BAB I
PENDAHULUAN
pangan potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku tempe. Hasil
bahwa kacang tunggak dapat diolah menjadi tempe dengan kualitas baik tanpa
tetuanya, kacang tunggak diperkirakan berasal dari Afrika Barat dan telah menyebar
maupun lahan masam (Trustinah, 2015). Petani biasanya menanam kacang tunggak
dalam skala kecil secara monokultur atau tumpangsari dengan tanaman palawija
Kacang tunggak memiliki potensi besar sebagai bahan pangan yang bergizi
sebagai bahan pengganti kacang kedelai. Pemanfaatan kacang tugak hanya terbatas
ton/ha, pada 2009 meningkat mencapai 589.100 ton/ha, kemudian turun pada tahun
2010 dengan angka 489.901 ton/ha, dan pada tahun 2011 naik lagi mencapai 503.901
ton/ha dan pada tahun 2012 turun lagi dengan angka 494.506 ton/ha (Wikipedia,
2013).
pemupukan yang tepat serta memperbaiki cara bercocok tanam. Pemupukan adalah
salah satu cara tindakan perawatan tanaman yang sangat penting artinya tujuan
pemupukan adalah menambah ketersediaan unsur hara bagi tanaman agar tanaman
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari
bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses
rekayasa, dapat dibentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan
organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologis tanah. Sedangkan pupuk
anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan biologis dan
Dalam dunia pertanian kita mengenal dengan dua jenis pupuk yakni pupuk
organik dan anorganik. Pupuk organik sendiri mempunyai dua jenis yaitu pupuk
organik padat dan pupuk organik cair. (Anonim, 2017) menjelaskan manfaat dari
pupuk organik bagi tanah dan tanaman adalah menghidupkan kembali jasad renik,
3
menjaga struktur dan kesuburan tanah, mampu menahan air, sumber unsur hara bagi
Kotoran burung puyuh cukup baik untuk pupuk, karena ransum makanannya
mengandung unsur hara makro (Ca, P, N, K dan CI) dan unsur hara mikro (Fe, Cu,
Zn, Mn, Se, dan Mo) dalam jumlah cukup. Ransum buatan pabrik komposisinya
terbukti baik, sehingga kotorannya pun bila dijadikan pupuk akan bermanfaat bagi
1997).
NPK mutiara adalah golongan jenis pupuk buatan anorganik bersifat majemuk
berbentuk granul dan berwarna biru (Sahrizal, 2017). Hasil sidik ragam sebuah
sangat nyata pada tinggi tanaman umur 40 hari, berpengaruh nyata pada tinggi
tanaman umur 60 hari setelah tanam dan umur saat panen, tetapi berpengaruh tidak
yata pada tinggi tanaman umur 20 hari setelah tanam, jumlah cabang, umur saat
demikian akan mudah menyerap pada tanah. Mencegah tanaman agar tidak kerdil,
kerontokan bunga dan juga buah, sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian, dapat
Pupuk anorganik dapat berasal dari pupuk tunggal atau pupuk majemuk.
dan K yang dibutuhkan oleh tanaman, pupuk ini dapat diberikan dalam jumlah dan
perbandingan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, unsur hara yang terkandung
(Lingga, 1996).
Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang diberikan atau ditambahkan
kepada tanaman.Terdapat dua macam pupuk yaitu pupuk buatan dan pupuk alam.
Pupuk buatan adalah pupuk mineral yang dikeluarkan oleh pabrik pupuk. Pupuk
buatan ada berbagai macam yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk.
NO3- dan NH4+ dengan bagian NO3- lebih tinggi ketimbang NH4+ umumnya
pembentukan buah awal dan buah berikutnya.Fosfor yang cukup juga penting untuk
pada saat tanam dan umumnya diberikan pertanaman dengan sebagian nitrogen.
Pemupukan nitrogen tambahan seringkali dilakukan pada saat awal pembungaan dan
N berdaun lebar dan berwarna hijau tua, fotosintesis berjalan baik dan
Puyuh dan Pupuk NPK Mutiara Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang
pupuk kandang puyuh dan pupuk NPK Mutiara terhadap pertumbuhan dan hasil
pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tunggak ungu (Vigna unggiculata (L.)
Walp).
pengetahuan tentang pengaruh pemberian pupuk kandang puyuh dan pupuk NPK
6
Mutiara terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tunggak ungu (Vigna
unggiculata (L.) Walp) dan bagi petani diharapkan menjadi bahan informasi dan
pihak terkait untuk menggunakan pupuk organik sebagai pupuk yang ramah
1.5. Hipotesis
3. Ada interaksi antara pupuk kandang puyuh dan NPK Mutiara terhadap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dycotyledoneae
Ordo : Polypetales
Famili : Leguminoceae
Genus : Vigna
sumber gen berguna bagi pemulia tanaman. Pengelompokan aksesi untuk karakter
kualitatif dapat dilakukan secara visual sesuai dengan deskriptor kacang tunggak,
tegak, agak tegak ataupun menyebar. Tipe determinate berbunga hanya sekali dalam
satu periode, sedangkan tipe indeterminate dapat berbunga lebih dari satu kali
tergantung dari kondisi lingkungan (Lawn dan Ahn, dalam Feri, 2012). Tipe
determinte adalah tipe tanaman yang ujung batangnya tidak melilit, pembungaannya
berbunga. Tanaman ini berupa tanaman herba semusim dengan tinggi 30-140 cm
2.2.1 Batang
Batang kacang tunggak terdiri dari beberapa buku, di mana tiap buku tersebut
menghasilkan satu tangkai daun. Pada batang utama terdapat beberapa cabang yang
biasanya muncul dari buku bagian bawah. Bunga terdapat pada batang utama
ataupun pada cabang yang jumlahnya dapat mencapai 15 buku, dengan jumlah buku
subur pada setiap tanaman dapat mencapai 5 sampai 10 buku subur (Feri, 2012).
Berdasarkan posisi cabang primer terhadap batang utama, dapat dibedakan menjadi
beberapa tipe, yakni tegak (cabang lateralnya tegak), agak tegak atau cabangnya
terhadap kekeringan sangat responsif terhadap pemberian air, sehingga pada kondisi
9
tanah yang subur dan ketersediaan air yang cukup, pertumbuhan vegetatifhya
2.2.2 Akar
lateral yang berkembang baik. Perkembangan sistem perakaran yang baik sangat
diperlukan karena karakter tersebut merupakan salah satu kriteria yang berhubungan
yang efisien menggunakan nitrogen dari udara melalui bakteri Rhizobium. Kacang
tunggak memiliki bintil akar yang besar berbentuk bulat seperti biji kacang kapri
(Khayati, 2001).
2.2.3 Daun
Daun kacang tunggak terdiri atas tiga helaian daun (trifoliate) yang letaknya
(lanseolate) dengan panjang daun berkisar antara 6,5-16 cm dan lebar daun 4-10 cm,
dengan panjang tangkai daun (petiole) antara 5-15 cm. Bentuk daun tersebut
perbandingan panjang dan lebar daun berkisar antara 1,5-2 : 1 termasuk bentuk oval,
dan bila perbandingannya 3-5 : 1 daunnya berbentuk lanset. Bentuk daun lanset pada
kacang tunggak adalah dominan terhadap bentuk daun ovate yang pewarisannya
2.2.4 Bunga
proses penyerbukan dan pembuahan yang dapat menghasilkan biji. Tanaman kacang
menghasilkan bunga pada minggu keenam atau kedelapan setelah tanam, tergantung
varietasnya. Bunganya tersusim dalam bentuk tandan (raceme) yang terdapat pada
ujung poros bunga (pedunculus) yang muncul dari ketiak daun, dan masing-masing
tandan mengandung 6 s/d 12 kuncup bunga dengan tangkai bunga (pedicle) yang
sangat pendek (Trustinah, 2013). Bunga terdiri dari: (1) kelopak (calyx) yang
berbentuk lonceng berwarna hijau, (2) tajuk atau mahkota bunga (corolla) terdiri dari
5 helai (1 helai bendera, 2 helai sayap, dan 2 helai cakar) yang berwarna putih kuning
atau ungu, (3) benangsari (stamen) berjumlah 10 buah yang terkumpul menjadi 2
kelompok (diadelphous), yaitu 1 bebas dan 9 lainnya bersatu, dengan kepala sari
yang sama. Bakal buah (ovarium) terdiri dari beberapa ruang. Beberapa bunga akan
mekar pada pukul 06.00 dan menutup pada pukul 10.00, dan pada keadaan
pukul 22.00 s/d 01.00 malam hari, kemudian kepala sari akan pecah (Sayekti, 2011)
Buah (polong) kacang tunggak saat masih muda berwarna hijau muda atau
hijau kelam dan setelah tua polong tersebut berwarna krem, coklat, atau hitam,
berukuran 8-10 x 0,8 - 1 cm, yang berisi 8 hingga 20 biji. Polong kacang tunggak
juga dapat dibedakan berdasarkan kekerasannya, yakni polong keras seperti pada
kacang hijau dan polong yang tidak keras seperti pada polong kacang panjang yang
11
liat setelah tua. Sudut antar polong juga bervariasi ada yang sempit hingga lebar.
terhadap hama, terutama tanaman-tanaman dengan polong yang keras dan sudut
antar polong yang lebar lebih tahan terhadap hama penggerek polong. Letak polong
kacang tunggak bervariasi, ada yang tangkai polongnya tidak panjang sehingga
polong-polong yang terbentuk terletak di dalam tanaman dan ada pula yang tangkai
2.2.6 Biji
Biji kacang tunggak bervariasi dalam ukuran, bentuk, ataupun warna (krem,
coklat, hitam, belang, dan merah) dengan berat 100 biji antara 10 hingga 25 g.
Panjang biji berkisar antara 2-12 mm dan memiliki hilum berwarna putih yang
tanaman semusim yang tumbuh melebar, tegak atau hampir tegak, tinggi 15-80 cm.
Kacang ini dibedakan dari subspesies lainnya dengan melihat polongnya yang
muda. Bijinya biasanya agak besar, panjangnya antara 6-10 mm. Ciri-ciri lainnya
Herba setahun atau tahunan, tegak, menjalar, atau melilit, batang agak
berambut pendek, panjang 1-3 m. Stipula berbentuk lanset, kurang lebih 1 cm,
Daun berselang-seling, panjang tangkai daun 5-25 cm, beranak daun tiga:
membenjol ke salah satu sisi; kedua permukaan helai anak daun tidak berambut,
pangkal helai anak daun berbentuk membulat atau agak menyudut, ujung helai anak
membulat telur terbalik, panjang 3-5 mm, mudah rontok. Kelopak berbentuk
lonceng, 6-10 mm, bergerigi, bilah berbentuk menyerupai lanset, panjang 5-7 mm.
Mahkota terdiri atas standar, sayap dan lunas; helai standar putih kekuningan atau
ungu, suborbicular, panjang 1.2-3.3 × 1-3.2 cm, ujung berbentuk melekuk dalam ke
dalam; helai sayap biru atau jingga, berbentuk agak menyegitiga, 2,2 cm x 1,2 cm;
lunas biasanya putih atau pucat, berbentuk perahu, ujung tidak melengkung, 2,1 cm x
1,2 cm.
Benang sari diadelfous (9+1), bakal buah berisi 12-21 bakal biji. Polong
tegak kaku atau menggantung, panjang 10-100 cm. Biji banyak, bervariasi dalam
bentuk, dukuran, dan warna, merah gelap, hitam, atau berbercak hitam atau coklat,
membundar sampai menyudut atau menyerupai ginjal, 5-10 mm x 4-8 mm. (Anonim,
2001).
13
kisaran adaptasi cukup luas diderah tropik dan subtropik beriklim kering sehingga
agak basah dengan curah hujan masing-masing lebih kecil 600 mm per bulan dan
100-500 mm per tahun. Kacang tugak termasuk tanaman hari pendek yaitu berbunga
lebih awal dari periode penyinaran yang lebih rendah Karsono et al. Feri, 2012. Suhu
berkisar antara 250C – 300C. Di bawah suhu 150C mengakibatkan tanaman tidak
tumbuh normal bahkan dapat mati karena embun beku. Suhu di atas 350C
didaratan rendah sampai pegunungan dengan ketinggian kurang lebih 1.500 m diatas
permukaan laut (dpl) dan optimum pada ketinggian sampai 500 m dpl (Rukmana,
2000). Tanaman ini dapat ditanam pada berbagai jenis tanah baik yang dengan
dapat dicapai pada jenis tanah berpasir dan drainase yang lancar, serta cukup
kandungan unsur hara seperti fosfat (P) dan kalium (K). Unsur P termasuk faktor
yang kritis terhadap hasil kacang tunggak dan pembentukan bintil akar serta banyak
pengaruhnya terhadap kandungan unsur lain dalam daun dan biji (Imran et al. 2010).
kapasitas tukar kation (KTK) yang cukup tinggi, bereaksi netral, dan mengandung
kandang kotoran burung puyuh ini termasuk pupuk panas, cepat terurai sehingga
atau unggas lainnya, apalagi bila puyuh diberi pakan bekadar protein tinggi. Kotoran
puyuh dapat dibuat pupuk yang sangat baik untuk tanaman sayuran maupun tanaman
hias dan bisa juga untuk campuran bahan makanan (konsentrat) bagi ternak,
ruminansia. Kotoran burung puyuh cukup baik untuk pupuk, karena ransum
makanannya mengandung unsur hara makro (Ca, P, N, K dan CI) dan unsur hara
mikro (Fe, Cu, Zn, Mn, Se, dan Mo) dalam jumlah cukup. Ransum buatan pabrik
komposisinya terbukti baik, sehingga kotorannya pun bila dijadikan pupuk akan
(Listyawati, 1997).
bersifat majemuk (pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur) berbentuk granul
Pupuk NPK dinilai efektif baik dari sisi kandungan dan ekonomi karena
telah memenuhi kandungan unsur yang dibutuhkan dalam satu kesatuan. Unsur N
berperan dalam membantu ketercukupan hijau daun untuk proses fotosintesis dan
15
pertumbuhan akar dan mempercepat proses tanaman dalam tahapan generatif dan
pembungaan. Unsur K akan membantu tanaman agar lebih kuat dan kokoh tanaman,
membentuk zat gula, tepung dan protein lebih meningkat (Sahrizal, 2017).
16
BAB III
BAHAN ALAT DAN METODE PENELITIAN
Universitas Abulyatama, Lampoh Keudee Aceh Besar, yang insya allah akan
B. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah parang, cangkul, timba,
meter gulung, jangka, kamera, timbangan, tali rapia, kalkulator dan alat tulis
menulis.
Faktor pertama adalah pupuk kandang puyuh (P) terdiri atas 3 taraf, yaitu :
P0 : 0 ton/ha → (kontrol)
17
nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan BNJ 0,05 pada taraf nyata α =5%.
dibuat plot dengan ukuran 1,8 m x 1,3 m dengan jarak antara plot 50 cm.
18
3.5.2 Penanaman
ditentukan.
3.5.3 Pemeliharaan
(MST).
Pemberian pupuk NPK Mutiara sesuai dengan dosis perlakuan, yaitu : dengan
dosis pupuk 1,3 kg/plot, (M1), dosis pupuk 0,65 (M2), dan dosis pupuk 1,95
kg (M3). Pupuk NPK Mutiara diberikan dengan cara di sebar disekitar bibit
19
lingkaran.
3.5.6 Pemanenan
dilakukan dua kali saat umur panen 10 dan MST pada tiap unit percobaan.
2. Luas daun (cm2) diukur menggunakan rol pada saat 50% tanaman berbunga.
Pengamatan dilakukan terhadap tiga helai daun (trifoliat) yang terletak pada
4. Jumlah bunga pertandan dihitung satu kali seminggu mulai dari awal
5. Jumlah dan panjang polong (cm) dihitung dan diukur pada saat panen.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017.
www.sampulpertanian.com/2017/06/jenisdanmanfaatpupukorganik.html.
diakses 04 Juli 2018.
Feri, V.Z. 2012. Evaluasi produksi beberapa varietas kacang tunggak didarataan
rendah. IPB. Bogor.
Haliza, W. 2008. Tanpa kedelai masih bisa makan tempe. Warta penelitian dan
pengembangan pertanian. 30 (1):10:12.
Imran, M.H. 2010. Character association and evaluation of cowpea germplasm for
green folder and grain yierd under rainfed condiandns islamabad. Sarhat J.
Agric. 26(3):319:323.
Indrasari, A dan Abdul, S. 2006. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Dan Unsur
Hara Mikro Terhadap Pertumbuhan Jagung Pada Ultisol Yang Dikapur.
FPUGM.Yogyakarta.http://soil.faperta.ugm.ac.id/jitl/6.2%20116123%20ain
i.pdf.
Khayati, N. 2001. Analisis lintas terhdap sifat agronomi tanaman kacang. Skripsi.
IPB. Bogor.
Maria E. 2014. Pengaruh Pupuk NPK Mutiara dan Pupuk Kandang Sapi Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil tanaman Cabai Merah Kriting Varietas Arimbi.
Jurnal Argifor volume XIII. No. 2. Universitas Samarinda Indonesia.
Rahmi, dkk. 2010. Karakteristik Delapan Aksesi Kacang Tunggak Asal Daerah
Istimewa Yogyakarta: UGM
21
Rukmana, R. 2000. Kacang tunggak, budidaya dan prospek usaha tani. Kanisius.
Yogyakarta.
Trustinah. 2013. Plasma nutfah kacang tunggak : Kacang tunggak dan potensinya di
lahan kering masam. Hal.346-354, dalam Yudiwanti dkk. Prosiding Semnas
PERIPI “Peran Sumber Daya Genetik dan pemuliaan dalam mewujudkan
Kemandirian Industri Perbenihan Nasional”.
P0M0 P2M1
P2M2
50
1,3
50
15 cm
= 3 x 27
= 81