Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MATA KULIAH

PROMOSI KESEHATAN

Dosen Pengajar : Tatarini Ika Pipitcahyani, SST.,M.Kes.

Disusun Oleh Kelompok 4 :


1. Annisa Nur Amalia (P27824119004)
2. Imelda Cahya Aprilia (P27824119018)
3. Nadhifa Asfan (P27824119025)
4. Putri Naurina Salsabila (P27824119031)
5. Rizki Nur Azizah (P27824119040)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
TAHUN 2019/2020
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta
Hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Makalah ini merupakan tugas kelompok bagi mahasiswa prodi D3 Kebidanan Sutomo
POLTEKKES Kemenkes Surabaya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Astuti Setiyani, SST., M.Keb., selaku ketua jurusan Kebidanan Sutomo Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya

2. Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Keb., selaku ketua prodi D3 Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya

3. Tatarini Ika Pipitcahyani, SST.,M.Kes., selaku dosen pengajar mata kuliah Promosi Kesehatan
prodi D3 Kebidanan Sutomo Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

4. Seluruh pihak yang turut membantu dan kerjasama dalam menyelesaikan makalah ini

Surabaya, 04 April 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Tujuan Umum...........................................................................................................................1
1.3 Tujuan Khusus..........................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Media Promosi Kesehatan..........................................................................................................3
2.2 Metode Promosi Kesehatan........................................................................................................7
2.3. POA.........................................................................................................................................10
2.4. SAP..........................................................................................................................................17
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................20
LAMPIRAN...................................................................................................................................21

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilakan pesan
atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak
elektronika, dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang
akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan.

Promosi/pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut


mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Di dalam suatu proses pendidikan kesehatan
yang menuju tercapainya tujuan promosi, yakni perubahan perilaku, dipengaruhi oleh banyak
faktor. Faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan di samping faktor masukannya
sendiri juga faktor metode, faktor materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang
melakukannya, dan alat-alat bantu atau media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Agar
dicapai suatu hasil yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerjasama secara harmonis.
Promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media dan metodenya karena melalui media,
pesan-pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat
mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsinya perilaku yang
positif. Sedangkan dengan menggunakan metode dapat meningkatkan kesadaran masyarakat
akan kesehatan, menambah pengetahuan, dan mengubah gaya hidup individu maupun kelompok
menjadi gaya hidup sehat.
Dalam makalah ini juga terdapat satuan acara penyuluhan sebagai metode untuk
memberikan pengetahuan tentang perawatan tali pusat pada bayi dan juga planning of action
(POA) penyuluhan perawatan tali pusat pada bayi.

1.2 Tujuan Umum


Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang media promosi
kesehatan, metode promosi kesehatan, satuan acara penyuluhan perawatan tali pusat pada bayi,
dan planning of action (POA) mengenai perawatan tali pusat pada bayi.

1
2

1.3 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui media promosi kesehatan
2. Untuk mengetahui metode promosi kesehatan
3. Untuk memberikan gambaran satuan acara penyuluhan perawatan tali pusat pada bayi
4. Untuk memberikan gambaran planning of action (POA) perawatan tali pusat pada bayi
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Media Promosi Kesehatan


Media Promosi Kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan
atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak,
elektronika, dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang
akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan.
Promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media karena melalui media, pesan-pesan yang
disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari pesan
tersebut sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsinya perilaku yang positif.

1. Tujuan Media Promosi Kesehatan


Adapun beberapa tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam
pelaksanaan Promosi Kesehatan antara lain adalah:
a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c. Dapat memperjelas informasi.
d. Media dapat mempermudah pengertian.
e. Mengurangi komunikasi verbalistik.
f. Dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap dengan mata.
g. Memperlancar komunikasi, dan lain-lain.

2. Penggolongan Media Promosi Kesehatan


Penggolongan media promosi kesehatan ini dapat ditinjau dari berbagai aspek,
antara lain:
1) Berdasarkan bentuk umum penggunaannya:
Berdasarkan penggunaan media promosi dalam rangka promosi kesehatan,
dibedakan menjadi:
a. Bahan bacaan: modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, buletin,
dan sebagainya.

3
4

b. Bahan peragaan: poster tunggal, poster seri, flipchart, transparan, slide, film,
dan seterusnya.

2) Berdasarkan cara produksi:


Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokkan menjadi:
a. Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual.
Media cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau
foto dalam tata warna. Adapun macam-macamnya adalah:
1. Poster,
2. Leaflet,
3. Brosur,
4. Majalah,
5. Surat kabar,
6. Lembar balik,
7. Stiker,
8. Pamflet, dan sebagainya.

b. Media elektronika, yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan
didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika.
Adapun macam-macam media tersebut adalah:
1. TV,
2. Radio,
3. Film,
4. Video film,
5. Cassette,
6. CD,
7. VCD, dan sebagainya.
Kelebihan dan kekurangan media elektronik.
1) Kelebihannya:
- Sudah dikenal masyarakat.
- Mengikutsertakan semua pancaindera.
5

- Lebih mudah dipahami.


- Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak.
- Bertatap muka.
- Penyajian dapat dikendalikan.
- Jangkauan relatif lebih besar.
- Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang.
2) Kelemahannya:
- Biaya lebih tinggi.
- Sedikit rumit.
- Perlu listrik.
- Perlu alat canggih untuk produksinya.
- Perlu persiapan matang.
- Peralatan selalu berkembang dan berubah.
- Perlu keterampilan penyimpanan.
- Perlu terampil dalam pengoperasian.

c. Media luar ruang, yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang
secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya
1. Papan reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara
umum di perjalanan.
2. Spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang
dibuat di atas secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang
di suatu tempat strategis agar dapat dilihat oleh semua orang.
3. Pameran.
4. Banner.
5. TV layar lebar.
Kelebihan dan kelemahan media luar ruang:
1) Kelebihannya:
- Sebagai informasi umum dan hiburan.
- Mengikutsertakan semua pancaindera.
- Lebih mudah dipahami.
6

- Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak.


- Bertatap muka.
- Penyajian dapat dikendalikan.
- Jangkauan relatif lebih besar.
2) Kelemahannya:
- Biaya lebih tinggi.
- Sedikit rumit.
- Ada yang memerlukan listrik.
- Ada yang memerlukan alat canggih untuk produksinya.
- Perlu persiapan matang.
- Peralatan selalu berkembang dan berubah.
- Perlu keterampilan penyimpanan.
- Perlu keterampilan dalam pengoperasian.
7

2.2 Metode Promosi Kesehatan

Promosi atau pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan
bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau individu dapat
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada
akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain dengan adanya
promosi kesehatan tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku
kesehatan dari sasaran.

Promosi/pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut mempunyai
masukan (input) dan keluaran (output). Di dalam suatu proses pendidikan kesehatan yang
menuju tercapainya tujuan promosi, yakni perubahan perilaku, dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan di samping faktor masukannya sendiri juga
faktor metode, faktor materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat-
alat bantu atau media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Agar dicapai suatu hasil
yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerjasama secara harmonis.

Hal ini berarti bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu harus menggunakan cara
tertentu pula. Materi juga harus disesuaikan dengan sasaran. Demikian juga alat bantu
pendidikan disesuaikan. Untuk sasaran kelompok, maka metodenya harus berbeda dengan
sasaran massa dan sasaran individual dan sebagainya. Di bawah ini akan diuraikan beberapa
metode promosi atau pendidikan individual, kelompok dan massa (publik).

1. Metode Promosi Individual (Perorangan)


Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk membina
perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan
perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor atau seorang
ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi tetanus toxoid (TT) karena baru saja
memperoleh/mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang digunakan agar ibu
tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu hamil segera imunisasi, ia harus didekati secara
perorangan. Perorangan di sini tidak hanya berarti harus hanya kepada ibu-ibu yang
bersangkutan, tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga dari ibu tersebut.
8

Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah
atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.
Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya maka perlu
menggunakan metode (cara) ini.
Bentuk pendekatan ini, antara lain:
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)
b. Wawancara (interview)

2. Metode Promosi Kelompok


Dalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran
serta tingkat pendidikan formal daro sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan
lain dengan kelompok kecil. Efektivitasnya suatu metode akan tergantung pula besarnya
sasaran pendidikan.
1. Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih
dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain :
a. Ceramah
b. Seminar
2. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.
Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain:
a. Diskusi Kelompok
b. Curah Pendapat (Brain Storming)
c. Bola Salju (Snow Balling)
d. Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
e. Memainkan Peranan (Role Play)
f. Permainan Simulasi (Simulation Game)

3. Metode Promosi Kesehatan Massa


Metode pendidikan atau promosi kesehatan secara massa dipakai untuk
mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang
9

sifatnya massa atau publik. Dengan demikian cara yang paling tepat ialah pendekatan massa.
Oleh karena sasaran promosi ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan
umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya,
maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau kesadaran
masyarakat terhadap suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada
perubahan perilaku. Namun demikian, bila kemudian dapat berpengaruh terhadap perubahan
perilaku juga merupakan hal yang wajar. Pada umumnya bentuk pendekatan massa ini tidak
langsung. Biasanya dengan menggunakan atau melalui media massa.
Beberapa contoh metode promosi kesehatan secara massa ini, antara lain:
a. Ceramah umum (public speaking)
b. Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV maupun
radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan massa.
c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang
suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga merupakan pendekatan pendidikan
kesehatan massa.
d. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab
atau konsultasi tentang kesehatan dan penyakit adalah merupakan bentuk pendekatan
promosi kesehatan massa.
e. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya juga
merupakan bentuk promosi kesehatan massa. Contoh: billboard Ayo ke Posyandu.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAWATAN TALI PUSAT PADA BAYI

Topik : Perawatan Tali Pusat Pada Bayi

Sasaran : Ibu hamil dan ibu setelah melahirkan

Hari, Tanggal : 2 Mei 2020

Waktu : 09.00-09.30 WIB

Tempat : Posyandu

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )


Setelah dilakukannya kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan sasaran dapat
mengetahui pentingnya perawatan tali pusat.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan sasaran akan
dapat menjelaskan tentang :
1. Pengertian tali pusat
2. Pentingnya perawatan tali pusat
3. Cara membersihkan tali pusat
4. Ciri-ciri infeksi tali pusat

III. MATERI PENYULUHAN


1. Menjelaskan tentang pengertian tali pusat
2. Menjelaskan pentingnya perawatan tali pusat
3. Menjelaskan cara membersihkan tali pusat
4. Menyebutkan ciri-ciri infeksi tali pusat

10
11

IV. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Buzz group

V. MEDIA
1. Power point/slide
2. Poster
3. Leaflet

VI. KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA

1 4 Menit Pembukaan :  
1.   Memperkenalkan diri  Menyambut salam dan
2.   Menjelaskan tujuan dari mendengarkan
penyuluhan.  Mendengarkan
3.   Melakukan kontrak waktu.   Mendengarkan
4.   Menyebutkan materi pe-  Mendengarkan
nyuluhan yang akan diberi
kan

2 15 Menit Pelaksanaan :
5. Menjelaskan tentang  Memperhatikan
pengertian tali pusat.
6. Menjelaskan pentingnya  Memperhatikan
perawatan tali pusat
7. Menjelaskan cara  Memperhatikan
membersihkan tali pusat
8. Menyebutkan ciri-ciri  Memperhatikan
12

infeksi tali pusat


9. Melihatkan sebuah video  Memperhatikan

3 10 Menit Evaluasi :  
1. Evaluasi dengan metode  Mengikuti arahan ketika
buzz group buzz group
2. Mengulang secara  Menjawab dan menjelaskan
stimulus materi yang pertanyaan
telah disampaikan.

4 1 Menit Teriminasi :
1. Mengucapkan
terimakasih kepada
peserta.
2. Mengucapkan salam
penutup.

VII. EVALUASI

A. Prosedur : Buzz group

B. Bentuk Pertanyaan :Diberikan kertas yang berisi pertanyaan


13

C. Soal Pertanyaan :

 Sebutkan tujuan perawatan tali pusat

 Sebutkan tanda-tanda tali pusat terinfeksi

 Sebutkan cara perawatan tali pusat

 Sebutkan hal hal yang perlu diperhatikan dalam merawat tali pusat

LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Tali Pusat Bayi


Tali pusat ( Funiculus umbilicalis ) adalah saluran kehidupan bagi janin selama
dalam kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9
bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen janin. Tetapi begitu bayi lahir, saluran
ini sudah tidak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit.

B. Pengertian Perawatan Tali Pusat


Perawatan tali pusat adalah cara untuk membersihkan dan menjaga agar tali pusat
tetap kering dan bersih dari infeksi ( tali pusat mongering dan putus pada 7-10 hari setelah
lahir, bisa juga 15-18 hari atau lebih )

C. Cara Membersihkan Tali Pusat


1. Cuci tangan dengan sabun sebelum melakukan perawatan.
2. Menjaga tali pusat agar tetap bersih dengan cara menggulirkan cotton bud ke kanan dan
ke kiri di atas tali pusar bayi secara perlahan agar kotoran-kotoran yang ada pada pusar
bayi menempel pada bagian kapasnya.
3. Bungkus tali pusat dengan menggunakan kassa kering. Jangan membungkus terlalu
rapat agar sisa tali pusat tidak menjadi lembab. Intinya, pastikan tali pusat leluasa
terkena udara sehingga cepat kering dan lepas.
4. Cuci tangan anda setelah melakukan perawatan.
14

5. Pakaian atau popok yang dipakai jangan sampai menutupi tali pusat, pastikan
semuanya berada dibawah tali pusat.
6. Jaga kebersihan tali pusat, jangan sampai terkena kotoran seperti air kencing.
7. Jika anda sedang memandikan si buah hati, usahakan ketinggian air tidak merendam
tali pusat.
8. Biarkan tali pusat mongering dan lepas dengan sendirinya.

D. Arah Pembersihan Tali Pusat Bayi


Pembersihan tali pusat bayi yang telah dipotong yaitu : dari bagian tali pusat yang
dipotong kearah pusar dengan gerakan satu arah. Indikasinya agar bagian yang dipotong
tidak terkena kotoran dari pusar.

E. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan


1. Jangan membungkus putung tali pusat atau mengoleskan cairan apapun ke puntung
tali pusar
2. Jika punting tali pusar kotor, bersihkan ( hati-hati ) dengan air matang hangat dan
sabun, segera keringkan secara sesakma dengan menggunakan kain bersih
3. Penggunaan popok pada bayi, saat tali pusat dipotong, maka harus diperhatikan
penggunakaan popok sebaiknya popok dipakai dibawah pusar.

F. Tanda-Tanda Tali Pusat Bayi Yang Terinfeksi


1. Bernanah
Kondisi ini bisa muncul jika kurang benar dalam merawatnya, seperti kurang bersih
dan kurang kering. Hal ini juga bisa terjadi bila saat pemotongan tali pusat bayi
menggunakan benda yang tidak steril sehingga kuman mudah tumbuh dan
berkembang biak.
2. Bau tidak sedap
Ini muncul pada tali pusat menandakan bahwa tali pusat terinfeksi. Lalu tali pusat
akan bernanah dan berlendir. Selain itu juga ditandai dengan kemerahan di sekitar
pusar.
3. Tidak banyak menangis
15

Bayi yang teinfeksi umumnya tidak banyak menangis sebaliknya banyak tidur. Gejala
ini ditandai dengan bayi malas minum, demam dan yang paling parah sampai terjadi
kejang.

G. Pencegahan Infeksi Pada Tali Pusat


1. Merawat tali pusat berarti menjaga luka tersebut tetap bersih, tidak terkena kencing,
kotoran bayi atau tanah
2. Bila kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih yang mengalir dan segera keringkan
dengan kassa keering dan dibungkus dengan kassa yang steril dan kering
3. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan pada luka tali pusat sebab akan
menimbulkan infeksi dan tetanus yang dapat berakhir pada kematian neonatal.

EVALUASI

1. Sebutkan tujuan perawatan tali pusat


 Cara untuk membersihkan dan menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih dari
infeksi ( tali pusat mongering dan putus pada 7-10 hari setelah lahir, bisa juga 15-
18 hari atau lebih )

2. Sebutkan tanda-tanda tali pusat terinfeksi


a. Bernanah
Kondisi ini bisa muncul jika kurang benar dalam merawatnya, seperti kurang bersih
dan kurang kering. Hal ini juga bisa terjadi bila saat pemotongan tali pusat bayi
menggunakan benda yang tidak steril sehingga kuman mudah tumbuh dan
berkembang biak.
b. Bau tidak sedap
Ini muncul pada tali pusat menandakan bahwa tali pusat terinfeksi. Lalu tali pusat
akan bernanah dan berlendir. Selain itu juga ditandai dengan kemerahan di sekitar
pusar.
c. Tidak banyak menangis
16

Bayi yang teinfeksi umumnya tidak banyak menangis sebaliknya banyak tidur. Gejala
ini ditandai dengan bayi malas minum, demam dan yang paling parah sampai terjadi
kejang.
17

3. Sebutkan cara perawatan tali pusat


a. Cuci tangan dengan sabun sebelum melakukan perawatan.
b. Menjaga tali pusat agar tetap bersih dengan cara menggulirkan cotton bud ke
kanan dan ke kiri di atas tali pusar bayi secara perlahan agar kotoran-kotoran yang
ada pada pusar bayi menempel pada bagian kapasnya.
c. Bungkus tali pusat dengan menggunakan kassa kering. Jangan membungkus
terlalu rapat agar sisa tali pusat tidak menjadi lembab. Intinya, pastikan tali pusat
leluasa terkena udara sehingga cepat kering dan lepas.
d. Cuci tangan anda setelah melakukan perawatan.
e. Pakaian atau popok yang dipakai jangan sampai menutupi tali pusat, pastikan
semuanya berada dibawah tali pusat.
f. Jaga kebersihan tali pusat, jangan sampai terkena kotoran seperti air kencing.
g. Jika anda sedang memandikan si buah hati, usahakan ketinggian air tidak
merendam tali pusat.
h. Biarkan tali pusat mongering dan lepas dengan sendirinya.
4. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merawat tali pusat!
a. Jangan membungkus putung tali pusat atau mengoleskan cairan apapun ke
puntung tali pusar
b. Jika punting tali pusar kotor, bersihkan ( hati-hati ) dengan air matang hangat dan
sabun, segera keringkan secara sesakma dengan menggunakan kain bersih
c. Penggunaan popok pada bayi, saat tali pusat dipotong, maka harus diperhatikan
penggunakaan popok sebaiknya popok dipakai dibawah pusar.
PLANNING OF ACTION / POA

No Tujuan Sasaran Jenis Waktu/Tempat Pelaksana Penangungng


Kegiatan Jawab

1. Meningkatkan Ibu Hamil Memberikan Sabtu, 2 Mei -Imelda Imelda Cahya


pengetahuan dan Ibu penyuluhan 2020 Pukul. Cahya Aprilia.
masyarakat tentang Baru tentang 09.00-09.03 Aprilia
pengertian tali pusat. Melahirkan. pengertian WIB/Posyandu. -Rizki Nur
tali pusat. Azizah.

2. Menambah wawasan Ibu Hamil Memberikan Sabtu, 2 Mei -Putri Putri Naurina
masyarakat tentang dan Ibu penyuluhan 2020 Pukul. Naurina S S.
pentingnya perawatan Baru tentang 09.03-09.06 -Nadhifa
tali pusat. Melahirkan. pentingnya WIB/Posyandu. Asfan
perawatan -Anisa Nur
tali pusat. A.

3. Agar masyarakat lebih Ibu Hamil Memberikan Sabtu, 2 Mei -Rizki Nur Rizki Nur
paham bagaimana cara dan Ibu penyuluhan 2020 Pukul. Azizah Azizah
membersihkan tali Baru tentang cara 09.06-09.10 -Anisa Nur
pusat yang baik dan Melahirkan. membersih- WIB/Posyandu. Amalia
benar sesuai dengan kan tali -Nadhifa
prosedur yang ada. pusat. Asfan,

4. Agar masyarakat Ibu Hamil Memberikan Sabtu, 2 Mei -Nadhifa Nadhifa Asfan
mengetahui dan dan Ibu penyuluhan 2020 Pukul. Asfan
memahami ciri-ciri Baru tentang ciri- 09.10-09.13 -Putri
infeksi tali pusat. Melahirkan. ciri infeksi WIB/Posyandu. Naurina S
tali pusat.

18
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu,di
mana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam
konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal
pemberiandan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja,melainkan
juga upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku seseorang.Dalam
pelaksanaan penyuluhan kesehatan banyak faktor-faktor yang berperan penting atas
keberhasilan tersebut. Faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan adalah metode
yang digunakan, materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya dan alat-alat
bantu atau media yang digunakanuntuk menyampaikan pesan disamping faktormasukannya
sendiri. Agar dicapai suatu hasil yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerja
sama secara harmonis.

19
DAFTAR PUSTAKA

Gant, Norman F & F . Gary Cunningham. 2011. Dasar-dasar Ginekologi & Obatetri. Jakarta:
EGC

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:
FKUI

Yulifah, Rita & Tri Johan Agus Yuswanto. 2009. Komunikasi & Konseling dalam Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika

20
MEDIA POSTER

21
LEAFLET

22

Anda mungkin juga menyukai