampaikan hasil dari
pekerjaannya
Kesimpulan  Guru menyampaikan kesimpulan dari materi yang 5 Menit
telah diberikan
Kegiatan Penutup ( 15 Menit )
Alokasi
Fase Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Penutup  Guru memberikan apresiasi atas penugasan yang 15 Menit
telah dikerjakan oleh peserta didik
 Guru menyampaikan materi untuk pertemuan
selanjutnya
 Peserta didik dihimbau untuk membaca materi
selanjutnya
 Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan
berdoa kemudian mengucapkan salam

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 17
Pertemuan Kedua ( 3 x 40 Menit )
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Alokasi
Fase Kegiatan Pembelajara
Waktu
Orientasi  Guru memberi salam pembuka, meminta ketua
kelas memimpin doa untuk memulai pembelajaran 2 Menit
sebagai rasa syukur kepada Tuhan YME
 Guru mengabsen kehadiran peserta didik sebagai
3 Menit
bentuk kedisiplinan peserta didik
 Guru menyiapkan fisik dan psikis peserta didik 5 Menit
dalam mengawali kegiatan belajar mengajar
dengan:
a) Menanyakan kabar peserta didik, sehingga
guru tahu tingkat semangat dalam memulai
pembelajaran
b) Menyanyikan lagu wajib “Syukur” yang
dipimpin oleh ketua kelas
c) Memberikan motivasi belajar “Bila Kalian Tak
Tahan Dengan Lelahnya Belajar, Maka Kalian
Harus Menanggung Letihnya Kebodohan”
d) Meminta peserta didik merapikan meja dan
kursi, membersihkan sampah botol dan plastik
di sekitar tempat duduk peserta didik
e) Meminta peserta didik menyiapkan buku
paket, buku tulis dan kelengkapan lainnya
untuk mengikuti pelajaran
f) Meminta peserta didik membuka buku paket
PPKn Kelas VIII yang memuat materi “Tata
Peraturan Perundang-undangan” pada Bab III.
Apersepsi  Guru menyampaikan apersepsi untuk menggali 2 Menit
pemahaman peserta didik mengenai materi yang
telah ditempuh minggu lalu dengan memberikan
pertanyaan yang sesuai dengan materi Bab III
yakni:
- Apa sih makna perundang-undangan di
Indonesia?
- Apa saja sih mcam-macam perundang-
undangan yang ada di Indonesia?
Acuan  Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan 3 Menit
pembelajaran yang akan dicapai dalam
pembelajaran
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 18
 Peserta didik menjawab pertanyaan guru dan
menyampaikan ide gagasannya serta mencatat
point-point penting dalam meteri
 Guru menyampaikan desain dan teknik penilaian
yang harus dicapai oleh peserta didik
Kegiatan Inti ( 100 Menit )
Alokasi
Fase Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Stimulus  Guru mempilkan video dengan materi tata urutan 15 Menit
perundang-undangan di Indonesia
 Peserta didik mengamati video tersebut dengan
seksama

Video Pembelajaran 2.1


Membentuk  Guru akan membagi menjadi 7 kelompok 5 menit
Kelompok  Setiap kelompok, menunjuk 1 anggotanya untuk
menjadi ketua kelompok
 Guru akan membagikan materi kepada ketua
kelompok yang terdiri dari 7 sub bab diantaranya :
- UUDNRI 1945
- Tap MPR
- UU
- PERPPU
- PP
- PERPRES
- PERDA
Pembagian  Ketua kelompok membagikan materi yang 10 menit
Materi didapatkan dari guru kepada anggota kelompok.
Setiap anggota memegang satu materi
 Setiap anggota kelompok mempelajari maeri yang
didapatkan
Diskusi  Peserta didik yang mempunyai materi yang sama 20 menit
kelompok ahli dengan peserta didik dari kelompok lain berkumpul
menjadi satu untuk membentuk klompok ahli
 Masing-masing kelompok ahli mendiskusikan

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 19
materi yang dipegangnya
 Kelompok ahli wajib menguasai materi yang
dipegangnya
 Setelah selesai berdisuki, kembali ke kelompok
yang asal
Presentasi  Setiap kelompok ahli bertugas presentasi hasil dari 35 Menit
materi di diskusi kepada anggota kelompok yang lain
kelompok asal  Setiap kelompok ahli, wajib memastikan anggota
kelompoknya paham dengan materi yang
dipresentasikannya
 Setiap anggota kelompok diperkenankan untuk
bertanya jika kurang paham
 Setelah semua anggota kelompok presentasi,
kelompok asal memberi kesimpulan yang
kemudian diberikan pada guru
Evaluasi  Guru menanyakan “apakah sudah paham atau 10 Menit
belum?” kepada peserta didik
 Guru menunjuk secara acak dan menanyakan
terkait dengan materi yang telah didapatkan
Kesimpulan  Guru menyampaikan kesimpulan dari materi yang 5 Menit
telah diberikan
Kegiatan Penutup ( 5 Menit )
Alokasi
Fase Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Penutup  Guru memberikan apresiasi atas hasil kesimpulan 5 Menit
yang telah dikerjakan oleh peserta didik
 Guru menyampaikan materi untuk pertemuan
selanjutnya
 Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan
berdoa kemudian mengucapkan salam

Pertemuan Ketiga ( 3 x 40 Menit )


Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Alokasi
Fase Kegiatan Pembelajara
Waktu
Orientasi  Guru memberi salam pembuka, meminta ketua
kelas memimpin doa untuk memulai pembelajaran 2 Menit
sebagai rasa syukur kepada Tuhan YME
 Guru mengabsen kehadiran peserta didik sebagai
3 Menit
bentuk kedisiplinan peserta didik
 Guru menyiapkan fisik dan psikis peserta didik 5 Menit
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 20
dalam mengawali kegiatan belajar mengajar
dengan:
a) Menanyakan kabar peserta didik, sehingga guru
tahu tingkat semangat dalam memulai
pembelajaran
b) Menyanyikan lagu wajib “Garuda Pancasila”
yang dipimpin oleh ketua kelas
c) Memberikan motivasi belajar dengan metode
ice breaking berupa yel-yel “Belajar Riang,
Masa Depan Terang”
d) Meminta peserta didik merapikan meja dan
kursi, membersihkan sampah botol dan plastik
di sekitar tempat duduk peserta didik
e) Meminta peserta didik menyiapkan buku paket,
buku tulis dan kelengkapan lainnya untuk
mengikuti pelajaran
f) Meminta peserta didik membuka buku paket
PPKn Kelas VIII yang memuat materi “Tata
Peraturan Perundang-undangan” pada Bab III.
Apersepsi  Guru menyampaikan apersepsi untuk menggali 2 Menit
pemahaman peserta didik dari materi sebelumnya
dengan memberikan pertanyaan yang sesuai dengan
materi Bab III yakni :
- Apa sih contoh dari PERDA ?
- PERPPU itu disahkan oleh siapa sih?
Acuan  Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan 3 Menit
pembelajaran yang akan dicapai dalam
pembelajaran
 Peserta didik menjawab pertanyaan guru dan
menyampaikan ide gagasannya serta mencatat
point-point penting dalam meteri
 Guru menyampaikan desain dan teknik penilaian
yang harus dicapai oleh peserta didik
Kegiatan Inti ( 90 Menit )
Alokasi
Fase Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Menyampaikan  Guru akan menyampaikan materi secara umum 10 Menit
Materi
Membentuk  Guru akan membagi menjadi 5 kelompok 5 menit
Kelompok  Setiap kelompok, menunjuk 1 anggotanya untuk
menjadi ketua kelompok
 Guru akan membagikan materi kepada ketua
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 21
kelompok yang terdiri dari 5 sub bab diantaranya :
- UU
- PERPPU
- PP
- PERPRES
- PERDA
Penugasan  Guru menjelaskan mengenai langkah-langkah 25 menit
pembeljaran berbasis proyek
 Guru dan peserta didik menyepakati batas
pengumpulan project

Merancang  Setiap kelompok mendiskusikan untuk menentukan 60 menit


pembuatan tema yang sesuai dengan materi, menentukan isi
poster bagan alur, merancang model alur pada poster

Kegiatan Penutup ( 15 Menit )


Alokasi
Fase Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Penutup  Guru mengingatkan kembali jadwal pengumpulan 15 Menit
poster bagan alur proses pembuatan peraturan
perundang-undangan
 Guru menyampaikan materi untuk pertemuan
selanjutnya
 Peserta didik dihimbau untuk mempelajari bagan
alur yang telah dibuat
 Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan
berdoa kemudian mengucapkan salam

Pertemuan Keempat ( 3 x 40 Menit )


Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Alokasi
Fase Kegiatan Pembelajara
Waktu
Orientasi  Guru memberi salam pembuka, meminta ketua
kelas memimpin doa untuk memulai pembelajaran 2 Menit
sebagai rasa syukur kepada Tuhan YME
 Guru mengabsen kehadiran peserta didik sebagai
3 Menit
bentuk kedisiplinan peserta didik
 Guru menyiapkan fisik dan psikis peserta didik 5 Menit
dalam mengawali kegiatan belajar mengajar
dengan:
a) Menanyakan kabar peserta didik, sehingga
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 22
guru tahu tingkat semangat dalam memulai
pembelajaran
b) Menyanyikan lagu wajib “Tanah Airku” yang
dipimpin oleh ketua kelas
c) Meminta peserta didik merapikan meja dan
kursi, membersihkan sampah botol dan plastik
di sekitar tempat duduk peserta didik
d) Meminta peserta didik menyiapkan buku
paket, buku tulis dan kelengkapan lainnya
untuk mengikuti pelajaran
e) Meminta peserta didik membuka buku paket
PPKn Kelas VIII yang memuat materi “Tata
Peraturan Perundang-undangan” pada Bab III.
Apersepsi  Guru menyampaikan apersepsi untuk menggali 2 Menit
pemahaman dari peserta didik mengenai materi
yang telah dikaji bersama kelompoknya dengan
memberikan pertanyaan yang sesuai dengan materi
Bab III yakni :
- Bagaimana sih atur pembuatan Undang-
undang?
Acuan  Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan 3 Menit
pembelajaran yang akan dicapai dalam
pembelajaran
 Peserta didik menjawab pertanyaan guru dan
menyampaikan ide gagasannya serta mencatat
point-point penting dalam meteri
 Guru menyampaikan desain dan teknik penilaian
yang harus dicapai oleh peserta didik
Kegiatan Inti ( 100 Menit )
Alokasi
Fase Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Penyajian  Setiap kelompok maju untuk presentasi poster 50 Menit
Materi bagan alur dari materi yang telah didiskusikan
Tanya Jawab  Anggota kelompok lain dipersilahkan untuk 20 menit
bertanya kepada kelompok yang maju
 Pihak Kelompok akan menjawab pertanyaan dari
anggota kelompok yang lainnya
Penugasan  Guru menugaskan peserta didik untuk mengerjakan 30 menit
LKPD
Kegiatan Penutup ( 5 Menit )
Fase Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 23
Waktu
Penutup  Guru memberikan apresiasi atas penugasan yang 5 Menit
telah dikerjakan oleh peserta didik
 Guru menyampaikan adanya ulangan harian yang
diadakan minggu depan
 Peserta didik dihimbau untuk belajar dengan
seksama mengenai materi dari BAB III
 Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan
berdoa kemudian mengucapkan salam

Pertemuan Kelima ( 3 x 40 Menit )


Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Alokasi
Fase Kegiatan Pembelajara
Waktu
Orientasi  Guru memberi salam pembuka, meminta ketua
kelas memimpin doa untuk memulai pembelajaran 2 Menit
sebagai rasa syukur kepada Tuhan YME
 Guru mengabsen kehadiran peserta didik sebagai
3 Menit
bentuk kedisiplinan peserta didik
 Guru menyiapkan fisik dan psikis peserta didik 5 Menit
dalam mengawali kegiatan belajar mengajar
dengan:
f) Menanyakan kabar peserta didik, sehingga
guru tahu tingkat semangat dalam memulai
pembelajaran
g) Menyanyikan lagu wajib “Bangun Pemudi
Pemuda” yang dipimpin oleh ketua kelas
h) Meminta peserta didik merapikan meja dan
kursi, membersihkan sampah botol dan plastik
di sekitar tempat duduk peserta didik
i) Meminta peserta didik menyiapkan alat tulis
Apersepsi  Guru menyampaikan apersepsi untuk menggali 2 Menit
pemahaman dari peserta didik mengenai kesiapan
untuk ulangan harian dengan memberikan
pertanyaan yang sesuai dengan materi Bab III yakni
:
- Apakah sudah siap untuk ulangan?
- Siapa nih yang kemarin belajar sungguh-
sungguh?
- Hayo, siapa yang belum siap?
Acuan  Guru menyampaikan secara sekilas mengenai 3 Menit

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 24
materi yang sudah diajarkan
 Peserta didik menjawab pertanyaan guru
 Guru menyampaikan KKM yang harus terlampaui
oleh peserta didik
Kegiatan Inti ( 90 Menit )
Alokasi
Fase Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Penyajian Tes  Guru membagikan lembar jawaban dan lembar soal 10 Menit
kepada peserta didik
 Guru membacakan peraturan dalam mengerjakan
soal
Pengerjaan Tes  Peserta didik mengerjakan soal yang telah dipegang 75 menit
dengan sungguh-sungguh
Pengumpulan  Peserta didik mengumpulkan lembar jawaban dan 5 menit
Tes lembar soal kepada guru
Kegiatan Penutup ( 15 Menit )
Alokasi
Fase Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Penutup  Guru memberikan apresiasi atas tes yang telah 15 Menit
dikerjakan oleh peserta didik
 Guru menyampaikan materi selanjutnya
 Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan
berdoa kemudian mengucapkan salam

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 25
TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM
SISTEM HUKUM NASIONAL DI INDONESIA

PERTEMUAN PERTAMA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan membaca, peserta didik dapat mendeskripsikan makna
perundang-undangan dalam sistem hukum nasional-nasional di Indonesia
dengan kata-katanya sendiri.
B. MAKNA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL
Peraturan perundangan-undangan berbeda dengan Undang-Undang,
karena Undang-Undang hanya merupakan salah satu bagian dari peraturan
perundang-undangan. Peraturan Peundang-Undangan itu sendiri adalah
semua pertauran tertulis yang dibentuk dengan cara-cara tertentu oleh
pejabat yang berwenang dan dituangkan dalam bentuk tertulis.
Menurut Undang-undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, dinyatakan bahwa Peraturan Perundang-
undangan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum
dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabar yang
berwewenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan
Perundang-undangan.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, fungsi peraturan perundang-


undangan, antara lain sebagai berikut:
a) Sebagai norma hukum bagi warga negara karena beisi peraturan untuk
membatasi tingkah laku manusia sebagai warga negara yang harus
ditaati, dipatuhi, dan dilaksanakan. Bagi mereka yang melanggar diberi
sanksi atau hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga -
terjamin rasa keadilan dan kebenaran.
b) Menentukan aturan-aturan yang menjadi pedoman dalam menjalankan
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 26
hubungan antar sesama manusia sebabagi warga negara dan warga
masyarakat untuk mengatur kehidupan manusia sebagai warga negara
agar kehidupannya sejahtera. aman, rukun, dan harmonis;
c) Untuk menciptakan suasana aman, tertib, tenteram dan kehidupan yang
harmonis rasa.
d) Untuk memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum bagi warga
negara.
e) Untuk memberikan perlindungan atas hak asasi manusia.

Untuk memahami perundang-undangan yang berlaku, kita harus


memahami susunan tata urutan perundang-undangan. Ini disebabkan
susunan tata urutan perundangan-undangan mengajar prinsip-prinsip:
a)   Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi kedudukannya dapat
dijadikan landasan atau dasar hukum bagi peraturan perundang-
undangan yang lebih rendah atau berada di bawahnya.
b)   Peraturan perundang-undangan tingkat lebih rendah harus bersumber
atau memiliki dasar hukum dari peraturan perundangan-undangan
tingkat lebih tinggi.
c)   Isi atau muatan peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak
boleh menyimpang atau bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi tingkatannya.
d)   Suatu peraturan perundang-undangan hanya dapat dicabut, diganti atau
diubah dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau
paling tidak dengan yang sederajat.
e)   Peraturan perundang-undangan yang sejenis apabila mengatur materi
yang sama, perturan yang terbaru harus diberlakukan walaupun tidak
dengan secara tegas dinyatakan bahwa peraturan yang lama dicabut.
f)    Peraturan yang mengatur materi yang lebih khusus harus diutamakan
dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Setelah membaca dan dijelaskan oleh guru,


sekarang sudah pahamkan?
Sekarang coba buat resume apa yang kalian
pahami dari materi yang sudah kamu pelajari
hari ini dengan bahasa kalian sendiri ya...
Semangat pasti bisa 
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 27
TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM
SISTEM HUKUM NASIONAL DI INDONESIA

PERTEMUAN KEDUA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mampu menyebutkan tata perundang-undangan dalam sistem hukum


nasional-nasional di Indonesia
2. Mampu mendeskripsikan tata perundang-undangan dalam sistem
hukum nasional-nasional di Indonesia secara spesifik melalui diskusi.
B. TATA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL
Dalam kajia hukum, tata urutan peraturan perundang-undangan disusun
berdasarkan pandangan bahwa sistem hukum merupakan sistem hierarki
dengan kaidah berjenjang dimana norma hukum yang paling rendah harus
berpegangan pada norma hukum yang lebih tinggi. Hal ini sesuai Teori
Stufenbau (Stufen Theory) atau yang dipopulerkan oleh ahli ilmu hukum
yang bernama Hans Kelsen yang menyatakan bahwa sistem hukum
merupakan sistem anak tangga dengan kaidah berjenjang dimana norma
hukum yang paling rendah harus berpegangan pada norma hukum yang
lebih tinggi, dan kaidah hukum yang tertinggi (seperti konstitusi) harus
berpegangan pada norma hukum yang paling mendasar (grundnorm).
Menurut Kelsen norma hukum yang paling dasar (grundnorm) bentuknya
tidak kongkrit (abstrak) .Contoh norma hukum paling dasar abstrak adalah
Pancasila.
Bagaimana susunan tata urutan perundang-undangan di Indonesia?
Berdasarkan    Tap MPRS NO. XX/MPRS/1996 tentang Memorandum
DPR-GR mengenai sumber tertib hukum Republik Indonesia dan tata urutan
perundang-undangan Republik Indonesia. Tata urutan peraturan perundang-
undangan RI yaitu :
1) UUD 1945
2) Ketetapan MPR
3) Undang-Undang
4) Peraturan Pemerintah (PP)
5) Keputusan Presiden
6) Peraturan Pelaksana yang terdiri dari : Peraturan Menteri dan Instruksi
Menteri.

Berdasarkan Tap MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan


Tata Urutan Peraturan Undang-Undang, Tata urutan peraturan perundang-
undangan RI yaitu :
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 28
1)  UUD 1945
2)  Tap MPR
3)  Undang-Undang
4)  Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu)
5)  Peraturan Pemerintah (PP)
6)  Keppres
7)  Peraturan Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan., Jenis dan hierarki Peraturan
Perundang-undangan Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
1)  UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2)  Undang-Undang / Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
(Perppu)
3)  Peraturan Pemerintah
4)  Peraturan Presiden
5)  Peraturan Daerah
Catatan: Ketentuan dalam Undang-Undang ini sudah tidak berlaku.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Jenis dan hierarki Peraturan
Perundang-undangan Republik Indonesia adalah sebagai berikut:
1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2) Ketetapan MPR
3) Undang-Undang
4) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu)
5) Peraturan Pemerintah (PP)
6) Peraturan Presiden
7) Peraturan Daerah Provinsi
8) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. 

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 29
Gambar 2.1 Tata Urutan Perundang-undangan

Lalu, aturan mana terkait Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan di


Indonesia yang saat ini berlaku? Tentunya aturan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2011. Ketentuan ini sesuai asas dan prinsip hukum bahwa
peraturan atau Undang-Undang terbaru yang mengatur persoalan yang sama
menggantikan peraturan atau Undang-Undang yang ada sebelumnya. Hal ini
dipertegas dalam Pasal  102 dimana berbunyi : “Pada saat Undang-Undang
ini mulai berlaku, Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4389), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku”.
Sehingga dengan adanya Undang-undang Nomor 12 tahun 2011 ini
menggantikan Undang-undang yang lama yaitu Undang-undang Nomor 10
tahun 2004 dan peraturan yang ada sebelumnya. Penjelasan lebih lanjut
mengenai urutan perundangan-undangan ini adalah sebagai berikut:
1) UUD 1945
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan Hukum Dasar tertulis Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan berfungsi sebagai sumber hukum
tertinggi. Menurut. L.J. van Apeldom, Undang-Undang Dasar adalah
bagian tertulis dari suatu konstitusi. Sementara itu E.C.S. Wade
menyatakan, bahwa Undang-Undang Dasar adalah naskah yang
memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dan badan-badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja
badan-badan tersebut. Miriam Budiardjo, menyatakan bahwa Undang-
Undang Dasar memuat ketentuan-ketentuan mengenai organisasi negara,
hak-hak asasi manusia, prosedur mengubah UUD dan memuat larangan
untuk mengubah sifat tertentu dari Undang-Undang Dasar.

Gambar 2.2 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 30
Dalam tata peraturan perundang-undangan di negara Indonesia,
menurut Miriam Budiardjo ( 1981: 106-107) Undang-Undang Dasar
1945 mempunyai kedudukan yang istimewa dibandingkan dengan
undang-undang lainnya, hal ini dikarenakan :
a) UUD dibentuk menurut suatu cara istimewa yang berbeda dengan
pembentukan UU biasa
b) UUD dibuat secara istimewa untuk itu dianggap sesuatu yang luhur.
c) UUD adalah piagam yang menyatakan cita-cita bangsa Indonesia dan
merupakan dasar organisasi kenegaraan suatu bangsa

2) Ketetapan MPR
Ketetapan MPR adalah ketetapan yang dikeluarkan MPR sebagai
konsekuensi dari tugas, kedudukan dan kewenangan MPR sesuai UUD
1945. Adapun yang  dimaksud  Ketetapan MPR yang menjadi sumber
hukum menurut penjelasan UU No 12 tahun 2011 adalah adalah 
Ketetapan  Majelis Permusyawaratan  Rakyat.

Gambar 2.3 Tap MPR


Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang masih
berlaku sebgaimana yang dimaksud dalam pasal 2 dan pasal 4 Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor:
I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap dan Status Hukum Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002
tanggal 7 Agustus 2003.

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 31
3) Undang-Undang
Undang-undang merupakan peraturan
perundang-undangan untuk
melaksanakan UUD 1945. Yang
berwenang membuat UU adalah DPR
bersama Presiden. Adapun kriteria agar
suatu masalah diatur dengan UU antara
lain :
a. UU dibentuk atas perintah ketentuan
UUD 1945
b. UU dibentuk atas perintah Ketetapan
MPR
c. UU dibentuk atas perintah ketentuan
UU terdahulu
d. UU dibentuk dalam rangka mencabut, Gambar 2. 4 Undang-undang
mengubah dan menambah UU yang sudah ada
e. UU dibentuk karena berkaitan dengan hak sasai manusia
f. UU dibentuk karena berkaitan dengan kewajiban atau kepentingan
orang banyak.
Adapun materi  muatan  yang  harus  diatur  dengan  Undang-Undang
berisi:
a. Pengaturan lebih  lanjut  mengenai  ketentuan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Perintah  suatu  Undang-Undang  untuk  diatur dengan Undang-
Undang
c. Pengesahan perjanjian internasional tertentu
d. Tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi
e. Pemenuhan  kebutuhan  hukum  dalam masyarakat.

4) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu)


Peraturan Pemerintah
pengannti Undang-Undang
(PERPU) dibentuk oleh
presiden tanpa terlebih dahulu
rnendapat persetujuan DPR.
Hal ini dikarenakan PERPU
dibuat dalam keadaan
"darurat" dalam arti persoalan
yang muncul harus segera
ditindaklanjuti.
Gambar 2.5 PERPPU
Namun demikian pada akhirnya PERPU tersebut harus diajukan ke
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 32
DPR untuk mendapatkan persetujuan. ladi bukan berarti presiden dapat
seenaknya mengeluarkan PERPPU, karena pada akhirnya harus diajukan
kepada DPR pada persidangan berikutnya. Sebagai lembaga legislatif
DPR dapat menerima atau menolak PERPPU yang diajukan Presiden
tersebut, konsekwensinya kalau PERPPU tersebut ditolak, harus dicabut,
dengan kata lain harus dinyakan tidak berlaku lagi
Materi muatan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang sama
dengan materi muatan Undang-Undang, yakni:
a. Pengaturan  lebih  lanjut  mengenai  ketentuan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Perintah  suatu  Undang-Undang  untuk  diatur dengan Undang-
Undang
c. Pengesahan perjanjian internasional tertentu
d. Tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi
e. Pemenuhan  kebutuhan  hukum  dalam masyarakat.

5) Peraturan Pemerintah (PP)


Untuk melaksanakan suatu undang-undang, maka dikeluarkanlah
Peraturan Pemerintah. Jadi peraturan pemerintah tersebut merupakan
bentuk pelaksanaan dari suatu undang-undang. Itulah sebabnya materi
muatan Peraturan  Pemerintah (PP) berisi materi untuk menjalankan
Undang-Undang sebagaimana mestinya. 

Gambar 2.6 Peraturan Pemerintah


Adapun kriteria untuk dikeluarkannya Peraturan pemerintah adalah
sebagai berikut :
a) PP tidak dapat dibentuk tanpa adanya UU induknya
b) PP tidak dapat mencantumkan sanksi pidana. jika UU induknya tidak
mencantumkan sanksi pidana
c) PP tidak dapat memperluas atau mengurangi ketentuan UU induknya
d) PP dapat dibentuk meskipun UU yang bersangkutan tidak menyebut  -

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 33
secara tegas, asal PP tersebut untuk melaksanakan UU.

6) Peraturan Presiden
Peraturan  Presiden  merupakan peraturan perundang-undangan yang
dibentuk Presiden berdasarkan pasal 4 UUD 1945. Dilihat dari sifatnya
Presiden  dapat membuat dua macam keputusan yaitu yang bersifat
pengaturan dan yang bersifat penetapan. Yang termasuk jenis peraturan
perundang-undangan adalah keputusan presiden yang bersfat pengaturan
atau yang dikenal dengan Peraturan Presiden .

Gambar 2.7 Peraturan Presiden


Materi  muatan  Peraturan  Presiden  berisi  materi  yang
diperintahkan  oleh  Undang-Undang,  materi  untuk melaksanakan 
Peraturan  Pemerintah,  atau  materi  untuk melaksanakan
penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan.

7) Peraturan Daerah
Peraturan Daerah adalah peraturan yang dibuat oleh Pemerintah
daerah Propinsi dan daerah Kabupaten dan/atau Daerah Kota. Masuknya
Peraturan Daerah dibuat untuk melaksanakan peraturan perundang-
undangan yang lebuh tinggi. Selain itu Peraturan daerah inijuga dibuat
dalam rangka melaksanakan kebutuhan daerah. Dengan demikian kalau
Peraturan Daerah terse but dibuat sesuai kebutuhan daerah,
dimungkinkan Perda yang berlaku di suatu daerah Kabupaten/Kota
belum tentu diberlakukan di daerah kabupaten/ kota lain.

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 34
Gambar 2.8 Perda Jatim
Materi muatan Peraturan Daerah Provinsi dan
Peraturan Daerah  Kabupaten/Kota  berisi  materi 
muatan  dalam rangka  penyelenggaraan  otonomi 
daerah  dan  tugas pembantuan  serta 
menampung  kondisi  khusus  daerah dan/atau 
penjabaran  lebih  lanjut  Peraturan  Perundang-
undangan yang lebih tinggi.

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 35
TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM
SISTEM HUKUM NASIONAL DI INDONESIA

PERTEMUAN KETIGA DAN KEEMPAT

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menjelaskan secara runtut proses pembuatan
perundang-undangan dalam sistem hukum nasional-nasional di Indonesia
setelah diberikan penjelasan oleh guru.
B. PROSES PEMBUATAN PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL
1) Undang - Undang
Undang-undang adalah peraturan perundangan, yang dalam
pembentukannya Presiden harus mendapat persetujuan DPR. Ketentuan
tersebut diatur dalam UUD 1945 Pasal 5 Ayat 1 "Presiden berhak
mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada DPR", Pasal 20 Ayat 1
"DPR memegang kekuasaan membentuk UU" dan Pasal 20 Ayat 2
"Setiap RUU dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat
persetujuan bersama" .
Dalam pembentukan suatu undang-undang, sebagaimana diatur dalam
undang-undang nomor 12 tahun 2011.
1. Tahap penyusunan Rancangan  Undang-Undang  meliputi:
a) Rancangan  Undang-Undang  dapat  berasal  dari  DPR atau 
Presiden. 
b) Rancangan  Undang-Undang  yang  berasal  dari  DPR
sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  dapat  berasal dari DPD.
c) Rancangan  Undang-Undang  yang  berasal  dari  DPR, Presiden,
atau DPD harus disertai Naskah Akademik. Terdapat 3 jenis RUU
yang tidak harus disertai Naskah Akademik namun haruss disertai 
dengan  keterangan  yang memuat  pokok  pikiran  dan  materi 
muatan  yang diatur yakni:
- RUU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
- Penetapan  Peraturan  Pemerintah  Pengganti Undang-Undang
menjadi Undang-Undang
- Pencabutan  Undang-Undang  atau  pencabutan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang.
d) Rancangan  Undang-Undang,  baik  yang  berasal  dari DPR 
maupun  Presiden  serta  Rancangan  Undang-Undang  yang 
diajukan  DPD  kepada  DPR  disusun berdasarkan Prolegnas
(Program  Legislasi  Nasional). Adapun Rancangan  Undang-
Undang  yang  diajukan  oleh  DPD berkaitan dengan: a)  otonomi

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 36
daerah;  b)  hubungan pusat dan daerah;  c)  pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah; d)  pengelolaan  sumber 
daya  alam  dan  sumber  daya ekonomi lainnya; dan  e) 
perimbangan keuangan pusat dan daerah.
e) Rancangan  Undang-Undang  dari  DPR  diajukan  oleh anggota 
DPR,  komisi,  gabungan  komisi,  atau  alat kelengkapan  DPR 
yang  khusus  menangani  bidang legislasi atau DPD.  Kemudian
dilakukan pengharmonisasian,  pembulatan,  dan  pemantapan
konsepsi  Rancangan  Undang-Undang  yang  berasal dari DPR
dikoordinasikan oleh alat kelengkapan DPR yang khusus
menangani bidang legislasi. 
f) Rancangan  Undang-Undang  yang  diajukan  oleh Presiden 
disiapkan  oleh  menteri  atau  pimpinan lembaga  pemerintah 
nonkementerian  sesuai  dengan lingkup tugas dan tanggung
jawabnya. Dalam  penyusunan  Rancangan  Undang-Undang,
menteri  atau  pimpinan  lembaga  pemerintah nonkementerian 
terkait  membentuk  panitia antarkementerian dan/atau
antarnonkementerian. Kemudian dilakukan   Pengharmonisasian, 
pembulatan,  dan  pemantapan konsepsi  Rancangan  Undang-
Undang  yang  berasal dari  Presiden  dikoordinasikan  oleh 
menteri  yang menyelenggarakan  urusan  pemerintahan  di  bidang
hukum.
g) Rancangan  Undang-Undang  dari  DPD  disampaikan secara 
tertulis  oleh  pimpinan  DPD  kepada  pimpinan DPR dan harus
disertai Naskah Akademik.  Usul  Rancangan  Undang-Undang 
dari  DPD  disampaikan  oleh  pimpinan DPR  kepada  alat 
kelengkapan  DPR  yang  khusus menangani  bidang  legislasi 
untuk  dilakukan pengharmonisasian,  pembulatan,  dan 
pemantapan konsepsi Rancangan Undang-Undang.    Untuk
selanjutnya Alat kelengkapan DPR dalam  melakukan 
pengharmonisasian,  pembulatan, dan pemantapan konsepsi
Rancangan Undang-Undang dapat  mengundang  pimpinan  alat 
kelengkapan  DPD yang  mempunyai  tugas  di  bidang 
perancangan Undang-Undang  untuk  membahas  usul  Rancangan
Undang-Undang yang diajukan DPD.
h) Rancangan  Undang-Undang  dari  DPR  disampaikan dengan surat
pimpinan DPR kepada Presiden.  Presiden  menugasi  menteri 
yang  mewakili  untuk membahas  Rancangan  Undang-Undang 
bersama  DPR dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh)
hari terhitung sejak surat pimpinan DPR diterima.  Kemudian
Menteri yang mendapat tugas dari Presiden mengoordinasikan 
persiapan  pembahasan  dengan menteri yang menyelenggarakan
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 37
urusan pemerintahan di bidang hukum. 
i) Rancangan  Undang-Undang  dari  Presiden  diajukan dengan surat
Presiden kepada pimpinan DPR.  Surat  Presiden  tersebut memuat 
penunjukan  menteri  yang  ditugasi  mewakili Presiden  dalam 
melakukan  pembahasan  Rancangan Undang-Undang bersama
DPR.  DPR  mulai  membahas  Rancangan  Undang-Undang yang
diajukan presiden dalam  jangka waktu  paling  lama  60  (enam 
puluh)  hari  terhitung sejak surat Presiden diterima.  Untuk 
keperluan  pembahasan  Rancangan  Undang-Undang  di  DPR, 
menteri  atau  pimpinan  lembagapemrakarsa  memperbanyak 
naskah  RancanganUndang-Undang  tersebut  dalam  jumlah  yang
diperlukan. 
j) Apabila  dalam  satu  masa  sidang  DPR  dan  Presiden
menyampaikan  Rancangan  Undang-Undang  mengenai materi 
yang  sama,  yang  dibahas  adalah  Rancangan Undang-Undang 
yang  disampaikan  oleh  DPR  dan Rancangan  Undang-Undang 
yang  disampaikan  Presiden digunakan sebagai bahan untuk
dipersandingkan.
2. Tahap penyusunan Pembahasan Rancangan Undang-Undang meliputi:
a) Pembahasan  Rancangan  Undang-Undang  dilakukan oleh  DPR 
bersama  Presiden  atau  menteri  yang ditugasi.
b) Khusus Pembahasan  Rancangan  Undang-Undang yang  berkaitan
dengan:
- otonomi daerah
- hubungan pusat dan daerah
- pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah
- pengelolaan  sumber  daya  alam  dan  sumber  daya ekonomi
lainnya
- perimbangan keuangan pusat dan daerah,  pada pembicaraan
tingkat I dilakukan dengan mengikutsertakan DPD yang diwakili
oleh alat kelengkapan yang membidangi materi  muatan 
Rancangan  Undang-Undang yang dibahas.
c) DPD  memberikan  pertimbangan  kepada  DPR  atas Rancangan 
Undang-Undang  tentang  Anggaran Pendapatan  dan  Belanja 
Negara  dan  Rancangan Undang-Undang  yang  berkaitan  dengan 
pajak, pendidikan, dan agama.
d) Pembahasan  Rancangan  Undang-Undang  dilakukan melalui 2
(dua) tingkat pembicaraan, yaitu pembicaraan  tingkat  I  dalam 
rapat  komisi,  rapat gabungan  komisi,  rapat  Badan  Legislasi, 
rapat  Badan Anggaran, atau rapat Panitia Khusus; dan
pembicaraan tingkat II dalam rapat paripurna. 
e) Pembicaraan  tingkat  I  dilakukan  dengan  kegiatansebagai
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 38
berikut:
- pengantar musyawarah
- pembahasan daftar inventarisasi masalah
- penyampaian pendapat mini
f) Dalam pengantar musyawarah:
- DPR  memberikan  penjelasan  dan  Presiden menyampaikan 
pandangan  jika  Rancangan Undang-Undang berasal dari DPR
- DPR  memberikan  penjelasan  serta  Presiden  dan DPD 
menyampaikan  pandangan  jika  Rancangan Undang-Undang 
yang  berkaitan  dengan kewenangan  DPD berasal dari DPD
- Presiden  memberikan  penjelasan  dan  fraksi memberikan 
pandangan  jika  Rancangan  Undang-Undang berasal dari
Presiden
- Presiden  memberikan  penjelasan  serta  fraksi  dan DPD 
menyampaikan  pandangan  jika  Rancangan Undang-Undang 
yang  berkaitan  dengan kewenangan  DPD berasal dari
Presiden.
g) Daftar  inventarisasi  masalah diajukan oleh:
- Presiden  jika Rancangan Undang-Undang berasal dari DPR
- DPR jika  Rancangan Undang-Undang  berasal  dari Presiden 
dengan  mempertimbangkan  usul  dari DPD  sepanjang  terkait 
dengan  kewenangan  DPD
h) Penyampaian  pendapat  mini  disampaikan  pada  akhir
pembicaraan tingkat I oleh:
- Fraksi
- DPD,  jika  Rancangan  Undang-Undang  berkaitan dengan 
kewenangan  DPD
- Presiden.
i) Pembicaraan  tingkat  II  merupakan  pengambilan keputusan
dalam rapat paripurna dengan kegiatan:
- penyampaian laporan yang berisi proses, pendapat mini  fraksi, 
pendapat  mini  DPD,  dan  hasil pembicaraan tingkat I
- pernyataan  persetujuan  atau  penolakan  dari  tiap-tiap  fraksi 
dan  anggota  secara  lisan  yang  diminta oleh pimpinan rapat
paripurna
- penyampaian  pendapat  akhir  Presiden  yang dilakukan oleh
menteri yang ditugasi.
j) Dalam  hal  persetujuan  tidak  dapat  dicapai  secara musyawarah 
untuk  mufakat,  pengambilan  keputusan dilakukan berdasarkan
suara terbanyak.
k) Rancangan  Undang-Undang  tidak mendapat  persetujuan 
bersama  antara  DPR  dan Presiden,  Rancangan  Undang-Undang 
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 39
tersebut  tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan DPR masa
itu.
l)  Rancangan  Undang-Undang  dapat  ditarik  kembali sebelum
dibahas bersama oleh DPR dan Presiden.   Rancangan  Undang-
Undang  yang  sedang  dibahas hanya  dapat  ditarik  kembali 
berdasarkan  persetujuan bersama DPR dan Presiden.
3. Tahap Pengesahan Rancangan Undang-Undang
a) Rancangan  Undang-Undang  yang  telah  disetujui bersama  oleh 
DPR  dan  Presiden  disampaikan  oleh Pimpinan  DPR  kepada 
Presiden  untuk  disahkan menjadi Undang-Undang. 
b) Penyampaian  Rancangan  Undang-Undang dilakukan dalam
jangka  waktu  paling  lama  7  (tujuh)  hari  terhitung sejak tanggal
persetujuan bersama.
c) Rancangan  Undang-Undang sebagaimana dimaksud dalam pasal
72 yang disahkan oleh presiden dengan membubuhkan tanda
tangan dalam jangka waktu paling  lama  30  (tiga  puluh)  hari 
terhitung  sejak Rancangan  Undang-Undang  tersebut  disetujui
bersama oleh DPR dan Presiden.
d) Dalam  hal  Rancangan  Undang-Undang  tidak  ditandatangani 
oleh Presiden dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak Rancangan Undang-undang tersebut disetujui
bersama, Rancangan  Undang-Undang tersebut  sah  menjadi 
Undang-Undang  dan  wajib diundangkan.
e) Dalam  hal  sahnya  Rancangan  Undang-Undang kalimat
pengesahannya berbunyi: Undang-Undang ini dinyatakan sah
berdasarkan ketentuan pasal 20 ayat 5 UUD  1945.
f) Kalimat  pengesahan  tersebut  harus  dibubuhkan  pada halaman 
terakhir  Undang-Undang  sebelum pengundangan  naskah 
Undang-Undang  ke  dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. 

2) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu)


Peraturan Pemerintah pengannti Undang-Undang (PERPU) dibentuk
oleh presiden yang dibuat dalam keadaan "darurat" dalam arti persoalan
yang muncul harus segera ditindaklanjuti. Adapun Proses Penyusunan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang sesuai UU nomor 11
Tahun 2012 adalah sebagai berikut:
a) Peraturan Pemerintah pengannti Undang-Undang (PERPU) dibentuk
oleh presiden yang dibuat dalamkeadaan "darurat" dalam arti
persoalan yang muncul harus segera ditindaklanjuti.
b) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang harus diajukan ke
DPR dalam persidangan
c) Pengajuan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
dilakukan dalam bentuk pengajuan  Rancangan Undang-Undang 
tentang  penetapan  Peraturan Pemerintah  Pengganti  Undang-
Undang  menjadi Undang-Undang.
d) DPR hanya memberikan persetujuan atau tidak memberikan
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 40
persetujuan terhadap Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang.
e) Dalam hal Peraturan Pemerintah Pengganti Undang - Undang
mendapat persetujuan DPR dalam rapat paripunya, Peraturan
Pengganti Undang-undang tersebut ditetapkan menjadi Undang-
Undang.
f) Dalam  hal  Peraturan  Pemerintah  Pengganti  Undang-Undang  tidak 
mendapat  persetujuan  DPR  dalam rapat  paripurna,  Peraturan 
Pemerintah  Pengganti Undang-Undang  tersebut  harus  dicabut  dan 
harus dinyatakan tidak berlaku.
g) Dalam  hal  Peraturan  Pemerintah  Pengganti  Undang-Undang  harus 
dicabut  dan  harus  dinyatakan  tidak berlaku,  DPR atau  Presiden 
mengajukan  Rancangan  Undang-Undang  tentang  Pencabutan 
Peraturan  Pemerintah Pengganti Undang-Undang.
h) Rancangan  Undang-Undang  tentang  Pencabutan Peraturan 
Pemerintah  Pengganti  Undang-Undang mengatur segala akibat
hukum dari pencabutan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang.
i) Rancangan  Undang-Undang  tentang  Pencabutan Peraturan 
Pemerintah  Pengganti  Undang-Undang ditetapkan menjadi  Undang-
Undang  tentang  Pencabutan Peraturan  Pemerintah  Pengganti 
Undang-Undang dalam  rapat  paripurna.
j) Pembahasan  Rancangan  Undang-Undang  tentang Penetapan 
Peraturan  Pemerintah  Pengganti  Undang-Undang  dilaksanakan 
melalui  mekanisme  yang  sama dengan pembahasan Rancangan
Undang-Undang.
k) Pembahasan  Rancangan  Undang-Undang  tentang Pencabutan 
Peraturan  Pemerintah  Pengganti  Undang-Undang  dilaksanakan 
dengan tata cara:
- Rancangan  Undang-Undang  tentang  Pencabutan Peraturan 
Pemerintah  Pengganti  Undang-Undang  diajukan oleh DPR atau
Presiden
- Rancangan  Undang-Undang  tentang  Pencabutan diajukan pada
saat Rapat Paripurna DPR tidak memberikan persetujuan  atas 
Peraturan  Pemerintah  Pengganti Undang-Undang yang diajukan
oleh Presiden
- Pengambilan  keputusan  persetujuan  terhadap Rancangan 
Undang-Undang  tentang  Pencabutan dilaksanakan  dalam  Rapat 
Paripurna  DPR  yang sama  dengan  rapat  paripurna  penetapan 
tidak memberikan  persetujuan  atas  Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang tersebut.

3) Peraturan Pemerintah (PP)


Berikut ini Proses Penyusunan Peraturan Pemerintah sesuai UU nomor
11 Tahun 2012 adalah sebagai berikut:
a) Dalam penyusunan Rancangan Peraturan pemerintah, pemrakarsa
membentuk panitia antarkementerian  dan/atau  lembaga pemerintah
nonkementerian
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 41
b) Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi
Rancangan Peratura Pemerintah dikoordinasikan  oleh  menteri 
yang  menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.

4) Peraturan Presiden
Berikut ini Proses Penyusunan Peraturan Pemerintah sesuai UU nomor
11 Tahun 2012 adalah sebagai berikut:
c) Dalam penyusunan Rancangan Peraturan pemerintah, pemrakarsa
membentuk panitia antarkementerian  dan/atau  lembaga pemerintah
nonkementerian
d) Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi
Rancangan Peratura Pemerintah dikoordinasikan  oleh  menteri 
yang  menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.

5) Peraturan Daerah
Proses Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah sesuai UU nomor 11
Tahun 2012 adalah sebagai berikut:
a) Rancangan  Peraturan  Daerah  dapat  berasal dari DPRD
Provinsi/Kabupaten/Kota/Kabupaten/Kota atau Gubernur. 
b) Rancangan  Peraturan  Daerah  disertai  dengan  penjelasan atau
keterangan dan/atau Naskah Akademik.
c) Dalam hal Rancangan Peraturan Daerah mengenai:
- Anggaran  Pendapatan  dan  Belanja  Daerah
- Pencabutan Peraturan Daerah
- Perubahan Peraturan Daerah yang hanya terbatas mengubah
beberapa materi, tidak disertai naskah akademik namun harus
disertai keterangan  yang  memuat  pokok pikiran dan materi
muatan yang diatur.
d) Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah
dilakukan sesuai dengan teknik penyusunan Naskah Akademik. 
e) Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi
Rancangan Peraturan Daerah yang berasal dari DPRD
Provinsi/Kabupaten/Kota dikoordinasikan oleh alat kelengkapan
DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota yang  khusus  menangani bidang
legislasi.
f) Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi
Rancangan Peraturan Daerah yang berasal dari
Gubernur/Bupati/Walikota dikoordinasikan  oleh  biro hukum dan
dapat mengikutsertakan instansi vertikal dari kementrian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.
g) Rancangan Peraturan Daerah dapat diajukan oleh anggota, komisi,
gabungan komisi atau alat kelengkapan DPRD
Provinsi/Kabupaten/Kota yang  khusus  menangani bidang legislasi.
h) Rancangan Peraturan Daerah yang telah disiapkan oleh DPRD
DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota disampaikan  dengan surat pimpinan
DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Gubernur/Bupati/Walikota. 
i) Rancangan  Peraturan  Daerah  yang  telah  disiapkan oleh 
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 42
Gubernur/Bupati/Walikota disampaikan  dengan  surat  pengantar
Gubernur kepada pimpinan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota.
j) Apabila  dalam  satu  masa  sidang  DPRD  Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan  Rancangan  Peraturan 
Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota mengenai materi yang sama, yang
dibahas adalah Rancangan Peraturan Daerah yang disampaikan oleh
DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota dan Rancangan Peraturan Daerah
Provinsi /Kabupaten/Kota  yang  disampaikan  oleh 
Gubernur/Bupati/Walikota digunakan sebagai bahan untuk
dipersandingkan.

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 43
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

A. Kisi-Kisi Lembar Kerja Peserta Didik


Nomer Jenis
Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Soal Soal
3.1 Memahami Tata Disajikan sebuah
tata urutan Urutan problematika mengenai
peraturan Peraturan Tata Urutan Peraturan
perundang- Perundang- Perundang-undangan
undangan dalam Undangan Peserta didik 1 Uraian
sistem hukum menjelaskan perubahan
nasional nasional Tata Urutan
di Indonesia Peraturan
Perundang-
Undangan yang ada
di Indonesia
Peserta didik 2 Uraian
mengidentifikasi
alasan adanya
perubahan Tata
Urutan Peraturan
Perundang-
Undangan yang ada
di Indonesia
Peserta didik 3 Uraian
menjelaskan status Tap
MPR
Peserta didik 4 Uraian
mengidentitikasi alasan
dari status Tap MPR

B. Lembar Kerja Peserta Didik


Cermati teks dibawah ini!
Polemik Tata Urutan Peratuan Perundang-Undangan
Tata urutan peraturan perundang-undangan yang brlaku di Indonesia telah
mengalami perubahan sebanyak 4 kali sejak tahun 1966 hingga tahun 2011.
Tata urutan peraturan yang pernah berlaku di Indonesia masing-masing
berbeda mulai dari Tap MPRS No. XX/MPRS/1966, Tap MPR No.
III/MPR/2000, UU No. 10 Tahun 2004 dan UU No. 12 Tahun 2011 sama
sekai tidak memberikan kejernihan untuk menegaskan kembali pemahaman
yang benar terhadap Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan di
Indonesia. Belum lagi banyaknya produk hukum yang dimasukkan
dalam Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan yang sebenarnya
tidak dikenal oleh UUD 1945. Kekacauan seperti ini terutama
disebabkan oleh adanya keinginan untuk memperkuat lembaga-
lembaga negara dengan segala produk hukumnya. Sehingga Tata
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 44
Urutan Peraturan Perundang-Undangan menjadi tidak memiliki
legitimasi hukum. Pemikiran para ahli hukum menjadi sangat
legalistik dan sangat formalistik. Sesungguhnya yang wajib ada
dalam Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan cukup terbatas
terhadap jenis peraturan hukum yang diperintahkan langsung oleh
UUD 1945 saja. Sebab sejalan dengan tradisi hukum Indonesia yang
menjadi sumber refensi utama banyak negara.
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1. Jelaskan keempat perubahan Tata Urutan Peraturan Perundang-
Undangan di Indonesia!
2. Mengapa Tap MPR timbul dan tenggelam dalam Tata Urutan
Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia?
3. Bagaimana status Tap MPR saat ini? Mengingat lembaga MPR
bukan lagi merupakan lembaga tinggi negara.
4. Mengapa status Tap MPR sekarang dalam posisi demikian?

C. Kunci Jawaban
1. Berdasarkan    Tap MPRS NO. XX/MPRS/1996 tentang
Memorandum DPR-GR mengenai sumber tertib hukum Republik
Indonesia dan tata urutan perundang-undangan Republik Indonesia.
Tata urutan peraturan perundang-undangan RI yaitu :
1) UUD 1945
2) Ketetapan MPR
3) Undang-Undang
4) Peraturan Pemerintah (PP)
5) Keputusan Presiden
6) Peraturan Pelaksana yang terdiri dari : Peraturan Menteri dan
Instruksi Menteri.

Berdasarkan Tap MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum


dan Tata Urutan Peraturan Undang-Undang, Tata urutan peraturan
perundang-undangan RI yaitu :
1)  UUD 1945
2)  Tap MPR
3)  Undang-Undang
4)  Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu)
5)  Peraturan Pemerintah (PP)
6)  Keppres
7)  Peraturan Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan., Jenis dan hierarki
Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia adalah sebagai
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 45
berikut :
1)  UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2)  Undang-Undang / Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
(Perppu)
3)  Peraturan Pemerintah
4)  Peraturan Presiden
5)  Peraturan Daerah
.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Jenis dan hierarki
Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia adalah sebagai
berikut:
1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2) Ketetapan MPR
3) Undang-Undang
4) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu)
5) Peraturan Pemerintah (PP)
6) Peraturan Presiden
7) Peraturan Daerah Provinsi
8) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. 
2. Dalam UU No. 10 Tahun 2004, Tap MPR tidak lagi dimasukkan
dalam jenis dan hierarki tata peraturan perundang-undangan. Alasannya
pada saat itu, berdasarkan hasil amandemen UUD 1945 Pasal 1 dan
Pasal 3, MPR tidak lagi diposisikan sebagai lembaga tertiggi negara dan
tidak lagi berwenang menetapkan GBHN. Karenanya Tap MPR yang
sifatnya mengatur umum dan menjadi tempat penuangan GBHN. Tap
MPR bersifat mengatur apalagi yang isinya menugasi Presiden unuk
menjalankan GBHN, jelas sudah tidak relevan lagi dengan paradigma
UUD 1945 hasil amandemen. Karenanya setelahnya amandemen UUD
1945 tidak boleh lagi Tap MPR yang bersifat mengatur. Sebab
berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen, MPR tidak lagi berwenang
menetapkan GBHN, begitu juga Presiden bukan lagi mendataris MPR.
Jika masih juga diproduksi Tap MPR yang sifatnya mengatur umum,
maka demi hukum Tap MPR itu tidak mempunyai dasar konstitusional.
Jadi setelah terjadi perubahan kedudukan, tugas dan wewenangMpR
sebagai hasil dari amandemen UUD 1945, maka saat itu MPR tidak lagi
berwewenang untuk mengeluarkan ketetapan-ketetapan yang bersifat
mengatur dan mengikat.
3. Dari kajian MPR RI, terdapat 13 Tap MPR yang masih berlaku dan
perlu dorongan baik secara politik maupun hukum, agar 13 Tap MPR
ini dapat maksimal rujukan dalam proses pembentuan hukum dan
menjadi rujukan dalam kebijakan serta dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara . Tap MPRS/MPRyang masih berlaku menjadi bahan uji
materi peraturan perundang-undangan dibawahnya. Karenanya, dalam
konsep ideal material dan status hukum, dengan mengacu UU No. 12

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 46
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, Tap
MPRS/MPR yang masih berlaku menjadi sumber hukum yang bersifat
mengatur yang menempati posisi di bawah UUD 1945. Mengacu pada
Tap MPR I/2003, maka MPR dapat menerbitkan Tap MPR yang
bersifat beschikking.
4. Aturan dasar bernegara tertuang dalambatang tubuh UUD 1945,
Ketetapan MPR, dan konvensi ketatanegaraan. Aturan dasar negara
merupakan landasan bagi pembentuan undang-undang (formell Gesetz)
dan peraturan lai yang lebih rendah. Dengan berlakunya UUD 1945
hasil amandemen, MPR tidak lagi dapat mengeluarkan Tap MPR yang
bersifat peraturan (regeling). Oleh karena itu, kewenangan menetapkan
garis-garis besar dari halauan negara tidak menjadi wewenang. Terdapat
8 Tap MPR/MPRS yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku .
kemudian Tap MPR/MPRS yang dinyatakan tetap berlaku dengan
ketentuan. Selain itu, ada 8 Tap MPR/MPRS yang tetap berlaku hingga
sampai dengan ditetapkannya Peraturan Tata Tertib yang baru oleh
MPR hasil pemilihan umum tahun 2004, dan 104 tap MPR/MPRS yang
tidak perlu dilakukan tindakan hukum lebih lanjut, baik karena bersifat
einmalig (final), telah dicabut, maupun tidak selesai dilaksanakan.

D. Rubrik Penilaian
No. Kriteria Jawaban Skor
1. Jika peserta didik dapat menjelaskan empat perubahan Tata
Peraturan Perundang-Undangan secara lengkap dan benar 25
sesuai dengan konsep
Jika peserta didik dapat menjelaskan tiga perubahan Tata
Peraturan Perundang-Undangan secara lengkap dan benar 20
sesuai dengan konsep
Jika peserta didik dapat menjelaskan dua perubahan Tata
Peraturan Perundang-Undangan secara lengkap dan benar 15
sesuai dengan konsep
Jika peserta didik dapat menjelaskan satu perubahan Tata
Peraturan Perundang-Undangan secara lengkap dan benar 10
sesuai dengan konsep
Jika peserta didik dapat menjelaskan empat perubahan Tata
5
Peraturan Perundang-Undangan tidak sesuai dengan konsep
Jika peserta didik menjawab tidak sesuai dengan konteks 3
Jika peserta didik mengosongi lembar jawaban 0
2. Jika peserta didik dapat menyebutkan alasan TAP MPR
timbul dan tenggelam dari Tata Peraturan Perundang-
25
undangan secara lengkap dan benar dikaitkan dengan
Undang-undang
Jika peserta didik dapat menyebutkan alasan TAP MPR
timbul dan tenggelam dari Tata Peraturan Perundang-
20
undangan secara lengkap dan benar tidak dkaitkan dengan
Undang-undang
Jika peserta didik dapat menyebutkan alasan TAP MPR 15

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 47
timbul dari Tata Peraturan Perundang-undangan secara
lengkap dan benar sesuai dengan Undang-undang
Jika peserta didik dapat menyebutkan alasan TAP MPR
tenggelam dari Tata Peraturan Perundang-undangan 15
secara lengkap dan benar sesuai dengan Undang-undang
Jika peserta didik dapat menyebutkan alasan TAP MPR
timbul dan tenggelam dari Tata Peraturan Perundang- 10
undangan tidak lengkap
Jika peserta didik dapat menyebutkan alasan TAP MPR
timbul dan tenggelam dari Tata Peraturan Perundang- 5
undangan hanya menyebutkan Undang-undangnya saja
Jika peserta didik menjawab tidak sesuai dengan konteks 3
Jika peserta didik mengosongi lembar jawaban 0
3. Jika peserta didik dapat menjelaskan status TAP MPR
pada saat ini secara lengkap dan benar dikaitkan dengan 25
Status Hukum yang berlaku
Jika peserta didik dapat menjelaskan status TAP MPR
pada saat ini secara lengkap dan benar tetapi tidak 15
dikaitkan dengan Status Hukum yang berlaku
Jika peserta didik dapat hanya menjelaskan status Status
5
Hukum Tap MPR yang berlaku saja
Jika peserta didik menjawab tidak sesuai dengan konteks 3
Jika peserta didik mengosongi lembar jawaban 0
4. Jika peserta didik dapat menjelaskan alasan status TAP
MPR pada saat ini secara lengkap dan benar dikaitkan 25
dengan paradigma hukum yang berlaku
Jika peserta didik dapat menjelaskan alasan status TAP
MPR pada saat ini secara lengkap dan benar tetapi tidak 15
dikaitkan dengan paradigma hukum yang berlaku
Jika peserta didik dapat menjelaskan alasan status TAP
MPR pada saat ini secara tidak lengkap dikaitkan dengan 10
paradigma hukum yang berlaku
Jika peserta didik menjawab tidak sesuai dengan konteks 3
Jika peserta didik mengosongi lembar jawaban 0

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 48
PEMETAAN ASSESMEN
Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 SIDOARJO
Mata pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : VIII/ Gasal

TEKNIK PENILAIAN EVALUASI


Kompetensi Dasar IPK Unjuk Diri
Proyek Tes Sikap Guru Teman
Kerja Sendiri
1.3.1. Bersyukur kepada √ √
tuhan yang maha esa
untuk nilai dan semangat
1.3 Bersyukur kepada Tuhan kebangkitan nasional
yang Maha Esa untuk 1908 dalam perjuangan
nilai dan semangat kemerdekaan republik
Kebangkitan nasional Indonesia.
1908 dalam perjuangan
kemerdekaan Republik 1.3.2 Menunjukkan sikap
Indonsia semangat kebangkitan
nasional 1908 dalam
perjuangan kemerdekaan
republik Indonesia.
2.3 Menunjukkan sikap 2.3.1. Memperhatikan √ √
disiplin dalam perilaku taat aturan dalam
menerapkan aturan sesuai menerapkan aturan sesuai

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 49


dengan nilai – nilai yang
terkandung dalam tata
urutan peraturan
perundang – undangan
nasional.
dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam tata
2.3.2. Menunjukkan sikap
urutan peraturan
disiplin dalam
perundanga- undangan
menerapkan aturan sesuai
nasional
dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam tata
urutan peraturan
perundang – undangan
nasional.
3.3.1 Mendeskripsikan √
makna perundang-
undangan dalam sistem
3.3 Memahami tata urutan
hukum nasional-nasional
peraturan perundang-
di Indonesia
undangan dalam sistem
3.3.3 Menyebutkan tata √
hukum nasional nasional
di Indonesia perundang-undangan
dalam sistem hukum
nasional-nasional di
Indonesia
3.3.3 Menjelaskan proses √ √

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 50


pembuatan perundang-
undangan perundang-
undangan dalam sistem
hukum nasional-nasional
di Indonesia

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 51


4.3.1 Melakukan √
pengamatan tentang
pengembangan tata
urutan peraturan
perundang-
undangan dalam
sistem hukum
nasional nasional
Indonesia

4.3 Mendemonstrasikan 4.3.2 Menyusun laporan


pola pengembangan hasil pengamatan tentang
tata urutan peraturan pengembangan tata
perundang- urutan peraturan
undangan dalam perundang-undangan
sistem hukum dalam sistem hukum
nasional nasional di nasional nasional
Indonesia Indonesia

4.3.3 Menyajikan hasil


pengamatan
pengembangan tata
urutan peraturan
perundang-undangan
dalam sistem hukum
nasional nasional
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 52
PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL

A. Definisi Sikap Spiritual


Sikap spiritual merupakan sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya sehingga mendekatkan
seseorang dengan sang Maha Pencipta.

B. Kisi-kisi

Kisi-kisi Indikator
Berdoa dengan khidmat  Tidak berbicara dengan orang lain
ketika berdoa
 Duduk dengan tenang dan rapi
saat berdoa
 Menundukkan kepala saat berdoa
Bersyukur atas nilai dan semangat  Bersemangat mengikuti pelajaran
kebangkitan nasional di kelas
 Bersemangat dalam kerja
kelompok
 Rajin dalam mengerjakan tugas
yang diberikan guru

C. Lembar Penilaian

No. Nama Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 Jumlah Skor


1.
2.

36.
Keterangan:
S1 : Tidak berbicara dengan orang lain ketika berdoa
S2 : Duduk dengan tenang dan rapi saat berdoa
S3 : Menundukkan kepala saat berdoa
S4 : Bersemangat mengikuti pelajaran di kelas
S5 : Bersemangat dalam kerja kelompok
S6 : Rajin dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru

D. Rubrik Penilaian
Skor 4 : Jika peserta didik melakukan kegiatan tersebut
Skor 3 : Jika peserta didik kurang sungguh-sungguh melakukannya
Skor 2 : Jika peserta didik melakukannya menunggu diperintah dahulu
Skor 1 : Jika peserta didik tidak melakukan kegiatan tersebut

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 54
E. Interpretasi

Skor Akhir = x100

Dari hasil perolehan skor akhir yang didapat oleh peserta didik, maka akan
diinterpretasikan sebagai berikut :
SKOR KATEGORI SIKAP
82 – 100 Sangat Baik
63 – 81 Baik
44 – 62 Cukup
25 – 43 Kurang

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 55
PENILAIAN SIKAP SOSIAL

A. Definisi Sikap Disiplin


Sikap disiplin merupakan suatu sifat atau kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk taat dan bisa mengendalikan diri, agar tetap mematuhi
aturan yang telah dibuat atau disepakati. Disiplin merupakan suatu sikap
atau perlaku yang tentunya diharapkan oleh banyak orang, khususnya orang
berpendidikan. Tentunya disiplin sangat dibutuhkan karena dapat membantu
suatu kegiatan agar dapat berjalan dengan lancer sesuai yang diharapkan.
Tentu disiplin tidak lepas dari aturan, norma, prosedur, organisasi, kerja
sama, hukuman, dan lain sebagainya..

B. Kisi-kisi

Kisi-kisi Indikator
Taat pada aturan sekolah  Memakai seragam dan atribut yang
sesuai dengan ketetapan sekolah
 Tidak membawa senjata tajam
 Tidak tawuran antar peserta didik baik
satu maupun luar sekolah
 Tidak membuat gaduh di dalam kelas
saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung
 Tidak meninggalkan kelas tanpa
sepengetahuan guru
 Tidak bolos sekolah
Selalu tepat waktu  Mengumpulkan tugas sesuai dengan
deadline
 Selalu bangun pagi
 Tidak terlambat berangkat ke sekolah

C. Lembar Penilaian

Tidak
No. Pernyataan Selalu Sering Jarang
Pernah
1. Saya memakai seragam sesuai
dengan ketentuan yang
dtetapkan sekolah
2. Saya memakai atribut lengkap
sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan sekolah
3. Saya membawa senjata tajam
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 56
ke sekolah
4. Saya bangun pagi setiap
harinya
5. Saya mengumpulkan tugas 1
hari setelah deadline yang
ditentukan
6. Saya ikut serta dalam tawuran
pelajar
7. Saya terlambat masuk sekolah
8. Saya membawa minuman
keras diarea sekolah
9. Saya bolos sekolah
10. Saya meninggalkan kelas ke
kantin ketika guru sedang
mengajar

D. Rubrik Penilaian

Skor
No. Pernyataan Tidak
Selalu Sering Jarang
Pernah
1. Saya memakai seragam sesuai
dengan ketentuan yang 5 4 3 2
dtetapkan sekolah
2. Saya memakai atribut lengkap
sesuai dengan ketentuan yang 5 4 3 2
ditetapkan sekolah
3. Saya membawa senjata tajam
2 3 4 5
ke sekolah
4. Saya bangun pagi setiap
5 4 3 2
harinya
5. Saya mengumpulkan tugas 1
hari setelah deadline yang 2 3 4 5
ditentukan
6. Saya ikut serta dalam tawuran
2 3 4 5
pelajar
7. Saya terlambat masuk sekolah 2 3 4 5
8. Saya meminum minuman
2 3 4 5
keras diarea sekolah
9. Saya bolos sekolah 2 3 4 5
10. Saya meninggalkan kelas ke
kantin ketika guru sedang 2 3 4 5
mengajar
Skor Akhir = Jumlah Skor

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 57
E. Interpretasi
Dari hasil perolehan skor akhir yang didapat oleh peserta didik, maka akan
diinterpretasikan sebagai berikut :
SKOR KATEGORI SIKAP
44 – 50 Sangat Baik
36 – 43 Baik
28 – 35 Cukup
20 – 27 Tidak Baik

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 58
PENILAIAN PENGETAHUAN
ULANGAN HARIAN

A. Kisi – Kisi Soal Penilaian Pengetahuan


Level Nomer Bentuk
Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Soal Soal Soal
3.3 Memahami tata Pengertian tata urutan Disajikan jenis-jenis peraturan yang ada
urutan peraturan peraturan perundang-undangan di Indonesia, peserta didik dapat
C3 5 PG
perundang- berdasarkan UU nomer 12 menentukan peruturan yang termasuk
undangan dalam tahun 2011 kedalam peraturan tertulis
sistem hukum Disajikan soal mengenai jenis dan
nasional nasional di hierarki peraturan perundang-undangan,
Indonesia peserta didik dapat menjelaskan
C1 1 PG
peraturan perundang-undangan di
Indonesia yang mengatur mengenai hal
tersebut
Disajikan soal wujud dari norma
hukum, peserta didik dapat menjelaskan
C1 4 PG
lembaga yang membentuk norma
hukum
Disajikan soal mengenai pernyataan tata
perundang-undangan, peserta didik
C1 8 PG
dapat menjelaskan pengertian dari tata
perundang-undangan
Jenis dan hierarki tata urutan Disajikan mengenai jenis-jenis C5 1 Uraian

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 59


perundang-undangan nasional perundaang-undangan di Indonesia,
menurut UU nomer 12 tahun peserta didik dapat membandingkan
2011 Undang-undang dengan PP
Disajikan soal mengenai tata urutan
peraturan perundang-undangan, peserta
didik dapat menentukan peraturan C1 3 PG
perundang-undangan yang memiliki
kedudukan tertinggi di Indonesia
Proses pembuatan perundang- Disajikan soal mengenai peraturan
undangan Indonesia perundang-undangan dan lembaga yang
membuatnya, peserta didik dapat
C3 15 PG
menentukan dengan benar peraturan
perundang-undangan dan lembaga mana
yang membuatnya
Disajikan soal mengenai peraturan
pemerintah, peserta didik dapat
C2 11 PG
menjlaskan tujuan dibntuknya peraturan
pemerintah
Disajikan soal mengenai lembaga yang
mengesahkan UUD 1945 pertama kali,
C2 19 PG
peserta didik dapat mengemukakan
lembaga tersebut
Disajikan soal mengenai proses
pembuatan peraturan perundang- C3 13 PG
undangan, peserta didik dapat

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 60


menentukan proses pembuatan
peraturan perundang-undangan dengan
benar
Peserta didik dapat menjelaskan hak
C2 2 Uraian
yang dimiliki oleh DPR
Prinsip-prinsip yang mendasari Disajikan soal mengenai prinsi bagi
pembentukan peraturan perundang-undangan baru yang
perundang-undangan otomatis berlaku, peserta didik dapat C2 20 PG
mengkategorikan dalam sebuah prinsip
tertentu
Asas-asas dalam pembentukan Disajikan soal mengenai pembentukan
peraturan perundang-undangan peraturan perundang-undangan, peserta
C2 16 PG
didik dapat menjelaskan asas dalam
kedayagunaan dan kehasilgunaan
Disajikan soal tentang asas
pembentukan peraturan perundang-
undangan, peserta didik dapat C2 2 PG
menjelaskan kelembagaan atau organ
pembentuk yang tepat
Ketaatan terhadap undang- Disajikan soal mengenai norma hukum,
undang peserta didik dapat mengemukakan C2 18 PG
alasan norma bersifat memaksa
Disajikan soal mengenai sikap kritis C4 8 PG
dari peserta didik sehingga peserta didik
dapat menganalisis sikap kritis

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 61


mengakomodasikan aspirasi masyarakat
Disajikan soal mngenai sikap kritis,
peserta didik dapat menyimpulkan
C4 10 PG
contoh yang benar mengenai sikap kritis
terhadap undang-undang
Disajikan soal mengenai perilaku warga
yang memiliki kewajiban mematuhi
aturan perundang-undangan, peserta
C2 14 PG
didik dapat memberikan contoh perilaku
menaati undang-undang yang wajib
dilaksanakan oleh semua orang
Disajikan soal mengenai kesepakatan
dasar perubahan UUD 1945, peserta
C5 7 PG
didik dapat menegaskan kesepakatan
yang benar
Disajikan soal sikap patuh terhadap
peraturan perundang-undangan
dilingkungan sekolah, peserta didik
C2 9 PG
dapat memberikan contoh terhadap
peraturan perundang-undangan di
lingkungan sekolah
Disajikan soal sikap patuh terhdap C2 17 PG
peraturan perundang-undangan di
lingkungan masyarakat, peserta didik
dpat memberikan contoh sikap patuh

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 62


terhadap peraturan perundang-undangan
di lingkungan masyarakat

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 63


Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 64
B. Lembar Penilaian Pengetahuan

Nama :
Kelas :
Absen :

A. PILIHAN GANDA
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar !
5. Yang mengatur jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan di
indonesia adalah....
a. UU No. 12 Tahun 2011
b. UU No. 12 Tahun 2012
c. UU No. 12 Tahun 2010
d. UU No. 11 Tahun 2012

6. Berikut ini yang termasuk penjelasan dari salah satu asas


pembentukan peraturan perundang-undangan dalam kelembagaan
atau organ pembentuk yang tepat adalah ....
a. Setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus
mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai
b. Setiap jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh
lembaga negara atau pejabat pembentuk peraturan perundang-
undangan yang berwenang
c. Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan harus benar-
benar memperhatikan materi yang memuat jenis dan herarki
peraturan perundang-undangan
d. Setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi
persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan

7. Tata urutan peraturan perundang-undangan yang ada di indonesia


adalah....
a. UUD 1945
b. PERPPU
c. UU
d. PERPRES

8. Wujud dari norma hukum adalah peraturan peundang-undangan


yang dibentuk oleh....
a. Lembaga keadilan
b. Wakil presiden
c. Lembaga yang berwenang
d. Lembaga yudikatif
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 64
9. Perhatika jenis-jenis peraturan berikut ini :
1) UUD 1945
2) UU
3) PP
4) Adat Istiadat
5) PERDA
Dari peraturan diatas, yang merupakan peraturan tertulis adalah....
a. 1), 3), 4)
b. 1), 2), 3)
c. 2), 3), 4)
d. 3), 4), 5)

10. Bentuk sikap kritis terhadap perundang-undangan yang


mengakomodasikan aspirasi masyarakat adalah....
a. Melakukan dialog dan musyawarah antar kelompok masyarakat
dan DPR
b. Melakukan sikap anarkis dan berunjuk rasa terhadap DPR
c. Menghujat para pembuat kebijakan di media masa
d. Melakukan pendekatan personal dengan aparatur negara yang
berwenang

11. Dibawah ini yang merupakan kesepakatan dasar perubahan UUD


1945 adalah....
a. Harus jelas
b. Tetap mempertahankan NKRI
c. Dilakukan dengan cara seksama
d. Mempunyai isi kandungan yag banyak

12. Yang dimaksud dengan Perauran Perundang-undangan adalah....


a. Peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat
secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara
yang berwenang melalui prosedur yang telah ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan
b. Peraturan tertulis yang memuat tentang kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang dibentuk oleh lem lembaga
negara yang berwenang melalui prosedur yang telah ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan
c. Peraturan tertulis yang berfungsi sebagai perlindungan untuk
meciptakan ketentraman dalam masyarakat yang ditetapkan oleh
lembaga negara yang berwenang melalui prosedur yang telah
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 65
d. Peraturan tertulis yang mempunyai tujuan yang jelas dalam
bernegara untuk masa depan yang ditetapkan oleh lembaga
negara yang berwenang melalui prosedur yang telah ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan

13. Sikap patuh terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan


sekolah tampak dalam kegiatan ....
a. Menggunakan fasilitas sekolah seenaknya sendiri
b. Menghargai tata cara adat dan kebiasaan antar teman
c. Bertindak sewenang-wenang terhadap warga sekolah
d. Berpakaian sesuai dengan seragam dan atribut sekolah

14. Contoh sikap kritis masyarakat terhadap peraturan perundang-


undangan dapat ditunjukkan dengan....
a. Bergabung dengan pejabat pembuat undang-undang
b. Mencermati setiap peraturan perundang-undangan
c. Terlihat dari banyaknya pelanggaran terhadap peraturan
d. Menentang pemberlakuan dari sebuah peraturan

15. Peraturan pemerintah dibentuk untuk menjalankan....


a. UUD 1945
b. PERPRES
c. PERDA
d. UU

16. Terjadi ketidakpuasan dan ketidakpercayaan terhadap hukum oleh


sebagian rakyat, dikarenakan rakyat tidak terlibat dalam pembuatan
aturan yang berdasarkan hukum nasional Indonesia. Yang menjadi
latar belakang terjadinya hal tersebut adalah ....
a. Tidak terlibatnya penyusunan perundang-undangan
b. Tidak terlibatnya menegakkan hukum
c. Tidak terlibatnya pemberlakuan hukum
d. Tidk terlibatnya aturan hukum

17. Perbedaan proses pembuatan setiap tata urutan perundang-undangn


menyebabkan perbedaan lembaga yang berwenang dalam pembuatan
setiap tata urutan peraturan perundang-undangan. Yang sesuai
dengan pernyataan tersebut adalah...
a. UUD 1945 disusun oleh Ir. Soekarno dan ditetapkan oleh PPKI
pada tanggal 18 Agustus 1945 sedangkan rancangan PERDA
Provinsi dapat diusulkan oleh DPR

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 66
b. Rancangan Undang-udang yang diusulkan oleh presiden
diajukan kepada DPR secara tertulis sedangkan Rancangan
Undang-undang diusulkan oleh MPR diajukan kepada Presiden
secara tertulis
c. UUD 1945 disusun oleh Ir. Soekarno dan ditetapkan oleh PPKI
pada tanggal 18 Agustus 1945 sedangkan rancangan PERPRES
dapat diusulkan oleh DPR
d. Rancangan Undang-udang yang diusulkan oleh presiden
diajukan kepada DPR secara tertulis sedangkan rancangan
PERDA Provinsi dapat diusulkan oleh DPRD Tingkat Provinsi
atau Gubernur

18. Sebagai warga negara yang baik, salah satu kewajibannya adalah
mematuhi aturan perundang-undangan. Perilaku menaati peraturan
perundang-undangan yang wajib dilakukan bagi setiap warga negara
adalah....
a. Memiliki SIM
b. Memiliki akta kelahiran
c. Memiliki sertifikat tanah
d. Memiliki KTP

19. Lembaga negara yag berwenang melakukan proses pembuatan


peratuan perundang-undangan di Indonesia. Jenis peraturan
perundang-undangan yang telah dibuat oleh lembaga yang
berwenang dalam proses pembuatan perundang-undangan sebagai
berikut :
1) Rancangan PERDA Provinsi dapat diusulkan oleh DPRD
Tingkat Provinsi atau Gubernur
2) UUD 1945 disahkan oleh PPKI
3) Rancangan Undang-udang yang diusulkan oleh presiden
diajukan kepada MPR secara tertulis
4) Rancangan PERDA Kabupaten/Kota dapat diusulkan oleh DPR
5) Rancangan PERPRES dikoordinasikan oleh menteri disahkan
oleh presiden
Dari pernyataan diatas, yang merupakan lembaga yang berwenang
dalam proses pembuatan dari setiap jenis peraturan perundang-
undangan adalah....
a. 1), 2), 3)
b. 1), 2), 5)
c. 1), 3), 4)
d. 2), 4), 5)

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 67
20. Berikut ini yang termasuk penjelasan dari salah satu asas
pembentukan peraturan perundang-undangan dalam kedayagunaan
dan kehasilgunaan adalah....
a. Setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus
mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai
b. Setiap jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh
lembaga negara atau pejabat pembentuk peraturan perundang-
undangan yang berwenang
c. Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan harus
benar-benar memperhatikan materi yang memuat jenis dan
herarki peraturan perundang-undangan
d. Setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi
persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan

17. Sikap patuh terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan


masyarakat tampak dalam kegiatan....
a. Melaporkan ke pengurus RT apabila ada tamu yang menginap
b. Memelihara kekayaan negara tanpa laporan ke KPK
c. Menghargai adat istiadat yang berlaku
d. Membayar pajak tepat waktu

18. Norma hukum bersifat memaksa, hal ini agar....


a. Masyarakat merasa takut terhadap hukum
b. Dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat
c. Lembaga hukum memiliki kewibawaan
d. Menjadi pedoman bagi penguasa negara

19. Lembaga yang mengesahkan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus


1945 adalah....
a. BPUPKI
b. PPKI
c. KNIP
d. MPR

20. Pada prinsip yang telah mendasari pembentukan peraturan


perundang-undangan, apabila telah dibentuk suatu peratura
perundang-undangan yang baru. Maka secara yuridis undang-undang
baru itulah yang berlaku. Hal ini dikenal dengan istilah....
a. Lex posteri degorat lex priori
b. Lex generalis derogar lex specialis
c. Lex specialis derogar lex generalis
d. Lex priori lex derogat lex posteri
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 68
B. URAIAN
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Bandingkan antara Undang-Undang dengan Peraturan Pemerintah!
2. Sebutkan dan jelaskan hak yang dimiliki oleh DPR! (Min. 3)

C. Kunci Jawaban Penilaian Pengetahuan


Pilihan Ganda
No. Kunci Jawaban No. Kunci Jawaban
1. A 11. D
2. B 12. A
3. A 13. D
4. C 14. A
5. B 15. B
6. A 16. D
7. B 17. A
8. A 18. D
9. D 19 B
10. B 20. A
Uraian
No. Kunci Jawaban
1. Undang – Undang Peraturan Pemerintah
Undang-undang merupakan Peraturan Pemerintah
peraturan perundang-undangan merupakan peraturan
untuk melaksanakan UUD 1945. perundang-undangan ntuk
Yang berwenang membuat UU melaksanakan suatu undang-
adalah DPR bersama Presiden. undang, maka dikeluarkanlah
Adapun kriteria agar suatu masalah Peraturan Pemerintah. Jadi
diatur dengan UU antara lain : peraturan pemerintah tersebut
a. UU dibentuk atas perintah merupakan bentuk
ketentuan UUD 1945 pelaksanaan dari suatu
b. UU dibentuk atas perintah undang-undang. Itulah
Ketetapan MPR sebabnya materi muatan
c. UU dibentuk atas perintah Peraturan  Pemerintah (PP)
ketentuan UU terdahulu berisi materi untuk
d. UU dibentuk dalam rangka menjalankan Undang-Undang
mencabut, mengubah dan sebagaimana mestinya. 
menambah UU yang sudah ada Adapun kriteria untuk
e. UU dibentuk karena berkaitan dikeluarkannya Peraturan
dengan hak sasai manusia pemerintah adalah sebagai
f. UU dibentuk karena berkaitan berikut :
dengan kewajiban atau a) PP tidak dapat dibentuk
kepentingan orang banyak. tanpa adanya UU induknya
Adapun materi  muatan  yang  b) PP tidak dapat
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 69
harus diatur  dengan  Undang- mencantumkan sanksi
Undang berisi: pidana. jika UU induknya
a. Pengaturan lebih  lanjut  tidak mencantumkan sanksi
mengenai  ketentuan Undang- pidana
Undang Dasar Negara Republik c) PP tidak dapat memperluas
Indonesia Tahun 1945 atau mengurangi ketentuan
b. Perintah  suatu  Undang- UU induknya
Undang  untuk  diatur dengan d) PP dapat dibentuk
Undang-Undang meskipun UU yang
c. Pengesahan perjanjian bersangkutan tidak
internasional tertentu menyebut  secara tegas,
d. Tindak lanjut atas putusan asal PP tersebut untuk
Mahkamah Konstitusi melaksanakan UU.
e. Pemenuhan  kebutuhan  hukum 
dalam masyarakat.
2. Hak yang dimiliki oleh DPR :
a. Hak Interpelasi
Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan
kepada Pemerintah mengenai kebijakan Pemerintah yang penting
dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
b. Hak angket
Hak angket adalah hak DPR menjelaskan pelaksanaan suatu
undang-undang dan/atau kebijakan Pemerintah yang berkaitan
dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diduga
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
c. Hak imunitas
Hak imunitas adalah kekebalan hukum dimana setiap anggota
DPR tidak dapat dituntut di hadapan dan di luar pengadilan
karena pernyataan, pertanyaan/pendapat yang dikemukakan
secara lisan ataupun tertulis dalam rapat-rapat DPR, sepanjang
tidak bertentangan dengan Peraturan Tata Tertib dan kode etik.
d. Hak menyatakan pendapat
Hak menyatakan pendapat adalah hak DPR untuk menyatakan
pendapat atas:
 Kebijakan Pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang
terjadi di tanah air atau di dunia internasional
 Tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket

 Dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden melakukan


Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 70
pelanggaran hukum baik berupa pengkhianatan terhadap
negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya,
maupun perbuatan tercela, dan/atau Presiden dan/atau Wakil
Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau
Wakil Presiden.

D. Rubrik Penilaian Pengetahuan


Pilihan Ganda
No. Kunci Jawaban Skor No. Kunci Jawaban Skor
1. A 3 11. D 3
2. B 3 12. A 3
3. A 3 13. D 3
4. C 3 14. A 3
5. B 3 15. B 3
6. A 3 16. D 3
7. B 3 17. A 3
8. A 3 18. D 3
9. D 3 19 B 3
10. B 3 20. A 3
Uraian
No. Kriteria Jawaban Skor
1. Jika peserta didik dapat menjelaskan perbandingan
antara UU dengan PP secara lengkap dan benar 20
sesuai dengan konsep
Jika peserta didik dapat menjelaskan perbandingan
antara UU dengan PP secara kurang lengkap dan 15
benar sesuai dengan konsep
Jika peserta didik dapat menjelaskan perbandingan
antara UU dengan PP secara tidak lengkap dan benar 10
sesuai dengan konsep
Jika peserta didik dapat menjelaskan perbandingan
antara UU dengan PP secara tidak lengkap dan tidak 5
sesuai dengan konsep
Jika peserta didik dapat menjelaskan perbandingan
antara UU dengan PP secara tidak sesuai dengan 3
konsep
Jika peserta didik mengosongi lembar jawaban 0
2. Jika peserta didik dapat menyebutkan dan
20
menjelaskan hak dari DPR sebanyak 3 dengan benar
Jika peserta didik dapat menyebutkan dan
15
menjelaskan hak dari DPR sebanyak 2 dengan benar
Jika peserta didik dapat menyebutkan dan
10
menjelaskan hak dari DPR sebanyak 1 dengan benar
Jika peserta didik dapat menyebutkan hak dari DPR 5
sebanyak 3 dengan benar
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 71
Jika peserta didik dapat menyebutkan hak dari DPR
4
sebanyak 2 dengan benar
Jika peserta didik dapat menyebutkan hak dari DPR
3
sebanyak 1 dengan benar
Jika peserta didik menjawab tidak sesuai dengan
2
konteks
Juka peserta didik mengosongi lwmbar jawaban 0

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 72
PENILAIAN KETERAMPILAN

Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 SIDOARJO


Mata pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : VIII/Gasal
Materi : Proses Pembuatan Peraturan Perundang-Undangan
Jenis Keterampilan : Poster Bagan Alur

A. Kunci Jawaban

Undang-
undang

Peraturan
Pemerintah
Pengganti
Undang-
Undang

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 73
Peraturan
Pemerintah

Peraturan
Presiden

Peraturan
Daerah

B. Rubrik Penilaian
Skor
Kriteria
20 15 10 5
Isi teks yang Hanya 3 Hanya 2 Hanya 1
singkat, padat, kriteria isi kriteria isi kriteria isi
jelas dan yang yang yang
Isi
mengcakup terpenuhi terpenuhi terpenuhi
rangkuman dari
hasil diskusi
Desain Warna menarik, Hanya 3 Hanya 2 Hanya 1
ukura sesuai kriteria isi kriteria isi kriteria isi
dengan arahan yang yang yang
guru, tema terpenuhi terpenuhi terpenuhi
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 74
sesuai dengan
materi
pembahasan dan
menjadi pusat
perhatian
Gambar Hanya 2 Hanya1 Seluruh
menarik, kriteria isi kriteria isi kriteria tidak
Gambar
bermakna, dan yang yang terpenuhi
orisinil terpenuhi terpenuhi
Pesan sangat Pesan cukup Pesan sulit Pesan tidak
Ketersampaian mudah dipahami mudah dipahami dapat
Pesan oleh viewer dipahami oleh viewer dipahami
oleh viewer oleh viewer

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 75
REMIDI

Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 SIDOARJO


Mata pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : VIII/Gasal

Kegiatan remedi ini dilakukan untuk membantu peserta didik yang


mengalami kesulitan menguasai kompetensi yang telah ditentukan agar mencapai
hasil belajar yang lebih baik. Secara umum tujuan kegiatan remediasi adalah sama
dengan pembelajaran pada umumnya yakni memperbaiki miskonsepsi peserta
didik sehingga peserta didik dapat mencapai kompetensi yang telah ditetapkan
berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus kegiatan remediasi bertujuan
membantu peserta didik yang belum tuntas menguasai kompetensi ditetapkan
melalui kegiatan pembelajaran tambahan. Melalui kegiatan remediasi peserta
dibantu untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapinya.
Dalam pembelajaran materi Tata Peraturan Perundang-undangan, remidi
dilakukan dengan cara mengerjakan kembali soal ulahan harian yang telah
diakukan sebelumnya. Sebelum dilaksanakan tes remidi, peserta didik akn
diajaran kembali dengan pertambahan waktu diluar kegiatan belajar mengajar
yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peserta didik
dijelaskan kembali dengan runtut apa saja materi yang belum dikuasainya dengan
patokan nilai ulangan harian. Nilai ulangan harian sesuai dengan KKM KD yang
telah dirumuskan oleh seorang guru. Karena ulangan harian merupakan tes
pengetahuan peserta didik yang mencakup materi-materi yang telah diajarkan.

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 76
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 77
A. Kisi – Kisi Soal Remidi
Level Nomer Bentuk
Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Soal Soal Soal
3.3 Memahami tata Pengertian tata urutan Disajikan jenis-jenis peraturan yang ada
urutan peraturan peraturan perundang-undangan di Indonesia, peserta didik dapat
C3 5 PG
perundang- berdasarkan UU nomer 12 menentukan peruturan yang termasuk
undangan dalam tahun 2011 kedalam peraturan tertulis
sistem hukum Disajikan soal mengenai jenis dan
nasional nasional di hierarki peraturan perundang-undangan,
Indonesia peserta didik dapat menjelaskan
C1 1 PG
peraturan perundang-undangan di
Indonesia yang mengatur mengenai hal
tersebut
Disajikan soal wujud dari norma
hukum, peserta didik dapat menjelaskan
C1 4 PG
lembaga yang membentuk norma
hukum
Disajikan soal mengenai pernyataan tata
perundang-undangan, peserta didik
C1 8 PG
dapat menjelaskan pengertian dari tata
perundang-undangan
Jenis dan hierarki tata urutan Disajikan mengenai jenis-jenis C5 1 Uraian
perundang-undangan nasional perundaang-undangan di Indonesia,
menurut UU nomer 12 tahun peserta didik dapat membandingkan
2011 Undang-undang dengan PP

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 77


Disajikan soal mengenai tata urutan
peraturan perundang-undangan, peserta
didik dapat menentukan peraturan C1 3 PG
perundang-undangan yang memiliki
kedudukan tertinggi di Indonesia
Proses pembuatan perundang- Disajikan soal mengenai peraturan
undangan Indonesia perundang-undangan dan lembaga yang
membuatnya, peserta didik dapat
C3 15 PG
menentukan dengan benar peraturan
perundang-undangan dan lembaga mana
yang membuatnya
Disajikan soal mengenai peraturan
pemerintah, peserta didik dapat
C2 11 PG
menjlaskan tujuan dibntuknya peraturan
pemerintah
Disajikan soal mengenai lembaga yang
mengesahkan UUD 1945 pertama kali,
C2 19 PG
peserta didik dapat mengemukakan
lembaga tersebut
Disajikan soal mengenai proses C3 13 PG
pembuatan peraturan perundang-
undangan, peserta didik dapat
menentukan proses pembuatan
peraturan perundang-undangan dengan
benar

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 78


Peserta didik dapat menjelaskan hak
C2 2 Uraian
yang dimiliki oleh DPR
Prinsip-prinsip yang mendasari Disajikan soal mengenai prinsi bagi
pembentukan peraturan perundang-undangan baru yang
perundang-undangan otomatis berlaku, peserta didik dapat C2 20 PG
mengkategorikan dalam sebuah prinsip
tertentu
Asas-asas dalam pembentukan Disajikan soal mengenai pembentukan
peraturan perundang-undangan peraturan perundang-undangan, peserta
C2 16 PG
didik dapat menjelaskan asas dalam
kedayagunaan dan kehasilgunaan
Disajikan soal tentang asas
pembentukan peraturan perundang-
undangan, peserta didik dapat C2 2 PG
menjelaskan kelembagaan atau organ
pembentuk yang tepat
Ketaatan terhadap undang- Disajikan soal mengenai norma hukum,
undang peserta didik dapat mengemukakan C2 18 PG
alasan norma bersifat memaksa
Disajikan soal mengenai sikap kritis
dari peserta didik sehingga peserta didik
C4 8 PG
dapat menganalisis sikap kritis
mengakomodasikan aspirasi masyarakat
Disajikan soal mngenai sikap kritis, C4 10 PG
peserta didik dapat menyimpulkan

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 79


contoh yang benar mengenai sikap kritis
terhadap undang-undang
Disajikan soal mengenai perilaku warga
yang memiliki kewajiban mematuhi
aturan perundang-undangan, peserta
C2 14 PG
didik dapat memberikan contoh perilaku
menaati undang-undang yang wajib
dilaksanakan oleh semua orang
Disajikan soal mengenai kesepakatan
dasar perubahan UUD 1945, peserta
C5 7 PG
didik dapat menegaskan kesepakatan
yang benar
Disajikan soal sikap patuh terhadap
peraturan perundang-undangan
dilingkungan sekolah, peserta didik
C2 9 PG
dapat memberikan contoh terhadap
peraturan perundang-undangan di
lingkungan sekolah
Disajikan soal sikap patuh terhdap
peraturan perundang-undangan di
lingkungan masyarakat, peserta didik
C2 17 PG
dpat memberikan contoh sikap patuh
terhadap peraturan perundang-undangan
di lingkungan masyarakat

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 80


Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 81
B. Lembar Penilaian

Nama :
Kelas :
Absen :

C. PILIHAN GANDA
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar !
1. Yang mengatur jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan di
Indonesia adalah....
e. UU No. 12 Tahun 2011
f. UU No. 12 Tahun 2012
g. UU No. 12 Tahun 2010
h. UU No. 11 Tahun 2012

2. Berikut ini yang termasuk penjelasan dari salah satu asas


pembentukan peraturan perundang-undangan dalam kelembagaan
atau organ pembentuk yang tepat adalah ....
a. Setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus
mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai
b. Setiap jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh
lembaga negara atau pejabat pembentuk peraturan perundang-
undangan yang berwenang
c. Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan harus benar-
benar memperhatikan materi yang memuat jenis dan herarki
peraturan perundang-undangan
d. Setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi
persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan

3. Tata urutan peraturan perundang-undangan yang ada di indonesia


adalah....
a. UUD 1945
b. PERPPU
c. UU
d. PERPRES

4. Wujud dari norma hukum adalah peraturan peundang-undangan


yang dibentuk oleh....
a. Lembaga keadilan
b. Wakil presiden
c. Lembaga yang berwenang
d. Lembaga yudikatif
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 82
5. Perhatikan jenis-jenis peraturan berikut ini :
1) UUD 1945
2) UU
3) PP
4) Adat Istiadat
5) PERDA
Dari peraturan diatas, yang merupakan peraturan tertulis adalah....
a. 1), 3), 4)
b. 1), 2), 3)
c. 2), 3), 4)
d. 3), 4), 5)

6. Bentuk sikap kritis terhadap perundang-undangan yang


mengakomodasikan aspirasi masyarakat adalah....
a. Melakukan dialog dan musyawarah antar kelompok masyarakat
dan DPR
b. Melakukan sikap anarkis dan berunjuk rasa terhadap DPR
c. Menghujat para pembuat kebijakan di media masa
d. Melakukan pendekatan personal dengan aparatur negara yang
berwenang

7. Dibawah ini yang merupakan kesepakatan dasar perubahan UUD


1945 adalah....
a. Harus jelas
b. Tetap mempertahankan NKRI
c. Dilakukan dengan cara seksama
d. Mempunyai isi kandungan yag banyak

8. Yang dimaksud dengan Perauran Perundang-undangan adalah....


a. Peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat
secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara
yang berwenang melalui prosedur yang telah ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan
b. Peraturan tertulis yang memuat tentang kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang dibentuk oleh lem lembaga
negara yang berwenang melalui prosedur yang telah ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan
c. Peraturan tertulis yang berfungsi sebagai perlindungan untuk
meciptakan ketentraman dalam masyarakat yang ditetapkan oleh
lembaga negara yang berwenang melalui prosedur yang telah
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 83
d. Peraturan tertulis yang mempunyai tujuan yang jelas dalam
bernegara untuk masa depan yang ditetapkan oleh lembaga
negara yang berwenang melalui prosedur yang telah ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan

9. Sikap patuh terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan


sekolah tampak dalam kegiatan ....
a. Menggunakan fasilitas sekolah seenaknya sendiri
b. Menghargai tata cara adat dan kebiasaan antar teman
c. Bertindak sewenang-wenang terhadap warga sekolah
d. Berpakaian sesuai dengan seragam dan atribut sekolah

10. Contoh sikap kritis masyarakat terhadap peraturan perundang-


undangan dapat ditunjukkan dengan....
a. Bergabung dengan pejabat pembuat undang-undang
b. Mencermati setiap peraturan perundang-undangan
c. Terlihat dari banyaknya pelanggaran terhadap peraturan
d. Menentang pemberlakuan dari sebuah peraturan

11. Peraturan pemerintah dibentuk untuk menjalankan....


a. UUD 1945
b. PERPRES
c. PERDA
d. UU

12. Terjadi ketidakpuasan dan ketidakpercayaan terhadap hukum oleh


sebagian rakyat, dikarenakan rakyat tidak terlibat dalam pembuatan
aturan yang berdasarkan hukum nasional Indonesia. Yang menjadi
latar belakang terjadinya hal tersebut adalah ....
a. Tidak terlibatnya penyusunan perundang-undangan
b. Tidak terlibatnya menegakkan hukum
c. Tidak terlibatnya pemberlakuan hukum
d. Tidk terlibatnya aturan hukum

13. Perbedaan proses pembuatan setiap tata urutan perundang-undangn


menyebabkan perbedaan lembaga yang berwenang dalam pembuatan
setiap tata urutan peraturan perundang-undangan. Yang sesuai
dengan pernyataan tersebut adalah...
a. UUD 1945 disusun oleh Ir. Soekarno dan ditetapkan oleh PPKI
pada tanggal 18 Agustus 1945 sedangkan rancangan PERDA
Provinsi dapat diusulkan oleh DPR

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 84
b. Rancangan Undang-udang yang diusulkan oleh presiden
diajukan kepada DPR secara tertulis sedangkan Rancangan
Undang-undang diusulkan oleh MPR diajukan kepada Presiden
secara tertulis
c. UUD 1945 disusun oleh Ir. Soekarno dan ditetapkan oleh PPKI
pada tanggal 18 Agustus 1945 sedangkan rancangan PERPRES
dapat diusulkan oleh DPR
d. Rancangan Undang-udang yang diusulkan oleh presiden
diajukan kepada DPR secara tertulis sedangkan rancangan
PERDA Provinsi dapat diusulkan oleh DPRD Tingkat Provinsi
atau Gubernur

14. Sebagai warga negara yang baik, salah satu kewajibannya adalah
mematuhi aturan perundang-undangan. Perilaku menaati peraturan
perundang-undangan yang wajib dilakukan bagi setiap warga negara
adalah....
a. Memiliki SIM
b. Memiliki akta kelahiran
c. Memiliki sertifikat tanah
d. Memiliki KTP

15. Lembaga negara yag berwenang melakukan proses pembuatan


peratuan perundang-undangan di Indonesia. Jenis peraturan
perundang-undangan yang telah dibuat oleh lembaga yang
berwenang dalam proses pembuatan perundang-undangan sebagai
berikut :
1) Rancangan PERDA Provinsi dapat diusulkan oleh DPRD
Tingkat Provinsi atau Gubernur
2) UUD 1945 disahkan oleh PPKI
3) Rancangan Undang-udang yang diusulkan oleh presiden
diajukan kepada MPR secara tertulis
4) Rancangan PERDA Kabupaten/Kota dapat diusulkan oleh DPR
5) Rancangan PERPRES dikoordinasikan oleh menteri disahkan
oleh presiden
Dari pernyataan diatas, yang merupakan lembaga yang berwenang
dalam proses pembuatan dari setiap jenis peraturan perundang-
undangan adalah....
a. 1), 2), 3)
b. 1), 2), 5)
c. 1), 3), 4)
d. 2), 4), 5)

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 85
16. Berikut ini yang termasuk penjelasan dari salah satu asas
pembentukan peraturan perundang-undangan dalam kedayagunaan
dan kehasilgunaan adalah....
a. Setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus
mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai
b. Setiap jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh
lembaga negara atau pejabat pembentuk peraturan perundang-
undangan yang berwenang
c. Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan harus
benar-benar memperhatikan materi yang memuat jenis dan
herarki peraturan perundang-undangan
d. Setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi
persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan

17. Sikap patuh terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan


masyarakat tampak dalam kegiatan....
a. Melaporkan ke pengurus RT apabila ada tamu yang menginap
b. Memelihara kekayaan negara tanpa laporan ke KPK
c. Menghargai adat istiadat yang berlaku
d. Membayar pajak tepat waktu

18. Norma hukum bersifat memaksa, hal ini agar....


a. Masyarakat merasa takut terhadap hukum
b. Dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat
c. Lembaga hukum memiliki kewibawaan
d. Menjadi pedoman bagi penguasa negara

19. Lembaga yang mengesahkan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus


1945 adalah....
a. BPUPKI
b. PPKI
c. KNIP
d. MPR

20. Pada prinsip yang telah mendasari pembentukan peraturan


perundang-undangan, apabila telah dibentuk suatu peratura
perundang-undangan yang baru. Maka secara yuridis undang-undang
baru itulah yang berlaku. Hal ini dikenal dengan istilah....
a. Lex posteri degorat lex priori
b. Lex generalis derogar lex specialis
c. Lex specialis derogar lex generalis
d. Lex priori lex derogat lex posteri
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 86
D. URAIAN
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Bandingkan antara Undang-Undang dengan Peraturan Pemerintah!
2. Sebutkan dan jelaskan hak yang dimiliki oleh DPR! (Min. 3)

C. Kunci Jawaban
Pilihan Ganda
No. Kunci Jawaban No. Kunci Jawaban
1. A 11. D
2. B 12. A
3. A 13. D
4. C 14. A
5. B 15. B
6. A 16. D
7. B 17. A
8. A 18. D
9. D 19 B
10. B 20. A
Uraian
No. Kunci Jawaban
1. Undang – Undang Peraturan Pemerintah
Undang-undang merupakan Peraturan Pemerintah
peraturan perundang-undangan merupakan peraturan
untuk melaksanakan UUD 1945. perundang-undangan ntuk
Yang berwenang membuat UU melaksanakan suatu undang-
adalah DPR bersama Presiden. undang, maka dikeluarkanlah
Adapun kriteria agar suatu masalah Peraturan Pemerintah. Jadi
diatur dengan UU antara lain : peraturan pemerintah tersebut
a. UU dibentuk atas perintah merupakan bentuk
ketentuan UUD 1945 pelaksanaan dari suatu
b. UU dibentuk atas perintah undang-undang. Itulah
Ketetapan MPR sebabnya materi muatan
c. UU dibentuk atas perintah Peraturan  Pemerintah (PP)
ketentuan UU terdahulu berisi materi untuk
d. UU dibentuk dalam rangka menjalankan Undang-Undang
mencabut, mengubah dan sebagaimana mestinya. 
menambah UU yang sudah ada Adapun kriteria untuk
e. UU dibentuk karena berkaitan dikeluarkannya Peraturan
dengan hak sasai manusia pemerintah adalah sebagai
f. UU dibentuk karena berkaitan berikut :
dengan kewajiban atau a) PP tidak dapat dibentuk
kepentingan orang banyak. tanpa adanya UU
Adapun materi  muatan  yang  induknya
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 87
harus diatur  dengan  Undang- b) PP tidak dapat
Undang berisi: mencantumkan sanksi
a. Pengaturan lebih  lanjut  pidana. jika UU induknya
mengenai  ketentuan Undang- tidak mencantumkan sanksi
Undang Dasar Negara Republik pidana
Indonesia Tahun 1945 c) PP tidak dapat memperluas
b. Perintah  suatu  Undang- atau mengurangi ketentuan
Undang  untuk  diatur dengan UU induknya
Undang-Undang d) PP dapat dibentuk
c. Pengesahan perjanjian meskipun UU yang
internasional tertentu bersangkutan tidak
d. Tindak lanjut atas putusan menyebut  secara tegas,
Mahkamah Konstitusi asal PP tersebut untuk
e. Pemenuhan  kebutuhan  hukum  melaksanakan UU.
dalam masyarakat.
2. Hak yang dimiliki oleh DPR :
a. Hak Interpelasi
Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan
kepada Pemerintah mengenai kebijakan Pemerintah yang penting
dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
b. Hak angket
Hak angket adalah hak DPR menjelaskan pelaksanaan suatu
undang-undang dan/atau kebijakan Pemerintah yang berkaitan
dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diduga
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
c. Hak imunitas
Hak imunitas adalah kekebalan hukum dimana setiap anggota
DPR tidak dapat dituntut di hadapan dan di luar pengadilan
karena pernyataan, pertanyaan/pendapat yang dikemukakan
secara lisan ataupun tertulis dalam rapat-rapat DPR, sepanjang
tidak bertentangan dengan Peraturan Tata Tertib dan kode etik.
d. Hak menyatakan pendapat
Hak menyatakan pendapat adalah hak DPR untuk menyatakan
pendapat atas:
 Kebijakan Pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang
terjadi di tanah air atau di dunia internasional
 Tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket

 Dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden melakukan


Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 88
pelanggaran hukum baik berupa pengkhianatan terhadap
negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya,
maupun perbuatan tercela, dan/atau Presiden dan/atau Wakil
Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau
Wakil Presiden.

D. Rubrik Penilaian
Pilihan Ganda
No. Kunci Jawaban Skor No. Kunci Jawaban Skor
1. A 3 11. D 3
2. B 3 12. A 3
3. A 3 13. D 3
4. C 3 14. A 3
5. B 3 15. B 3
6. A 3 16. D 3
7. B 3 17. A 3
8. A 3 18. D 3
9. D 3 19 B 3
10. B 3 20. A 3
Uraian
No. Kriteria Jawaban Skor
1. Jika peserta didik dapat menjelaskan perbandingan
antara UU dengan PP secara lengkap dan benar 20
sesuai dengan konsep
Jika peserta didik dapat menjelaskan perbandingan
antara UU dengan PP secara kurang lengkap dan 15
benar sesuai dengan konsep
Jika peserta didik dapat menjelaskan perbandingan
antara UU dengan PP secara tidak lengkap dan benar 10
sesuai dengan konsep
Jika peserta didik dapat menjelaskan perbandingan
antara UU dengan PP secara tidak lengkap dan tidak 5
sesuai dengan konsep
Jika peserta didik dapat menjelaskan perbandingan
antara UU dengan PP secara tidak sesuai dengan 3
konsep
Jika peserta didik mengosongi lembar jawaban 0
2. Jika peserta didik dapat menyebutkan dan
20
menjelaskan hak dari DPR sebanyak 3 dengan benar
Jika peserta didik dapat menyebutkan dan
15
menjelaskan hak dari DPR sebanyak 2 dengan benar
Jika peserta didik dapat menyebutkan dan
10
menjelaskan hak dari DPR sebanyak 1 dengan benar
Jika peserta didik dapat menyebutkan hak dari DPR 5
sebanyak 3 dengan benar
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan | 89
Jika peserta didik dapat menyebutkan hak dari DPR
4
sebanyak 2 dengan benar
Jika peserta didik dapat menyebutkan hak dari DPR
3
sebanyak 1 dengan benar
Jika peserta didik menjawab tidak sesuai dengan
2
konteks
Juka peserta didik mengosongi lwmbar jawaban 0

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 90
PENGAYAAN

Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 SIDOARJO


Mata pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : VIII/Gasal

Pengayaan adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok


cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan
memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya. Dalam merancang dan melaksanakan
kegiatan pengayaan, guru menerapkan pendekatan individu. Kegiatan pengayaan
lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan kegiatan remedial. Artinya, kegiatan
pengayaan dalam rangka memanfaatkan sisa waktu merupakan kegiatan yang
menyenangkan dan dapat merangsang kreatifitas siswa secara mandiri.

Perangkat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan | 91

Anda mungkin juga menyukai