Taubat adalah salah satu Fardhu ‘Ain -kewajiban setiap muslim/muslimah-, berdasarkan
firman Allah swt dalam surah Annur : 31 dan surah At Tahrim : 8. Jadi orang yang tidak
bertaubat, berdosa, karena meninggalkan kewajiban.
Taubat berarti kembali kepada Allah, dengan perasaan, fikiran dan sikap. Hal tersebut
dilakukan setiap kali kita membelakangi ajaran Allah swt.
Setiap kali kita telah melakukan pelanggaran hukum Allah swt. Setiap kali kita mendurhakai
Rasulullah saw. Setiap kali kita lalai mengingat Allah swt.
Dan bila kita mau jujur, alangkah seringnya kita melakukan dosa. Alangkah seringnya kita
lupa dan lalai pada Allah dan pada nasehat Nya.
Taubat yang benar ialah taubat yang memenuhi tiga syarat yaitu :
Dan bila dosa itu berkaitan dengan hak sesama manusia -material maupun immaterial-,
maka untuk mentobatinya, ditambah syarat keempat, yaitu : mengembalikan hak orang lain,
atau memohon maaf darinya, atau meminta kehalalan darinya.
– Astaghfirullah
– Astaghfirullahal ‘Azhim
– Astaghfirullahal ‘Azhim Alladzi Lailaha Illa huwal Hayyul Qayyum Waatubu Ilaih.
– Allahummaghfirli / Rabbighfirli
Ditambah dengan beberapa permohonan ampunan dari Al Qur‘an seperti Ayat disurah Al
Baqarah Ayat terakhir : , surah Ali Imran : , , Surah Al A‘raf : ,dst.
Ditambah pula dengan sayyidul istighfar (permohonan ampunan terbaik) yang ada dalam
hadits shahih (lihat kitab : Terjemahan Riyadhus Shalihin jilid 2 bab : hal : ).
Taubat ini mengajari kita untuk tawadhu’ merendah dihadapan Allah, bermohon dengan
penuh kesungguhan, mengajari kita untuk menyadari siapa kita sesungguhnya, yang
berlumuran dosa dan aib ?.
Taubat mengajari kita bagaimana seharusnya takut kita pada adzab Allah ?.
Bagaimana seharusnya Iman kita mencegah kita untuk berlarut dalam dosa dan menambah
dosa.
1
Dalam kaitan antara dosa dan taubat, ada satu hal yang penting untuk dicermati, yaitu
seringnya kita berbuat dosa setelah kita taubat.
Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya/tidak adanya penghayatan taubat. Taubat kita
belum memenuhi syarat.
Namun jika kita merasa bahwa taubat kita telah memenuhi syarat lalu kita masih terjatuh
pada dosa yang sama jangan putus asa.
Jangan merasa bahwa taubat kita tak bakal diterima lagi. Itu disebabkan oleh kurangnya
hidayah dan taufiq dari Allah.
Setelah berbuat dosa, taubat dan taubat lagi. Perbanyak do‘a memohon taufiq, hidayah,
kekuatan Iman, husnul khatimah.
Allah swt berjanji mengabulkan do‘a hamba Nya yang Ikhlas, khusyu’ dan sungguh-
sungguh.
Dalam bulan Taubat ini, semoga kita semua diberi kekuatan oleh Allah swt untuk
mengulang-ulangi kalimat istighfar yang sempurna, minimal 100 (seratus) kali sehari
semalam, agar hari kita semakin suci, Iman kita semakin kuat, perasaan dan kesadaran kita
semakin dekat dengan Allah yang Maha Pemurah.
Al-Hamdulillah, kita telah mulai Shalat Taraweh / Qiyamullail yang tenang dan khusyu’ tadi
malam, dan kita telah mulai membaca Juz pertama dari Al-Qur’an yang mulia, kita telah
mulai ibadah shaum yang wajib ini dan menikmati dzikir dan do’a yang khusyu’ pada hari
yang sangat istimewa ini.
Bahagia hati ini menyaksikan Ummat Islam beramai-ramai memenuhi Masjid dan
Mushallah, tak terkecuali anak-anak pun turut memadati rumah-rumah Allah.
Bahagia hati ini berkumpul dengan Isteri / Suami, anak-anak dan seisi rumah di hadapan
hidangan sahur. Kita sahur bersama dengan suka cita dan bahagia.
Bahagia hati ini shalat shubuh berjamaah dengan menyertakan Isteri / Suami dan putera /
puteri.
Al-Hamdulillah, terima kasih Ya Allah.. Kami bersyukur kepada-Mu atas nikmat Iman yang
Engkau karuniakan kepada kami. Dengan iman inilah, kami dapat menikmati semua
pemberian-Mu ya Allah.
Dengan iman inilah kami dapat bahagia dengan Bulan suci Ramadhan, kami dapat gembira
dengan Ibadah, Tilawah, Dzikir dan Do’a.
Dengan Iman, berkumpulnya ummat Islam di masjid menjadi pemandangan yang sangat
indah, sangat menyenangkan, Subhanallah.
2
Kami yakin bahwa tanpa Iman, kami pasti sesat. Tanpa iman hati kami pasti keras, ibadah
terasa sangat berat, tak ada cinta kepada-Mu, tak ada takut kepada-Mu, tak ada harapan
kepada-Mu.
Dan kami yakin bahwa nikmat inilah pemberian Allah yang paling mahal.
Nikmat inilah modal satu-satunya yang kami miliki untuk hidup tenang, bahagia, damai,
mulia, kuat dan selamat di dunia dan di Akhirat. Allahu Akbar.
Mari kita renungkan Firman Allah Swt dalam surah Al-Hujurat (49):7,8 dan 17.
Pada siang hari yang penuh berkah ini kita sedang lapar, haus, dan lelah, tapi semoga kita
semua bahagia.
Kebahagiaan itulah berkahnnya Ibadah. Kita bahagia karena kita yakin bahwa kita berada
di jalan Allah Swt, jalan keselamatan dan kemuliaan, kita bahagia kerena kita yakin bahwa
Allah Swt pasti mengampuni dosa-dosa kita yang sungguh amat sangat banyak sekali itu.
ان إِي َمانا ً َواحْ ت َِسابا ً ُغف َِرل َه ُ َما َت َق َّد َم ِمنْ َذ ْن ِبه
َ ض َ َْمن
َ صا َم َر َم
“ Siapa yang berpuasa atas dasar iman dan keikhlasan pasti diampuni
seluruh dosanya yang telah lalu”. (HR. Imam Al-Bukhari).
Kita bahagia dengan Ibadah Puasa karena kita yakin bahwa ibadah puasa ini memperberat
timbangan kebaikan kita nanti di hari akhirat, kita juga yakin bahwa orang yang sedang
berpuasa itu do’anya dikabulkan oleh Allah Swt.
Kebahagiaan inilah yang kita syukuri. Nikmat iman inilah yang kita syukuri. Amal ibadah
inilah yang kita syukuri.
Kita bersyukur karena kita beriman, kita beribadah karena kita bersyukur. Kita bersyukur
karena ibadah kita membahagiakan kita …
Al-Hamdulillah.
Kebahagiaan kita dengan ibadah dan amal shaleh itulah barometer efektifitas ibadah kita.
Disitulah berkah dan kesuksesan amal shaleh kita.
Penghayatan kesyukuran atas segala nikmat Allah Swt, itulah yang mendorong kita secara
kuat untuk rajin beribadah, efektif beramal shaleh, lari dari dosa, sangat takut dari
pelanggaran.
Dan penghayatan kesyukuran inilah yang membuat semua ibadah itu terasa nikmat, indah
membahagiakan sehingga kita benar-benar mendapatkan manfaat, khasiat dan berkahnya.
Mungkin inilah seberkas cahaya hikmah dari jaminan Allah yang berjanji pasti :
“ Jika kamu bersyukur, aku pasti menembahkannya kepadamu. Dan jika kamu ingkar,
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. Q.S Ibrahim (14) : 7.
3
Yakin bahwa kesyukuran itu rahasia kebahagiaan.
Dan mungkin ini pula satu dari sekian banyak penyebab kesusahan, yaitu : Tidak
bersyukur. Allah Swt berfirman :
“ Sangat sedikit dari hamba-hambaKu yang bersyukur” Q.S. Saba (24): 13.
Dan mungkin ini pula hikmahnya Allah Swt mengajarkan kepada kita untuk berdo’a:
َّلى َوالِدَي
َ لي َو َع
َ ت َع َ ك الَّتِي أَ ْن َع ْم
َ َربِّ أَ ْو ِزعْ ني أَنْ أَ ْش ُك َر ِنعْ َمت
ِك فِي عِ َبادك الصَّالِ ِحيْن َ ضاه َوأَ ْدخ ِْلني ِب َرحْ َمت َ ْصال ِحا ً َتر َ َوأَنْ أَعْ َم َل
“ Wahai Tuhanku, berikanlah ilham kepadaku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang Engkau
telah berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku. Dan agar aku melakukan amal
shaleh yang Engkau ridhai. Dan masukkanlah aku dengan Rahmat-Mu ke dalam golongan
hamba-hamba-Mu yang shaleh. Amin..
Selain itu Rasulullah Saw mengajarkan pula do’a memohon syukur yang dianjurkan untuk
dibaca setiap selesai shalat Fardhu :
َ ش ْك ِر
َ ك َوحُسْ ِن عِ َبا َد ِت
ك ُ ك َو َ اللَّ ُه َّم أَعِ ِّني َع
َ لى ِذ ْك ِر
“ Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir kepada-Mu, untuk mensyukuri-Mu dan untuk
memperbaiki Ibadah kepada-Mu”.
Allahumma Amin..
Salah satu rukum iman yang wajib diimani oleh setiap muslim adalah beriman kepada hari
akhirat. Hari akhirat atau hari kiamat adalah hari dimana bumi ini hancur dan kehidupan
akan berlanjut ke alam yang lain dimana hanya ada surga dan neraka.
Hari kiamat adalah hari yang dahsyat sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah Ta’ala
dalam Al-Qur’an di banyak ayat dan juga telah dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadits-
haditsnya.
Pemahaman akan hari akhirat sangat penting karena akan sangat berpengaruh terhadap
keimana dan semangat seorang muslim dalam beramal. Karena itulah, seorang muslim
mesti mempelajari dan merenungi hal-hal yang terkait dengan hari akhirat.
Sadarilah bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara. Semua yang hidup hanyalah
menumpang dan pasti akan meninggal dunia. Dunia hanyalah tempat untuk beramal untuk
bekal kehidupan akhirat.
Jangan terpesona dengan kehidupan dunia yang fana ini, sehingga lalai dari tugas dan
kewajiban menyembah Allah Azza Wajalla Rabb segala sesuatu. Betapa banyak peringatan
dari Allah Ta’ala dan rasulnya akan hinanya kehidupan dunia.
Ingatlah, kematian pasti menjemput setiap yang hidup. Renungkanlah, peristiwa yang akan
menyusulnya saat semua manusia dikumpulkan pada suatu tempat yakni padang mahsyar
untuk diadili.
4
Renungkanlah, bagaimana nanti keadaan kita saat ajal datang menjemput. Saat dimana
segala hal yang ada disekitar akan ditinggalkan seperti keluarga, rumah, harta dan teman-
teman yang selama ini kita banggakan.
Lalu, setelah itu ditimbun dalam kuburan yang sempit seorang diri dan hanya ditemani oleh
amal perbuatan selama hidup di dunia.
Sudahkah kita menyiapkan amal sholeh yang akan menjadi penyelamat di alam kubur dan
pada hari pengadilan nanti?
Kematian merupakan hal yang pasti akan dialami oleh tiap-tiap yang bernyawa. Hal ini telah
dijelaskan oleh Allah Azza Wajalla dalam firmannya dalam surat Ali Imran. Allah Ta’ala
berfirman:
Pencabutan nyawa orang-orang sholeh dilakukan dengan lembut dan nyawanya pun keluar
dengan mudah. Lalu setelah itu, nyawa yang telah keluar dari jasad tersebut diberi
wewangian dari surga.
Kemudia Malaikat pencabut nyawa membawa ruh itu ke hadapan Rabb dan para penghuni
langit yang dilewatinya semuanya memujinya dan memanggilnya dengan nama yang
terbaik.
Hal ini telah diceritakan panjang lebar dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
dalam riwayat Barra’ bin Azib.
Ingatlah, saat dimana sangkakala ditiup pertama kali dan semua yang ada di bumi maupun
di langit meninggal, kecuali yang dikehendaki oleh Allah Ta’ala.
Lalu kemudian sangkakala ditiup untuk kedua kalinya dan semua makhluk bangkit lagi,
mulai dari manusia yang pertama sampai yang manusia yang terkhir.
Pada saat itu, manusia dibangkitkan dalam keadaan telanjang dan tidak beralas kaki. Pada
saat itu, setiap orang akan sibuk dengan urusannya masing-masing menunggu pengadilan
sang Maha Adil dan tidak akan ada lagi yang peduli dengan urusan orang lain.
Setiap muslim hendaknya merenungi hariyang dahsyat ini, saat semua manusia
diumpulkan di satu tempat untuk mempertanggung jawabkan amalnya selama hidup di
dunia.
Hari akhirat adalah awal dari kehidupan yang hakiki, dimana keadan setiap orang sesuai
dengan amalnya selama hidup di dunia.
Orang-orang bertakwa akan hidup dalam kebahagiaan dan orang-orang kafir serta orang
yang selalu mengerjakan kemaksiatan akan hidup dalam kesengsaraan yang sangat pedih.
Orang bertakwa akan dimasukkan ke surga yang penuh dengan kenikmatan. Adapun orang
kafir fan orang fasik akan dimasukkan ke neraka yang penuh dengan kesengsaraan.
Semoga kita termasuk orang bertakwa dan dikumpulkan bersama orang-orang sholeh di
akhirat kelak dan dijauhkan dari pedihnya siksa neraka. Amin.
5
وبعد،الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا
Pengertian Materi
Materi ini adalah kelanjutan materi kiat mengatasi kesedihan. Materi ini adalah ajakan untuk
mengupayakan kesedihan yang bermanfaat, sesuai petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah,
sebagai satu langkah dalam pengembangan kepribadian Muslim.
Urgensi Materi
Materi ini penting untuk dipelajari dan didiskusikan bersama, berdasarkan beberapa faktor
berikut ini :
1. Ada beberapa bentuk kesedihan yang dianjurkan (Kesedihan Imani), sebagai tanda iman
dan syarat PKM.
3. kesedihan Imani itu memerlukan kemauan keras dan latihan yang berkesinambungan.
Pokok-Pokok Materi
1. Pengertian Kesedihan Yang Bermanfaat
Kesedihan yang bermanfaat ialah kesedihan Imani, yaitu : Kesedihan yang bersumber dari
Imani, karena takut pada adzab Allah Swt, karena menyesali dosa-dosa, karena khusyu’
dalam pendekatan kepada Allah Swt.
6
Baca Juga:
• 18 Materi Ceramah Ramadhan yang Menarik
Kita semua berkeyakinan bahwa ada makhluk yang mulia yang bernama malaikat.
Keyakinan ini adalah rukun iman yang kedua. Sehingga tidak sah keislaman kita bila
mengingkari eksistensi malaikat.
Di sinilah letak urgensi pembelajaran tentang hal ini. Selain bahwa penghayatan iman
kepada para malaikat adalah sarana efektif untuk peningkatan dan pemberdayaan iman.
Iman kepada para malaikat ialah: Keyakinan yang utuh, tidak dinodai dengan keraguan
sedikit pun, terhadap keberadaan makhluk Allah yang mulia, yang bernama malaikat,
diciptakan dari cahaya, semuanya taat kepada Allah Swt. Allah Swt berfirman:
َ ِين آ َم ُنوا قُوا أَنفُ َس ُك ْم َوأَهْ لِي ُك ْم َنارً ا َوقُو ُد َها ال َّناسُ َو ْالح َِج
ارةُ َع َل ْي َها َمالَ ِئ َك ٌة َ َياأَ ُّي َها الَّذ
َ ون َما ي ُْؤ َمر
ُون َ ُُون هَّللا َ َما أَ َم َر ُه ْم َو َي ْف َعل
َ ظ شِ دَا ٌد الَ َيعْ صٌ َغِ ال
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang
keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” QS. At-Tahrim : 6
3. Malaikat melaksanakan beberapa tugas yang diberikan oleh Allah Swt, seperti:
Malaikat Jibril sebagai penyampai wahyu dari Allah kepada para Rasul-Nya
Malaikat Mikail sebagai pemberi rezeki
7
Malaikat Malik sebagai penjaga Neraka
Selain itu, ada malaikat penjaga syurga, ada malaikat pencabut nyawa, ada malaikat
pencatat amal, ada malaikat pembawa rahmat, ada malaikat penjaga dari bahaya, ada
malaikat pencari kelompok-kelompok dzikir, dst. Allah Swt berfirman:
َ ك ِبإِ ْذ ِن هَّللا ِ م
ُص ِّد ًقا لِ َما َبي َْن َي َد ْي ِه َ ًوا لِ ِجب ِْري َل َفإِ َّن ُه َن َّز َل ُه َع َلى َق ْل ِبŽ•ًّ ان َع ُد
َ قُ ْل َمنْ َك
ًوا هَّلِل ِ َو َمالَ ِئ َك ِت ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ِجب ِْري َل َومِي َكا َلŽ•ًّ ان َع ُد
َ َمنْ َك.ِين َ َو ُه ًدى َو ُب ْش َرى ل ِْلم ُْؤ ِمن
َ َفإِنَّ هَّللا َ َع ُد ٌّو ل ِْل َكاف ِِر
ين
“Katakanlah: Barangsiapa yang menjadi musuh jibril, maka jibril telah menurunkannya (Al-
Qur’an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang
sebelumnya dan mejadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang kafir. Barangsiapa
yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikatNya, rasul-rasulNya, jibril dan mikail, maka
sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir”.
QS. Al-Baqarah : 97-98
ُ َما َي ْلف
ِظ ِمنْ َق ْو ٍل إِالَّ َل َد ْي ِه َر ِقيبٌ َعتِي ٌد
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas
yang selalu hadir. Qs. Qaaf : 18
1. Berusaha untuk selalu mengingat dan menyadari kehadiran malaikat pencatat amal
bersama kita di manapun kita berada.
2. Berupaya untuk selalu mengingat dan menyadari penjagaan malaikat setiap saat,
terutama pada pagi dan sore kita membaca dzikir penolak bala yang sunnah:
8
ك أَنْ أَضِ َّل
َ اَلَّل ُه َّم إِ ِّنيْ أَع ُْو ُذ ِب.هلل
ِ الَ َح ْو َل َوالَ قُ َّو َة إِالَّ ِبا،هللا
ِ ت َع َلى ُ هللا َت َو َّك ْل
ِ ِبسْ ِم
َّ أَ ْو أَجْ َه َل أَ ْو يُجْ َه َل َع َلي، أَ ْو أَ ْظلِ َم أَ ْو أ ُ ْظ َل َم،َّ أَ ْو أَ ِز َّل أَ ْو أ ُ َزل،َّضل َ ُ أَ ْو أ
“Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tak ada upaya dan kekuatan
melainkan dari Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu bahwa aku sesat
atau disesatkan, atau tergelincir atau di gelincirkan, atau aku menzhalimi atau di zhalimi,
atau aku tidak tahu, atau di tipu oleh orang lain”
Menyadari penjagaan malaikat setiap kali kita membaca Ayat Kursi sebelum tidur.
3. Menyadari kehadiran malaikat pembawa rahmat kepada kita setiap kali kita menghadiri
pengajian.
4. Menyadari do’a malaikat untuk kita, setiap kali kita mengajarkan ilmu yang bermanfaat.
Menyadari do’a malaikat setiap kali kita duduk di masjid menanti iqamah.
5. Menyadari pergantian malaikat pencatat amal setiap shalat ashar di masjid pada hari-hari
senin dan kamis.
Rasulullah Saw mengajarkan kepada kita sebuah do’a yang menyebutkan nama-nama
beberapa malaikat. Do’a ini sangat baik untuk kita baca, dihafal dan diamalkan:
بِ ض َعالِ َم ْال َغ ْي ِ ْت َوألَر ِ َفاطِ َر ال َّس َم َاوا،ل َو ِم ْي َكا ِئ ْي َل َوإِسْ َر ِف ْي َلŽَ اَلَّل ُه َّم َربَّ ِجب َْرا ِئ ْي
اخ ُتلِفُ ِف ْي ِهْ ِاهْ ِد ِنيْ لِ َما.ك ِف ْي َما َكا ُن ْوا ِف ْي ِه َي ْخ َتلِفُ ْو َن
َ ت َتحْ ُك ْم َبي َْن عِ َبا ِد َ أَ ْن،َِوال َّش َهادَ ة
ك َت ْه ِديْ َمنْ َت َشا ُء إِ َلى صِ َرا َط ْالمُسْ َت ِقي ٍْم َ إِ َّن،ِك َ م َِن ْال َح ِّق ِبإِ ْذن
“Ya Allah, Tuhannya Jibril, Mikail, Israfil. Wahai pencipta langit dan bumi, wahai Tuhan yang
Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Hanya Engkaulah yang memutuskan
perkara di antara segenap hambaMu pada masalah yang mereka perselisihkan. Bimbinglah
aku kepada kebenaran yang diperselisihkan itu, dengan izinMu. Sesungguhnya Engkaulah
yang memberi petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki, Kepada jalan yang lurus”
AMIN. HR. Muslim.
Demikianlah kita dihimbau untuk menambah ilmu tentang malaikat dari sumber-sumber
yang shahih. Demikianlah kita diajak untuk meningkatkan pengamalan dan penghayatan
iman kepada para malaikat. Karena iman kepada para malaikat adalah rukun iman yang
kedua.
Iman kepada para malaikat, sangat memotivasi untuk beribadah dan beramal shaleh.
Marilah kita berjuang untuk mengamalkan himbauan dan seruan ini. Lalu Fastaqim
(Beristiqamahlah)!
9
Kultum Pendek: Bersama Allah, No Problem
asad1.com
Merupakan tugas kita semua, menyambungkan hidup ini dengan Allah, Al-Ilah,
sesembahan satu-satunya, Ar-Rabb, Tuhan satu-satunya, Ar-Rahman, yang Maha
Pengasih, Ar-Rahim yang Maha Penyayang. Menyambungkan seluruh aspek hidup ini
dengan Dzat yang Maha Mulia itu, dengan jalan mengamalkan seluruh perintahNya dan
menjauhi semua laranganNya.
Demikianlah kita mem-buktikan iman kepadaNya. Demikianlah kita berjuang untuk menjadi
hambaNya yang mencari ridhaNya. Demikianlah kita bekerja keras untuk mendekat
kepadaNya.
Keyakinan kita kepada Allah, pemilik tunggal Asmaul Husna, memotivasi kita untuk
menyambungkan pikiran kita, hati kita, perasaan kita, ucapan dan prilaku kita dengan Dzat
yang Maha Mulia itu. Kita selalu berorientasi pada ridhaNya.
Kita selalu bekerja untuk mendapatkan kasih sayangNya. Ucapan kita pun selalu dijaga,
agar tidak ada kata-kata yang dapat mengundang murkaNya.
Bahkan perasaan kita pun selalu dikontrol agar perasaan kita kepada Allah selalu baik,
selalu bersangka baik kepada Allah.
ِ َففِرُّ ْو إِ َلى
هللا
10
“Maka berlarilah kamu kepada Allah” QS : Adzariyat : 50
Ayat ini memerintahkan kita untuk berlari kepada Allah. Artinya, kita diwajibkan untuk
bercepat-cepat mengamalkan perintahNya, dan cepat-cepat menjauhi laranganNya.
Ayat yang mulia ini memerintahkan kepada kita bercepat-cepat menuju ampunan Allah dan
syurgaNya. Maksudnya, kita diperintah oleh Allah untuk segera bertaubat, memperbanyak
istighfar, segera beribadah, memperbanyak amal shaleh, menjauhi dosa dan maksiat.
Dengan demikian kita akan mendapat ampunan Allah dan syurgaNya.
Orang yang beriman selalu berusaha untuk waspada. Mewaspadai penyimpangan dari
jalan Allah. Mewaspadai kelalaian. Mewaspadai bisikan syetan.
Mewaspadai sangkaan jelek terhadap Allah Swt. Dengan kewaspadaan itu, seorang
mu’min menjaga kesadarannya.
Yaitu kesadaran sebagai hamba Allah yang mencari ridha Allah. Kesadaran sebagai
muslim yang merindukan kasih sayang Allah Ar-Rahman, Ar-Rahim.
Kesadaran sebagai makhluk Allah yang amat sangat lemah sekali, sangat membutuhkan
bantuan dan pertolongan Allah setiap detik.
Kesadaran sebagai musafir di dunia ini, sebentar lagi akan meneruskan perjalanan menuju
keabadian syurga firdaus yang mulia. Amin.
Sesungguhnya kesadaran-kesadaran inilah yang wajib kita bangun dalam kepribadian kita
pada setiap rukuk dan sujud kita. Pada setiap ayat Al-Qur’an yang kita baca. Pada setiap
untaian dzikir yang kita bisikkan. Pada setiap ungkapan permohonan kita kepada Allah.
Pada setiap kerja-kerja da’wah kita, kerja-kerja amal shaleh kita, jihad-jihad sosial, budaya,
politik, seni, pendidikan, dan ekonomi yang kita galakkan setiap hari, setiap saat.
Cobalah kita renungkan hikmah yang sangat besar dari anjuran Rasulullah saw untuk
selalu membaca “Bismillah” pada awal setiap kegiatan positif. Sebelum makan, kita
membaca “Bismillah” Artinya: Dengan nama Allah saya makan.
Maksudnya, dengan memohon bantuan Allah saya makan. Sebelum minum, kita membaca
“Bismillah” maksudnya: Dengan memohon berkah Allah saya minum. Sebelum membaca,
kita membaca “Bismillah” maksudnya : Ya Allah berkatilah hambaMu pada bacaan ini.
Demikianlah seluruh aktifitas positif yang kita lakukan, penuh dengan pendidikan bismillah,
untuk menyambungkan kita dengan Allah Swt, untuk memperkuat keyakinan dan
kesadaran kita sebagai hamba Allah yang beriman.
Bila kita telah menikmati keakraban dengan Allah, niscaya kita akan merasa kehilangan bila
tidak shalat jamaah di masjid. Bila kita telah merasa bahagia dengan ibadah, niscaya kita
akan menyesal bila kita menyempurnakan shalat sunnah rawatib dalam sehari semalam.
Bila kita telah merasakan indahnya membaca Al-Qur’an, niscaya kita merasa sangat rugi,
jika dalam sehari semalam, kita tidak sempat membaca Al-Qur’an. Bila kita telah merasa
enaknya dzikir, niscaya kita merasa susah bila ada wirid dzikir yang kita abaikan dalam
sehari.
11
Bila kita telah merasakan lezatnya do’a, niscaya kita tidak bosan-bosan berdo’a, memohon
dan meminta kepada Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Bila kita telah merasakan mulianya mebantu orang lain, niscaya kita merasa rugi bila dalam
sehari, tidak ada orang yang kita bantu.
Bila kita telah merasakan manfaatnya da’wah, niscaya kita menyesal bila dalam sehari,
tidak ada orang yang kita nasehati. Demikianlah semua bentuk ibadah dan amal shaleh.
Bila telah dinikmati, kita akan merasa sedih bila kita abaikan.
Inilah refleksi dari jaminan Allah Swt untuk orang yang senantiasa mengikuti petunjukNya:
Maksudnya, orang yang senantiasa mengikuti petunjuk Allah, pasti bahagia. Pasti tenang.
Pasti senang. Pasti optimis. Pasti berani dalam kebenaran. Pasti kuat dalam menghadapi
tantangan iman.
َل َع َلي ِْه ُم ْال َمالَ ِئ َك ُة أَنْ الَ َت َخافُ ْوا َوالŽُ إِنَّ الَّ ِذي َْن َقالُ ْوا َر ُّب َنا هللاُ ُث َّم اسْ َت َقام ُْوا َت َت َن َّز
َوأَ ْبشِ ر ُْوا ِب ْال َج َّن ِة اَّل ِتيْ ُك ْن ُت ْم ُت ْو َع ُد ْو َن،َتحْ َز ُن ْوا
“Sesungguhnya orang-orang yang menegaskan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian
mereka senantiasa beristiqamah, niscaya pasti turun kepada mereka malaikat yang
menyatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih. Bergembiralah kamu
dengan syurga yang telah dijanjikan kepadamu” QS : Fussilat : 30
Perjuangan untuk mewujudkan ayat mulia ini ialah perjuangan istiqamah. Yaitu istiqamah
dalam iman. Istiqamah dalam tauhid. Istiqamah dalam peningkatan ibadah. Istiqamah
dalam dzikir, do’a, tilawah, da’wah, sedekah, kata-kata yang baik, akhlak yang mulia.
Olehnya itu, bila kita sedih dan susah, berse-geralah bertaubat, beribadah, berdzikir dan
berdo’a yang khusyu’ dan panjang. Bila kita mendapatkan ujian-ujian hidup, penderitaan-
penderitaan sesaat, kembalilah ke jalan istiqamah. Renungkanlah iman kita.
Renungkanlah betapa banyaknya dosa dan kelalaian kita. Renungkanlah Asmaul Husna.
Beristiqamahlah
Materi ini adalah upaya untuk memandu ummat untuk meningkatkan pemahaman,
penghayatan dan pengamalan Dzikrullah, sebagai salah satu bentuk pengembangan
kepribadian muslim.
Urgensi Materi :
Materi ini dipandang penting untuk dikaji bersama, berdasarkan beberapa pertimbangan,
antara lain:
12
2.Dzikrullah adalah kebutuhan setiap muslim untuk ketenangan hati dan kebahagiaan
hidup. (Q.S. Ar-Ra’d (13): 28.
Pokok-Pokok Materi :
1. Pengertian Dzikrullah.
Dzikrullah berarti : Mengingat Allah , menyebut nama Allah, dan juga berarti peringatan
Allah (Al-Qur’an).
2. Dzikrullah Adalah Amal Saleh Yang Sangat Mulia. (Q.S. Al-Ahzab (33): 35.
Sabda Rasulullah SAW – Allah Ta’ala berfirman : “ Aku sesuai dengan persangkaan
hamba-Ku kepadaKu. Aku bersamanya (dengan ilmu dan rahmat) bila ia mengingatKu. Jika
ia mengingatKu dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia menyebut namaKu
dalam satu perkumpulan, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih baik dari
mereka. Bila ia mendekat kepadaKu sejengkal, niscaya Aku mendekat kepadanya sehasta,
jika ia mendekat kepadaKu sehasta, niscaya Aku mendekat kepadanya sedepah. Dan jika
ia datang kepadaKu dengan berjalan (biasa), niscaya Aku mendatangnya dengan berjalan
cepat”. (H.R. Bukhari & Muslim )
3. Bentuk-Bentuk Dzikrullah :
4. Pembagian Dzikrullah :
13
a. Orientasi pada Dzikir yang Ma’tsur (bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah),
tinggalkan yang tidak Ma’tsur yang Ma’tsur sudah sangat banyak tidak perlu ditambah
dengan yang lain.
b. Programkan peningkatan Dzikir setiap pekan. Tambah dan tambah selalu Dzikir anda.
Pasti bahagia.
c. Milikilah min. 1 buku Dzikir yang Ma’tsur, lalu amalkan dengan penuh semangat, sebagai
contoh buku kumpulan Do’a dari Al-Qur’an dan As-Sunnah oleh Syaikh Said Bin Ali Al-
Qahtaniy.
d. Sangat baik jika kita membiasakan diri untuk Dzikir menjelang subuh, sesudah Subuh,
dan menjelang Maghrib.
e. Sangat baik jika kita membiasakan diri untuk selalu dalam keadaan ada wudhu’ karena
hal itu sangat kondusif untuk memperbanyak Dzikir dan menyambung hari dengan Allah.
Tawaran Solusi :
a. Membangun kesadaran akan kelemahan sdan keterbatasan kita sebagai manusia yang
sangat bergantung kepada Allah yang Maha Kuasa dan Maha Pemurah.
e. Memaksakan diri untuk setiap kebaikan, untuk sebuah pembinaan yang positif.
Ingat !! tidak ada perubahan tanpa pemaksaan diri !.
Aplikasi Materi
Setelah mengikuti materi ini, sangat diharapkan ada berkah Allah yang turun kepada kita
semua sehingga kita benar-benar termotovasi untuk mengamalkan hal-hal yang benar dari
materi ini. Untuk itu diusulkan program berikut ini :
2. Jauhkan sikap arogan, apriori dan fanatisme golongan. Tolak ukur kebenaran bagi kita
hanyalah Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sahih
3. Yakinkan bahwa bacaan Shalat kita sudah sesuai dengan sunnah. Lalu yakinkan bahwa
kita sudah menguasai artinya.
14
5. Kapan Ada niat untuk berdzikir, lakukan segera, jangan ditunda ! (kecuali pada saat
dikamar mandi).
Pengertian Materialisme
Indikator Materialisme
3) Pemikiran dan perhatian kepada urusan dunia, lebih banyak dibanding pemikiran dan
perhatian kepada urusan akhirat.
13) Merendahkan orang yang lebih rendah dari sisi harta, pangkat, ilmu, kekuatan,
kecantikan dan ibadah.
15
16) Do’a-do’anya hanya do’a-do’a duniawi.
18) Senang bersaing dengan orang lain dalam urusan duniawi, tidak mau bersaing dalam
urusan akhirat.
1) QS. Al-Mu’minun: 1-11, QS. Ali Imran: 139, QS. Al-Hujurat: 15, QS. Al-A’laa: 16-17, QS.
An-Naazi’at: 37-41.
3) Yakinilah: kekayaan, jabatan, ilmu, kekuatan, kecantikan, tidak ada gunanya tanpa
rahmat Allah! Tidak ada gunanya tanpa ibadah!
4) Ingat selalu: bagaimana kalau saya mati hari ini? Saya harus taubat sekarang juga! Saya
harus beribadah sekarang juga!
7) Memaksa diri untuk lebih dermawan, lebih pemaaf, lebih berakhlak mulia.
12) Mengamalkan wirid tahlil, wirid tasbih, wirid istighfar, masing-masing seratus kali setiap
hari.
13) Ingat selalu: tidak boleh iri hati kepada orang lain karena dunia!
1) Rajin shalat jama’ah di masjid, rajin shalat sunnah, shalat tahajjud, shalat dhuha, shaum
sunnah.
16
3) Rajin ikut pengajian, membaca buku-buku Islam, bahkan aktif konsultasi.
10) Selalu bersiap untuk mati dan selalu dalam keadaan berwudhu.
13) Menghayati cinta kepada Allah, cinta kepada Rasulullah, cinta kepada Islam, cinta
kepada sesama muslim.
Pengertian Ibadah
Ibadah menurut syari’ah berarti : Penghambaan diri kepada Allah secara mutlak dengan
penuh kesadaran dan keikhlasan, sesuai dengan syari’ah Islam.
Urgensi Ibadah
17
3. Ibadah adalah hakikat kebebasan yang hakiki.
Lihat QS : 39 : 29
4. Derajat “Hamba Allah” adalah satu kemulian dari Allah. Hanya dapat diraih dengan
Ibadah .
Lihat QS : 17 :1
QS : 25 : 63-76
Ibadah mahdhah adalah ibadah ritual seperti shalat, shaum, zakat, haji.
1. Ikhlash
Ibadah Ammah adalah seluruh prilaku muslim pada seluruh aspek kehidupan yang
memenuhi syarat berikut :
1. Ikhlash
1. Meningkatkan pemahaman terhadap arti syarat, konsekuensi dan refleksi Ibadah, dari al-
Qur’an dan as-Sunnah.
2. Meningkatkan kesadaran akan posisi kita sebagai hamba yang harus mengabdi hanya
kepada Allah.
• Bahwa hidup ini akan berakhir dengan kematian itu telah menjadi keyakinan kita semua
• Bahwa setelah kita mati, kita akan hidup kembali, itupun bagian penting dari Aqidah kita.
• Mengapa kita masih sering lalai beribadah?
• Mengapa pula kita sering membangkan terhadap ajaran Allah ?
• Pantaskah kondisi ini kita biarkan begitu saja ?
• Lalu apa yang harus kita lakukan ?
• Jawabannya sudah jelas ?
• Nah, jangan ditunda lagi, sebelum menyesal !
Kultum Singkat Tentang Renungan Kematian
himronmahmud.com
18
وبعد،الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا
Materi adalah ajakan untuk melakukan renungan kematian sebagai satu kiat untuk sadar
kematian meningkatkan dan memberdayakan iman.
1. Kematian adalah akhir yang sangat pasti dari kehidupan di dunia ini.
2. Al-Qur’an dan As-Sunnah memberi penjelasan yang rinci tentang hakikat kematian.
Penjelasan ini penting untuk dikaji dan direnungkan dalam upaya membangun kepribadian
muslim secara berkesi-nambungan.
Pokok-Pokok Materi
Mari merenungkan firman Allah dalam surah : Ali Imran : 185, surah Al-A’raf : 34, surah An-
Nahl : 61.
Mari merenungkan firman Allah dalam surah : Luqman : 34, surah Al-Munafiqun : 10-11.
3. Kematian itu melalui proses pencabutan nyawa yang dilakukan oleh malaikat maut.
4. Proses pencabutan nyawa didahului dengan sekarat (keadaan mabuk/ tidak sadar). Mari
merenungkan firman Allah dalam surah : Al-An’am : 93, surah Qaf : 19, surah Al-Qiyamah :
26-35.
Penghapus dosa
Memotivasi untuk taubat
Penguat Iman
Lebih siap untuk mati
Penambah amal
19
7. Syarat untuk meraih hikmah penyakit/ musibah :
a. Ikhlas
c. Sabar
”Apa yang sebaiknya saya lakukan sekiranya saya mati hari ini ?”
”Saya melakukan amal ini sebagai bekal untuk akhirat. Saya ingin masuk syurga”.
3. Memperbanyak amal andalan. Yaitu amal jariyah dan amal yang istiqamah.
4. mengamalkan dzikir yang banyak, terutama azkar munasabat (aktifitas dan peristiwa).
5. Memperbanyak do’a memohon khusnul khatimah dan berlindung dari su-ul khatimah.
20