Anda di halaman 1dari 9

Istilah Pancasila sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Panca yang berarti lima dan sila

yang berarti Dasar atau asas. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit
sebagaimana tertulis dalam buku Negarakertagama karangan Mpu Prapanca dan buku
Sutasoma karangan mpu Tantular. Jauh sebelum Pancasila dirumuskan sebagai konsep dasar
negara Indonesia, sebenarnya nilai-nilai Pancasila telah hidup di dalam masyarakat Indonesia.
Berdasarkan budaya-budaya yang mengakar pada masyarakat Indonesia itulah, para pendiri
negara Republik Indonesia kemudian merumuskan konsep Pancasila sebagai dasar negara.
Yang merumuskan Pancasila sebagai dasar negara adalah BPUPKI atau yang dalam bahasa
Jepang disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Tokoh-tokoh negara yang mengajukan rumusan
dasar negara adalah Mr.Muhammad Yamin pada tanggal 29 Mei 1945, Prof.Dr.Mr.Soepomo
pada tanggal 31 Mei 1945, dan Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. BPUPKI mengadakan
sidang resmi sebanyak 2 kali, sidang resmi pertama pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945.
Sidang resmi kedua BPUPKI pada tanggal 10 Juli 1945 – 17 Juli 1945. Hasil sidang pertama
adalah lahirnya dasar gagasan pancasila. Hasil sidang kedua adalah terbentuknya rancangan
batang tubuh Undang-Undang Dasar.   Dalam sidang BPUPKI yang pertama pada tanggal 1
Juni 1945 Insinyur Soekarno mengusulkan lima hal untuk menjadi dasar negara Indonesia
merdeka yang rumusannya sebagai berikut:
1. kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi ekonomi negara bersifat kekeluargaan
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkedaulatan
Beliau memberikan nama Pancasila yang dapat diperas menjadikan istilah trisila:
1. Sosionalisme
2. Sosiodemokratis
3. Ketuhanan
Trisila dapat diperas menjadi ekasila, yaitu gotong royong.

Hasil sidang BPUPKI dibahas oleh panitia sembilan yang sebelumnya telah dibentuk panitia
delapan bersama tokoh nasional dan tokoh BPUPKI menghasilkan rumusan Piagam Jakarta
pada sidang panitia sembilan 22 Juni 1945 sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Setelah proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia mengadakan sidang pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
menghasilkan undang-undang Dasar 1945 rumusan dan urutan Pancasila terdapat dalam
alinea ke-4 pembukaan undang-undang Dasar 1945:
1 Ketuhanan Yang Maha Esa
2 Kemanusiaan yang adil dan beradab
3 Persatuan Indonesia
4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5 keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Setelah itu pada akhir Desember 1949 lahirlah Republik Indonesia Serikat. Lahir pola
konstitusi RIS rumusan dan Susunan urutan Pancasila terdapat di dalam mukadimah
konstitusi tersebut
1 Ketuhanan yang maha esa
2 peri kemanusiaan
3 kebangsaan
4 Kerakyatan
5 keadilan sosial
Tanggal 17 Agustus 1950 Ris dihapus dan menjadi Republik Indonesia kesatuan lahirlah
undang-undang dasar sementara 1950 atau UUDS 1950. Rumusan dan Susunan urutan
Pancasila terdapat di dalam mukadimahnya yang bunyinya seperti yang terdapat di dalam
mukadimah konstitusi RIS. Seiring berjalannya waktu pada tanggal 5 Juli 1959 lahirlah dekrit
presiden. Sejak itu undang-undang Dasar 1945 berlaku lagi bagi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia Hal ini mendapat persetujuan secara bulat dari DPR dan
berarti diterima oleh seluruh rakyat Indonesia.
Berdasarkan uraian tersebut di atas jelaslah bahwa rumusan dan Susunan urutan Pancasila
yang sah dan benar ialah yang terdapat di dalam Pembukaan undang-undang Dasar 1945,
karena yang dikemukakan oleh Bung Karno adalah suatu usul, yang dihasilkan panitia
sembilan dan BPUPKI tidak dipakai, sedangkan konstitusi RIS dan UUDS 1950 Sudah
terang tidak berlaku lagi. Yang berlaku adalah undang-undang Dasar 1945 hingga saat ini.
A. Asal mula kata Pancasila
Etimologi kata “Pancasila” berasal dari bahasa Sansekerta dari India ( bahasa kasta Brahmana ) yaitu
panca yang berarti “ lima” dan sila yang berarti “dasar”. Jadi secara harfiah, “ Pancasila” dapat
diartikan sebagai “ lima dasar ”.

B. Sejarah Istilah Pancasila


Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dimana sila sila yang
terdapat dalam Pancasila itu sudah diterapkan dalam kehidupan masyarakat maupun kerajaan
meskipun sila sila tersebut belum dirumuskan secara konkrit. Menurut kitab Sutasoma karangan
Mpu Tantular yang ditulis pada zaman Majapahit (abad ke-14), istilah Pancasila diartikan sebagai
lima perintah kesusilaan (Pancasila Krama),yang berisi lima karangan yaitu :

1. Melakukan kekerasan
2. Mencuri
3. Berjiwa dengki
4. Berbohong
5. Mabuk akibat minuman keras

C. Pembentukan BPUPKI

Ketika Jepang menjajah negara Indonseia banyak cara yang dilakukan Jepang untuk menarik simpati
dari bangsa Indonesia, salah satu caranya adalah menjanjikan akan memberikan kemerdekaan
kepada bangsa Indonesia yang disampaikan oleh Perdana Menteri Jepang Kaiso tanggal 7 September
1944. Salah satu faktornya karena Jepang sudah banyak mengalami kekalahan di berbagai medan
pertempuran Asia Timur Raya.

Menindaklanjuti janji tersebut, maka pada tanggal 29 April 1945 dikeluarkan maklumat tentang
pembentukan Badan Penyelidik Usaha usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Zyunbi
Tyoosakai) yang bertugas untuk menyelidiki segala sesuatu mengenai persiapan kemerdekaan
Indonesia.

Susunan panitia BPUPKI :


a. Ketua : Dr. Radjiman Wedyodiningrat
b. Ketua Muda (Indonesia ) : Raden Pandji Suroso
c. Ketua muda (Jepang) : Ichibangase Ishio

d. Anggota : 60 orang

BPUPKI dilantik tanggal 28 mei 1945. BPUPKI mengadakan sidang 2 kali berkaitan dengan
penyusunan dan pengesahan dasar negara. Pada sidang pertama tanggal 29 Mei sampai 1 juni
1945 ,sidang membahas tentang dasar negara RI.

Ada tiga orang tokoh Nasionalis yang mengutarakan ide-ide pokok mengenai dasar negara RI yaitu :

 Mr. Mohammad Yamin (29 Mei 1945)

Moh. Yamin mengusulkan dasar negara dalam pidato tidak tertulisnya dalam sidang pertama
BPUPKI, yaitu:

1 Peri Kebangsaan.
2 Peri Kemanusiaan.
3 Peri Ketuhanan.
4 Peri Kerakyatan.
5 Kesejahteraan Rakyat.

Setelah selesai berpidato, Moh. Yamin juga mengusulkan gagasan tertulis naskah rancangan UUD RI
yang tertuang rumusan 5 dasar, yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia.

3. Rasa Kemanusian yang Adil dan Beradab.

4.Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.

5.Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

 Mr. Soepomo (31 Mei 1945)


Dalam usulannya, Mr. Soepomo memaparkan 3 teori mengenai bentuk-bentuk negara, yaitu:

1. Negara individualistik, yaitu negara yang disusun atas dasar kontrak sosial dari warganya
dengan mengutamakan kepentingan individu sebagaimana diajarkan oleh Thomas Hobbes, John
Locke, Jean Jacques Rousseau, Hebert Spencer, dan H. J. Laski.

2.Negara golongan (class theori) yang diajarkan Marx, Engels, dan Lenin.

3. Negara Integralistik, yaitu negara tidak boleh memihak pada salah satu golongan, tetapi
berdiri di atas semua kepentingan sebagaimana diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller, dan Hegel.

Mr. Soepomo dalam hal ini menyuarakan negara integralistik (negara persatuan), yaitu negara satu
yang berdiri di atas kepentingan semua orang. Sementara itu, dasar negara yang digagaskan oleh
Mr. Soepomo antara lain:

1. Persatuan.

2. Kekeluargaan

3. Keseimbangan lahir dan bathin

4. Musyawarah

5. Keadilan rakyat

 Ir. Soekarno (1 Juni 1945)

Ir. Soekarno mengusulkan lima poin-poin dasar negara yang dinamakan Pancasila, yaitu:

1. Kebangsaan Indonesia.

2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan.

3. Mufakat atau Demokrasi.

4. Kesejahteraan Sosial.

5. Ketuhanan.
Setelah melalui proses pembahasan dalam musyawarah, persidangan BPUPKI mengambil
kesepakatan Pancasila sebagai nama dasar negara Indonesia merdeka. Pada tanggal 1 Juni 1945
inilah kemudian diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

Selain sidang BPUPKI, pada hari yang sama juga dibentuk panitia kecil beranggotakan sembilan
orang, yaitu: Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sutardjo, A. Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Oto
Iskandardinata, Mr. Moh. Yamin, dan Mr. A. A. Maramis. Tugas Panitia sembilan ini adalah menerima
dan mengidentifikasi usulan dasar negara dari anggota BPUPKI. Berdasarkan identifikasi, diketahui
ada perbedaan pendapat mengenai usulan tentang dasar negara. Golongan Islam menghendaki
negara dengan dasar syariat Islam, sementara golongan nasionalis tidak menghendaki usulan
tersebut.

Untuk mengantisipasi perbedaan pendapat mengenai usulan dasar negara, dibentuklah panitia
beranggotakan sembilan orang yang berasal dari golongan Islam dan golongan nasionalis, yaitu: Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Yamin, Mr. A.A. Maramis, Ahmad Soebardjo, Abikusno
Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakkir, A. Wachid Hasyim, dan H. Agus Salim. Panitia yang disebut
Panitia Sembilan ini diketuai oleh Ir. Soekarno.

Panitia Sembilan melakukan sidang pertama pada 22 Juni 1945. Sidang tersebut pada akhirnya
menghasilkan kesepakatan dasar negara. Panitia Sembilan berhasil menyusun naskah yang disebut
Rancangan Preambule Hukum Dasar. Mr. Moh. Yamin mempopulerkan naskah rancangan itu dengan
nama Piagam Jakarta yang di dalamnya tercantum rumusan dasar negara sebagai berikut:

 Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

 Kemanusiaan yang adil dan beradab.

 Persatuan Indonesia.

 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

BPUPKI melakukan sidang kedua (10-16 Juli 1945) dengan pembahasan berupa lanjutan hasil kerja
Panitia Sembilan dan berhasil menghasilkan:

 Kesepakatan dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila seperti yang tertuang dalam Piagam
Jakarta.
 Negara Indonesia berbentuk negara Republik. Ini merupakan hasil kesepakatan atas 55 suara
dari 64 orang yang hadir.
 Kesepakatan mengengai wilayah Indonesia yang meliputi wilayah Hindia Belanda, Timor
Timur, sampai Malaka (Hasil kesepakatan 39 suara).
 Pembentukan tiga panitia kecil sebagai: Panitia Perancang UUD, Panitia Ekonomi dan
Keuangan, Panitia Pembela Tanah Air.

D. Pembentukan PPKI (9 Agustus 1945) dan Pengesahan Dasar Negara

Setelah selesai melaksanakan tugas, BPUPKI dibubarkan pada tanggal 9 Agustus 1945 yang kemudian
dibentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepang disebut
Dookuritsu Junbi Iinkai sebagai gantinya. PPKI bertugas mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia
dengan tujuan utama mengesahkan dasar negara dan UUD 1945. Ketua PPKI yaitu Ir. Soekarno, wakil
ketua Moh. Hatta dan jumlah anggota 21 orang.

Pada 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini digunakan bangsa
Indonesia untuk mempersiapkan kemerdekaan. Golongan pemuda (Soekarni, Adam Malik, Kusnaini,
Sutan Sjahrir, Soedarsono, Soepomo, dan kawan-kawan) meminta Ir. Soekarno agar segera
mengumumkan kemerdekaan RI. Sebaliknya, golongan tua menolak dengan alasan Proklamasi
Kemerdekaan harus direncanakan secara matang. Terjadilah kesepakatan di Rengasdengklok dan
Proklamasi dilaksanakan pada Jumat, 17 Agustus oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta di Jakarta.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah upacara proklamasi kemerdekaan, datang berberapa utusan
dari wilayah Indonesia Bagian Timur. Berberapa utusan tersebut adalah sebagai berikut:

 Sam Ratulangi, wakil dari Sulawesi

 Hamidhan, wakil dari Kalimantan

 I Ketut Pudja, wakil dari Nusa Tenggara

 Latuharhary, wakil dari Maluku.

Mereka semua berkeberatan dan mengemukakan pendapat tentang bagian kalimat dalam
rancangan Pembukaan UUD yang juga merupakan sila pertama Pancasila sebelumnya, yang
berbunyi, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.

Pada Sidang PPKI I, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta lalu mengusulkan mengubah tujuh
kata tersebut menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Pengubahan kalimat ini telah dikonsultasikan
sebelumnya oleh Hatta dengan 4 orang tokoh Islam, yaitu Kasman Singodimejo, Ki Bagus
Hadikusumo, dan Teuku M. Hasan. Mereka menyetujui perubahan kalimat tersebut demi persatuan
dan kesatuan bangsa. Dan akhirnya bersamaan dengan penetapan rancangan pembukaan dan
batang tubuh UUD 1945 pada Sidang PPKI I tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila ditetapkan sebagai
dasar negara Indonesia.

Sore hari setelah proklamasi, opsir Jepang datang ke rumah Moh. Hatta untuk menyampaikan
keberatan dari wakil Indonesia bagian timur terhadap sila pertama Pancasila dalam Piagam Jakarta.
Setelah kemudian dilakukan sidang bersama wakil-wakil Islam, disepakati pengubahan sila pertama
Pancasila menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Pada 18 Agustus 1945, PPKI melakukan persidangan pertama. Hasil sidang tersebut adalah:

 Penetapan Pembukaan Hukum Dasar (sekarang disebut Pembukaan UUD 1945) yang di
dalamnya memuat rumusan sila Pancasila sebagai dasar negara. Dalam hal ini Pancasila telah
disahkan sebagai dasar negara.
 Pemilihan dan menetapkan Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil
Presiden RI yang pertama.
 Presiden dibantu oleh KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) dalam melakukan tugas-
tugasnya.

Itulah sejarah lahirnya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Hingga kini, Pancasila dikenal
dengan lima silanya yang berbunyi:

 Ketuhanan Yang Maha Esa.

 Kemanusiaan yang adil dan beradab.

 Persatuan Indonesia.

 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai