Anda di halaman 1dari 6

INDAH LESTARY ( 1010191057)

2D / DIII ANALIS KESEHATAN


ISBD

Ekonomi Melambat, Pengangguran


Indonesia Bertambah
Elisa Valenta Sari, CNN Indonesia | Selasa, 05/05/2015 15:24 WIB
Bagikan :  

Para pencari kerja memadati stan perusahaan yang menyediakan lowongan pekerjaan saat pameran
bursa kerja di Balai Kartini, Jakarta, Jumat, 24 April 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Melambatnya pergerakan roda ekonomi membawa dampak bagi sektor
ketenagakerjaan Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dalam kurun waktu satu tahun
tingkat pengangguran di Indonesia mengalami pertambahan sebanyak 300 ribu jiwa.

Kepala BPS Suryamin mengatakan jumlah pengangguran pada Februari 2015 mengalami peningkatan
dibandingkan dengan Agustus 2014 sebanyak 210 ribu jiwa. Sementara jika dibandingkan dengan
Februari tahun lalu bertambah 300 ribu jiwa.

Suryamin menjelaskan jumlah pengangguran pada Februari 2015 mencapai 7,4 juta orang, dengan
tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang mengalami kenaikan untuk tingkat pendidikan tinggi.

"Ini karena ekonomi melambat, sehingga terjadi peningkatan pengangguran," ujarnya dalam
konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/5).

Berdasarkan data BPS, pengangguran untuk lulusan strata satu (S1) pada Februari 2015 menjadi 5,34
persen dibanding Februari tahun lalu yang hanya 4,31 persen. Begitu juga lulusan diploma mengalami
peningkatan pengangguran dari 5,87 persen menjadi 7,49 persen. Serta pengangguran lulusan SMK
yang bertambah dari 7,21 persen menjadi 9,05 persen.

Sementara untuk tingkat pendidikan SD, SMP, dan SMA mengalami penurunan, masing-masing
yakni dari 3,69 persen menjadi 3,61 persen, 7,44 persen jadi 7,14 persen, dan 9,10 persen menjadi
8,17 persen.

"Februari 2015, TPT terendah ada pada penduduk berpendidikan SD ke bawah dan tertinggi pada
INDAH LESTARY ( 1010191057)
2D / DIII ANALIS KESEHATAN
ISBD

jenjang pendidikan SMK, diikuti diploma dan universitas," jelas dia.

Secara persentase, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2015 sebesar 5,81 persen,
meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 5,7 persen. Namun, angka tersebut
lebih rendah jika dibandingkan dengan TPT Agustus 2014 yang sebesar 5,94 persen.

Suryamin menjelaskan perubahan tingkat pengangguran di Indonesia terjadi selaras dengan


bertambahnya jumlah angkatan kerja yang sebanyak 3 juta orang dibandingkan dengan Februari 2014
atau sebanyak 6,4 juta orang jika dibandingkan dengan posisi Agustus 2014. Sayangnya, angka
serapan tenaga kerjanya jauh lebih rendah yakni hanya 1 juta jiwa selama periode Februari 2014-
Februari 2015.

Kendati pengangguran bertambah, Suryamin mengklaim jumlah penduduk yang bekerja pada
Februari 2015 juga bertambah 6,2 juta orang dibanding keadaan Agustus 2014 atau bertambah 2,7
juta orang dibanding keadaan Februari 2014. JUmlah penduduk yang bekerja per Februari 2015
tercatat sebanyak 120,8 juta orang.

Pengaruh Sektor Pertanian

Berdasarkan sektor ekonominya, meningkatnya pengangguran di Tanah Air disebabkan oleh


berkurangnya jumlah pekerja di sektor pertanian secara signifikan. Statistik menunjukkan, jumlah
pekerja di sektor pertanian per Februari 2015 sebanyak 40,12 juta jiwa, susut 710 ribu jiwa jika
dibandingkan dengan posisi Februari 2014 yang sebanyak 40,83 juta jiwa.

BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,71 persen pada kuartal I 2015
dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year). Artinya perekonomian nasional melambat
jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,14 persen secara tahunan.

Suryamin mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) nominal atas dasar harga berlaku tercatat
sebesar Rp 2.724 triliun. Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dipengaruhi oleh
kondisi perekonomian global yang belum menggembirakan.

Menurutnya, sumber sentimen negatif yang paling berpengaruh adalah perlambatan ekonomi
Tiongkok dan Singapura, yang selama ini menjadi mitra dagang utama Indonesia baik ekspor maupun
impor.

"Ekonomi Tiongkok turun dari 7,4 persen pada kuartal III 2014 menjadi 7,0 persen, sedangkan
Singapura turun dari 4,9 persen menjadi 2,1 persen," kata Suryamin. (gir/gir)
INDAH LESTARY ( 1010191057)
2D / DIII ANALIS KESEHATAN
ISBD

MENGANALISIS KASUS PENGANGGURAN


DI INDONESIA
Masalah perekonomian merupakan masalah yang lazim dihadapi manusia saat ini. Karena pada
hakikatnya manusia tidak dapat hidup terlepas dari ekonomi. Masalaah ekonomi yang muncul juga
tidak lepas dari masalah kependudukan yang saat ini masih melanda sebagian besar negara-negara
yang masih tergolong miskin dan berkembang, terutama adalah masalah pertumbuhan penduduk yang
semakin pesat. Dengan adanya petumbuhan penduduk yang semakin pesat maka kesempatan seorang
individu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya menjadi sangat sempit. Menurut Malthus populasi
manusia bertambah lebih cepat bila dibandingkan dengan produksi bahan makanan. Pertumbuhan
populasi manusia berjalan seperti deret ukur yang semakin lama semakin bertambah dengan
perbandingan dua kali lipat (1,2,4,8,16…). Sedangkan bertambahnya bahan makanan seperti deret
hitung (1,2,3,4…). Dengan demikian maka akan menumbuhkan persainganantar manusia untuk
memperoleh sumber daya yang jumlahnya sangat minim apabila dibandingkan dengan jumlah
populasi manusia. Dengan adanya persaingan tersebut maka ada sebagian manusia yang tersisih dan
tidak akan mendapatkan bahan makanan.
Pada perkembangan selanjutnya manusia mampu menciptakan berbagai macam teknologi baru yang
mampu digunakan untuk membantu berbagai pekerjaan manusia dala berbagai bidang, baik pertanian,
pertambangan, transportasi dan industri. Tujuan utama diciptakannya teknologi oleh manusia ini
sebenarnya adalah untuk memudahkan manusia itu sendiri dalam hal pemenuhan kebutuhan
ekonominya. Namun, dengan kemunculan teknologi-teknologi baru ini yang semula diharapkan
mampu memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat, dan mampu menyerap banyak yenaga kerja
dari masyarakat. Justru yang terjadi adalah walaupun manusia mampu menciptakan teknologi dan
semakin lama berkembang dalam berbagai bidang dengan semakin pesat, tetap saja tidak mampu
menyerap pertambahan populasi manusia yang tentunya semakin menambah pula jumlah tenaga
kerja.
Pada sektor industri misalnya dengan adanya mesin-mesin produksi yang semakin lam berkembang
menjadi semakin pesat, maka peran manusia yang tadinya sangat dibutuhkan dalm proses produksi
menjadi tidak lagi bagitu penting dan sangat kecil . Dengan kata lain peran manusia dalam kegiatan
produlsi barang menjadi tergantikan dengan mesin-mesin produksi. Dengan demikian maka sebuah
pabrik tidak lagi membutuhkan tenaga kerja yang banyak dalam proses produksinya dan tidak mampu
menyerap angkatan kerja yang ada.
Bahwa sebenarnya sebagai konsekuensi utama dengan adanya pertambahan penduduk ini adalah
munculnya tenaga kerja yang dengan jumlah semakin bertambah besar dari waktu ke waktu, yang
sebebarnya semua itu dipengaruhi oleh tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas).
Apabila dalam sebuah Negara tingkat kelahirannya sangat cepat dan tingkat kematian sangat sedikit
maka akan menimbulkan suatu ledakan populasi penduduk yang juga tentunya akan menambah
kuantitas tenaga kerja.
Jumlah pengangguran di Indonesia ini masih sangat memprihatinkan, mengingat saat ini Indonesia
sebagai Negara yang masih berkembanag dan belum mencapai pada msa kemajuannya harus
menghadapi munculnya perdaganagan bebas dimana setiap Negara leluasa untuk memasarkan hasil
produksinya ke Negara manapun. Dengan masih banyaknya jumlah pengangguran ini maka tentunya
akan mempengaruhi pula pada peningkatan perekonomian Negara, sehingga ekonomi Indonesia akan
INDAH LESTARY ( 1010191057)
2D / DIII ANALIS KESEHATAN
ISBD

melemah dan mengakibatkan Indonesia tidak mampu bersaing dengan Negara lain dan perekonomian
Indonesia akan menjadi semakin terpuruk.

Teori-teori yang dapat digunakan untuk menganalisis pengangguran di Indonesia:


a) Teori Kependudukan dari Malthus
Pokok teori Malthus ini adalah pemikiran bahwa pertumbuhan penduduk cenderung melampui
pertumbuhan persediaan makanan. Kuantitas manusia akan kejeblos ke dalam kemiskinan
kelaparan. Dalam jangka panjang, tak ada kemajuan teknologi yang dapat mengalihkan keadaan
itu, karena kenaikan suplai makanan terbatas, sedangkan “pertumbuhan penduduk tak terbatas,
dan bumi tak mampu memprodusir makanan buat menjaga eksistensi manusia.” Karena jumlah
kesempatan kerja yang semakin sedikit itulah kemudian antara individu satu dengan yang lain
saling bersaing untuk memperoleh pekerjaan, dan yang tersisih dalam persaingan tersebut menjadi
golongan penganggur.
b) Teori Fungsionalisme Struktural
Semakin banyaknya pengangguran dalam masyarakat maka akan mempengaruhi berbagai macam
system yanag ada dalam masyarakat tersebut. Dalam hal ini adalah system ekonomi akan menjadi
sangat lemah, kemudian akan mempengaruhi sistem yang lain seperti sistem politik, karena
dengan adanya pengangguran yang semakin besar maka akan mengakibatkan kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintahan yang ada menjadi semakin berkurang dan pemerintah
dianggap gagal.
c) Teori Modernitas atau Modernisasi
Poggi (1993) Berdasarkan karya George Simmel tentang pandangannya mengenai modernitas
(Dalam Ritzer 2003: 551) menyatakan bahwa dalam modernitas; pertama, dapat memberikan
keuntungan bagi manusia karena dengan adanya modernisasi manusia mampu mengungkapkan
berbagai potensi yang masih tersembunyi dan belum diketahui sebelumnya. Kedua, Besarnya
pengaruh uang dan materi dalam masyarakat modern. Ketiga, akibat merugikan yang dapat
ditimbulkan uang dan modernitas.
Dengan adanya modernisasi terutama dengan penemuan berbagai macam teknologi baru yang
mempengaruhi manusia menyebabkan manusia masa kini atau lebih sering disebut sebagai
manusia modern menjadi mampu mengetahui berbagai macam hal dan meningkatkan
perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut
manusia saat ini menjadi manusia yang sangat terpengaruh dengan industri yang pada akhirnya
hanaya menginginkan menambah materi dan uang yang menjadi sangat mempengaruhi
masyarakat. Dan pada akhirnya setiap individu yang ingin mengejar materi dan uang tersebut
bersaing satu sama lain terutama untuk mamperoleh kesempatan dalam perindustrian, namun ada
sebagian individu yang tersisih dakampersaingan tersebut dan menjadi kaum penganggur dalam
masyarakat industri.
d) Teori Sosiologi Ekonomi Neo – Marxian
Dengan adanya pergantian antara sistem kapitalis kompetitif menjadi kearah sistem kapitalis
monopoli, maka akan terdapat sebagian perusahaan yang masih tidak mampu bersaing dan
menjadi terpuruk. Apabila semua proses produksi dan pemasaran semua terpengaruh oleh sebuah
perusahaan raksasa saja, maka aakan mengakibatkan perusahaan kecil menjadi sangat sulit dan
hal pamasaran, bisa saja perusahaan kecil tersebut mengalami kebangkrutan dan tidak lagi mampu
menggaji pekerjanya. Setelah perusahhan tersebut tidak mampu baroperasi lagi, maka para
INDAH LESTARY ( 1010191057)
2D / DIII ANALIS KESEHATAN
ISBD

pekerja yang semula bekerja dalam perusahaan tersebut menjadi tidak mempunyai pekerjaan lagi.
Kemudian akhirnya pekerja tersebut menjadi pengangguran.
Pengangguran di Indonesia paling banyak berada di pedesaan, bahkan berdasarkan sensus penduduk
pada tahun 1980 menenjukkan bahwa sekitar 805 angkatan kerja yang ada di Indonesia berada di
pedasaan. Hal ini tidak lepas dari makin sempitnya lahan pertanian yang ada di pedesaan yang beralih
fungsi. Padahal sektor pertanian merupakan sektor yang mampu menampung angkatan kerja di desa.
Semakin sempitnya lahan pertanian yang ada di pedsaan ini juga tidak lepas dari sistrm pewarisan
dengan pembagian tanah yang dilakukan petani pedesaan.

Solusi dan Penanganan Masalah Pengangguran


a) Peran Pemerintah dalam mengatasi pengangguran
Dimana pengelolaan utama yang dilakukan pemerintah adalah untuk menangani masalah buruh,
tata guna lahan di pedesaan dan pemajakan serata penyerapan tenaga kerja, Selama ini peran
pemerintah sebenarnya sudah ada, terlihat dengan adanya berbagai lembaga yang dibentuk
pemerintah dalam menyalurkan tenaga kerja. Lembaga tersebut ada yang bergerak untuk
menyalurkan tenaga kerja di perusahaan dalam negeri, perusahaan BUMN, maupun penyaluran
tenaga kerja yang ada di luar negeri. Lembaga penyaluran tenaga kerja yang paling banyak
diminati adalah lembaga penyaluran tenaga kerja di luar negeri walaupun sebagai pembantu runah
tangga, yang tentunya tidak mambutuhkan pendidikan tinggi sebagai persyaratannya. Namun,
seolah-olah pemerintah terus menyalurkan tenaga kerja di luar negeri sebagai jalan menangani
masalah penganguran di Indonesia, walaupun sudah banyak berbagai kasus yang menimpa tenaga
kerja di luar negeri. Sedangkan, usaha yang dilakukan pemerintah daerah masih terlihat kurang
cerdas dan imajinatif dalam penanganan masalah pengangguran di daerahnya.
Penanggulangan masalah pengangguran ini seharusnya dilaksanakan dengan memperhatikan
potensi daerah masing-masing wilayah di Indonesia yang berbeda antara satu dengan yang lain.
Dengan demikian maka peran pemerintah daerah dalam menangani masalah penganguran di
daerahnya sendiri menjadi prioritas utama. Kaitannya dengan potensi daerah seharusnya
pemerintah daerah melihat potensi tersebut ubtuk menciptakan lapangan kerja baru. Misalnya; di
sebuah wilayah yang berpotensi dalam hal pariwisata pemerintah daerah harus melihat peluang
untuk menciptakan lapangan kerja bagi warganya dengan mendirikan lembaga-lembaga pelatihan
yang bergerak dalam pembuatan kerajinan tangan yang nantinya dapat dipasarkan kepada
wisatawan yang datang, selain itu pemerintah daerah juga harus mengelola tempat pariwisata
tersebut supaya tetap menarik dan bahkan dapat berkembang.
Upaya lain yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan menyalurkan bantuan kepada
masyarakat terutama kepada pengusaha kecil dan menengah berupa kredit dengan bunga ringan.
Dengan demikian maka usaha kecil dan menengah akan tumbuh semakin pesat dan berkembang
yang tentunya akan menyerap tenaga kerja yang ada.
Apabila hal ini sudah dapat dilaksanakan maka pemerintah harus senantiasa memelihara sistem
yang ada, seperti yang dungkapkan teoritisi sosiologi modern Talcott Parsons dimana setiap
sistem sosial akan mengalami adaptasi atau penyesuaian diri, dalam hal ini dengan lingkungan
yang semakin berubah. Kemudian diikuti dengan pencapaian tujuan yang diharapakan untuk
mencapai tujuan tersebut dilaksanakan dengan cara pengintegrasian masing-masing sistem dan
pola. Dan yang terakhir adalah pemeliharaan sistem-sistem atau pola tersebut.

b) Peranan Pihak Swasta


INDAH LESTARY ( 1010191057)
2D / DIII ANALIS KESEHATAN
ISBD

Peran swasta dapat terlihat apabila perusahaan milik swasta mampu menciptakan lapangan kerja
yang baru yang benar-benar menyerap banyak tenaga kerja di setiap daerah.
Pihak swasta dapat berupa pembangunan perusahaan padat karya yang akan menyerap banyak
tenaga kerja. Selain itu, pihak swasta juga dapat mendirikan perusahaan-perusahaan dalam skala
kecil yang mampu menyererap tenaga kerja tanpa pendidikan tinggi, karena hanya memebutuhkan
sedikit ketrampilan saja melalui pelatihan-pelatian yang tidak terlalu lama. Perusahaan kecil ini
sangat cocok apabila didirikan di daerah pedesaan dengan mayoritas angkatan kerjanya tidak
berpendidikan tinggi. Dengan cara demikian lah maka pengangguran di desa dapat diatasi atau
paling taidak dapat barkurang.

c) Peran Sosiolog
Dalam hal ini sosiologi dapat berperan sebagai konsultan kebujakan pemerintah. Kebijakan yang
dilakukan pemerintah sering mengalami kgagalan, hal ini karena pemerintah tidak dapat
mengetahui keadaan masyarakat yang ada. Karena itu peran sosiolog sangat diperlukan. Selain itu
sebagai ahli riset sosiologi jugs sangat membantu apa yang seharusnya dilakukan pemerintah.
Menurut Jabal Tarik (2002) sosiolog sebagai ahli riset dalam hal ini mampu meneliti suatu daerah
dengan pemahaman pedesaan secara cepat ( Rapid Rural System Appraisal ) yaitu merupakan
penelitian keadaan pedesaan yang sifatnya cepat, fleksibel,niterative, berorientasi sistem,
partisipatif, biaya efektif, dan interdisipliner. Sosolog juga dapat berperan sebagai teknisi yang
terlinat dalam perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan masyarakat, memberi saran dalam
hubungan masyarakat, dan hubungan antar kelompok dalam hal organisasi dan  perekonomian.

Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pengangguran di Indonesia merupakan masalah yang harus segera
ditangani. Karena kalau tidak ada penanganan yang serius maka akan menimbulkan masalah sosial
yang lain antara lain kriminalitas, kemiskinan, dan munculnya arus urbanisasi yang menyebabkan
munculnya kawasan kumuh diperkotaan. Peran pemerintah sebagai penentu kebijakan dan sosiolog
sebagai konsultan kebijakan serta pihak swasta dalam menangani masalah ini.

Hanya sekedar saran bagi pemerintah hendaknya lebih serius dalam menangani masalah ini dan dapat
menggunakan para sosiolog sebagai ahli riset dan dan konsultan kebijakan, Selain itu pemerintah
bersama pihak swasta juga harus bekerja sama untuk menangani masalah pengangguran di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai