KARTOGRAFI DASAR
ACARA IV
SIMBOL PETA
Disusun Oleh :
Nama : Ikhwan Amri
NIM : 16/393473/GE/08221
Program Studi : Geografi dan Ilmu Lingkungan
Hari, tanggal : Kamis, 22 September 2016
Waktu : 09.00 – 11.00 WIB
Asisten : 1. Ayuni Nur Fitriani
2. Deha Agus Umarhadi
LABORATORIUM KARTOGRAFI
PROGRAM STUDI KARTOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH
DEPARTEMEN SAINS INFORMASI GEOGRAFI
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2016
ACARA IV
SIMBOL PETA
A. TUJUAN
1. Menyusun simbol peta berdasarkan dimensi dan ukuran data.
2. Menggambarkan simbol yang telah dibuat pada peta.
3. Mengetahui prinsip simbolisasi dengan menggunakan perangkat lunak.
C. LANGKAH KERJA
E. PEMBAHASAN
Simbol merupakan salah satu unsur peta yang sangat penting agar pengguna peta
mengerti maksud pembuat peta dalam menyajikan informasi. Simbol secara sederhana dapat
diartikan sebagai suatu gambar atau tanda yang mempunyai makna atau arti tertentu
(Harahap, 2011). Salah satu tujuan peta adalah mengkomunikasikan informasi muka bumi
secara efektif kepada pengguna peta. Tujuan tersebut dapat tercapai melalui desain peta yang
berhubungan dengan pemilihan simbol peta sesuai dengan informasi yang disajikan.
Penggambaran simbol peta dimulai dengan menciptakan bentuk secara keseluruhan,
kemudian menyaring atau memilih detail yang diperlukan.
Kegiatan yang dilakukan pertama kali pada praktikum ini adalah mendesain simbol
sesuai dengan objek yang ada secara manual. Proses penggambaran simbol dilakukan dengan
mempertimbangkan gabungan dari klasifikasi peta antara dimensi data dan wujud simbol.
Ukuran data juga perlu diperhatikan dalam pembuatan simbol yang terdiri atas data nominal,
ordinal, interval, dan rasio. Simbol hendaknya mudah digambar dan dipahami secara umum
agar peta bisa dibaca. Simbol juga diberikan warna (colouring) agar peta menjadi semakin
menarik. Penggambaran simbol titik (0-dimensi) digunakan untuk mewakili suatu tempat
seperti pasar, sekolah, hotel, pabrik kertas, gedung bersejarah, dan pelabuhan. Titik ini tidak
harus digambarkan dalam bentuk bundar (circular). Titik dapat digambarkan dengan bentuk
dan ukuran yang bervariasi. Simbol garis (1-dimensi) digunakan untuk mewakili kenampakan
secara linear seperti jalan, garis kontur, sungai, batas administrasi, dan jaringan listrik.
Penyajian simbol garis ini dapat mewakili bentuk yang sesuai dengan unsur sebenarnya atau
hasil dari suatu generalisasi. Simbol area (2-dimensi) digunakan untuk menggambarkan
kenampakan poligonal yang secara signifikan mencakup wilayah yang luas seperti
perkebunan, pemukiman, danau, hutan, kawasan industri, dan padang rumput.
Simbol pada peta digambarkan dengan tiga cara, yaitu simbol huruf atau angka,
simbol abstrak (geometrik), dan simbol piktorial. Setiap cara penggambaran simbol memiliki
berbagai kelebihan dan kekurangan. Simbol huruf atau angka digunakan untuk mewakili
suatu kenampakan dengan huruf atau angka seperti simbol hotel yang digambarkan dengan
huruf H. Simbol ini memiliki bentuk yang paling sederhana dan mudah dibuat, namun nilai
estetika (keindahan) pada peta kurang baik. Huruf atau angka yang tertera pada peta belum
tentu dimengerti oleh pembaca peta, sehingga simbol ini harus dituliskan pada legenda peta.
Simbol abstrak (geometrik) yaitu simbol yang menyajikan bentuk tidak spesifik dan tidak
sesuai dengan data spasial di permukaan bumi. Kelebihannya adalah mudah didesain dan
diingat, serta relatif lebih mudah untuk menempatkan posisi suatu lokasi dengan tepat pada
peta. Kekurangan dari simbol ini adalah interpretasi lebih sulit dilakukan dan dapat
menimbulkan ambigu dalam membaca peta. Simbol piktorial menggambarkan bentuk
mendekati keadaan sebenarnya dari data spasial yang disajikan. Simbol ini lebih mudah
untuk diinterpretasi tanpa harus melihat legenda peta dan jarang menimbulkan ambigu.
Bentuk simbol piktorial kadang cukup sulit untuk menempatkan posisi yang tepat pada peta.
Penggambarannya juga cukup sulit dilakukan secara umum.
Kegiatan praktikum selanjutnya adalah menggambarkan hasil desain simbol pada peta
dummy. Konstruksi simbol pada peta dummy memerlukan interaksi dari berbagai elemen.
Simbol satu dengan simbol lainnya memiliki keterkaitan, seperti garis kontur bila memotong
dengan kenampakan sungai akan digambarkan seperti huruf V. Penempatan simbol-simbol
tersebut juga harus dilakukan secara logis dan realistis. Contohnya adalah pelabuhan tidak
mungkin ada di tengah pulau atau simbol pasar tidak mungkin ada di lautan.
F. KESIMPULAN
1. Simbol peta dapat disusun mulai dari data titik (0-dimensi), garis (1-dimensi), dan area
(2-dimensi). Ukuran data juga perlu diperhatikan dalam pembuatan simbol selain dimensi
data, yang terdiri atas data nominal, data ordinal, data inteval, dan data rasio.
2. Simbol dapat digambarkan dengan tiga cara, yaitu penggambaran simbol melalui angka
atau huruf, simbol secara abstrak (geometris), dan simbol piktorial. Proses penggambaran
simbol tersebut harus dipertimbangkan dengan gabungan dari klasifikasi peta.
3. Simbolisasi melalui perangkat lunak dapat dilakukan dengan pemilihan pada
perpustakaan simbol sesuai dengan keinginan masing-masing. Warna dan bentuk simbol
dapat diubah serta simbol dapat dirancang sendiri melalui perangkat lunak.
DAFTAR PUSTAKA
Astrini, R., dan Oswald, P. 2012. Modul Pelatihan Quantum GIS Tingkat Dasar. Mataram:
BAPPEDA Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Harahap, S.A. 2011. Peta dan Kartografi (Bagian 2). Bandung: Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjajaran.
Kraak, M.J., dan Ormeling, F. 2007. Kartografi, Visualisasi Data Geospasial. (Terjemahan).
Yogyakarta: UGM Press.
Ohio Wesleyan University. 2016. Map Symbolization. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2016
melalui krygier.owu.edu/krygier_html/geog_353/geog_353_lo/geog_353_lo08.html.
Wibowo, T.W., dan Khakhim, N. 2016. Petunjuk Praktikum Kartografi Dasar GKP 0101.
Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Yaaka DN. 2016. The Concept of Map Symbols. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2016
melalui https://www.yaaka.cc/unit/the-concept-of-map-symbols/.
TUGAS
1. Menurut Saudara mengapa dalam pembuatan peta selalu terdapat unsur generalisasi?
Unsur generalisasi selalu ada dalam pembuatan peta karena informasi yang ada di
permukaan bumi tidak seluruhnya dapat disajikan pada peta. Setiap skala peta memiliki
tingkat reduksi tertentu. Apabila isi peta tidak dikurangi sebanding dengan reduksi kertas,
maka pada peta skala kecil penyajian peta akan menjadi sangat padat dan sulit dibaca.
Selain itu, kemampuan pandangan mata terbatas yaitu 0,02 mm pada jarak 30 cm dari
mata. Garis atau titik yang sangat kecil harus dihindari akibat keterbatasan pandangan
mata manusia.