Anda di halaman 1dari 20

Innal Hamda Lillah, Wa Innasysyukra Lillah.

Wasshalatu wassalamu ‘Ala Rasulillah.

Taubat adalah salah satu Fardhu ‘Ain -kewajiban setiap muslim/muslimah-, berdasarkan
firman Allah swt dalam surah Annur : 31 dan surah At Tahrim : 8. Jadi orang yang tidak
bertaubat, berdosa, karena meninggalkan kewajiban.

Taubat berarti kembali kepada Allah, dengan perasaan, fikiran dan sikap. Hal tersebut
dilakukan setiap kali kita membelakangi ajaran Allah swt.

Setiap kali kita telah melakukan pelanggaran hukum Allah swt. Setiap kali kita mendurhakai
Rasulullah saw. Setiap kali kita lalai mengingat Allah swt.

Dan bila kita mau jujur, alangkah seringnya kita melakukan dosa. Alangkah seringnya kita
lupa dan lalai pada Allah dan pada nasehat Nya.

Taubat yang benar ialah taubat yang memenuhi tiga syarat yaitu :

1. Segera meninggalkan dosa yang dilakukan.

2. Menyesali dosa-dosa tersebut.

3. Bertekad untuk tidak mengulangi dosa itu.

Dan bila dosa itu berkaitan dengan hak sesama manusia -material maupun immaterial-,
maka untuk mentobatinya, ditambah syarat keempat, yaitu : mengembalikan hak orang lain,
atau memohon maaf darinya, atau meminta kehalalan darinya.

Selain memenuhi syarat-syarat taubat diatas, kitapun diwajibkan untuk melafadzkan


uacpan-ucapan taubat, permohonan ampunan dari Allah swt, seperti :

– Astaghfirullah

– Astaghfirullahal ‘Azhim

– Astaghfirullahal ‘Azhim Alladzi Lailaha Illa huwal Hayyul Qayyum Waatubu Ilaih.

– Allahummaghfirli / Rabbighfirli

Ditambah dengan beberapa permohonan ampunan dari Al Qur‘an seperti Ayat disurah Al
Baqarah Ayat terakhir : , surah Ali Imran : , , Surah Al A‘raf : ,dst.

Ditambah pula dengan sayyidul istighfar (permohonan ampunan terbaik) yang ada dalam
hadits shahih (lihat kitab : Terjemahan Riyadhus Shalihin jilid 2 bab : hal : ).

Semua itu dibaca berulang-ulang, sebanyak mungkin, dibarengi dengan penghayatan,


penyesalan yang mendalam, rasa takut pada adzab Allah, rasa cemas pada keselamatan
diri sendiri di Akhirat kelak, sampai kita menumpahkan airmata taubat yang diberkahi itu.

Taubat ini mengajari kita untuk tawadhu’ merendah dihadapan Allah, bermohon dengan
penuh kesungguhan, mengajari kita untuk menyadari siapa kita sesungguhnya, yang
berlumuran dosa dan aib ?.

Taubat mengajari kita bagaimana seharusnya takut kita pada adzab Allah ?.

Bagaimana seharusnya Iman kita mencegah kita untuk berlarut dalam dosa dan menambah
dosa.

1
Dalam kaitan antara dosa dan taubat, ada satu hal yang penting untuk dicermati, yaitu
seringnya kita berbuat dosa setelah kita taubat.

Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya/tidak adanya penghayatan taubat. Taubat kita
belum memenuhi syarat.

Namun jika kita merasa bahwa taubat kita telah memenuhi syarat lalu kita masih terjatuh
pada dosa yang sama jangan putus asa.

Jangan merasa bahwa taubat kita tak bakal diterima lagi. Itu disebabkan oleh kurangnya
hidayah dan taufiq dari Allah.

Setelah berbuat dosa, taubat dan taubat lagi. Perbanyak do‘a memohon taufiq, hidayah,
kekuatan Iman, husnul khatimah.

Allah swt berjanji mengabulkan do‘a hamba Nya yang Ikhlas, khusyu’ dan sungguh-
sungguh.

Dalam bulan Taubat ini, semoga kita semua diberi kekuatan oleh Allah swt untuk
mengulang-ulangi kalimat istighfar yang sempurna, minimal 100 (seratus) kali sehari
semalam, agar hari kita semakin suci, Iman kita semakin kuat, perasaan dan kesadaran kita
semakin dekat dengan Allah yang Maha Pemurah.

Taqabbalallah Minna Waminkum


Washallallahu Wasallama ‘Ala Nabiyyina Muhammad

Oleh: Ust. Mudzakkir M. Arif, M.A

Ceramah Ramadhan Tentang Syukur


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا‬
Al-Hamdulillah, Bulan Suci yang kita nanti-nantikan telah tiba. Al-Hamdulillah, Allah Swt
telah memberikan nikmat umur kepada kita, sehingga kita masih dapat menikmati bulan
yang penuh berkah ini.

Al-Hamdulillah, kita telah mulai Shalat Taraweh / Qiyamullail yang tenang dan khusyu’ tadi
malam, dan kita telah mulai membaca Juz pertama dari Al-Qur’an yang mulia, kita telah
mulai ibadah shaum yang wajib ini dan menikmati dzikir dan do’a yang khusyu’ pada hari
yang sangat istimewa ini.

Bahagia hati ini menyaksikan Ummat Islam beramai-ramai memenuhi Masjid dan
Mushallah, tak terkecuali anak-anak pun turut memadati rumah-rumah Allah.

Bahagia hati ini berkumpul dengan Isteri / Suami, anak-anak dan seisi rumah di hadapan
hidangan sahur. Kita sahur bersama dengan suka cita dan bahagia.

Bahagia hati ini shalat shubuh berjamaah dengan menyertakan Isteri / Suami dan putera /
puteri.

Al-Hamdulillah, terima kasih Ya Allah.. Kami bersyukur kepada-Mu atas nikmat Iman yang
Engkau karuniakan kepada kami. Dengan iman inilah, kami dapat menikmati semua
pemberian-Mu ya Allah.

Dengan iman inilah kami dapat bahagia dengan Bulan suci Ramadhan, kami dapat gembira
dengan Ibadah, Tilawah, Dzikir dan Do’a.

Dengan Iman, berkumpulnya ummat Islam di masjid menjadi pemandangan yang sangat
indah, sangat menyenangkan, Subhanallah.

2
Kami yakin bahwa tanpa Iman, kami pasti sesat. Tanpa iman hati kami pasti keras, ibadah
terasa sangat berat, tak ada cinta kepada-Mu, tak ada takut kepada-Mu, tak ada harapan
kepada-Mu.

Lalu kepada siapa kami bergantung selain kepada-Mu.

Ya Allah.. terima kasih atas nikmat Iman, Ya Allah..

Kami bersyukur atas nikmat Iman.

Kami merasa mulia dengan nikmat Iman.

Dan kami yakin bahwa nikmat inilah pemberian Allah yang paling mahal.

Nikmat inilah modal satu-satunya yang kami miliki untuk hidup tenang, bahagia, damai,
mulia, kuat dan selamat di dunia dan di Akhirat. Allahu Akbar.

Mari kita renungkan Firman Allah Swt dalam surah Al-Hujurat (49):7,8 dan 17.

Pada siang hari yang penuh berkah ini kita sedang lapar, haus, dan lelah, tapi semoga kita
semua bahagia.

Kebahagiaan itulah berkahnnya Ibadah. Kita bahagia karena kita yakin bahwa kita berada
di jalan Allah Swt, jalan keselamatan dan kemuliaan, kita bahagia kerena kita yakin bahwa
Allah Swt pasti mengampuni dosa-dosa kita yang sungguh amat sangat banyak sekali itu.

Rasulullah Saw bersabda:

‫ان إِي َمانا ً َواحْ ت َِسابا ً ُغف َِرل َه ُ َما َت َق َّد َم ِمنْ َذ ْن ِبه‬
َ ‫ض‬ َ ْ‫َمن‬
َ ‫صا َم َر َم‬
“ Siapa yang berpuasa atas dasar iman dan keikhlasan pasti diampuni
seluruh dosanya yang telah lalu”. (HR. Imam Al-Bukhari).

Kita bahagia dengan Ibadah Puasa karena kita yakin bahwa ibadah puasa ini memperberat
timbangan kebaikan kita nanti di hari akhirat, kita juga yakin bahwa orang yang sedang
berpuasa itu do’anya dikabulkan oleh Allah Swt.

Kebahagiaan inilah yang kita syukuri. Nikmat iman inilah yang kita syukuri. Amal ibadah
inilah yang kita syukuri.

Kita bersyukur karena kita beriman, kita beribadah karena kita bersyukur. Kita bersyukur
karena ibadah kita membahagiakan kita …
Al-Hamdulillah.

Kebahagiaan kita dengan ibadah dan amal shaleh itulah barometer efektifitas ibadah kita.
Disitulah berkah dan kesuksesan amal shaleh kita.

Penghayatan kesyukuran atas segala nikmat Allah Swt, itulah yang mendorong kita secara
kuat untuk rajin beribadah, efektif beramal shaleh, lari dari dosa, sangat takut dari
pelanggaran.

Dan penghayatan kesyukuran inilah yang membuat semua ibadah itu terasa nikmat, indah
membahagiakan sehingga kita benar-benar mendapatkan manfaat, khasiat dan berkahnya.

Mungkin inilah seberkas cahaya hikmah dari jaminan Allah yang berjanji pasti :

“ Jika kamu bersyukur, aku pasti menembahkannya kepadamu. Dan jika kamu ingkar,
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. Q.S Ibrahim (14) : 7.

3
Yakin bahwa kesyukuran itu rahasia kebahagiaan.

Dan mungkin ini pula satu dari sekian banyak penyebab kesusahan, yaitu : Tidak
bersyukur. Allah Swt berfirman :

“ Sangat sedikit dari hamba-hambaKu yang bersyukur” Q.S. Saba (24): 13.
Dan mungkin ini pula hikmahnya Allah Swt mengajarkan kepada kita untuk berdo’a:

َّ‫لى َوالِدَي‬
َ ‫لي َو َع‬
َ ‫ت َع‬ َ ‫ك الَّتِي أَ ْن َع ْم‬
َ ‫َربِّ أَ ْو ِزعْ ني أَنْ أَ ْش ُك َر ِنعْ َمت‬
‫ِك فِي عِ َبادك الصَّالِ ِحيْن‬ َ ‫ضاه َوأَ ْدخ ِْلني ِب َرحْ َمت‬ َ ْ‫صال ِحا ً َتر‬ َ ‫َوأَنْ أَعْ َم َل‬
“ Wahai Tuhanku, berikanlah ilham kepadaku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang Engkau
telah berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku. Dan agar aku melakukan amal
shaleh yang Engkau ridhai. Dan masukkanlah aku dengan Rahmat-Mu ke dalam golongan
hamba-hamba-Mu yang shaleh. Amin..

Selain itu Rasulullah Saw mengajarkan pula do’a memohon syukur yang dianjurkan untuk
dibaca setiap selesai shalat Fardhu :

َ ‫ش ْك ِر‬
َ ‫ك َوحُسْ ِن عِ َبا َد ِت‬
‫ك‬ ُ ‫ك َو‬ َ ‫اللَّ ُه َّم أَعِ ِّني َع‬
َ ‫لى ِذ ْك ِر‬
“ Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir kepada-Mu, untuk mensyukuri-Mu dan untuk
memperbaiki Ibadah kepada-Mu”.

Allahumma Amin..

‫والحمد هلل رب العالمين‬


Oleh: Mudzakkir M.Arif, M.A

Kultum Singkat Tentang Hari Akhirat


en.eyeni.info

Salah satu rukum iman yang wajib diimani oleh setiap muslim adalah beriman kepada hari
akhirat. Hari akhirat atau hari kiamat adalah hari dimana bumi ini hancur dan kehidupan
akan berlanjut ke alam yang lain dimana hanya ada surga dan neraka.

Hari kiamat adalah hari yang dahsyat sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah Ta’ala
dalam Al-Qur’an di banyak ayat dan juga telah dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadits-
haditsnya.

Pemahaman akan hari akhirat sangat penting karena akan sangat berpengaruh terhadap
keimana dan semangat seorang muslim dalam beramal. Karena itulah, seorang muslim
mesti mempelajari dan merenungi hal-hal yang terkait dengan hari akhirat.

Peringatan Hari Akhirat

Sadarilah bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara. Semua yang hidup hanyalah
menumpang dan pasti akan meninggal dunia. Dunia hanyalah tempat untuk beramal untuk
bekal kehidupan akhirat.

Jangan terpesona dengan kehidupan dunia yang fana ini, sehingga lalai dari tugas dan
kewajiban menyembah Allah Azza Wajalla Rabb segala sesuatu. Betapa banyak peringatan
dari Allah Ta’ala dan rasulnya akan hinanya kehidupan dunia.

Ingatlah, kematian pasti menjemput setiap yang hidup. Renungkanlah, peristiwa yang akan
menyusulnya saat semua manusia dikumpulkan pada suatu tempat yakni padang mahsyar
untuk diadili.

4
Renungkanlah, bagaimana nanti keadaan kita saat ajal datang menjemput. Saat dimana
segala hal yang ada disekitar akan ditinggalkan seperti keluarga, rumah, harta dan teman-
teman yang selama ini kita banggakan.

Lalu, setelah itu ditimbun dalam kuburan yang sempit seorang diri dan hanya ditemani oleh
amal perbuatan selama hidup di dunia.

Sudahkah kita menyiapkan amal sholeh yang akan menjadi penyelamat di alam kubur dan
pada hari pengadilan nanti?

Kematian merupakan hal yang pasti akan dialami oleh tiap-tiap yang bernyawa. Hal ini telah
dijelaskan oleh Allah Azza Wajalla dalam firmannya dalam surat Ali Imran. Allah Ta’ala
berfirman:

Pencabutan Nyawa Orang Sholeh Dan Orang Zholim

Pencabutan nyawa orang-orang sholeh dilakukan dengan lembut dan nyawanya pun keluar
dengan mudah. Lalu setelah itu, nyawa yang telah keluar dari jasad tersebut diberi
wewangian dari surga.

Kemudia Malaikat pencabut nyawa membawa ruh itu ke hadapan Rabb dan para penghuni
langit yang dilewatinya semuanya memujinya dan memanggilnya dengan nama yang
terbaik.

Hal ini telah diceritakan panjang lebar dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
dalam riwayat Barra’ bin Azib.

Ingatlah, saat dimana sangkakala ditiup pertama kali dan semua yang ada di bumi maupun
di langit meninggal, kecuali yang dikehendaki oleh Allah Ta’ala.

Lalu kemudian sangkakala ditiup untuk kedua kalinya dan semua makhluk bangkit lagi,
mulai dari manusia yang pertama sampai yang manusia yang terkhir.

Pada saat itu, manusia dibangkitkan dalam keadaan telanjang dan tidak beralas kaki. Pada
saat itu, setiap orang akan sibuk dengan urusannya masing-masing menunggu pengadilan
sang Maha Adil dan tidak akan ada lagi yang peduli dengan urusan orang lain.

Renungan Hari Akhir

Setiap muslim hendaknya merenungi hariyang dahsyat ini, saat semua manusia
diumpulkan di satu tempat untuk mempertanggung jawabkan amalnya selama hidup di
dunia.

Hari akhirat adalah awal dari kehidupan yang hakiki, dimana keadan setiap orang sesuai
dengan amalnya selama hidup di dunia.

Orang-orang bertakwa akan hidup dalam kebahagiaan dan orang-orang kafir serta orang
yang selalu mengerjakan kemaksiatan akan hidup dalam kesengsaraan yang sangat pedih.

Orang bertakwa akan dimasukkan ke surga yang penuh dengan kenikmatan. Adapun orang
kafir fan orang fasik akan dimasukkan ke neraka yang penuh dengan kesengsaraan.

Semoga kita termasuk orang bertakwa dan dikumpulkan bersama orang-orang sholeh di
akhirat kelak dan dijauhkan dari pedihnya siksa neraka. Amin.

Oleh: Ihsan Az-Zubair


Baca Juga:
 • Teks Pidato Singkat dan Menarik
Kultum Singkat Tentang Kesedihan Yang Bermanfaat
ributrukun.com

5
‫ وبعد‬،‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا‬

Pengertian Materi 
Materi ini adalah kelanjutan materi kiat mengatasi kesedihan. Materi ini adalah ajakan untuk
mengupayakan kesedihan yang bermanfaat, sesuai petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah,
sebagai satu langkah dalam pengembangan kepribadian Muslim.

Urgensi Materi 
Materi ini penting untuk dipelajari dan didiskusikan bersama, berdasarkan beberapa faktor
berikut ini :

1. Ada beberapa bentuk kesedihan yang dianjurkan (Kesedihan Imani), sebagai tanda iman
dan syarat PKM.

2. Kesedihan Imani meningkatkan Iman, menghasilkan kebahagiaan Imani, dan memotivasi


Ibadah dan amal shaleh.

3. kesedihan Imani itu memerlukan kemauan keras dan latihan yang berkesinambungan.

Pokok-Pokok Materi 
1. Pengertian Kesedihan Yang Bermanfaat

Kesedihan yang bermanfaat ialah kesedihan Imani, yaitu : Kesedihan yang bersumber dari
Imani, karena takut pada adzab Allah Swt, karena menyesali dosa-dosa, karena khusyu’
dalam pendekatan kepada Allah Swt.

2. Bentuk-Bentuk Kesedihan Imani

 Sedih karena khusyu’


 Sedih dikala membaca Al-Qur’an
 Sedih dikala berdzikir dan berdo’a
 Sedih dikala mendengar nasihat
 Sedih dikala melakukan renungan/ muhasabah
 Sedih dikala mengingat dosa-dosa
 Sedih dikala melihat dosa
 Sedih karena merenungkan penderitaan umatislam
 Sedih karena membayangkan kematian
3. Syarat-Syarat Kesedihan Imani

 Kesedihan itu menghasilkan optimisme


 Kesedihan itu meringankan beban perasaan dan fikiran
 Kesedihan itu menghasilkan ketenangan dan kebahagiaan
 Kesedihan itu memotivasi untuk meningkatkan amal sholeh
4. Landasan Syar’i Kesedihan Imani

QS. An-Najm (53) : 60. QS. At-Taubah (9) : 82.


QS. Al-Isra’ (17) : 109 QS. Maryam (19) : 58.

5. Kiat Untuk Kesedihan Imani

 Luangkan waktu untuk melakukan renungan setiap hari


 Ingat-ingatlah dosa-dosa yang pernah kita lakukan, barengi dengan Istighfar.
 Bayangkanlah kematian. Alam kubur dan neraka.
 Pencinglah kesedihan ketika shalat, tilawah Al-Qur’an, dzikir dan do’a.
 Upayakanlah untuk sedih di kala melihat dosa dan penderitaan sesama Muslim.
Selamat Bersedih Yang Membahagiakan
Selamat Berlatih Untuk Sedih Yang Memotivasi.

Oleh: Mudzakkir M. Arif M.A 

6
Baca Juga:
 • 18 Materi Ceramah Ramadhan yang Menarik

Contoh Kultum Singkat: Ingat Di Sekitar Kita Ada Malaikat


inspiradata.com

‫ وبعد‬،‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا‬

Kita semua berkeyakinan bahwa ada makhluk yang mulia yang bernama malaikat.

Keyakinan ini adalah rukun iman yang kedua. Sehingga tidak sah keislaman kita bila
mengingkari eksistensi malaikat.

Di sinilah letak urgensi pembelajaran tentang hal ini. Selain bahwa penghayatan iman
kepada para malaikat adalah sarana efektif untuk peningkatan dan pemberdayaan iman.

Pengertian Iman Kepada Malaikat

Iman kepada para malaikat ialah: Keyakinan yang utuh, tidak dinodai dengan keraguan
sedikit pun, terhadap keberadaan makhluk Allah yang mulia, yang bernama malaikat,
diciptakan dari cahaya, semuanya taat kepada Allah Swt. Allah Swt berfirman:

ِ ‫ْس ْال ِبرَّ أَنْ ُت َولُّوا وُ جُو َه ُك ْم ِق َب َل ْال َم ْش ِر ِق َو ْال َم ْغ ِر‬


ِ ‫ب َو َلكِنَّ ْال ِبرَّ َمنْ آ َم َن ِباهَّلل‬ َ ‫َلي‬
‫َو ْال َي ْو ِم اآلخ ِِر َو ْال َماَل ِئ َك ِة‬
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaikan, akan tetapi
sesungguhnya kebaikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat”
QS. Al-Baqarah : 177.

Perinciannya, antara lain:

1. Malaikat itu tidak makan, tidak minum, tidak nikah.


2. Malaikat itu adalah makhluk yang taat kepada Allah. Allah Swt berfirman:

َ ‫ِين آ َم ُنوا قُوا أَنفُ َس ُك ْم َوأَهْ لِي ُك ْم َنارً ا َوقُو ُد َها ال َّناسُ َو ْالح َِج‬
‫ارةُ َع َل ْي َها َمالَ ِئ َك ٌة‬ َ ‫َياأَ ُّي َها الَّذ‬
َ ‫ون َما ي ُْؤ َمر‬
‫ُون‬ َ ُ‫ُون هَّللا َ َما أَ َم َر ُه ْم َو َي ْف َعل‬
َ ‫ظ شِ دَا ٌد الَ َيعْ ص‬ٌ َ‫غِ ال‬
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang
keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” QS. At-Tahrim : 6

3. Malaikat melaksanakan beberapa tugas yang diberikan oleh Allah Swt, seperti:

 Malaikat Jibril sebagai penyampai wahyu dari Allah kepada para Rasul-Nya
 Malaikat Mikail sebagai pemberi rezeki

7
 Malaikat Malik sebagai penjaga Neraka
Selain itu, ada malaikat penjaga syurga, ada malaikat pencabut nyawa, ada malaikat
pencatat amal, ada malaikat pembawa rahmat, ada malaikat penjaga dari bahaya, ada
malaikat pencari kelompok-kelompok dzikir, dst. Allah Swt berfirman:

َ ‫ك ِبإِ ْذ ِن هَّللا ِ م‬
‫ُص ِّد ًقا لِ َما َبي َْن َي َد ْي ِه‬ َ ‫ًوا لِ ِجب ِْري َل َفإِ َّن ُه َن َّز َل ُه َع َلى َق ْل ِب‬Ž•ًّ ‫ان َع ُد‬
َ ‫قُ ْل َمنْ َك‬
‫ًوا هَّلِل ِ َو َمالَ ِئ َك ِت ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ِجب ِْري َل َومِي َكا َل‬Ž•ًّ ‫ان َع ُد‬
َ ‫ َمنْ َك‬.‫ِين‬ َ ‫َو ُه ًدى َو ُب ْش َرى ل ِْلم ُْؤ ِمن‬
َ ‫َفإِنَّ هَّللا َ َع ُد ٌّو ل ِْل َكاف ِِر‬
‫ين‬
“Katakanlah: Barangsiapa yang menjadi musuh jibril, maka jibril telah menurunkannya (Al-
Qur’an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang
sebelumnya dan mejadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang kafir. Barangsiapa
yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikatNya, rasul-rasulNya, jibril dan mikail, maka
sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir”.
QS. Al-Baqarah : 97-98

ُ ‫َما َي ْلف‬
‫ِظ ِمنْ َق ْو ٍل إِالَّ َل َد ْي ِه َر ِقيبٌ َعتِي ٌد‬
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas
yang selalu hadir. Qs. Qaaf : 18

َ ُ‫ُون َما َت ْف َعل‬


‫ون‬ َ ‫ َيعْ َلم‬.‫ين‬ َ ِ‫َوإِنَّ َع َل ْي ُك ْم َل َحافِظ‬
َ ‫ ك َِرامًا َكات ِِب‬.‫ين‬
“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi
(pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu),
mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan” QS. Al-Infitaar : 10-12.

Pengamalan Iman Kepada Para Malaikat

1.Meyakini keberadaan para malaikat, secara umum.

2.Meyakini rincian nama-nama, sifat-sifat, tugas-tugas para malaikat secara rinci,


berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis shahih.

3.Meyakini kemuliaan para malaikat.

Penghayatan Iman Kepada Para Malaikat

1. Berusaha untuk selalu mengingat dan menyadari kehadiran malaikat pencatat amal
bersama kita di manapun kita berada.
2. Berupaya untuk selalu mengingat dan menyadari penjagaan malaikat setiap saat,
terutama pada pagi dan sore kita membaca dzikir penolak bala yang sunnah:

ِ ْ‫هللا الَّ ِذيْ الَ َيضُرُّ َم َع اسْ ِم ِه َشيْ ٌء فِي ْاألَر‬


‫ض َوالَ فِي ال َّس َما ِء َوه َُو ال َّس ِم ْي ُع‬ ِ ‫ِبسْ ِم‬
‫ْال َعلِ ْي ُم‬
“Dengan nama Allah yang bersama namaNya tidak terjadi bahaya apapun di bumi dan di
langit, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” 3x

‫ت ِمنْ َشرِّ َما َخ َل َق‬


ِ ‫هللا ال َّتامَّا‬
ِ ‫ت‬ ِ ‫أَع ُْو ُذ ِب َكلِ َما‬
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari bahaya ciptaanNya” 3X
Merasakan penjagaan malaikat, setiap kita keluar rumah dengan membaca dzikir yang
diajarkan oleh Nabi Saw:

8
‫ك أَنْ أَضِ َّل‬
َ ‫ اَلَّل ُه َّم إِ ِّنيْ أَع ُْو ُذ ِب‬.‫هلل‬
ِ ‫ الَ َح ْو َل َوالَ قُ َّو َة إِالَّ ِبا‬،‫هللا‬
ِ ‫ت َع َلى‬ ُ ‫هللا َت َو َّك ْل‬
ِ ‫ِبسْ ِم‬
َّ‫ أَ ْو أَجْ َه َل أَ ْو يُجْ َه َل َع َلي‬،‫ أَ ْو أَ ْظلِ َم أَ ْو أ ُ ْظ َل َم‬،َّ‫ أَ ْو أَ ِز َّل أَ ْو أ ُ َزل‬،َّ‫ضل‬ َ ُ ‫أَ ْو أ‬
“Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tak ada upaya dan kekuatan
melainkan dari Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu bahwa aku sesat
atau disesatkan, atau tergelincir atau di gelincirkan, atau aku menzhalimi atau di zhalimi,
atau aku tidak tahu, atau di tipu oleh orang lain”

Menyadari penjagaan malaikat setiap kali kita membaca Ayat Kursi sebelum tidur.

3. Menyadari kehadiran malaikat pembawa rahmat kepada kita setiap kali kita menghadiri
pengajian.

4. Menyadari do’a malaikat untuk kita, setiap kali kita mengajarkan ilmu yang bermanfaat.
Menyadari do’a malaikat setiap kali kita duduk di masjid menanti iqamah.

5. Menyadari pergantian malaikat pencatat amal setiap shalat ashar di masjid pada hari-hari
senin dan kamis.

Rasulullah Saw mengajarkan kepada kita sebuah do’a yang menyebutkan nama-nama
beberapa malaikat. Do’a ini sangat baik untuk kita baca, dihafal dan diamalkan:

‫ب‬ِ ‫ض َعالِ َم ْال َغ ْي‬ ِ ْ‫ت َوألَر‬ ِ ‫ َفاطِ َر ال َّس َم َاوا‬،‫ل َو ِم ْي َكا ِئ ْي َل َوإِسْ َر ِف ْي َل‬Žَ ‫اَلَّل ُه َّم َربَّ ِجب َْرا ِئ ْي‬
‫اخ ُتلِفُ ِف ْي ِه‬ْ ‫ ِاهْ ِد ِنيْ لِ َما‬.‫ك ِف ْي َما َكا ُن ْوا ِف ْي ِه َي ْخ َتلِفُ ْو َن‬
َ ‫ت َتحْ ُك ْم َبي َْن عِ َبا ِد‬ َ ‫ أَ ْن‬،ِ‫َوال َّش َهادَ ة‬
‫ك َت ْه ِديْ َمنْ َت َشا ُء إِ َلى صِ َرا َط ْالمُسْ َت ِقي ٍْم‬ َ ‫ إِ َّن‬،‫ِك‬ َ ‫م َِن ْال َح ِّق ِبإِ ْذن‬
“Ya Allah, Tuhannya Jibril, Mikail, Israfil. Wahai pencipta langit dan bumi, wahai Tuhan yang
Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Hanya Engkaulah yang memutuskan
perkara di antara segenap hambaMu pada masalah yang mereka perselisihkan. Bimbinglah
aku kepada kebenaran yang diperselisihkan itu, dengan izinMu. Sesungguhnya Engkaulah
yang memberi petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki, Kepada jalan yang lurus”
AMIN. HR. Muslim.

Demikianlah kita dihimbau untuk menambah ilmu tentang malaikat dari sumber-sumber
yang shahih. Demikianlah kita diajak untuk meningkatkan pengamalan dan penghayatan
iman kepada para malaikat. Karena iman kepada para malaikat adalah rukun iman yang
kedua.

Iman kepada para malaikat, sangat memotivasi untuk beribadah dan beramal shaleh.
Marilah kita berjuang untuk mengamalkan himbauan dan seruan ini. Lalu Fastaqim
(Beristiqamahlah)!

Oleh: Mudzakkir M.Arif, MA


Baca Juga:
 • Nama Bayi Perempuan Islami
 • Nama Bayi Laki Laki Modern

9
Kultum Pendek: Bersama Allah, No Problem
asad1.com

‫ وبعد‬،‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا‬

Merupakan tugas kita semua, menyambungkan hidup ini dengan Allah, Al-Ilah,
sesembahan satu-satunya, Ar-Rabb, Tuhan satu-satunya, Ar-Rahman, yang Maha
Pengasih, Ar-Rahim yang Maha Penyayang. Menyambungkan seluruh aspek hidup ini
dengan Dzat yang Maha Mulia itu, dengan jalan mengamalkan seluruh perintahNya dan
menjauhi semua laranganNya.

Demikianlah kita mem-buktikan iman kepadaNya. Demikianlah kita berjuang untuk menjadi
hambaNya yang mencari ridhaNya. Demikianlah kita bekerja keras untuk mendekat
kepadaNya.

Keyakinan kita kepada Allah, pemilik tunggal Asmaul Husna, memotivasi kita untuk
menyambungkan pikiran kita, hati kita, perasaan kita, ucapan dan prilaku kita dengan Dzat
yang Maha Mulia itu. Kita selalu berorientasi pada ridhaNya.

Kita senantiasa berfikir bagaimana mengamalkan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Kita selalu bekerja untuk mendapatkan kasih sayangNya. Ucapan kita pun selalu dijaga,
agar tidak ada kata-kata yang dapat mengundang murkaNya.

Bahkan perasaan kita pun selalu dikontrol agar perasaan kita kepada Allah selalu baik,
selalu bersangka baik kepada Allah.

Demikianlah kita menuhankan Allah. Demikianlah kita bertauhid. Demikianlah kita


menghayati iman kita kepada Allah.

Demikianlah kita berusaha membuktikan keyakinan kita kepada Allah.


Marilah kita merenungkan firman Allah Swt:

ِ ‫َففِرُّ ْو إِ َلى‬
‫هللا‬

10
“Maka berlarilah kamu kepada Allah” QS : Adzariyat : 50

Ayat ini memerintahkan kita untuk berlari kepada Allah. Artinya, kita diwajibkan untuk
bercepat-cepat mengamalkan perintahNya, dan cepat-cepat menjauhi laranganNya.

Dalam ayat lain Allah Swt berfirman:

ْ ‫ات َو ْاألَرْ ضُ أُعِ َّد‬


‫ت ل ِْل ُم َّت ِقي َْن‬ ُ ْ‫ارع ُْو إِ َلى َم ْغف َِر ٍة ِمنْ َر ِّب ُك ْم َو َج َّن ٍة َعر‬
ُ ‫ض َها ال َّس َم َاو‬ ِ ‫َو َس‬
“Dan besegeralah kamu menuju ampunan dari TuhanMu dan syurga yang luasnya seluas
langit dan bumi, disiapkan untuk orang-orang yang bertaqwa” QS. Ali Imran : 133

Ayat yang mulia ini memerintahkan kepada kita bercepat-cepat menuju ampunan Allah dan
syurgaNya. Maksudnya, kita diperintah oleh Allah untuk segera bertaubat, memperbanyak
istighfar, segera beribadah, memperbanyak amal shaleh, menjauhi dosa dan maksiat.
Dengan demikian kita akan mendapat ampunan Allah dan syurgaNya.

Orang yang beriman selalu berusaha untuk waspada. Mewaspadai penyimpangan dari
jalan Allah. Mewaspadai kelalaian. Mewaspadai bisikan syetan.

Mewaspadai sangkaan jelek terhadap Allah Swt. Dengan kewaspadaan itu, seorang
mu’min menjaga kesadarannya.

Yaitu kesadaran sebagai hamba Allah yang mencari ridha Allah. Kesadaran sebagai
muslim yang merindukan kasih sayang Allah Ar-Rahman, Ar-Rahim.

Kesadaran sebagai makhluk Allah yang amat sangat lemah sekali, sangat membutuhkan
bantuan dan pertolongan Allah setiap detik.

Kesadaran sebagai musafir di dunia ini, sebentar lagi akan meneruskan perjalanan menuju
keabadian syurga firdaus yang mulia. Amin.

Sesungguhnya kesadaran-kesadaran inilah yang wajib kita bangun dalam kepribadian kita
pada setiap rukuk dan sujud kita. Pada setiap ayat Al-Qur’an yang kita baca. Pada setiap
untaian dzikir yang kita bisikkan. Pada setiap ungkapan permohonan kita kepada Allah.

Pada setiap kerja-kerja da’wah kita, kerja-kerja amal shaleh kita, jihad-jihad sosial, budaya,
politik, seni, pendidikan, dan ekonomi yang kita galakkan setiap hari, setiap saat.

Cobalah kita renungkan hikmah yang sangat besar dari anjuran Rasulullah saw untuk
selalu membaca “Bismillah” pada awal setiap kegiatan positif. Sebelum makan, kita
membaca “Bismillah” Artinya: Dengan nama Allah saya makan.

Maksudnya, dengan memohon bantuan Allah saya makan. Sebelum minum, kita membaca
“Bismillah” maksudnya: Dengan memohon berkah Allah saya minum. Sebelum membaca,
kita membaca “Bismillah” maksudnya : Ya Allah berkatilah hambaMu pada bacaan ini.

Demikianlah seluruh aktifitas positif yang kita lakukan, penuh dengan pendidikan bismillah,
untuk menyambungkan kita dengan Allah Swt, untuk memperkuat keyakinan dan
kesadaran kita sebagai hamba Allah yang beriman.

Bila kita telah menikmati keakraban dengan Allah, niscaya kita akan merasa kehilangan bila
tidak shalat jamaah di masjid. Bila kita telah merasa bahagia dengan ibadah, niscaya kita
akan menyesal bila kita menyempurnakan shalat sunnah rawatib dalam sehari semalam.

Bila kita telah merasakan indahnya membaca Al-Qur’an, niscaya kita merasa sangat rugi,
jika dalam sehari semalam, kita tidak sempat membaca Al-Qur’an. Bila kita telah merasa
enaknya dzikir, niscaya kita merasa susah bila ada wirid dzikir yang kita abaikan dalam
sehari.

11
Bila kita telah merasakan lezatnya do’a, niscaya kita tidak bosan-bosan berdo’a, memohon
dan meminta kepada Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Bila kita telah merasakan mulianya mebantu orang lain, niscaya kita merasa rugi bila dalam
sehari, tidak ada orang yang kita bantu.

Bila kita telah merasakan manfaatnya da’wah, niscaya kita menyesal bila dalam sehari,
tidak ada orang yang kita nasehati. Demikianlah semua bentuk ibadah dan amal shaleh.
Bila telah dinikmati, kita akan merasa sedih bila kita abaikan.

Inilah refleksi dari jaminan Allah Swt untuk orang yang senantiasa mengikuti petunjukNya:

‫ُدَاي َفالَ َخ ْوفٌ َع َلي ِْه ْم َوالَ ُه ْم َيحْ َز ُن ْو َن‬


َ ‫َف َمنْ َت ِب َع ه‬
“Barangsiapa mengikuti petunjukKu, niscaya tak ada ketakutan atas mereka, dan mereka
tidak berduka cita” QS. Al-Baqarah : 38

Maksudnya, orang yang senantiasa mengikuti petunjuk Allah, pasti bahagia. Pasti tenang.
Pasti senang. Pasti optimis. Pasti berani dalam kebenaran. Pasti kuat dalam menghadapi
tantangan iman.

Dalam ayat lain Allah berfirman:

َ‫ل َع َلي ِْه ُم ْال َمالَ ِئ َك ُة أَنْ الَ َت َخافُ ْوا َوال‬Žُ ‫إِنَّ الَّ ِذي َْن َقالُ ْوا َر ُّب َنا هللاُ ُث َّم اسْ َت َقام ُْوا َت َت َن َّز‬
‫ َوأَ ْبشِ ر ُْوا ِب ْال َج َّن ِة اَّل ِتيْ ُك ْن ُت ْم ُت ْو َع ُد ْو َن‬،‫َتحْ َز ُن ْوا‬
“Sesungguhnya orang-orang yang menegaskan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian
mereka senantiasa beristiqamah, niscaya pasti turun kepada mereka malaikat yang
menyatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih. Bergembiralah kamu
dengan syurga yang telah dijanjikan kepadamu” QS : Fussilat : 30

Perjuangan untuk mewujudkan ayat mulia ini ialah perjuangan istiqamah. Yaitu istiqamah
dalam iman. Istiqamah dalam tauhid. Istiqamah dalam peningkatan ibadah. Istiqamah
dalam dzikir, do’a, tilawah, da’wah, sedekah, kata-kata yang baik, akhlak yang mulia.

Olehnya itu, bila kita sedih dan susah, berse-geralah bertaubat, beribadah, berdzikir dan
berdo’a yang khusyu’ dan panjang. Bila kita mendapatkan ujian-ujian hidup, penderitaan-
penderitaan sesaat, kembalilah ke jalan istiqamah. Renungkanlah iman kita.

Renungkanlah betapa banyaknya dosa dan kelalaian kita. Renungkanlah Asmaul Husna.
Beristiqamahlah

Oleh: Mudzakkir M.Arif, MA 


Baca Juga:
 • Tata Cara Mandi Wajib Sempurna
Kultum Singkat Tentang Dzikrullah (Mengingat Allah)
flickr.com

Materi ini adalah upaya untuk memandu ummat untuk meningkatkan pemahaman,
penghayatan dan pengamalan Dzikrullah, sebagai salah satu bentuk pengembangan
kepribadian muslim.

Urgensi Materi :

Materi ini dipandang penting untuk dikaji bersama, berdasarkan beberapa pertimbangan,
antara lain:

1.Dzikrullah adalah kewajiban setiap muslim. (Q.S. Al-Ahzab (33): 41-42.

12
2.Dzikrullah adalah kebutuhan setiap muslim untuk ketenangan hati dan kebahagiaan
hidup. (Q.S. Ar-Ra’d (13): 28.

3.Dzikrullah memerlukan pemahaman yang benar, penghayatan yang selalu meningkat


serta pengamalan yang berkesinambungan.

Pokok-Pokok Materi :

1. Pengertian Dzikrullah.

Dzikrullah berarti : Mengingat Allah , menyebut nama Allah, dan juga berarti peringatan
Allah (Al-Qur’an).

2. Dzikrullah Adalah Amal Saleh Yang Sangat Mulia. (Q.S. Al-Ahzab (33): 35.

Sabda Rasulullah SAW – Allah Ta’ala berfirman : “ Aku sesuai dengan persangkaan
hamba-Ku kepadaKu. Aku bersamanya (dengan ilmu dan rahmat) bila ia mengingatKu. Jika
ia mengingatKu dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia menyebut namaKu
dalam satu perkumpulan, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih baik dari
mereka. Bila ia mendekat kepadaKu sejengkal, niscaya Aku mendekat kepadanya sehasta,
jika ia mendekat kepadaKu sehasta, niscaya Aku mendekat kepadanya sedepah. Dan jika
ia datang kepadaKu dengan berjalan (biasa), niscaya Aku mendatangnya dengan berjalan
cepat”. (H.R. Bukhari & Muslim )

3. Bentuk-Bentuk Dzikrullah :

a. Dzikir dalam shalat


b. Dzikir dalam Haji dan Umrah.
c. Dzikir sesudah Shalat.
d. Dzikir Pagi dan Sore.
e. Dzikir Munasabat (keadaan)
f. Dzikir Tahlil 100 kali sehari.
g. Dzikir Tasbih 100 kali sehari.
h. Dzikir Istighfar 100 kali sehari.
i. Dzikir Shalawat min. 20 kali sehari.
j. Tilawah Al-Qur’an.
k. Dzikir Hauqalah (Lahaula Walaquwwata Illa Billahi).
l. Dzikir Mutlaq (Al-Bagiyat As-shalihat : Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar
Lailahaillalah).

4. Pembagian Dzikrullah :

a. Dzikir Billisan (Dzikir dg lidah). Dengan mengucapkan kalimat-kalimat Thayyibah.


b. Dzikir Biilqalbi (Dzikir Dlm hati), Yaitu dengan merenungkan keAgungan Allah pada
ciptaanNya.
c. Dzikir Billisan Wal Qalbi (Dzikir yang memadukan antara lisan dan qalbu), lisan yang
mengucapkan dan hati yang menghayatinya.

5. Kiat-Kiat Penghayatan Dzikrullah :

a. Pemahaman Arti kalimat-kalimat Dzikir.


b. Mengahadirkan keyakinan bahwa Allah sedang melihat dan mendengar kita.
c. Menghadirkan keyakinan bahwa Dzikir yang kita lakukan ini adalah solusi segala problem
kita dan rahasia kebahagiaan kita.
d. Menghadirkan rasa cinta kepada Allah, Rasa takut pada murkaNya, rasa harap pada
pertolonganNya.
e. Mematuhi aturan-aturan Dzikrullah dan menerapkan Adab-adabnya.

6. Aspek Pengamalan Dzikrullah :

13
a. Orientasi pada Dzikir yang Ma’tsur (bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah),
tinggalkan yang tidak Ma’tsur yang Ma’tsur sudah sangat banyak tidak perlu ditambah
dengan yang lain.

b. Programkan peningkatan Dzikir setiap pekan. Tambah dan tambah selalu Dzikir anda.
Pasti bahagia.

c. Milikilah min. 1 buku Dzikir yang Ma’tsur, lalu amalkan dengan penuh semangat, sebagai
contoh buku kumpulan Do’a dari Al-Qur’an dan As-Sunnah oleh Syaikh Said Bin Ali Al-
Qahtaniy.

d. Sangat baik jika kita membiasakan diri untuk Dzikir menjelang subuh, sesudah Subuh,
dan menjelang Maghrib.

e. Sangat baik jika kita membiasakan diri untuk selalu dalam keadaan ada wudhu’ karena
hal itu sangat kondusif untuk memperbanyak Dzikir dan menyambung hari dengan Allah.

7. Kendala –Kendala Dzikrullah Dan Solusionya :

a. Gemar melakukan dosa


b. Terlalu sering lalai (lupa Allah)
c. Sangat sibuk mencari nafkah (kelelahan dan tidak ada waktu).
d. Pengamalan dzikir yang tidak berkhasiat.
e. Sikap arogan, apriori dan fanatisme golongan (hati yang jeras)

Tawaran Solusi :

a. Membangun kesadaran akan kelemahan sdan keterbatasan kita sebagai manusia yang
sangat bergantung kepada Allah yang Maha Kuasa dan Maha Pemurah.

b. Membangun keyakinan pada manfaat-manfaat dzikrullah.

c. Membangun kesadaran aka pentingnya renungan-renungan pribadi yang serius dan


menghadiri majelis ta’lim yang terpadu.

d. Membiasakan diri untuk memenej waktu yang baik.

e. Memaksakan diri untuk setiap kebaikan, untuk sebuah pembinaan yang positif.
Ingat !! tidak ada perubahan tanpa pemaksaan diri !.

f. Mengingat kematian sebagai upaya untuk membangun kesadaran.

Aplikasi Materi

Setelah mengikuti materi ini, sangat diharapkan ada berkah Allah yang turun kepada kita
semua sehingga kita benar-benar termotovasi untuk mengamalkan hal-hal yang benar dari
materi ini. Untuk itu diusulkan program berikut ini :

1. Hadirkan niat Iklash selalu dalam setiap aktivitas.

2. Jauhkan sikap arogan, apriori dan fanatisme golongan. Tolak ukur kebenaran bagi kita
hanyalah Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sahih

3. Yakinkan bahwa bacaan Shalat kita sudah sesuai dengan sunnah. Lalu yakinkan bahwa
kita sudah menguasai artinya.

4. Mari membiasakan diri untuk menyempurnakan Dzikir Ba’da Shalat.Jangan tergesa-gesa


!.

14
5. Kapan Ada niat untuk berdzikir, lakukan segera, jangan ditunda ! (kecuali pada saat
dikamar mandi).

Selamat Berdzikir Ma’tsur. Selamat Berbahagia.


Sukses selalu untuk kita. Amiin.
Wallahu A’lam . Wallahu Muwaffiq. Alhamdulillahi Rabbilalamin.

Oleh: Mudzakkir M. Arif. M.A.


Baca Juga:
 • Kata Kata Bijak Islami
Materi Kultum Tentang Obat Anti Materialisme
economy.okezone.com

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Pengertian Materialisme

Materialisme berarti paham kebendaan, yaitu paham yang mengatakan bahwa:


kebahagiaan itu ada pada kekayaan, kemuliaan itu diukur dari harta seseorang, dan
kesuksesan yang sebenarnya ialah kesuksesan duniawi.

Materialisme adalah virus aqidah. Materialisme adalah keyakinan, kepercayaan yang


membentuk pola pikir dan pola hidup yang bertentangan dengan Islam. Materialisme
merusak aqidah islamiyah, melemahkan iman dan mengakibatkan penyakit hati, bahkan
kematian nurani. Naudzubillah. QS. Al-Qashas: 79, QS. Yunus: 7-8

Indikator Materialisme

1) Kemalasan beribadah, berdzikir dan tilawah Al-Qur’an.

2) Kemalasan belajar Islam, dan menghadiri pengajian.

3) Pemikiran dan perhatian kepada urusan dunia, lebih banyak dibanding pemikiran dan
perhatian kepada urusan akhirat.

4) Sifat bakhil dan serakah.

5) Sifat dzalim kepada orang lain.

6) Menuntut ilmu untuk kaya.

7) Mengajarkan ilmu untuk kaya.

8) Melecehkan orang shalih.

9) Mengagungkan orang kaya.

10) Menyesali kegagalan duniawi secara berlebihan.

11) Tidak menyesali dosa.

12) Menikmati dosa.

13) Merendahkan orang yang lebih rendah dari sisi harta, pangkat, ilmu, kekuatan,
kecantikan dan ibadah.

14) Jarang mengingat mati.

15) Tidak rindu akan syurga, dan tidak takut neraka.

15
16) Do’a-do’anya hanya do’a-do’a duniawi.

17) Harapan-harapannya hanya harapan-harapan duniawi.

18) Senang bersaing dengan orang lain dalam urusan duniawi, tidak mau bersaing dalam
urusan akhirat.

19) Sangat jarang menangis karena bertaubat.

20) Sangat jarang menghadirkan niat ikhlas di hati.

Obat Anti Materialisme

1) QS. Al-Mu’minun: 1-11, QS. Ali Imran: 139, QS. Al-Hujurat: 15, QS. Al-A’laa: 16-17, QS.
An-Naazi’at: 37-41.

2) Ucapkanlah: “Hidupku harus kugunakan seoptimal mungkin untuk keselamatanku di


akhirat.”

3) Yakinilah: kekayaan, jabatan, ilmu, kekuatan, kecantikan, tidak ada gunanya tanpa
rahmat Allah! Tidak ada gunanya tanpa ibadah!

4) Ingat selalu: bagaimana kalau saya mati hari ini? Saya harus taubat sekarang juga! Saya
harus beribadah sekarang juga!

5) ber’doa setiap hari:

‫اللهم إني أسألك رضاك والجنة وأعوذ بك من سخطك والنار‬


6) Membaca sayyidul istighfar setiap pagi dan petang.

7) Memaksa diri untuk lebih dermawan, lebih pemaaf, lebih berakhlak mulia.

8) Mengutamakan shalat jama’ah di masjid lima kali sehari semalam.

9) Memprogramkan peningkatan shalat sunnah.

10) Tiada hari tanpa tilawah al-qur’an.

12) Mengamalkan wirid tahlil, wirid tasbih, wirid istighfar, masing-masing seratus kali setiap
hari.

13) Ingat selalu: tidak boleh iri hati kepada orang lain karena dunia!

14) Mengupayakan tambahan, hafalan dzikir dan do’a sehari-hari.

15) Meningkatkan rasa takut berbuat dosa.

16) Menghadirkan niat ikhlas setiap saat

Indikator Kesucian dari Materialisme

1) Rajin shalat jama’ah di masjid, rajin shalat sunnah, shalat tahajjud, shalat dhuha, shaum
sunnah.

2) Rajin membaca al-qur’an.

16
3) Rajin ikut pengajian, membaca buku-buku Islam, bahkan aktif konsultasi.

4) Rajin berdzikir dan berdo’a.

5) Senang membantu orang lain.

6) Pandai menghargai orang lain/ tawadhu.

7) Menangis menyesali dosa setiap hari minimal sekali sepekan.

8) Selalu berniat untuk meningkatkan khusyu’.

9) Selalu merasakan muraqabah.

10) Selalu bersiap untuk mati dan selalu dalam keadaan berwudhu.

11) Menyesali keterlambatan beribadah, perbuatan dosa dan kelalaian.

12) Menjauhi kedzaliman.

13) Menghayati cinta kepada Allah, cinta kepada Rasulullah, cinta kepada Islam, cinta
kepada sesama muslim.

14) Mendidik anak menjadi anak shalih.

15) Rajin berda’wah, memberi nasihat/aktif pada lembaga Islam.

16) Tidak membeli perabot yang kurang bermanfaat.

17) Setiap hari bersedekah.

18) Menghayati perjuangan pengembangan kepribadian muslim setiap hari.

19) Senantiasa mewaspadai bisikan syaitan dan cepat mengalahkannya.

20) Menjauhi semua indikator materialisme.

‫وهللا الموفق والحمد هلل رب العالمين‬

Oleh: Mudzakkir M. Arif, MA


Baca Juga:
 • Akibat Mencela Kemaksiatan Orang Lain
Contoh Kultum Singkat: Ibadah Tujuan Hidup Kita
muslimahzone.id

Pengertian Ibadah

Ibadah menurut syari’ah berarti : Penghambaan diri kepada Allah secara mutlak dengan
penuh kesadaran dan keikhlasan, sesuai dengan syari’ah Islam.

Urgensi Ibadah

1. Ibadah adalah tujuan penciptaan manusia.


Lihat QS : 51 : 56 – 58

2. Ibadah adalah inti dari Agama Allah swt.


Lihat QS : 98 : 5

17
3. Ibadah adalah hakikat kebebasan yang hakiki.
Lihat QS : 39 : 29

4. Derajat “Hamba Allah” adalah satu kemulian dari Allah. Hanya dapat diraih dengan
Ibadah .
Lihat QS : 17 :1
QS : 25 : 63-76

5. Ibadah adalah jalan kebahagian dan keselamatan .


Lihat QS : 37 : 38-49

Para Ulama Membagi Ibadah Terbagi Menjadi Dua Bentuk Utama

1. Ibadah mahdhah / khasshah ( khusus )

2. Ibadah Ammah ( Umum )

Ibadah mahdhah adalah ibadah ritual seperti shalat, shaum, zakat, haji.

Syarat-syarat ibadah mahdhah, ada dua

1. Ikhlash

2. Mutaba’ah ( ikut pada sunnah Rasulullah saw )

Ibadah Ammah adalah seluruh prilaku muslim pada seluruh aspek kehidupan yang
memenuhi syarat berikut :

1. Ikhlash

2. Muwafaqoh ( sesuai dengan syari’ah islam ) QS : 6 162-163

Upaya Menuju Ibadah

1. Meningkatkan pemahaman terhadap arti syarat, konsekuensi dan refleksi Ibadah, dari al-
Qur’an dan as-Sunnah.

2. Meningkatkan kesadaran akan posisi kita sebagai hamba yang harus mengabdi hanya
kepada Allah.

3. Berusaha untuk membentuk pergaulan yang mendukung peningkatan Ibadah.

4. Memperbanyak rencana-rencana positif berniat ikhlash diawal / ditengah pekerjaan


kebaikan yang kita kerjakan.

5. Membuat planning dan proritas peningkatan Ibadah.

6. Memperbanyak renungan terhadap hakikat kehidupan dan kematian.

• Bahwa hidup ini akan berakhir dengan kematian itu telah menjadi keyakinan kita semua
• Bahwa setelah kita mati, kita akan hidup kembali, itupun bagian penting dari Aqidah kita.
• Mengapa kita masih sering lalai beribadah?
• Mengapa pula kita sering membangkan terhadap ajaran Allah ?
• Pantaskah kondisi ini kita biarkan begitu saja ?
• Lalu apa yang harus kita lakukan ?
• Jawabannya sudah jelas ?
• Nah, jangan ditunda lagi, sebelum menyesal !
Kultum Singkat Tentang Renungan Kematian
himronmahmud.com

18
‫ وبعد‬،‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا‬

Materi adalah ajakan untuk melakukan renungan kematian sebagai satu kiat untuk sadar
kematian meningkatkan dan memberdayakan iman.

Urgensi Renungan Kematian

1. Kematian adalah akhir yang sangat pasti dari kehidupan di dunia ini.

Mari merenungkan firman Allah dalam surah :

‫ِّك َك ْدحً ا َف ُماَل قِي ِه‬


َ ‫ك َكا ِد ٌح إِ َلى َرب‬ َ ِ ‫َياأَ ُّي َها اإْل‬
َ ‫نسانُ إِ َّن‬
“Hai Manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju
Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemuiNya.” Surah Al-Insyiqaq : 6.

2. Al-Qur’an dan As-Sunnah memberi penjelasan yang rinci tentang hakikat kematian.
Penjelasan ini penting untuk dikaji dan direnungkan dalam upaya membangun kepribadian
muslim secara berkesi-nambungan.

3. Kesibukan keseharian sering kali membuat kita lalai mengingat kematian.


Mari merenungkan firman Allah dalam surah : At-Takasur 1-2, surah Al-Anbiya’ : 1

Pokok-Pokok Materi

1. Kematian adalah satu kepastian yang tidak mungkin terhindarkan .

Mari merenungkan firman Allah dalam surah : Ali Imran : 185, surah Al-A’raf : 34, surah An-
Nahl : 61.

2. Kematian itu telah ditentukan waktunya, tempatnya dan penyebabnya.

Mari merenungkan firman Allah dalam surah : Luqman : 34, surah Al-Munafiqun : 10-11.

3. Kematian itu melalui proses pencabutan nyawa yang dilakukan oleh malaikat maut.

Mari merenungkan firman Allah :

‫ت الَّذِي وُ ِّك َل ِب ُك ْم ُث َّم إِ َلى َر ِّب ُك ْم ُترْ َجعُون‬


ِ ‫ك ْال َم ْو‬
ُ ‫قُ ْل َي َت َو َّفا ُك ْم َم َل‬
“Katakanlah : Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawamu) akan mematikan
kamu kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan. [As-Sajadah : 11]

4. Proses pencabutan nyawa didahului dengan sekarat (keadaan mabuk/ tidak sadar). Mari
merenungkan firman Allah dalam surah : Al-An’am : 93, surah Qaf : 19, surah Al-Qiyamah :
26-35.

5. Kemudahan dan kesulitan pencabutan nyawa, bukanlah ukuran satu-satunya


keselamatan/ kebinasaan.

6. Hikmah penyakit/ musibah :

 Penghapus dosa
 Memotivasi untuk taubat
 Penguat Iman
 Lebih siap untuk mati
 Penambah amal

19
7. Syarat untuk meraih hikmah penyakit/ musibah :

a. Ikhlas 

b. Ada kesungguhan untuk meraih hikmah yang banyak.

c. Sabar

8. Kemuliaan husnul khatimah (kehidupan yang diakhiri dengan amal shaleh).

Beberapa kiat untuk meraih khusnul khatimah :

a. Taubat. d. Pergaulan yang shaleh.


b. Cinta pada ibadah dan amal. e. Dzikrul maut (mengingat kematian).
c. Uang halal. f. Do’a

9. Bahaya su-ul khatimah (kehidupan yang diakhiri dengan dosa).

10. Dosa penyebab azab kubur :

a. Tidak bersih ketika buang air kecil.


b.Namimah (mengadu domba/ menyebarkan permusuhan)

Tindak Lanjut Materi

1. Membiasakan diri mengucapkan dalam hati,

”Apa yang sebaiknya saya lakukan sekiranya saya mati hari ini ?”

2. Menghayati setiap ibadah dan amal shaleh dengan ucapan :

”Saya melakukan amal ini sebagai bekal untuk akhirat. Saya ingin masuk syurga”.

3. Memperbanyak amal andalan. Yaitu amal jariyah dan amal yang istiqamah.

4. mengamalkan dzikir yang banyak, terutama azkar munasabat (aktifitas dan peristiwa).

5. Memperbanyak do’a memohon khusnul khatimah dan berlindung dari su-ul khatimah.

َ ‫ك حُسْ َن ْال َخا ِت َم ِة َو أَع ُْو ُذ ِب‬


‫ك ِمنْ س ُْو ِء ْال َخا ِت َم ِة‬ َ ُ‫اَللَّ ُه َّم إِ ِّنيْ اَسْ اَل‬
“Ya Allah, aku memohon kepadaMu kebaikan di akhir hidupku dan aku berlindung
kepadaMu dari kejelekan di akhir hidupku”

‫وهللا اعلم بالصواب وهللا الموفق والحمد هلل رب العا لمين‬


Oleh: Mudzakkir M.Arif, MA

20

Anda mungkin juga menyukai