Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN INDONESIA SEJAK PROKLAMASI


KEMERDEKAAN SAMPAI TAHUN 1965

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Sejarah Pendidikan

Dosen Pengampu : H. Sukawi Hasan, S. Ag. SH. M. Pd,i

Disusun Oleh :

1. Nurul Azizatul Ilma (1119160)


2. Qoniatur Rohmah (1119161)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI


JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Perkembangan Pendidikan Indonesia sejak Proklamasi
Kemerdekaan sampai tahun 1965”. Makalah ini diajukan sebagai tugas mata
kuliah Sejarah Pendidikan.

Sebelumnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak H. Sukawi


Hasan,S.Ag.SH.M.Pd.i selaku Dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban
Islam yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Kami
kelompok 6 berharap semoga makalah ini bermanfaat  bagi diri kami dan
khususnya untuk teman-teman semua.

Dengan penyusunan ini penulis menyadari bahwa masih banyak


kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya,
Mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu,
kritik dan saran untuk membangun dan penyempurnaan makalah ini sangat
penulis harapkan.

Pati, 15 April 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setelah kemerdekaan, para pemimpin Indonesia menjadikan pendidikan
sebagai hak setiap warga negara, mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi
tujuan nasional. Dicanangkanlah bahwa dalam 10 tahun ke depan pada waktu itu
seluruh anak Indonesia harus bisa menikmati sekolah. Oleh karena itu dilakukan
berbagai pembenahan seperti penambahan jumlah pengajar, pembangunan
gedung sekolah, dan sebagainya. Pemerintah juga membagi tingkatan
pendidikan seperti Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi. Pada awal kemerdekaan, pembelajaran
di sekolah-sekolah lebih ditekankan pada semangat nasionalisme dan membela
tanah air.

Dan pada masa awal kemerdekaan berkisar pada tahun 1945 – 1965.
Tahun 1945 adalah puncak pergerakan revolusi kemerdekaan Indonesia, yang
telah mengantarkan Indonesia untuk membentuk suatu pemerintahan negara
Indonesia, berdaulat, adil, dan makmur. Tujuan pemerintahan negara Indonesia
tertulis dalam pembukaan UUD Negara RI 1945 yaitu melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.

Tujuan pemerintahan negara Indonesia tersurat dalam pembukaan UUD


Negara RI 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia,serta memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dengan rumusan kalimat
“mencerdaskan kehidupan bangsa”, para pendiri negara menyadari pendidikan
bagi kehidupan suatu bangsa mempunyai peranan yang penting untuk menjamin
perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa (Santoso (1956)).

Sehingga pendidikan berkembang seiring perkembangan zaman dan


menjadi suatu kewajiban yang harus di jalani setiap individu karena adanya
peraturan yang mengikat. Di era globalisasi pendidikan dijadikan tempat untuk
menciptakan penerus bangsa yang kompetitif . Maka dari itu penulis menyusun
makalah ini dengan tujuan mengupas satu persatu dari perkembangan
pendidikan di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perkembangan pendidikan di Indonesia di masa kemerdekaan pada


tahun 1945-1960 ?
2. Bagaimana perkembangan pendidikan di Indonesia pada tahun 1950-1966?

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulis makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan di Indonesia di masa kemerdekaan
tahun 1945--1950
2. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan di Indonesia tahun 1950-1966.

D. MANFAAT PENULISAN

Menambah wawasan pengetahuan tentangapa itu pengertian, perkembangan dari


pendidikan serta dapat memahami tentang cerita dari pendidikan pada masa
kemerdekaan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Pendikan Periode 1945-1950

Pendidikan pada awal kemerdekaan diupayakan untuk dapat menyamai


dan mendekati sistem pendidikan negara maju. Pada masa peralihan antara tahun
1945-1950 bangsa Indonesia merasakan berbagai kesulitan di bidang sosial
ekonomi, politik maupun kebudayaan, termasuk pendidikan. Sistem
persekolahan sesudah Indonesia merdeka yang berdasarkan satu jenis sekolah
untuk tiga tingkat pendidikan seperti zaman Jepang tetap diteruskan. Sedangkan
rencana pembelajaran pada umumnya sama dan Bahasa Indonesia ditetapkan
sebagai bahasa Indonesia ditetapkan sebagai pengantar untuk sekolah.

Buku-buku pelajaran yang digunakan adalah buku hasil terjemahan dari


bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia yang sudah dirintis sejak zaman
Jepang1. Dalam UU No 4/1950 Bab II, pasal, tujuan pendidikan nasional
Indonesia adalah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah
air. Adapun jenjang pendidikan waktu itu adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan Rendah

Pendidikan yang terendah di Indonesia sejak awal kemerdekaan


yang disebut dengan Sekolah Rakyat (SR) lama pendidikannya semula 3
tahun menjadi 6 tahun. Maksud pendirian SR ini adalah selain
meningkatkan taraf pendidikan pada masa sebelum kemerdekaan juga
dapat menampung hasrat yang besar dari mereka yang hendak
bersekolah. Mengingat kurikulum SR diatur sesuai dengan putusan
Menteri PKK tanggal 19 Nopember 1946 No. 1153/Bhg A yang
1
. Maestoko, Somarsono, Pendidikan Indonesia Dari Zaman Ke Zaman. Jakarta:Balai Pustaka,1986.hal
17
menetapkan daftar pelajaran SR dimana tekanannya adalah pelajaran
bahasa berhitung. Hal ini dapat telihat bahwa dari 38 jam pelajaran
seminggu, 8 jam adalah untuk bahasa Indonesia, 4 jam untuk bahasa
daerah dan 17 jam berhitung untuk kelas IV, V dan VI. Tercatat
sejumlah 24.775 buah SR pada akhir tahun 1949 pada akhir tahun 1949
di seluruh Indonesia2

b. Pendidikan Umum

Ada dua jenis pendidikan Umum yaitu sekolah menengah


pertama (SMP) dan sekolah menengah Tinggi (SMT).

a) Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Pada awalnya SMP merupakan lanjutan dari masa penjajahan


Jepang dan rencana pelajaran yang digunakan pun juga sama, tetapi
dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri PPK tahun 1946, maka
diadakannya pembagian A dan B mulai kelas II sehingga terdapat kelas
IIA, IIB, IIIA dan IIIB.

Dibagian A diberikan juga sedikit ilmu alam dan ilmu pasti.


Tetapi lebih banayak diberikan pelajaran bahasa dan praktek
administrasi. Sementara itu dibagian B sebaliknya diberikan Ilmu Alam
dan Ilmu Pasti.

b) Sekolah Menengah Tinggi (SMT)

Kementerian PPK hnaya mengurus langsung SMT yang ada di


pulau Jawa terutama yang berada di kota-kota sperti: Jakarta, Bandung,
Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya dan Cirebon. SMT di Luar
Pulau Jawa berada di bawah pengawasan pemerintah daerah berhubung
sulitnya perhubungan dengn pusat. SMT merupakan pendidikan tiga

2
. Sjamsudin dkk, Sejarah Pendidikan di Indonesia: Zaman Kemerdekaan.1945-1950.Jakarta:Gramedia,
1993.hal 18.
tahun setelah SMP dan setelah lulus dapat melanjutkan ke perguruan
tinggi.

Rencana pelajaran pada waktu belum jelas, dan yang diberikan


adalah rencana pelajaran dalam garis besar saja. Pada waktu itu msaih
harus menyesuaikan dengan keadaan zaman yang masih belum stabil.
Rencana pembelajaran yang berlaku yaitu: (1) isinya memenuhi
kebutuhan nasional, (2) bahasa pengantarnya adalah bahasa Indonesia,
(3) mutunya setingkat dengan SMT menjelang kemerdekaan. Ujian
akhir dapat diselenggarakan oleh masing-masing sekolah selama belum
ada ujian negara, tetapi setelah tahun 1947 barulah berlaku ujian negara
tersebut. Dapat dimaklumi apabila bobot ujian penghabisan negara
pertama kalinya di adakanmasihh sangat minim karena pelajaran pun
bersifat darurat3

c. Pendidikan Guru

Dalam periode antara tahun 1945-1950 dikenal tiga jenis pendidikan guru
yaitu4:

a. Sekolah Guru B (SGB)

Lama pendidikan 4 tahun dan tujuan pendidikan guru untuk


sekolah rakyat. Murid yang diterima adalah tamatan SR yang akan lulus
dalam ujian masuk sekolah lanjutan. Pelajaran yang diberikan bersifat
umum untuk di kelas I, II, III, sedangkan pendidikan keuruan baru
diberikan di kelas IV. Untuk kelas IV ini juga dapat diterima tamatan
sekolah SMP, SPG dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang
membawahinya sejumlah guru dan diantaranya merupakan tenaga tidak
tetap karena memang sangat kekuarangan guru tetap. Adapun sistem

3
. Sjamsudin dkk, Sejarah Pendidikan di Indonesia: Zaman Kemerdekaan.1945-1950.Jakarta:Gramedia,
1993.hal 19-20.
4
. Rifa’i, Muhammad, Sejarah Pendidikan Nasional:Dari Masa Klasik Hingga Modern.Yogjakarta:Ar-
Ruzz Media,2016. Hal 136-137.
ujian pelaksanaannya dipecah menjadi dua yaitu, perta ditempuh di kelas
II dan ujian kedua di kelas IV.

b. Sekolah Guru C (SGC)

Berhubung kebutuhan guru SR yang mendesak maka terasa


perlunya pembukaan sekolah guru yang dalam tempo singkat dapat
menghasilkan. Untuk kebutuhan tersebut didirikan sekolah guru dua
tahun setelah SR dan di kenal dengan sebutan SGC tetapi karena
dirasakan kurang bermanfaat kemudian ditutup kembali dan diantaranya
dijadikan SGB.

c. Sekolah guru A (SGA)

Sehubungan dengan adanya anggapan bahwa pendidikan guru 4


tahun belum menjamin pengetahuan cukup untuk taraf pendidikan guru,
maka dibukalah SGA yang memberi pendidikan tiga tahun sesudah SMP.
Disamping Itu dapat pula diterima pelajar-pelajar dari lulusan kelas III
SGB. Mata pelajaran yang diberikan di SGA sama jenisnya dengan mata
pelajaran yang diberikan di SGb hanya penyelenggaraannya lebih luas
dan mendalam.

d. Pedidikan Kejuruan

Pendidikan kejuruan pada waktu itu adalah Pendidikan ekonomi


dan pendidikan kewanitaan:

a) Pendidikan ekonomi

Pada awal kemerdekaan pemerintah baru dapat membuka


sekolah dagang yang lama, pendidikannya tiga tahun sesudah
Sekolah Rakyat. Sekolah dagang ini bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga administrasi atau pembukuan, sedangkan
penyelenggaraan sekolah dagang tersebut dilaksanakan oleh
inspektur sekolah dagang.
b) Pendidikan Kewanitaan

Sesudah kemerdekaan pemerintah membuka Sekolah


Kepandaian Putri (SKP) dan pada tahun 1947 sekolah guru
kepandaian putri (SGKP) yang lama pelajaranya empat tahun
setelah SMP atau SKP.5

e. Pendidikan Teknik

Seperti sekolah lain, keadaan Sekolah Teknik tidaklah teratur


karena disamping pelajarnya sering terlibat dalam pertahanan negara,
sekolah tersebut kadang-kadang juga dipakai sebagai pabrik senjata.
Sekolah Teknik di Solo misalnya, dikerahkan untuk membuat senjata
yang sangat diperlukan kendali apaadanya. Adapun sekolah-sekolah
teknik yang ada pada masa itu ialah:6

a. Kursus Kerajinan Negeri (KKN)

Merupakan sekolah/kursus ini lamanya satu tahun lamanya


dan merupakan pendidikan teknik terendah berdasarkan SR enam
tahun. KKN terdiri atas jurusan-jurusan: kayu, besi,
anyaman.perabot rumah, las dan batu.

b. Sekolah Teknik Pertama (STP)

Sekolah ini bertujuan mendapatkan tenaga tukang yang


terampil tetapi disertai dengan pengetahuan teori. Lama pendidikan
ini dua tahun sesudah SR dan terdiri atas jurusam-jurusan: kayu,
batu, keramik, perabot rumah, anyaman, besi ,listrik, mobil, cetak,
tenun kulit, motor, ukur tanah dan cor.

c. Sekolah Teknik (ST)

5
. Rifa’i, Muhammad, Sejarah Pendidikan Nasional:Dari Masa Klasik Hingga Modern.Yogjakarta:Ar-
Ruzz Media,2016. Hal 138-139.
6
. Tim UNY, Peta Jalan Pendidikan Indonesia. Yogjakarta:Universitas Negeri Jogjakarta,(tanpa tahun).
Hal 85-86.
Bertujuan mendidik tenaga-tenaga pengawasan bangunan.
Lama pendidikan dua tahun stelah STP atau SMP bagian B dan
meliputi jurusan-jurusan: bangunan gedung, bangunan air dan
jalan, bangunan radio, bangunan kapal, percetakan dan
pertambangan.

d. Sekolah Teknik menengah (STM)

Bertujuan mendidik tenaga ahli teknik dan pejabat-pejabat


teknik menengah. Lama pendidikan empat tahun setelah SMP
bagian B atau ST dan terdiri atas jurusn-jurusan: bangunnan
gedung, bangunan sipil, bangunan kapal, bangunan mesin,
bangunan mesin, bangunan listrik, bangunan mesin kapal, kimia,
dan pesawat terbang.

e. Pendidikan guru

Pendidikan guru dimaksudkan untuk sekolah-sekolah teknik:


untuk memenuhi keperluan guru-guru sekolah teknik, dibuka
sekolah/kursus-kursus untuk mendidik guru yang menghasilkan:

 Ijazah A Teknik (KGSTP) guna mengajar dengan wewenang penuh


pada STP dalam jurusan: bangunan sipil, mesin, listrik dan
mencetak.
 Ijazah B I Teknik (KGST) untuk mengajar dengan wewenang penuh
pada ST/STM kelas I dalam jurusan bangunan sipil, bangunan
gedung-geung dan mesin.
 Ijazah B II Teknik guna mengajar dengan wewenang penuh pada
STM dalam jurusan bangunan sipil, bangunan gedung, mesin dan
listrik.
f. Pendidikan Tinggi

Dalam periode 1945-1950 kesempatan untuk meneruskan studi


pendidikan tinggi semakin terbuka lebar bagi warga negara tanpa syarat.
Lembaga pendidikan ini berkembang pesat tetapikarena adanya
pelaksanaannya di lakukan perjuangan fisik maka perkuliahan kerap kali
di sela dengan perjuangan garis depan.

Lembaga pendidikan yang ada adalah Universitas Gajah Mada,


beberapa sekolah tinggi dan akademi di Jakarta (daerah kependudukan)
Klaten, Solo dan Yogyakarta. Perkembangan pendidikan tinggi sesudah
proklamasi kendati mengalami berbagai tantangan, tetapi tidak juga dapa
dipisahkan dari perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan
merupakan salah satu kekuatan dari seluruh kekuatan rakyat Indonesia.

Sejak awal kemerdekaan di Jakarta pada waktu merupakan daerah


pendudukan Belanda, berdiri sekolah Tinggi kedokteran sebagai
kelanjutan Ika Daigaku zaman Jepang. Pada bulan Nopember 1946
dibuka pula Sekolah Tinggi Hukum serta filsafat dan sastra. Setelah aksi
agresi militer I kedua lembaga pendidikan tinggi terakhir in di tutup oleh
belanda sehingga secara resmi sudah tidak ada lagi, dengan demikian
pendidikan tinggi waktu itu terpecah menjadi dua yaitu pendidikan tinggi
republik dan Pendidikan tingkat tinggi pendudukan Belanda.

B. Perkembangan Pendidikan Periode 1950 – 1966

Pada periode ini difokuskan antara kurun waktu 1950-1966. Seprti


diketahui sesudah KMB pada 1949 terbentuk RIS. Di dalam RIS diatur
mengenai pendidikan dan pengajaran. Di dalam UUD RIS juga diatur tentang
pendidikan nasioanal. Menilik kebijakan pendidikan nasional di era ini dimulai
dari pasal 30 UUDS 1950 RI diantaranya, yaitu:7

1. Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran


2. Memilih pengajaran yang akan diikuti adalah bebas

7
. Rifa’i, Muhammad, Sejarah Pendidikan Nasional:Dari Masa Klasik Hingga Modern.Yogjakarta:Ar-
Ruzz Media,2016. Hal 159.
3. Mengajar adalah bebas, dengan tidak mengurangi pengawasan penguasa
yang dilakukaan terhadap itu menurut UU

Kita dapat merumuskan Undang Undang Pendidikan No. 4/1950 junto


no. 12/ 1954. Kita dapat membangun sistem pendidikan yang tidak kalah
mutunya. Para pengajar, pelajar melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya
walaupun serba terbatas. Dengan segala keterbatasan itu memupuk pemimpin-
pemimpin nasional yang dapat mengatasi masa pancaroba seperti rongrongan
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada akhir era ini pendidikan kemudian dimasuki oleh politik praktis
atau mulai dijadikan kendaraan politik. Pada masa itu dimulai pendidikan
indoktrinasi yaitu menjadikan pendidikan sebagai alat untuk mempertahankan
kekuasaan Orde Lama. Pada Orde Lama sudah mulai diadakan ujian-ujian
negara yang terpusat dengan sistem kolonial yang serba ketat tetapi tetap jujur
dan mempertahankan kualitas.Hal ini didukung karena jumlah sekolah belum
begitu banyak dan guru-guru yang ditempa pada zaman kolonial.

Pada zaman itu siswa dan guru dituntut disiplin tinggi. Guru belum
berorientasi kepada yang material tetapi kepada yang ideal. Citra guru sebagai
pahlawan tanpa tanda jasa yang diciptakaan era Orde Baru sebenarnya telah
dikembangkan pada Orde Lama. Kebijakan yang diambil pada Orde Lama
dalam bidang pendidikan tinggi yaitu mendirikan universitas di setiap provinsi.8

Secara umum pendidikan orde lama sebagai wujud interpretasi pasca


kemerdekaan di bawah kendali kekuasaan Soekarno cukup memberikan ruang
bebas terhadap pendidikan. Pemerintahan yang berasaskan sosialisme menjadi
rujukan dasar bagaimana pendidikan akan dibentuk dan dijalankan demi
pembangunan dan kemajuan bangsa Indonesia di masa mendatang.

Prinsipnya konsep sosialisme dalam pendidikan memberikan dasar


bahwa pendidikan merupakan hak semua kelompok masyarakat tanpa

8
. Tim UNY, Peta Jalan Pendidikan Indonesia. Yogjakarta:Universitas Negeri Jogjakarta,(tanpa tahun).
Hal 90.
memandang kelas social.9 Pada masa ini Indonesia mampu mengekspor guru ke
negara tetangga, dan banyak generasi muda yang disekolahkan di luar negeri
dengan tujuan agar mereka kelak dapat kembali ke tanah air untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah mereka dapat. Tidak ada halangan ekonomis
yang merintangi seseorang untuk belajar di sekolah, karena diskriminasi
dianggap sebagai tindakan kolonialisme.

Pada saat inilah merupakan suatu era di mana setiap orang merasa bahwa
dirinya sejajar dengan yang lain, serta setiap orang memiliki hak untuk
mendapatkan pendidikan. Orde lama berusaha membangun masyarakat sipil
yang kuat, yang berdiri di atas demokrasi, kesamaan hak dan kewajiban antara
sesama warga negara, termasuk dalam bidang pendidikan. Sesungguhnya, inilah
amanat UUD 1945 yang menyebutkan salah satu cita-cita pembangunan
nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Banyak pemikir-pemikir yang
lahir pada masa itu, sebab ruang kebebasan betul-betul dibuka dan tidak ada
yang mendikte peserta didik. Adapun Orde lama yaitu:

A. Pendidikan Indonesia Masa Demokrasi Liberal

Pada saat demokrasi liberal di awal tahun 1950 pendidikan diatur


dalam Undang-Undang Sementara (UUDS) 1950. Tujuan dan dasar
pendidikan termuat dalam UUNNo.4 tahun 1950 yang diberlakukan
untuk seluruh Indonesia. Karena terjadi ketegangan yang berkisar pada
masalah pendidikan agama, khususnya agama Islam, maka setelah
empat tahun baru diundangkan UU No.12 tahun 1945 tentang
Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah. Undang-undang No.12 tahun
1945 berlaku hingga tahun 1959. Sistem persekolahan secara formal
pada saat itu terdiri dari jenjang pendidikan Tk, rendah, menengah dan
tinggi. Usaha penyesuaian yang dilakukan antara lain:

 Bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar untuk semua Sekolah


Rakyat Negeri.

9
.Yamin, Moh, Mengugat Pendidikan Indonesia. Yogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2009.Hal 87
 Penyelenggaraan Pendidikan dimulai dengan Persiapan kewajiban
belajar dengan menyusun rencana 10 tahun kewajiban belajar
dengan daerah uji coba Pasuruan dan Jepara.
 PP No.65 tahun 1951: penyerahan urusan sekolah rendah ke
pemerintah provinsi kecuali SR .

Secara garis besar konsepsi pendidikan umum dan pendidikan


teknik dilaksanakan dengan perbandingan 3 banding 1, maksudnya setiap
ada 3 sekolah umum diadakan 1 sekolah teknik. Setiap lulusan sekolah
dasar diperbolehkan melanjut ke sekolah teknik menengah (3 tahun),
kemudian melanjut ke sekolah teknik atas (3 tahun). Setelah lulus
sekolah teknik menengah dan sekolah teknik atas, diharapkan siswa
dapat mengerjakan suatu bidang tertentu.

B. Pendidikan di Indonesia Masa Demokrasi Terpimpin

Peralihan dari masa demokrasi liberal ke masa demokrasi


terpimpin ditandai dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dianggap perlu adanya pengukuhan
Sistem Pendidikan Nasional, maka muncul Panca Wardhana, yang
menekankan pada nation and character building (pembangunan bangsa
dan wataknya). Pada saat itu UUD 1945, berlaku lagi. Pada 1960, Panca
Wardhana disempurnakan menjadi Sapta Usaha Tama dengan cakupan
yang lebih luas. Sapta Usaha Tama merangkum ketentuan-ketentuan
Pembukaan UUD 1945, Batang Tubuh dan Pancasila.

Pada tahun 1965, lahir Kepres No.145 tahun 1965 berisi tentang
tujuan pendidikan, yaitu supaya melahirkan warga negara sosialis yang
bertanggung jawab terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia
berjiwa Pancasila seperti di jelaskan dalam Manipol/Usdek. Sistem
persekolahan selama kurun waktu 1959-1965 meliputi.

1) Pendidikan Prasekolah (5-7 th) : TK


2) SD (7-12 th): SD, MI
3) SLTP (13-15 th): SMP, SMEP, SKKP, ST, MTS
4) SLTA (16-18 th): SMA, SMEA, STM, SPG, SMOA, MA
5) PT (19-23 th): Universitas, Institut, Sekolah Tinggi

Sedangkan peneyelenggaraan pendidikan meliputi:10

1) Sapta Usaha Tama


2) Panca Wardhana
3) Panitia pembantu pemeliharaan sekolah dan perkumpulan orang tua
murid dan guru-guru (POMG)
4) Pendidikan masyarakat
5) Perguruan Tinggi

Kurikulum Pendidikan:

1) Sekolah Rakyat diubah menjadi sekolah dasar (SD)


2) Kurikulum SD 1964 terdiri dari 5 kelompok bidang studi
(Wardhana): perkembangan moral, perkembangan kecerdasaan,
perkembangan emosional/artistik, perkembangan jasmani.
3) Kurikulum SMP 1962 (Kurikulum SMP gaya baru): penghapusan
jurusan, penambahan jam krida, pelaksanaan BP.
4) Kurikulum SMA selama demokrasi terpimpin 2 kalu perubahan
kurikulum yaitu tahun 1961 dan 1964. SMA terdiri atas bagian A,
bagian B, dan bagian C.

. . Rifa’i, Muhammad, Sejarah Pendidikan Nasional:Dari Masa Klasik Hingga Modern.Yogjakarta:Ar-


10

Ruzz Media,2016. Hal 177.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pendidikan pada masa orde lama di awali sejak Proklamasi Kemerdekaan


berlandaskan Pancasila yang merupakan falsafah negara. Meskipun baru tahap
penentuan saja sebab sebelm dijelaskan bagaimana meletakkan dasar itu pada
setiap pelajaran. Sejarah Pendidikan Indonesia masa orde lama dapat dilihat
sesuai dengan oembagian kurun waktu ditandai dengan peristiwa penting dan
tonggak sejarah, yaitu periode 1945-1950 dan Periode 1950-1966.

Pendidikan periode 1945-1950 seperti zaman Jepang tetap diteruskan,


sedangkan rencana pembelajaran secara umumnya sama dan bahasa Indonesia
ditetapkan sebagai bahasa pengantar untuk sekolah. Terdapat 4 tingkatan dalam
pendidikan awal kemerdekaan yaitu pendidikan rendah, sekolah menengah
pertama, sekolah menengah atas, perguruan tinggi. Sedangkan periode 1950-
1966 hanya melanjutkan dan mengimplemantasikan kebijakan menngenai sistem
pendidikanyang telah diatur sedemikian rupa.

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan serta
saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan karya-karya
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Maestoko, Somarsono, Pendidikan Indonesia Dari Zaman Ke Zaman. Jakarta:Balai


Pustaka,1986.

Rifa’i, Muhammad, Sejarah Pendidikan Nasional:Dari Masa Klasik Hingga


Modern.Yogjakarta:Ar-Ruzz Media,2016.

Sjamsudin dkk, Sejarah Pendidikan di Indonesia: Zaman Kemerdekaan.1945-


1950.Jakarta:Gramedia, 1993.

Tim UNY, Peta Jalan Pendidikan Indonesia. Yogjakarta:Universitas Negeri Jogjakarta,


(tanpa tahun).

Yamin, Moh, Mengugat Pendidikan Indonesia. Yogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2009.

Anda mungkin juga menyukai