Anda di halaman 1dari 11

Forum Statistika dan Komputasi, April 2008, p: 23-33 Vol 13 No.

1
ISSN : 0853-8115

PENGGUNAAN RANTAI MARKOV UNTUK ANALISIS SPASIAL SERTA


MODIFIKASINYA DARI SISTEM TERTUTUP KE SISTEM TERBUKA

Muhammad Nur Aidi

Departemen Statistika, FMIPA IPB

Abstrak

Model rantai Markov merupakan suatu konsep yang menarik untuk


menggambarkan dan menganalisa kealamian suatu perubahan diakibatkkan oleh
pergerakan state-state di atas, terkadang model Markov juga dipergunakan untuk
meramalkan perubahan pada masa depan
Kata Kunci : Model Markov, Ekuilibrium, Matriks Fundamental

PENDAHULUAN
Tabel 1 Peluang Perpindahan dari Urban
Model rantai Markov sangatlah berguna bagi Suburban Rural
ahli geografi khususnya yang berurusan dengan Urban 0.3 0.1
masalah pergerakan. Yang dimaksud pergerakan di Suburban 0.2 0.5
sini adalah pergerakan dari satu tempat ke tempat Rural 0.4 0.1
yang lain dan pergerakan dari satu state ke state lain.
Dalam hal ini state mengacu pada kelas/kelompok Ketiga lokasi dalam matriks ini membentuk
mengenai ukuran besarnya suatu kota, kelas state dari model Markov, dan masing-masing unsur
pendapatan, jenis produk-produk pertanian, menyatakan nilai peluang suatu pergerakan dari satu
penggunaan tanah, dan lain-lain. Model rantai state ke state lain. Dalam konteks ini peluang itu kita
Markov merupakan suatu konsep yang menarik untuk sebut peluang transisi dimana pada contoh di atas
menggambarkan dan menganalisa kealamian suatu peluangnya hanya diasumsikan. Kita asumsikan dari
perubahan diakibatkkan oleh pergerakan state-state semua penduduk yang tinggal di urban sebanyak
di atas, terkadang model Markov juga dipergunakan 60% atau 0.6 masih menetap di urban, 30% (0.3)
untuk meramalkan perubahan pada masa depan. pindah dari urban ke sub urban, dan 10% pindah dari
Dengan demikian, model rantsi Markov berguna baik urban ke rural pada tahun 1960. Dengan demikian,
dalam studi tentang migrasi, yang tujuannya mungkin penjumlahan unsur-unsur pada setiap baris matriks di
untuk mengetahui arah dominan atau tingkat atas menghasilkan 100% atau 1.0, tetapi tidak
perubahan suatu migrasi, maupun dalam studi demikian pada kolom-kolomnya. Sepanjang periode
pertumbuhan atau perkembangan katakanlah suatu yang sama, dari semua penduduk yang tinggal di sub
sistem perkotaan, yang tujuannya mungkin untuk urban sebanyak 0.2 pindah ke urban pada tahun
menentukan kota yang bagaimana yang cenderung selanjutnya, dan sebanyak 0.1 dari mereka yang
meluas dan kota yang bagaimana yang cenderung tinggal di rural pada tahun pertama pindah ke sub
mengecil. Umumnya model Markov lebih urban. Matriks yang berisi peluang transisi atau
diasumsikan pada sistem tertutup, namun pada akhir disebut juga matriks transisi ini menggambarkan
tulisan diberikan modifikasi sehingga dapat peluang pergerakan dari satu state ke state lain pada
dipraktekan dalam system terbuka. selang waktu tertentu atau diskret (pada contoh ini 1
tahun). Lebih lanjut lagi Mari kita berasumsi bahwa
Model Markov Sederhana antara tahun pertama dan tahun kedua tidak ada
Segala informasi yang didapatkan dari pengamatan perubahan jumlah populasi pada ketiga state. Kita
terhadap kecenderungan suatu peluang di masa hanya akan memperhatikan penyebaran ulang
lampau, misalnya lebih dari sepuluh tahun terakhir, penduduk yang populasinya konstan. Asumsikan
dapat dibuat menjadi sebuah matriks yang merupakan bahwa pada tahun pertama total populasi pada ketiga
kerangka dasar sebuah model Markov. Kita state 10 juta, 50% berada di urban, 30% di sub urban,
asumsikan pada suatu wilayah peluang perpindahan dan 20% di rural. Keadaan state awal sistem ini dapat
antara urban, suburban, dan rural digambarkan oleh dinyatakan dalam bentuk vektor peluang:
matriks di bawah ini. (Tabel 1)

23
Penggunaan Rantai Markov untuk Analisis Spasial serta Modifikasinya Forum Statistika dan Komputasi
dari Sistem Tertutup ke Sistem Terbuka

p(0) = (p1(0) p2(0) p3(0)) = (0.5 0.3 0.2) p(3) = p(0) P3


:
Vektor state awal p(0) mengacu pada state sistem :
tahun pertama, p(1) pada state system tahun kedua, p(n) = p(0) Pn
p(2) pada tahun ketiga, dan seterusnya. Dengan cara
yang sama, untuk kemudahan penggunaan simbol Untuk menghitung P2, kita gunakan cara perkalian
kita tuliskan matriks transisi lengkap sebagai P. vektor-matriks yang sama. Setiap baris dari matriks
Dengan menggunakan aljabar matriks dapat kita pertama kita anggap sebagai vektor dan dikalikan
hitung p(1) sebagai perkalian antara vektor state awal dengan setiap kolom dari matriks kedua. Nilai dari
p(0) dengan P sedemikian sehingga tiap perkalian baris-kolom dijumlahkan untuk
mendapatkan unsure-unsur matriks yang baru, yaitu
p(0) P = p(1) (1) P 2. (3.1)
Pada contoh di atas:
0.6 0.3 0.1 0.6 0.3 0.1
0.6 0.3 0.1
  P2 = 0.2 0.5 0.3 x 0.2 0.5 0.3
(0.5 , 0.3 , 0.2) x 0.2 0.5 0.1
  0.4 0.1 0.5 0.4 0.1 0.5
0.4 0.1 0.5
0.5x0.6=0.30 0.5x0.3=0.15 0.5x0.1= 0.05 Baris pertama dari matriks pertama
0.3x0.2=0.06 0.3x0.5=0.15 0.3x0.3 = 0.09 0.6x0.6=0.36 0.6x0.3=0.18 0.6x0.1 = 0.06
0.2x0.4=0.08 0.2x0.1=0.02 0.2x0.5 = 0.10 0.3x0.2=0.06 0.3x0.5= 0.15 0.3x0.3 = 0.09
0.44 0.32 0.24 0.1x0.4=0.04 0.1x0.1 = 0.01 0.1x0.5 = 0.05
Sehingga p(1) = (0.44 0.32 0.24) 0.46 0.34 0.20
Dengan demikian, pada tahun kedua, 10 juta orang di Baris kedua
ketiga state tersebut tersebar sebanyak 44% di Urban 0.2x0.6 =0.12 0.2x0.3=0.06 0.2x0.1= 0.02
(50 persen di tahun pertama), 32% di sub urban, dan 0.5x0.2 =0.10 0.5x0.5= 0.25 0.5x0.3 = 0.15
24% di rural. Jika kita asumsikan bahwa peluang 0.3x0.4 =0.12 0.3x0.1= 0.03 0.3 x0.5 = 0.15
transisi pada periode tahun pertama ke tahun kedua 0.34 0.34 0.32
akan tetap sama pada periode pertama ke kedua dan
total populasinya juga sama, maka kita dapat Baris ketiga
menentukan sebaran populasi pada tahun ketiga (p(2)) 0.4 x 0.6 = 0.24 0.4 x 0.3 = 0.12 0.4 x 0.1 = 0.04
0.1 x 0.2 = 0.02 0.1 x 0.5 = 0.05 0.1 x 0.3 = 0.03
dengan mengalikan state sistem yang baru pada
0.5 x 0.4 = 0.20 0.5 x 0.1 = 0.05 0.5 x 0.5 = 0.25
tahun tahun kedua (p(1)) dengan P. Maka 0.46 0.22 0.32

p(2) = p(1) P 0.46 0.34 0.20


0.6 0.3 0.1 Maka P2 = 0.34 0.34 0.32
 
(0.44,0.32,0.24)x 0.2 0.5 0.1 =(0.424,0.316,0.26)
  0.46 0.22 0.32
0.4 0.1 0.5
dan P3 = P x P2
Pada tahun ketiga, populasi di Urban akan tetap
P4 = P x P3 atau P2 x P2
menurun hingga 42.4%, sedangkan proporsi di rural
meningkat hingga 26%. Perlu dicatat bahwa antara
Walaupun cara kedua ini nampaknya lebih rumit,
tahun pertama ke keuda proporsi di sub urban
cara lebih umum digunakan dalam program komputer
meningkat dari 30 % menjadi 32% tetapi pada tahun
geografik (lihat Marble, 1967). Alasan utama lebih
berikutnya merosot ke 31.6%.
banyaknya digunakan cara ini adalah ukuran
Dengan menerapkan prosedur perkalian vektor-
deskriptif selanjutnya (lihat bagian selanjutnya) dapat
matriks yang sama, kita dapat menentukan sebaran
diturunkan dari pemangkatan matriks transisi,
populasi yang diharapkan bagi ketiga state system
sedangkan cara pertama hanya menghasilkan state
pada tahun keempat, tahun kelima dan seterusnya.
system di akhir setiap selanh waktu. Pada intinya,
Secara umum
inilah prinsip dasar analisis rantai Markov. Contoh
p(n) = p(n-1) P (2)
sederhana ini telah menunjukkan bagaimana
Ada cara alternatif menghitung setiap vektor di atas.
informasi yang berkenaan dengan peluang baru dapat
Daripada harus menghitung suatu vektor berdasarkan
dibuat dalam suatu format yang ringkas dalam model
vektor sebelumnya secara rekursi, kita dapat
Markov untuk tujuan yang bersifat deskripsi, analisis
memangkatkan matriks transisi dan mengalikannya
maupun prediksi. Harus ditekankan bahwa dalam
dengan vektor state awal. Hasilnya akan sama.
contoh di atas kita asumsikan populasi konstan, kita
p(1) = p(0) P1 (3)
asumsikan suatu himpunan peluang transisi, kita
p(2) = p(0) P2
asumsikan juga peluang-peluang ini tetap konstan

24
Penggunaan Rantai Markov untuk Analisis Spasial serta Modifikasinya Forum Statistika dan Komputasi
dari Sistem Tertutup ke Sistem Terbuka

atau stasioner, dan kita asumsikan informasi dunia 1. pangkat dari P mendekatai sebuah matriks A
nyata dapat didekati dengan model Markov. Tujuan 2. setiap baris dari A merupakan vektor
bahasan berikutnya adalah suatu empat serangkai: peluang α yang sama
untuk menggambarkan dengan lebih tepat konsep 3. unsur-unsur dari α semua positif
analisis rantai Markov sedemikian sehingga dapat
memungkinkan kita menentukan sesuatu yang Teorema 2 : Jika P adalah matriks transisi untuk
memperluas penilaian seseorang dalam menggunakan Rantai Markov reguler dan A, α seperti yang
teknik analisis geografis, untuk menguraikan didefinisikan dalam Teorema 1, maka ada vektor α
keunggulan-keunggulan deskriptif model Markov, yang tunggal sehingga α P = α .
untuk membahas implikasi dari asumsi-asumsi yang
mendasarinya, dan terakhir untuk menguraikan Matriks A didefiniskan sebagai matriks batas.
secara singkat penerapan model Markov secara Teorema ini akan lebih jelas lagi setelah diberikan
khusus dalam masalah-masalah geografis. suatu contoh hipotesis khusus. Andaikan sebuah
contoh konstan, dari kapal dagang yang menyebar di
tiga samudera : Atlantik, Pasifik, dan Hindia.
SIFAT RANTAI MARKOV TERBATAS Asumsikan pada saat t0, 20 % dari jumlah total kapal
REGULER berada di Hindia, 20 % di Pasifik, dan 60 % di
Atlantik. Dengan demikian state awal dari sistem ini
Peluang Transisi dapat ditunjukkan oleh vektor sebaran awal, p(0),
Peluang transisi pij yang berupa peluang/perpindahan berikut :
suatu proses dari state Si ke state Sj diberikan untuk
setiap pasang state. ”Himpunan” peluang atau p (0) = (20, 20, 60) = (.2, .2, .6)
”fungsi hasil” menggambarkan proses perpindahan
tersebut yang melalui beberapa tahap. Agar lebih Asumsikan juga bahwa peluang pergerakan kapal
mudah dalam perhitungan dan perlambangan, secara karena aktifitas perdagangannya dari satu state
sederhana peluang transisi ini dapat dituliskan dalam (samudera) ke state lain selama periode waktu
bentuk matriks transisi P. tertentu (selang waktu satu tahun) ditunjukkan
dengan matriks berikut :
S1 S2 S 3 ..... S n S1 S2 S3
S1  p11 p12 p13 ...... p1n  Hindia Pasifik Atlantik
 
S2  p21 p22 p23 ..... p2 n  S1 Hindia  0 . 6 0 .2 0 .2 
P= :  : : : ...... :  (3.4)
 
  S2 Pasifik  0 . 3 0 .4 0 .3 
:  : : ...... :  S3 Atlantik  0 . 2 0 .2 0 . 6 
 
Sn  pn1 pn 2 pn 3 ..... pnn 
Matriks Batas
n Matrik P menunjukkan peluang dari kapal yang tetap
Dimana ∑p ij =1 berada di Samudera Hindia (tidak berpindah) selama
j =1 selang waktu tertentu yang diberikan adalah 0.6,
dan pij ≥ 0 untuk semua i dan j sedangkan peluang pergerakan kapal dari Hindia ke
Pasifik adalah 0.2 dan seterusnya. Dengan matriks
Pada setiap P melambangkan peluang perpindahan transisi awal ini kita dapat menghitung peluang
dari state Si dan Sj pada langkah berikutnya. Karena transisi setelah 1, 2, 3, .... n tahap dengan
unsur dari matriks ini harus tak negatif dan jumlah pemangkatan matriks yang sesuai.
unsur-unsur pada setiap baris adalah 1, maka setiap
baris disebut vektor peluang dan matriks P disbeut Setelah dua tahap didapatkan matriks
matriks stokastik. Jika setiap pemangkatan matriks P S1 S 2 S3
hanya mengandung unsur-unsur positif, maka matrisk
transisi dikatakan sebagai matriks reguler/biasa. S1 . 46 . 24 . 30
P2 =
S 2 . 36 . 28 . 36
Teorema Markov S3 . 30 . 24 . 46
Untuk rantai Markov Reguler dua teorema penting
Dan setelah empat tahap
yang berhubungan dengan sifat equilibrium
(keseimbangan) diberikan oleh Kemeny dan Snell S1 S 2 S 3
(1967, hal 69-98). S1 . 3380 . 2496 . 3624
P4 =
Teorema 1 : Jika P adalah matriks transisis untuk
S 2 . 3744 . 2512 . 3744
Rantai Harkov reguler, maka : S 3 . 3624 . 2460 . 3880

25
Penggunaan Rantai Markov untuk Analisis Spasial serta Modifikasinya Forum Statistika dan Komputasi
dari Sistem Tertutup ke Sistem Terbuka

Dan setelah delapan tahap matriks transisinya ditimbulkan dari hukum jumlah besari bagi Rantai
menjadi Markov reguler. Dalam contoh kita, setelah sejumlah
P8= besar periode 37.5 % dari kapal-kapal akan berada di
S1 S S Hindia, 25 % di Pasifik, dan 37.5 % di Atlantik.
2 3
S1 . 37533 . 25000 . 37467 Matriks Fundamental
S 2 . 37500 . 25000 . 37500 Matriks batas merupakan salah satu sifat Rantai
Markov Reguler yang penting. Sifat deskriptif
S 3 . 37467 . 25000 . 37533
lainnya dapat dihitung dari Z atau matriks
Fundamental. Perincian dari aljabar matriks yang
Perbandingan keempat matriks di atas menunjukkan berhubungan dengan perhitungan ini dijelaskan oleh
sebuah proses perkonvergenan yang cepat menuju Kemeny dan Snell (1967) dan agar dapat dilakukan
sistem state yang seimbang. State yang seimbang ini perbandingan, notasi yang dituliskan di bawah ini
ditunjukkan dengan matriks batas A : tidak berubah, kecuali jika sebaliknya akan
S1 S 2 S 3 diberitahukan. Dalam notasi matriks
S1 . 3750 . 25000 . 3750
A= Z = (I – (P – A))-1 (5)
S 2 . 3750 . 25000 . 3750 Dimana
S . 3750 . 25000 . 3750 I adalah Matriks Identitas
3
P adalah Matriks reguler
A adalah Matriks batas dari P
Dan vektor peluang α = (.3750, .2500, .3750)
Dengan menggunakan contoh kapal dan samudera di
mempertahankan sistem dalam keseimbangan.
atas, diberikan matriks P dan A sehingga
Konsep Ekuilibrium S1 S2 S3
Dalam konsteks ini, ide ekuilibrium (keseimbangan) S1  .775 .050 .175 
dapat didefinisikan sebagai banyaknya rata-rata kapal  
(I – P + A ) = S 2  .075 .850 .075 
yang masuk dan keluar samudera tertentu pada
selang waktu yang diberikan adalah sama. Dalam S3  .175 .050 .775 
beberapa hal konsep keseimbangan ini analog dengan Invers dari matriks ini adalah
pola populasi nasional yang stabil. Misalnya struktur
usia populasi dalam kondisi sosio-ekonomi yang S1 S2 S3
konstan cenderung untuk mempertahankan state S1  1.36458 −1.06250−0.30208 
ekuilibriumnya, tetapi bentuk sebaran ekuilibrium ini -1
 
boleh jadi berbeda-beda pada setiap negara. Jika Z=(I–P+A) = S 2  −0.09375 1.18750 −0.09375

 
terjadi goncangan yang hebat seperti perang, S3 .−0.30208−0.06250 1.36459
kelaparan, atau kemajuan teknologi (misalkan
pengendalian kelahiran, vaksin dsb), distribusi usia Walaupun matriks fundamental Z memiliki beberapa
dapat berubah secara mencolok. Dalam par-perang sifat yang sama dengan matriks transisi, matriks ini
Dunia I di Eropa, piramida populasi di Inggris, tidak harus berisi unsur-unsur yang tak negatif.
Perancis, Jerman dan Italia memiliki susunan yang Matriks Z menggambarkan secara sederhana
sama. Akan tetapi setelah konflik memakan korban bagaimana sistem ini mendekati ekuilibrium dari
cukup besar terutama dari kelompok laki-laki usia sebaran awal yang diberikan, yaitu : dari sembarang
20-45 tahun khususnya di Jerman, pola ini berubah state awal, nilai presentase harapan dari lamanya
secara mencolok. Tanpa memperhitungkan Perang sistem menghabiskan waktu di state j mendekati nilai
Dunia yang lain, piramida populasi ini perlahan- aj seiring dengan semakin besarnya n periode waktu;
lahan kembali ke pola asalnya 60 tahun kemudian. tetapi dari state i yang diberikan, selisih presentase
Ini bukan berarti suatu pola khusus akan selalu sama harapan dengan aj sebesar kira-kira (Zij-aj)/n. Hal
dalam jangka panjang karena kondisi sosio-ekonomi yang penting dari matriks Z adalah penggunaan
terus menerus berubah. Dalam analisis Rantai dalam perhitungan waktu rata-rata untuk bergerak
Markov untuk tujuan permodelan, sebaran dari satu state ke state yang lain. Sebaran yang
ekuilibrium digunakan untuk melihat apa yang akan menggambarkan variable acak ini disebut sebaran
terjadi jika pola pergerakan yang diamati saat ini waktu perjalanan pertama dan nilai harapannya
tidak mengalami goncangan, bukan untuk disebut waktu perjalanan pertama rata-rata.
meramalkan state sistem berikutnya (dalam contoh
ini sebaran kapal di tiga samudera). Pada contoh di Matriks Waktu Perjalanan Pertama Rata-Rata
atas peluang pembatas aj (unsur dari matriks A) Matriks dari waktu perjalanan pertama rata-rata
berada di State Sj bebas dari state awal dan dilambangkan dengan M dan unsur-unsurnya, mij,
menunjukkan lamanya suatu proses dapat diharapkan menggambarkan waktu yang diharapkan untuk
berada di state Sj selama sejumlah besar pergerakan bergerak dari
dan setelah sejumlah besar tahapan dari p(0). Hal ini

26
Penggunaan Rantai Markov untuk Analisis Spasial serta Modifikasinya Forum Statistika dan Komputasi
dari Sistem Tertutup ke Sistem Terbuka

Si ke Sj pertama kalinya. Untuk rantai Markov


reguler matriks waktu perjalanan pertama rata-rata Teorema Limit Pusat untuk Rantai Harkov
diberikan oleh : Ukuran deskriptif yang paling penting didapat dari
Teorema Limit Pusat untuk Rantai Markov.
M = (I – Z + EZdg) D (6) Perhitungan untuk sifat yang satu ini memerlukan
Dimana unsur-unsur matriks kovarian pembatas. Unsur-unsur
I adalah matriks Identitas dari matriks C yiatu Cij diberikan oleh
Z adalah matriks fundamental
E adalah matriks yang semua unsurnya 1 Cij = ai Zij + ajZji – aidij – aiaj (10)
Zdg adalah matriks Z yang unsur diagonalnya Dengan
dibuat 0 aij adalah unsur dari matriks A
1 Zji adalah unsur dari matriks fundamental
D adalah matriks diagonal dengan unsur ke j = dij adalah unsur dari matriks diagonal dimana unsur
aj diagonalnya (dij ) sama dengan kebalikan dari unsur
Sebagai contoh diagonal matriks A
S1 S2 S3 Pada contoh di atas matriks kovarian pembatasnya
adalah
S1  2.66667 5.00002 4.44447  S1 S2 S3
 
M = S 2  3.88890 4.00002 3.88891 
S1  0.50781 − 0.14062 − 0.36718 
S3  .4.44446 5.00002 2.66668   
C = S 2  − 0.14062 0.28125 − 0.14062 
Karena unsur Mij = Mi[fj] mewakili periode waktu
rata-rata-dalam kasus kita hádala selang waktu 1 S3  − 0.36718 − 0.14062 0.50781 
tahun-untuk sampai pada state manapun yang
diinginkan, rata-rata kapal membutuhkan waktu 5.0 Ragam pembatasnya, yaitu unsur diagonal dari
tahun untuk berlayar dari Hindia ke Pasifik, dan 3.9 matriks C, ditulis sebagai
tahun untuk berlayar dari Pasifik ke Atlantik.
β = [bj] = [Cjj]
Matriks Simpangan Baku
Rata-rata dapat ditentukan oleh simpangan baku, dan
Pada contoh di atas, vektor
dengan cara yang sama ragam dari lamanya
perjalanan pertama rata-rata dapat memberikan β = (0.50781, 0.28125, 0.50781)
informasi deskriptif serupa yang berguna.
Var [fj] = Mi[f2j] – Mi[fj]2(7) Nilai yang muncul dari teorema Limit Pusat ini
Kemeny dan Snell (1967, hal 82) mendefinisikan didapatkan Kemeny dan Snell (1967, hal 89) dari
Mi[f2j] sebagai matriks momen kedua jumlah langkah perlakuan berikut. Untuk setiap Rantai Markov
yang dibutuhkan untuk mencapai Sj. Matriks itu Regular, kita misalkan y(n)j sebagai lamanya waktu di
adalah state Sj pada n langkah pertama, serta α = aj dan
β = bj berturut-turut adalah vektor tetap dan
W= M (2Zdg D –I) + 2 [ZM – E(ZM)dg] (8) vektor ragam pembatas. Jika bj ≠ 0 untuk setiap r > s
Dimana (ZM)dg berasa; dari perkalian antara matriks
fundamental dan matriks perjalanan pertama rata-rata
yang unsur diagonalnya dibuat nol. Unsur-unsur dari r < y(n) j − na  1 s −2
x2
 

j
matriks Mi[fj]2 adalah kuadrat dari momen pertama Pr <s → e dx (11)
 nb  2π r
matriks M. Perkalian hadamard M dilambangkan  j 
dengan Msq. Perhitungan sederhana ini Saat n 
→ ∞, untuk sembarang state awal k
menghasilkan
Hasil integral di atas kurang lebih 0.681 untuk r = -1
Vari [fj] = V = W - Msq (9)
dan s = 1; dan 0.954 untuk r = -2 dan s = 2, dan 0.997
Sehingga
untuk r = -3 dan s = 3.
S1 S2 S3
Dengan menggunakan nilai alfa dan beta, teorema
S1  9.62973 20.00024 14.07428 
  Limit Pusat memberikan nilai berikut, untuk
M = S 2 13.08653 18.00024 13.08661 Samudera Pasifik (S2) pada contoh di atas
S3 14.07420 20.00027 9.62978  y ( n ) 2 − 0.25n
(12)
Karena pada contoh ini, simpangan baku dari 0.28125n
lamanya perjalanan pertama, vij, lebih besar daripada dimana untuk n yang besar, nilai ini akan mendekati
rata-ratanya, Mij, maka nilai rata-rata tidak bisa sebaran normal. Nilai ragam pembatas yang tinggi
dijadikan nilai yang unik. menunjukkan nilai perkiraan yang rendah untuk

27
Penggunaan Rantai Markov untuk Analisis Spasial serta Modifikasinya Forum Statistika dan Komputasi
dari Sistem Tertutup ke Sistem Terbuka

jangka panjang dri model ilustrasi ini. Contohnya Tabel 2.Matriks Peluang Transisi pada tiga Samudera
pada persamaan (12), setelah kurang lebih 100 selang S1 S2 S3 Total
waktu (tahun) persentase kapal di Pasifik dengan Marginal
peluang 0.18, penyimpangan yang terjadi sekitar 25 S1 120 40 40 200
% tidak lebih dari S2 60 80 60 200
S3 120 120 360 600
100x0.2812 = 5.3 % Jumlah 300 240 460 1000

Dengan menggunakan ukuran perbandingan


Semua sifat yang dibahas pada bagian ini hanya
kemungkinan maksimum yang dikembangkan oleh
mengacu pada rantai Markov terbatas reguler yang
Anderson dan Goodman (1957) untuk sifat Markov,
harus dibedakan dengan Rantai Markov Penyerap.
kita dapat menguji hipotesis-null, yang menyatakan
Pada model Rantai Markov penyerab sekurang-
bahwa pergerakan kapal dari satu samudera ke
kurangnya terdapat satu state yang sekali dimasuki
samudera lain adalah bebas stokastik, berlawanan
tidak bisa ditinggalkan. Dalam model struktur usia
dengan alternatif yang menyatakan bahwa
dari lingkaran hidup manusia, “kematian” akan
pengamatan menunjukkan kebergantungan parsial.
menjadi state penyerap. Sifat yang berhubungan
dengan Model Penyerab tidak akan dibahas disini
karena penggunaannya cukup terbatas dalam bidang Uji Ukuran Perbandingkan Kemungkinan
geografi. Salah satu pengecualian yang patut dicatat Maksimum untuk Sifat Markov
Secara umum, berikut ini menguji hipotesis-null
terdapat pada Marble (1964). Sifat formal, dari
bahwa matriks transisi stasioner memiliki ordo-0
Rantai Markov Penyerab dikembangkan oleh
yaitu pij=pj untuk semua i, berlawanan dengan
Kemeny dan Snell (1967, bab 3) dan program
alternatif orde-1.
komputer untuk menghitung kebanyakan sifat ini
terdapat pada Marble (1967).
Ukuran perbandingannya adalah
n f ij

MEMBANGUN MODEL MARKOV λ = ∏ ( pˆ j / pˆ ij ) (13)


i, j

Sifat Markov dimana peluang marginal


Dengan data yang cukup, sifat ini dapat ditentukan
dengan inti teori statistik. Bagaimanapun perlu
dicatat, bahwa sembarang matriks transisi
pˆ j = ∑ f / ∑∑ f
i
ij
i j
ij = f . j / f ..

menunjukkan adanya Model Markov, tapi dan


∑f
kebergantungan parsial atau sifat Markovitas dari
Rantai Markov membuatnya tidak cocok untuk pˆ ij = f ij / ij = f ij / f i.
j
menganalisis rangkaian kejadian yang saling bebas
satu sama lain. Matriks transisi yang melukiskan
rangkaian semacam itu seringkali disebut sebagai dan fij adalah jumlah pengamatan pada setiap sel
orde-0. Sebelum menentukan orde khusus dari matriks. Statistik yang dibutuhkan adalah -2 ln | λ |
matriks stokastik, kita perlu menguji keabsahan dari yang pada hipotesis null mempunyai sebaran Khi-
asumsi sifat Markov. Untuk keperluan ini, uji Kuadrat asimtotik dengan (n-1)2 derajat bebas.
statistik yang tepat adalah Ukuran Perbandingan Persamaan (13) dapat ditulis sebagai
Kemungkinan Maksimum, yang dapat diperluas h n f ij f ..
untuk menentukan orde-khusus dari proses tersebut. -2 ln λ = 2 ∑∑ f
i = j j =1
ij ln
f i. f . j
(14)
Rancangan uji di atas dikembangkan secara terpisah
dalam studi Metode Markov oleh Anderson dan ^
Goodman (1957) serta Kullbuck, Kupperman dan Ku Nilai p j pada (13) didapatkan dengan
(1962). Uji ini meliputi teori sebaran asimtotik dan
uji Chi-Kuadrat yang berhubungan dekat dari bentuk menjumlahkan kolom pada masing-masing state dan
yang biasa digunakan dalam tabel peluang. Dasar dengan mengubahnya dalam bentuk proporsi, p1
dari semua uji ini adalah nilai pengamatan yang pada contoh di atas didapat dengan cara:
sebenarnya untuk dicantumkan dalam ”Matriks 300/1000 = 0.3
Pengamatan”. Asumsikan matriks peluang transisi dan terus diulang untuk semua pj. Karena p11 adalah
awal pada contoh tiga samudera di atas diturunkan 0.6, statistik yang dibutuhkan untuk menghitung S11
dari pengamatan pada Tabel 2. adalah

120 ln (0.6/0.3) = 83.17

28
Penggunaan Rantai Markov untuk Analisis Spasial serta Modifikasinya Forum Statistika dan Komputasi
dari Sistem Tertutup ke Sistem Terbuka

Untuk setiap unsur matriks perhitungan ini diulang Sebagai contoh hipotesis, ketiga permukaan atau sisi
dan dijumlahkan secara aljabar, sehingga didapatkan matriks kubik itu juga diperlihatkan pada gambar 2.
Matriks N log P seperti pada Tabel 3. S1 (105)
Tabel 3 Matriks N Log P S1 S2 ( 2)

S1 S2 S3 S3 (10)

S1 ( 2)
S1  83.1771 − 7.292 − 33.316 
  S1 S2 S2 (28)
S 2  0.000 40.866 − 25.646  S3 ( 10)

S3  − 48.655 − 21.875 95.652  S1 ( 2)

S3 S2 ( 8)
Jumlah dari setiap unsur digandakan dan S3 ( 30)
dibandingkan dengan sebaran Khi-Kuadrat pada
tingkat angka penting yang dipilih am (n-1)2 derajat S1 ( 53)
S1 S2 ( 2)
bebas. Karena dalam contoh hipotesis -2 ln λ =
165.8 jauh lebih besar daripada nilai pada Tabel Khi- S3 ( 5)
Kuadrat untuk empat derajat bebas, hipotesis tentang S1 ( 25)
percobaan saling bebas tidak berlaku.
S1 S2 S2 ( 50)
S3 ( 5)
Sifat Markov Orde-1
Sifat kebergantungan saja tidak cukup untuk S1 ( 38)
membuat Model Markov orde-khusus. Asumsi dari S3 S2 ( 2)
kebanyakan studi yang dilakukan bahwa sembarang S3 ( 20)
matriks transisi mencerminkan proses Markov Orde-
1, berhubungan erat dengan asumsi kenormalan S1 (100)
dalam penerapan prosedur statistik standar. Asumsi S1 S2 ( 16)
demikian biasanya dibangun dari data yang tidak S3 ( 4)

cukup. Uji yang dilakukan oleh Anderson dan


Goodman terhadap Rantai Markov orde-1 ternyata S1 ( 20)
tidak bisa diterapkan pada matriks pengamatan dua S1 S2 S2 ( 96)
dimensi yang sederhana. Uji ini membutuhkan S3 ( 4)
pengamatan tentang pergerakan individual sedikitnya
S1 ( 30)
pada dua selang waktu; pengamatan seperti ini
S3 S2 ( 10)
berbeda dari pengamatan agregat yang diperoleh
S3 (320)
dengan perbandingan state-state pada dua waktu
tersebut. Sebagai contoh, asumsikan matriks Gambar 1. Pohon Peluang untuk Rantai Markov
pengamatan yang dibicarakan di atas berasal dari Orde-1
periode 1941-1951. Ini menunjukkan bahwa selama
selang waktu tersebut, 40 kapal bergerak dari S1 ke S2
dan 120 kapal bergerak dari S3 ke S2, begitu
seterusnya. Tapi untuk mengatakan data itu
menggambarkan sebuah proses orde-1 dibutuhkan
pengamatan pergerakan kapal per kapal selama
selang waktu berikutnya (1951-1961). Dengan cara
ini kita bisa menentukan peluang pergerakan kapal ke
S3 pada selang waktu berikutnya yang diberikan
tentungan setelah kapal itu bergerak dari S1 ke S2.
Gagasan ini diilustrasikan dengan baik oleh pohon
peluang bersyarat (Gambar 1). Secara formal, pohon
ini menunjukkan peluang bergeraknya kapal ke state
j pada ”realisasi” k+1 dengan syarat pergerakan dari
state i ke state j telah terjadi pada realisasi k.

Pohon peluang ini memperlihatkan dari 40 kapal


yang bergerak dari S1 ke S2 antara tahun 1941-1951,
28 di antaranya tetap berada di laut yang sama
selama periode 1951-1961, 2 kapal kembali ke S1 dan Gambar 2. Matriks Kubik untuk Rantai Markov Orde
10 kapal bergerak ke S3. Data semacam itu paling 1
baik ditunjukkan dengan tiga arah atau matriks kubik
yang bentuk umumnya dapat dilihat pada Gambar 2.

29
Penggunaan Rantai Markov untuk Analisis Spasial serta Modifikasinya Forum Statistika dan Komputasi
dari Sistem Tertutup ke Sistem Terbuka

Uji Ukuran Rasio Kemungkinan Maksimum (b). “homogen bersyarat”komponen sifat Markov
untuk Sifat Markov Orde-1 (c). “homogen-(I,j), komponen bebas dua-arah oleh
Dengan tersedianya data yang cukup, kita dapat satu-arah
menguji hipetesis null bahwa rantai tersebut pastikan
memiliki orde-1, bukan alternatif lainnya yaitu 0rde- Uji Statistik Kehomogenan
2. Hipotesis null didefinisikan sebagai p1jk = p1jk = … Di bawah hipotesis kehomogenan (similaritas),
= pnjk = pjk, untuk j,k=1, … , n. Ukuran rasio statistiknya menyebar sebagai variable Chi-kuadrat
kemungkinan yang digunakan untuk menguji pusat dengan deret bebas yang sesuai. Tabel 5
hipotesis ini adalah: menginformasikan bentuk-bentuk umum dari sub-
n f ijk tabel yang terdiri dari n baris.
λ= ∏ ( pˆ
i , j , k =1
jk / pˆ ijk ) Unsur-unsur tabel dilambangkan dengan fkij yang
menunjukkan nilai pada sub-tabel k, baris i, dan
(15) kolom j. Titik yang menjadi subskrip menunjukkan
dimana penjumlahan dari bentangan indeks yang digantikan,
pˆ jk = ∑ f ijk / ∑∑ f ijk = f. jk / f. j . dan m = f.
i i k Asumsikan bahwa contoh acak dari bidang-bidang
dan tanah yang didefinisikan secara sembarang
pˆ ijk = f ijk / ∑ f ijk / f ij . menghasilkan matriks transisi berikut untuk
k kabupaten A (tabel 6) dan B (tabel.7).
Di bawah asumsi hipotesis null, − 2 log λ
Tabel 5.Tabel Informasi untuk Uji Statistik
menyebar Chi-kudrat asimtotik dengan n(n-1) derajat Kehomogenan
bebas.
Komponen Informasi Derajat Bebas
Uji ini dilakukan Cullins pada matriks kubik
s n
mfki.
2∑∑ f ki. loge
berukuran 14x14 dari kategori ukuran pembangunan
pabrik (penentuan ukuran berdasarkan pekerjaan). (s-1)(n-1) (16)
k =1 i =1 f k .. f.i.
Data tahunan tersedia untuk periode 1961-1965 dan
menghasilkan nilai-nilai pada tabel 4. Untuk semua f kij
realisasi, nilai dari − 2 log e λ lebih kecil dari s n n f ki. f.ij
derajat bebasnya. Hipotesis null bahwa rantai ini 2∑∑∑ f kij n(s-1)(n-1) (17)
memiliki orde-1 berlawanan dengan alternative yaitu k =1 j =1 j =1 f .i .
orde-2, tidak ditolak dan perubahan struktur homogen bersyarat homogen (I,j)
pekerjaan pabrik dikatakan sebagai proses Markov mf kij
orde-1. 2∑∑∑ f kij loge (s-1)(n2-1) (18)
f k .. f.ij
Tabel 4 Uji sifat orde-1 pada matriks kategori
ukuran pengembangan yang berukuran 14x14
Realisasi − 2 log e λ D.F. n(n-1)2
1961-63 697.62 2366
1962-64 631.21 2366
1963-65 607.78 2366
1961-65 610.16 2366

Konsep Kestasioneran
Apakah perubahan kegunaan tanah pada kedua
Teori dasar Markov mensyaratkan parameter yang
kabupaten berlanjut dalam perlakuan yang sama?
stasioner sebagai tambahan sifat orde-1. Ini berarti
Apakah perubahan itu berlangsung pada tingkat yang
perkiraan peluang transisi tetap atau konstan
sama? Perhitungannya dilakukan sebagai berikut :
sepanjang waktu, dan sekaligus merupakan asumsi
batasan teori Markov. Sering kali kita dapat
Tabel 8: Unsur fkij
memperkirakan suatu deret matriks transisi atau
K i\j P C U W Total
sekumpulan realisasi yang menggambarkan Kab. A P 272 72 26 0 270
kecenderungan pada saat itu. Kekonstanan C 31 143 42 4 220
kecenderungan ini bias ditentukan dengan uj statistic. U 0 24 53 3 80
Uji statiatik yang dimaksud disini telah W 0 1 7 22 30
dikembangkan dengan menggunakan teori informasi Kab. B P 195 47 18 0 260
(Kullback, Kupperman, dan Ku, 1962). Ada beberapa C 24 102 29 5 160
masalah Statistik Informasi Diskriminasi Minimum U 1 16 36 2 55
dan didefinisikan: W 0 0 5 15 20
(a). “homogen-I”, komponen bebas dua-arah Total 523 405 216 51 1195

30
Penggunaan Rantai Markov untuk Analisis Spasial serta Modifikasinya Forum Statistika dan Komputasi
dari Sistem Tertutup ke Sistem Terbuka

Tabel 9: Unsur fki. ke state j pada realisasi ke-k, yaitu pk (Sj/Si) adalah
K i\j P C U W Total sama untuk semua k (k=1,2,…,n) untuk setiap pasang
Kab. A 370 220 80 30 700 i dan j yang mungkin dimana i=1,2,…,n dan
Kab. B 260 160 55 20 495 j=1,2,…,n. Harus ditekankan bahwa dengan
Total 630 380 135 50 1195 mendemonstrasikan bahwa perbedaan antara deret
realisasi cukup kecil untuk dijadikan acuan pada
Tabel 10: Unsur f.ij fluktuasi acak atau fluktuasi peluang, kita hanya
i\j P C U W menunjukkan bahwa kecenderungan masa lampau
P 467 119 44 0 adalah konstan; tapi pada saat melakukan itu kita beri
C 55 245 71 9 substansi dalam beberapa kasus pada asumsi bahwa
U 1 40 89 5 kecenderungan masa depan untuk jangka pendek
W 0 1 12 37 akan kontinu pada langkah konstan.
Total 523 405 216 51

Data ini menghasilkan nilai-nilai berikut: MODEL MARKOV SEBAGAI MEKANNISME


2 4 4 PERAMALAN DALAM SISTEM TERBUKA
∑∑∑ 2 f kij loge f kij = 10803.9 (19)
k =1 i =1 j =1 Secara umum, berdasarkan contoh awal rantai
2 4 Markov telah digunakan sebagai model sistem
∑∑ 2 f ki . log e f ki. = 12730.3 (20) tertutup. Jika ingin menggunakan model Markov
k =1 i =1 untuk memprediksi atau meramalkan setidaknya
4 4 dalam konteks ilmu geografi, biasanya perlu untuk
∑∑ 2 f .ij loge f.ij = 12429.1 (21) mengubah modelnya. Dalam banyak studi geografi
i =1 j =1 sebagai contoh, model yang diinginkan tidak hanya
2 perpindahan yang dapat diamati dalam sistem
∑2 f k .. log e f k .. = 15314.0 (22) tertutup dan dalam jumlah total yang selalu konstan
k =1 terhadap selang waktu, tetapi juga kelahiran dan
4 kematian dari variabel-variabel tertentu, seperti
∑2 f . j. log e f. j. = 14351.7 (23) penduduk, pembangunan gedung, dan kota-kota.
i =1 Pengamatan berdasarkan waktu terhadap variabel ini
2 f... log e f... = 16935.3 (24) biasanya dicirikan oleh populasi yang berubah-ubah.
Ada beberapa prosedur alternative untuk
mengubah model Markov tertutup menjadi yang
Dengan menggunakan nilai-nilai di atas, ketiga
dapat memproses kelahiran dan kematian dan juga
komponen informasi diperoleh dengan cara:
pergerakan ke luar sistem yang diamati. Hanya dua
homogen-j = (27) + (31) – (29) – (30) = 0.1; D.F. =
alternative yang akan dijelaskan disini. Rogers
(s-1)(n-1) = 3
(1966) menggunakan vektor kelahiran dan kematian
homogen bersyarat= (26)+(30)–(27)– (28) = 3.8;
yang terpisah yang digunakan sebagai operator yang
D.F. = n(s-1)(n-1) = 12
berhubungan dengan matriks peluang transisi, yang
homogen-(j,k) = (26) + (31) – (29) – (28) = 3.9;
kemudian metode ini diadopsi oleh Lindsay dan Barr
D.F. = (s-1)(n2-1) =15
(1972). Alternatif yang kedua diperkenalkan oleh
Adelman (1958) dan telah digunakan oleh Lever
Tabel 11: Analisis Informasi
(1972) dan Collins (1972). Matriks pengamatan
Komponen Informasi D.F
Lever yang diperkirakan dari contoh populasi pada
Homogen-j 0.1 3
sistem empat daerah tahun 1959-1969 ditunjukkan
Homogen bersyarat 3.8 12 sebagai berikut:
Homogen –(j,k) 3.9 15 Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4
Zona 1 118 13 4 14
Karena tak satupun dari nilai infomrasi ini penting Zona 2 6 33 8 6
pada kesimilaran tingkat 0.1 antara 2 kabupaten Zona 3 1 1 68 5
dalam hal total kegunaan tanah dan tingkat Zona 4 2 0 3 43
perubahan yang diindikasi. Oleh karena itu, (sumber; Lever, 1972, hal. 30)
asumsikan kita mempunyai dua realisasi pada contoh
ketiga samudera pada tahun 1941-51 dan 1951-61, dan matriks peluang transisinya:
maka kita bisa menguji hipotesis bahwa kedua Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4
realisasi ini berasal dari matriks peluang transisi yang Zona 1 0.79 0.09 0.03 0.09
sama tapi tidak ditentukan. Dalam kasus kita Zona 2 0.11 0.63 0.15 0.11
himpunan ini terdiri dari S (yakni 2) realisasi rantai Zona 3 0.01 0.01 0.91 0.07
Markov orde-1 dengan n (yakni 3) state. Untuk ini Zona 4 0.04 0 0.06 0.9
hipotesis null adalah peluang pergerakan dari state i (sumber; Lever, 1972, hal. 30)

31
Penggunaan Rantai Markov untuk Analisis Spasial serta Modifikasinya Forum Statistika dan Komputasi
dari Sistem Tertutup ke Sistem Terbuka

dan seterusnya. Lever kemudian meningkatkan


Contoh populasi dari kelahiran dan kematian diatur matriks transisi asal hingga sistem ini mencapai
sepanjang sisi matriks pengamatan dengan keseimbangan pada p(8). Sebaran peluang
keteraturan berikut: pertengahan didaftarkan dalam tabel 12.

Z1 Z2 Z3 Z4 X Tabel 12: Nilai dari p(n)


Z1 118 13 4 14 63 Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 X
Z2 6 33 8 6 20 p(0) 0.147 0.050 0.068 0.043 0.692
Z3 1 1 68 5 24 p(1) 0.100 0.047 0.072 0.073 0.708
Z4 2 0 3 43 17 p(2) 0.077 0.043 0.075 0.090 0.715
X 17 24 17 36 p(3) 0.064 0.040 0.078 0.100 0.718
(sumber: Lever, 1972, hal. 32) p(4) 0.057 0.038 0.078 0.105 0.721
p(5) 0.054 0.037 0.079 0.109 0.721
p(6) 0.051 0.035 0.080 0.112 0.722
Baris bawah X yang menunjukkan tempat kelahiran
p(7) 0.050 0.034 0.080 0.113 0.723
dan pendatang kota Glasgow pada tahun 1969, dan
p(8) 0.049 0.034 0.080 0.115 0.722
kolom paling kanan X menunjukkan tempat kematian
(sumber: Lever, 1972, hal. 33)
dan penduduk yang keluar dari kota Glasgow.
Adelman menunjukkan bahwa pada keadaan ini
Masalah untuk melengkapi matriks baru ini adalah
dimungkinkan untuk mengabaikan proporsi
bagaimana mengisi kuadrat pada pojok kanan bawah,
perusahaan dalam X karena perhatian kita hanya
yang mungkin dapat dipandang sebagai bendungan
ditujukan pada pabrik-pabrik yang nyata
yang berfungsi sebagai sumber pendatang sistem
keberadaannya. Dengan menjumlahkan proporsi pada
yang potensial dan sebagi kolam bagi perusahaan
Z1, Z2, Z3, Z4 pada setiap p(n) Lever menghitung
yang dilikuidasi. Kesulitan ini pertama kali diatasi
presentasi perusahaan yang diharapkan dalam tiap
oleh Adelman (1958) yang menyatakan bahwa angka
periode waktu. Untuk t1 (1969) jumlahnya adalah
yang sangat besar akan mencukupi dan besarnya
0.292 dan presentasi masing-masing dalam tiap zona
angka tersebut tidak akan berpengaruh pada prediksi
adalah 34, 16, 25 dan 25. Deret presentasi ini dibuat
akhir model tersebut. Untuk mendukung pernyataan
table oleh Lever dan didaftarkan dalam tabel 13.
ini dengan menggunakan bukti matematikanya. Lever
Tabel 13: Prediksi Sebaran Perusahaan (persentase)
membenarkan ini dengan menggunakan bukti empiris
X=1000
dengan cara membandingkan hasil dari kedua
Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4
matriks. Pada matriks pertama ia mengambil nilai t0 (1959) 48 16 22 14
906 untuk bendungan tersebut, sehingga total unsure t1 (1969) 34 16 25 25
pada baris X adalah 1000. Matriks transisi Lever t2 (1979) 27 15 26 32
dengan vektor kelahiran dan kematian berbentuk: t3 (1989) 23 14 28 35
Z1 Z2 Z3 Z4 X t4 (1999) 20 14 28 38
Z1 0.56 0.06 0.02 0.07 0.29 t5 (2009) 19 14 28 39
Z2 0.08 0.41 0.11 0.08 0.27 t6 (2019) 18 13 29 40
P =Z3 0.01 0.01 0.69 0.05 0.24 t7 (2029) 18 12 29 41
Z4 0.03 0 0.05 0.66 0.26 t8 (2039) 18 12 29 41
X 0.02 0.02 0.02 0.04 0.9 (sumber: Lever, 1972, hal. 33)
(sumber: Lever, 1972, hal. 32) Lever dapat menyimpulkan jika arus kecenderungan
ini berlanjut sampai tahun 2039 Zona 1 akan
Jumlah contoh perusahaan di empat daerah pada memiliki 18% dari seluruh perusahaan di Glasgow,
tahun 1959 masing-masing adalah 212, 73, 99, 65, dimana pada tahun 1959 daerah ini memiliki hampir
dan X 1000. Untuk keseluruhan sistem vektor setengahnya (48%). Sebaliknya, Zona 4 akan
peluang awaknya p(0) adalah meningkatkan dari 14% pada tahun 1959 menjadi
(0.147, 0.050, 0.068, 0.043, 0.692) 41% pada tahun 2039. Lever kemudian menguji
Untuk menurunkan p(1) yaitu sebaran pada tahun pembuktian matematika Adelman dengan
1969, tinggal mengalikan vektor peluang awal mendemonstrasikan bahwa jika ukuran bendungan
dwngan matriks transisi P sehingga yang digandakan sampai 2000, proporsi prediksinya
p(1) = p(0) P = (0.11, 0.047, 0.072, 0.073, 0.708) (tabel 14) hampir sama dengan yang dihasilkan oleh
ukuran bendungan 1000.
Ini berarti dari 447 perusahaan yang ada pada tahun
1959 dan 1000 pendatang potensial pada periode Tabel 14: Prediksi Sebaran Perusahaan (persentase)
1959-1969, peluangnya 0.100 bahwa suatu X=2000
perusahaan akan berada di Zona 1 pada tahun 1969, Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4
0.047 pada Zona 2, dan seterusnya. Ambil cara lain, t0 (1959) 48 16 22 14
misalkan dari 1447 perusahaan yang ada dan t1 (1969) 34 16 25 25
pendatang potensial 10% diantaranya akan berada di t2 (1979) 27 15 26 32
Zona 1 pada tahun 1969, 7.2 persen berada di Zona 3, t3 (1989) 23 14 27 36

32
Penggunaan Rantai Markov untuk Analisis Spasial serta Modifikasinya Forum Statistika dan Komputasi
dari Sistem Tertutup ke Sistem Terbuka

t4 (1999) 20 13 28 39 Through Markov Chains Analysis. Ottawa:


t5 (2009) 19 13 28 40 Statistics Canada.
t6 (2019) 19 12 29 40 Compton, P. A. (1969), Internal Migration and
t7 (2029) 18 12 29 41 Population Change In Hungary Between 1959
t8 (2039) 18 12 29 41 And 1965. Transactions, Institute Of British
(sumber: Lever, 1972, hal. 34) Geographers, 47, 111-130.
Drewett, J. R. (1969), A Stochastic Model Of The
Harus dicatat bahwa pada tahap ini pembuktian Land Conversion Process. Regional Studies, 3,
Adelman dan pembuktian empiris oleh Lever hanya 269-280.
untuk menentukan proporsi prediksi dan tidak Hamilton, F. E. I. (1967), Models Of Industrial
berdampak pada jumlah total pembangunan di Location. In: Models In Geography, (Eds) R. C
Glasgow (Lever, 1972, hal. 35). Dengan mengubah Chorley Dan Peter Haggett, London: Mehuen
ukuran dari bendungan, prediksi jumlah total pabrik Ch. 10.
mungkin akan terpengaruh sangat cepat walaupun Harris, C. C. (1968), A Stochastic Process Model Of
proporsi setiap state tetap sama. Maka, meskipun Residential Development. Journal, Regional
prediksi Markov menunjukkan bahwa proporsi pabrik Science, 8, 29-39.
pada Zona 1 akan berkurangnya setengahnya relative Harvey, D. (1967), Models Of The Evolution Of
terhadap semua pabrik, jumlah yang sebenarnya pada Spatial Patterns In Human Geography. In:
daerah ini bisa saja meningkat. Ukuran bendungan Models In Geography, (Eds) R. J. Chorley And
haruslah diperlakukan sebagai parameter yang P. Haggett, London: Methuen Ch. 14.
diturunkan secara empiris dan penyeleksiannya harus Feller, W. (1969), An Introduction ToProbability
ditangani secara hati-hati jika dibutuhkan pula jumlah Theory And Its Application. Vol. Edisi Ke-3.
prediksinya. New York: John Wiley & Sons.
Kemeny, J. G. Dan Snell, J. L. (1967), Finite
Markov Chains. Princeton, New Jersey. D. Van
DAFTAR PUSTAKA Nostrand Co.
Krenz, R. D. (1964), Ptojections Of Farm Numbers
Adelman, L. G. (1958), A Stochastic Analysis Of For North Dakota With Markov Chains.
The Size Distribution Of Firms. Journal, Agricultural Economics Research, 16, 77-83.
American Statistical Association, 53, 893- 904. Kullback, S., Kupperman, M., Dan Ku, H. H.
Anderson, T. W. Dan Goodman, L. A. (1957), (1962). Tests For Contingency Tables And
Statistical Inference About Markov Chains. Markov Chains. Technometrics, 4, 572- 608.
Annals, Mathematical Statistics, 28, 89-109. Lever, W. F. (1972), The Intra-Urban Movement Of
Beshers, J. M. Dan Laumann, E. O. (1967), Social Manufacturing: A Markov Approach.
Distance: A Network Approach. American Transactions, Institute Of British Geographers,
Sociological Review, 32, 225-236. 56, 21-38.
Blumen, I., Kogan, M., Dan Mccarthy, P. J. Lever, W. F. (1973), A Markov Approach To The
(1955), The Industrial Mobility Of Labor As A Optimal Size Of Cities In England And Wales.
Probability Process. Ithaca, New York: Cornell Urban Studies, 10, 353-365.
University Press. Lindsay, I. Dan Barr, B. M. (1972), Two Stochastic
Bourne, L. S. (1969), A Spatial Allocation Land Use Approaches To Migration: Comparison Of
Conversion Model Of Urban Growth. Jounal, Monte Carlo Simulation And Markov Chain
Regional Science, 9, 261-272. Models. Geografiska Annaler, 54b, 56-67.
Brown, L. A. (1963), The Diffusion Of Innovation; Marble, D. (1967), Some Computer Programs
A Markov Chain-Type Approach, Discussion For Geografihic Research. Special Publication
Paper No. 3. Department Of Geography, No. 1, Departemen Of Geography, Northwestern
Northwestern University. University.
Brown, L. A. (1970), On The Use Of Markov Chains Pattison, A. (1965), Synthesis Of Hourly Rainfall
In Movement Research. Economic Geography, Data. Water Resources Research, 1, 489-498.
46 (Supplement), 393-403. Rogers, A. (1966), Matrix Methods Of Population
Champernowne, D. G. (1953), A Model Of Analysis. Journal, American Institute Of
Income Distributions. Economic Journal, 63, Planners, 32, 40-44.
318-351 Scott, A. J. (1965), A Procedure For The Estimation
Clark, W. A. V. (1957), Markov Chains Of Markov Transition Probabilities, Discussion
Analysis In Deography: An Application To The Paper No. 8, Regional Science Research
Movement Of Rental Housing Areas, Annals, Institue, University Of Pennsylvania.
Association Of American Geograhers, 55, 351-
359.
Collins, L. (1972), Industrial Migration In Ontario:
Forecasting Aspects Of Industrial Activity

33

Anda mungkin juga menyukai