Anda di halaman 1dari 4

WAJIBKAH KITA MENGIKUTI HUKUM TAURAT ?

Tuhan sertamu !

Sebenernya gua mau ngepost tulisan ini di pej Syarikat Moriah, tapi karena menurut gua tulisan ini
cukup penting, dan jangkauan akan lebih luas kalau gua ngepost di pej Kresbung, gua rasa untuk kali ini
tulisan ini perlu dipost di Kresbung, terus nanti gua post lagi juga di Syarikat Moriah untuk back up.

Kemarin kita sedikit berdebat(adu pendapat menggunakan data) tentang Hukum Taurat(Yunani: Nomos,
Inggris: Law).

Taurat sendiri secara garis besar bisa dibagi menjadi 3 bagian:

1. Hukum Seremonial.

Hal ini menyangkut aturan tata peribadatan, seperti di Kitab Imamat banyak membahas dupa ukupan
harus bagaimana, bangunan Kemah Suci harus begini begitu, aturan Kurban, aturan makanan, Dll.
Termasuk juga menyangkut hari Sabat dan tahun sabat.

2. Hukum Moral.

Hal ini terkait larangan jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini milik sesama, dll. Lebih
kepada aturan moral yang bersifat universal seperti pada Keluaran 20:1-17.

3. Hukum Yudisial.

Hal ini contohnya misal mencuri domba akan dikenakan denda 4x lipat(bdk. Kel 22:1), yang terbukti
berzinah dirajam, dll.

Gua akan membahas terkait beberapa hukum seremonial nantinya, tetapi gua akan menjelaskan secara
garis besarnya dahulu, biar jelas.

Hukum Yudisial dan Seremonial dalam Perjanjian Baru ditulis νομος(nomos, KJV: Law), sedangkan
hukum moral ditulis εντολη(entoli, KJV: Commandment). Kata 'Hukum Taurat' dalam terjemahan
LAI(Lembaga Alkitab Indonesia) adalah terjemahan dari kata Nomos dan Entoli, jadi berbeda dari KJV
yang membedakan kata terjemahan untuk Nomos(Law) dan Entoli(Commandment). Contoh:

Matius 5:17
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi.
Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

Kata 'hukum Taurat' disini adalah terjemahan dari Nomos,

ΜΑΤΘΑΙΟΝ 5:17

μη νομισητε οτι ηλθον καταλυσαι τον νομον η τους προφητας ουκ ηλθον καταλυσαι αλλα πληρωσαι

mi nomisite oti ilthon katalysai ton NOMON i tous Prophetas ouk ilthon katalysai alla plirosai.

Apa maksudnya dari menggenapkan hukum Taurat ?

Maksud Kristus disini adalah Dia adalah realisasi dari segala sesuatu yang ada dalam Kitab Taurat terkait
kisah-kisah dan peribadatan. Terkait kisah-kisah, contohnya adalah saat Bapa Abraham disuruh Allah
mengurbankan Ishak(Kejadian 22), ini adalah bayang-bayang dari Sang Bapa mengurbankan Kristus Anak
Tunggal. Dalam peribadatan, contohnya dalam tabut Perjanjian ada Dua Loh batu(bdk. Keluaran 25:16)
yang digenapkan dalam Kodrat kemanusiaan dan keilahian Kristus, tongkat Harun(Bilangan 17:10) yang
digenapkan dengan keimaman Kristus, dan Roti Manna yang dari Sorga(Keluaran 16:33-34) yang
digenapkan dengan nuzulNya Sang Firman Allah dari Sorga ke dunia menjadi Kristus. Tongkat Harun
yang berbunga(Bilangan 17:8) juga digenapkan dengan Bunda Maria yang adalah perawan seperti
tongkat yang kering, namun dapat mengandung. Hal-hal seperti ini dalam ilmu tafsir Kristen disebut
Tipologi. Untuk tentang Tipologi, kalian bisa membaca artikel lebih lanjut di wordpress kami:
https://kreselubung.wordpress.com/2018/12/28/ilmu-tafsir-alkitab/ .

Jadi, Kitab Taurat itu memang tidak dibuang, tetapi DIGENAPKAN dalam Kristus, makanya kita umat
Kristen masih membaca Kitab Taurat dan Kitab Para Nabi.

Mari kita lanjutkan lagi ayatnya,

Matius 5:18

Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau
satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
ΜΑΤΘΑΙΟΝ 5:18

αμην γαρ λεγω υμιν εως αν παρελθη ο ουρανος και η γη ιωτα εν η μια κεραια ου μη παρελθη απο του
νομου εως αν παντα γενηται

amin gar lego hymin eos an parelthi o Ouranos kai i gi iota en i mia keraia ou mi parelthi apo tou
NOMOU eos an panta genitai

Disini kata yang dipakai sama, yaitu Nomos. Tadi kita sudah membahas tentang maksud
"menggenapkan", sama seperti makna "satu titik pun tidak akan ditiadakan dalam hukum Taurat", ya
memang tidak ditiadakan sebab semua itu telah digenapi oleh Kristus di dalam pribadiNya.

Mari kita lanjut lagi ayatnya,

Matius 5:19

Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan
mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam
Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat,
ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

ΜΑΤΘΑΙΟΝ 5:19

ος εαν ουν λυση μιαν των εντολων τουτων των ελαχιστων και διδαξη ουτως τους ανθρωπους ελαχιστος
κληθησεται εν τη βασιλεια των ουρανων ος δ αν ποιηση και διδαξη ουτος μεγας κληθησεται εν τη
βασιλεια των ουρανων

os ean oun lysi mian ton ENTOLON touton ton elakhiston kai didakhi outos tous anthropous elakhistos
klitisetai en ti basileia ton Ouranon os d an poiisi kai didakhi outos megas klithisetai en ti basileia ton
Ouranon

Kata 'hukum Taurat' pada ayat ini dalam bahasa aslinya adalah Entolon(bentuk jamak dari entoli), yang
maknanya adalah hukum moral yang telah kita bahas tadi. Untuk hukum moral seperti jangan
menyembah berhala, jangan mencuri, jangan berzinah, dll memang masih harus kita ikuti sampai
kapanpun juga. Dan hukum moral ini yang dapat menunjukkan kualitas hidup kita yang berpengaruh di
akhirat nanti, makanya Kristus bilang "tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-
perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga".

Hukum seremonial ini tidak kita ikuti, tetapi beberapa kita ADOPSI dalam kehidupan Kekristen. Sebagai
contoh pembacaan bagian Kitab Suci itu tradisi Yahudi yang kita adopsi, menyanyikan Mazmur juga
tradisi Yahudi yang kita adopsi, membakar dupa ukupan juga tradisi Yahudi yang diadopsi kebanyakan
komunitas Kristen(Katolik, Orthodox, Anglikan, dan beberapa Gereja Lutheran di luar negri), dll.

Sedangkan untuk hukum Yudisial terkait pidana dan perdata, hal ini tidak kita lakukan lagi, sebab Kristen
adalah komunitas lintas bangsa dan lintas negara, berbeda dengan Israel yang hanya satu bangsa
dengan ikatan darah.

Makanya hati-hati dalam berpandangan, kita tidak boleh berpikiran "hukum Taurat tidak usah kita
lakukan sama sekali", sebab kata "hukum Taurat" dalam terjemahan LAI ini sangat multimakna, padahal
kata 'nomos' dalam bahasa Yunani Perjanjian Baru pun juga cukup multimakna.

Terima kasih telah membaca, Kristus memberkati.

Keterangan: Mazmur 135 dalam bahasa Arab, dikidungkan oleh Para Biarawan Orthodox Antiokhia dari
Biara Hamatoura, Lebanon.

-Ephitimia

Anda mungkin juga menyukai