Pemasangan Variable Speed Drives (VSD) Pada PDF
Pemasangan Variable Speed Drives (VSD) Pada PDF
Abstrak
There are over 90 fans used throughout Plant assessment for a variety of tasks within
the cement making process. Many of the fans used on site are controlled and
monitored from the Central Control Room (CCR). Whilst looking at the controls for
some of these fans the CP-EE team observed that many of them have inlet guide
vane (IGV) or damper controls that were closed to some extent and are not operating
at best efficiencies. Mosr of all the fans in Plant assessment has the best potential for
energy savings. The CP- EE option to optimize fan use is by Installing VSD to control
fan with fluctuation load. The original investment for this project is Rp
1,250,000,000.00 or approximately US$136,000,00 (1US$ = Rp 9,200). Where the
feasibility study shows that the electricity saving can achieve 5.530.120 kWH per
year, Annual Cash Inflow per Year: Rp 2,942,023,799.30, or approximately US$
320,000 Payback Period 5 month, GHG Emission 4,608.4 MWH x 0.724 = 3,336.41
TCO2/y. New installation will just be accomplished at the end of March for 6 (six)
inverters in grate 2 and 3 while the other 6 (six) in grate 1 is planed to be
accomplished at the beginning of December. VSD Panel will be placed in MCC
location.
Keywords: cement, Fan, Variable Speed Drive (VSD), optimize.
dibeli dari tempat lain yaitu pasir silika,
1. PENDAHULUAN
alumina (biasanya bauksit) dan besi.
1.1. Pembuatan Semen
1.1.2. Persiapan bahan baku:
Pada dasarnya, semen dihasilkan
Semua bahan baku dihancurkan
dengan pyro-processing, penyiapan bahan
sampai menjadi bubuk halus dan dicampur
baku dan penghalusan klinker yang
sebelum memasuki proses pembakaran.
diproduksi. Semen yang paling umum,
Pengeringan awal bahan baku diperlukan
Sement Portland memerlukan empat
untuk proses penggilingan dengan sistim
komponen bahan kimia yang utama untuk
kering
mendapatkan komposisi kimia yang sesuai.
Bahan tersebut adalah kapur (batu kapur),
1.1.3. Persiapan bahan bakar dan Pyro-
silika (pasir silika), alumina (tanah liat) dan
processing:
besi oksida (bijih besi). Gipsum dalam jumlah
yang sedikit ditambahkan selama
Tahap yang yang paling rumit dalam
penghalusan untuk memperlambat
memproduksi Semen Portland adalah proses
pengerasan.
pembakaran, dimana terjadi proses konversi
kimiawi sesuai rancangan dan proses fisika
1.1.1. Penyedian Bahan Baku:
untuk mempersiapkan campuran bahan baku
mem bentuk klinker. Proses dilakukan di
Pabrik Semen ini mengoperasikan
dalam rotary kiln dengan mengunakan bahan
penggalian batu kapur dan tanah liat sendiri.
bakar fosil berupa padat (batubara), cair
Komponen campuran bahan baku lainnya
(solar), atau bahan bakar alternatif. Batubara
28 Prayudi. T. 2006
adalah bahan bakar yang paling umum Kecepatan dari suatu beban sering
dipergunakan karena pertimbangan biaya. harus berubah-ubah sesuai dengan variasi
kecepatan yang tergantung pada performa
1.1.4. Persiapan Material Aditif dan operasional yang diinginkan. Kecepatan
Penghalusan: dalam beberapa kasus seperti pada pompa
mungkin membutuhkan perubahan secara
Proses terakhir dalam memproduksi dinamis yang disesuaikan dengan kondisi
Semen Portland adalah penghalusan klinker yang ada, dan pada kasus yang lain hanya
dengan tambahan sedikit gipsum, kurang dari berubah dengan adanya suatu perubahan
4%, untuk menghasilkan jenis Ordinary pada proses. Motor elektris dan kombinasi
Portland Cement I. Jenis semen lain coupling digunakan untuk mengubah
dihasilkan dengan penambahan bahan aditif kecepatan agar bertindak atau tampil lebih
posolan atau batu kapur di dalam baik seperti "sumber kecepatan" atau "sumber
penghalusan semen. tenaga putaran". “Sumber kecepatan" adalah
satu keadaan dimana beban kemudi
1.1.5. Pengendalian mutu: digerakan oleh suatu kecepatan tetap yang
tidak terikat (sifatnya independen) dengan
Proses produksi pada setiap pabrik tenaga putaran beban. Sedangkan "sumber
dimonitor oleh masing- masing pabrik dan tenaga putaran" adalah satu keadaan dimana
dipusatkan di pusat ruang kontrol di mana beban kemudi digerakkan oleh tenaga putaran
peralatan komputer digunakan untuk yang tetap, dan kecepatan berubah langsung
memonitor keseluruhan proses dari dimana tenaga putaran dari beban kemudi
pengambilan bahan baku di gudang sama dengan tenaga putaran yang dikirimkan
penyimpanan hingga penghalusan semen. oleh motor. Pengontrol tertutup melakukan
Pemeriksaan mutu semen dilaksanakan suatu umpan balik untuk mengkonversi
secara terus- menerus. Untuk memastikan "sumber tenaga putaran" ke dalam
produksi semen tetap bermutu tinggi secara pengontrol."sumber kecepatan".
konsisten, suatu sistem modern pengambilan
sample otomatis, analisis X-ray otomatis dan 2.2. Mekanik.
komputerisasi proses dilaksanakan secara on-
line untuk menjaga komposisi bahan baku Ada sejumlah metoda mekanik yang
sesuai ketentuan dapat membuat berbagai macam kecepatan
dari beban kemudi ketika motor kemudi
1.1.6. Pengiriman: sedang beroperasi pada suatu kecepatan
yang tetap. Beberapa jenis pengendali/kemudi
Fasilitas penyimpanan semen, tersebut, diantaranya adalah:
pengemasan, pengangkutan dan pengiriman
adalah unsur penting dari suatu pabrik semen. • Belt Drive (drive sabuk)
Fasilitas ini namp ak tidak penting • Chain Drive (drive rantai)
dibandingkan bagian lain dari pabrik semen, • Gear Box (kotak gear)
tetapi investasinya cukup besar terhadap total • Idler wheel drive (drive roda idel)
pabrik. Semua metoda ini bekerja dengan
memperlihatkan karakteristik yang serupa
Bila dilihat dari proses diatas maka dimana motor beroperasi pada suatu
dapat dilihat bahwa industri semen kecepatan yang tetap dan rasion coupling
membutuhkan alat bantu berupa fan yang mengubah kecepatan dari beban kemudi.
cukup banyak terutama pada saat Meningkatnya beban toque pada motor pada
pendinginan setelah klinker dibakar pada kiln, tenaga putaran keluaran dari peralatan
dimana hal tersebut juga membutuhkan energi coupling, akan meningkatkan tenaga beban
atau listrik cukup besar. Oleh karena itu putaran pada motor. Ketika motor sedang
penghemat listrik pada fan akan beroperasi pada tegangan penuh (full voltase)
menguntungkan perusahaan terutama dalam dan frekwensi kecepatan penuh, motor
hal penghematan biaya operasional. tersebut mampu untuk
menghantarkan/mengirimkan tenaga keluar
2. TINJAUAN PUSTAKA
(output) yang cepat pula. Ada beberapa
kehilangan/kerugian tenaga pada peralatan
2.1. Metoda Pengendali Kecepatan .
penghubung (coupling) yang menghasilkan
30 Prayudi. T. 2006
suatu motor DC. Motor yang universal akan 2.2.5. Motor Cincin Slip
berhenti beroperasi pada sebuah penyalur
tenaga satu fase dan mengakselerasi hingga Motor cincin slip adalah sebuah motor
beban torque sama dengan keluaran torque. induksi menggunakan suatu rotor lilitan
Peralatan rumah tangga, seperti alat penyedot dengan rotor lilitan yang dapat diakses melalui
debu dan peralatan tangan yang kecil seperti cicnsin slip. Perubahan nilai tanahan eksternal
bor listrik menggunakan teknologi seperti ini. yang dihubungkan dengan secara seri dengan
Kecepatan dirubah sesuai dengan lilitan rotor, akan memvariasi kurva torque dari
pengurangan tegangan/voltase yang motor. Dengan nilai tahanan yang tinggi
diaplikasikan pada motor. Hal ini kerapkali dalam sirkuit rotor motor cincin slip akan
merupakan suatu triac yang berbasis bertingkah laku seperti motor tipe F. Dengan
pengendali voltase yang mirip sama dengan motor cincin slip. Voltase stator ditahan
suatu dimmer lampu rumah tangga. secara konstan pada voltase batas, dan
tahanan rotor divariasi untuk mengubah
2.3.3. Motor Schrage kapasitas torque dari motor dan akhirnya
mengubah kecepatan. Tipe Kontrol kecepatan
Motor Schrage adalah suatu motor seperti ini digunakan pada mesin besar sebab
yang sangat khusus dilengkapi dengan tenaga rotor dilepaskan secara eksternal pada
langsiran yang diletakkan pada brush motor. Aplikasi yang tipikal adalah pada tipe
commutator, tetapi karena caranya mesin holsting dan dragline berasosiasi
meletakkan, maka alat ini dapat dikontrol dengan mesin pengeruk lumpur.
kecepatannya dengan variasi posisi brush
relatif terhadap lilitan medan. Langsiran 2.3.6. Penggerak berfrekuensi Variatif
mempuntyai dua lilitan, satu berguna untuk
menggerakkan comutator/brush yang Kecepatan dari motor imbasan baku/
dipasang dan lainya digerakkan oleh cincin dapat dikendalikan dengan menggunakan
slip. Motor- moptor ini biasanya berasal dari variasi frekwensi dari voltase diaplikasi pada
Eropa dan ditemukan pada peralatan yang motor. Karena adanya masalah aliran yang
sudah tua yang diimpor untuk keperluan jenuh dengan motor induksi, voltase
tertentu seperti untuk membuat karpet, dan diaplikasikan pada motor yang harus merubah
lain-lainnya. frekuensinya. Motor induksi adalah sebuah
mesin sinkronus yang pseudo dan kerapkali
2.3.4. Motor Imbasan Slip kecepatan bertindah seperti sebuah sumber kecepatan.
Tinggi Kecepatan bergeraknya diset oleh degan
mengaplikasikan pada alat tersebut dan
Suatu motor induksi dengan dilengkapi tergantung pada torque beban yang diberikan
dengan sebuah tahanan rotor dinamakan pada motor agar tidak kelebihan beban.
motor slip kecepatan tinggi dan kerapkali
direferensi sebagai sebuah motor kipas atau 2.3.7. Pengendali berfrekuensi Variatif
sebuah motor tipe F. Kapasitas torque dari
motor ini tinggi pada saat kecepatan rendah Kecepatan dari suatu motor indusksi
dan rendah pada saaat kecepatan sinkron. standar dapat dikontrol oleh dengan
Melalui pengurangan voltase yang diaplikasi mengatur variasi frenkuensi voltase yang
pada motor tipe F, torque yang tersedia diaplikasikan pada motor. Karena masalah
dikurangi dan akibatnya ketika kopel ke kejenuhan aliran arus dengan motor indusksi,
sebuah beban kipas, maka kecepatan akan voltase diaplikasikan pada mtor harus dapat
berkurang dengan sendirinya. Sebuah motor mengubah frekuensinya. Motor indusksi
tipe F mempunyai suatu penghamburan merupakan mesin sinronus yang pseudo dan
tenaga yang tinggi pada rotor dan hanya bertindah seperti sebuah sumber pengatur
berguna untuk fase tunggal yang lebih kecil kecepetan. Kecepatan bergeraknya di set
dan mesin berfase tiga. Kecepatan aktualnya melalui aplikasi frekuensi pada alat tersebut
tergantung pada voltase stator, karaktersitik dan tergantung pada torque beban yang
motor dan torque beban. Pengendali voltase diberikan pada motor tidak kelebihan beban.
dapat mengunakan transformer atau variacs Penggerak frekuensi variatif modern dapaty
arau SCR berbasis pengendali status yang dibagi kedalam dua format., yaitu V/Hz dan
terpadu. vektor. Penggerak V/Hz adalah suatu
penggerak dimana voltyase diaplikasikan
32 Prayudi. T. 2006
cepat. Hal yang cukup berarti dari efek Pada Tabel 1. berikut adalah daftar
gerakan lambat adalah karena gerakan ini potensi penghematan energi yang disusun
merupakan copy/salinan yang tepat dari berdasarkan data lapangan dari semua fan di
gerakan kecepatan tinggi, maka semua Plant yang dikaji:Tabel 1: Potensi
ketidak teraturan (getaran, torsi, suara-suara, penghematan energi pada fan di Plant Kajian
loncatan) yang ada pada gerakan kecepatan
tinggi dapat dipelajari.
Pada Tabel 1. berikut adalah daftar potensi penghematan energi yang disusun berdasarkan data
lapangan dari semua fan di Plant yang dikaji:Tabel 1: Potensi penghematan
energi pada fan di Plant Kajian
% Konsumsi Daya
Pembukaan Ukuran Motor Laju alir aktual
No. Peralatan aktual
IGV/Dampe (kW) (m 3/men)
(kW)
r
422-FN1 71 375 227 -
423-FN1 70 375 222 -
426-FN1 68 470 350 -
426-FN2 60 470 369 -
451-FN1 53 2000 - -
452-FN1 47 2000 - -
471-FN4 60 110 58 41,312
471-FN5 55 110 58 39,262
471-FN6 55 110 50 41,452
471-FN7 70 110 50 44,125
471-FN8 57 110 - 32,748
471-FN9 40 55 - 27,697
471-FN10 45 45 - 24,835
471-FND 52 - - 688
471-FNE 52 - - 380
471-FNF 30 - - 200
471-FNG 52 - - 455
471-FNH 44 - - 446
471-FNI 24 - - 171
471-FNJ 46 - - 320
471-FNK 36 - - 300
521-FN1 60 - 75 -
522-FN1 65 - 75 -
Tabel 3 a: Interpolasi
penghematan energi dari Tabel 3b: Penghematan energi jika memakai VSD dan memakai
data riil % bukaan damper
data fan 1R 75 kW
Bukaan Penghematan Bukaan Penghematan Energi yang
Nomor digunakan
Damper Energi Damper Energi
(%) (%) Peralatan (%) (%) setelah
memakai VSD
0 98,400 471FN8MO1 68 31,680 0,683
10 96,850 471FN9MO1 25 84,225 0,158
20 95,300 471FNFMO1 26 82,010 0,180
30 73,150 471FNIMO1 20 95,300 0,047
40 51,000 471FN4MO1 65 32,250 0,678
50 42,100 471FN5MO1 65 32,250 0,678
60 33,200 471FN6MO1 65 32,250 0,678
70 31,300 471FN7MO1 75 30,350 0,697
80 29,400 471FNEMO1 33 66,505 0,335
85 27,650 471FNHMO1 41 50,110 0,499
90 25,900 471FNKMO1 43 48,330 0,517
95 24,150 471FNGMO1 37 57,645 0,424
100 22,400 471FNJMO1 38 55,430 0,446
= 640 kW x Rp 532/kWh x 24 J
4. PEMBAHASAN
= Rp 8.172.288,33
Dari hasil perhitungan, maka • Penghematan Energi Tahunan
keuntungan dari penerapan variable speed = 640 kW x Rp 532/kWh x 24 J x 300
drive (VSD) pada plant yang dikaji adalah hari
sebagai berikut: = 4.608,4 MWH
Biaya investasi untuk proyek ini Rp • Emisi gas rumah kaca 4.608,4 MWH x
1.250.000.000,00 atau sekitar US$136.000 0.724*
(1US$ = Rp 9.200). Dengan asumsi = 3.336,41 TCO2 /thn
perhitungan rasional seperti dibawah ini:
• Biaya Energi = Rp 532 per kWh *Sumber dari penghitung Gas Rumah Kaca
UNEP: www.uneptie.org/energy/tools/ghgin/
• Operasi Pabrik = 300 hari
• Faktor Penghematan Energi (%)
= Lihat Tabel. 3 5. KESIMPULAN DAN SARAN
(Asumsi dari hasil perhitungan rata-rata) Berdasarkan hasil dan pembahasan
yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
4.1. Keuntungan Finansial ditarik kesimpulan sebagai berikut :
• Penghematan tahunan
= Rp 2.942.023.799,30
atau US$ 320.000,00
• Waktu Pengembalian Modal 5.1. Kesimpulan
= Rp.1.250.000.000 = 5 bulan Walaupun penambahan variable speed
Rp.2.942.023.799,30 / thn drive pada motor cukup mahal, namun waktu
pengembaliannya atau break efen pointnya
(BEP) tidak sampai (lima) bulan sehingga
4.2. Keuntungan Lingkungan
perusahaan tersebut sudah dapat mengambil
• Konsumsi Daya = 1394 kW keuntungan pada bulan ke 6.(enam) .
• Penghematan Daya = 640 kW
• Penghematan energi per hari
DENGAN
PERINGKAT OPERASI INVERTER PENGHEMATAN ENERGI
PENGHE
% MATAN
BUKAAN PENGHEMATA
O No. Alat DAYA Tahuna N BIAYA –
Arus DAMPER (KW) Harian Bulanan
DAYA ARUS aya DAYA ARUS n Tahunan (Rp)
(kW) (Amp.) (kW) (kW) (Amp.)
%
(Amp.) Oper. ( KWH )
B C D E F G H I J K L M N O
471FN8MO1 55 98 54 55,102 298,944 68 36,89 20,42 9,47 227,29 6.818,79 81.826 43.531.174,91
471FN9MO1 55 98 48 48,980 265,728 25 7,73 4,28 22,30 535,09 16.052,68 192.632 102.480.326,42
471FNFMO1 75 140 132 94,286 730,752 26 16,96 9,39 63,69 1528,44 45.853,23 550.239 292.726.997,95
471FNIMO1 75 140 90 64,286 49,824 20 3,02 1,67 48,15 1155,63 34.668,96 416.028 221.326.658,15
471FN4MO1 110 195 123 63,077 680,928 65 42,73 23,66 44,43 1066,44 31.993,14 383.918 204.244.206,94
471FN5MO1 110 195 123 63,077 680,928 65 42,73 23,66 44,43 1066,44 31.993,14 383.918 204.244.206,94
471FN6MO1 110 195 100 51,282 55,36 65 34,74 19,23 36,13 867,02 26.010,68 312.128 166.052.200,76
471FN7MO1 110 195 85 43,590 47,056 75 30,36 16,81 30,25 725,97 21.778,96 261.348 139.036.910,50
471FNEMO1 110 195 140 71,795 77,504 33 24,05 13,31 64,19 1540,59 46.217,66 554.612 295.053.555,66
0 471FNHMO1 132 242 132 54,545 730,752 41 27,21 15,06 58,01 1392,25 41.767,37 501.208 266.642.881,21
471FNKMO1 132 242 138 57,025 763,968 43 29,46 16,31 60,09 1442,04 43.261,30 519.136 276.180.126,53
1
471FNGMO1 160 294 155 52,721 85,808 37 22,33 12,36 73,45 1762,71 52.881,19 634.574 337.593.541,61
2
3 471FNJMO1 160 294 182 61,905 1,007,552 38 27,59 15,27 85,48 2051,54 61.546, 21 738.555 392.911.011,72
5.530.1
1.394 191 640 15.361 460.843 20 2.942.023.799
28 Prayudi. T. 2006