Anda di halaman 1dari 5

KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA

A.    Pengertian

Pengertian kesehatan lingkungan menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan
sehat dari manusia.

Sedangkan menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia), kesehatan


lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang
dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia
yang sehat dan bahagia.

Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan (Nitisemito, 1992:25). Selanjutnya menurut
Sedarmayati (2001:1) lingkungan kerja merupakan kseluruhan alat perkakas dan bahan yang
dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan
kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.

B.     Sasaran

1.      Lingkungan kerja industri

2.      Lingkungan kerja perkantoran

C.    Syarat kesehatan lingkungan kerja

Gangguan kesehatan bisa menimpa kepada semua pekerja baik yang bekerja di lapangan
ataupun di perkantoran. Tak berbeda dengan kondisi di lapangan, maka lokasi kerja di perkantoran
juga dapat menimbulkan terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan. Dalam safety talk kali ini
akan di bahas tentang persyaratan kesehatan pada  Lokasi kerja di perkantoran berdasarkan
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1405/MENKES/SK/XI/2002.
Diharapkan dengan lokasi perkantoran yang sesuai dengan persyaratan yang telah ada, maka
gangguan kesehatan bagi para pekerja yang setiap hari bekerja di lokasi tersebut bisa dicegah.

Persyaratan kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja perkantoran dan industri
meliputi : persyaratan air, udara, limbah, pencahayaan, kebisingan, getaran, radiasi, vektor penyakit,
perrsyaratan  kesehatan lokasi, ruang dan bangunan, toilet dan instalasi.

1.      Air Bersih

Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan fisika, kimia, mikrobiologi
dan radioaktif sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Air bersih adalah air
yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan
air bersih dan dapat diminum apabila dimasak.

2.      Udara Ruangan

Suhu dan kelembaban yang ditetapkan utuk area perkantoran adalah


a.       Suhu : 18 – 28 derajat C

b.      Kelembaban : 40 % - 60 %

c.       Debu dikontrol dengan selalu dipel dengan kain basah atau vacuum pump

d.      Pertukaran Udara dengan cara menggunakan AC atau ventilasi minimal 15% dari l   uas lantai

e.       Gas pencemar, tidak boleh melebihi konsentrasi maksimum

f.       Mikroba, angka kuman dalam udara tidak melebihi batas

3.      Limbah

a.       Limbah padat / sampah

Setiap perkantoran harus dilengkapi dengan tempat sampah dari bahan yang kuat.

b.      Limbah cair

Kualitas efluen harus memenuhi syarat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.Saluran limbah cair harus kedap air, tertutup, limbah cair dapat mengalir dengan lancar dan
tidak menimbulkan bau. Semua limbah cair harus dilakukan pengolahan lebih dahulu sebelum
dibuang ke lingkungan minimal dengan tengki septik.

4.      Pencahayaan Di Ruangan

Persyaratan Intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux.

5.      Kebisingan Di Ruangan

Tingkat kebisingan di ruang kerja maksimal 85 dBA

6.      Getaran Di Ruangan

Tingkat getaran maksimal untuk kenyamanan dan kesehatan karyawan harus memenuhi syarat No.
FREKUENSI TINGKAT GETARAN MAKSIMAL(dalam mikron = 10 –6 M)

7.      Radiasi Di Ruangan

Tingkat radiasi medan listrik dan medan magnit listrik di tempat kerja adalah sebagai berikut :

a.       Medan listrik :

a.       Sepanjang hari kerja : maksimal 10 kV/m.

b.      Waktu singkat sampai dengan 2 jam per hari maksimal 30 kV/m.

b.      Medan magnit listrik :

a.       Sepanjang hari kerja : maksimal 0,5 mT (mili Tesla).

b.      Waktu singkat sampai dengan 2 jam per hari : 5 mT

8.      Vektor Penyakit

a.       Serangga penular penyakit

b.      Vektor penyakit adalah binatang yang dapat menjadi perantara penular


c.       berbagai penyakit tertentu (misalnya serangga).

a.       Indeks lalat : maksimal 8 ekor/fly grill (100 x 100 cm) dalam pengukuran 30 menit.

b.      Indeks kecoa : maksimal 2 ekor/plate (20 x 20 cm) dalam pengukuran 24 jam.

c.       Indeks nyamuk Aedes aegypti : container indeks tidak melebihi 5%.

d.      Tikus :Setiap ruang kantor harus bebas tikus.

9.      Ruang Dan Bangunan

Bangunan harus kuat, terpelihara, bersih dan tidak memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan
dan kecelakaan.  Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata,bersih dan tidak
licin.

10.  Toilet

Toilet karyawan wanita terpisah dengan toilet untuk karyawan pria. Setiap kantor harus memiliki
toilet dengan jumlah wastafel, jamban dan peturasan minimal.

11.  Instalasi

Instalasi listrik, pemadam kebakaran, air bersih, air kotor, air limbah, air hujan harus dapat menjamin
keamanan sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku. Bangunan kantor yang lebih tinggi dari 10
meter atau lebih tinggi dari bangunan lain disekitarnya harus dilengkapi dengan penangkal petir.

D.    Ruang lingkup

Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3), ruang lingkup
kesehatan lingkungan sebagai berikut :

1.      Penyehatan Air dan Udara

2.      Pengamanan Limbah padat/sampah

3.      Pengamanan Limbah cair

4.      Pengamanan limbah gas

5.      Pengamanan radiasi

6.      Pengamanan kebisingan

7.      Pengamanan vektor penyakit

8.      Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.

E.     Tujuan

1.      Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia.

2.      Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
3.      Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan institusi
pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam atau wabah penyakit
menular.

F.     Prinsip dasar kesehatan kerja

Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyeserasian antara kapasitas, beban, dan lingkungan kerja
agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun
masyarakat disekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal. Konsep dasar dari upaya
kesehatan kerja ini adalah mengidentifikasi permasalahan, mengevaluasi, dan dilanjutkan dengan
tindakan pengendalian. Sasaran kesehatan kerja adalah manusia dan meliputi aspek kesehatan dari
pekerja itu sendiri.

G.    Ruang lingkup kesehatan kerja

Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyeserasian antara pekerja dan lingkungan kerjanya baik
fisik maupun psikis dalam hal cara atau metode, proses, dan kondisi pekerjaan yang bertujuan
untuk:

1.      Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua lapangan kerja
setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.

2.      Mencegah timbulnya gangguan kesehatan kerja pada masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh
keadaan atau kondisi lingkungan kerjanya.

3.      Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari kemungkinan
bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.

4.      Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan fisik dan psikis pekerja.

H.    Kapasitas, beban dan lingkungan kerja

Kapasita, beban dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen utama dalan kesehatan kerja,
dimanan hubungan interaktif dan serasi antara tiga kompnen tersebut akan menghasilkan kesehatan
kerja yang baik dan optimal. Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja
yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seorang pekerja dapat melakukan
pekerjaanya dengan baik.

Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Beban kerja yang terlalu berat dengan
kemampuan fisik yang lemah akan mengakibatkan pekerja mengalami gangguan atau penyakit.

Lingkungan kerja misalnya panas, bising debu, zat-zat kimia dan lain-lain ini dapat menjadi beban
tambahan terhadap pekerja. Dan hal ini juga dapat menambah beban kerja yang dapat
mengakibatkan gangguan dan penyakit.

I.       Langkah mengantisipasi bahaya lingkungan kerja


1.      Pengenalan lingkungan kerja dilakukan dengan melihat dan mengenal pekerjaan tersebut.

2.      Evaluasi lingkungan kerja. Ini merupakan tahap penilaian karakteristik dan besarnya potensi yang
dapat menimbulkan bahaya.

3.      Pengendalian lingkungan kerja. Pengendalian ini dimaksudkan untuk mengurangi atau


menghilangkan bahaya yang mungkin timbul.

Anda mungkin juga menyukai