1
Selain itu untuk memberi nama sebuah garis, dapat memanfaatkan dua buah titik pada garis
tersebut, atau dengan sebuah huruf kecil. Cara menuliskannya: ⃖ ⃗, ⃖ ⃗, ⃖ ⃗ , ⃖ ⃗ , ⃖ ⃗ atau g.
Misalnya seperti gambar berikut:
B Gambar 1 g
A C
U
U
Sebuah bidang difikirkan sebagai suatu himpunan titik berderet dan berjajar secara
rapat dan tak terbatas, tetapi tidak memiliki ketebalan. Sebuah bidang direpresentasikan dengan
gambar sebuah jajargenjang, dan nama sebuah bidang dapat menggunakan sebuah huruf kapital
atau huruf Yunani.
Bidang merupakan komponen bangun ruang yang mempunyai luas. Bidang dapat dipandang
sebagai himpunan titik-titik. Yang disebut bidang di sini adalah bidang datar, yaitu bangun
yang dapat digambarkan sebagai suatu yang datar dan mempunyai luas tidak terbatas. Bidang
2
digambarkan dengan model terbatas yang mewakilinya. Bidang tersebut dinamakan bidang α
atau bidang ABC. Harus diingat, penamaan bidang dengan titik-titik yang dilaluinya minimal
menggunakan tiga titik.
Gambar 2
Aksioma 2
Jika sebuah garis dan sebuah bidang mempunyai dua buah titik persekutuan, maka garis itu
seluruhnya terletak pada bidang.
K L
3
R
Aksioma 3
Melalui tiga buah titik sebarang P
Q
hanya dapat dibuat sebuah bidang
Teorema 1
R
Sebuah bidang ditentukan oleh tiga titik sebarang.
P Q
Teorema 2
Sebuah bidang ditentukan oleh sebuah garis
dan sebuah titik (titik tidak terletak di garis).
Teorema 3
g
Sebuah bidang ditentukan
h
oleh dua buah garis berpotongan.
g
Teorema 4
h
Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis sejajar.
4
b. Kedudukan Garis Terhadap Garis dan Garis Terhadap Bidang
g
1. Kedudukan Garis Terhadap Garis Lain A
i) Berpotongan
h
Dua buah garis dikatakan berpotongan
jika kedua garis itu terletak pada
sebuah bidang dan mempunyai tepat satu titik persekutuan. g
ii) Berimpit
Garis g berimpit dengan garis h
jika tiap titik di garis g juga terletak
di garis h, dan sebaliknya. h
Syarat cukup untuk dua garis berimpit adalah memiliki dua titik persekutuan.
iii) Sejajar
Dua buah garis dikatakan sejajar jika kedua garis itu
terletak pada satu bidang dan tidak mempunyai satupun titik persekutuan.
g
h
h
iv)Bersilangan
Dua garis dikatakan bersilangan g
( , )
3. Dua bidang berpotongan
Bidang α dan bidang β dikatakan berpotongan
jika kedua bidang itu tepat memiliki
sebuah garis persekutuan.
6
Teorema-teorema bidang terhadap bidang lain
1. Jika dua garis berpotongan, yang terletak pada suatu bidang, sejajar dengan dua buah garis
berpotongan pada bidang lain, maka kedua bidang itu adalah sejajar.
2. Suatu bidang yang memotong salah satu dari dua bidang yang sejajar, maka bidang tersebut
memotong bidang yang satu lagi.
3. Suatu bidang yang memotong dua bidang yang sejajar, maka garis – garis potong bidang tersebut
adalah sejajar. a
Teorema-teorema dalam kesejajaran
Teorema 1
Jika garis a sejajar dengan garis b
V
dan garis b terletak pada bidang V, b
maka garis a sejajar dengan bidang α.
Teorema 2 α
Jika bidang α melalui garis a dan garis a sejajar bidang V, a
maka garis a sejajar dengan
V
garis perpotongan bidang α dengan bidang V.
(α,V
Teorema 3
Jika bidang U dan bidang V sejajar dengan garis a, maka garis perpotongan kedua bidang tersebut
sejajar dengan garis a.
U a
V
(U,V)
Teorema 4
Jika garis a berpotongan dengan garis b, b
garis c berpotongan dengan garis d,
a α
dan garis a sejajar garis c, garis b sejajar garis d,
maka bidang (a,b) sejajar bidang (c,d).
d
c
β
7
α
(α,U)
Teorema 5
Jika bidang U sejajar bidang V
U (α,V)
dan keduanya dipotong oleh bidang α,
maka garis (α,U) sejajar garis (α,V).
V
Teorema 6
Jika garis a menembus bidang U U
yang sejajar dengan bidang V,
maka garis a juga menembus bidang V.
V
4. Garis Tegak Lurus pada bidang
Definisi: Jika garis h tegak lurus pada bidang α maka garis h tegak lurus dengan semua garis
yang terletak pada bidang α. m
8
Contoh : H G
E F
D C
A B
g
P’
2) Proyeksi garis pada garis
Q
P
′ ′ adalah proyeksi pada garis g.
g
Q
9
3) Proyeksi titik pada bidang
P
Proyeksi titik P pada bidang adalah titik tembus garis yang
tegak lurus dari P pada bidang (Titik P’ adalah hasil
proyeksi titik P).
P’
U
4) Proyeksi garis pada bidang
a) Jika garis sejajar bidang
B
A ′ ′ merupakan proyeksi pada bidang .
A’ B’
M N’
10
b. Buatlah garis AP yang tegak lurus dengan garis g pada bidang α
c. Panjang ruas garis AP = jarak titik A ke garis g.
(3) Jarak Titik ke Bidang
Jarak titik ke suatu bidang ada
jika titik tersebut terletak di luar bidang.
Langkah-langkah menentukan jarak titik A ke bidang α
(titik A tidak terletak pada bidang α) adalah sebagai berikut. g
a. Buatlah garis g melalui titik A dan tegak lurus bidang α
b. Garis g menembus bidang α di titik D
c. Panjang ruas garis AD = jarak titik A ke bidang α.
α l h
l
11
(6) Jarak dua bidang sejajar
Jarak antara bidang U dan bidang V yang sejajar dapat digambarkan sebagai berikut.
a. Jarak titik A ke H = AH
E AH = AD 2 DH 2
F
= 100 100
= 200
P
D = 10 2 cm
C b. Jarak titik A ke P = AP
R
= ½ AG
10
= 3 cm
A 10 B 2
c. Jarak A ke CE = AK
E G
K Pada segitiga siku-siku CAE
L CAE = ½.AC.AE = ½.CE.AK
1
.10 2 .10 2 .10 3. AK
2
A C 1
.10 2 .10
AK 2
1
.10 3
2
10 2
AK
3
10
AK 6
3
d. Jarak titik A ke bidang BCGF = AB = 10 cm
e. Jarak titik A ke bidang BDHF = AR (R titik tengah garis BD)
13
AR = ½ AC = ½ 10 2 = 5 2 cm
E
F
T
D C
A B
½. 5 2 .10 = ½ . 5 6 . AT
50 2 = 5 6 . AT
50 2 10
AT = = 3 cm
5 6 3
h. Jarak AE ke CG = AC = 10 3
i. Jarak ABCD dan EFGH = AC = 10 cm
Tugas I
1. Diketahui kubus ABCD.EFGH denan panjang rusuk 6 cm. Hitunglah jarak antara :
a. Titik H ke garis AC
b. Titik B ke garis AG
c. Titik C ke BDG
14
d. garis AE dan CG
e. garis AB dan CDHG
f. bidang HFC dan DBE
2. Diketahui balok PQRS.TUVW dengan PQ = 4 cm, QR = 3 cm, PT = 6 cm
Hitung jarak antara :
a. V ke RSTU
b. Q ke PRVT
3. Diketahui limas beraturan T.ABCD dengan AB = 10 cm, TA = 12 cm. Hitung jarak antara :
a. titik B ke AT
b. titik T ke ABCD
c. titik A ke TBC
4. Diketahui bidang empat beraturan T.ABC dengan panjang rusuk 8 cm. Tentukan jarak T ke
bidang ABC.
C. PROYEKSI
1. Proyeksi titik pada bidang
Jika titik A diluar bidang H, maka proyeksi A pada bidang H ditentukan sebagai berikut :
a. Dari titik A dibuat garis g yang tegak lurus bidang H
b. Tentukan titik tembus garis g terhadap bidang H, misalnya titik B. Proyeksi titik A pada
bidang H adalah B.
A
15
Contoh :
Diketahui limas beraturan T. ABCD dengan AB = 5 cm dan TA = 8 cm.
Hitunglah panjang proyeksi :
a. TB pada bidang ABCD
b. TB pada bidang TAC
D C
A B
a. Proyeksi T pada bidang ABCD adalah titik O. Jadi proyeksi TB pada bidang ABCD = BO
BO = ½ .AC
=½ AB 2 BC 2
=½ 25 25
=½ 5 2
5
= 2 cm
2
b. Proyeksi TB pada bidang TAC = TO
TO = TB 2 BO 2
25
= 64
2
103
=
2
1
= 206 cm
2
Tugas II
1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 10 cm. Tentukan dan hitung panjang proyeksi :
16
a. BG pada EFGH
b. HF pada ACH
c. GO pada BDE (O titik potong AC dan BD)
2. Diketahui limas beraturan T.ABCD dengan AB = 10 cm dan tinggi limas 8 cm. Tentukan dan
hitung panjang proyeksi :
a. TC pada ABCD
b. TA pada TBD
3. Diketahui bidang empat beraturan T.ABC dengan panjang rusuk 6 cm. Titik P ditengah-tengah
AB. Hitung panjang proyeksi :
a. TB pada ABC
b. TP pada ABC
c. TB pada TPC
A
h
Garis g bersilangan dg h
Garis h1 sejajar dengan h
g Memotong g
h1 Sudut antara g dan h sama dg
Sudut antara g dan h1
g
Garis g menembus bidang H dititik A.
Proyeksi garis g pada bidang H adalah g1
Sudut antara garis g dengan bidang H
Adalah sudut yang dibentuk garis g dg g1
g1 A
H
g
G
(G,H)
H
h
Bidang G dan H berpotong pada garis (G,H). Garis g pada G tegak lurus gais (G,H). Garis h
pada H tegak lurus garis (G,H)
Sudut antara bidang G dan H sama dengan sudut antara garis g dan h
Contoh :
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang
rusuk 5 cm. Tentukan : H G
a. Besar sudut antara BG dan bidang ABCD
b. Cosinus sudut antara BH dan ABCD
E F
Jawab :
19
LEMBAR KERJA SISWA
Kelompok: 1.
2.
3.
4.
Masalah diatas merupakan salah satu contoh soal problem solving dalam menentukan jarak titik ke
titik. Bagaimanakah menentukan jarak titik ke titik? Untuk mengetahui bagaimana menentukan
jarak titik ke titik lengkapi dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
20
Untuk lebih memahami dan terampil dalam menghitung jarak titik ke titik. Perhatikan contoh
berikut!
6 cm
6 cm
Penyelesaian:
a. Jarak C ke D sama dengan panjang ………….. kubus = …. cm
LATIHAN
21
LEMBAR KERJA SISWA
Kelompok: 1.
2.
3.
4.
JARAK TITIK KE GARIS DAN TITIK KE BIDANG
DALAM BANGUN RUANG
22
Masalah diatas merupakan salah satu contoh soal problem solving dalam menentukan jarak titik ke
garis dan jarak titik ke bidang. Bagaimanakah menentukan jarak titik ke garis dan jarak titik ke
bidang? Untuk mengetahui bagaimana menentukan jarak titik ke garis dan jarak titik ke bidang
lengkapi dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
Untuk lebih memahami dan terampil dalam menghitung jarak titik ke garis. Perhatikan contoh
berikut!
6 cm
6 cm
Penyelesaian:
a. Jarak titik P ke garis FB sama dengan panjang ruas garis ….. = …. cm
….. = √… . . + … . .
= √… . . + … . .
= √… . . + … . .
= √… . . = …… cm
24
Untuk lebih memahami dan terampil dalam menghitung jarak titik ke bidang. Perhatikan contoh
berikut!
Diketahui limas segiempat beraturan T.ABCD dengan panjang rusuk bidang alas AB = 8 cm dan
panjang rusuk sisi TA = 9 cm. Tentukan jarak titik puncak T ke bidang alas ABCD!
Penyelesaian:
Langkah-langkah:
1) Gambarlah garis yang melalui titik T dan menembus
bidang ABCD.
2) Tentukan titik potong dari diagonal sisi AC dan BD.
Maka jarak titik T ke bidang ABCD adalah panjang ruas
garis ……….
3) Tentukanlah segitiga siku-siku mana yang akan digunakan
untuk mencari panjang ruas garis……
Kemudian cari nilai panjang ruas garis itu dengan
menggunakan rumus Pythagoras seperti pada contoh-
contoh sebelumnya.
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
LATIHAN
25
LEMBAR KERJA SISWA
Kelompok: 1.
2.
3.
4.
Jadi, apa yang dimaksud dengan jarak antara dua garis sejajar?
26
Jadi, apa yang dimaksud dengan jarak antara dua garis bersilangan?
Untuk lebih memahami dan terampil dalam menghitung jarak garis ke garis. Perhatikan contoh
berikut!
ABCD.EFGH adalah kubus dengan panjang rusuk 4 cm. Tentukan jarak antara:
a. CD dan EF
b. AE dan CH
Penyelesaian:
a. Jarak antara CD dan EF
Garis CD dan EF terletak pada bidang ………….
Sehingga CD dan EF merupakan garis yang ……………….
Maka jarak CD dan EF diwakilkan dengan ruas garis ……… atau ……
Ruas garis ……… merupakan ……………………. kubus
Sehingga jarak antara CD dan EF adalah …………. cm
Jadi, apa yang dimaksud dengan jarak antara garis dan bidang yang sejajar?
27
LEMBAR KERJA SISWA
Kelompok: 1.
2.
3.
4.
Jadi, apa yang dimaksud dengan jarak antara dua bidang yang sejajar?
Untuk lebih memahami dan terampil dalam menghitung jarak antara garis ke bidang dan bidang ke
bidang. Perhatikan contoh berikut!
Balok ABCD.EFGH memiliki panjang 12 cm, lebar 4 cm, da tinggi 8 cm. Tentukan:
a. Jarak FC dengan bidang ADHE
b. Jarak bidang ABCD dengan bidang EFGH
Penyelesaian:
a. Jarak FC dengan bidang ADHE
Garis FC sejajar dengan garis ……. pada bidang ADHE
Maka jarak antara FC dengan bidang ADHE diwakilkan
oleh panjang garis …….. atau ………. = ……. cm
28
LEMBAR KERJA SISWA
Kelompok: 1.
2.
3.
4.
BESAR SUDUT ANTARA DUA GARIS DAN GARIS DENGAN BIDANG DALAM
BANGUN RUANG
Untuk lebih memahami dan terampil dalam menghitung besar sudut antara dua garis. Perhatikan
contoh berikut!
Penyelesaian:
a. Besar sudut antara garis AB dan garis BG
1) Tentukan kedudukan garis AB dan BG pada kubus
ABCD.EFGH
2) Garis AB dan BG merupakan garis yang tegak lurus dan berpotongan di titik …..
Dengan demikian, besar sudut antara garis AB dan BG = ……..
29
membentuk bidang segitiga ………………… AFH
Dengan demikian, besar sudut antara garis AH dan AF = ……….
c. Besar sudut antara garis AB dan DG
1) Tentukan kedudukan garis AB dan DG pada kubus ABCD.EFGH
2) Garis AB dan DG adalah dua garis yang …………………
3) DG sejajar dengan garis ……… pada bidang ABFE
Dengan demikian, sudut antara garis AB dan DG = …………..
Untuk lebih memahami dan terampil dalam menghitung besar sudut antara garis dan bidang.
Perhatikan contoh berikut!
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm. Hitunglah sudut antara ACGE dengan
garis BG.
Penyelesaian:
1) Tentukan kedudukan bidang ACGE dan garis BG
2) Proyeksikan titik B pada bidang ACGE dengan cara mencari
titik potong antara garis AC dan BC. Misalkan titik potong itu
adalah titik O.
3) Maka besar sudut antara garis BG dan bidang ACGE
adalah besar sudut ……... =
Perhatikan ∆ siku-siku di O,
= = …….. = …………… cm
BG = diagonal sisi kubus = …………….cm
maka sin = = …………..
30
= …………
Jadi, ∠( , ) = = …….
1. Ali, seorang atlet panahan yang sedang mempersiapkan dirinya untuk mengikuti satu
pertandingan besar pada akhir tahun 2013. Pada satu sesi latihan di sport center pencatat dan
penghitung ketepatan menunjukkan bahwa anak panah Ali meleset dari sasaran yang
seharus berjarak 100 m menjadi 110 m. Kemudian Ali mengulangi tembakannya, tetapi
masih meleset menjadi 105 m. Hasil antara tembakan pertama, tengah target dan tembakan
kedua pada papan target membentuk garis lurus
a. Gambarkanlah posisi Ali, jaraknya dan tembakannya beserta ukurannya
b. Berilah tanda pada sudut antara jarak tembakan pertama dengan jarak tembakan
kedua dengan nama
c. Berilah tanda pada sudut antara jarak tembakan pertama dengan jarak yang tepat
sasaran dengan nama
2. Pada suatu hari ditemukan sebuah piramida yang alasnya berbentuk persegi dengan ukuran
15 m dan tingginya 10 m. Setelah diselidiki ternyata piramid itu peninggalan pada zaman
purbakala berupa kuburan kuno untuk para bangsawan. Rudi ingin mengetahui sudut yang
terbentuk antara sisi yang berhadapan yang bertemu pada puncaknya. Dapatkah kamu
membantu Rudi ? Jelaskan bagaimana kamu menemukan sudut tersebut!
31
LEMBAR KERJA SISWA
Kelompok: 1.
2.
3.
4.
BESAR SUDUT BIDANG DENGAN BIDANG DALAM BANGUN RUANG
4. Sehingga ∠( , ) = ……….. α
5. Sudut antara garis h dan garis k disebut sudut
tumpuan, sedangkan bidang yang melalui garis h
dan garis k adalah bidang tumpuan.
Jadi, apa yang dimaksud dengan sudut antara garis dan bidang?
Untuk lebih memahami dan terampil dalam menghitung besar sudut antara dua bidang. Perhatikan
contoh berikut!
Kubus ABCD.EFGH memiliki rusuk 5 cm. Titik O merupakan titik potong antara garis AC dan BD.
Tentukan sudut yang terbentuk antara bidang ABCD dengan bidang BDG!
Penyelesaian:
Bidang ABCD beririsan dengan BDG di garis ……
Garis pada ABCD yang tegak lurus adalah garis ……….
Garis pada BDG yang tegak lurus BD adalah garis ………..
Jadi, ∠( , ) = ……………. =
Perhatikan segitiga ………. siku-siku di C
tan = ……………………….
32