Bayi tabung merupakan suatu teknologi reproduksi berupa teknik pembuahan sel
telur (ovum) di luar tubuh wanita. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses
ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh
sel sperma dalam sebuah medium cair. Awal berkembangnya teknik ini bermula
dari ditemukannyateknik pengawetan sperma. Sperma bisa bertahan hidup lama
bila dibungkus dalam gliserol yang dibenamkan dalam cairan nitrogen pada
temperatur -321 derajat fahrenheit. Pada mulanya program ini bertujuan untuk
menolong pasangan suami istri yang tidak mungkin memiliki keturunan secara
alamiah disebabkan tuba falopi istrinya mengalami kerusakan permanen. Namun
kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program ini diterapkan pada
yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang menyebabkan tidak
dimungkinkan untuk memperoleh keturunan.
Pada kondisi kedua, yaitu cacat atau gangguan yang melebar pada rahim,
prosesnya dengan mengeluarkan sel telur perempuan yang kemudian dikawinkan
dengan sperma laki-laki pada sebuah tabung di luar tubuh, kemudian setelah
menjadi zigot, janin yang berkembang tersebut dipindahkan dan dititipkan pada
rahim perempuan lain (rahim pinjaman). Karena proses pemindahan tersebut
melalui tabung di luar tubuh manusia, maka janin tersebut disebut dengan istilah
bayi tabung. (Mutaqin, 2009, 114)
Ada beberapa teknik inseminasi buatan yang telah dikembangkan dalam
dunia kedokteran antara lain, pertama: Fertilazation in Vitro (FIV) dengan cara
mengambil sperma suami dan ovum istri kemuudian diproses di Vitro (tabung) dan
setelah terjadi pembuahan, lalu ditransfer ke rahim istri. Kedua, Gamet Intra
Felopian Tuba (GIFT) dengan cara mengambil sperma suami dan ovum istri dan
setelah dicampur terjadi pembuahan, maka segera ditanam saluran telur (tuba
palupi). Teknik kedua ini terlihat lebih alamiah, sebab sperma hanya bisa
membuahi ovum di tuba palupi setelah terjadi ejakulasi melalui hubungan seksual.
(Utomo, 2003, 88)
Dari sekian banyak kasus, yang sering ditemui adalah pria dengan kondisi
sperma kurang baik. Kurang baik itu bisa dari segi kualitas, mobilitas kurang aktif,
atau tidak berbentuk sempurna, yakni berbentuk oval dengan ekor. Penyebab
kualitas sperma yang buruk bisa bermacam-macam. Di antaranya infeksi atau
kelainan genetika. Namun, kondisi tersebut bukan berarti vonis mati.
Program bayi tabung sebagai salah satu teknik rekayasa reproduksi memiliki
sejumlah keunggulan dan kelemahan.
·Kelemahan adalah, rentang waktu untuk mengikuti program ini cukup lama dan
memerlukan biaya yang mahal, berkisar antara 35 juta rupiah – 40 juta rupiah.
َ ْال َح
َّ اجةُ تَ ْن ِزلُ َم ْن ِزلَةَال
ضرُوْ َر ِة
“Hajat itu keperluan yang sangat penting diberlakukan seperti
keadaan darurat”.
Fertilisasi in vitro atau in vitro fertilization (ivf), atau yang sering disebut bayi
tabung, telah menarik perhatian ias n sejak ditemukannya teknologi tersebut pada
tahun 1978. Lebih dari 2 juta anak hasil fertilisasi in vitro telah dilahirkan hingga
saat ini dan besar kemungkinan pengembangan yang berkelanjutan akan menambah
daya tarik dan kemudahan penerapannya .
Fertilisasi in vitro atau bayi tabung adalah serangkaian prosedur kompleks yang
digunakan untuk menangani masalah kesuburan atau mencegah masalah ias na dan
membantu mencapai kehamilan. Selama proses ivf, ovum matang diambil dari
ovarium dan dibuahi oleh sperma di laboratorium. Kemudian sel telur yang telah
dibuahi, yakni embrio, dipindahkan ke rahim. Ivf adalah bentuk teknologi
reproduksi terbantu yang paling efektif .
Siapa yang memerlukan bayi tabung? Sebenarnya bayi tabung bukanlah satu-
satunya solusi untuk orang yang mengalami masalah infertilitas dan masalah
keturunan. Ada pilihan lainnya seperti menggunakan obat kesuburan. Namun, ada
beberapa kondisi yang menjadi alasan mengapa seseorang memilih fertilisasi in
vitro.
Beberapa ias na tersebut adalah kondisi kesehatan di mana orang tersebut
pernah menderita penyakit yang menurunkan kesuburan, kelainan bawaan,
penyebab infertilitas yang belum ditemukan, kualitas sperma yang rendah,
tersumbatnya saluran reproduksi pria, ligasi tuba (saluran ovum tersumbat),
endometriosis (kondisi abnormal ketika jaringan pembentuk lapisan dalam dinding
rahim tumbuh di luar rahim yang seringkali terasa sakit dan ovarium
Teknologi bayi tabung cukup banyak menuai pro dan kontra. Bagi pasangan
yang tidak tidak memiliki anak, teknologi bayi tabung adalah suatu jalan keluar
untuk memperoleh keturunan . Namun, di sisi lain, teknologi ini cukup
menimbulkan perdebatan dalam hal etika dan moral.
Dampak positif dari teknologi bayi tabung di antaranya adalah harapan kepada
pasangan suami istri yang lambat mempunyai anak atau mandul akibat kelainan
organ reproduksi.
Dampak dari teknologi bayi tabung di antaranya adalah terjadinya stimulasi
indung telur yang berlebihan sehingga bisa menyebabkan beberapa keluhan, seperti
kembung mual, dan muntah, meningkatnya risiko kehamilan kembar lebih dari dua
anak meningkat karena banyaknya embrio yang dihasilkan dari proses fertilisasi in
vitro, dan bermacam-macam risiko lain yang dapat timbul, seperti biaya yang
dikeluarkan, kelelahan fisik, dan tekanan emosional Selain itu, kekhawatiran lain
adalah pengguna ivf akan menyaring sifat tertentu dengan menggunakan diagnosis
pra implantasi atau pre implantation genetic diagnosis.
Konsep yang mengubah gen ini telah menciptakan konsep desainer bayi. Saat
ini, pgd dapat mengubah beberapa atribut fisik dan kesehatan. Hal ini dapat menjadi
proyeksi kekuatan masa depan. Namun, pgd yang mampu menciptakan manusia
yang ideal telah menimbulkan banyak masalah etika.
Proyeksi dampak-dampak seperti pengubahan dunia atletik, penciptaan senjata
manusia, dan pertukaran otonomi atas kehidupan seseorang dapat terjadi karena
praseleksi embrio Selain itu, dengan pandangan yang masih sangat terbatas, sulit
untuk mengubah susunan tatanan manusia tanpa mengetahui dampak seutuhnya.
Sebagai contoh, melalui terapi gen, suatu laboratorium mampu membuat tikus
mengalami penurunan berat badan, tetapi efek jangka panjang manipulasi gen
tersebut menyebabkan gangguan produksi toksin dan penurunan berat badan
signifikan.
Tingkat keberhasilan teknologi pembuahan in vitro ini memang tidak terlalu
besar, biasanya hanya berkisar dua puluh persen, sedangkan biayanya cukup besar.
Oleh karena itu, dalam praktik pelaksanaan program bayi tabung ini, sel telur atau
ovum yang diambil tidak hanya satu melainkan lebih banyak, yaitu sekitar enam
hingga sepuluh.
Embrio yang dikembalikan ke rahim setelah dibuahi juga lebih dari satu, tetapi
banyak embrio yang dikembalikan disesuaikan dengan kemampuan si wanita itu
mengandung dan membesarkannya. Karena itulah, biasanya embrio yang ditanam
kembali ke dalam rahim hanya sekitar dua hingga empat saja
Dengan adanya embrio yang ditanam kembali lebih sedikit dari pada yang
dibuahi ini maka timbullah masalah, yaitu diapakan kah sisa embrio yang tidak
ditanam kembali ke dalam rahim tersebut? Masalah inilah yang akan dicoba untuk
dicarikan jalan keluarnya yang tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku.
Ada setidaknya tiga tindakan dilakukan terhadap embrio-embrio tersebut.
Ketiga tindakan diterapkan terhadap embrio-embrio tersebut adalah sebagai berikut:
pertama, ditransplantasikan ke dalam rahim wanita lain (surrogate mother); kedua,
dibekukan dan disimpan dalam bentuk beku; dan ketiga dimusnahkan.
4. Pandangan Menurut Hukum
Pelaksanaan program bayi tabung di Indonesia memang diizinkan. Berdasarkan
peraturan kesehatan RI pun ditegaskan bahwa hanya pasangan suami istrilah yang
diperbolehkan melakukan prosedur ini. Dengan kata lain, sperma yang digunakan
untuk program bayi tabung harus berasal dari sperma suami, bukan donor sperma.
Dalam UU No 23/1992 tentang Kesehatan pasal 16 ayat 1 tertulis bahwa
kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk
membantu suami istri mendapat keturunan. Pada ayat dua ditegaskan upaya
kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat satu hanya dapat
dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan beberapa ketentuan.
Ketentuan tersebut yakni hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri
yang bersangkutan, ditanamkan dalam rahim istri darimana ovum berasal; dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu; dan
pada sarana kesehatan tertentu. Di ayat tiga, tertulis bahwa ketentuan mengenai
persyaratan penyelenggaraan kehamilan di luar cara alami sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 dan ayat 2 ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
http://khairiyyahjabir.blogspot.com/2012/08/makalah-bayi-tabung.html
https://www.academia.edu/19363633/Contoh_makalah_bayi_tabung_dalam_pandangan
hukum_islam
http://amalilmukita.blogspot.com/p/makalah-bayi-tabung-menurut-pandangan.html
https://dokumen.tips/documents/aspek-budaya-bayi-tabung.html
http://sedaobagann.blogspot.com/2017/10/makalah-inseminasi-dan-bayi-tabung.html
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-2713996/aturan-kesehatan-ri-tegas-sebut-
bayi-tabung-tak-boleh-dari-donor-sperma