Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Korespondensi:
Adityo Susilo. Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Jln. Diponegoro
No. 71, Jakarta 10430. Email: adityo_susilo@yahoo.com
ABSTRAK
Pada awal 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya pneumonia baru yang bermula dari Wuhan, Provinsi Hubei yang
kemudian menyebar dengan cepat ke lebih dari 190 negara dan teritori. Wabah ini diberi nama coronavirus disease 2019
(COVID-19) yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Penyebaran penyakit
ini telah memberikan dampak luas secara sosial dan ekonomi. Masih banyak kontroversi seputar penyakit ini, termasuk
dalam aspek penegakkan diagnosis, tata laksana, hingga pencegahan. Oleh karena itu, kami melakukan telaah terhadap
studi-studi terkait COVID-19 yang telah banyak dipublikasikan sejak awal 2020 lalu sampai dengan akhir Maret 2020.
Kata Kunci: COVID-19, pandemi, SARS-CoV-2, Wuhan,
ABSTRACT
In early 2020, the world was caught off guard by the outbreak of unknown pneumonia that began in Wuhan, Hubei
Province. It spread rapidly throughout more than 190 countries and territories. This outbreak is named coronavirus disease
2019 (COVID-19), caused by severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2). The spread of this disease
has had wide social and economic impacts. There are many controversies surrounding this disease, such as diagnosis,
management, and prevention. Therefore, we conducted a review of current literatures related to COVID-19 that have
been published since the beginning of 2020 until the end of March 2020.
Keywords: Wuhan, pandemic, COVID-19, SARS-CoV-2
telah menjadi pusat pandemi COVID-19, dengan kasus protein spike domain receptor-binding yang hampir
reseptor coronavirus
VIROLOGI (APN) dan (DPP-4).17
Coronavirus
TRANSMISI
termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta. Sebelum Saat ini, penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia
terjadinya wabah COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang ke manusia menjadi sumber transmisi utama sehingga
alphacoronavirus
alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43, droplet yang
betacoronavirus Severe Acute Respiratory Illness keluar saat batuk atau bersin.22
Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East Respiratory bahwa SARS-CoV-2 dapat viabel pada aerosol (dihasilkan
14 23
Syndrome Coronavirus melalui WHO
Coronavirus memperkirakan (R0) COVID-19
termasuk dalam genus betacoronavirus. Hasil analisis sebesar 1,4 hingga 2,5. Namun, studi lain memperkirakan
R0 sebesar 3,28.24
dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang
menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory Illness
(SARS) pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus.15 Atas
dasar ini,
mengajukan nama SARS-CoV-2.16
Gambar 2.
21
®
Gambar 1. Struktur genom virus. ORF: open reading frame, E:
envelope, M: membrane, N: nucleocapsid17
Beberapa laporan kasus menunjukkan dugaan dengan reseptor-reseptor dan membuat jalan masuk ke
dalam sel. Glikoprotein yang terdapat pada envelope spike
27
bergabung dengan membran plasma untuk melepaskan
komponen virus yang baru.31
Pada SARS-CoV, Protein S dilaporkan sebagai
dilakukan van Doremalen, dkk.23 menunjukkan SARS-
stainless steel dalam sel pejamu.31 Telah diketahui bahwa masuknya
(>72 jam) dibandingkan tembaga (4 jam) dan kardus (24
jam). Studi lain di Singapura menemukan pencemaran membran virus dengan plasma membran dari sel.32 Pada
29
Tabel 2.
Permukaan Virus Titer virus Persistensi
Besi 105 20OC 48 jam
30OC 8-24 jam
103
HCoV 21OC 5 hari
Alumunium HCoV 5 x 103 21OC 2-8 jam
Metal SARS-CoV 105 Suhu ruangan 5 hari
Kayu SARS-CoV 105 Suhu ruangan 4 hari
Kertas SARS-CoV (Strain P9) 105 Suhu ruangan 4-5 hari
106 Suhu ruangan 24 jam
105 3 hari
104 < 5 menit
Kaca SARS-CoV 105 Suhu ruangan 4 hari
HCoV 103 21OC 5 hari
105 22-25OC <5 hari
105 20OC 48 jam
30OC 8-24 jam
SARS-CoV (Strain P9) 105 Suhu ruangan
SARS-CoV (Strain FFM1) 107 Suhu ruangan
107 Suhu ruangan
PVC HCoV 103 21OC 5 hari
Karet silicon HCoV 103 21OC 5 hari
Sarung tangan bedah HCoV 5 x 103 21OC <8 jam
(lateks)
Gaun bedah SARS-CoV 106 Suhu ruangan 2 hari
105 24 jam
104 1 jam
Keramik HCoV 103 21OC 5 hari
HCoV 103 21OC 5 hari
Skema replikasi dan patogenesis virus, diadaptasi dari berbagai sumber.30-32, 34-37
30
Respons imun yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 Pada respons imun
juga belum sepenuhnya dapat dipahami, namun dapat humoral terbentuk IgM dan IgG terhadap SARS-CoV. IgM
dipelajari dari mekanisme yang ditemukan pada SARS-CoV terhadap SAR-CoV hilang pada akhir minggu ke-12 dan IgG
dapat bertahan jangka panjang.30
virus akan dipresentasikan ke pasien yang telah sembuh dari SARS menujukkan setelah 4
tahun dapat ditemukan sel T CD4+ dan CD8+ memori yang
molekul (MHC) kelas I.
Namun, MHC kelas II juga turut berkontribusi.30 Presentasi 38
39
30
40
itu didapatkan peningkatan ASCs)
43
Diaz JH
37
atau angiotensin receptor blocker (ARB) berisiko
mengalami COVID-19 yang lebih berat. Terkait dugaan
ini,
Klinis Berat
45, 46
Kanker diasosiasikan
47
SARS-CoV-2.50
dilaporkan.51 Belum ada studi yang menghubungkan sementara 34% mengalami demam suhu lebih dari 39°C.3
Perjalanan penyakit dimulai dengan masa inkubasi
SARS-CoV-2. Namun, studi meta-analisis yang dilakukan yang lamanya sekitar 3-14 hari (median 5 hari). Pada
oleh Yang, dkk.52 menunjukkan bahwa pasien COVID-19
dengan riwayat penyakit sistem respirasi akan cenderung
(gejala awal), virus menyebar melalui aliran darah, diduga
(CDC) adalah
umumnya ringan. Serangan kedua terjadi empat hingga
COVID-19 dan riwayat perjalanan ke area terjangkit.
masih demam dan mulai sesak, lesi di paru memburuk,
53
(dalam radius 2 meter) dianggap sebagai risiko rendah.
Tenaga medis merupakan salah satu populasi yang berisiko
tenaga medis.54 Di China, lebih dari 3.300 tenaga medis sitokin yang mengakibatkan ARDS, sepsis, dan komplikasi
55
lainnya (Gambar 4)3, 49, 58, 60, 64-66 Gambar 5 menunjukkan
perjalanan penyakit pada pasien COVID-19 yang berat dan
MANIFESTASI KLINIS onset terjadinya gejala dari beberapa laporan.3, 49, 58, 60, 64
PEMERIKSAAN PENUNJANG
gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat, ARDS, sepsis, A. Pemeriksaan Laboratorium
hingga syok sepsis. Sekitar 80% kasus tergolong ringan
atau sedang, 13,8% mengalami sakit berat, dan sebanyak
darah, hemostasis, laktat, dan prokalsitonin dapat
21
Viremia dikerjakan sesuai dengan indikasi. Trombositopenia juga
dan viral load kadang dijumpai, sehingga kadang diduga sebagai pasien
56
dengue. Yan, dkk.67 di Singapura melaporkan adanya pasien
49, 63
70
nyeri kepala, mialgia/artralgia, menggigil, mual/muntah,
temuan utama pada CT scan toraks adalah
21
Lebih dari 40% demam pada ground-glass (88%), dengan atau tanpa konsolidasi, sesuai
pasien COVID-19 memiliki suhu puncak antara 38,1-39°C, dengan pneumonia viral. Keterlibatan paru cenderung
60 61 62
41 155 62
Lokasi Shanghai Wuhan Wuhan Wuhan Washington
Temuan Klinis
Demam 43,4 87,1 98 72 98,6 81,3 77 52,4
Batuk 67,8 36,5 76 83 59,4 62,6 81 47,6
Pilek 4,8 6,8 - 6 - - - -
Nyeri tenggorok 13,9 6,4 - 61 17,4 - - -
38,1 15,7 44 - 69,6 73,2 52 -
Nyeri kepala 13,6 11,2 8 - 6,5 9,8 34 -
Sesak 18,7 7,6 55 11 31,2 32,3 3 76,2
Diare 3,8 3,2 3 17 10,1 4,5 8 -
Temuan Laboratorium
Leukosit (/mm3) 4.700 4.710 (3.800- 6.200 (4.100- 4.600 (1.700- 4.500 (3.300- 4.360 (3.300- 4.700 (3.500- 9.365 (2.890-
5.860) 10.500) 6.300) 6.200) 6.030) 5.800) 16.900)
1.000 1.120 (790- 800 (600- 1.200 (800- 800 (600- 900 (660- 1.000 (800- 889 (200-2.390)
mm3) 1.490) 1.100) 1.700) 1.100) 1.100) 1.500)
Platelet (/mm3) 168.000 - 164.000 - 163.000 170.000 176.000 215.000
23 (15-33) 32 (21-50) - 24 (16-40) 23 (16-38) 22 (14-34) 273 (14-4.432)
25 (20-33) 34 (26-48) - 31 (24-51) 32 (24-48) 26 (20-32) 108 (11-1.414)
- - 0,8 (0,67-0,98) 0,8 (0,67- 0,81 (0,67- 1.45 (0.1-4.5)
dL) 0,98) 0,94)
Bilirubin total - 11,7 (9,5-13,9) - 9,8 (8,4-14,1) - - 0.6 mg/dL (0.2-
(mmol/L) 1.1)
- 54 (33-90) - - - 25 (14-47) - -
CRP (mg/L) - 16,3 (0,9-97,5) - - 33 (16-74) - -
10 mg/L
5,5% - 8% - 0.05 (0.05- 0,04 (0,03- 1.8 (0.12-9.56)
ng/mL 0.09) 0,06)
Laktat (mmol/L) - 1,4 (1,1-2,1) - - - - 1.8 (0.8-4.9)
IL-6 (pg/mL) - - - - - 45 (17-96) - -
229 (195- 512 (285-796) 261 (182-403) 277 (195- 205 (184- -
291) 404) 260,5)
D-dimer - 0,5 mg/L (0,3- - 203 ng/mL 191 ng/mL 0,2 mg/L -
1,3) (121-403) (123-358) (0,2-0,5)
hs Trop I - - - 6,4 pg/mL - -
(2,8-18,5)
K
de
saja ditemui seiring dengan progresivitas penyakit. Studi Saat ini WHO merekomendasikan pemeriksaan
ini juga melaporkan bahwa pasien di atas 50 tahun lebih molekuler untuk seluruh pasien yang termasuk dalam
sering memiliki gambaran konsolidasi. kategori suspek. Pemeriksaan pada individu yang
Gambaran CT scan dipengaruhi oleh perjalanan
klinis:71
1. aspek epidemiologi, protokol skrining setempat, dan
predominan gambaran ground-glass. Penebalan ketersediaan alat. Pengerjaan pemeriksaan molekuler
2 (BSL-2),
jarang ditemukan.
sementara untuk kultur minimal BSL-3.76
2. 76
predominan gambaran ground-glass
Metode yang dianjurkan untuk deteksi virus
3. Dua minggu sejak onset gejala: masih predominan
gambaran ground-glass, namun mulai terdeteksi (rRT-
konsolidasi PCR) dan dengan sequencing
4. Tiga minggu sejak onset gejala: predominan gambaran
.
dengan hasil sequencing sebagian atau seluruh genom
virus yang sesuai dengan SARS-CoV-2.76
Berbeda dengan WHO, CDC sendiri saat ini hanya
menggunakan primer N dan RP untuk diagnosis molekuler.77
Ada beberapa perusahaan yang mengklaim telah (FDA) Amerika Serikat juga
mengembangkan uji serologi untuk SARS-CoV-2, namun telah menyetujui penggunaan tes cepat molekuler berbasis
GenXpert® yang diberi nama Xpert® Xpress SARS-CoV-2.78
uji serologi yang dipublikasi. Perusahaan lain juga sedang mengembangkan teknologi
Salah satu kesulitan utama dalam melakukan uji serupa. Tes cepat molekuler lebih mudah dikerjakan dan
palsu, karena angka deteksi virus pada rRT-PCR sebagai membantu mempercepat deteksi.78
Parameter Knntrol
Zhengtu, dkk72 525 PDP LFIA Deteksi IgM dan/atau IgG rRT-PCR 88,6% 90,63%
Pan Y, dkk73 27 Colloidal gold-based Deteksi IgM dan/atau IgG onset rRT-PCR 11,1% 55%
ICG 1-7 hari
28 8-14 hari 92,9% 16,6%
31 > 14 hari 96,8% 28,5%
Xiang J, dkk74 98 Deteksi IgM dan/atau IgG rRT-PCR 87,3% 100%
126 GICA 82,4% 100%
Xia N, dkk75 638 Tidak dijelaskan 94,8% 100%
IgM saja 86,9% 100%
341 GICA 96,2% 95,2%
IgM saja 87,9% 98,1%
583 Chemilumi-nescence 86,9% 99,2%
IgM saja 74,3% 99,2%
gangguan teknis di laboratorium. Oleh karena itu, hasil pancoronavirus atau betacoronavirus.
CoV-2, terutama pada pasien dengan indeks kecurigaan COVID-19, apapun temuan klinisnya. Selain itu, dikenal
76
(OTG), yaitu orang yang
virus di hari pertama onset pada pasien dengan gejala yang melakukan pemeriksaan SARS-CoV-2 RNA di China,
80
pneumonia pada CT scan toraks, riwayat kontak erat,
dari sampel swab dan sputum memuncak pada hari 4-6
sejak onset gejala.81 Bronkoskopi untuk mendapatkan sebelum masuk rumah sakit, jenis kelamin laki-laki, usia,
sampel BAL merupakan metode pengambilan sampel
82
Induksi sputum juga
mampu meningkatkan deteksi virus pada pasien yang nilai prediksi yang baik untuk dugaan awal pasien
COVID-19.
risiko aerosolisasi virus.83 syok sepsis pada pasien COVID-19 dapat ditegakkan
menggunakan kriteria standar masing-masing yang sudah
ditetapkan. Tidak terdapat standar khusus penegakan
diagnosis ARDS, sepsis, dan syok sepsis pada pasien
di lapangan. Virus hanya terdeteksi pada sekitar <10% COVID-19.
sampel darah, jauh lebih rendah dibandingkan swab.82, 84
Belum ada yang berhasil mendeteksi virus di urin.82 SARS- TATA LAKSANA
CoV-2 dapat dideteksi dengan baik di saliva. Studi di Hong Saat ini belum tersedia rekomendasi tata laksana
DIAGNOSIS
lain.
Temuan
Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 4
1. Demam/riwayat demam Ya Ya Ya - Salah satu dari
2. Batuk/pilek/nyeri tenggorok/ Ya - Ya - kedua poin ini, Ya
sesak (salah satu)
lain yang jelas
3. Perjalanan ke area/negara Ya - - Ya Ya
terjangkit (14 hari terakhir)
4. Kontak dengan kasus - Ya Ya - Ya
Oleh karena itu, mereka mengusulkan perlu dilakukan penggunaan bersama dapat menyebabkan pemanjangan
2. 4.
Favipiravir merupakan obat baru golongan inhibitor
telah digunakan secara luas untuk virus RNA, termasuk (RdRp) yang dapat
in vitro menunjukkan obat
95
89
COVID-19 telah dimulai di China. Studi ini membandingkan Studi uji klinis tanpa acak
remdesivir dosis awal 200 mg diteruskan dosis 100 mg
median waktu bersihan virus dibandingkan LPV/r (4 hari
klinis ini diharapkan selesai pada April 2020.89 Obat ini juga perbaikan gambaran CT scan dan kejadian lebih sedikit
masuk dalam uji klinis SOLIDARITY.91 98
5. ®
Selain itu, klorokuin didistribusi secara baik di dalam terdapat perbedaan bermakna pada perbaikan gejala atau
tubuh, termasuk paru.95 kadar virus.
Yao, dkk.96
klorokuin. Studi in vitro 6. Oseltamivir
Guan, dkk49 menemukan bahwa dari 1.099
50
pasien di China, 393 (35.8%) diberikan oseltamivir dan
yang lebih rendah (0.72 vs 5.47
dibandingkan klorokuin, yaitu hidroklorokuin 400 mg dua oseltamivir.49 in vitro menunjukkan bahwa
kali sehari sebagai dosis awal dilanjutkan 200 mg dua kali
sehari selama 4 hari sebagai dosis lanjutan.96 coronavirus.100
Gautret, dkk.97 7.
studinya.89
102
pembanding. Penggunaan obat-obatan secara bersamaan harus
105
melakukan
nonrebreathing mask.57
2.
12.
Cao W, dkk.106 melaporkan serial kasus COVID-19 57
Obat Lain
Obat lain yang sedang dalam uji klinis dan berpotensi
dalam penanganan SARS-CoV-2 adalah darunavir, type II
transmembrane serine protease inhibitor (TMSPSS2) dan
hari. Dosis ini berdasarkan konsensus ahli di China.110
in vitro. Russel CD, dkk.111 justru merekomendasikan untuk
TMPSPSS2 bekerja dengan menghambat jalur masuk virus
endosomal namun untuk dua obat ini belum terdapat syok pada COVID-19 adalah sekuens non-vasogenik. Hal
jumlah virus.
Yao, dkk.96 In vitro -. -.
klorokuin dalam inhibisi SARS-CoV-2
LPV/r:
400mg/ 100 mg,
2 kali
Bian, dkk 103 28 kasus dewasa Meplazumab 10 mg, hari ke-1, 2, Kelompok meplazumab memiliki
acak terbuka dan 5 median waktu bersihan virus, waktu
+terapi standar vs terapi discharge, dan waktu perbaikan
standar yang lebih baik.
Xu, dkk. 10 21 kasus Tocilizumab+ terapi 400 mg iv satu kali Perbaikan demam, kebutuhan
dewasa, berat standar (LPV/r dan oksigen, penurunan CRP, dan
gambaran radiologis cepat
Cao, dkk. 106 Serial kasus 3 kasus dewasa, IVIg+ terapi standar 0,3-0,5 g/kgBB 5 Pada 3 kasus, terdapat percepatan
berat hari perbaikan klinis
101
Australia melaporkan studi observasional terapi CITRIS-ALI merupakan studi terbaru yang menilai
113
5.
gagal organ dan luaran buruk. Penurunan kadar vitamin
melarang penggunaan kedua obat ini. Penggunaan imunoglobulin intravena (IVIg) dan
plasma konvalesen COVID-19 telah dilaporkan, tetapi
6.
7. Plasma Konvalesen
Plasma dari pasien yang telah sembuh COVID-19 dengan tetap mengutamakan kewaspadaan karena risiko
120
tenaga ahli);
komorbid, umumnya hipertensi, penyakit jantung dan udara ekshalasi pasien. Teknik ini dapat digunakan pada
120
Home Care
Resusitasi cairan dengan kristaloid; di rumah sakit, tetapi pasien harus diajarkan langkah
pencegahan transmisi virus. Isolasi di rumah dapat
pada COVID-19 dengan syok; dikerjakan sampai pasien mendapatkan hasil tes virologi
antara lain: pasien dapat dimonitor atau ada keluarga yang Seluruh individu yang memenuhi kriteria suspek
86
WHO merekomendasikan pasien dapat dipulangkan batuk/bersin, dan diajarkan cuci tangan.57
Perilaku cuci tangan harus diterapkan oleh seluruh
petugas kesehatan pada lima waktu, yaitu sebelum
dengan interval 24 jam.57 menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur, setelah
terpajan cairan tubuh, setelah menyentuh pasien dan
setelah menyentuh lingkungan pasien. Air sering disebut
COVID-19 merupakan penyakit yang baru ditemukan sebagai pelarut universal, namun mencuci tangan dengan
oleh karena itu pengetahuan terkait pencegahannya masih coronavirus
karena virus tersebut merupakan virus RNA dengan
penularan dengan isolasi, deteksi dini, dan melakukan selubung lipid bilayer.14
proteksi dasar.79, 122 Sabun mampu mengangkat dan mengurai
14
SARS-CoV-2 menular terutama melalui droplet. Alat yang menggunakan masker N95 dan masker bedah. Meta-
analisis Long Y, dkk.134 juga mendapatkan hal yang serupa.
pencegahan penularan selama penggunannya rasional.
Komponen APD terdiri atas sarung tangan, masker
lingkungan dan teknik.128 Hasil studi menunjukkan dari 45 orang yang terpajan
Penggunaan APD secara rasional dinilai berdasarkan
risiko pajanan dan dinamika transmisi dari patogen.
Pada kondisi berinteraksi dengan pasien tanpa gejala didapatkan pada kelompok petugas kesehatan. Dosis
gejala pernapasan, jaga jarak minimal satu meter dan kali sehari selama 5-10 hari. Namun, studi ini belum di
pasien dipakaikan masker. Tenaga medis disarankan dan masih perlu direplikasi dalam skala yang
menggunakan APD lengkap.126 135
berikut:136
129
gejala demam, batuk, atau sesak.
Surgical Mask
Berdasarkan rekomendasi CDC, petugas kesehatan ketujuh.
300 nm meskipun penyaringan ini masih lebih besar pemeriksaan luar atau autopsi. Seluruh prosedur autopsi
dibandingkan ukuran SARS-CoV-2 (120-160 nm).131 yang memiliki potensi membentuk aerosol harus dihindari.
Misalnya, penggunaan mesin gergaji jika terpaksa harus
dikerjakan, tambahkan vakum untuk menyimpan aerosol.
Belum terdapat data terkait waktu bertahan SARS-CoV-2
pada tubuh jenazah.137
bedah yang tertular SARS-CoV-2 karena di awal wabah
apapun dalam melakukan pelayanan.130 Terdapat beragam upaya dari berbagai literatur yang
juga dapat meningkatkan virulensi mikroba dan resistensi dan radiologis. Bila ini memang berhubungan, maka perlu
138
kadar 25-OH vitamin D kurang dari 25 nmol/L dan yang Peningkatan transaminase dan biliriubin sering
mengonsumsi harian atau mingguan tanpa dosis bolus.142
ditemukan dan pada hasil observasi jarang yang
respons imun. Suatu Cochrane mendapatkan berkembang menjadi hal yang serius. Keadaan ini lebih
Pankreas
Liu, dkk.147
Jenis
coronavirus-2019/technical-guidance/naming-the-coronavirus-
kontroversial. Studi pada hewan menyatakan kera yang disease-(covid-2019)-and-the-virus-that-causes-it.
5.
dipulangkan.34, 157
march-2020.
158
7.
From the Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Outbreak in
SIMPULAN
published online February 24. DOI: 10.1001/jama.2020.2648.
COVID-19 adalah penyakit baru yang telah menjadi
8.
pandemi. Penyakit ini harus diwaspadai karena penularan 2020 [updated 2020 January 30; cited 2020 March 15].
coronaviruse/situation-reports/20200130-sitrep-10-ncov.
2008;18(2):290-301.
34.
14.
Adelberg’s Medical Microbiology. 28th ed. New York: McGraw- published online March 14. DOI: 10.1101/2020.03.13.990226.
35.
15. Zhu N, Zhang D, Wang W, Li X, Yang B, Song J, et al. A Novel and immune responses. J Med Virol. 2020;92(4):424-32.
J Med. 2020;382(8):727-33. 36.
16.
Gulyaeva AA, et al. The species Severe acute respiratory cid/ciaa248.
naming it SARS-CoV-2. Nat Microbiol. 2020; published online 37. Thevarajan I, Nguyen THO, Koutsakos M, Druce J, Caly L, van de
March 2. DOI: 10.1038/s41564-020-0695-z
17. Zhou P, Yang X-L, Wang X-G, Hu B, Zhang L, Zhang W, et al. A Med. 2020; published online March 16. DOI: 10.1038/s41591-
020-0819-2.
probable bat origin. Nature. 2020;579(7798):270-3.
38.
18.
CoV-2 Associated with the COVID-19 Outbreak. Curr Biol. 2020;
published online March 13. DOI: 10.1016/j.cub.2020.03.022
39. Xu Z, Shi L, Wang Y, Zhang J, Huang L, Zhang C, et al. Pathological
19. Chan JF-W, Kok K-H, Zhu Z, Chu H, To KK-W, Yuan S, et al.
syndrome. Lancet Respir Med. 2020; published online February
18. DOI: 10.1016/S2213-2600(20)30076-X
40.
20. Zhang H, Penninger JM, Li Y, Zhong N, Slutsky AS. Angiotensin-
50.
30. Li X, Geng M, Peng Y, Meng L, Lu S. Molecular immune
associated coronavirus (SARS-CoV) spike glycoprotein-mediated 2020; published online March 12. DOI: 10.1016/j.ijid.2020.03.017.
53.
33. Wang H, Yang P, Liu K, Guo F, Zhang Y, Zhang G, et al. SARS
coronavirus entry into host cells through a novel clathrin-
59. 77.
With SARS-CoV-2 in Singapore. JAMA. 2020; published online 78. ® Xpress SARS-CoV-2. Maryland: Food
March 3. DOI: 10.1001/jama.2020.3204.
60. Wang D, Hu B, Hu C, Zhu F, Liu X, Zhang J, et al. Clinical 79. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Coronavirus Disease
(COVID-19) Maret 2020. Jakarta: Kementerian Kesehatan
published online February 7. DOI: 10.1001/jama.2020.1585. Republik Indonesia; 2020.
61. 80. Zou L, Ruan F, Huang M, Liang L, Huang H, Hong Z, et al. SARS-
10.1093/cid/ciaa270.
81.
62. Xu XW, Wu XX, Jiang XG, Xu KJ, Ying LJ, Ma CL, et al. Clinical
online February 24. DOI: 10.1016/S1473-3099(20)30113-4.
case series. BMJ. 2020;368:m606. 82.
63. published online March 11. DOI: 10.1001/jama.2020.3786.
COVID-19 in Washington State. JAMA. 2020; published online 83.
March 19. DOI: 10.1001/jama.2020.4326.
64. Zhou F, Yu T, Du R, Fan G, Liu Y, Liu Z, et al. Clinical course and risk March 12. DOI: 10.1016/S1473-3099(20)30174-2.
84.
online March 20. DOI: 10.1016/S2468-1253(20)30084-4. corona virus disease-19 (COVID-19): the Zhejiang experience.
Zhejiang Da Xue Xue Bao Yi Xue Ban. 2020;49(1):0.
65.
Humoral Response to Diagnose Novel Coronavirus Disease 85. To KK, Tsang OT, Chik-Yan Yip C, Chan KH, Wu TC, Chan JMC, et
10.1101/2020.03.05.20030502.
ciaa149.
66.
86.
Imaging. 2020; published online February 22. DOI: 10.1007/ Tropicali; 2020.
s00259-020-04734-w. 91.
70. Salehi S, Abedi A, Balakrishnan S, Gholamrezanezhad A.
https://www.sciencemag.org/news/2020/03/who-launches-
71. Shi H, Han X, Jiang N, Cao Y, Alwalid O, Gu J, et al. Radiological
92. Chu CM, Cheng VC, Hung IF, Wong MM, Chan KH, Chan KS, et
93.
Lopinavir-Ritonavir in Adults Hospitalized with Severe Covid-19. sccm.org/SurvivingSepsisCampaign/Guidelines/COVID-19
114. Kashiouris MG, L’Heureux M, Cable CA, Fisher BJ, Leichtle SW,
2020 [updated 2020 March 10; cited 2020 March 24]. Available
Dis. 2020; published online March 9. DOI: 10.1093/cid/ciaa237. 117. Shen C, Wang Z, Zhao F, Yang Y, Li J, Yuan J, et al. Treatment
97. Gautret P, Lagier J-C, Parola P, Hoang VT, Meddeb L, Mailhe M,
Plasma. JAMA. 2020; published online March 27. DOI: 10.1001/
jama.2020.4783
118.
98.
bmj.com/content/368/bmj.m1256.
119. Wang C, Li W, Drabek D, Okba NMA, van Haperen R, Osterhaus
10.1016/j.eng.2020.03.007.
99.
10.1101/2020.03.11.987958.
120.
J Med Virol. 2020; published online February 27. DOI: 10.1002/ With COVID-19. JAMA. 2020; published online March 11. DOI:
jmv.25729. 10.1001/jama.2020.3633.
100. 121.
101. 122.
102.
127.
107. 128.
108.
129.
109.
130.
110.
published online March 3. DOI: 10.1016/j.jhin.2020.02.021.
Guangzhou experience. Chest. 2006;129(6):1441-52. 131.
111.
2020;395(10223):473-5. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/respirator-
112.
Disease 2019 Med J Aus. 2020; published online March 9. 132.
2017;65(11):1934-42.
113.
133.
139.
140.
Immunity. Alcohol Res. 2015;37(2):199-208.
141.
Moctezuma J, Prospero-Garcia O, Mendez-Diaz M, Perez-Tapia M,
142.
143.
2015(2):Cd006895.
144.
study. Lancet Respir Med. 2020; published online March 15. DOI:
10.13140/RG.2.2.28124.74882.
146. Zhou C, Gao C, Xie Y, Xu M. COVID-19 with spontaneous
10.1101/2020.02.28.20029181.
148.