Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di Indonesia, kacang tunggak merupakan tanaman kacang-kacangan minor,

digunakan sebagai bahanpangan seperti isi bakpao, campuran gudeg, rempeyek,dan

beberapa makanan tradisional lainnya. Selain toleran kekeringan, kacang tunggak

juga toleranterhadap kemasaman tanah sehingga potensial dikembangkan pada lahan

kering dalam upayapeningkatan produktivitas lahan (Trustinah et al. 2008).

Kacang tunggak (Vigna unggiculata (L.) Walp.) merupakan salah satu

pangan potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku tempe. Hasil

penelitian Balai Besar Penelitian Pengembangan Pascapanen Pertanian menunjukkan

bahwa kacang tunggak dapat diolah menjadi tempe dengan kualitas baik tanpa

dicampur dengan kedelai (BB-Pascapanen, 2007).

Kacang tunggak termasuk keluarga Leguminoceae . ditinjau dari asal usul

tetuanya, kacang tunggak diperkirakan berasal dari Afrika Barat dan telah menyebar

luas kedaerah-daerah tropik dan subtropik. Kacang tunggak telah lama

dibudidayakan di Indonesia dan tergolong tanaman yang toleran terhadap kekeringan

maupun lahan masam (Trustinah, 2015). Petani biasanya menanam kacang tunggak

dalam skala kecil secara monokultur atau tumpangsari dengan tanaman palawija

seperti jagung, ubu kayu, cabe dan kapas (Haliza, 2008).

Kacang tunggak memiliki potensi besar sebagai bahan pangan yang bergizi

sebagai bahan pengganti kacang kedelai. Pemanfaatan kacang tugak hanya terbatas

biasanya dimanfaatkan sebagai sayuran (Hardiyanti, 2010).


2

Produksi kacang tunggak di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 550.987

ton/ha, pada 2009 meningkat mencapai 589.100 ton/ha, kemudian turun pada tahun

2010 dengan angka 489.901 ton/ha, dan pada tahun 2011 naik lagi mencapai 503.901

ton/ha dan pada tahun 2012 turun lagi dengan angka 494.506 ton/ha (Wikipedia,

2013).

Mengingat akan semakin meningkat permintaan akan hasil kacang tungguk

ungu dan peranannya bagi perekonomian Indonesia, maka untuk meningkatkan

produksinya telah ditempuh berbagai cara seperti pemakaian varieatas unggul

pemupukan yang tepat serta memperbaiki cara bercocok tanam. Pemupukan adalah

salah satu cara tindakan perawatan tanaman yang sangat penting artinya tujuan

pemupukan adalah menambah ketersediaan unsur hara bagi tanaman agar tanaman

dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan.

Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari

bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses

rekayasa, dapat dibentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan

organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologis tanah. Sedangkan pupuk

anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan biologis dan

merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk (Dewi, 2008).

Dalam dunia pertanian kita mengenal dengan dua jenis pupuk yakni pupuk

organik dan anorganik. Pupuk organik sendiri mempunyai dua jenis yaitu pupuk

organik padat dan pupuk organik cair. (Anonim, 2017) menjelaskan manfaat dari

pupuk organik bagi tanah dan tanaman adalah menghidupkan kembali jasad renik,
3

menjaga struktur dan kesuburan tanah, mampu menahan air, sumber unsur hara bagi

tanaman, tanaman lebih sehat dll.

Kotoran burung puyuh cukup baik untuk pupuk, karena ransum makanannya

mengandung unsur hara makro (Ca, P, N, K dan CI) dan unsur hara mikro (Fe, Cu,

Zn, Mn, Se, dan Mo) dalam jumlah cukup. Ransum buatan pabrik komposisinya

terbukti baik, sehingga kotorannya pun bila dijadikan pupuk akan bermanfaat bagi

tanaman karena mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman (Listyawati,

1997).

Pemupukan dapat menggunakan pupuk organik maupun anorganik. Pupuk

NPK mutiara adalah golongan jenis pupuk buatan anorganik bersifat majemuk

berbentuk granul dan berwarna biru (Sahrizal, 2017). Hasil sidik ragam sebuah

penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NPK Mutiara (M) berpengaruh

sangat nyata pada tinggi tanaman umur 40 hari, berpengaruh nyata pada tinggi

tanaman umur 60 hari setelah tanam dan umur saat panen, tetapi berpengaruh tidak

yata pada tinggi tanaman umur 20 hari setelah tanam, jumlah cabang, umur saat

berbunga, jumlah buah/tanaman dan berat buah/tanaman (sutejo, 2002).

Manfaat pupuk NPK Mutiara bagi tanaman adalah dapat mempercepat,

memperbanyak, memperkuat serta memperpanjang akar tanaman. Sehingga dengan

demikian akan mudah menyerap pada tanah. Mencegah tanaman agar tidak kerdil,

mempercepat pertumbuhan tunas pada tanaman, memperkecil tanaman mengalami

kerontokan bunga dan juga buah, sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian, dapat

meningkatkan fotosintesis tanaman sehingga pembentukan zat gula, tepung dan

protein lebih meningkat dan meningkatkan produksi buah (Maria, 2014).


4

Pupuk anorganik dapat berasal dari pupuk tunggal atau pupuk majemuk.

Pupuk majemuk NPK memiliki beberapa kelebihan, selain mengandung unsur N, P,

dan K yang dibutuhkan oleh tanaman, pupuk ini dapat diberikan dalam jumlah dan

perbandingan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, unsur hara yang terkandung

mudah tersedia, serta pemakaian, pengangkutan, dan penyimpanannya lebih mudah

(Lingga, 1996).

Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang diberikan atau ditambahkan

kepada tanaman.Terdapat dua macam pupuk yaitu pupuk buatan dan pupuk alam.

Pupuk buatan adalah pupuk mineral yang dikeluarkan oleh pabrik pupuk. Pupuk

buatan ada berbagai macam yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk.

Nitrogen sangat penting untuk pertumbuhan vegetatif.Campuran nitorgen

NO3- dan NH4+ dengan bagian NO3- lebih tinggi ketimbang NH4+ umumnya

memberikan hasil terbaik.Pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dapa mengurangi

pembentukan buah awal dan buah berikutnya.Fosfor yang cukup juga penting untuk

perkembangan awal tanaman dan pembungaan.Pupuk dasar diberikan sebelum atau

pada saat tanam dan umumnya diberikan pertanaman dengan sebagian nitrogen.

Pemupukan nitrogen tambahan seringkali dilakukan pada saat awal pembungaan dan

ketika buah mulai membesar (Rubatzky, 1998).

Nitrogen merupakan unsur yang penting. Tanaman yang cukup mengandung

N berdaun lebar dan berwarna hijau tua, fotosintesis berjalan baik dan

pertumbuhannya pesat, maka N merupakan faktor penting untuk produktifitas

tanaman. Apabila pemberian N berlebihan maka pertumbuhan akan menjadi pesat


5

terutama pertumbuhan vegetatif nya, tanaman menjadi rimbun sehingga pembuahan

terlambat atau kurang berbuah dan umumnya mudah diserang hama/penyakit.

Berdasarkan Uraian diatas dilaksanakan judul “Aplikasi Pupuk Kandang

Puyuh dan Pupuk NPK Mutiara Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang

Tunggak Ungu (Vigna unggiculata (L.) Walp)”.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pemberian

pupuk kandang puyuh dan pupuk NPK Mutiara terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman kacang tunggak ungu (Vigna unggiculata (L.) Walp).

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang puyuh terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tunggak ungu.

2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK Mutiara terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tunggak ungu (Vigna unggiculata (L.)

Walp).

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian antara lain bagi peneliti, dapat menambah wawasan

pengetahuan tentang pengaruh pemberian pupuk kandang puyuh dan pupuk NPK
6

Mutiara terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tunggak ungu (Vigna

unggiculata (L.) Walp) dan bagi petani diharapkan menjadi bahan informasi dan

pihak terkait untuk menggunakan pupuk organik sebagai pupuk yang ramah

lingkungan beserta bagian pemantauan dinamika pada berbagai jenis terhadap

tanaman kacang tunggak dan lainnya.

1.5. Hipotesis

1. Pemberian pupuk kandang puyuh berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman kacang tunggak ungu.

2. Pemberian pupuk NPK Mutiara berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman kacang tunggak ungu.

3. Ada interaksi antara pupuk kandang puyuh dan NPK Mutiara terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tunggak ungu.


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Tunggak Ungu

Berdasarkan Trustinah dalam Feri (2012) klasifikasi kacang tunggak dapat

dilihat sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dycotyledoneae

Ordo : Polypetales

Famili : Leguminoceae

Genus : Vigna

Spesies : Vigna unggiculata (L.) Walp.

Karakterisasi secara morfologis memperlihatkan populasi bahan genetik

kacang tunggak memiliki keragaman dan kemiripan sifat kualitatif maupun

kuantitatif (Trustinah 2013). Pengelompokan sesuai dengan ciri dan keunggulannya

memiliki arti penting, terutama dalam memberikan informasi melalui penyediaan

sumber gen berguna bagi pemulia tanaman. Pengelompokan aksesi untuk karakter

kualitatif dapat dilakukan secara visual sesuai dengan deskriptor kacang tunggak,

sedangkan pengelompokan karakter kuantitatif memerlukan alat bantu statistika.


8

2.2 Morfologi Tanaman Kacang Tunggak Ungu

Tipe pertumbuhan kacang tunggak umumnya dapat dibedakan menjadi tipe

determinate, semi determinate, dan indeterminate dengan sifat pertumbuhan yang

tegak, agak tegak ataupun menyebar. Tipe determinate berbunga hanya sekali dalam

satu periode, sedangkan tipe indeterminate dapat berbunga lebih dari satu kali

tergantung dari kondisi lingkungan (Lawn dan Ahn, dalam Feri, 2012). Tipe

determinte adalah tipe tanaman yang ujung batangnya tidak melilit, pembungaannya

singkat, serempak, dan pertumbuhannya berhenti setelah tanaman berbunga. Tipe

indeterminate ditandai dengan ujung batang yang melilit, pembungaan berangsur-

angsur dari pangkal kebagian pucuk, dan pertumbuhannya berlanjut setelah

berbunga. Tanaman ini berupa tanaman herba semusim dengan tinggi 30-140 cm

(Trustinah dalam Feri, 2012).

2.2.1 Batang

Batang kacang tunggak terdiri dari beberapa buku, di mana tiap buku tersebut

menghasilkan satu tangkai daun. Pada batang utama terdapat beberapa cabang yang

biasanya muncul dari buku bagian bawah. Bunga terdapat pada batang utama

ataupun pada cabang yang jumlahnya dapat mencapai 15 buku, dengan jumlah buku

subur pada setiap tanaman dapat mencapai 5 sampai 10 buku subur (Feri, 2012).

Berdasarkan posisi cabang primer terhadap batang utama, dapat dibedakan menjadi

beberapa tipe, yakni tegak (cabang lateralnya tegak), agak tegak atau cabangnya

menjalar (procumbent). Tanaman kacang tunggak tergolong tanaman yang toleran

terhadap kekeringan sangat responsif terhadap pemberian air, sehingga pada kondisi
9

tanah yang subur dan ketersediaan air yang cukup, pertumbuhan vegetatifhya

menjadi sangat subur yang mengakibatkan hasil bijinya menjadi rendah.

2.2.2 Akar

Sistem perakaran kacang tunggak berupa akar tunggang dengan akar-akar

lateral yang berkembang baik. Perkembangan sistem perakaran yang baik sangat

diperlukan karena karakter tersebut merupakan salah satu kriteria yang berhubungan

dengan meningkatnya ketahanan terhadap kekeringan. Selain sistem perakaran yang

berkembang baik, kacang tunggak dikenal pula sebagai tanaman kacang-kacangan

yang efisien menggunakan nitrogen dari udara melalui bakteri Rhizobium. Kacang

tunggak memiliki bintil akar yang besar berbentuk bulat seperti biji kacang kapri

(Khayati, 2001).

2.2.3 Daun

Daun kacang tunggak terdiri atas tiga helaian daun (trifoliate) yang letaknya

berseling. Daunnya berwarna hijau, berbentuk oval (ovate) ataupun lanset

(lanseolate) dengan panjang daun berkisar antara 6,5-16 cm dan lebar daun 4-10 cm,

dengan panjang tangkai daun (petiole) antara 5-15 cm. Bentuk daun tersebut

ditentukan berdasarkan perbandingan panjang dan lebar daun, yakni jika

perbandingan panjang dan lebar daun berkisar antara 1,5-2 : 1 termasuk bentuk oval,

dan bila perbandingannya 3-5 : 1 daunnya berbentuk lanset. Bentuk daun lanset pada

kacang tunggak adalah dominan terhadap bentuk daun ovate yang pewarisannya

diken-dalikan oleh gen dominan tunggal (Trustinah dalam Feri, 2012).


10

2.2.4 Bunga

Bunga merupakan bagian yang sangat penting, karena di dalamnya terjadi

proses penyerbukan dan pembuahan yang dapat menghasilkan biji. Tanaman kacang

tunggak termasuk tanaman yang menyerbuk sendiri (selfpollination) dan mulai

menghasilkan bunga pada minggu keenam atau kedelapan setelah tanam, tergantung

varietasnya. Bunganya tersusim dalam bentuk tandan (raceme) yang terdapat pada

ujung poros bunga (pedunculus) yang muncul dari ketiak daun, dan masing-masing

tandan mengandung 6 s/d 12 kuncup bunga dengan tangkai bunga (pedicle) yang

sangat pendek (Trustinah, 2013). Bunga terdiri dari: (1) kelopak (calyx) yang

berbentuk lonceng berwarna hijau, (2) tajuk atau mahkota bunga (corolla) terdiri dari

5 helai (1 helai bendera, 2 helai sayap, dan 2 helai cakar) yang berwarna putih kuning

atau ungu, (3) benangsari (stamen) berjumlah 10 buah yang terkumpul menjadi 2

kelompok (diadelphous), yaitu 1 bebas dan 9 lainnya bersatu, dengan kepala sari

yang sama. Bakal buah (ovarium) terdiri dari beberapa ruang. Beberapa bunga akan

mekar pada pukul 06.00 dan menutup pada pukul 10.00, dan pada keadaan

mendung/berawan bunga mekar lebih siang. Pemasakan serbuksari terjadi antara

pukul 22.00 s/d 01.00 malam hari, kemudian kepala sari akan pecah (Sayekti, 2011)

2.2.5 Buah (Polong)

Buah (polong) kacang tunggak saat masih muda berwarna hijau muda atau

hijau kelam dan setelah tua polong tersebut berwarna krem, coklat, atau hitam,

berukuran 8-10 x 0,8 - 1 cm, yang berisi 8 hingga 20 biji. Polong kacang tunggak

juga dapat dibedakan berdasarkan kekerasannya, yakni polong keras seperti pada

kacang hijau dan polong yang tidak keras seperti pada polong kacang panjang yang
11

liat setelah tua. Sudut antar polong juga bervariasi ada yang sempit hingga lebar.

Karakteristik polong yang demikian berhubungan dengan ketahanan tanaman

terhadap hama, terutama tanaman-tanaman dengan polong yang keras dan sudut

antar polong yang lebar lebih tahan terhadap hama penggerek polong. Letak polong

kacang tunggak bervariasi, ada yang tangkai polongnya tidak panjang sehingga

polong-polong yang terbentuk terletak di dalam tanaman dan ada pula yang tangkai

polongnya panjang sehingga polong terlihat di atas tanaman dengan posisipolong

yang berdiri/menghadap ke atas ataupun menghadap ke bawah.

2.2.6 Biji

Biji kacang tunggak bervariasi dalam ukuran, bentuk, ataupun warna (krem,

coklat, hitam, belang, dan merah) dengan berat 100 biji antara 10 hingga 25 g.

Panjang biji berkisar antara 2-12 mm dan memiliki hilum berwarna putih yang

dikelilingi oleh cincin berwarna hitam.

2.3 Deskripsi Tanaman Kacang Tunggak Ungu

Deskripsi tanaman kacang tunggak adalah Kacang tunggak merupakan

tanaman semusim yang tumbuh melebar, tegak atau hampir tegak, tinggi 15-80 cm.

Kacang ini dibedakan dari subspesies lainnya dengan melihat polongnya yang

sepanjang 10–30 cm, menggantung, keras dan kaku, tidak menggembung ketika

muda. Bijinya biasanya agak besar, panjangnya antara 6-10 mm. Ciri-ciri lainnya

serupa dengan Vigna unguiculata pada umumnya (Wikipedia).


12

Herba setahun atau tahunan, tegak, menjalar, atau melilit, batang agak

berambut pendek, panjang 1-3 m. Stipula berbentuk lanset, kurang lebih 1 cm,

dengan tonjolan sempit di bawah titik pangkalnya.

Daun berselang-seling, panjang tangkai daun 5-25 cm, beranak daun tiga:

helai daun tengah simetris, membulat telur, kadang-kadang berlekuk dangkal,

(6,5-)7-13,5(-19,5) cm x (3,5-)4,0-9,5(-17,0) cm, helai daun samping tidak simetris,

membenjol ke salah satu sisi; kedua permukaan helai anak daun tidak berambut,

pangkal helai anak daun berbentuk membulat atau agak menyudut, ujung helai anak

daun berbentuk menajam.

Bunga fertil bertangkai pendek, melekat berdekatan dengan pangkal tangkai

bunga abortif yang meninggalkan tonjolan berkelenjar, daun tangkai bunga 2,

membulat telur terbalik, panjang 3-5 mm, mudah rontok. Kelopak berbentuk

lonceng, 6-10 mm, bergerigi, bilah berbentuk menyerupai lanset, panjang 5-7 mm.

Mahkota terdiri atas standar, sayap dan lunas; helai standar putih kekuningan atau

ungu, suborbicular, panjang 1.2-3.3 × 1-3.2 cm, ujung berbentuk melekuk dalam ke

dalam; helai sayap biru atau jingga, berbentuk agak menyegitiga, 2,2 cm x 1,2 cm;

lunas biasanya putih atau pucat, berbentuk perahu, ujung tidak melengkung, 2,1 cm x

1,2 cm.

Benang sari diadelfous (9+1), bakal buah berisi 12-21 bakal biji. Polong

tegak kaku atau menggantung, panjang 10-100 cm. Biji banyak, bervariasi dalam

bentuk, dukuran, dan warna, merah gelap, hitam, atau berbercak hitam atau coklat,

membundar sampai menyudut atau menyerupai ginjal, 5-10 mm x 4-8 mm. (Anonim,

2001).
13

2.4 Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Tunggak Ungu

Kacang tunggak termasuk tanaman setahun (annual) yang mempunyai

kisaran adaptasi cukup luas diderah tropik dan subtropik beriklim kering sehingga

agak basah dengan curah hujan masing-masing lebih kecil 600 mm per bulan dan

100-500 mm per tahun. Kacang tugak termasuk tanaman hari pendek yaitu berbunga

lebih awal dari periode penyinaran yang lebih rendah Karsono et al. Feri, 2012. Suhu

berkisar antara 250C – 300C. Di bawah suhu 150C mengakibatkan tanaman tidak

tumbuh normal bahkan dapat mati karena embun beku. Suhu di atas 350C

mengakibatkan kerontokan bunga dan polong.

Tanaman Kacang Tunggak dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik

didaratan rendah sampai pegunungan dengan ketinggian kurang lebih 1.500 m diatas

permukaan laut (dpl) dan optimum pada ketinggian sampai 500 m dpl (Rukmana,

2000). Tanaman ini dapat ditanam pada berbagai jenis tanah baik yang dengan

berstektur ringan (berpasir) maupun berstektur berat. Pertumbuhan optimum tanaman

dapat dicapai pada jenis tanah berpasir dan drainase yang lancar, serta cukup

kandungan unsur hara seperti fosfat (P) dan kalium (K). Unsur P termasuk faktor

yang kritis terhadap hasil kacang tunggak dan pembentukan bintil akar serta banyak

pengaruhnya terhadap kandungan unsur lain dalam daun dan biji (Imran et al. 2010).

2.5 Peranan Pupuk Kandang Puyuh Terhadap Pertumbuhan Tanaman


Kacang Tunggak Ungu

Menurut Indrasari (2006) mengatakan bahwa kandungan bahan organik dan

meningkatkan kualitas tanah karena mempunya kandungan bahan organik dan


14

kapasitas tukar kation (KTK) yang cukup tinggi, bereaksi netral, dan mengandung

unsur hara mikro seperti Fe, Mn, Zn, dan Cu.

Kotoran burung puyuh merupakan salah satujenis pupuk kandang. Pupuk

kandang kotoran burung puyuh ini termasuk pupuk panas, cepat terurai sehingga

langsung diserap oleh tanaman (Jumin, 2005).

Kotoran burung puyuh baunya lebih menyengat dibandingkan kotoran ayam

atau unggas lainnya, apalagi bila puyuh diberi pakan bekadar protein tinggi. Kotoran

puyuh dapat dibuat pupuk yang sangat baik untuk tanaman sayuran maupun tanaman

hias dan bisa juga untuk campuran bahan makanan (konsentrat) bagi ternak,

ruminansia. Kotoran burung puyuh cukup baik untuk pupuk, karena ransum

makanannya mengandung unsur hara makro (Ca, P, N, K dan CI) dan unsur hara

mikro (Fe, Cu, Zn, Mn, Se, dan Mo) dalam jumlah cukup. Ransum buatan pabrik

komposisinya terbukti baik, sehingga kotorannya pun bila dijadikan pupuk akan

bermanfaat bagi tanaman karena mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman

(Listyawati, 1997).

2.6 Pupuk NPK Mutiara

Pupuk NPK mutiara merupakan golongan jenis pupuk buatan (anorganik)

bersifat majemuk (pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur) berbentuk granul

(butiran) dan berwarna biru (Sahrizal, 2017).

Pupuk NPK dinilai efektif baik dari sisi kandungan dan ekonomi karena

telah memenuhi kandungan unsur yang dibutuhkan dalam satu kesatuan. Unsur N

berperan dalam membantu ketercukupan hijau daun untuk proses fotosintesis dan
15

merangsang pertumbuhan tanaman serta membantu dalam membentuk senyawa

organik yang dibutuhkan tanaman. Unsur P berfungsi untuk merangsang

pertumbuhan akar dan mempercepat proses tanaman dalam tahapan generatif dan

pembungaan. Unsur K akan membantu tanaman agar lebih kuat dan kokoh tanaman,

memberi daya tahan terhadap penyakit dan kekeringan. Gajbhiye et al.(2013)

menyatakan bahwa nitrogen berperan aktif dalam peningkatan perkembangan dan

pembungaan kerena merupakan bahan utama pembentukan klorofil yang terlibat

dalam reaksi utam fisiologis tanaman seperti fotosintesis.

Beberapa fungsi pupuk NPK Mutiara adalah dapat membantu, mempercepat,

memperbanyak, memperkuat tanaman serta memudahkan akar menyerap hara pada

tanah.mempercepat pertumbuhan tunas dan mencegah kekerdilan pada tanaman.

Mencegah tanaman mengalami kerontokan bunga dan buah, sehingga dapat

meningkatkan hasil pertanian. Membantu dalam proses fotosintesis tanaman dalam

membentuk zat gula, tepung dan protein lebih meningkat (Sahrizal, 2017).
16

BAB III
BAHAN ALAT DAN METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian

Universitas Abulyatama, Lampoh Keudee Aceh Besar, yang insya allah akan

dilaksanakan pada bulan September hingga selesai.

3.2 Bahan dan Alat


A. Bahan
Adapun bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang

tunggak ungu, pupuk kandang puyuh dan NPK Mutiara.

B. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah parang, cangkul, timba,

meter gulung, jangka, kamera, timbangan, tali rapia, kalkulator dan alat tulis

menulis.

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 3x3

yang diulang sebanyak 3 kali. Terdapat 9 kombinasi percobaan dan 27 unit

percobaan. Kombinasi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1. Faktor-faktor perlakuan

adalah sebagai berikut :

Faktor pertama adalah pupuk kandang puyuh (P) terdiri atas 3 taraf, yaitu :

P0 : 0 ton/ha → (kontrol)
17

P1 : 10 ton/ha → ( 48,70 gr/plot)


P2 : 20 ton/ha → ( 97,40gr/plot)
Faktor kedua adalah Pupuk NPK Mutiara (M) terdiri atas 3 taraf, yaitu :
M0 : 0 ton/ha → (Kontrol)
M1 : 300 kg/ha → ( 1,46 gr/plot)
M2 : 600 kg/ha → (2,92gr/plot)
Tabel 1. Kombinasi pupuk kandang puyuh dan dosis pupuk NPK

No Perlakuan Pupuk Kandang puyuh Pupuk NPK


Kg/ha gram/ha
1 P0M0 0 0
2 P0M1 0 1,46
3 P0M1 0 1,46
4 P1M0 48,70 0
5 P1M1 48,70 1,46
6 P1M2 48,70 2,92
7 P2M0 97,40 0
8 P2M1 97,40 1,46
9 P2M2 97,40 2,92

3.4 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji F. Jika uji F berpengaruh

nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan BNJ 0,05 pada taraf nyata α =5%.

Yij k=µ+oc k + k i+ Nj+( KN ) ij+∑ k

3.5 Pelaksanaan Penelitian

3.5.1 Persiapan Tanam

Persiapan tanam dimulai dengan mengolah tanah secara sempurna kemudian

dibuat plot dengan ukuran 1,8 m x 1,3 m dengan jarak antara plot 50 cm.
18

Sebelum dilakukan penanaman lahan terlebih dahulu digembur dan ditaburi

pupuk dasar NPK dan pupuk kandang.

3.5.2 Penanaman

Benih ditanam 3 biji perlubang menggunakan jarak tanam 50 x 20 cm dengan

cara ditugal. Aplikasi pupuk dengan menggunakan dosis yang telah

ditentukan.

3.5.3 Pemeliharaan

Penyiraman dilakukan setiap hari sesuai kebutuhan tanaman. Penjarangan

dilakukan saat tanaman berumur 10 Hari Setelah Tanam (HST) dengan

mempertahankan tanaman tiap lubang tanam yang memiliki tumbuhan baik.

Pertanaman diupayakan bersih dari gulma selama 5 minggu pertama dengan

melakukan penyiangan secara manual pada 4 dan 7 Minggu Setelah Tanam

(MST).

3.5.4 Pemberian Pupuk Kandang Puyuh

Proses pemberian pupuk kandang puyuh pada setiap plot penelitian

disesuaikan dengan kombinasi perlakuan. Pemberian pupuk dilakukan 1

minggu sebelum tanam bersamaan dengan pengolahan tanah tahap kedua,

dengan cara menebarkan secara merata pada permukaan plot.

3.5.5 Pemberian Pupuk NPK Mutiara

Pemberian pupuk NPK Mutiara sesuai dengan dosis perlakuan, yaitu : dengan

dosis pupuk 1,3 kg/plot, (M1), dosis pupuk 0,65 (M2), dan dosis pupuk 1,95

kg (M3). Pupuk NPK Mutiara diberikan dengan cara di sebar disekitar bibit
19

tanaman dengan jarak 2 cm dari batang tanaman, dengan membuat alur

lingkaran.

3.5.6 Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada tanaman kacang tunggak dipanen dalam ubinan

berukuran 1,2 m2 dengan populasi panen sebanyak 27 tanaman. Panen

dilakukan dua kali saat umur panen 10 dan MST pada tiap unit percobaan.

3.5.7 Parameter Pengamatan

Pengambilan data diambil dari tanaman yang diambil meliputi:

1. Tinggi tanaman (cm)

2. Luas daun (cm2) diukur menggunakan rol pada saat 50% tanaman berbunga.

Pengamatan dilakukan terhadap tiga helai daun (trifoliat) yang terletak pada

posisi ketiga dari daun yang paling atas.

3. Bobot kering tajuk (g) diukur pada saat panen.

4. Jumlah bunga pertandan dihitung satu kali seminggu mulai dari awal

berbunga hingga 70 HST.

5. Jumlah dan panjang polong (cm) dihitung dan diukur pada saat panen.

6. Bobot polong kering (g) diperoleh dengan cara ditimbang menggunakan

timbangan setelah setelah dikeringkan selama 3 hari dibawah sinar matahari.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Wikipedia.http://tanamankampung.blogspot.com/2012/03/kacang-


tunggak.html. diakses tanggal 05 Juli 2018.
20

Anonim. 2017.
www.sampulpertanian.com/2017/06/jenisdanmanfaatpupukorganik.html.
diakses 04 Juli 2018.

Dewi, L. 2008. Apa itu pupuk organik dan anorganik.


https://www.google.co.id/amp/s/luki2blog.wordpreess.com/2008/05/10.
diakses 04 Juli 2018

[BB-Pascapanen] Balai Besar Penelitian Pengembangan Pascapanen Pertanian. 2007.


Gelar Teknologi Pengolahan Tempe Kacang Tunggak.
http://pascapanen.litbang.pertanian.go.id [05 Mei 2018].

Feri, V.Z. 2012. Evaluasi produksi beberapa varietas kacang tunggak didarataan
rendah. IPB. Bogor.

Gajbhiye, B. 2013. Response of FYM, N, P, and K levels on grrowth and flowering


of gladiolus (Gladiolus gradiflorus) cv white prosperity. The Journal of
Rural and Agriculture Research 13(2): 94-97.

Haliza, W. 2008. Tanpa kedelai masih bisa makan tempe. Warta penelitian dan
pengembangan pertanian. 30 (1):10:12.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_tunggak. diakses tanggal 05 Juli 2018.

Imran, M.H. 2010. Character association and evaluation of cowpea germplasm for
green folder and grain yierd under rainfed condiandns islamabad. Sarhat J.
Agric. 26(3):319:323.

Indrasari, A dan Abdul, S. 2006. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Dan Unsur
Hara Mikro Terhadap Pertumbuhan Jagung Pada Ultisol Yang Dikapur.
FPUGM.Yogyakarta.http://soil.faperta.ugm.ac.id/jitl/6.2%20116123%20ain
i.pdf.
Khayati, N. 2001. Analisis lintas terhdap sifat agronomi tanaman kacang. Skripsi.
IPB. Bogor.

Listyawati, E 1997. Puyuh, Tatalaksana Budidaya Secara Komersial. Penebar


Swadaya. Jakarta.
Lingga. 1996. Petunjuk Pengunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Maria E. 2014. Pengaruh Pupuk NPK Mutiara dan Pupuk Kandang Sapi Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil tanaman Cabai Merah Kriting Varietas Arimbi.
Jurnal Argifor volume XIII. No. 2. Universitas Samarinda Indonesia.

Rahmi, dkk. 2010. Karakteristik Delapan Aksesi Kacang Tunggak Asal Daerah
Istimewa Yogyakarta: UGM
21

Rukmana, R. 2000. Kacang tunggak, budidaya dan prospek usaha tani. Kanisius.
Yogyakarta.

Sahrizal. 2017. Pemupukan NPK Mutiara. (Online),


www.seputarpertanian.com/2017/02/. Diakses pada tanggal 07 Juni 2017.
Sayekti, R.S. 2011. Karakterisasi delapan aksesi kacang tunggak asal Daerah
Istimewa Yokyakarta. FPUG, Yokyakarata.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Sutejo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rienekacipta. Jakarta

Trustinah, A. Kasno, A. Wijanarko, H. Kuswantoro, R. Iswanto R.2008. Tanggap


genotipe kacang-kacangan di lahan kering masam. Hal. 200-207, dalam
Harsono, A. dkk. ‘Inovasi teknologi Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
Mendukung Kemandirian Pangan dan Kecukupan Energi’. Prosiding
Seminar Hasil Penelitian Kacang-kacangan dan Umbiumbian.Puslitbangtan.

Trustinah. 2013. Plasma nutfah kacang tunggak : Kacang tunggak dan potensinya di
lahan kering masam. Hal.346-354, dalam Yudiwanti dkk. Prosiding Semnas
PERIPI “Peran Sumber Daya Genetik dan pemuliaan dalam mewujudkan
Kemandirian Industri Perbenihan Nasional”.

Trustinah, 2015. Kacang Tunggak. Komunitas potensial dilahan kering masam.


www.litbang.pertanian.go.id [05 Mei 2018].

Lampiran 1. Bagan Percobaan

Blok I Blok II Blok III U

P0M0 P1M1 P0M1


B T
P0M1 P1M1 P1M0
S
22

P0M2 P1M2 P1M2

P1M0 P0M2 P0M0

P1M1 P2M0 P1M1

P1M2 P2M2 P2M0

P2M0 P0M1 P0M2

P2M1 P1M0 P2M1

P0M0 P2M1
P2M2

Lampiran 2. Bagan Tan dan Sampel


1,0
15
10
Cm 20 20 20 20 10 cm
23

50

1,3

50

15 cm

Jumlah tan/plot = 15 tan

Jumlah tan sampel/plot = 3 tan

= 3 x 27

= 81

Anda mungkin juga menyukai