Anda di halaman 1dari 9

EFEKTIVITAS KEGEL EXERCISE TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA EFISIOTOMI

FASE INFLAMASI & PROLIFERASI PADA IBU POST PARTUM DI RSUD Dr. H. MOCH.
ANSARI SALEH BANJARMASIN

Budiyarti. Y * Adhaini. R **
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Abstrak

Pada partus spontan banyak faktor penyulit yang dapat menyebabkan lamanya proses persalinan. Guna
mempercepat proses tersebut salah satu tindakan yang dapat dilakukan yaitu episiotomi. Apabila luka post
episiotomi tidak mendapatkan tindakan perawatan dengan baik seperti dilakukannya perawatan luka dan
exercice, maka dapat menimbulkan dampak negatif seperti lamanya waktu penyembuhan luka yang beresiko
tinggi terhadap kejadian infeksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas kegel exercise terhadap
proses penyembuhan luka episiotomi fase inflamasi dan proliferasi pada ibu post partum . Jenis penelitian
kuantitatif dengan rancangan quasi eksperiment posttest only non-equivalent control group. Sampel
penelitian yaitu ibu post partum dengan tindakan episiotomi di Ruang Nifas RSUD Dr. H. Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin sebanyak 40 orang yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 20 orang ibu kelompok
intervensi dan 20 orang ibu kelompok kontrol, dengan menggunakan teknik purposive sampling dan uji
analisis Mann Whitney. Hasil penelitian didapatkan p value 0,000 ≤ nilai α = 0,05 shingga dapat disimpulkan
Kegel Exercise efektif terhadap proses penyembuhan luka episiotomi fase inflamasi dan proliferasi pada ibu
post partum dengan nilai

Kata Kunci: Episiotomi, Fase inflamasi & proliferasi, Kegel exercise, Proses penyembuhan luka.

Abstract

In spontaneous labor, there are a lot of complications that cause the length of labor and to speed up the labor
process, episiotomy can be done. If the episiotomy wound does not get treatment as well as doing exercise,
then this can have negative impacts such as the length of time the wound heals is at high risk of infection.
The purpose of this study was to determine the effectiveness of Kegel Exercise on the healing process of
episiotomy wounds in the inflammatory and proliferative phases of post partum mothers. This type of
quantitative research is a quasi-experimental posttest only non-equivalent control group design. Research
samples of post partum mothers with episiotomy in the puerperal room of RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin as many as 40 people were divided into two groups: 20 mothers of the intervention group and
20 mothers of the control group, using purposive sampling techniques and Mann Whitney analysis test.
Kegel Exercise is effective for the healing process of episiotomy wounds in the inflammatory and
proliferation phases in post partum mothers with a p value of 0,000 α = 0.05.

Keywords: Episiotomy, Inflamasi & proliferasi phase, Kegel exercise, Wound healing process.

1 Pendahuluan lamanya proses tersebut. Salah satu tindakan


Persalinan adalah proses pengeluaran hasil yang dapat dilakukan untuk mempercepat
konsepsi (janin dan plasenta) yang telah proses persalinan yaitu tindakan efisiotomi
cukup bulan atau dapat hidup di luar (Astuti, E. 2011).
kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan. Episiotomi merupakan suatu tindakan insisi
Persalinan dapat dibagi menjadi tiga jenis pada perineum guna memperlebar ruang pada
yaitu persalinan spontan, buatan dan anjuran. lubang jalan keluar atau jalan lahir sehingga
Pada persalinan spontan terdapat banyak memudahkan dan mempercepat kelahiran
faktor penyulit yang dapat menyebabkan bayi. Selain memperlebar jalan lahir
episiotomi juga sering dilakukan untuk Kegel exersice yaitu suatu latihan yang
mengendalikan ruptur pada jalan lahir dilakukan secara aktif untuk meningkatkan
sehingga memudahkan dan mempercepat kekuatan otot dasar panggul dengan cara
proses penyembuhan luka (Manuaba, 2011). mengkontraksikan rectum dan uretra yang
Penyembuhan luka episiotomi membutuhkan ditahan selama 5-10 detik, kemudian
waktu berminggu-minggu hingga bertahun- merelaksasikannya. Menurut Bahiyatun
tahun tergantung pada kondisi kesehatan dan (2009) kegel exersice dapat membantu
perawatan perineum itu sendiri. mempercepat proses penyembuhan luka
perineum, mempercepat proses pemulihan
World Health Organization (WHO) tonus otot daerah vagina, perineum, panggul,
menguraikan kejadian ruptur perineum pada mengurangi nyeri dan edema yang terjadi
tahun 2009 yaitu 2,7 juta kasus dan angka ini pada luka. Uraian di atas sejalan dengan
diperkirakan akan meningkat pada tahun 2050 Reeder (2011) bahwa ibu post partum yang
yang akan mencapai 6,3 juta kasus. melakukan kegel exersice secara teratur
Departemen Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan proses penyembuhan luka yang
tahun 2013 mengeluarkan data total lebih cepat
persalinan spontan sebanyak 1.951 dan dari
total persalinan spontan tersebut didapatkan Uraian tersebut di atas didukung juga oleh
75% ibu mengalami ruptur perineum, dimana penelitian Martini.D.E, et al (2015) dengan
57% ibu mendapatkan tindakan hetting hasil waktu yang diperlukan guna
perineum yang disebabkan oleh tindakan penyembuhan luka perineum pada ibu post
episiotomi sebanyak 28% dan robekan partum yang melakukan kegel exersice lebih
perineum spotan sebanyak 29%. cepat dibandingkan ibu yang tidak melakukan
kegel exersice.
Kozier (1995) menguraikan ketika perineum
mengalami ruptur maka proses penyembuhan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
luka terjadi dalam 3 fase yaitu fase inflamasi menguraikan data ibu bersalin pada tahun
yang berlangsung pada hari 0 sanpai hari ke 3, 2017 yang mengalami ruftur perineum
dimana pada fase ini terjadi dilatasi pembuluh sebanyak 4,67%. Data yang didapat dari
darah di sekitar luka, eritema lokal, edema, RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
panas, rasa tidak nyaman dan rasa berdenyut Banjarmasin total jumlah persalinan normal
di sekitar luka; kemudian dilanjutkan ke fase tahun 2018 sebanyak 75,34% dan dari total
proliferasi dimana pada fase ini terjadi tersebut didapatkan 62,36% ibu mendapatkan
pertumbuhan jaringan baru melalui tiga tindakan episiotomi, sehingga dapat
tahapan yaitu granulasi, kontraksi luka dan disimpulkan sampai saat ini tindakan
epitelisasi yang berlangsung pada hari ke 4- episiotomi masih sering dilakukan pada ibu
14. Fase terakhir yaitu fase maturasi yang bersalin, yang apabila tidak dilakukan
terjadi setelah epitelisasi selesai, dimana tindakan perawatan dengan baik sesudahnya
jaringan yang baru mengalami remodelling maka akan berdampak pada meningkatnya
atau maturasi untuk meningkatkan kekuatan kejadian morbiditas ibu post partum yang
regangan jaringan parut. Fase ini dapat berujung pada lamanya hari rawat. Studi
berlangsung sampai 2 tahun. pendahuluan yang dilakukan pada bulan
Februari 2019 di RSUD Dr. H. Moch. Ansari
Astuti. P & Utomo (2003) menguraikan Saleh Banjarmasin kepada 10 orang ibu post
bahwa keterlambatan proses penyembuhan partum dengan cara wawancara didapatkan
luka efisiotomi perfase dapat menyebabkan data 70% ibu bersalin mendapatkan tindakan
nyeri sehingga mobilisasi dan aktivity daily episiotomi yang mengakibatkan ibu post
living terganggu, dimana hal ini berdampak partum tersebut mengalami hambatan dalam
pada sirkulasi arah yang tidak lancar sehingga melakukan mobilisasi dan aktivity daily living
mengurangi efektivitas tubuh untuk selama di rawat, tidak dapat maksimal
melakukan proses penyembuhan luka dari melakukan perawatan pada bayinya dan
dalam yang akhirnya beresiko tinggi terhadap bertambahnya hari rawat sehingga menambah
kejadian infeksi. Salah satu upaya yang dapat beban finansial yang harus dikeluarkan.
dilakukan untuk mempercepat proses
penyembuhan luka episiotomi yaitu dengan Berdasarkan uraian di atas apabila luka
melakukan perawatan luka dan kegel exersice. episiotomi tidak mendapatkan tindakan
perawatan dengan baik seperti dilakukannya . 26-30
exercice tertentu, maka hal ini dapat thn
menimbulkan dampak negatif seperti lamanya 3 Usia
waktu penyembuhan luka yang menyebabkan . 31-35 6 15 2 5 0 0 8 20
gangguan mobilisasi dan aktivity daily living thn
selama di rawat yang beresiko tinggi terhadap Jumlah 16 40 17 42,5 7 17,5 40 100
infeksi pada luka, tidak dapat maksimal
melakukan perawatan pada bayi dan Tabel 1. menunjukkan bahwa dari 40 orang
bertambahnya hari rawat sehingga menambah ibu post partum didapatkan hasil ibu post
beban finansial yang harus dikeluarkan. partum mayoritas berusia 26-30 tahun yaitu
Secara umum penelitian dengan tema manfaat sebanyak 20 orang (50%), ibu post partum
tindakan kegel exercise terhadap proses mayoritas berpendidikan menengah dengan
penyembuhan luka pada ibu post partum jumlah 24 orang (60%), ibupost partum
khususnya di Kalimantan Selatan belum mayoritas tidak bekerja sebanyak 31 orang
pernah dilakukan sehingga berdasarkan uraian (77,5%). paritas ibu post partum mayoritas
-uraian tersebut di atas maka penelitian ini tidak berisiko dengan jumlah 26 orang
dilakukan. (65%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pendidikan


2 Metode Penelitian Ibu Postpastum Terhada0p Proses
Penelitian kuantitatif dengan rancangan quasi Penyembuhan Luka Episiotomi Fase
experiment posttest only non-equivalent Inflamasi dan Proliferasi di Ruang Nifas
control group. Sampel penelitian yaitu ibu RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
post partum yang mendapatkan tindakan Banjarmasin
episiotomi di Ruang Nifas RSUD Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin sebanyak 40
orang yang dibagi menjadi dua kelompok N Pendidikan F %
yaitu 20 orang ibu kelompok intervensi dan o
20 orang ibu kelompok kontrol dengan
1 Pendidikan
menggunakan teknik non probabilty Dasar
13 32,5
sampling yaitu purposive sampling dan uji 2 Pendidikan
analisis yang digunakan yaitu Mann Whitney. 24 60
Menengah
3 Pendidikan
3 7,5
Tinggi
3 Hasil Penelitian Jumlah 40 100
Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pekerjaan
Ibu Postpastum Terhadap Proses
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Ibu
Penyembuhan Luka Episiotomi Fase
Postpastum Terhadap Proses
Inflamasi dan Proliferasi di Ruang Nifas
Penyembuhan Luka Episiotomi Fase
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Inflamasi dan Proliferasi di Ruang Nifas
Banjarmasin
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin
N Pekerjaan F %
o
Hari Sembuh
Usia Jum
N 6 Hari 7 Hari 8 Hari 1 Bekerja
Ibu lah 9 22,5
o Post 2 Tidak
Partum F (%) F (%) F (%) 31 77,5
Bekerja
Jumlah 40 100
1 Usia
. 21-25 3 7,5 5 12,5 4 10 12
thn
2 Usia 7 17,5 10 25 3 7,5 20
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Paritas Ibu kontrol rata-rata 7,30 hari, sehingga dapat
Postpastum Terhadap Proses disimpulkan proses penyembuhan luka
Penyembuhan Luka Episiotomi Fase efisiotomi fase inflamasi dan proliferasi ibu
Inflamasi dan Proliferasi di Ruang Nifas post partum pada kelompok yang diberikan
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh intervensi kegel exercise lebih cepat 1 hari
Banjarmasin dibandingkan pada ibu post partum kelompok
kontrol.
Uji Mann Whitney digunakan untuk
membandingkan rata-rata proses
N Jenis
F % penyembuhan luka episiotomi fase inflamasi
o Paritas
dan proliferasi ibu post partum pada
1 Paritas kelompok intervensi dan kelompok kontrol
14 35
berisiko
2 Paritas Tabel 3. Perbandingan Nilai Rata-rata
tidak 26 65 Proses Penyembuhan Luka Episiotomi
berisiko Fase Inflamasi dan Proliferasi Ibu Post
Jumlah Partum Pada Kelompok Intervensi dan
40 100
Kelompok Kontrol
Hasil
Lamanya hari yang diperlukan untuk proses Mann-Whitney U 42,500
penyembuhan luka episiotomi fase inflamasi Z -4,609
dan proliferasi ibu post partum pada Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
kelompok intervensi dan kelompok kontrol Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,000(a)
dinilai dengan cara melakukan obsevasi
terhadap tanda (kriteria) yang ditampakan Pada tabel 3. dapat dilihat hasil uji Mann
pada setiap fase penyembuhan luka, yang Witney dengan p value = 0,000 dan α = 0,05
dapat dilihat pada tabel 2. di bawah ini: maka p < α, sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan lamanya hari yang
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Lamanya diperlukan untuk proses penyembuhan luka
Hari Proses Penyembuhan Luka efisiotomi fase proliferasi dan inflamasi pada
Episiotomi Fase Inflamasi dan Proliferasi ibu post partum kelompok yang diberikan
pada Kelompok Intervensi dan Kelompok intervensi kegel exercise dengan kelompok
Kontrol kontrol (kelompok yang tidak diberikan
intervensi kegel exercise),
No Hari Jumlah Presentase
Sembuh (Orang) (%) 4 Pembahasan
Proses penyembuhan luka episiotomi fase
Kelompok Intervensi
inflamasi dan proliferasi pada ibu post
1. 6 hr 15 75 partum dapat dipengaruhi oleh banyak
2. 7 hr 5 25 faktor, diantaranya faktor karakteristik ibu
Jumlah 20 100 postpastum seperti usia, tingkat
Rata-rata 6,25 pendidikan, pekerjaan dan paritas.
Kelompok Kontrol 4.1 Usia
1. 6 hr 1 5 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
2. 7 hr 12 60 usia mayoritas ibu post partum dalam
3. 8 hr 7 35 penelitian ini yaitu 26-30 tahun.
Jumlah 20 100 Hidayat (2007) menguraikan usia
Rata-rata 7,30 merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi proses penyembuhan
Berdasarkan tabel 5. diketahui rata-rata lama luka karena kecepatan perbaikan sel
proses penyembuh luka efisiotomi fase inflamasi
berlangsung sejalan dengan
dan proliferasi ibu post partum pada kelompok
intervensi yaitu 6,25 hari dan pada kelompok
pertumbuhan atau kematangan usia
seseorang, namun selanjutnya
bertambahnya usia menyebabkan
proses aging berjalan, dimana proses Menurut Notoatmodjo (2013)
aging ini dapat memperlambat proses pendidikan merupakan kebutuhan dsar
perbaikan sel sehingga memperlambat manusia yang sangat diperlukan untuk
proses penyembuhan luka. Selain itu pengembangan diri dan peningkatan
Departemen Kesehatan RI (2019) kematangan intelektual seseorang.
menguraikan usia 26-30 tahun dapat Kematangan intelektual ini
dikategorikan ke dalam usia berpengaruh pada wawasan dan
reproduktif sehat, dimana pada usia berpikir seseorang, baik dalam
tersebut semua organ masih berfungsi tindakan yang dapat dilihat maupun
dengan baik, sehingga proses dalam cara pengambilan keputusan.
perbaikan sel tubuh yang rusak tidak Tingkat pendidikan juga merupakan
banyak mengalami hambatan salah satu faktor yang mempengaruhi
persepsi seseorang untuk lebih mudah
Usia ibu post partum yang berada menerima ide baru. Hal serupa
pada rentang 20-30 tahun, memberi dikemukankan oleh Purwatmoko
dampak positif pada proses (2011) dimana semakin tinggi tingkat
penyembuhan luka dimana pada usia pendidikan seseorang maka semakin
tersebut tingkat metabolisme tubuh besar peluang untuk berprilaku positif
berada pada puncaknya sehingga seperti mencari pengobatan ke
fungsi organ masih maksimal, sistem pelayanan kesehatan.
reproduksi masih memiliki sirkulasi
yang baik sehingga respon inflamasi Hal tersebut di atas sejalan dengan
berlangsung dengan yang cepat ketika penelitian yang dilakukan oleh Fiolen
terjadi perlukaan, jaringan kolagen et al (2015) dengan hasil ibu yang
menjadi lunak, pertumbuhan jaringan mempunyai tingkat pendidikan tinggi
sel kulit yang baru tidak memiliki prilaku yang positif dalam
membutuhkan waktu yang lama serta hal mencari penanganan untuk
jaringan parut menjadi elastis mempercepat proses
sehingga proses penyembuhan luka penyembuhannya. Selanjutnya
dari fase ke fase berlangsung dengan diperkuat juga oleh Satino dan
baik Setyorini (2014) yang menyatakan
bahwa ibu post pastum yang memiliki
Smeltzer (2011) menyebutkan bahwa pengetahuan tinggi akan mewujudkan
penyembuhan luka lebih cepat terjadi ke dalam suatu tindakan yang positif.
pada usia muda dari pada usia tua
sebab fungsi penyatuan jaringan pada Berdasarkan uraian di atas maka dapat
kulit mengalami penurunan akibat disimpulkan bahwa semakin tinggi
faktor usia. Hal di atas sejalan dengan tingkat pendidikan yang dimiliki
Bartini (2012) yang menguraikan usia seseorang maka semakin mudah orang
dapat menggangu semua tahapan tersebut dalam menerima informasi
penyembuhan luka karena semakin yang pada akhirnya akan tergambar
bertambah usia seseorang maka terjadi pada perilaku yang positif.
perubahan vaskuler yang dapat
mengganggu sirkulasi darah ke daerah
luka 4.3 Pekerjaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
4.2 Tingkat Pendidikan mayoritas ibu post partum tidak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bekerja.
mayoritas ibu post partum mempunyai
tingkat pendidikan menengah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mngatasi kecemasan yang dirasakan, yang
sebagian besar ibu hamil yang tidak apabila dibiarkan berlarut maka akan jatuh ke
bekerja mengalami kecemasan tingkat keadaan yang lebih parah. yaitu kecemasan
sedang dan kecemasan tingkat berat. tingkat sedang dan berat.
Bekerja umumnya adalah kegiatan Peneliti menganalisa bahwa ibu rumah
yang dapat menyita waktu dan fokus tangga lebih banyak memiliki waktu
perhatian sehingga terjadi pengalihan untuk melakukan senam kegel dan
fokus dari hal-hal yang dapat memiliki banyak aktivitas dirumah.
menyebabkan gangguan. Hal ini didukung oleh teori Reni
(2015) yang mengatakan bahwa ketika
Menurut Said (2015) bekerja dapat pada daerah yang relatif sering
mengalihkan perhatian seseorang dari sesuatu bergerak dapat mempengaruhi proses
hal yang dirasakan seperti perasaan cemas, penyembuhan luka lebih cepat.
karena aktivitas yang padat sangat menyita
banyak waktu sehingga seseorang tidak 5 Paritas
mempunyai kesempatan untuk lebih fokus Pada hasil penelitian ini didapatkan
terhadap kecemasan yang dirasakan. Begitu mayoritas ibu post partum melahirkan
juga halnya dengan ibu hamil yang memiliki anak ke-2 yang tidak memiliki resiko.
pekerjaan akan lebih banyak beraktivitas di
luar rumah dan akan lebih banyak berinteraksi Dalam jurnal Prakirtia dan Dewi 2015
dengan orang lain sehingga tidak memiliki menyebutkan bahwa paritas juga
kesempatam dan waktu yang banyak untuk dapat mempengaruhi proses
hanya memikirkan sesuatu yang dirasakan penyembuhan luka pada ibu post
saja. Bekerja di luar rumah juga dapat partum, kemudian didukung oleh
dijadikan sebagai suatu kegiatan penyegaran teori Soekidjo (2002) bahwa
pikiran serta perasaan karena dapat melihat pengalaman adalah guru terbaik,
dan menemukan sesuatu pengalaman yang karena pengalaman merupakan
baru sehingga tidak hanya terpaku pada sumber pengetahuan. Penelitian ini
rutinitas, hal yang monoton dan tidak ada sejalan dengan hasil penelitian
perubahan. Uraian inilah yang membenarkan Kurniati et al 2014 mengungkapkan
bahwa ibu hamil yang memiliki pekerjaan bahwa pengalaman melahirkan juga
jarang mengalami kecemasan dengan dapat mempengaruhi pada proses
tingkatan yang lebih tinggi jika dibandingkan penyembuhan luka episiotomi pada
dengan ibu hamil yang tidak memiliki ibu post partum. Hal ini dikarenakan
pekerjaan. ibu atau seseorng dapat mengingat
pengalamannya pada masa nifas
Uraian tersebut di atas sejalan dengan hasil sebelumnya sebagai pedoman dalam
penelitian ini, dimana ibu hamil primigravida merawat diri sendiri dan bayinya
trimester III yang tidak memiliki pekerjaan untuk lebih baik lagi. Maka jumlah
(ibu rumah tangga) sebagian besar mengalami anak sangat berepengaruh dalam
kecemasan tingkat sedang dan tingkat berat. memperoleh pengalaman masa nifas,
Ibu hamil yang tidak memiliki pekerjaan lebih terutama pada proses penyembuhan
banyak mempunyai waktu senggang sehingga luka episiotomi pada ibu post partum.
akan lebih fokus memikirkan hal-hal yang
membuatnya merasa cemas, kurang Ibu post partum yang melahirkan
mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi anak lebih dari 1 dapat dilihat pada
dengan orang lain dan kurang mendapatkan tabel karakteristik responden lebih
kesempatan melihat serta mempunyai cepat untuk proses penyembuhan
pengalaman baru, sehingga salah satu terhadap luka episiotomi
dampaknya yaitu terbatasnya mendapatkan
informasi-informasi baru dan bantuan untuk
Proses penyembuhan luka episiotomi fase kelompok intervensi 6,25 hari
inflamasi dan proliferasi pada kelompok sedangkan pada kelompok kontrol
intervensi dan kelompok kontrol pada ibu rata-rata hari untuk penyembuhan
post pastum ibu post partum yang berada luka fase proliferasi adalah 7,30 hari.
di ruang nifas RSUD Dr. H. Moch. Ansari Data tersebut menunjukkan bahwa
Saleh Banjarmasin ibu post partum dengan yang
diberikan latihan senam kegel lebih
Dari hasil penelitian pada hari cepat sembuh 1 hari dari pada ibu
pertama semua tanda-tanda inflamasi yang tidak diberikan intervensi yang
ada pada ibu post partum baik mempunyai keterlambatan hari untuk
kelompok intervensi maupun kesembuhan .
kelompok kontrol, tanda-tanda
inflamasi pada sebagian lebih ibu post Proses penyembuhan luka episiotomi
partum dengan kelompok intervensi ini lebih cepat karena kegel exercise
rata-rata pada hari ke-3 sudah tidak yangmerupakanbentuk dari kegiatan
ada lagi berbeda halnya dengan fisik yang memberikan pengaruh baik
kelompok kontrol tanda-tanda terhadap kekuatan otot dan
inflamasi bahkan hampir sebagian memperlancar aliran darah. Manfaat
pada hari ke-5 masih terlihat. Pada kegel exercise yang membantu proses
fase proliferasi ibu post partum penyembuhan luka episiotomi dan
dengan kelompok intervensi pada hari bukan hanya itu saja manfaat kegel
ke-4 sudah mulai ada sedikit tanda- exercise masih banyak manfaat yang
tanda proliferasi dan hampir sebagian lainnya Norlatifah (2012)
pada hari ke-6 ibu dengan kelompok
intervensi sudah semua tanda-tanda 6 Efektivitas kegel exercise terhadap proses
proliferasi muncul sedangkan tanda- penyembuhan luka episiotomi fase
tanda proliferasi pada ibu post partum inflamasi dan proliferasi pada ibu post
dengan kelompok kontrol tanda partum di ruang nifas RSUD Dr. H.
tersebut sedikit terlihat pada hari ke-5 Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
dan untuk kesembuhan dengan rata-
rata hari ke-7. Setiap hari ibu post Kegel exercise efektiv terhadap
partum selalu dilakukan observasi proses penyembuhan luka fase
baik dengan kelompok intervensi inflamasi dan proliferasi dengan nilai
maupun kelompok kontrol untuk rata-rata 6,25 pada kelompok
melihat proses perkembangan intervensi yang memiliki waktu
luka.Proses luka fase inflamasi dan penyembuhan lebih cepat dari pada
proliferasi juga dipengaruhi oleh kelompok kontrol dengan nilai rata-
faktor lain seperti usia, tingkat rata 7,30 dapat dilihat ada perbedaan
pendidikan, pekerjaan dan paritas. rata-rata antara kelompok intervensi
dan kelompok kontrol. Latihan kegel
Dari hasil penelitian pada fase diberikan 2 kali dalam setiap harinya
proliferasi yang memiliki durasi dengan panduan SPO (standar
waktu antara 4-14 hari didapatkan prosedur operasional. Pada hasil
hasil pada kelompok intervensi yang perhitungan didapatkan nilai Sig.
diberikan latihan senam kegelsetiap (0,000) < α(0,05). Berdasarkan hasil
hari sampai tanda-tanda pada fase analisa data tersebut peneliti
proliferasi ada pada luka episiotomi menyimpulkan bahwa “Kegel
ibu post partum dengan bantuan exercise efektiv terhadap proses
observasi serta pencatatan terhadap penyembuhan luka episiotomi fase
proses penyembuhan luka, didapatkan inflamasi dan proliferasi pada ibu
rata-rata hari kesembuhan luka pada post partum di RSUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin” setelah Astuti, Judistiani RTD, dkk. 2015. Asuhan
diberikan latihan kegel exercise setiap Kebidanan Nifas & Menyusui. Jakarta:
hari. Erlangga
Barus, SP. 2006. Buku Saku Manajemen
Hasil penelitian ini sejalan dengan Komplikasi Kehamilan & Persalinan.
Eileen (2008) yang mengatakan Jakarta: Kedokteran EGC
bahwa latihan kegel dapat membantu
Brunner, Suddarth. 2015. Keperawatan Medikal
memperbaiki sirkulasi darah,
Bedah. Jakarta: EGC
memperbaiki tonus otot pelvis, dan
juga memperkuat otot dasar panggul Ekaputra, E. 2013. Evolusi Manajemen Luka.
setelah melahirkan. Adapun teori lain Jakarta: Trans Info Media
yang juga sejalan Bahiyatun (2009) Fauziah, S. 2015. Keperawatan Maternitas
latihan kegel akan mengakibatkan Volume 2, Persalinan. Jakarta: Kencana
kontraksi dan relaksasi otot-otot dasar
panggul sehingga membantu Ferial, EW. 2013. Biologi Reproduksi. Jakarta:
ketidaknyamanan perineum serta Erlangga
meningkatkan sirkulasi lokal, Fitriana, Y, Nurwiandani, W. 2018. Asuhan
mengurangi edema dan mempercepat Persalinan Konsep Persalinan Secara
penyembuhan luka Komprehensif Dalam Asuhan Kebidanan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press

7 Kesimpulan Hartono, A. 2014. Asuhan Kebidanan Masa


Berdasarkan hasil dan pembahasan dari Nifas Fisiologis & Patologis. Tanggerang
Selatan: Binarupa Askara Publiser
penelitian mengenai Efektivitas Kegel
Exercise Terhadap Proses Penyembuhan Hartono, A. 2014. Ilustrasi Berwarna Perawatan
Luka Episiotomi Fase Inflamasi dan Luka. Tanggerang Selatan: Binarupa
Proliferasi pada Ibu Post Partum di RSUD Askara Publiser
Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Jimenez , S, Phan. dkk. 2000. Kehamilan Yang
tahun 2019, dari bulan Mei-Juli dapat Menyenangkan. Jakarta: Arcan
simpulkan sebagai berikut:
a. Kelompok intervensi mengalami Joseph, Nugroho, M. 2011. Ginekologi Dan
proses penyembuhan luka episiotomi Obstetri (OBSGY). Yogyakarta: Nuha
fase inflamasi dan proliferasi lebih Medika
cepat 1 hari dibandinhkan dengan Manurung, S. 2011. Buku Ajar Keperawatan
kelompok kontrol Maternitas Asuhan Keperawatan
b. Kegel exercise efektif untuk INTRANATAL. Jakarta Timur: Trans Info
mempercepat proses penyembuhan Media
luka episiotomi fase inflamasi dan Maritalia, D. 2014. Asuhan Kebidanan Nifas Dan
proliferasi pada ibu post partum Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
8 Saran Maryunani, A. 2010. Biologi Reproduksi Dalam
Saran untuk peneliti selanjutnya bisa Kebidanan. Jakarta: Trans Info Medika
melakukan penelitian tentang latihan Maryunani, A. 2011. Keterampilan Dasar Praktik
kegel exrcise dengan kombinasi yang lain. Klinik Kebidanan (KDPK). Jakarta: Trans
Info Medika
Nurdiansyah, N. 2011. Buku Pintar Ibu & Bayi.
Daftar Rujukan Jakarta Selatan: Kawah MedikaSaryono.
2011. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Ambarwati, ER. 2011. KDPK Kebidanan Teori Yogyakarta: Mitra Cendikia
Dan Aplikasi. Yogyakarta: Nuha Medika
Srianingsih. 2014. Penatalaksanaan Ilmu
Kebidanan. Tanggerang Selatan: Publiser
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suriadi. 2004. Perawatan Luka. Jakarta: Sagung
Seto
Tando, NM. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan
Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: In Media
Widoyoko, EP. 2012. Teknik Penyusunan
Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Yudha, EK. 2011. Esiansial Anatomi & Fisiologi
Dalam Asuhan Maternitas. Jakarta:EGC Medical
Publiser

*Rizka Adhaini. Mahasiswa S1 Keperawatan


Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

**Yuliani Budiyarti, Ns., M.Kep., Sp.


Kep.Mat Dosen Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin

***Darmayanti Wulandatika, SST., M.Kes.


Dosen Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin

Anda mungkin juga menyukai