Anda di halaman 1dari 14

KONSEP UMUM

A. Pengertian Bayi Tabung


In vitro vertilization (IVF) atau yang lebih dikenal dengan sebutan bayi tabung
adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh wanita. In vitro adalah
bahasa latin yang berarti dalam gelas atau tabung gelas, dan vertilization berasal
dari bahasa Inggris yang artinya pembuahan, sehingga dikenal dengan sebutan bayi
tabung.
Pelayanan terhadap bayi tabung dalam dunia kedokteran sering dikenal dengan
istilah fertilisasi-in-vintro yang merupakan pembuahan sel telur oleh sel sperma di
dalam tabung petri yang dilakukan oleh petugas medis.

Bayi tabung merupakan suatu teknologi reproduksi berupa teknik pembuahan sel
telur (ovum) di luar tubuh wanita. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses
ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh
sel sperma dalam sebuah medium cair. Awal berkembangnya teknik ini bermula
dari ditemukannyateknik pengawetan sperma. Sperma bisa bertahan hidup lama
bila dibungkus dalam gliserol yang dibenamkan dalam cairan nitrogen pada
temperatur -321 derajat fahrenheit. Pada mulanya program ini bertujuan untuk
menolong pasangan suami istri yang tidak mungkin memiliki keturunan secara
alamiah disebabkan tuba falopi istrinya mengalami kerusakan permanen. Namun
kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program ini diterapkan pada
yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang menyebabkan tidak
dimungkinkan untuk memperoleh keturunan.

Istilah bayi tabung berasal dari bahasa asing In Vitro Fertilization (Pembuahan


yang dilakukan di dalam tabung). Bayi Tabung bukanlah bayi yang dibesarkan di
dalam tabung seperti arti harfiahnya namun proses pertemuan antara sperma dan sel
telur dilakukan diluar tubuh dan dilakukan pada semacam wadah berupa cawan
atau tabung. Pada istilah kedokteran mungkin lebih dikenal dengan nama In Vitri
Fertilization and Embryo Transfer (IVF-ET).

Bayi tabung dapat didefinisikan dengan penjelasan sebagai berikut: pada


kondisi yang pertama, yaitu tertutupnya uterus yang merupakan tempat
bercampurnya sperma dengan sel telur. Prosesnya dengan mengeluarkan sel telur
dari perempuan, kemudian disuntikkan kepada sperma laki-laki yang telah diambil
dan dicampurkan di dalam tabung di luar tubuh. Setelah menjadi zigot janin yang
berkembang tersebut dipindahkan untuk disimpan kembali pada rahim si
perempuan tadi.

Pada kondisi kedua, yaitu cacat atau gangguan yang melebar pada rahim,
prosesnya dengan mengeluarkan sel telur perempuan yang kemudian dikawinkan
dengan sperma laki-laki pada sebuah tabung di luar tubuh, kemudian setelah
menjadi zigot, janin yang berkembang tersebut dipindahkan dan dititipkan pada
rahim perempuan lain (rahim pinjaman). Karena proses pemindahan tersebut
melalui tabung di luar tubuh manusia, maka janin tersebut disebut dengan istilah
bayi tabung. (Mutaqin, 2009, 114)

B. Tekhnik Inseminasi Buatan

      Ada beberapa teknik inseminasi buatan yang telah dikembangkan dalam
dunia kedokteran antara lain, pertama: Fertilazation in Vitro (FIV) dengan cara
mengambil sperma suami dan ovum istri kemuudian diproses di Vitro (tabung) dan
setelah terjadi pembuahan, lalu ditransfer ke rahim istri. Kedua, Gamet Intra
Felopian Tuba (GIFT) dengan cara mengambil sperma suami dan ovum istri dan
setelah dicampur terjadi pembuahan, maka segera ditanam saluran telur (tuba
palupi). Teknik kedua ini terlihat lebih alamiah, sebab sperma hanya bisa
membuahi ovum di tuba palupi setelah terjadi ejakulasi melalui hubungan seksual.
(Utomo, 2003, 88)

C.  Tekhnik Bayi Tabung


1. Tekhnik bayi tabung sperma kosong
Pada kasus cairan air mani tanpa sperma (azoospermia), mungkin
akibat penyumbatan atau gangguan saluran sperma, kini bisa dilakukan
pengambilan sperma dengan teknik operasi langsung pada saluran air mani
atau testis. Tekniknya ada dua, MESA (Microsurgical Sperm Aspiration) dan
TESE (Testicular Sperm Extraction). Pada MESA, sperma diambil dari tempat
sperma dimatangkan dan disimpan (epididimis). Sedangkan pada TESE,
sperma langsung diambil dari testis yang merupakan pabrik sperma.
2. Tekhnik Bayi Tabung Bedah Laparoskopik

Operasi bedah laparoskopik merupakan teknik bedah yang dilakukan


dengan cara membuat lubang kecil di dinding perut dan mengangkat kandung
empedu dengan instrument khusus menggunakan sistem endokamera melalui
layar monitor.

Operasi ini digunakan dalam prosedur bayi tabung untuk memasukkan


sel telur yang sudah dibuahi oleh sel sperma dan berkembang menjadi zigot ke
dalam tuba fallopi si pasien wanita untuk kemudian agar dapat tumbuh secara
alamiah menjadi bayi.

D. Presentase Keberhasilan Bayi Tabung

Tingkat keberhasilan bayi tabung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.


Ketika kali pertama dia menangani bayi tabung pada 80-an, tingkat keberhasilannya
berkisar 30–40 persen. Namun, semakin pesat perkembangan zaman, tingkat
keberhasilan pun meningkat. Kini, kisarannya 70–80 persen. ”Apalagi jika program
bayi tabung dilakukan lebih dari dua kali. Tingkat keberhasilannya juga sampai 80
persen,”. Namun, dia tidak memungkiri bahwa tingkat keberhasilan tersebut tidak
mutlak berlaku bagi setiap pasangan. Apalagi, penyebab faktor infertilitas bisa
bermacam-macam.Sebagai dokter spesialis andrologi, menemukan fakta bahwa
permasalahan infertilitas lebih banyak bersumber pada laki-laki.”Kebanyakan
memang pihak sang suami yang mengalami masalah dengan kesuburan,”

Dari sekian banyak kasus, yang sering ditemui adalah pria dengan kondisi
sperma kurang baik. Kurang baik itu bisa dari segi kualitas, mobilitas kurang aktif,
atau tidak berbentuk sempurna, yakni berbentuk oval dengan ekor. Penyebab
kualitas sperma yang buruk bisa bermacam-macam. Di antaranya infeksi atau
kelainan genetika. Namun, kondisi tersebut bukan berarti vonis mati.

Dia menuturkan, banyak kelahiran bayi tabung berhasil meski kualitas


spermanya buruk. contoh pasangan yang bisa langsung hamil setelah sekali
menjalani program bayi tabung.
Meski demikian, banyak juga pasangan yang tidak menyerah. Sudah tiga
kali mengalami kegagalan program bayi tabung. Faktor usia, juga berpengaruh
pada keberhasilan program bayi tabung.

E. Keunggulan Dan Kelemahan Bayi Tabung

Program bayi tabung sebagai salah satu teknik rekayasa reproduksi memiliki
sejumlah keunggulan dan kelemahan.

Keunggulan program bayi tabung adalah dapat memberikan peluang kehamilan


bagi pasutri yang sebelumnya menjalani pengobatan infertilitas biasa, namun tidak
pernah membuahkan hasil. Sedangkan kelemahan dari program ini adalah tingkat
keberhasilannya yang belum mencapai 100 persen. Di Indonesia misalnya, tingkat
keberhasilan tertinggi program bayi tabung.

·Kelemahan adalah, rentang waktu untuk mengikuti program ini cukup lama dan
memerlukan biaya yang mahal, berkisar antara 35 juta rupiah – 40 juta rupiah.

F. Faktor Penyebab Dilakukannya Bayi Tabung


a. Berpuncak dari masalah kegagalan untuk telur menetas ataupun kegagalan
'ovulation'. Maknanya telur wanita tidak dapat dikeluarkan daripada kilang
ovari pada waktu tertentu. Wanita yang tidak dapat mengeluarkan telur atau
gagal untuk ovulasi mungkin disebabkan oleh beberapa faktor. Antaranya
masalah kegemukan yang dikaitkan dengan gangguan hormon wanita. Wanita
ini biasanya akan mempunyai ovari yang bengkak disebabkan telur-telur ini
terperangkap dalam kilang ovari. Kegagalan penetasan telur mungkin
disebabkan gangguan hormon yang mungkin disebabkan kandungan hormon
susu ataupun prolactin yang tinggi sekali.
b. Kondisi rahim. Adanya infeksi, bakteri, jamur, parasit, tumor, kista, polip, dsb.
Faktor saluran telur tersumbat,Faktor kantung telur,al: kegagalan ovulasi dan
pelepasan hormon.Faktor penyebab dari laki laki: abnormalitas spermab,
gangguan fungsi dan produksi antara lain kelainan pada testis/buah zakar,
penurunan kadar hormon,kelainan gen, infeksi, gangguan aliran/perjalanan
sperma. (hasil wawancara dengan PROF. DR SAMSUL HADI spesialis bayi
tabung di RS. Dr. Soetomo Surabaya)
G. Jenis Jenis Bayi Tabung
Bayi tabung dilihat dari asal sperma yang dipakai dapat dibagi dua yaitu:
1. bayi tabung dengan sperma sendiri atau AIH (Artificial Insemination
Husband).
2. bayi tabung dengan bukan sperma suami atau lazim disebut donor, disingkat
AID (Artificial Insemination Donor).  (Hasan, 1998, 75)

H. Tahap-Tahap Bayi Tabung


Program bayi tabung sendiri akan dilakukan dalam 3 tahap sebagai berikut :
1. Tahap Pre-OPU
Pada tahap ini akan dilakukan Terapi Down Regulation dan Terapi
Stimulasi. Down Regulation adalah suatu fase dimana rangsangan otak
terhadap ovarium dihentikan dengan penggunaan obat tertentu. Pada fase ini
kita ingin menciptakan seperti keadaan menopause dengan tujuan untuk
mempersiapkan indung telur menerima terapi stimulasi. Pemeriksaan di tahap
pertama ini yaitu pada siklus hari ke 2-5, diawali dengan pemeriksaan hormon
LH, FSH, Prolaktin dan Estradiol. Terapi ini berlangsung lebih kurang antara 2
minggu hingga 1 bulan. Alternatif lain yang dapat dilakukan juga untuk istri
yang siklus menstruasinya tidak teratur dilakukan Pill Cross Over , sehingga
memudahkan pemberian terapi injeksi Buserelin Acetate.
Terapi injeksi Buserellin Acetate dengan dosis 0.5 mg tiap kali suntik.
Cara penyuntikan dilakukan secara sub kutan, yaitu tehnik suntik dengan
menggunakan syringe pendek dan disuntikkan tegak lurus kira-kira 2 cm
dibawah pusar.
Pada tahapan ini ada beberapa hal yang mungkin dirasakan oleh pasien,
seperti halnya keadaan menopause, yaitu perasaah gerah/kepanasan, sakit
kepala ataupun perubahan mood. Kadang-kadang juga ditemukan buah dada
seperti mengalami pembengkakan. Gejala-gejala ini akan hilang dengan
sendirinya pada saat pasien masuk ke tahap berikutnya. Pasien juga ada
kemungkinan untuk tidak mengalami menstruasi pada tahap ini.
Kemudian dilakukan pemeriksaan kembali hormon-hormon tersebut
diatas atau dilakukan pemeriksaan USG untuk memastikan apakah pasien
dapat masuk ke dalam fase berikutnya yaitu terapi stimulasi.
Terapi Stimulasi dilakukan untuk merangsang pertumbuhan folikel pada
indung telur sehingga jumlahnya bertambah banyak dan meningkatkan
kemungkinan memperoleh sel telur matang pada saat operasi petik ovum
dilakukan.
Terapi ini dapat dimulai jika sudah dilakukan pemeriksaan USG oleh
dokter ahli dan dari hasilnya terlihat tidak ada folikel yang berkembang di
dalam rahim pasien. Selanjutnya dokter ahli akan menentukan berapa besar
dosis yang akan diberikan untuk tiap pasien berdasarkan kondisi dan usia yang
dialami oleh pasien.
Sama halnya dengan penyuntikan pada terapi down regulation, injeksi
stimulasi ini juga dilakukan secara sub kutan dan pada waktu yang sama setiap
harinya.. Injeksi ini dilakukan minimal 8 kali hingga 14 kali dengan
menyuntikkan obat FSH Recombinant/Gonadotrophin dan dosisnya tergantung
dengan kondisi pasien. Kontrol dengan USG dilakukan setelah suntikan
stimulasi ke 6 untuk melihat pertumbuhan folikel. Kontrol berikutnya
dilakukan pada hari ke 8 untuk melihat apakah sudah terdapat folikel yang
matang Jika belum terdapat maka suntikan akan diteruskan hingga minimal ada
3 folikel matang dengan diameter rata-rata 18 mm dan siap untuk di petik
melalui operasi petik ovum.
2. Tahap Operasi Petik Ovum (Ovum Pick Up)
Penjadwalan untuk Operasi Petik Ovum dapat dilakukan jika sudah
terdapat 3 atau lebih folikel dengan diameter 18 mm. Kadar E2 juga terus
dipantau dan harus mencapai 200pg/ml/folikel matang.
Sebelum dilakukan Operasi Petik Ovum tepatnya 36 jam sebelumnya
dilakukan penyuntikkan hCG dengan dosis 5000 IU atau 10,000 IU, besar
dosisnya ditentukan oleh dokter ahli.
Pada saat bersamaan berlangsungnya OPU, suami juga harus melalui
proses pengeluaran sperma yang dilakukan melalui proses masturbasi di
ruangan yang telah siapkan. Pada proses ini tidak diperbolehkan menggunakan
pelicin (lubricant) contohnya sabun/baby oil dan lainnya karena dapat
menghambat proses fertilisasi/pembuahan.
Sel telur yang sudah terseleksi akan dipertemukan dengan sel sperma yang
sudah melalui proses pencucian ( washing) sehingga hanya sel sperma yang
sudah terseleksi saja yang akan kita gunakan untuk menghasilkan embryo yang
berkualitas baik. Selanjutnya kita dapat masuk ke tahap selanjutnya yaitu
proses tandur alih embryo (embryo transfer).
3. Tahap Post OPU
Tahap yang terakhir dalam program bayi tabung adalah Tandur Alih
Embryo (Embryo Transfer) yang kemudian dilanjutkan dengan Terapi Obat
Penunjang Kehamilan.
Tandur Alih Embryo adalah proses memasukan 2 atau maksimum 3
embryo yang sudah diseleksi ke dalam rahim dengan cara menyemprotkannya
secara perlahan ke dalam rahim melalui leher rahim dengan menggunakan alat
bantu kateter dan USG. Jumlah embryo yang di tandur alihkan akan ditentukan
oleh dokter ahli kami. Sebagai acuan pada pasien berusia sama atau <= 30
tahun maka biasanya jumlah embrio yang ditandur alihkan adalah 2. Jika usia
lebih dari 30 tahun maka jumlah embrio yang dtandur alih adalah 3. Sisa
embryo yang sudah terseleksi dengan baik dapat dibekukan dan dipergunakan
untuk kehamilan berikutnya berdasarkan persetujuan pasien.
Tandur Alih Embryo dilakukan pada hari ke 2 atau hari ke 3 setelah
operasi petik ovum dilakukan. Proses ini merupakan proses yang sederhana
sehingga tidak ada persiapan khusus yang harus dilakukan pasien seperti
halnya operasi petik ovum, karena pada tandur alih embryo ini pasien tidak
perlu melalui proses anastesi. Seperti halnya papsmear, biasanya pasien tidak
mengalami nyeri yang terlalu berlebihan. Embryo yang siap untuk ditransfer
akan diperlihatkan pada layar tv oleh sebelum dilakukan transfer.
4. Terapi Obat Penunjang

Setelah proses tandur alih embryo berhasil dilakukan, pasien diberikan


terapi obat penunjang. Terapi ini bertujuan untuk mempersiapkan rahim
menerima implantasi dari embryo yang sudah ditanamkan sehingga embryo
dapat berkembang dengan normal.
Pada tahap ini pasien diberikan suntikan hCG pada hari OPU+4 dan
OPU+7. Dosis yang biasanya diberikan 1500 IU atau 5000IU, tergantung
dengan kondisi pasien.
Selain pemberian HCG, pasien juga dapat diberikan progesterone secara
oral selama 15 hari atau penggunaan vagina gel yang digunakan tiap malam
sebelum tidur.

I. Pandangan Menurut Agama,Sosial Budaya, Hukum, Kesehatan, Kelompok


1. Pandangan Menurut agama Islam
Mengenai ias inseminasi buatan dan bayi tabung pada manusia harus
diklasifikasikan persoalannya secara jelas. Bila dilakukan dengan sperma atau
ovum suami istri sendiri, baik dengan cara mengambil sperma suami kemudian
disuntikkan ke dalam vagina, tuba palupi atau uterus istri, maupun dengan cara
pembuahannya di luar rahim, kemudian buahnya (vertilized ovum) ditanm di
dalam rahim istri, maka hal ini diperbolehkan, asal keadaan suami istri tersebut
benar-benar memerlukan inseminasi buatan untuk membantu pasangan suami
istri tersebut memperoleh keturunan. Sebaiknya, kalau inseminasi buatan itu
dilakukan dengan bantuan donor sperma atau ovum, maka diharamkan dan
hukumnya sama dengan zina. Sebagai akibat hukumnya, anak hasil inseminasi
itu tidak sah dan nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkan.
(Utomo, 2003, 189)

Jadi pada prinsipnya dibolehkan bayi tabung itu bila


keadaannya benar-benar memaksa pasangan itu untuk
melakukannya dan bila tidak akan mengancam keutuhan rumah
tangganya (terjadi perceraian) sesuai dengan kaidah Ushul
Fiqh:

َ ‫ْال َح‬
َّ ‫اجةُ تَ ْن ِزلُ َم ْن ِزلَةَال‬
‫ضرُوْ َر ِة‬
“Hajat itu keperluan yang sangat penting diberlakukan seperti
keadaan darurat”.

Demikian pula pendapat Yusuf el Qardhawi: “Apabila


pencangkokan yang dilakukan itu bukan air mani suami, maka
tidak diragukan lagi adalah suatu kejahatan yang sangat buruk
sekali dan suuatu perbuatan munkar yang lebih hebat daripada
pengangkatan anak.”

Inseminasi buatan dengan menggunakan sperma donor


para ulama mengharamkannya, seperti pendapat Yusuf el
Qardhawi katanya….”Islam juga mengharamkan apa yang
disebut pencangkokan itu bukan dari sperma suami…”

Pada inseminasi buatan dengan menggunakan sperma


suami sendiri tidak menimbulkan masalah pada semua
aspeknya, bahkan ulama memujinya sebagai suatu cara untuk
membantu pasangan mandul untuk memperoleh keturunan
yang sah. Tidak demikian halnya pada inseminasi buatan yang
menggunakan sperma donor, maka hal itu telah banyak
menimbulkan masalah di antaranya masalah nasab. (Hasan,
1998, 77)
2. Pandangan Menurut Sosial Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi kegenerasi. Kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian nilai agama, norma sosial , ilmu pengetahuan
serta keseluruhan struktur-struktur dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan
intelektual Dan yang menjadi cirri khas suatu masyarakat.
Program bayi tabung pada dasarnya tidak sesuai dengan budaya dan tradisi
ketimuran kita.Pelaksanaan bayi tabung masih sangat bertolak belakang dengan
kehidupan social dan budaya di Indonesia. Status anak adalah hal yang sangat
penting dana kan berpengaruh pada kehidupannya kelak. Sedangkan pada
inseminasi buatan (bayitabung), anak akan memiliki status seperti anak pada
umumnya,jika pelaksanaan bayi tabung mengikuti peraturan-peraturan yang
berlaku. Di Indonesia sendiri bila dipandang dari segi etika, pembuatan bayi
Tabung tidak melanggar, tapi dengan syarat sperma dan ovum berasal dari
pasangan yang sah. Jangan sampai sperma berasal dari bank sperma, atau ovum
dari pendonor. Banyak negara Negara yang menggunakan teknik bayi tabung
seperti Negara Inggris untuk mengatasi terjadinya kemandula. Namun di Indonesia
jarang sekali adanya teknik tersebut. Hal ini kemungkinan besar banyaknya biaya
yang akan dikeluarkan maupun kesuksesan dalam praktek bayita bunga akan
berjalan Baik dari perspektif social maupun budaya akan merusak keestetikan suatu
agama. Dalam perspektif budaya, dengan adanya teknik reproduksi buatan (bayi
tabung) akan menimbulkan adanya kebiasan budaya dalam suatu daerah. Hal ini
hanya semata- mata untuk kepentingan manusia saja dan merupakan pelanggaran
dalam budaya apabilah alini masih dilakukan. Hal ini disebabkan karena jika ini
dilakukan dan dilegalkan maka akan terjadi perdagangan bayi secara ias na, para
wanita tidak membutuhkan seorang laki- laki sebagai Pasangan hidupnya, akan
menguntungkan sebagian pihak saja. Apabila seorang manusia melanggar hal
tersebut, maka manusia tersebut dapat dikatakan sebagai manusia yang tidak
beretika dan melanggar norma- norma batasan agama yang telah
ditetapkan.Baikdari perspektif social maupun budaya akan merusak keestetikan
suatu agama.

3. Pandangan Menurut Kesehatan

Fertilisasi in vitro atau in vitro fertilization (ivf), atau yang sering disebut bayi
tabung, telah menarik perhatian ias n sejak ditemukannya teknologi tersebut pada
tahun 1978. Lebih dari 2 juta anak hasil fertilisasi in vitro telah dilahirkan hingga
saat ini dan besar kemungkinan pengembangan yang berkelanjutan akan menambah
daya tarik dan kemudahan penerapannya .
Fertilisasi in vitro atau bayi tabung adalah serangkaian prosedur kompleks yang
digunakan untuk menangani masalah kesuburan atau mencegah masalah ias na dan
membantu mencapai kehamilan.  Selama proses ivf, ovum matang diambil dari
ovarium dan dibuahi oleh sperma di laboratorium. Kemudian sel telur yang telah
dibuahi, yakni embrio, dipindahkan ke rahim. Ivf adalah bentuk teknologi
reproduksi terbantu yang paling efektif .
Siapa yang memerlukan bayi tabung? Sebenarnya bayi tabung bukanlah satu-
satunya solusi untuk orang yang mengalami masalah infertilitas dan masalah
keturunan. Ada pilihan lainnya seperti menggunakan obat kesuburan. Namun, ada
beberapa kondisi yang menjadi alasan mengapa seseorang memilih fertilisasi in
vitro. 
Beberapa ias na tersebut adalah kondisi kesehatan di mana orang tersebut
pernah menderita penyakit yang menurunkan kesuburan, kelainan bawaan,
penyebab infertilitas yang belum ditemukan, kualitas sperma yang rendah,
tersumbatnya saluran reproduksi pria, ligasi tuba (saluran ovum tersumbat),
endometriosis (kondisi abnormal ketika jaringan pembentuk lapisan dalam dinding
rahim tumbuh di luar rahim yang seringkali terasa sakit dan ovarium
Teknologi bayi tabung cukup banyak menuai pro dan kontra. Bagi pasangan
yang tidak tidak memiliki anak, teknologi bayi tabung adalah suatu jalan keluar
untuk memperoleh keturunan . Namun, di sisi lain, teknologi ini cukup
menimbulkan perdebatan dalam hal etika dan moral. 
Dampak positif dari teknologi bayi tabung di antaranya adalah harapan kepada
pasangan suami istri yang lambat mempunyai anak atau mandul akibat kelainan
organ reproduksi.
Dampak dari teknologi bayi tabung di antaranya adalah terjadinya stimulasi
indung telur yang berlebihan sehingga bisa menyebabkan beberapa keluhan, seperti
kembung mual, dan muntah, meningkatnya risiko kehamilan kembar lebih dari dua
anak meningkat karena banyaknya embrio yang dihasilkan dari proses fertilisasi in
vitro, dan bermacam-macam risiko lain yang dapat timbul, seperti biaya yang
dikeluarkan, kelelahan fisik, dan tekanan emosional Selain itu, kekhawatiran lain
adalah pengguna ivf akan menyaring sifat tertentu dengan menggunakan diagnosis
pra implantasi atau pre implantation genetic diagnosis.
Konsep yang mengubah gen ini telah menciptakan konsep desainer bayi. Saat
ini, pgd dapat mengubah beberapa atribut fisik dan kesehatan. Hal ini dapat menjadi
proyeksi kekuatan masa depan. Namun, pgd yang mampu menciptakan manusia
yang ideal telah menimbulkan banyak masalah etika. 
Proyeksi dampak-dampak seperti pengubahan dunia atletik, penciptaan senjata
manusia, dan pertukaran otonomi atas kehidupan seseorang dapat terjadi karena
praseleksi embrio Selain itu, dengan pandangan yang masih sangat terbatas, sulit
untuk mengubah susunan tatanan manusia tanpa mengetahui dampak seutuhnya.
Sebagai contoh, melalui terapi gen, suatu laboratorium mampu membuat tikus
mengalami penurunan berat badan, tetapi efek jangka panjang manipulasi gen
tersebut menyebabkan gangguan produksi toksin dan penurunan berat badan
signifikan.
Tingkat keberhasilan teknologi pembuahan in vitro ini memang tidak terlalu
besar, biasanya hanya berkisar dua puluh persen, sedangkan biayanya cukup besar.
Oleh karena itu, dalam praktik pelaksanaan program bayi tabung ini, sel telur atau
ovum yang diambil tidak hanya satu melainkan lebih banyak, yaitu sekitar enam
hingga sepuluh. 
Embrio yang dikembalikan ke rahim setelah dibuahi juga lebih dari satu, tetapi
banyak embrio yang dikembalikan disesuaikan dengan kemampuan si wanita itu
mengandung dan membesarkannya. Karena itulah, biasanya embrio yang ditanam
kembali ke dalam rahim hanya sekitar dua hingga empat saja
Dengan adanya embrio yang ditanam kembali lebih sedikit dari pada yang
dibuahi ini maka timbullah masalah, yaitu diapakan kah sisa embrio yang tidak
ditanam kembali ke dalam rahim tersebut? Masalah inilah yang akan dicoba untuk
dicarikan jalan keluarnya yang tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku. 
Ada setidaknya tiga tindakan dilakukan terhadap embrio-embrio tersebut.
Ketiga tindakan diterapkan terhadap embrio-embrio tersebut adalah sebagai berikut:
pertama, ditransplantasikan ke dalam rahim wanita lain (surrogate mother); kedua,
dibekukan dan disimpan dalam bentuk beku; dan ketiga dimusnahkan.
4. Pandangan Menurut Hukum
Pelaksanaan program bayi tabung di Indonesia memang diizinkan. Berdasarkan
peraturan kesehatan RI pun ditegaskan bahwa hanya pasangan suami istrilah yang
diperbolehkan melakukan prosedur ini. Dengan kata lain, sperma yang digunakan
untuk program bayi tabung harus berasal dari sperma suami, bukan donor sperma.
Dalam UU No 23/1992 tentang Kesehatan pasal 16 ayat 1 tertulis bahwa
kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk
membantu suami istri mendapat keturunan. Pada ayat dua ditegaskan upaya
kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat satu hanya dapat
dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan beberapa ketentuan.
Ketentuan tersebut yakni hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri
yang bersangkutan, ditanamkan dalam rahim istri darimana ovum berasal; dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu; dan
pada sarana kesehatan tertentu. Di ayat tiga, tertulis bahwa ketentuan mengenai
persyaratan penyelenggaraan kehamilan di luar cara alami sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 dan ayat 2 ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

5. Pandangan Menurut Kelompok


Pemerintah hendaknya melarang perbuatan bayi tabung, karena selain
bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Juga bertentangan
dengan norma agama dan moral, serta merendahkan harkat manusia
Pemerintah hendaknya hanya mengizinkan dan melayani permintaan
bayi tabung dengan sel sperma dan ovum suami istri yang bersangkutan
tanpa ditransfer kedalam rahim wanita lain dan seharusnya pemerintah
hendaknya juga melarang keras dengan sanksi-sanksi hukumannya
kepada dokter dan siapa saja yang melakukan inseminasi buatan pada
manusia dengan sperma atau ovum donor.
DAFTAR PUSTAKA

http://khairiyyahjabir.blogspot.com/2012/08/makalah-bayi-tabung.html

https://www.academia.edu/19363633/Contoh_makalah_bayi_tabung_dalam_pandangan
hukum_islam

http://amalilmukita.blogspot.com/p/makalah-bayi-tabung-menurut-pandangan.html

https://dokumen.tips/documents/aspek-budaya-bayi-tabung.html

http://sedaobagann.blogspot.com/2017/10/makalah-inseminasi-dan-bayi-tabung.html

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-2713996/aturan-kesehatan-ri-tegas-sebut-
bayi-tabung-tak-boleh-dari-donor-sperma

Anda mungkin juga menyukai