MAKALAH
FAKULTAS TARBIYAH
SEMARANG
2013
I. PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan, media pembelajaran mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Pendidik seharusnya memperhatikan tentang pemanfaatan media dalam setiap kegiatan
pembelajaran, dengan mempelajari bagaimana cara menetapkan media pembelajaran agar dapat
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Realitanya media pembelajaran sering terabaikan dengan alasan: terbatasnya waktu untuk membuat
persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Agar proses
belajar mengajar mudah, efisiensi dan konsentrasi belajar meningkat, seorang pendidik harus memilih
serta menggunakan media yang tepat dan berelevansi dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Media pembelajaran tidak harus mahal, dalam kegiatan belajar mengajar yang dibutuhkan adalah
tercapainya tujuan pembelajaran. Jadi sesederhana mungkin media pembelajaran dapat dipakai sebagai
sarana mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, pemakalah akan menjelaskan tentang
pembuatan media pembelajaran sederhana.
III. PEMBAHASAN
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah artinya tengah, perantara atau
pengantar. Menurut Djamarah (1995:136) media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan
sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.[1]
Pembelajaran merupakan suatu usaha sadar guru atau pengajar untuk membantu siswa atau anak
didiknya, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.[2]
Sederhana adalah tidak berlebih-lebihan atau simple.[3] Media pembelajaran sederhana merupakan
media pembelajaran yang tidak berbasis teknologi dan dapat dibuat sendiri. Media pembelajaran
sederhana identik dengan hal yang simple yang tidak memerlukan biaya mahal.[4]
Dalam proses pembuatan media pembelajaran sederhana itu harus diperhatikan unsur-unsur desain
tertentu, antara lain:
1. Kesederhanaan
Secara umum kesederhanaan itu mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual.
Jumlah elemen yang lebih sedikit memindahkan siswa untuk menangkap dan memahami pesan yang
disajikan. Kalimat harus ringkas tetapi padat dan mudah dimengerti.
2. Keterpaduan
Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen visual yang ketika
diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu
sehingga membantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya.
3. Penekanan
Konsep yang disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang terpenting, dengan
menggunakan ukuran, hubungan-hubungan perspektif warna atau ruang.
4. Keseimbangan
Bentuk yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan
meskipun tidak seluruhnya simetris.
5. Bentuk
Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan perhatian. Oleh karena itu,
pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian pesan perlu diperhatikan.
6. Garis
Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk
mempelajari suatu urutan khusus.
7. Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus yang dapat digunakan
untuk penekanan unsur.
8. Warna
Warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan, penekanan, untuk membangun keterpaduan,
mempertinggi tingkat realisme objek, menunjukkan persamaan dan perbedaan, serta menciptakan
respons emosional tertentu.[5]
1. Gambar
Gambar yang dimaksud disini termasuk foto, lukisan / gambar, dan sketsa ( gambar garis). Tujuan utama
penampilan berbagai jenis gambar ini adalah untuk memvisualisasikan konsep yang ingin di sampaikan
kepada siswa.
a. Gambar jadi
Gambar jadi dapat diambil dari majalah, brosur, selebaran, dan lain-lain yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran.
Ciri untama dalam membuat gambar garis, yaitu adanya objek, aksi, atau situasi yang ingin dilukiskan.
Dengan gambar garis siswa akan memahami pembelajaran melalui sketsa gambar.
c. Gambar diam
Media gambar diam adalah media visual berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi,
misalnya: foto, gambar, peta. [6]
d. Gambar fotografi
Gambar fotografi diperoleh dari beberapa sumber, misalnya dari surat kabar, lukisan, kartun, ilustrasi,
foto yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut dapat digunakan oleh guru secara efektif dalam
kegiatan belajar mengajar dengan tujuan tertentu.[7] Terdapat lima criteria yang harus diperhatikan
antara lain:
3) Gambar fotografi untuk tujuan pengajaran harus cukup besar dan jelas.
5) Memikat perhatian anak, ini cenderung kepada hal-hal yang diamatinya, misalnya, binatang, kereta
api, kapal terbang dan sebagainya.[8]
a. Memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah kepulauan dan lain lain;
c. Memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribusi penduduk, tumbuh-
tumbuhan dan kehidupan hewan, serta bentuk bumi yang sebenarnya.[9]
3. Grafik
Sebagai suatu media visual, grafik adalah penggambaran data berangka, bertitik yang memperlihatkan
hubungan timbal balik sehingga membentuk informasi.[10] Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan
data kuantitatif secara teliti dan menerangkan perkembangan. [11]
a. Grafik batang, dibuat dengan menggunakan batang sebagai gambaran kelompok data secara vertical
atau horizontal.
b. Grafik garis
Grafik garis digunakan untuk melukiskan kecederungan – kecenderungan dan menghubungkan dua
kelompok data, yang di dasarkan kepada dua skala pada sudut tegak lurus. Misalnya, grafik itu dapat
menunjukkan hubungan tekanan dan temperatur jika volume gas di jaga agar tetap konstan.
c. Grafik lingkaran
Grafik lingkaran digunakan untuk menggambarkan informasi mengenai porsi (alokasi) penggunaan dana
yang tersedia. Jumlah persentase keseluruhan segmen adalah 100%.
d. Grafik gambar
Grafik gambar merupakan bentuk alternatif dari grafik batang yang digunakan untuk melukiskan nilai.
Untuk mempermudah pemahaman dan menghindari kebingungan, sebaiknya nilai setiap rangkaian
gambar dicantumkan.[12]
4. Papan Tulis
Papan tulis dan whiteboard merupakan salah satu media penyajian untuk pembelajaran. Media ini
dipakai untuk penyajian tulisan atau sketsa gambar dengan menggunakan kapur atau spidol.
5. Papan Flanel
Papan flanel merupakan media visual yang efektif untuk menyajikan pesan tertentu kepada sasaran
tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat dan praktis. Gambar-gambar yang dapat
dipasang dan dilepas dengan mudah, sehingga dapat dipakai berkali-kali.[13]
6. Display
Display dapat dibuat sebagai media pembelajaran sederhana dengan cara pertama, memilih gambar
yang sesuai dengan mata pelajaran. Kedua, gambar-gambar tersebut langsung ditempelkan pada papan
bulletin dengan mengunakan paku payung. [14]
7. Relia
Media relia adalah benda nyata, yang tidak harus dihadirkan di ruang kelas tetapi siswa dapat melihat
langsung ke objek, sehingga dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Contoh: Mempelajari
keanekaragaman mahluk hidup. [15]
8. Poster
Poster merupakan penggambaran yang ditujukan sebagai pemberitahuan, peringatan, maupun menarik
perhatian dengan menyatukan gambar, warna, tulisan, dan kata-kata. Poster yang baik harus dinamis,
menonjolkan kualitas. Poster harus sederhana tidak memerlukan pemikiran bagi pengamat secara rinci,
harus cukup kuat untuk menarik perhatian, bila tidak, akan hilang kegunaanya.[16]
9. Bagan (Chart)
Bagan pohon ibarat sebuah pohon terdiri dari batang, cabang-cabang, dan ranting-ranting. Sesuai
dengan namanya, bagan pohon dikembangkan dari dasar yang terdiri atas beberapa akar menuju batang
tunggal. Contohnya adalah bagan silsilah.
b. Bagan Chart Klasifikasi digunakan untuk menjelaskan atau mengelompokkan objek, peristiwa dan
taksonomi.
c. Bagan Garis Waktu, mengambarkan hubungan kronologis antara peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Garis waktu amat bermanfaat untuk meringkaskan urutan waktu dari serangkaian peristiwa.
d. Bagan Alir ( Flowchart ) adalah bagan proses yang menunjukkan suatu urutan, proseddur atau aliran
proses.[17]
10. Herbarium
Herbarium adalah koleksi atau contoh tumbuhan yang telah dikeringkan atau diawetkan, diklarifikasi,
dan direkatkan pada kertas dengan keterangan tertentu.[18]
Dalam proses pembelajaran, pendidik dapat membuat sendiri media pembelajaran sederhana yang
dapat berupa gambar atau foto. Menurut Oemar Hamalik (1994:67-68) sebelum membuat media
gambar terlebih dahulu memperhatikan keaslian gambar, kesederhanaan, bentuk item, dan artistik.
Media gambar sebagai bagian dari media pembelajaran sederhana sering dipergunakan karena nilai
ekonomis dan kepraktisannya. Guru dapat membuat sendiri media gambar ini atau membeli. Untuk
membeli media gambar yang bagus tentu harganya relatif mahal dibanding membuat sendiri media
gambar tersebut. Media gambar dapat dibuat dengan beragam variasi pembuatan. Bahan-bahan yang
dipergunakan dalam pembuatan media gambar dapat berupa kertas, papan triplek, gabus, dan kain.
1. Media gambar paling sederhana dapat dilukis sendiri di atas kertas karton putih ukuran A1 (59,4 cm
X 84,1 cm), AD (84,1 cm X 118,9 cm), atau disesuaikan dengan kebutuhan. Dapat juga gambar yang akan
dijadikan media di fotokopi dahulu sesuai : Ukuran yang dibutuhkan kemudian ditempel pada papan
triplek atau gabus. Satelah selesai agar gambar tersebut tahan lama dan tidak rusak sebaiknya
ditempelkan pada papan triplek kemudian dilapisi dengan plastik. Berikan warna pada gambar tersebut
agar lebih menarik untuk dilihat. Berikut merupakan contoh media gambar tentang praktek sholat yang
dibuat menggunakan kertas karton putih dengan papan triplek sebagai dasar gambar.
2. Media visualisasi bagi siswa untuk mengetahui gerakan wudhu dan sholat secara tertib dan
beraturan. Langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:
a. Menyiapakan bahan yang diperlukan yaitu Karton Bekas, Kertas bekas, Stick Es Cream.
b. Menyiapkan Alat yaitu: Pensil, bolpoin, penggaris, spidol warna, lem, dan gunting.[19]
59,4 cm
84,1 cm
sholat lengkap
Contoh 1
ruku
Contoh 2
IV. PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan dalam makalah “Pembuatan media pembelajaran sederhana” dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran sederhana merupakan media yang tidak berbasis teknologi, dapat dibuat
sendiri, dan tidak memerlukan biaya mahal.
Terdapat beberapa macam media pembelajaran sederhana, yaitu: gambar (gambar jadi, gambar garis,
gambar diam, dan gambar fotografi), peta dan globe, grafik (grafik batang, grafik garis, grafik lingkaran,
dan grafik gambar), display, relia, poster, dan chart / bagan (bagan pohon, bagan chart klasifikasi, bagan
garis waktu, dan bagan alir).
Dalam proses pembelajaran, seorang pendidik dapat membuat sendiri media sederhana yang memiliki
nilai ekonomis dan kepraktisannya, berupa gambar atau foto.
B. Saran
Demikianlah makalah ini pemakalah buat, semoga dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan tentang
pembuatan media pembelajaran sederhana dan dapat membantu mengatasi permasalahan dalam
pembuatan media pembelajaran. Pemakalah sarankan agar pembaca mencari referensi lain untuk
menambah wawasan Anda. Pemakalah mohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan baik
dalam segi tulisan, tanda baca, maupun kesalahan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kustandi, Cecep & Bambang Sutjipto. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Sadiman, Arief, dkk. 2002. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana & Ahmad Rivai. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, Nana. 2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
[1] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2009), hlm. 3.
[2] Cecep Kustandi & Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011), hlm. 5.
[6] Azhar Arsyad , Media Pengajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 113-147.
[7] Nana Sudjana & Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), hlm. 70-
71.
[8] Nana Sudjana & Ahmad Rivai, Media Pengajaran,… hlm. 73-75.
[9] Arief Sadiman, dkk., Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2002), hlm. 38.
[10] Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), hlm.
101.