Anda di halaman 1dari 22

OPTIK DAN GEOMETRI

Nama anggota_1. Febi safitri_2. Andi aldasari_3. Hajrah fazira_4. Rosnidar_5.


Hasrul_6. Muh.iccal
Prodi : 1 dan 4
A. PENDAHULUAN
Kita ketahui bahwa optika sangatlah penting dalam kehidupan sehari-
hari, baik dalam dunia kesehatan (ilmu biologi) maupun dalam ilmu fisika.
Optika yang merupakan ilmu yang mempelajari tentang cahaya terdapat dua
golongan, yaitu optika geometris dan optika fisis. Cahaya adalah gelombang
elektromagnetik yang dapat merambat dalam ruang hampa. Dalam berbagai
hal cahaya lebih mudah ditinjau berdasarkan garis perambatannya, yaitu
garis yang tegak lurus muka gelombang. Garis rambatan gelombang cahaya
disebut sinar cahaya atau secara singkat disebut sinar. Setiap hari kita tak
lepas dari cahaya. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini menjelaskan
tentang cahaya terutama sifat-sifat cahaya, hakikat, dan pemanfaatannya.

B. TUJUAN
1. Mengetahui optika geometris dan pemaparannya
2. Mengetahui optika fisis dan pemaparannya
3. Mengetahui kegunaan optik dalam kehidupan sehari hari
C. METODE
 Metode Grafis untuk Cermin
Letak dan ukuran dari bayangan yang dibentuk oleh suatu cermin
dapat dicari dengan metode grafik yang sederhana. Metode ini adalah
dengan mencari titik potong dari beberapa sinar, sesudah memantul dari
cermin, yang dipancarkan dari beberapa titik benda yang tidak terletak pada
sumbu cermin. Kemudian semua sinar dari titik ini yang mengenai cermin,
akan berpotongan pada titik yang sama.
Sebuah metode berguna untuk menentukan letak bayangan adalah
dengan cara konstruksi geometris diagram sinar. Cara ini diilustrasikan pada
gambar-gambar dibawah, dimana objek tersebut adalah sebuah gambar
benda yang tegak lurus sumbu utama dengan jarak s dari cermin tersebut.
Dengan pemilihan sinar-sinar yang tepat pada bagian atas benda yang tegak
dalam gambar tersebut, kita dapat menentukan letak bayangannya. Ada tiga
cermin yang akan digambarkan dengan menggunakan metode grafik dengan
melukiskan sinar, diantaranya :
1. Metode grafik untuk melukiskan bayangan pada cermin datar
Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa
sebuah bidang datar, sedangkan garis normal pada cermin datar adalah
garis yang melalui titik jatuh sinar dan tegak lurus bidang cermin. Pada
pemantulan cahaya, berlaku hukum snellius, yaitu :
a. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang
datar.
b. Sudut datang besarnya sama dengan sudut pantul.
untuk melukiskan bayangan pada cermin datar, kita gunakan
hukum pemantulan cahaya, yaitu sudut datang sama dengan sudut
pantul. Adapun sifat-sifat bayangan pada cermin datar, yaitu :
a. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin,
b. Bayangannya maya, bayangan yang terjadi karena pertemuan
perpanjangan sinar-sinar cahaya,
c. Ukurannya sama dengan ukuran benda,
d. Bayangan yang terbentuk tegak dan menghadap berlawanan arah
terhadap bendanya, dan
e. Bentuk bayangannya sama dengan bentuk benda.
2. Metode grafik untuk melukiskan bayangan pada cermin cekung
Cermin cekung adalah cermin dimana bagian yang
memantulkan cahaya permukaannya berupa cekungan yang
merupakan bagian dalam suatu bola.
Ada empat sinar untuk melukiskan bayangan benda dari sinar
utama yang akan digunakan, diantaranya adalah :
a. Sinar sejajar, yang digambar sejajar dengan sumbu utama. Sinar ini
dipantulkan melalui titik fokus.
b. Sinar fokus, yang digambar melalui titik fokus. Sinar ini dipantulkan
sejajar sumbu utama.
c. Sinar radial, yang digambar melalui pusat kelengkungan. Sinar ini
mengenai cermin tegak lurus permukaannya dan kemudian dipantulkan
kembali pada dirinya sendiri.
d. Sinar pusat,yang digambarkan pada verteks cermin tersebut. Sinar ini
memantul, dengan sudut yang sama, terhadap sumbu utama.

3. Metode grafik untuk melukiskan bayangan pada cermin cembung


Cermin cembung bersifat menyebarkan sinar (divergen). Sinar-
sinar yang sejajar sumbu utama dipantulkan oleh cermin cembung
seolah-olah berasal dari satu titik dibelakang cermin yang disebut titik
fokus maya. Titik fokus cermin cembung terletak dibelakang cermin
dan berbeda disumbu untuk cermin.
Terdapat tiga sinar istimewa pada cermin cekung yang
berguna untuk melukis pembentukan bayangan pada cermin cekung.
Tiga sinar istimewa tersebut adalah :
a. Sinar datang yang sejajar sumbu utama cermin akan dipantulkan
seolah-olah dari titik fokus maya cermin.
b. Sinar datang yang menuju titik fokus maya cermin akan dipantulkan
sejajar sumbu utama cermin.
c. Sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan
dipantulkan kembali seolah-olah dari titik yang sama.
 Metode Grafis Untuk Lensa
Dua sifat lensa tipis adalah sinar bias mengumpul ke satu titik F di
belakang lensa, dan sinar bias tampak seolah-olah datang dari titik F di depan
lensa. Titik F disebut titik fokus lensa, dan jarak F terhadap lensa disebut
panjang fokus lensa. Jika pada cermin hanya terdapat satu titik fokus, maka
pada lensa terdapat dua titik fokus (Gambar 1). Titik fokus yang merupakan
titik pertemuan sinar-sinar bias disebut fokus utama (fokus pertama F1) atau
fokus aktif sehingga untuk lensa konvergen berada di belakang lensa,
sedangkan untuk lensa divergen berada di depan lensa. Sedangkan fokus
pasif F2 simetris terhadap F1. Untuk lensa konvergen, fokus pasif F2 terletak
di depan lensa dan untuk lensa divergen, fokus pasif F2 terletak di belakang
lensa.
1. Melukis pembentukan bayangan pada lensa
Untuk melukis pembentukan bayangan pada lensa kita dapat
menggunakan hanya 2 dan 3 sinar istimewa. Langkah-Iangkah yang
diperlukan mirip dengan langkah-langkah untuk cermin lengkung sebagai
berikut,
a. Lukis dua buah sinar istimewa (lebih sederhana menggunakan sinar 1 dan
sinar 3),
b. Sinar selalu datang dari depan lensa dan dibiaskan ke belakang lensa.
Perpanjangan sinar- sinar bias ke depan lensa dilukis sebagai garis putus-
putus.
c. Perpotongan kedua buah sinar bias yang dilukis pada langkah (1)
merupakan letak bayangan. Jika perpotongan didapat dan sinar bias,
terjadi bayangan nyata (sejati), akan tetapi jika perpotongan didapat dari
perpanjangan sinar bias, bayangan yang dihasilkan adalah maya (semu).
2. Menentukan sifat bayangan dengan metode penomoran ruang
penomoran ruang untuk lensa berbeda dengan cermin. Untuk lensa, nomor
ruang benda dan nomor ruang bayangan mempunyai notasi yang berbeda.
Nomor ruang benda diberi notasi dengan angka Romawi (I, II, III, dan
IV) sedangkan nomor ruang bayangan diberi notasi dengan angka Arab (1,
2, 3, dan 4) Penomoran ruang ini dapat dilihat pada Gambar 4 (a) dan (b).
Menentukan sifat bayangan dapat dilakukan dengan tanpa melukis jalannya
sinar, yaitu dengan metode penomoran ruang berdasarkan aturan Esbach.
Dalil Esbach untuk lensa:
1. Jumlah nomor ruang benda (Rbenda) dengan nomor ruang bayangan
(Rbayangan) = 5
2. Untusk setiap benda nyata dan tegak, maka:
a. Semua bayangan yang terletak dibelakang lensa adalah nyata dan
terbalik
b. Semua bayangan yang terletak didepan lensa adalah maya dan
tegak
3. Bila nomor ruang bayangan lebih besar daripada nomor ruang benda,
maka bayangan diperbesar, tetapi bila nomor ruang bayangan lebih kecil
daripada nomor ruang benda, maka bayangan diperkecil.
a. Untuk lensa cembung, benda yang terletak di titik fokus pasif (F2),
bayangannya terletak di tak terhingga; akan tetapi benda yang
terletak di 2F2, bayangannya terletak pada 2 kali jarak fokus aktif
(2F1), bersifat nyata, terbalik, dan sama besar dengan bendanya.
b. Untuk lensa cekung, benda yang terletak di depan lensa memiliki
bayangan yang terletak di depan lensa juga, dengan sifat maya,
tegak, dan diperkecil.

D. TEORI DAN DEFINISI


Optik adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat
cahaya dan interaksi cahaya dengan materi. Optik dijelaskan dan ditandai
dengan fenomena optik. Kata berasal dari ὀπτική optik Latin, yang berarti
tampilan.Bidang optik biasanya menggambarkan sifat cahaya tampak, sinar
inframerah dan ultraviolet, tetapi sebagai cahaya adalah gelombang
elektromagnetik, fenomena yang sama juga terjadi dalam bentuk sinar-X,
gelombang mikro, gelombang radio, dan lainnya gejala radiasi
elektromagnetikdan mirip maupun pada balok muatan partikel (balok
dibebankan). Optik secara umum dapat dianggap sebagai bagian
darikeelektromagnetan. Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum
cahaya yang terkait dengan beberapa bidang optik kuantum hinggamekanika.
Dalam prakteknya, sebagian besar fenomena optik dapat dihitung dengan
menggunakan sifat daricahaya elektromagnetik, seperti yang dijelaskan oleh
persamaan Maxwell
Bidang optik memiliki identitas, masyarakat, dan konferensi. Aspek
lapangansering disebut ilmu optik atau fisika optik. Ilmu optik terapan sering
disebut rekayasa optik. Aplikasi dari rekayasa optik yang terkait khusus
dengan sistem iluminasi (iluminasi) disebut rekayasa pencahayaan. Setiap
disiplin cenderung sedikit berbeda dalam aplikasi, keterampilan teknis, fokus,
dan afiliasi profesionalnya. Inovasi lebih baru dalam rekayasa optik sering
dikategorikan sebagai fotonika atau Optoelektronik. Batas-batas antara
bidang ini dan “optik” yang tidak jelas, dan istilah yang digunakan berbeda di
berbagai belahan dunia dan dalam berbagai bidang industri.
Karena aplikasi yang luas dari ilmu “cahaya” untuk aplikasi dunia
nyata, ilmu optik dan rekayasa optik cenderung sangat interdisipliner. Ilmu
optik merupakan bagian dari berbagai disiplin terkait termasuk elektro, fisika,
psikologi, kedokteran (khususnya optalmologidan optometri), dan lain-lain.
Selain itu, perilaku optik yang paling lengkap, seperti dijelaskan dalam fisika,
tidak selalu rumit untuk kebanyakan masalah, jadi model sederhana dapat
digunakan. Model sederhana ini cukup untuk menjelaskan sebagian besar
perilaku fenomena optik dan mengabaikan relevan dan / atau tidak terdeteksi
pada suatu sistem.
E. MENGETAHUI OPTIKA GEOMETRIS DAN PEMAPARANNYA
Optika Geometris merupakan optika yang membahas tentang
pemantulan dan pembiasan cahaya.Sifat cahaya sama dengan sifat
gelombang elektromagnetik. Cahaya dan gelombang elektromagnetik dapat
merambat dalam ruang vakum (ruang hampa).
 Pemantulan Cahaya
Jenis-jenis pemantulan cahaya
Ada dua jenis pemantulan cahaya, yaitu pemantulan teratur dan
pemantulan baur.

Gambar 2.1 Pemantulan teratur Gambar 2.2 Pemantulan baur

Pemantulan teratur terjadi ketika suatu berkas cahaya sejajar


datang pada permukaan yang halus atau rata seperti permukaan cermin
datar atau permukaan air yang tenang.

Sedangkan pemantulan baur terjadi ketika suatu berkas


cahaya sejajar datang pada permukaan yang kasar atau tidak rata
sehingga dipantulkan keberbagai arah yang tidak tertentu.

 Hukum pemantulan

s = jarak benda
s’=jarak bayangan
f = jarak titk api (fokus)

sedang pembesarannya :

h’ = tinggi (besar) bayangan


h = tinggi (besar) benda

Gambar 2.3 Hukum pemantulan


Dari hasil percobaan sesuai gambar 2.3, diperoleh hukum
pemantulan sebagai berikut:
1) Sinar datang, sinar pantul, dang garis normal berpotongan pada satu
titik dan terletak pada satu bidang datar.
2) Sudur datang (i) sama dengan sudut pantul (r)

Sehingga hukum pemantulan dapat dinyatakan secara matematis sebagai


berikut: i = r

 Pemantulan Pada Cermin Datar

Cermin datar adalah cermin yang mempunyai permukaan pantul


berbentuk bidang datar. Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar sama
persis dengan ukuran bendanya.
Gambar 2.4 Pemantulan pada cermin datar

a. Sifat-sifat bayangan pada cermin datar

Lima sifat penting banyangan pada cermin datar yaitu:

1. Bayangan sama besar dengan bendanya

2. Bayanagan tegak

3. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin

4. Bayangan bertukar sisinya

5. Bayangan bersifat maya atau semu

 Pemantulan Pada Cermin Lekung

Cermin lekung adalah cermin yang mempunyai permukaan pantul


berbentuk lengkung. Cermin lengkung dibedakan menjadi dua, yaitu
cermin cekung dan cermin cembung.

a. Cermign cekung

Cermign cekung bersifat mengumpulkan sinar. Berkas sinar yang


datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan mengumpul pada suatu
titik yang disebut titik fokus (F). Secara geometris dapat dibuktikan bahwa
panjang fokus (f), yaitu jarak cermin ke titik fokus besarnya sama dengan
setengah panjang jari-jari kelengkungan cermin.

f = r/2
Gambar 2.5 Cermin cekung

Gambar 2.7 Prinsip kesebangunan geometri untuk menurunkan


rumus umum cermin

Gambar 2.7 (a) menunjukkan suatu sinar dari puncak benda yang akan
dipantulkan melalui puncak bayangan dengan sudut datang yang sama
dengan sudut pantul. Oleh karena itu, kita dapat melihat dua buah
segitiga yang sama sebangun, sehingga berlaku:

Gambar 2.7 (b) menunjukkan suatu sinar dari benda melalui titik fokos (F)
yang dipantulkan sejajar dengan sumbu utama melalui bayangan. Oleh
karena itu, kita dapat melihat dua buah segitiga yang sama sebangun,
sehingga berlaku:
Keterangan:

f = jarak fokus cermin

so = jarak benda ke cermin

si = jarak bayangan ke cermin

ho = tinggi benda

hi = tinggi bayangan

Dari persamaan di atas berlaku untuk cermin cekung maupun cermin


cembung, namun harus memperhatikan perjanjian tanda berikut:

so bertanda + jika benda terletak di depan cermin (benda nyata)

so bertanda - jika benda terletak di belakang cermin (benda maya)

si bertanda + jika bayangan terletak di depan cermin (banyangan nyata)

si bertanda - jika benda terletak di belakang cermin (banyangan maya)

f bertanda + untuk cermin cekung

f bertanda - untuk cermin cekung

Bayangan yang dibentuk cermin dapat lebih besar atau lebih kecil
dari ukuran bendanya. Untuk menyatakan perpandingan ukuran
bayangan terhadap bendanya digunakan konsep pembesar. Pada
pembahasan ini akan dibahas perbesaran linear. Perbesaran linear
didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi bayangan (jarak
bayangan) dengan tinggi benda (jarak benda). Secara matematis
dituliskan:
b. Cermin cembung

Cermin cembung bersifat menyebarkan sinar. Berkas sinar sejajar


sumbu utama dipantulkan menyebar seolah-olah berasal dari titik fokus
(F). Seperti pada cermincekung, panjang fokus (f) sama dengan setengah
jari-jari kelengkungan cermin.

Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung

1) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan seolah-


olah berasal dari titik fokus.

2) Sinar datang yang menuju titik fokus dipantulkan sejajar dengan


sumbu utama.

3) Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan dipantulkan melalui


lintasan yang sama.

Gambar 2.8 Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung

Rumus umum cermin cembung

Rumus-rumus yang berlaku pada cermin cekung serta perjanjian


tandanya berlaku juga untuk cermin cembung sehingga dapat dituliskan
ulang sebagai berikut:
 pembiasan

Pembiasan adalah pembelokan cahaya sehubungan dengan


perubahan kecepatan rambat dari suatu medium ke medium lain.

Ada beberapa pengertian yang perlu dipahami, yaitu:

a. Sinar datang adalah sinar yang datang pada bidang batas dua medium.

b. Sinar bias adalah sinar yang dibiaskan oleh bidang batas dua medium.

c. Garis normal adalah garis yang tegak lurus pada bidang batas dua
medum.
d. Sudut datang (i) adalah sudut antara sinar datang dengan garis normal.

e. Sudut bias (r) adalah sudut antara sinar bias dengan garis normal.

f. Indeks bias mutlak suatu medium (n) didefinisikan sebagai perbandingan


cepat rambat cahaya di ruang hampa (c) terhadap cepat rambat cahaya di
medium tersebut (v). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Karena kecepatan cahaya di dalam suatu medium selalu lebih kecil daripada
di ruang hampa maka indeks bias mutlak suatu medium selalu lebih besar
dari 1 (n > 1).
Indeks bias relatif suatu medium nr didefinisikan sebagai pepandingan indeks
bias mutlak medium tersebut terhadap indeks bias mutlak medium lain,
secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:

n12 = indeks bias relatif medium 1 terhadap 2

n1 = indeks bias mutlak medium 1

n2 = indeks bias mutlak medium 2

v1 = laju cahaya dalam medium 1

v2 = laju cahaya dalam medium 2

F. MENGETAHUI OPTIKA FISIS DAN PEMAPARANNYA

Optika fisis merupakan cabang studi cahaya yang membahas tentang sifat-
sifat cahaya, interferensi cahaya, hakikat cahaya dan pemanfaatan sifat-sifat
cahaya.

 Warna Cahaya

Cahaya terdiri dari bermacam-macam warna, hal ini dapat dibuktikan dengan
piringan Newton (Newton’s Disc) yang terdiri dari 7 macam warna yaitu :
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. (cara menghafal :
MEJIKUHIBINIU) yang diputar dengan cepat akan tampak berwarna putih.

1. Merah

2. Jingga

3. Kuning

4. Hijau

5. Biru
6. Nila

7. Ungu

Dapat disimpulkan bahwa:

1. Ketujuh komponen warna disebut sebagai spektrum warna dari sinar


putih.
2. Sinar-sinar yang dapat diuraikan atas beberapa komponen warna seperti
sinar putih disebut sinar polikromatik.
3. Sinar-sinar yang tidak dapat diuraikan lagi atas beberapa komponen,
disebut sinar monokromatik.
4. Dalam ruang hampa, cahaya mempunyai :

Kecepatan perambatan sama (c)

Frekuensi masing-masing warna berbeda (f)

Panjang gelombang masing-masing warna berbeda (λ)

5. Rumus kecepatan perambatan cahaya (c)

C=f

Keterangan:

c = kecepatan perambatan cahaya

f = frekuensi

λ = panjang gelombang

Karena harga c tetap, bila frekuensi kecil maka panjang gelombang


besar atau sebaliknya.

6. Cahaya warna merah mempunyai f kecil maka besar

 Dispersi Cahaya

Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih)


menjadi cahaya-cahaya monokromatik (merah, jingga, kuning, hijau,
biru, dan ungu). Dispersi cahaya terjadi jika seberkas cahaya
polikromatik (cahaya putih) jatuh pada sisi prisma. Cahaya putih tersebut
itu akan diuraikan menjadi warna-warna pembentuknya yang disebut
spektrum cahaya.

G. MENGETAHUI KEGUNAAN OPTIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI


Alat optik adalah alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya. Ada
berbagai macam alat optik yang dapat kita manfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari, diantara yaitu kamera, kaca pembesar (lup), mikroskop, teropong
bintang, teropong bumi, periskop, dan proyektor slide.
1. Kamera

Kamera adalah alat optik yang bermanfaat untuk menghasilkan bayangan


fotografi pada film negatif. Kamera tersusun atas beberapa bagian penting,
yaitu:
 Lensa cembung, berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk
sehingga terbentuk bayangan yang bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil.
 Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk
melalui lensa.
 Apertur, berfungsi untuk mengatur besar kecilnya diafragma.
 Pelat film, berfungsi sebagai tempat bayangan dan menghasilkan gambar
negatif.
2. Kaca Pembesar (Lup)
Kaca pembesar atau lup adalah alat optik yang terdiri atas sebuah lensa
cembung dan bermanfaat untuk melihat benda-benda kecil agar terlihat lebih
besar dan jelas. Bayangan yang dihasilkan pada kaca pembesar bersifat
maya, tegak, dan diperbesar. Kaca pembesar biasa digunakan oleh tukan
arloji, pedagang kain, pedagang intan, polisi, dan detektif.
3. Mikroskop

Mikroskop adalah alat optik yang terdiri atas dua buah lensa cembung dan
berfungsi untuk melihat benda-benda sangat kecil agar nampak besar dan
jelas. Lensa cembung yang dekat dengan objek disebut lensa objektif dan
lensa cembung yang dekat dengan pengamat disebut lensa okuler.
Sifat bayangan yang terbentuk pada mikroskop adalah sebagai berikut:
 Bayangan yang dibentuk lensa objektif adalah nyata, terbalik, dan
diperbesar
 Bayangan yang dibentuk lensa okuler adalah maya, tegak, dan
diperbesar
 Bayangan yang dibentuk mikroskop adalah maya, terbalik, dan diperbesar
4. Teropong Bintang (Teleskop)
Teropong Bintang
Teropong bintang atau teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk
melihat atau mengamati benda-benda langit, seperti bintang dan planet.
Berdasarkan jalannya sinar, teropong bintang dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu teropong bias dan teropong pantul.
 Teropong bias adalah alat optik yang dapat membuat benda-benda yang
berada pada tempat yang jauh menjadi terlihat dekat. Teropong bias
sederhana merupakan kombinasi antara dua lensa cembung yang terletak
pada bagian pipa. Lensa yang lebih besar adalah lensa objektif, sedangkan
lensa yang lebih kecil adalah lensa okuler.
 Teropong pantul adalah alat optik yang mengumpulkan sinar dengan
menggunakan sebuah cermin cekung yang besar, sinar dipantulkan ke
mata pengamat oleh satu atau lebih cermin yang lebih kecil.

5. Teropong Bumi

Teropong Bumi
Teropong bumi adalah alat optik yang bermanfaat untuk mengamati benda-
benda yang jauh di permukaan bumi. Teropong bumi tersusun atas tiga lensa
cembung, dengan masing-masing lensa sebagai lensa objektif, lensa
pembalik, dan lensa okuler. Lensa pembalik hanya untuk membalikkan
bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif. Sifat bayangan yang terbentuk
oleh teropong bumi adalah maya, tegak, dan diperbesar.
6. Periskop

Periskop adalah alat optik yang digunakan dalam kapal selam untuk
mengamati benda-benda di permukaan laut. Periskop tersusun atas 2 lensa
cembung dan 2 prisma siku-siku sama kaki.

7. Proyektor Slide
Proyektor slide adalah alat optik yang dimanfaatkan untuk memproyeksikan
gambar diapositif sehingga diperoleh bayangan bersifat nyata dan diperbesar.
Proyektor slide tersususn atas lampu kecil yang memancarkan sinar kuat
melalui pusat kaca, cermin cekung, lensa cembung, dan gambar
diapositif (slide).
H. IMPLEMENTASI DIBIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN
Optik sangat di perlukan dalam bidang kelautan dan perikanan. Salah satu
alat optik yang sangat di butuhkan adalah mikroskop, mengapa? Karena di
dalam bidang kelautan dan perikanan selalu bersangkutan dengan penelitian.
Dan jika melakukan penelitian sudah jelas bahwa sangat membutuhkan
mikroskop. Selain itu alat optik yang di butuhkan dalam bidang kelaudan dan
perikanan adalah periskop. Periskop adalah alat yang digunakan pada kapal
selam untuk melihat benda benda yang ada di dasar laut.
I. LATIHAN SOAL
1. Reni yang menderita rabun dekat mempunyai titik dekat 50 cm. Jika
ingin membaca dengan jarak normal (25 cm), maka berapa kekuatan
lensa kacamata yang harus dipakai Reni?
Penyelesaian:
Diketahui:
s = 25 cm
s’ = -50 cm (tanda negatif menunjukkan bayangan bersifat maya, di
depan lensa)
Ditanyakan: P = …?
Jawab:
1/f = 1/s + 1/s’
1/f = 1/25 – 1/50
1/f = 2/50 – 1/50
1/f = 1/50
f = 50 cm = 0,5 m
P = 1/f = 1/0,5 = 2 dioptri
2. Seorang siswa melihat sebuah benda kecil dengan menggunakan lup
yang berjarak fokus 10 cm. Jika benda diletakkan di titik fokus lup,
tentukan perbesaran lup.
Penyelesaian:
Diketahui:
f = 10 cm
s = 10 cm (karena benda diletakkan di titik fokus lup)
Ditanyakan: M
Jawab:
Jika benda diletakkan di titik fokus lensa, maka pengamat mengamati
dengan mata tidak berakomodasi. Jadi, perbesarannya dapat dicari
dengan persamaan sebagai berikut.

M = sn/f
M = 25/10
M = 2,5 kali
3. Jarak fokus lensa sebuah kamera adalah 50 mm. Kamera tersebut
diatur untuk memfokuskan bayangan benda pada jauh tak terhingga.
Berapa jauh lensa kamera harus digeser agar dapat memfokuskan
bayangan benda yang terletak pada jarak 2,5 m?
Jawab:
Ketika digunakan untuk memfokuskan benda yang letaknya jauh di tak
terhingga, bayangan benda tersebut akan tepat berada di titik fokus
lensa. Dengan kata lain, s' = f = 50 mm. Ketika jarak benda ke lensa, s =
2,5 m = 2.500 mm, bayangannya adalah sebagai berikut.
1/s + 1/s’ = 1/f
1/2.500 + 1/s’ = 1/50
1/s’ = 1/50 – 1/2.500
1/s’ = 50 – 1/2.500
1/s’ = 49/2.500
s' = 2.500/49
s’ = 51,02 mm
Dengan demikian, lensa harus digeser sejauh 51,02 mm – 50 mm = 1,02
mm.
4. Seorang tukang arloji bermata normal menggunakan lup yang
berkekuatan 10 dioptri. perbesaran anguler lup jika mata tukang arloji
berakomodasi maksimum!
Diketahui:
s’ = sn = 25 cm (mata normal)
P = 10 dioptri → f = 1/P = 1/10 = 0,1 m = 10 cm
Ditanyakan : M untuk mata berakomodasi maksimum.
M = Sn / f + 1
= 25 / 10 + 1
= 2,5 + 1 = 3,5
Jadi, perbesaran anguler lup untuk mata berakomodasi maksimum
adalah 3,5 kali.
J. PENUTUP
Optika merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang
konsep cahaya, terutama mengkaji sifat-sifat cahaya, hakikat, dan
pemanfaatannya. Optika terbagi atas dua bagian yaitu optika geometris
merupakan optika yang membahas tentang pemantulan dan pembiasan
cahaya, dan optika fisis merupakan cabang studi cahaya yang membahas
tentang sifat-sifat cahaya, interferensi cahaya, hakikat cahaya dan
pemanfaatan sifat-sifat cahaya.
K. REFERENSI
Parida,nita,(2013).optik geometrik
L. LAMPIRAN
Foto diskusi kelompok

Anda mungkin juga menyukai