(RFT) Ejournal Ilmu Hubungan Internasional (11-21-13-06-04-58) PDF
(RFT) Ejournal Ilmu Hubungan Internasional (11-21-13-06-04-58) PDF
Abstract
The research explains the influential factors that influence the victory of Adalet
ve Kalkinma Partisi (AKP) in Turkey Election of 2011. This research describes
the phenomenon based on the reality that happens. The phenomenon in this
case is the influential factors that influence the victory of Adalet ve Kalkinma
Partisi (AKP) in Turkey Election of 2011. The result of this study is the
uniformity among the main issues which had blow up by Adalet ve Kalkinma
Partisi (AKP) with the Turkish desire that wanted to Turkey joined Uni Europe
as a member. Later, not only the figure of Recep Tayyib Erdogan as a good
and promised leader brought the credence of Turkish, but also followed by the
identity of AKP party that more pro-democracy made the Turkish comfortable
with the leadership of the party.
Pendahuluan
Negara Republik Turki di proklamasikan oleh Dewan Agung Nasional pada
tanggal 29 Oktober 1923 dengan mengangkat Mustafa Kemal Ataturk sebagai
Presiden pertamanya dan Ismet Inonu Pasha sebagai Perdana Menteri. Kemudian
pada tahun 1937 Mustafa Kemal Ataturk menjadikan sekularisme sebagai
ideologi negara Turki. (www.fib.ui.ac.id, diakses pada tanggal 20 Februari 2011).
Dengan dijadikannya sekularisme sebagai ideologi negara, maka pemerintah
sengaja melakukan pemisahan antara agama dengan semua hal yang bersifat
keduniawian. Kemudian dengan otoritas yang dimilikinya Mustafa Kemal Ataturk
mengeluarkan berbagai macam undang-undang baru untuk menggantikan syari’ah
Islam di Turki. (Suwiryadi, 1950)
Dalam sistem politik Turki, Partai Rakyat Republik atau CHP (Cumhuriyet Halk
Partisi) yang didirikan Mustafa Kemal merupakan satu-satunya partai legal
hingga tahun 1945 karena pada fase 1925-1945 negara Turki hanya menganut
sistem partai tunggal. Sistem multi partai di tandai ketika seorang industrialis
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: arabbuntal89@yahoo.co.id
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 4, 2013: 1141-1154
Sebagai negara yang menganut paham demokrasi dan ingin menjadi bagian
negara Barat yang dalam artian sekuler, Turki berusaha membuktikan bahwa
negara Turki adalah negara yang demokratis dan mampu menjadi anggota Uni
eropa. Dalam pelaksanaan demokratisasinya Turki telah mengalami pasang surut
dalam kurun waktu 50 tahun terakhir, setidaknya telah terjadi empat kali kudeta
militer dengan alasan menyelamatkan, dan mempertahankan nilai-nilai
sekularisme Turki. Kudeta terakhir terjadi pada tahun 1995, saat pemilu Turki
dimenangkan oleh Partai Refah (Refah Partisi) yang berafiliasi terhadap Islam.
Pada akhirnya, mahkamah konstitusi membubarkan Partai Refah dan melarang
aktifitas politik pimpinannya, yaitu Perdana Menteri Necmettin Erbakan untuk
meletakkan jabatannya. (www.freedominstitute.org, diakses pada tanggal 20 Mei
2011).
Pada pemilu tanggal 12 Juni 2011, kembali melahirkan sejarah fenomenal. Partai
Keadilan dan Pembangunan atau AKP (Adalet ve Kalkinma Partisi),
memenangkan pemilu untuk ketiga kalinya secara berturut-turut dengan perolehan
suara yang cukup signifikan dan kembali mengantarkan Recep Tayyib Erdogan
untuk menjadi Perdana Menteri Turki. Perolehan suara AKP mengalami kenaikan
dari dua pemilu sebelumya yaitu 34,43% pada pemilu 2002, menjadi 46,47% pada
pemilu 2007, dan 49.85% pada pemilu 2011. Didukung 21.339.082 suara, AKP
berhasil mendapatkan 327 kursi parlemen. Dengan 59,3% kursi yang dimiliki
AKP ini, AKP bisa kembali membangun pemerintahan tanpa perlu koalisi.
(kabepiilampungcom.wordpress.com, diakses pada tanggal 20 Januari 2012).
Menurut Angus Campbell, ada tiga variabel utama yang mampu mempengaruhi
perilaku individu dalam memilih suatu partai, ketiga variabel tersebut adalah
sebagai berikut. (Angus Campbell, 1960).
a. Identifikasi terhadap partai
Secara psikologis individu memilih suatu partai karena adanya rasa kesetiaan dan
cintanya kepada partai tersebut.
diyakini akan membawa kemajuan dan masa depan yang lebih baik. Hal tersebut
telah menjadi konsumsi politik yang selalu menarik simpatik penduduk Turki.
(www.eng.akparti.org.tr, diakses pada tanggal 16 November 2011).
2. Konsep Demokrasi
Robert A. Dahl mendefinisikan demokrasi sebagai sebuah sistem politik (Robert
A. Dahl, 1971) yakni sistem politik yang sepenuhnya responsif terhadap semua
warga negara. Suatu negara dapat dikatakan sebagai negara demokrasi jika
memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Jika sarana tindakan pemaksaan dengan kekerasan dinetralkan.
2. Jika negara itu memiliki suatu masyarakat majemuk yang dinamis dan modern.
3. Jika kekuasaan pemerintah tidak hanya terpusat kepada kepala negara saja,
tetapi wakil presiden atau perdana menteri tetap memiliki kekuasaan.
4.Adanya pemilu yang jujur dan adil.
5.Jika negara itu secara budaya homogen atau heterogen, tidak terbagi-bagi dalam
beberapa sub kultur yang kuat dan berbeda atau jika terbagi-bagi seperti itu,
para pemimpin harus berhasil dalam menciptakan suatu tatanan.
6.Konsosiasional untuk mengatur konflik-konflik sub kultur.
7.Jika negara itu tidak mengalami intervensi dari pihak negara luar yang anti
demokrasi
Bila dilihat dari beberapa faktor diatas maka nampaknya negara Turki sudah dapat
dikategorikan ke dalam bentuk negara yang demokrasi karena sudah memenuhi
beberapa persyaratan diajukan Dahl tersebut. Ini dapat dilihat dimana adanya
pemilu yang adil dan demokrasi, kendali pemerintahan yang kuat hingga tercipta
tatanan pemerintahan yang solid dan kuat. Demokrasi di Turki tidak hanya
1144
Analisis Kemenangan Adalet ve Kalkinma Partisi Dalam Pemilu Turki 2011 (Reksa Fiaji T.)
menyinggung masalah pemilu yang jujur dan adil tetapi juga mampu
mengantarkan AKP memenangkan pemilu selama tiga periode. AKP mampu
membuat isu demokrasi sangat sentimentil terhadap masyarakat Turki karena
pada masa pemerintahan Mustafa Kemal hal yang berbau demokrasi sangat
dibatasi. Sementara AKP disini mampu membuka hambatan bagi kebebasan
masyarakat Turki untuk menyuarakan aspirasinya, Sekaligus mengaktualisasikan
dirinya.
Tentu saja demokrasi ini menjadi angin segar bagi umat Islam yang selama empat
dekade terbatasi dalam menjalankan aktifitas keislamannya. Demokrasi diterima
oleh mayoritas publik, dakwah Islam bisa berkembang, aspirasi masyarakat juga
terakomodir. Itulah beberapa keberhasilan yang telah ditorehkan oleh sebuah
partai yang berideologikan Islam dengan proses menikmati demokrasi. Walaupun
AKP sendiri mengatakan mereka sebagai partai yang terbuka, namun dengan
berbagai agenda dakwah yang dibawa, AKP tidak dapat menutupi ideologinya
yang sejati sebagai partai Islam. (Ahmad Dzakirin, 2012).
Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah Deskriptif, yaitu memberikan gambaran melalui
data dan fakta-fakta yang ada tentang faktor apa saja yang mempengaruhi
kemenangan Adalet ve Kalkinma Partisi (AKP) dalam pemilu Turki 2011, Serta
teknik analisa data yang digunakan penulis adalah teknik analisis kualitatif.
Hasil Penelitian
Turki merupakan negara besar di kawasan Eurasia. Luas negara mencapai
780.580 km², dan 1,3% terdiri dari air. Wilayahnya terbentang dari Semenanjung
Anatolia di Asia Barat Daya dan daerah Balkan di Eropa Tenggara. Turki
berbatasan dengan Laut Hitam di sebelah utara, Bulgaria di sebelah barat laut,
Yunani dan Laut Aegea di sebelah barat, Georgia di timur laut, Armenia,
Azerbaijan, dan Iran disebelah timur, dan Irak dan suriah di tenggara, dan Laut
Mediterania di sebelah selatan. Laut Marmara yang merupakan bagian dari Turki
digunakan untuk menandai batas wilayah Eropa dan Asia, sehingga Turki dikenal
sebagai negara transkontinental.
Pada sensus penduduk tahun 2000, jumlah penduduk mencapai 67.844.903. Pada
tahun 2006 mengalami kenaikan menjadi 68.747.872, kepadatan penduduknya 89
jiwa/km2. Mayoritas penduduk Turki adalah muslim, dengan minoritas Kristen
dan Yahudi yang signifikan tersebut adalah penganut versi Islam Sunni
(Ortodoks). Turki merupakan negara republik demokratis dengan sistem
pemerintahan parlementer. Sistem parlementer adalah sebuah sistem
pemerintahan di mana parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan.
Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri
dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara
mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem presidensiil,
di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana
menteri, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil,
presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan, namun dalam sistem
parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja.
1145
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 4, 2013: 1141-1154
Dalam sistem pemilu di Turki, karena Turki menganut sistem parlementer, artinya
masyarakat memilih partai yang ada dan partai-partai tersebut akan
memperebutkan 550 kursi di parlemen selanjutnya partai tersebut akan
mengirimkan calonnya dalam parlemen. Anggota parlemen yang ada selanjutnya
akan mengadakan pemilihan umum untuk menentukan individu yang akan
menjabat sebagai presiden Turki dan memerintah sesuai dengan masa jabatannya.
Konstitusi Turki menetapkan pemilihan presiden ditentukan oleh anggota
parlemen dan jika anggota parlemen tidak berhasil memilih presiden maka terjadi
pembentukan parlemen baru.
Kemenangan AKP merupakan sebuah jawaban dari sebagian rakyat Turki yang
pada dasarnya tidak sepenuhnya setuju dengan pemerintahan sekular yang
dijalankan selama ini. Sejarah adalah aset politik yang tak ternilai dan asset itulah
yang dimiliki AKP. Secara historis, Turki merupakan bekas kekaisaran Ottoman
dan AKP merupakan sebuah pecahan dari partai behaluan Islam yang pernah ada
di 1970an. Kedalaman sejarah tersebutlah yang membuat rakyat Turki yang
mayoritas muslim merasa adanya kedekatan secara psikologis dengan partai AKP.
1146
Analisis Kemenangan Adalet ve Kalkinma Partisi Dalam Pemilu Turki 2011 (Reksa Fiaji T.)
Dalam sistem demokrasi semua ideologi punyak hak hidup, tapi itu tidak
menentukan pilihan rakyat, yang menentukan itu kinerja. Dan AKP berkinerja
bagus. Kinerja, seperti karakter, tidak datang dari klaim, tapi dari pembuktian, dan
itu juga perlu waktu. Dalam 2 periode kepemimpinannya, AKP telah
menunjukkan kinerjanya. Kinerja mewujudkan clean government dan lahirlah
kepercayaan kepada AKP yang terus membesar. Clean government yang
dijanjikan AKP pada kampanye 2002 diwujudkan selama pemerintahannya. Dan
dari 2007 hingga 2011, AKP menjaga baik kepercayaan itu. Pemerintahan yang
relatif bersih dari korupsi menjadikannya dipercaya kembali oleh rakyat pada
pemilu 12 Juni 2011 kemarin.
Secara internal, perbaikan kultural umat Islam juga telah bertemu dengan
perbaikan struktural yang dilakukan oleh pemerintah Erdogan dan AKP.
Meskipun tidak secara revolusioner, pelan-pelan praktik keislaman dalam ranah
publik telah berhasil. Mulai dari pendidikan Islam di sekolah, pemakaian jilbab,
dan sebagainya. Sekularsime yang ditanamkan selama beberapa dekade dan
kekuatan militer sebagai penjaga anti Islam mulai runtuh. Turki benar-benar
berubah. Bukan hanya kota-kota di Turki yang sangat bersih dan teratur. Tetapi,
rakyat Turki jauh lebih makmur, dibandingkan ketika masih hidup dibawah kaum
sekularis. Ekonomi Turki terbesar keempat di Eropa, tak terpengaruh oleh krisis
di zona Eropa. Ekonominya tumbuh 5 persen, dan angka inflasi kurang dari dua
digit. Income perkapita rakyatnya, sudah diatas $ 5.000 dollar. Perdagangan
dengan negara-negara Eropa, Asia, dan Timur Tengah, terus mengalami surplus.
Sekolah, perguruan tinggi, rumah makan bagi rakyat, transportasi, dan
1147
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 4, 2013: 1141-1154
Semua kebutuhan pokok rakyat tercukupi, tak ada yang kesulitan. Rakyat benar-
benar makmur, dan aman di Turki. Di bawah Erdogan dan Partai AKP (Paratai
Keadilan dan Pembangunan), segalanya telah berubah. Kebebasan keagamaan
diberikan seluas-luasnya oleh pemerintah. Turki yang sangat modern dan maju
ekonomi, dan kehidupan rakyatnya sudah menyamai negara-negara di zona Eropa,
kini menjadi salah satu negara yang mengenakan pajak tertinggi di dunia terhadap
alkohol dan rokok.Jadi tidak sembarangan orang bisa minum dan merokok di
Turki. Orang yang minum dan merokok, harus benar-benar orang yang
berkantong tebal. Inilah cara pemerintah Turki melarang secara halus terhadap
peredaran alkohol dan rokok.
Recep Tayyib Erdogan yang telah menjabat Pedana Menteri selama pemerintahan
AKP di Turki sangat dikenal dapat menjalin hubungan yang baik dengan negara
AS dan juga Uni Eropa. Hubungan baik tersebut terbukti dengan kunjungan yang
pernah dilakukan Erdogan ke AS dan Uni Eropa serta sebaliknya. Erdogan
menganggap tanpa adanya dukungan dari negara lain termasuk AS dan Uni Eropa
maka sulit bagi Turki untuk mencapai kemajuan secara cepat.
Isu pengintegrasian Turki menuju anggota Uni Eropa, diangkat AKP dalam
kampanye. AKP menjelaskan kepada masyarakat bahwa penting bagi Turki untuk
masuk dalam Uni Eropa. Berbagai keuntungan akan diperoleh Turki dengan
bergabung dalam Uni Eropa, yaitu selain kesejahteraan ekonomi (economy well
being) juga keamanan (security). Ekonomi Turki diharapkan akan meningkat
apabila bergabung dengan Uni Eropa karena intensitas kerjasama dibidang
ekonomi akan terwujud. Selain itu, ada upaya saling melindungi antar anggota
Uni Eropa sehingga membuat posisi Turki menjadi lebih aman dari gangguan
negara lain. (www.saidiman.wordpress.com, di akses pada tanggal 1 Januari
2013). Dipahami bahwa antara anggota Uni Eropa terjalin kerjasama untuk saling
memajukan anggotanya sehingga akan membawa keuntungan bagi Turki apabila
mampu untuk menggabungkan diri dengan Uni Eropa.
Di Eropa sendiri, Turki adalah negara ke-7 dalam kekuatan ekonomi. Ini
menyebabkan ekspor Turki ke dunia Arab meningkat lima kali lipat pada tahun
2003 hingga sekarang (dari 5 milyar menjadi 27 milyar dolar). Nilai ekspornya ke
dunia Islam meningkat dari 11 dolar menjadi 60 milyar dolar. Jumlah hutang turki
ke bank dunia pun juga mengalami penurunan tiap tahunnya. Diprediksi pada
tahun 2015 Turki telah terlepas dari beban hutang tersebut. Berangkat dari
kekuatan ekonomi yang terus bertumbuh dan kekuatan militer yang juga tampak
meningkat dari beberapa latihan yang digelarnya, kini Turki menjadi salah satu
dari tiga pilar stabilitas dan kemajuan Timur Tengah.
(kabepiilampungcom.wordpress.com, diakses pada tanggal 20 Januari 2012)
Di masa ketika pemilih pragmatis seperti sekarang ini, ekonomi menjadi salah
satu pertimbangan utama dalam menentukan pilihan. Artinya, partai apa yang
dipercaya mampu untuk memajukan perekonomian, maka itulah yang akan
dipilih. AKP mampu menunjukkan bukti bahwa di bawah pemerintahannya Turki
mencapai kemajuan dalam ekonomi.
Pernyataan tersebut tentu saja membuat perasaan nyaman pada diri masyarakat
Turki apabila Recep Tayyib Erdogan bersama AKP nya terpilih kembali untuk
memerintah Turki. Figur Erdogan semakin dikenal saat Erdogan menyatakan
pentingnya penghormatan hak asasi manusia di Turki. "Demokrasi, di mana
sistem hak asasi manusia, kebebasan, dan sekularisme yang ada di dalamnya
merupakan salah satu prinsip mendasar republik kita, merupakan model yang
menopang kebebasan bagi berbagai gaya hidup yang berbeda-beda sebagaimana
hal ini merupakan sebuah aturan harmoni sosial," kata Erdogan.
Sikap Recep Tayyib Erdogan yang nasionalis lainnya juga ditunjukkan dari
bagaiman Erdogan menghormati agama lain dengan tidak pernah menghinanya
dan sering menyatakan perasaan suka citanya mendapatkan kritikan dari beberapa
orang yang tidak menyukai Recep Tayyib Erdogan dengan memiliki background
agama lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa Recep Tayyib Erdogan adalah
seorang muslim yang taat dan mempunyai sikap nasionalisme yang tinggi tanpa
membeda-bedakan agama. Kondisi itu menjadikan figur Recep Tayyib Erdogan
sebagai figur yang memiliki nilai positif dalam pandangan masyarakat Turki.
Dan Erdogan juga merupakan Perdana Menteri Turki yang dianggap mayoritas
masyarakat Turki paling sesuai dalam memimpin Republik Turki era millennium
ini. Dipahami bahwa selama menjadi Perdana Menteri bagi Republik Turki,
Erdogan telah berusaha menjalin hubungan baik dengan negara lain seperti
negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS). Erdogan mendekati AS dan
karena begitu dekatnya dengan AS maka Erdogan dilihat sebagai “boneka” AS
bagi mereka yang pro-Kemalist. Erdogan berusaha memberikan dukungan kepada
AS sehingga AS juga secara nyata bersedia memberi dukungan kepada Erdogan.
Erdogan juga berusaha mendekatkan Turki dengan Kesatuan Eropa yang tindakan
tersebut sering dikritik oleh kelompok nasionalis.
Turki yang merupakan sekutu utama AS dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara
(NATO) bukanlah sahabat atau kawan bagi negara Israel, anak manja AS dan
Barat. Bahkan sistem negaranya yang sekuler dan menjadi model bagi AS dalam
upayanya menghadapi kelompok fundamental agama berubah sedikit demi
sedikit. Pada saat White House dalam sebuah penjelasannya menegaskan bahwa
Obama memperhatikan arti penting koalisi antara AS –Turki dengan
mengungkapkan harapannya melaksanakan program kerjasama strategis dan
efektif sekaligus dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara, sikap ini di jawab
Erdogan dengan memperkuat kerjasamanya yang strategis antara kedua negara.
Dan juga mengungkapkan secara khusus sensitifitas Turki terhadap masalah
Armenia dan kebijakannya di Timur Tengah. Erdogan juga menegaskan
keharusan AS menerapkan kebijakan politik yang netral dan tidak berpihak atau
tidak menerapkan kebijakan ganda sehingga tidak memperburuk hubungan kedua
negara menurutnya.
1151
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 4, 2013: 1141-1154
Meskipun demikian, hasil positif dari koalisi AS-Turki yang semakin erat pada
masa pemerintahan Partai AKP, terutama Turki yang menurut sebagian pengamat
berhasil mereformasi dan memperlihatkan kehadirannya dari segi letak geografis
dan peran historinya, kekuatan ekonomi, dan pengaruh Lembaga Militernya
dalam sebuah kerangka yang baru, berhasil memaksa pemerintahan AS dibawah
pimpinan Barrack Obama mengembalikan kerangka dan bentuk hubungannya
dengan Turki. Dan menerapkan agenda penuh untuk memperbaiki hubungannya
dengan pemerintah Turki melalui penguatan hubungannya di tingkat regional,
terutama masalah Irak yang menjadi prioritas dalam agenda AS dikawasan
tersebut, serta mengaktifkan kerjasama bilateral kedua negara.
Koalisi ini dari sudut regional merupakan fase pertama untuk mereformasi dan
menertibkan kawasan regional yang baru dimana berbagai skenario dikawasan
tersebut akan menempatkan Turki sebagai pemain utamanya dan pemerintahan
Obama akan bersedia bekerjasama dengan Turki menurut pendapat sebagian
pengamat. Kerjasama ini dilakukan dalam konteks politik realistis dan lebih
fleksibel dalam menyikapi berbagai permasalahan yang berkembang di kawasan
tersebut. Sebab semua perubahan akan menunjukkan bahwa Obama akan
membangun kebijakan di kawasan regional ini berdasarkan perdamaian dan
kekuatan diplomatik tanpa merelakan beberapa kepentingan negaranya dengan
negara-negara yang berpengaruh di kawasan tersebut termasuk Turki.
Berdasarkan Uraian di atas dapat dipahami bahwa Perdana Menteri Turki Recep
Tayyib Erdogan mampu menjalin hubungan baik dengan negara lain seperti
Amerika Serikat (AS). Dalam konteks hubungan kedua negara, Erdogan mampu
menjaga kestabilan hubungan diplomatik ke dua negara sehingga terjalin
kerjasama regional dan bilateral yang mampu membawa pengaruh besar bagi
negara-negara lain khususnya di kawasan Timur Tengah dan proses
pengintegrasian Turki ke Uni Eropa. Kemampuan Erdogan ini juga di nilai oleh
sebagian besar masyarakat Turki mampu membawa Turki kearah yang lebih baik
walaupun banyak juga pihak yang bertentangan dengan pendapat tersebut.
Kesimpulan
Kemampuan AKP membuktikan komitmennya atas demokrasi selama 2 periode
masa kepemipinannya mampu menarik simpatik masyarakat Turki dalam
pemilihan pemilu. AKP mampu membuka hambatan bagi kebebasan masyarakat
Turki untuk menyuarakan aspirasinya dan membawa angin segar bagi umat Islam
yang selama 4 dekade terbatasi dalam menjalankan aktifitas keislamannya. AKP
juga mampu mendefinisikan kembali sekularisme radikal Attaturk menjadi
sekularisme pasif yang demokratis dan mengadopsi prinsip dan interpretasi liberal
tentang sekularisme yang banyak di anut negara-negara Uni Eropa. Kemudian
adanya kesesuaian isu utama yang diangkat oleh Adalet ve Kalkinma Partisi
(AKP) saat berkampanye dalam pemilu Turki tahun 2011 dengan keinginan
masyarakat Turki bergabung menjadi anggota Uni Eropa. Karena isu tersebut
telah menjadi konsumsi umum masyarakat Turki, mereka meyakini bahwa jika
Turki bergabung menjadi anggota Uni Eropa maka dapat membawa Turki ke arah
yang lebih baik dan mampu mensejahterakan masyarakat Turki. Dan sosok Recep
Tayyib Erdogan yang kharismatik mampu menarik simpatik masyarakat Turki.
Erdogan dikenal sebagai muslim yang taat beragama dan mempunyai iman yang
1152
Analisis Kemenangan Adalet ve Kalkinma Partisi Dalam Pemilu Turki 2011 (Reksa Fiaji T.)
kuat. Erdogan juga dikenal sebagai pejabat pemerinah yang sederhana, jujur, dan
bertanggung jawab. Erdogan juga dikenal sebagai pribadi yang bersikap positif
terhadap kelompok yang menekannya, Erdogan membangun opini publik yang
membuat kharismanya selalu bersahabat dengan semua pihak termasuk pihak
yang berbeda pendapat dengannya (kubu sekuler) dan kemampuan Erdogan dalam
menjalin hubungan dengan negara lain mampu membuat Turki di akui di dunia
Internasional sehingga rakyat Turki yakin dengan Turki yang dipimpin kembali
oleh Edrogan akan membawa perubahan besar bagi negara Turki, membawa
Turki ke arah yang lebih baik, dan mampu memperjuangkan pengintegrasian
Turki menjadi anggota Uni Eropa.
Daftar Pustaka
1. Buku
1153
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 4, 2013: 1141-1154
1154