SURATMAN
SARI
Ekstraksi emas dengan menggunakan sianida makin mendapat perhatian, karena masalah lingkungan yang
ditimbulkannya, juga karena tingkat efisiensinya yang rendah dalam mengolah bijih emas refraktori. Karena itu, saat ini
penelitian di bidang hidrometalurgi emas terfokus pada pencarian metode alternatif. Amonia tiosulfat merupakan pelarut
nontoksik untuk pelindian emas dan dianggap paling menjanjikan sebagai pengganti sianida, namun masalah utama
metode ini adalah konsumsi reagen yang cukup tinggi. Penelitian ini menyajikan pengaruh aerasi, amonia dan pH
terhadap konsumsi tiosulfat dan perolehan emas. Penggunaan aerasi meningkatkan kehilangan tiosulfat, tetapi
penambahan amonia dan pengaturan pH dapat mengurangi dekomposisi tiosulfat. Pada percobaan ini, ekstraksi emas
yang paling efektif dicapai dengan menggunakan tiosulfat 0.1M dengan perolehan emas sebesar 80%.
Kata kunci: emas, ekstraksi, perolehan, amonia tiosulfat, konsumsi tiosulfat, dekomposisi tiosulfat
ABSTRACT
Due to the increasing environmental and public concerns associated with cyanide leaching of gold, and its low
efficiency in the treatment of refractory gold ores including ores containing significant amount of copper minerals
or carbonaceous minerals,much of the current research in gold hydrometallurgy is focused on alternative
methods, such as thiosulfate. Amonium thiosulfate is a noncyanide lixiviant for gold leaching, which is considered
to be the most promising alternative as to change cyanide. However, the major problem with this leaching method
has been the high consumption of reagents. The current paper presents a study on the effect of aeration,
ammonia and pH on thiosulfate consumption and gold recovery. It was shown that the aeration increased the
decomposition of thiosul-fate, but the addition of ammonia and controlled pH reduced the thiosulfate degradation.
Under this experimental condition, the most effective gold extraction could be achieved by using thiosulfate of
0.1M with gold recovery of 80%.
Keywords: gold, extraction, recovery, ammonium thiosulfate, thiosulfate consumption, thiosulfate decomposition
114 Naskah masuk : 02 Februari 2009, revisi pertama : 28 Mei 2009, revisi kedua : 03 Juli 2009, revisi terakhir : Juli 2009
Studi Konsumsi Tiosulfat pada Proses Ekstraksi Emas dengan Larutan Amonia Tiosulfat ... Suratman
115
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol. 5, No. 3, Juli 2009 : 114 – 120
116
Studi Konsumsi Tiosulfat pada Proses Ekstraksi Emas dengan Larutan Amonia Tiosulfat ... Suratman
Counts
AB O
N = Nantronite
Q
Co,F = Clinoclore, Ferroan
Cl
1600 D,F = Dolomite, Ferroan
O = Orthoclase
Q = Quartz N
Cl = Clinohypersthene O
900 Q O Co,F D,F
Co
O Cl D Q Q
F
N Cl F N Cl Cl
O O NO O
400 Co,F Cl O O O OO Co,F
Cl Cl QQ Cl N
N Cl OQ
Cl D,FO Cl
Cl
QQ
100 Cl Cl
0
10 20 30 40 50
Position [°2Theta]
Visible Ref. Code Score Compound Displacement Scale Factor Chemical Formula
Name [°2Th.]
+3
* 00-002-0017 13 Nontronite 0.000 0.036 Na0.33 Fe2 ( Si , Al )4
O10 ( O H )2 x H2 O
* 00-007-0076 17 Clinoclore, ferroan 0.000 0.044 ( Mg2.8 Fe1.7 Al1.2 ) ( Si2.8
Al1.2 ) O10 ( O H ) 8
* 00-034-0517 23 Dolomite, ferroan 0.000 0.034 Ca ( Mg , Fe ) ( C O3 )2
* 00-022-1212 41 Orthoclase 0.000 0.098 K Al Si3 O8
* 01-085-0794 64 Quartz 0.000 0.836 Si O2
* 01-070-2284 10 Clinohypersthene 0.000 0.090 Mg0.31 Fe0.67 Ca0.015
Si O3
117
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol. 5, No. 3, Juli 2009 : 114 – 120
Gambar 5 menunjukkan
0.12
bahwa konsentrasi tiosulfat
(M)
0.1
berkurang dari 0,1M menjadi
TiosulfatSisalfatTiSisa(M)
118
Studi Konsumsi Tiosulfat pada Proses Ekstraksi Emas dengan Larutan Amonia Tiosulfat ... Suratman
Waktu (jam)
0.6
Sisa (M)
0.4
Tiosulfat
0,1M, tembaga sulfat 0.3 0.3M
0.2
ml/menit)
0.1
0
0.12
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (jam)
0.1
Tiosulfat Sisa (M)
0 5 10 15 20 25 30 100
90
Waktu (jam)
%
%
80
70 Konsumsi
Gambar 6. Pengaruh pH larutan terhadap
Tiosulfat,
60
tiosulfat, %
dekomposisi tiosulfat 50 Perolehan Emas,
Peroleha
n
40
tembaga sulfat 0,03M, laju 30
0,10 0,20 0,30 0,50
alir udara 15 ml/menit)
Konsentrasi Awal Tiosulfat,
M
Gambar 8 menunjukkan bahwa
Pengaruh Konsentrasi Awal konsumsi tiosulfat menurun dengan
Tiosulfat meningkatnya konsentrasi awal tiosulfat
yang diberikan. Konsentrasi awal
Gambar 7. menunjukkan bahwa
tiosulfat 0,1M berkurang menjadi
kestabilan tiosulfat meningkat dengan
0,018M dengan konsumsi
meningkatnya konsentrasi awal tiosulfat
yang diberikan. Konsentrasi awal
tiosulfat 0,1 M berkurang menjadi 0,018
M dengan konsumsi 82% setelah 24
jam. Ketika konsentrasi awal tiosulfat
0,3 M dan 0,5 M, konsentrasi akhir
menjadi 0,14 M dan 0,28 M dengan
konsumsi berturut-turut 53,3% dan
44%.
Gambar 8. Pengaruh konsentrasi
awal tiosulfat terhadap KESIMPULAN
perolehan emas
(umpan 200 g,kerapatan Kajian pelindian bijih emas dengan
ruah 44%, laju alir media pelindi tiosulfat ini adalah
udara 15 ml/menit, optimasi proses pelindian tiosulfat
tembaga sulfat 0,03M, sistem batch dan karakterisasi proses
pH 10,2, waktu pelindian terhadap tipe bijih emas,
pelindian 24 jam) terutama mengenai pengaruh pH,
ammonia dan laju aerasi
119
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol. 5, No. 3, Juli 2009 : 114 – 120
sebagai alternatif proses
sianidasi yang ramah
lingkungan, murah dan
terhadap masalah konsumsi
efektif.
tiosulfat dan perolehan
emasnya. Hasil percobaan Percobaan skala batch ini
menunjukkan bahwa telah memberikan pula
konsumsi tiosulfat sangat pengalaman praktis
dipengaruhi oleh aerasi, mengenai metode
konsentrasi penambahan pelindian tiosulfat untuk
amonia, pH larutan dan ekstraksi emas dari bijih
besaran konsentrasi awal emas, terutama dalam
tiosulfat. memahami mekanisme
dan pengendalian proses.
Penggunaan aerasi Hal ini akan menjadi dasar
dalam proses pelindian teknis untuk merancang
akan meningkatkan pengembangan ke skala
kecepatan kehilangan sistem kontinu (bench
tiosulfat; sebaliknya, scale) yang selanjutnya
penambahan konsentrasi dapat dilanjutkan ke skala
ammonia dan pengaturan pilot plant.
pH larutan pelindian akan
mengurangi jumlah
kehilangan tiosulfat.
Pengaruh karakteristik
tiosulfat dalam proses
pelindian terhadap
perolehan emas dengan
melihat besaran
konsentrasi awal dan
waktu pelindian opti-mal,
menunjukkan bahwa
proses pelindian bijih emas
dalam media pelindi
tiosulfat yang paling efektif
dicapai untuk konsentrasi
tiosulfat 0,1M dengan
perolehan emas 80%.
120