27 DataDokumen PDF
27 DataDokumen PDF
Arum Atmawikarta
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
Bappenas
Nilai Ekonomi
Tinggi,
Berdampak besar
untuk penurunan
Kemiskinan
Tingkat Masalah
Gizi yang besar dan
Mengkhawatirkan
Kegagalan
Pasar (Market
Failure)
Intervensi Gizi merupakan Investasi dengan
Nilai Ekonomi yang tinggi
Rangking pilihan investasi potensial*:
1. Penanggulangan HIV/AIDS
2. Intervensi Mikronutrient
3. Perdagangan Bebas
4. Penanggulangan malaria
5. Teknologi Pertanian
6. Teknologi air skala kecil
7. Pemberdayaan Masyarakat
8. Penelilitian air pertanian
9. Penurunan biaya usaha baru
10. Mempermudah migrasi
11. Peningkatan gizi bayi dan anak
12. Scale-up pelayanan kesehatan dasar
13. Penurunan bayi beral lahir rendah
14-17. Masalah iklim dan migrasi
Konsensus Copenhagen.
INVESTASI EFEKTIF BIDANG GIZI
• Menurunkan proporsi
penduduk kelaparan Non- Income poverty
(balita kurang gizi ) Banyak negara/wilayah
yang tidak mencapai
target
Permasalahan Gizi:
1. Masih cukup besar…
<10%
10-19.9%
20-29.9%
30-39.9%
>=40%
Catatan: Susenas 2005, Untuk Prov. NAD, informasi berasal dari Lap. Survei Depkes-UNICEF, 2005
2. dan mengkhawatirkan!
Ibu hamil dan bayi 0-2 tahun kurang gizi: hambatan
perkembangan otak, kecerdasan, kemampuan belajar dan
rendahnya produktifitas yang bersifat permanen (irreversible).
• Fisik anak kurang gizi dapat diperbaiki:
Susenas 2004
KEGAGALAN PASAR
(Market Failure)
• Mekanisme pasar tidak mampu menyselesaikan
masalah gizi terutama bagi penduduk yang tidak
mampu
• Tapi kurang gizi tidak hanya terjadi pada
penduduk miskin. Daerah penghasil pangan
mempunyai ketersediaan pangan di tingkat
wilayah, tapi di tingkat rumah tangga tidak
mempunyai akses: masalah distribusi, akses, dll
Ketersediaan tinggi tapi Konsumsi Rendah
Secara nasional: kkal/kapita/hari
AKG* : 2.200 kkal/kapita/hari
Tersedia : 2.956 (Tahun 2000),
Tapi konsumsinya:
• 1993 : 1.879 kkal (85.42% AKG*)
• 1996: 2.019 kkal (91,81% AKG)
• 1999: 1.849 kkal (84,06% AKG)
• 2002: 1.985 kkal (90.26% AKG)
Pokok Masalah
di Masyarakat Pemberdayaan wanita &
Masyarakat
1.00
0.00
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51 54 57 60
-0.50
-1.00 1999
2000
2002
-1.50
2003
-2.00
C. UPAYA YANG PERLU
DILAKUKAN
Upaya mengatasi kurang gizi
• Fokus pada keluarga miskin
• Meningkatkan upaya kesehatan ibu untuk mengunrangi
bayi dengan berat lahir rendah
• Meningkatkan program perbaikan zat gizi mikro
• Meningktaktan program gizi berbasis masyarakat
• Memperbaiki sektor lain yang treakit erat dengan gizi
(pertanian, air dan sanitasi, perlindungan,
pemberdayaan masyarakat dan isu gender)
• Memperkuat upaya jangka pendek dengan tetap
melakukan upaya jangka panjang
Lintas sektor yang terakit dengan gizi
ISU Kebijakan/Program Sektor
Jenis Indikator
Pelayanan
1. Pemantauan % balita ditimbang (D/S)
Pertumbuhan % balita yang naik berat badannya (N/D)
Balita
% Balita Bawah Garis Merah
2. Pemberian % cakupan balita mendapat kapsul Vit.A 2 x per
Suplemen tahun
Gizi % cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe
% cakupan WUS yang mendapatkan kapsul
Yodium
Jenis Indikator
Pelayanan
¨3. Pelayanan % cakupan pemberian MP-ASI kepada bayi gizi
¨ Gizi kurang pada keluarga miskin
% balita gizi buruk mendapat perawatan sesuai
dengan standar tata laksana gizi buruk
% bayi yang mendapat ASI-Eksklusi
¨4. Penyuluhan % desa dengan garam beryodium baik
¨ Gizi
% cakupan WUS yang mendapatkan kapsul
¨ Seimbang
Yodium
5. Penyeleng.
Kewaspadaan % kecamatan bebas rawan gizi
Gizi
Anggaran Program Pembangunan Gizi dalam APBN
700
582.4
600
500
R p M ily a r
400
300
172.9 178.5
200 144.2
81.2 95.1
100 55 60.9
20 23.6
0
97/98 98/99 99/00 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Tahun anggaran
D. PERBAIKAN GIZI DAN
DESA SIAGA
Konsep Desa Siaga
• Penduduknya memiliki sumber daya dan kemampuan
untuk mengatasi masalah kesehatan secara mandiri
• Memiliki Poliklinik Kesehatan Desa (Polkedes)
• Melakukan upaya:
– Promotif (termasuk penyuluhan gizi),
– Preventif (termasuk surveilens gizi dan pemeriksaan bumil dan
balita)
– Kuratif/rehabilitatif (pengobatan)
• Pelayanan oleh Kader Kesehatan dan Petugas
Puskesmas
• Memiliki peralatan dan Obat-Obatan
Sumber Daya Polkesdes
• Doperasikan oleh kader PKK, Posyandu, LSM
• Pelayanan kesehatan oleh Bidan plus, tenaga
gizi, sanitarian, PLKB
• Sumber dana dari
– Masyarakat (iuran, sumbangan, dana sosial)
– Swasta/Dunia Usaha
– Hasil usaha
– Pemerintah
Target Depkes
Tahun 2006: 12.000 desa yang tidak memiliki Pustu
dan Puskesmas
Tahun 2007: Desa yang memiliki fasilitas kesehatan
yang rusak
Akhir 2008: 69.000 desa (seluruh desa) menjadi
Desa Siaga
Penanggulangan masalah gizi
melalui Desa Siaga:
• Bisa jika Polkesdes ada dan operasional
• Kegiatan (upaya jangka pendek):
– Penyuluhan gizi
– Penimbangan
– Pemeriksaan kehamilan
– Pemberian Fe dan Vita A pada bumil
– Pemberian MP-ASI
Yang perlu disiapkan
• Mereposisi peran Posyandu?
• Memberdayakan masyarakatÆ memerlukan
waktu yang lama
• Menyiapkan tenaga (5 kader per desa)
– Pelatihan
– Insentif
• Menyiapkan sarana (bangunan)
• Menyiapkan peralatan/obat
• Maintenance dan sustainability?
Perlu Perhatian
• Desa Siaga hanya salah satu entry point untuk
penanggulangan masalah gizi
• Desa Siaga memerlukan upaya ekstra karena
memberdayakan masyarakat, memerlukan
tenaga dan dana yang besar, dan target
sasaran yang besar dalam waktu singkat
• Upaya penanggulangan masalah gizi perlu terus
dilakukan tanpa harus menunggu desa siaga
• “Others can wait, our children can not”
TERIMAKASIH