Anda di halaman 1dari 22

Perencanaan dan Anggaran Operasional Tentang Proyek Edukasi Corona

di Wilayah Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur

Oleh :

VIDIA MAELINA YUSLIS

A1C018164

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bahwa dengan adanya penyebaran Corona Virus Diseases 2019 (Covid-19) dibeberapa
wilayah cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu dan telah berimplikasi pada aspek
social, ekonomi, kesejahteraan masyarakat, sehingga diperlukan langkah langkah antisipasi dan
kontijensi dalam penanganan nya di wilayah Kecamatan Masbagik.

Berdasarkan ketentuan pasal 11 Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases 2019 (Covid-19) menyebutkan bahwa
Gubernur dan Bupati/Walikota membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus
Diseases 2019 (Covid-19); berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi ketua pelaksana Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases 2019 (Covid-19) maka perlu menetapkan
Keputusan Camat Masbagik Tentang membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 di wilayah Kecamatan Masbagik.

1.2  Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari COVID-19 atau Corona Virus?
2. Faktor apa saja yang bisa membuat Virus Corona ini menyebar baik eksternal maupun
internal di wilayah Kecamatan Masbagik?
3. Apa saja program yang dilaksanakan oleh Pemerintah dalam penanganan Virus Corona
(COVID-19) terutama di wilayah Kecamatan Masbagik?
4. Berapa besar dana yang dianggarkan oleh Pemerintah khususnya di wilayah Kecamatan
Masbagik?
5. Bagaimana model Perencanaan Anggaran Strategik menurut Wheelen dan Hunger?
6. Bagaimana Struktur organisasi Penanganan Corona virus disease di wilayah Kecamatan
Masbagik?
7. Apa asumsi terhadap proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik?
1.3  Tujuan
1.      Anggaran sebagai alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan sosial ekonomi
2.      Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tak terbatas
dan terus berkembang
3.      Anggaran diperlukan sebagai alat untuk menunjukkan pertanggung jawaban pemerintah
terhadap rakyat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi COVID-19

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah


virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai
kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal
dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus
ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu
menyusui.
Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina,
pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain
di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Hal ini membuat beberapa negara di luar
negeri menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown  dalam rangka mencegah
penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB).
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus
ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru
(pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS).

2.2 Faktor Penyebaran COVID-19


Pemerintah sendiri telah menyampaikan berbagai imbauan sebagai antisipasi penyebaran
virus corona Covid-19 tersebut. Imbauan disampaikan karena banyaknya faktor penyebab
masifnya penularan Covid-19 dari manusia ke manusia yang sering dengan tidak sengaja
dilakukan. Ada beberapa faktor penyebaran Virus Corona (COVID-19), antara lain :
1. Kontak dengan Benda yang Tersentuh
Benda merupakan media yang bisa menjadi cara penularan yang masif. Sebab, menurut
penelitian, virus corona COVID-19 dapat bertahan hidup hingga tiga hari dengan menempel
pada permukaan benda.Benda-benda tersebut disinyalir merupakan benda yang sering terjamah
oleh anggota tubuh seperti tangan yang membawa virus covid-19. Dengan menempelnya virus
tersebut di permukaan benda yang sering terjamah, otomatis virus tersebut dapat berpindah dan
menemukan inang baru apabila orang lain menyentuh benda tersebut.
2. Tidak Menjaga Kebersihan
COVID-19 ini akan cepat menyebar apabila tidak sadar akan kebersihan, salah satunya
yaitu tidak sering mencuci tangan setelah melakukan aktifitas di luar maupun di dalam rumah.
Sebab, tangan adalah anggota tubuh yang paling banyak melakukan aktivitas dan melakukan
interaksi dengan orang lain atau benda-benda yang ada di sekitar. Dengan tangan yang tidak
terjaga kebersihannya, virus corona COVID-19 ini dapat dengan mudah menyebar. Sebab,
manusia akan selalu berinteraksi dengan dunia luar menggunakan tangannya.
Jaga selalu kebersihan tangan agar tangan Anda tidak menjadi salah satu media penularan
virus corona COVID-19. Cuci tangan menggunakan sabun ataupun gunakan hand sanitizer
sebelum dan setelah makan, sebelum dan sesudah buang air kecil, dan sesudah beraktifitas.
Penting dan menjadi kewajiban setiap individu di tengah pandemi virus corona COVID-
19 untuk menerapkan etika batuk dan bersin dengan baik. Etika batuk dan bersin dapat dilakukan
dengan menutup mulut dan hidung menggunakan siku bagian dalam atau tisu bersih. Apabila
menggunakan tisu, buang tisu pada tempat sampah lalu cuci tangan menggunakan sabun hingga
bersih.

3. Terjadi Interaksi dengan Banyak Orang


Berkumpul atau beraktivitas di tengah kerumunan menjadi salah satu cara penularan
virus corona COVID-19. Sebab, virus corona COVID-19 dapat menempel secara kasat mata
pada pakaian dan benda yang dibawa orang lain. Selain itu, risiko penularan virus corona
COVID-19 juga dapat terjadi melalui droplets orang lain ketika batuk dan bersin. Pada saat ini,
dengan menerapkan jaga jarak dan kurangi kegiatan di luar rumah adalah tindakan bijak yang
dapat dilakukan untuk mengurangi penularan virus corona COVID-19.

4. Tidak Isolasi Diri dari Wilayah Pandemi


Cara lain yang dapat menularkan virus corona COVID-19 adalah tidak melakukan
tindakan pencegahan setelah kembali dari wilayah atau negara pandemi. Berbagai tindakan
pencegahan tersebut antara lain dengan melakukan isolasi mandiri di rumah. Cara ini disinyalir
banyak terjadi di Indonesia saat ini mengingat banyaknya warga yang kembali ke kampung
halaman namun tidak melakukan isolasi diri.
5. Kurangnya Pemahaman tentang Virus Corona
Kurangnya pemahaman tentang definisi, bahaya, dan penyebaran dari virus corona
COVID-19 menjadi salah satu hal yang patut disayangkan. Sebab, apabila seseorang mengetahui
dan memahami informasi tentang virus corona COVID-19 tersebut. Setidaknya seseorang
tersebut akan melalukan tindakan antisipasi untuk menangkal virus. Maka, edukasi mengenai
virus corona COVID-19 merupakan hal yang bijak untuk dilakukan kepada masyarakat guna
meminimalisir penularan virus.

2.3 Program Pemerintah terhadap Penanganan Virus Corona


A. Program Pemerintah di Luar Daerah khusus DKI Jakarta
Program – program yang dikeluarkan untuk menangani wabah ini termaktub dalam
sejumlah pernyataan baik secara publik maupun autentik dengan mengeluarkan Peraturan
Pemerintah dan Keputusan Presiden. Poin-poin yang menjadi fokus pemerintah untuk menangani
kondisi kesehatan, sosial, dan ekonomi Indonesia tercantum dalam Perpu Nomor 1 Tahun 2020,
Keppres Nomor 11 Tahun 2020, dan PP Nomor 21 Tahun 2020. Presiden juga telah menetapkan
pandemi covid-19 sebagai sebuah situasi Darurat Kesehatan.
Melalui keterangan tersebut Presiden Jokowi juga mengumumkan beberapa langkah yang
diambil pemerintah.
1. Meningkatkan jumlah penerima dan besaran bantuan Program Keluarga Harapan
Jumlah keluarga penerima akan ditingkatkan dari 9,2 juta (keluarga penerima manfaat)
menjadi 10 juta keluarga penerima manfaat. Sedangkan besaran manfaatnya akan dinaikkan 25
persen, misalnya komponen ibu hamil naik dari Rp2,4 juta menjadi Rp3 juta per tahun,
komponen anak usia dini Rp3 juta per tahun, komponen disabilitas Rp2,4 juta per tahun dan
kebijakan ini efektif mulai (bulan) April 2020.
2. Kenaikan penerima Kartu Sembako
Sementara, untuk kartu sembako jumlah penerima akan dinaikkan dari 15,2 juta penerima
menjadi 20 juta penerima manfaat dan nilainya naik 30 persen dari Rp150 ribu menjadi Rp200
ribu dan akan diberikan selama 9 bulan.
Warga berbelanja kebutuhan pokok saat kegiatan program pangan murah di Ruang Terpadu
Ramah Anak (RPTRA) Saharjo Mentas, Jakarta, Kamis (20/6). [Suara.com/Muhaimin A
Untung]
Warga berbelanja kebutuhan pokok saat kegiatan program pangan murah di Ruang Terpadu
Ramah Anak (RPTRA) Saharjo Mentas, Jakarta, Kamis (20/6). [Suara.com/Muhaimin A
Untung]
3. Menaikkan anggaran Kartu Pra Kerja
Anggaran Kartu Prakerja dinaikkan dari Rp10 triliun menjadi Rp20 triliun. Jumlah
penerima manfaat menjadi 5,6 juta orang terutama ini adalah untuk pekerja informal serta pelaku
usaha mikro dan kecil yang terdampak Covid-19 dan nilai manfaatnya adalah Rp650 ribu sampai
Rp1 juta per bulan selama 4 bulan ke depan
4. Penggratisan tarif listrik 450 VA
Presiden menyampaikan bahwa untuk pelanggan listrik 450VA yang jumlahnya sekitar
24 juta pelanggan, akan digratiskan selama 3 bulan ke depan yaitu untuk bulan April, Mei, dan
bulan Juni 2020. Sedangkan untuk pelanggan 900VA yang jumlahnya sekitar 7 juta pelanggan
akan didiskon 50 persen, artinya hanya membayar separuh saja untuk bulan April, Mei, dan
bulan Juni 2020.
5. Mencadangkan anggaran kebutuhan pokok
Pemerintah mencadangkan Rp25 triliun untuk pemenuhan kebutuhan pokok serta operasi
pasar dan logistik.
6. Memberi keringanan pembayaran kredit
Perihal keringanan pembayaran kredit. Bagi para pekerja informal, baik itu ojek online,
sopir taksi, dan pelaku UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), nelayan dengan penghasilan
harian, dengan kredit di bawah Rp10 miliar, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) telah menerbitkan
aturan mengenai hal tersebut dan dimulai berlaku bulan April ini. Telah ditetapkan prosedur
pengajuannya tanpa harus datang ke bank atau Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik
leasing, cukup melalui email atau media komunikasi digital seperti WA (Whatsapp).
7. Besaran defisit anggaran disesuaikan hingga 3 % dari PDB
Penyesuaian besaran defisit anggaran yang melampaui 3 persen dari Produk Domestik
Bruto dilakukan untuk menjaga stabilitas sektor keuangan. Besaran defisit ini akan secara
bertahap kembali ke nilai paling tinggi yakni 3% dari PDB pada tahun anggaran 2023, setelah
masa penanganan covid-19 dan/atau ketika menghadapi ancaman yang membahayakan
perekonomian nasional. Selain itu, jumlah pinjaman yang dilakukan dalam rangka pelebaran
defisit tersebut dibatasi maksimal 60 persen dari PDB.
8. Mengatur besaran belanja wajib pemerintah
Anggaran kesehatan sebesar 5% dari anggaran pendapatan dan belanja di luar gaji yang
diatur dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Anggaran untuk desa yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebesar 10% (sepuluh persen) dari dan di luar
dana Transfer Daerah, yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Besaran Dana Alokasi Umum terhadap Pendapatan Dalam Negeri Bersih sebagaimana diatur
dalam UndangUndang Nomor 33 Tahun 2OO4 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah dan Pemerintahan Daerah.
Lebih lanjut, untuk daerah yang dilanda maupun belum dilanda pandemi covid-19, dapat
menggunakan sebagian atau seluruh belanja infrastruktur sebesar 25% dari Dana Transfer Umum
baik untuk sektor kesehatan maupun untuk pengamanan sosial dan pengadaan logistik.

9. Penyesuaian tarif PPh


Penyesuaian tarif wajibpajak untuk PPH dijelaskan dalam Pasal 5 Perpu Nomor 1 Tahun
2020 dengan rincian, "Penyesuaian tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan dalam negeri dan
bentuk usaha tetap menjadi sebesar 22% yang berlaku pada Tahun Pajak 2020 dan Tahun Pajak
2021 dan tarif pajak sebesar 20% yang berlaku pada Tahun Pajak 2022."
Sedangkan untuk wajib pajak dalam negeri berbentuk Perseroan Terbuka dengan jumlah
keseluruhan saham yang disetor dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia sedikitnya 40 %
dan memenuhi persyaratan tertentu, dapat memperoleh tarif sebesar 3% lebih rendah dari tarif
yang ditetapkan diatas. Selain itu, pemberian keringanan berupa perpanjangan waktu
pembayaran juga dijelaskan dalam pasal 8 dengan ketentuan:
a. atas pengajuan keberatan Wajib Pajak yang jatuh tempo pengajuan keberatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2OO9 berakhir dalam periode keadaan kahar akibat pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), jatuh tempo pengajuan keberatan tersebut
diperpanjang paling lama 6 (enam) bulan;
b. atas pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2OO9 yang jatuh tempo pengembalian berakhir dalam periode keadaan kahar akibat pandemi
Corona Vints Disease 2019 (COVID-19), jatuh tempo pengembalian tersebut diperpanjang
paling lama 1 (satu) bulan.
10. Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar
Dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020, dijelaskan bahwa
Pembatasan Sosial Beskala Besar meliputi: peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan
kegiatan keagamaan, dan pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Pemberlakuan
Pembatasan Sosial Berskala Besar diusulkan oleh gubernur/bupati/walikota kepada menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
B. Program Pemerintah di wilayah Kecamatan Masbagik
Keputusan Camat Masbagik Tenting Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (COVID 19) di Wilayah Kecamatan Masbagik.
Membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID
19) di Wilayah Kecamatan Masbagik yang selanjutnya disebut "Gugus Tugas COVID 19"
dengan susunan keanggotaan sebagaimana tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan dan
Keputusan ini. Sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Gugus Tugas sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU mempunyai tugas sebagai
berikut:
1. Menetapkan dan melaksanakan operasi percepatan penanganan COVID- 19;
2. Mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan COVID-
19
3. Melakukan pengawasan pelaksanaaan kegiatan percepatan penanganan COVIDl9,
4. Mengerahkan sumberdaya untuk pelaksanaaan kegiatan percepatan penanganan COVID 19,
5. Melaporkan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan COVID-19 kepada Gugus Tugas
Covid19 ditingkat Kabupaten Lombok Timur.
Segala pembiayaaan yang ditimbulkan akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Timur tahun 2020, sumber
lainnya yang sah dan tidak mengikat. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan, maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.
2.4 Besar Dana Anggaran
Kebutuhan Pemerintah di wilayah Kecamatan Masbagik sebagai berikut :
NO Uraian Jumlah Harga
1. Sosialisasi penganggulangan 125 Paket Rp 5.000.000,00
corona
2. Uang Makan dan Minum 200 Paket Rp 5.000.000,00

3. Biaya Bahan bakar Covid-19 1400 L Rp 9.030.000,00

4. Belanja pengadaan masker 1 Paket Rp 970.000,00


r

JUMLAH Rp 20.000.000,00

2.5 Model Perencanaan Anggaran Strategik menurut Wheelen dan Hunger


1. Pemindaian Lingkungan (Environmental Scanning

Pemindaian lingkungan adalah memonitor, mengevaluasi, dan mencari informasi dari


lingkungan eksternal maupun internal bagi orang-orang penting dalam Proyek edukasi di
Wilayah Kecamatan Masbagik. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis
elemen eksternal dan internal yang akan menentukan masa depan Proyek edukasi di Wilayah
Kecamatan Masbagik. Penyusunan strategi, khususnya perencanaan strategis atau perencanaan
jangka panjang biasanya berkaitan dengan visi, misi dan kebijaksanaan suatu instansi. Biasanya
penyusunan strategi dimulai dengan melakukan analisa situasi untuk mendapatkan kesesuaian
antara peluang eksternal dan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan kelemahan
internal.
Salah satu alat yang paling sering digunakan dalam analisa situasi adalah analisa SWOT.
SWOT merupakan singkatan dari Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) internal
dari suatu instansi, serta Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) dalam lingkungan yang
dihadapi suatu instansi. (Hunger dan Wheelen, 2006, p. 138)
Analisa SWOT merupakan cara sistematik untuk mengidentifikasikan faktor-faktor ini.
Analisa ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan
kekuatan dan peluang, dan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisa SWOT bukan hanya
mengidentifikasi kompetensi (kemampuan dan sumber daya) yang dimiliki Proyek edukasi di
Wilayah Kecamatan Masbagik, tetapi juga mengidentifikasi peluang yang belum dilakukan oleh
Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik karena

keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Bila diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini
memiliki dampak yang sangat besar atas rancangan suatu strategi yang handal.
2. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen


efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan Proyek
edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik. Setelah mengetahui yang menjadi ancaman yang
dihadapi Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik, peluang atau kesempatan yang
dimiliki, serta kekuatan dan kelemahan yang ada pada Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan
Masbagik, maka selanjutnya kita dapat menentukan atau merumuskan strategi Proyek edukasi di
Wilayah Kecamatan Masbagik.
Perumusan strategi meliputi menentukan misi Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan
Masbagik, menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan strategi, dan penetapan
pedoman kebijakan.
a. Misi
Misi organisasi adalah tujuan atau alasan mengapa organisasi tersebut berdiri atau ada.
Pernyataan misi organisasi yang disusun dnegan baik, mengidentifikasikan tujuan mendasar dan
yang membedakan suatu Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik dengan Proyek
edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik lain, dan mengidentifikasi jangkauan operasi Proyek
edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik dalam produk yang ditawarkan dan pasar yang
dilayani. Misi mengembangkan harapan pada karyawan dan mengkomunikasikan pandangan
umum untuk kelompok pemegang saham utama dalam lingkungan kerja Proyek edukasi di
Wilayah Kecamatan Masbagik. Misi dapat ditetapkan secara sempit ataupun secara luas. Tipe
pernyataan misi sempit menegaskan secara jelas bisnis utama organisasi, misi ini juga secara
jelas membatasi jangkauan aktivitas Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik yang
berhubungan dengan produk atau jasa yang ditawarkan.
b. Tujuan
Tujuan merupakan hasil akhir aktivitas perencanaan. Tujuan merumuskan apa yang akan
diselesaikan dan kapan akan diselesaikan, dan sebaiknya diukur jika memungkinkan. Pencapaian
tujuan Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik merupakan hasil dari penyelesaian misi.
c. Strategi
Strategi Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik merupakan rumusan
perencanaan komprehensif tentang bagaimana perushaan akan mencapai misi dan tujuannya.
Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan
kemampuan bersaing. Strategi ada yang dinamakan dengan strategi eksplisit atau strategi yang
dinyatakan, yaitu strategi yang dengannya bberapa hal dapat diperdebatkan, seprti
pengembangan akuisisi lini produk baru. Akan tetapi, investigasi lebih lanjut barangkali
menyatakan adanya strategi implisit yang sangat berbeda. Manajer di semua level mungkin
mengakui bahwa Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik digambarkan dalam rencana
strategi yang mereka lakukan berbeda, tetapi bebrapa akan berani mengakuinya. Seringkali satu-
satunya cara untuk melihat strategi implisit Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik
adalah dnegan tidak memperhatikan apa yang dikatakan oleh para manajer, melainkan
memperhatikan apa yang mereka lakukan.
Strategi implisit dapat berasal dari kebijakan Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan
Masbagik, program-program yang disetujui (dan tidak disetujui) dan anggaran yang telah
disahkan.Program divisi-divisi yang didukung dengan anggaran yang besar dan ditangani oleh
para manajer yang dipertimbangkan untuk mendapatkan jalur promosi cepat, menunjukkan di
mana Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik menempatkan energi dan biayanya.

d. Kebijakan
Kebijakan menyediakan pedoan luas untuk pengambilan keputusan organisasi secara
keseluruhan. Kebijakan juga merupakan pedoman luas yang menghubungkan perumusan strategi
dan implementasi. Kebijakan-kebijakan tersebut diinterpretasi dan diimplementasi melalui
strategi dan tujuan divisi masing-masing. Divisi-divisi kemudian akan mengembangkan
kebijakannya sendiri, yang akan menjadi pedoman bagi wilayah fungsionalnya untuk diikuti.

3. Implementasi Strategi (Strategy Implmentation)


Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan
kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Proses
tersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara menyeluruh, struktur dan atau sistem
manajemen dari organisasi secara keseluruhan.
a. Program
Program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan
untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai. Program melibatkan restrukturisasi Proyek
edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik, perubahan budaya internal Proyek edukasi di Wilayah
Kecamatan Masbagik atau awal dari suatu usaha penelitian baru.

b. Anggaran
Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap program
akan dinyatakan secara rinci dalam biaya yang dapat digunakan oleh manajemen untuk
merencanakan dan mengendalikan. Angaran tidak hanya memberikan perencanaan rinci dari
strategi baru dalam tindakan, tetapi juga menentukan dengan laporan keuangan proforma yang
menunjukkan pengaruh yang diharapkan dari kondisi keuangan Proyek edukasi di Wilayah
Kecamatan Masbagik.
c. Prosedur
Prosedur atau sering disebut dengan standard operating procedures (SOP) adalah sistem
langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana
suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan. Prosedur secara khusus merinci berbagai aktivitas yang
harus dikerjakan untuk menyelesaikan program-program Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan
Masbagik.

4. Evaluasi dan Kontrol (Evaluation and Control)


Evaluasi dan kontrol mengukur apa yang dapat dihasilkan atau diraih oleh Proyek
edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik. Hal ini berarti membandingkan antara kinerja Proyek
edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik dengan hasil yang diharapkan Proyek edukasi di
Wilayah Kecamatan Masbagik. Kinerja adalah hasil akhir dari suatu aktivitas. Ukuran apa yang
dipilih untuk mengukur kinerja tergantung pada unit organisasi yang akan dinilai dan tujuan
yang akan dicapai. Tujuan yang telah dibuat terlebih dahulu pada bagian formulasi strategi dari
proses manajemen strategik (seperti profitabilitas, pangsa pasar, pengurangan biaya dan
sebagainya) harus digunakan semestinya untuk mengukur kinerja Proyek edukasi di Wilayah
Kecamatan Masbagik jika strategi tersebut telah diimplementasikan.
Sebagai hasil akhir suatu aktivitas, termasuk ke dalam kinerja adalah hasil yang aktual
dari proses manajemen strategik. Praktik strategik manajemen dijustifikasi dalam hal
stabilitasnya dalam hal maningkatkan kinerja Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik,
khususnya yang diukur dengan laba dan tingkat pengembalian investasi. Dalam evaluasi dan
kontrol yang efektif, manajer harus mencari informasi yang jelas dan tidak bias dari
bawahannya. Dari informasi tersebut dapat diketahui apa sebenarnya yang terjadi dan apa yang
telah direncanakan sebelumnya.
Dalam mengukur kinerja, harus dipertimbangkan ukuran yang tepat. Beberapa ukuran,
seperti tingkat pengembalian investasi (ROI) dianggap tepat untuk mengevaluasi kemampuan
Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik atau divisi untuk mencapai tujuan
profitabilitas. Tetapi ukuran ini tidak cukup untuk mengukur tujuan lain Proyek edukasi di
Wilayah Kecamatan Masbagik seperti tanggungjawab sosial atau pengembangan karyawan.
Walaupun demikian, profitabilitas memang merupakan tujuan utama Proyek edukasi di Wilayah
Kecamatan Masbagik. ROI dapat dihitung hanya jika laba telah dijumlahkan secara total dalam
jangka waktu tertentu. Hal tersebut akan memperlihatkan apa yang terjadi setelah adanya fakta,
bukan apa yang sedang terjadi atau yang akan terjadi. Oleh karena itu, Proyek edukasi di
Wilayah Kecamatan Masbagik tetap harus mengembangkan pengukuran prifitabilitas. Hal ini
merupakan steering control, karena mengukur variabel yang mempengaruhi profitabilitas masa
yang akan datang
Selain itu, harus dipertimbangkan pula jenis pengendalian. Pengendalian dibangun
dengan fokus pada kinerja aktual, pada aktivitas yang menghasilkan kinerja, atau pada
sumberdaya yang digunakan dalam menghasilkan kinerja. Pengendalian prilaku (behavior
control) mengkhususkan pada bagaimana sesuatu harus dikerjakan melalui kebijakan, aturan,
standar prosedur dan operasi, dan perintah dari atasan. Pengendalian output (output control)
mengkhususkan pada apa yang harus dicapai dengan fokus pada hasil akhir dari prilaku melalui
penggunaan target tujuan dan kinerja. Pengendalian input (input control) fokus pada
sumberdaya, seperti pengetahuan, keahlian, kemampuan, nilai, dan motif karyawan.
Lingkungan
Lingkungan merupakan unsur-unsur yang ada disekitar organisasi baik yang terdapat
diluar organisasi (lingkungan eksternal) dan di dalam organisasi (lingkungan internal).
Lingkungan eksternal terdiri atas variabel-variabel peluang dan tantangan yang berada diluar
organisasi dan tidak dapat dikontrol dalam jangka pendek oleh manajemen. Lingkungan
eksternal dapat berupa kekuatan umum dan trend didalam keseluruhan lingkungan sosial atau
faktor khusus dalam operasi organisasi (lingkungan tugas). Lingkungan internal dari suatu
Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik terdiri atas variabel-variabel (kekuatan dan
kelemahan) yang berada di dalam organisasi itu sendiri dan biasanya masih dapat dikontrol
dalam jangka pendek. Variabel ini meliputi struktur, budaya dan sumber daya Proyek edukasi di
Wilayah Kecamatan Masbagik.
Dalam melakukan pemindaian lingkungan, manajer strategik harus menyadari beberapa variabel
dari lingkungan, yaitu adanya lingkungan sosial dan tugas Proyek edukasi di Wilayah
Kecamatan Masbagik. Lingkungan sosial (societal environment) meliputi kekuatan yang tidak
secara langsung menyentuh aktivitas jangka pendek, tetapi sering mempengaruhi keputusan
jangka panjang. Lingkungan sosial terdiri atas:
• Kekuatan ekonomi
• Kekuatan teknologi
• Kekuatan politik-hukum
• Kekuatan sosial budaya.
Lingkungan tugas (task environment) meliputi unsur atau kelompok yang secara
langsung mempengaruhi Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik, dan pada gilirannya
akan dipengaruhi oleh Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik. Lingkungan tugas
meliputi pemerintah, komunitas lokal, pemasok, pesaing, pelanggan, kreditor, serikat pekerja,
kelompok kepentingan tertentu dan asosiasi dagang. Lingkungan tugas, sering disebut industri
dimana Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik beroperasi. Analisis industri (yang
dipopulerkan oleh Michael Porter) mengacu kepada pencarian yang mendalam atas faktor-faktor
kunci dalam lingkungan tugas Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik. Berikut
dibawah ini gambar dari variabel-variabel lingkungan.
Manajer strategis juga harus melakukan pemindaian terhadap lingkungan internal untuk
mengidentifikasi sumberdaya, kapabilitas, dan kompetensinya. Dalam upaya menawarkan
produk harus sesuai dengan perubahan pasar yang terjadi. Keputusan tersebut tidak terlepas dari
usaha menyadari keadaan internal.
Memindai dan menganalisis lingkungan eksternal untuk melihat peluang dan tantangan
tidaklah cukup untuk mendapat keunggulan kompetitif Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan
Masbagik. Para analis juga harus melihat ke dalam Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan
Masbagik itu sendiri untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal – kekuatan dan
kelemahan yang kritis yang dapat menentukan apakah Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan
Masbagik akan dapat memperoleh keuntungan dari peluang, disamping menghindari tantangan.
Pemindaian internal ini, juga disebut analisis organisasional, berkaitan dengan
pengeidentifikasian dan mengembangan sumber daya dan kompeensi organisasi.
Strategi
Menurut Stephanie K. Marrus, seperti yang dikutip Sukristono (1995), strategi
didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada
tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar
tujuan tersebut dapat dicapai. Menurut teori manajemen strategi, strategi Proyek edukasi di
Wilayah Kecamatan Masbagik antara lain dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis Proyek
edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik. Selain itu, juga dikenal strategi Proyek edukasi di
Wilayah Kecamatan Masbagik yang diklasifikasikan atas dasar tingkatan tugas. Strategi-strategi
yang dimaksud adalah strategi generik (generic strategy) yang akan dijabarkan menjadi strategi
utama/induk (grand strategy). Strategi induk ini selanjutnya dijabarkan menjadi strategi di
tingkat fungsional Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik, yang sering disebut dengan
strategi fungsional.
Pada dasarnya setiap Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik mempunyai
strategi dalam berusaha. Namun, mungkin saja terjadi seorang pimpinan Proyek edukasi di
Wilayah Kecamatan Masbagik tidak menyadarinya. Dalam mengkaji strategi Proyek edukasi di
Wilayah Kecamatan Masbagik, perlu diketahui bahwa bentuk strategi akan berbeda-beda antar-
industri, antarProyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik, dan bahkan antarsituasi. Namun,
ada sejumlah strategi yang sudah banyak diketahui umum dan dapat diterapkan pada berbagai
bentuk industri dan ukuran Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik. Strategi-strategi ini
dikelompokkan ke dalam Strategi Generik. Istilah Strategi Generik dikemukakan oleh Porter.
Pengertiannya adalah suatu pendekatan strategi Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik
dalam rangka mengungguli pesaing dalam industri sejenis. Dalam praktek, setelah Proyek
edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik mengetahui strategi generiknya, untuk
implementasinya akan ditindaklanjuti dengan langkah penentuan strategi yang lebih operasional.
Untuk menjelaskan tentang strategi, Wheelen dan Hunger menggunakan konsep dari
General Electric. General Electric menyatakan bahwa pada prinsipnya strategi generik dibagi
atas tiga macam, yaitu strategi Stabilitas (Stability), Ekspansi (Expansion), dan Penciutan
(Retrenchment).
a. Strategi Stabilitas (Stability).
Pada prinsipnya, strategi ini menekankan pada tidak bertambahnya produk, pasar, dan
fungsi-fungsi Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik lain, karena Proyek edukasi di
Wilayah Kecamatan Masbagik berusaha untuk meningkatakan efisiensi di segala bidang dalam
rangka meningkatkan kinerja dan keuntungan. Strategi ini risikonya relatif rendah dan biasanya
dilakukan untuk produk yang tengah berada pada posisi kedewasaan (mature).
b. Strategi Ekspansi (Expansion).
Pada prinsipnya, strategi ini menekankan pada penambahan/ perluasan produk, pasar, dan
fungsi-fungsi Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik lainnya, sehingga aktivitas
Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik meningkat. Tetapi, selain keuntungan yang
ingin diraih lebih besar, strategi ini juga mengandung risiko kegagalan yang tidak kecil.
c. Strategi Penciutan (Retrenchment).
Pada prinsipnya, strategi ini dimaksudkan untuk melakukan pengurangan atas produk
yang dihasilkan atau pengurangan atas pasar maupun fungsi-fungsi dalam Proyek edukasi di
Wilayah Kecamatan Masbagik, khususnya yang mempunyai cashflow negatif. Strategi ini
biasanya diterapkan pada bisnis yang berada pada tahap menurun (decline). Penciutan ini dapat
terjadi karena sumber daya yang perlu diciutkan itu lebih baik dikerahkan, misalnya, untuk usaha
lain yang sedang berkembang.
Kinerja
Kinerja adalah hasil akhir dari suatu aktivitas (Wheelen&Hunger, 2004:16). Langkah-
langkah untuk memilih untuk menilai kinerja tergantung pada unit organisasi yang akan dinilai
dan tujuan yang akan dicapai. Hal ini berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari
tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah
ditetap kan sebelumnya. Kinerja bisa juga dikatakan sebagai sebuah hasil (output) dari suatu
proses tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi terhadap sumber-sumber
tertentu yang digunakan (input). Selanjutnya, kinerja juga merupakan hasil dari serangkaian
proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu organisasi.

Namun ada beberapa indikator yang biasanya digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi
publik, yaitu sebagai berikut:
a) Produktivitas
Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi,tetapi juga efektivitas pelayanan.
Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara input dengan output
b) Kualitas Layanan
Kepuasan masyarakat bisa menjadi parameter untuk menilai kinerja organisasi publik.

c) Responsivitas
Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat menyusun
agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai
dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
d) Responsibilitas
Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai
dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik
yang eksplisit maupun implisit (Lenvine, 1990).
e) Akuntabilitas
Akuntabilitas publik menunjukan pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik
tunduk pada para pejabat politik yangdipilih oleh rakyat, asumsinya adalah bahwa para pejabat
politik tersebut karena dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya akan selalu merepresentasikan
kepentingan rakyat.
Kinerja birokrasi sebenarnya dapat dilihat melalui berbagai dimensi seperti dimensi
akuntabilitas, efisiensi, efektivitas, responsivitas maupun responsibilitas. Berbagai literatur yang
membahas kinerja birokrasi pada dasarnya memiliki kesamaan substansial yakni untuk melihat
seberapa jauh tingkat pencapaian hasil yang telah dilakukan oleh birokrasi pelayanan. Kinerja itu
merupakan suatu konsep yang disusun dari berbagai indikator yang sangat bervariasi sesuai
dengan fokus dan konteks penggunaannya.
Beberapa tindakan, seperti laba atas investasi (ROI), merupakan unsur yang tepat untuk
mengevaluasi Proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik atau divisi kemampuan untuk
mencapai tujuan profitabilitas. Walaupun profitabilitas adalah tujuan utama korporasi, ROI dapat
dihitung hanya setelah mencapai keuntungan untuk jangka waktu. Ini menceritakan apa yang
terjadi setelah fakta-bukan apa yang sedang terjadi atau apa yang akan terjadi. Sebuah Proyek
edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik, oleh karena itu, perlu mengembangkan langkah-
langkah yang kemungkinan meramalkan profitabilitas. Ini disebut sebagai kontrol kemudi karena
mereka mengukur variabel-variabel yang mempengaruhi profitabilitas masa depan. Salah satu
contoh dari jenis kontrol ini adalah penggunaan diagram dan grafik kontrol kualitas dan
produktivitas merinci setiap hari. Dengan demikian mereka mampu melakukan penyesuaian
terhadap sistem sebelum menjadi tak terkendali.

2.6 Struktur Keanggotaan Gugus Tugas Percepatan penangan Corona Virus Disease 2019 di
Wilayah Kecamatan Masbagik

KETUA

CAMAT MASBAGIK

WAKIL KETUA 1 WAKIL KETUA 2

KEPALA KEPOLISIAN KEPALA RAYON MILITER


KECAMATAN KECAMATAN
MASBAGIK MASBAGIK

SEKRETARIS BENDAHARA

SEKRETARIS KECAMATAN BENDAHARA KANTOR


MASBAGIK CAMAT MASBAGIK
2.7 Asumsi terhadap proyek edukasi di Wilayah Kecamatan Masbagik

1. Proyek edukasi ini memberikan keyakinan yang berbeda bagi masyarakat terkait
dengan pandemi virus corona ini, sehingga dapat meminimalkan kasus akibat
pandemi tersebut
2. Terdapat beberapa warga yang masih tidak mengindahkan proyek edukasi yang
dilakukan oleh pemerintah desa tersebut
3. Penyebaran corona akan semakin meningkat apabila masyarakat tidak
menerapkan pola hidup sehat
4. Jika proyek edukasi dilakukan dengan baik dan masyarakat dapat bekerjasama,
maka akan menguragi sedikit kepanikan warga.
5. Proyek edukasi ini memberikan keyakinan yang berbeda bagi masyarakat terkait
dengan pandemi virus corona ini, sehingga dapat meminimalkan kasus akibat
pandemi tersebut
6. Terdapat beberapa warga yang masih tidak mengindahkan proyek edukasi yang
dilakukan oleh pemerintah desa tersebut
7. Penyebaran corona akan semakin meningkat apabila masyarakat tidak
menerapkan pola hidup sehat
8. Jika proyek edukasi dilakukan dengan baik dan masyarakat dapat bekerjasama,
maka akan menguragi sedikit kepanikan warga.
BAB III

KESIMPULAN

Penanggulangan corona di Wilayah Kecamatan Masbagik dilakukan dengan


menyediakan kebutuhan seperti masker, sabun cuci tangan, ember, uang makan untuk
personil, BBM, ATK (alat tulis kantor), biaya photo copy, dan pembuatan
spanduk/banner. Menghimbau warga agar tetap waspada kepada warga pendatang atau
keluarga yang datang dari perjalanan jauh agar membersihkan tangan, mencuci pakaian
yang dikenakan serta tidak boleh keluar rumah selama 14 hari dan melaporkan kepada
relawan guna melakukan pemeriksaan. Kemudian masyarakat dilarang keluar rumah dan
bepergian yang tidak penting. Selain itu masyarakat juga harus menerapkan pola hudup
sehat di lingkungan desa sengkol.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai