Anda di halaman 1dari 78

MAKALAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN

“EKOSISTEM DAN PERUBAHAN EKOSISTEM SERTA FAKTOR YANG


MEMPENGARUHINYA “

OLEH :

NAMA : RATI ASSYIFA PUTRI


NIM : F1F117051

JURUSAN S1 STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya dan atas arahan, bimbingan,
serta kerja keras penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu.
Dalam menyusun makalah ini, tidak lepas dari dorongan, bimbingan serta
partisipasi beberapa pihak, untuk itu terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Untuk lebih menyempurnakan makalah ini, saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat diperlukan dan membantu.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kami bukan hanya untuk lingkup mahasiswa tetapi juga untuk seluruh
kalangan.

Kendari, Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Pengertian Ekosistem 4
D. Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem 6
E. Komponen-komponen Ekosistem 7
F. Macam-macam Ekosistem 12
G. Interaksi Antar Komponen Ekosistem 44
H. Rantai Makanan 53
I. Aliran Energi 58
J. Daur Biogeokimia 60
K. Suksesi 65
BAB III PENUTUP 70

A. Kesimpulan 70
B. Saran 70
DAFTAR PUSTAKA 72

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Satuan Makhluk hidup dalam ekosistem ........................................ 6


2.2. Perbandingan Faktor Abiotik dan Biotik 11
2.2. Struktur tingkat trofik dalam rantai makanan 55

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Air merupakan salah satu komponen abiotik yang sangat
diperlukan makhluk hidup. ...................................................... 9
2.2. Peta ekosistem darat di dunia.. ................................................13
2.3. Bioma padang gurun. ............................................................ 13
2.4. Padang rumput. .................................................................... 15
2.5. Kehidupan di bioma sabana. .................................................. 16
2.6. Bioma stepa... ...................................................................... 18
2.7. Bioma Hutan Tropis.. ........................................................... 20
2.8. Bioma Hutan Gugur. ............................................................ 21
2.9. Bioma taiga (homogen). ........................................................23
2.10. Bioma Tundra (Alpine). ........................................................ 24
2.11. Reindeer dan Musk oxen ..................................................... 25
2.12. Burung Ptarmigan di musim dingin (putih) dan panas (gelap)... 25
2.13. Urutan bioma dari ekuator ke kutub. ....................................... 25
2.14. Berbagai Organisme Air Tawar berdasarkan Cara Hidupnya.... 28
2.15. Sungai yang termasuk dalam ekosistem air tawar lotik. ............ 31
2.16. Pembagian ekosistem laut menjadi berbagai zona. ................... 33
2.17. Ekosistem pantai pasir. ......................................................... 37
2.18. Ekosistem pantai batu .......................................................... 38
2.19. Ekosistem estuari ................................................................ 38
2.20. Ekosistem terumbu karang dihuni jenis organisme laut. ........... 39
2.21. Sawah merupakan contoh ekosistem buatan ............................ 41
2.22. Ekosistem buatan kebun kelapa sawit ..................................... 41
2.23. Ekosistem aquarium dibuat mirip dengan habitat ikan. ............. 42
2.24. Hutan mangrove yang termasuk dalam hutan buatan ............... 43
2.25. Tambak udang. .................................................................... 43
2.26. Lalat hanya hinggap pada daun sehingga tidak ada yang untung
maupun yang rugi. ................................................................ 44
2.27. Beruang hitam melawan singa ............................................... 45

v
ii

2.28. Kerbau dengan burung jalak. ................................................. 45


2.29. Ulat memperoleh makan dari tanaman sedangkan tanaman
dirugikan.. ........................................................................... 46
2.30. Ikan badut dengan anemon laut. ............................................. 47
2.31. Tanaman pinus mensekresi zat yang menyebabkan tanah
sekitarnya menjadi terlalu asam untuk pertumbuhan tanaman jenis
lainnya.. .............................................................................. 48
2.32. Persaingan antara populasi padi dan populasi rumput (gulma). ..
48
2.33. Macan bertindak sebagai predator dan rusa sebagai mangsa...... 49
2.34. Kompetisi interspesifik.. ....................................................... 50
2.35. Kumpulan burung yang menjadi satu populasi. ........................ 51
2.36. Jamur sebagai dekomposer menyebabkan buah membusuk. ......52
2.37. Kutu kayu adalah salah satu contoh detritivor. ........................ 52
2.38. Rantai makanan. .................................................................. 53
2.39. Contoh rantai makanan perumput.. ........................................ 56
2.40. Jaring-jaring makanan adalah rantai makanan yang kompleks... 57
2.41. Aliran energi dalam suatu rantai makanan. ..............................58
2.42. Piramida Ekologi. ................................................................59
2.43. Pada daur air, terjadi pergerakan air dalam organisme, di daratan
dan di atmosfer. ................................................................... 60
2.44. Pada daur karbon terjadi pergerakan karbon antara komponen
biotik dan abiotik. ................................................................. 62
2.45. Pada daur nitrogen terbentuk beberapa senyawa nitrogen yang
berbeda.. ............................................................................. 63
2.46. Daur Fosfor. ........................................................................ 64
2.47. Daur sulfur yang melibatkan berbagai jenis bakteri.. ................ 65
2.48. Letusan gunung merupakan suksesi primer.. ........................... 66
2.49. Kebakaran hutan menyebabkan terjadinya suksesi sekunder ..... 67
2.50. Suksesi rawa menjadi daratan ............................................... 68

vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup dalam perkembangan dan pertumbuhannya tidak
dapat hidup sendiri, selalu memerlukan makhluk lainnya dalam menjalani
hidup dan kehidupannya. Antara makhluk yang satu dengan makhluk yang
lain selalu berhubungan dan mengadakan kontak yang saling
menguntungkan. Tetapi ada juga sebagian kecil mahkluk hidup yang
selalu merugikan makhluk lain, biasanya makhluk ini disebut sebagai
parasit.
Ekologi adalah kajian mengenai interaksi timbal-balik jasad
individu, di antara dan di dalam populasi spesies yang sama, atau di antara
komunitas populasi yag berbeda-beda dan berbagai faktor non hidup
(abiotik) yang banyak jumlahnya yang merupakan lingkungan yang efektif
tempat hidup jasad, populasi atau komunitas itu. Lingkungan efektif itu
mencakup kesaling terikatan pada interaksi antara jasad hidup itu sendiri.
Kaji ekologi itu memungkinkan kita memahami komunitas itu secara
keseluruhan. Guna memastikan kenyataan ini, perlu kiranya diadakan
berbagai percobaan di lapangan, di laboratorium atau di kedua lingkungan
itu sekaligus.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru
muncul pada tahun 70-an. Ekologi sendiri mencakup suatu keterkaitan
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi, seperti
tumbuhan dan sinar matahari, tanah dengan air, yang pada umumnya
dikatakan sebagai hukum alam yang berimbang dan biasa disebut
ekosistem. Komponen-komponen dalam ekosistem telah dikelolah oleh
alam dan mereka saling berinteraksi. Ada komponen yang bersifat netral,
bekerjasama, menyesuaikan diri, bertentangan bahkan saling menguasai.
Akan tetapi pada akhirnya antara kekuatan-kekuatan tersebut terjadi
keseimbangan.

1
2

Untuk mengetahui keterkaitan atau interaksi antara komponen


abiotik dengan biotik serta hubungan antara kedua komponen tersebut
maka percobaan ini layak dilakukan, karena untuk mengetahui hubungan
antara kedua komponen tersebut butuh suatu pengamatan di lapangan.
Satu ciri mendasar pada ekosistem adalah bahwa ekosistem itu
bukahlah suatu sistem yang tertutup, tetapi terbuka dan daripadanya energi
dan zat terus-menerus keluar dan digantikan agar sistem itu terus berjalan.
Sejauh yang berkenaan dengan struktur, ekosistem secara khas
mempunyai tiga komponen biologi, yaitu; produsen (jasad autotrof) atau
tumbuhan hijau yang mampu menambat energi cahaya; hewan (jasad
heterotrof) atau kosumen makro yang menggunakan bahan organik; dan
pengurai, yang terdiri dari jasad renik yang menguraikan bahan organik
dan membebaskan zat hara terlarut.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud ekosistem?
2. Siapa saja satuan makhluk hidupdalam ekosistem?
3. Apa saja komponen-komponen dalam ekosistem?
4. Bagaimana interaksi antar komponen dalam ekosistem?
5. Apa sajakah macam-macam ekosistem?
6. Bagaimana rantai makanan dalam ekosistem?
7. Bagaimana aliran energi dalam ekosistem?
8. Bagaimana daur biogeokimia dalam ekosistem?
9. Bagaimana suksesi yang terjadi dalam ekosistem?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian ekosistem.
2. Mengetahui satuan makhluk hidupdalam ekosistem.
3. Mengetahui komponen-komponen dalam ekosistem.
3

4. Mengetahui interaksi antar komponen dalam ekosistem.


5. Mengetahui macam-macam ekosistem.
6. Mengetahui rantai makanan dalam ekosistem.
7. Mengetahui aliran energi dalam ekosistem.
8. Mengetahui daur biogeokimia dalam ekosistem.
9. Mengetahui suksesi yang terjadi dalam ekosistem.
BAB II
ISI

A. Pengertian Ekosistem
Pengertian ekosistem pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli
ekologi berkebangsaan Inggris bernama A.G. Tansley pada tahun 1935,
walaupun konsep itu bukan merupakan konsep yang baru. Sebelum akhir
tahun 1800-an, pernyataan-pernyataan resmi tentang istilah dan konsep yang
berkaitan dengan ekosistem mulai terbit cukup menarik dalam literatur-
literatur ekologi di Amerika, Eropa, dan Rusia (Odum, 1993).
Beberapa definisi tentang ekosistem dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang di dalamnya terdapat hubungan
antara struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan dalam definisi
ekosistem tersebut adalah berhubungan dengan keanekaragaman spesies
(species diversity). Ekosistem yang mempunyai struktur yang kompleks,
memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi. Sedangkan istilah fungsi
dalam definisi ekosistem menurut A.G. Tansley berhubungan dengan
siklus materi dan arus energi melalui komponen komponen ekosistem.
2. Ekosistem atau sistem ekologi adalah merupakan pertukaran bahan-
bahan antara bagian-bagian yang hidup dan yang tak hidup di dalam
suatu sistem. Ekosistem dicirikan dengan berlangsungnya pertukaran
materi dan transformasi energi yang sepenuhnya berlangsung diantara
berbagai komponen dalam sistem itu sendiri atau dengan sistem lain di
luarnya.
3. Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan
kehidupan (biotik maupun abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang
saling mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang lainnya.
Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas
dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi
kehidupan dalam alam (Dephut, 1997).

4
5

4. Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat


habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit
kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata
rantai siklus materi dan aliran energi (Woodbury, 1954 dalam Setiadi,
1983).
5. Ekosistem, yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya
tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik)
dan di antara keduanya saling mempengaruhi (Odum, 1993). Ekosistem
dikatakan sebagai suatu unit fungsional dasar dalam ekologi karena
merupakan satuan terkecil yang memiliki komponen secara lengkap,
memiliki relung ekologi secara lengkap, serta terdapat proses ekologi
secara lengkap, sehingga di dalam unit ini siklus materi dan arus energi
terjadi sesuai dengan kondisi ekosistemnya.
6. Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi (UU Lingkungan
Hidup Tahun 1997). Unsur-unsur lingkungan hidup baik unsur biotik
maupun abiotik, baik makhluk hidup maupun benda mati, semuanya
tersusun sebagai satu kesatuan dalam ekosistem yang masing-masing
tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa hidup sendiri, melainkan saling
berhubungan, saling mempengaruhi, saling berinteraksi, sehingga tidak
dapat dipisah-pisahkan.
7. Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya (Soemarwoto,
1983). Tingkatan organisasi ini dikatakan sebagai suatu sistem karena
memiliki komponen-komponen dengan fungsi berbeda yang
terkoordinasi secara baik sehingga masing-masing komponen terjadi
hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik terwujudkan dalam rantai
makanan dan jaring makanan yang pada setiap proses ini terjadi aliran
energi dan siklus materi.
6

Ekosistem adalah suatu unit fungsional antara komunitas dengan


lingkungannya. Komponen-komponen lingkungan yang bekerja melalui
toleransi, memilih macam-macam organisme yang dapat hidup di suatu
tempat tertentu. Keadaan inilah yang dpat menyebabkan terbentuknya suatu
ekosistem.

Ekosistem dapat besar dapat juga kecil. Ladang, hutan, kolam, laut,
akuarium adalah contoh ekosistem. Bahkan pohon jeruk pun merupakan suatu
ekosistem. Di mana ada kehidupan dan lingkungan abiotik yang saling
berinteraksi, itulah ekosistem. Kumpulan seluruh ekosistem yang ada di dunia
ini disebut biosfera. Biosfera terbesar adalah bumi yang kita tempati ini.

B. Satuan Makhluk Hidup Dalam Ekosistem


Kesatuan dari makhluk hidup disuatu tempat dengan lingkungan tempat
tinggalnya membentuk suatu kesatuan fungsional yang disebut Ekosistem.
Organisasi makhluk hidup dalam ekosistem:
Tabel 2.1. Satuan Makhluk hidup dalam ekosistem.

Individu
Populasi

Komunitas

Ekosistem

Bioma

Biosfer

1. Individu adalah satu makhluk hidup tunggal yang berdiri sendiri.


Contohnya: seekor ayam, seekor kambing, sebatang pisang.
7

2. Populasi adalah sekumpulan individu sejenis yang tinggal pada waktu dan
tempat tertentu.
Contohnya: sepuluh pohon mangga di kebun, dua puluh ekor itik di
kandang.
3. Komunitas adalah sekumpulan populasi yang berbeda-beda yang tinggal
disuatu tempat tertentu secara alami atau buatan. Komunitas meliputi
komunitas air dan komunitas darat.
a. Contoh komunitas air alami : sungai, danau, laut.
b. Contoh komunitas air buatan : akuarium, waduk, kolam.
c. Contoh komunitas darat alami : hutan, padang pasir, sabana.
d. Contoh komunitas darat buatan : sawah, ladang, kebun.
4. Lingkungan adalah semua yang terdapat diluar atau disekitar makhluk.
a. Lingkungan biotik : terdiri dari makhluk hidup
b. Lingkungan abiotik : terdiri dari benda mati
5. Habitat adalah tempat suatu organisme mempertahankan dan melakukan
aktifitas kehidupan.
Contoh : habitat teratai di air, habitat katak di darat dan di air.
6. Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang
membentuk hubungan timbal balik.
7. Bioma adalah beberapa komunitas yang membentuk ekosistem yang khas.
Contoh : hutan cemara, hutan jati.
8. Biosfer adalah lapisan permukaan bumi yang digunakan makhluk hidup
untuk melangsungkan kehidupannya

C. Komponen-komponen Ekosistem
Komponen ekosistem dapat dilihat dari susunan yang terdapat dalam
komponen, yaitu: sistem dengan ekosistem yang tersusun atas makhluk hidup
disebut dengan komponen biotik; dan faktor lingkungan yang tak hidup dalam
ekosistem disebut dengan komponen abiotik.
1. Komponen Biotik
8

Setiap makhluk hidup membutuhkan tempat untuk tinggal yang


disebut dengan habitat. Misalnya semut, mempunyai habitat di tanah.
Namun, selain semut tanah juga merupakan habitat bagi cacing tanah dan
makhluk hidup lainnya.
Komponen biotik yang menyusun ekosistem mencakup seluruh
makhluk hidup, baik yang sejenis ataupun berbeda jenis, yang hidup di
tempat tertentu. Komponen biotik dalam ekosistem tidak dipelajari secara
individual, tetapi dalam satuan populasi dan ekosistem.
Didalam ekosistem komponen biotik juga terdiri dari organisme
yang saling mengadakan interaksi. Akibat dari adanya interksi ini
memenculkan adanya organisasi kehidupan. Organisasi kehidupan yang
terkecil sampai yang terbesar, adalah sebagai berikut : individu –
populasi – komunitas – bioma –biosfer.
a. Individu adalah makhluk hidup tunggal yang secara otonom dapat
melakukan proses-proses hidup secara mandiri. Untuk
mempermudah memahami kriteria individu makhluk hidup, dan tiga
kriteria tentang individu, yaitu sebagai berikut:
1) Individu selalu menggambarkan sifat tunggal ,
2) Dalam diri yang tunggal proses hidupnya berlangsung sendiri-
sendiri, dan
3) Proses hidup yang satu dengan yang lain berbeda.
b. Populasi adalah kumpulan dari individu-individu yang terdiri dari
satu spesies yang secara bersama-sama menempati luas wilayah
yang sama, mengandalkan sumberdaya yang sama, dan dipengaruhi
oleh faktor lingkungan yang sama serta memiliki kemungkinan yang
tinggi untuk berinteraksi satu sama lain.
c. Komunitas adalah kumpulan dari beberpa populasi yang saling
berinteraksi, menempati suatu daerah, dan dalam waktu
tertentu.setiasp komunitas berbeda-beda dalam hal kekeyaan spesies
(species richness) jumlah spesies yang mereka miliki dan
kelimpahan relative spesies (relative abundance).
9

d. Ekosistem adalah kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan


lingkungan.
e. Bioma adalah kesatuan ekosistem-ekosistem dalam sekala yang luas
yang dibedakan berdasarkan iklim.
f. Biosfer adalah kesatuan ekosistem-ekosistem yang berda diseliruh
permukaan bumi.

2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan aspek tak hidup yang ada dalam
ekosistem. Misalnya :
a. Cahaya
Matahari merupakan sumber energi yang ada di muka bumi ini.
Cahaya matahari yang sampai ke bumi sangat diperlukan oleh
makhluk hidup.
b. Udara
Udara terdiri atas berbagai macam gas yaitu nitrogen, oksigen,
karbon dioksida, dan gas-gas lainnya. Oksigen dibutuhkan oleh
banyak makhluk hidup untuk bernafas. Karbon dioksida dalam udara
dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis.
Angin dapat membantu proses penyerbukan dan penyebaran biji.
c. Air
Air sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup baik yang
berhabitat di darat maupun perairan. Air dapat berbentuk padat, cair,
dan gas.
10

Gambar 2.1. Air merupakan salah satu komponen abiotik yang


sangat diperlukan makhluk hidup.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi beragam makhluk hidup mulai
dari yang berukuran renik, seperti bakteri dan protozoa, hingga yang
berukuran besar, seperti gajah.
e. Suhu
Suhu lingkungan merupakan faktor penting bagi makhluk hidup.
Suhu merupakan faktor penting dalam proses metabolisme makhluk
hidup, suhu tubuh optimal untuk metabolisme tubuh adalah 37°C.
Untuk dapat menjaga suhu tubuh tetap stabil, manusia tidak bisa
berada di lingkungan dengan suhu ekstrim dingin atau panas tanpa
perlindungan.
f. Topografi
Topografi adalah keadaan tinggi atau rendahnya permukaan bumi
pada suatu tempat. Semakin tinggi suatu tempat, maka suhu
lingkungannya akan semakin rendah.
Makhluk hidup dapat dipisahkan dari lingkungan dari lingkungan
abiotiknya dan saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
Setiap tempat di alam ini, terdiri atas makhluk hidup dan substansi
abiotiknya yang saling berinteraksi dan terjadi pertukaran materi antar
komponen biotik dan abiotik, sehingga suatu sistem ekologi atau
ekosistem.
Ditinjau dari sudut fungsional, ekosistem mempunyai dua komponen
yaitu:
1. Komponen autotrof: komponen yang dapat membuat makanan
sendiri dengan cara memanfaatkan energi matahari.
2. Komponen heterotrof: komponen yang mempergunakan dan
mendekomposisi material-material yang ada.
11

Secara struktural terdiri atas komponen biotik dan abiotik. Dengan


demikian setiap ekosistem terdiri atas empat komponen yaitu:
1. Substansi abiotik berupa zat-zat anorganik seperti: C, N, CO2, H2O,
dan lain-lain yang terlibat dalam daur materi dan zat-zat organik
seperti: protein, karbohidrat, lemak, vitamin, serta iklim seperti
temperatur, kelembaban, tekanan udara dan lain-lain.
2. Produsen: organisme autotrof, terutama tumbuhan-tumbuhan hijau
yang dapat menghasilkan bahan makanan dari bahan organik
sederhana.
3. Konsumen: ornganisme heterotrof yang sebagian besar berupa
binatang yang makan organisme lain. Terutama herbivora dan
karnivora.
4. Pengurau atau dekomposer:organisme heterotrof seperti bakteri dan
jamur (cendawan) yang menguraikan dan memanfaatkan organisme
mati.

Ekosistem adalah unit fungsional dasar dalam ekologi karena


meliputi komunitas biotik dan lingkungan abiotik, yang masing-masing
saling mempengaruhi, saling memerlukan. Lingkungan abiotik tanpa
biotik tidak berarti, biotik tanpa lingkungan tak dapat hidup.

Tabel 2.2. Perbandingan Faktor Abiotik dan Biotik

Abiotik Biotik
Komponen abiotik adalah Biotik menggambarkan
faktor kimia dan fisik non- komponen hidup ekosistem;
Pendahuluan
hidup di lingkungan yang untuk organisme misalnya,
mempengaruhi ekosistem. seperti tanaman dan hewan.
Air, cahaya, angin, tanah, Semua makhluk hidup
kelembaban, mineral, gas. autotrof dan heterotrof
Contoh
tumbuhan, hewan, jamur,
bakteri.
12

Mempengaruhi kemampuan Makhluk hidup yang secara


organisme untuk bertahan langsung atau tidak
hidup, mereproduksi; langsung mempengaruhi
membantu menentukan jenis organisme dalam
Faktor
dan jumlah organisme yang lingkungan; organisme,
mampu eksis dalam interaksi, limbah;
lingkungan; faktor pembatas parasitisme, penyakit,
membatasi pertumbuhan. predasi.
Individu dari spesies, Individu spesies, populasi,
Pengaruh populasi, komunitas, komunitas, ekosistem,
ekosistem, bioma, biosfer. bioma, biosfer.

D. Macam-macam Ekosistem
1. Ekosistem Alami
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat
(terestrial) dan ekosistem perairan (aquatik). Ekosistem perairan
dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
a. Ekosistem darat (terertrial)
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa
daratan. Bentuk bumi yang bulat dan miring pada sumbunya
menyebabkan penerimaan radiasi energi matahari pada tempat-tempat
yang berbeda tidak sama. Namun dengan sirkulasi atmosfer bumi dan
air, maka akan terjadi pembagian energi. Akibat dari penerimaan energi
radiasi yang berbeda itu, maka terbentuklah iklim dalam zona-zona
lebar seperti ikat pinggang mengelilingi bumi. Perbedaan penerimaan
energi radiasi matahari juga terjadi pada permukaan ke arah ketinggian
tertentu.
13

Gambar 2.2. Peta ekosistem darat di dunia.

Iklim merupakan dasar yang baik untuk menggambarkan ekosistem


darat dalam skala besar, karena iklim mencakup faktor lingkungan
abiotik yang penting bagi kehidupan.
Perbedaan iklim menyebabkan terbentuknya tipe-tipe vegetasi yang
khas. Iklim atau vegetasi dan hewannya merupakan suatu ekosistem
skala besar, disebut bioma atau daerah habitat.
Bioma tidak memiliki batas yang jelas. Pemandangan sering berubah
secara berangsur-angsur dari suatu bentuk bioma yang satu ke bentuk
bioma lainnya. Jenis bioma di dunia sangat banyak.
1) Bioma Padang Gurun
Beberapa bioma padang gurun terdapat di daerah tropika
(sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.

Gambar 2.3. Bioma padang gurun.


14

Ciri-cirinya:
Lingkungan abiotik
a) Curah hujan atau presipitasi sangat rendah, yaitu lebih kurang 25
cm per tahun. Kadang-kadang hujan lebat turun, tetapi sangat
jarang.
b) Kecepatan evaporasi (penguapan air) lebih tinggi dari presipitasi.
c) Kelembaban udara sangat rendah.
d) Akibat rendahnya kelembaban, maka suhu siang hari sangt tinggi,
dapat mencapai 45°C. Sebaliknya, suhu pada malam hari sangat
rendh, dapat mencapai 0°C.
e) Tanah sangat tandus.
Lingkungan biotik
Flora
Karena keadaan daerah gurun adalah tandus dan kering, maka hanya
sedikit spesies tumbuhan yang dapat hidup di sana, yaitu yang
termasuk kelompok xerofit.
a) Tumbuhan semusim, dngan ciri-ciri sebagai berikut:
i. Kecil-kecil
ii. Saat turun hujan, tumbuhan itu segera tumbuh
iii. Berbunga dn berbiji
iv. Biji tahan lama dan bercampur dengan pasir, dan akan
tumbuh pada musim penghujan tahun berikutnya.
b) Tumbuhan menahun, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
i. Daunnya kecil, bahkan ada yang tidak berdaun
ii. Mempunyai lapisan lilin yang tebal
iii. Di dalam tubuhnya terdapat jaringan untu menyimpan air
iv. Mempunyai akar yang panjang sehingga dapat menjangkau
air dari tempat yang jauh dan dalam
Fauna
Hewan besar jarang ditemukan kecuali yang mempunyai
kemampuan menyimpan air seperti unta. Sedangkan hewan-hewan
15

kecil umumnya terdiri dari rodentia (tikus), ular, kadal, semut, dan
kalajengking yang biasanya hidup di dalam lubang.

2) Bioma Padang Rumput


Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik
ke subtropik.
Ciri-cirinya:
Lingkungan abiotik
a) Curah hujan 25-50 cm per tahun. Di beberapa padang rumput
curah hujan dapat mencapai 100 cm per tahun.
b) Hujan turun tidak teratur.
c) Turun hujan yang tidak teratur menyebabkan prositas
(peresapan air) dan drainase (aliran air) yang kurang baik,
sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.

Lingkungan biotik
Flora
Tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan tanah yang porositas
dan drainasenya kurang baik adalah rumput. Di daerah yang curah
hujanny tinggu, jenis rumputnya meliputi bluestem dan Indian
grasses, yang tingginya mencapai 3 meter. Sedangkan di daerah
yang kurang curah hujannya, rumputnya pendek-pendek, misalnya
rumput grama dan buffalo grasses.

Gambar 2.4. Padang rumput.


16

Fauna
Dibanding dengan daerah bioma darat lainnya, fauna di padang
rumput lebih banyak spesiesnya, meliputi:
a) Herbivora besar, seperti bison di Amerika; gajah, jerapah, dan
zebra di Afrika; kanguru di Australia.
b) Karnivora, seperti singa, anjing liar, cheetah, dan serigala.
Hewan-hewan lainnya adalah: insekta, rodentia, ular, dan burung.

3) Bioma Savana/Sabana
Bioma sabana adalah padang rumput yang diselingi oleh
gerombolan semak dan pohon. Berdasarkan jenis tumbuhan yang
menyusunnya sabana dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a) Sabana murni, yaitu sabana yang pepohonan penyusunnya
hanya terdiri dari satu jenis tumbuhan saja.
b) Sabana campuran, yaitu sabana yang pepohonan penyusunnya
terdiri dari berbagai jenis tumbuhan.

Persebaran bioma sabana terdapat di Afrika, Amerika Selatan,


Australia, dan Indonesia (Nusa Tenggara).

Gambar 2.5. Kehidupan di bioma sabana


Ciri-Ciri Bioma Sabana:
a) Bersuhu panas sepanjang tahun.
b) Hujan terjadi secara semusim, dan menjadi faktor penting bagi
terbentuknya sabana.
17

c) Sabana berubah menjadi semak belukar apabila terbentuk


mengarah ke daerah yang intensitas hujannya makin rendah.
d) Sabana akan berubah menjadi hutan basah apabila mengarah ke
daerah yang intensitas hujannya makin rendah.
e) Terdapat di daerah khatulistiwa (iklim tropis).
f) Curah hujan anatara 100 - 150 mm/tahun.
g) Porositas (air yang meresap ke tanah) dan drainase (pengairan)
cukup baik.

Lingkungan Biotik
Flora
Tumbuhan yang terdapat di savana diantaranya semak, rumput-
rumputan, dan jenis tumbuh-tumbuhan besar seperti jenis ekaliptus
(Eucalyptus sp) dan pepohonan dengan ketinggian maksimal 4
meter.
Fauna
Beberapa jenis hewan yang hidup di daerah savana diantaranya
kuda, zebra, macan tutul, singa, anjing hutan, dan lain-lain.

4) Bioma Stepa
Stepa merupakan sebuah padang rumput biasanya terbentang
dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika yang curah
hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan. Stepa adalah
dataran tanpa pohon (kecuali yang berada di dekat sungai atau
danau) yang umumnya ditumbuhi rumput pendek.
Bentuk dari stepa berupa semi-gurun, biasanya tertutup oleh
rumput atau semak, atau mungkin keduanya, tergantung berdasarkan
musim dan garis lintang. Istilah stepa juga digunakan untuk
menunjukkan iklim pada suatu daerah yang terlalu kering untuk
menunjang suatu hutan, hanya saja tidak cukup kering untuk menjadi
gurun.
18

Stepa tidak dikelilingi oleh kumpulan-kumpulan pepohonan.


Kalaupun ada mungkin hanya sedikit saja. Berbeda dengan sabana
yang meskipun merupakan padang rumput tapi diselingi oleh
kumpulan pepohonan besar.

Ciri-ciri Bioma Stepa:


a) Curah hujan yang tidak teratur, antara 250-500 mm/tahun.
b) Tanah di stepa pada umumnya tidak mampu menyimpan air
yang disebabkan oleh rendahnya tingkat porositas tanah dan
sistem penyaluran yang kurang baik sehingga menyebabkan
rumput-rumput tumbuh dengan subur, bahkan beberapa jenis
rumput tingginya mencapai tiga setengah meter.

Stepa memiliki pepohon yang khas yaitu Akasia yang wilayah


persebaran bioma stepa meliputi Afrika, Amerika Selatan, Amerika
Serikat bagian barat, Argentina dan Australia.

Flora
Flora yang berhasil hidup di bioma stepa adalah pohon akasia dan
semak belukar.

Gambar 2.6. Bioma stepa.


Fauna
Faunanya meliputi herbivora dan karnivora, yaitu rusa, antelop,
kanguru, harimau, singa dan ular.
19

Di beberapa negara, biasanya stepa dijadikan sebagai tempat


konservasi bagi binatang-binatang yang terbilang langka. Di
Indonesia, daerah yang paling banyak memilki stepa adalah Nusa
Tenggara Timur. Masyarakat disana biasa menggunakan wilayah
stepa atau padang rumput ini untuk area peternakan. Mulai dari
beternak kambing, sapi, kerbau, hingga kuda. Wilayah stepa sangat
mudah untuk dirawat sekaligus menyediakan banyak sumber
makanan bagi ternak-ternak mereka.

5) Bioma Hutan Hujan Tropis


Hutan hujan tropis merupakan bioma darat yang paling baik
iklimnya. Bioma ini banyak dijumpai di lembah Amazon, Amerika
Selatan, Indonesia, India Barat, Muangthai, Malaysia, dan di lembah
Kongo, Afrika.

Ciri-cirinya:
Lingkungan abiotik
Keadaan lingkungan di hutan hujan tropis baik bagi lebih banyak
organisme dibanding dengan keadaan lingkungan bioma darat
lainnya.
a) Curah hujannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200-
255 cm per tahun.
b) Matahari bersinar sepanjang tahun.
c) Dari satu bulan ke bulan yang lain perubahan suhu hanya sedikit.
d) Di bawah kanopi (naungan) pohon malah tidak ada perubahan
suhu antara siang hari dan malam hari.
20

Gambar 2.7. Bioma Hutan Tropis.


Lingkungan biotik
Flora
Di bioma ini terdapat beratus-ratus spesies tumbuha. Pohon-pohon
utama dapat mencapai 20-40 meter, dengan cabang-cabang yang
berdaun lebat membentuk suatu tudung atau kanopi. Akibat adanya
kanopi, maka pada hutan hujan tropis terjadi perubahan iklim mikro
daerah tudung hingga ke dasar hutan.
a) Daerah tudung (kanopi), ciri-cirinya:
i. Di sini hidup tumbuhan epifit, misalnya anggrek dan kaktus
yang melakukan preadaptasi dengan lingkungan kering.
ii. Hanya mendapat air dan curah hujan.
iii. Variasi suhu dan kelembabam cukup besar.
Preadaptasi adalah adaptasi terhadap suatu daerah yang juga
sesuai bagi daerah lain, meskipun lingkungannya sangat berbeda.
b) Daerah tengah, ciri-cirinya:
i. Cahaya sedikit, mendapat air dari tanah dan sedikit mendapat
hujan.
ii. Tumbuhan yang ada adalah paku-pakuan dan Graminae
(rumput-rumputan).
c) Daerah dasar, ciri-cirinya:
i. Gelap sepanjang hari.
ii. Tidak pernah mendapat air hujan langsung.
21

iii. Suhu stabil (25°C), kelembaban tinggi.


Tumbuhan khas di daerah hutan tropis adalah liana dan epifit.
Contoh liana adalah rotan, contoh epifit adalah anggrek.

Fauna
Hewan yang ada adalah jenis hewan diurnal (yang aktif di siang
hari). Burung banyak ditemukan di daerah di daerah kanopi. Di
bawah tudung dan di daerah dasar, hidup hewab nocturnal (aktif di
malam hari), seperti kera, burung, babi hutan, kucing hutan, tupai,
macan tutul, jaguar. Hewan herbivora biasanya menjadi burung
hewan karnivora.

6) Bioma Hutan Gugur


Pada bioma ini juga sering terdapat padang rumput, gurun, dan
yang khas adalah adanya hutan gugur. Bioma ini dijumpai di
Amerika Serikat bagian timur, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili,
yang umumnya beriklim sedang.

Gambar 2.8. Bioma Hutan Gugur


Ciri-cirinya:
a) Curah hujan merata sepanjang tahun antara 75-100 cm per
tahun.
b) Yang paling khas adalah adanya hutan gugur.
c) Mempunyai empat musim, yaitu dingin, semi, panas, dan gugur.
d) Dibanding hutan tropis, jenis tumbuhan di hutan gugur lebih
sedikt dan kurang rapat.
22

Musim Panas dan Musim Gugur


Pada musim panas energi yang diterima cukup tinggi. Preipitasi
dan kelembabannya tinggi. Pohon-pohon yang tnggi tumbuh dengan
daun lebat membentuk tudung. Karena daunnya yang tipis, maka
cahaya masih dapat menembus ke dasar. Jadi bekembang dengan
baik, seperti serangga, burung, dan bajing. Omnivor yang
berkembang dengan baik adalah raccoon (sebangsa luwak).
Menjelang musim dingin, radiasi energi matahari turun, suhu
menjadi rendah, dab air cukup dingin. Tumbuhan mulai sulit
mendapatkan air sehingga daun-daun menjadi merah, coklat dan
gugur. Daun-daun dan buah yang gugur merupakan tumpukan
senyawa organik. Pada saar ini banyak hewan menggemukkan
badan, bebrapa jenis hewan seperti leming menyimpan biji-bijian
pada lubang, dan binatang mengerat membentuk lemak. Burung-
burung pemakan serangga pindah ke daerah tropis.

Musim Dingin dan Musim Semi


Pada musim dingin air menjadi salju. Tumbuhan gundul, dan
tidak melakukan aktivitas fotosintesis. Beberapajenis hewan dalam
keadaan hiberbasi (istirahat). Beberapa jenis burung tertentu
memakan biji-bijian dan serangga yang dorman, serta telur-telur
serangga di celah-clah kulit pohon.
Menjelang msim panas suhu naik dan salju mencair, tumbuhan
gundul mulai baerdaun kembali. Tumbuhan semak mulai tumbuh du
dasar. Hewan-hewan yang hibernasi mulai aktif lagi.

7) Bioma Hutan Taiga (Homogen)


Kebanyakan terdapat di antara daerah tropis dan kutub, dan juga
di pegunungan daerah tropis. Merupakan bioma yang biasanya hanya
terdiri atas satu spesies pohon.
23

Ciri-ciri ekosistem hutan taiga:


a) Perbedaan antara suhu di musim panas dan dingin tinggi. Pada
musim panas suhu sangat tinggi, sedang pada musim dingin
suhu sangat rendah.
b) Pertubuhan tanaman di musim anas antara lain 3-6 bulan.

Flora:
Pohon yang khas di bioma ini adalah konifer, terutama pohon spruce
(Pices), alder (Alder), birch (Betula), dan juniper.

Gambar 2.9. Bioma taiga (homogen)

Fauna:
a) Binatang khas adalah moose; hewan lainnya adalah beruang
hitam, ajak, dan marten.
b) Burung-burung yang berimigrasi di musim gugur-dingin.

Pada musim dingin beberapa jenis hewan seperti bajing dan


beruangtidur cukup lama, tetapi serangga berhibernasi. Burung-
burung pemakan serangga pindah ke selatan. Burung pemakan biji,
mencari biji konifer. Moose dan Caribou tetap bertahan hidup. Lynx
(kucing buas) dari Amerika Utara dan ajag memburu kelinci
sepanjang tahun.
24

8) Bioma Tundra (Alpine)


Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam
lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi,
sehingga iklimnya merupakan iklim kutub.

Gambar 2.10. Bioma Tundra (Alpine)


Ciri-cirinya:
a) Setiap saat tundra mendapat sedikit energi radiasi. Pada musim
dingin gelap terus-menerus, sedang pada musim panas yang
panjang, terang terus-menerus.
b) Pada musim panas, Lichenes, Spaghnum dan rumput tumbuh
menutup permukaan tanah. Sedang tumbuhan berbiji seperti
Salix sp dan birch,tumbuh kerdil di atas permukaan tanah.
Dalam musim tumbuh yang pendek ini, tumbuhan membuat
persediaan makanan untuk setahun penuh.
Tumbuhan musim, berbunga serempak. Pada musim inilah
padangtundra dipenuhi oleh berbagai jenis hewan. Kelompok
burung air tawar dan pantai memelihara anaknya.
c) Pada musim dingin, lingkungan gelap, makanan sangat kurang.
Pada saat ini, burung air tawar berimigrasi ke selatan. Caribou
kembali ke hutan gugur. Larus sp (gull), sebangsa camar dan
rubah pergi ke pantai memangsa anjing laut. Binatang tundra
yang khas adalah Musk oxen dan Reindeer mencakar-cakar es
untuk mendapatkan lichenes.
25

Gambar 2.11. Reindeer (kiri)dan Musk oxen (kanan).


Burung-burung Ptarmigan (sebangsa ayam), rubah kutub dan
kelinci salju, pada musim panas berbulu berwarna gelap, pada
musim dingin menjadi berwarna putih.

Gambar 2.12. Burung Ptarmigan di musim dingin (putih) dan


panas (gelap).
Urutan bioma dari ekuator ke kutub, sama dengan urutan bioma dari
dataran rendah ke ekuator arah arah meninggi, urutan bioma suatu
gunung yang tinggi di ekuator adalah hutan tropis, hutan gugur, hutan
konifer daerah tundra es.

Gambar 2.13. Urutan bioma dari ekuator ke kutub.


26

b. Ekosistem Air Tawar


Ekosistem air tawar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem
yang airnya tenang (lentik), misalnya kolam, danau dan rawa; dan
ekosistem yang airnya berganti-ganti (lotik), misalnya sungai.

Ciri-ciri ekosistem air tawar:


1) Salinitasnya rendah, bahkan lebuih rendah daripada protoplasma.
2) Variasi suhu rendah.
3) Penetrasi cahaya matahari kurang.
4) Adanya aliran air seperti pada ekosistem sungai.
5) Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
Ekosistem air tawar terdapat di antara ekosistem darat dan air laut.

Flora:
Hampir semua divisi tumbuhan terdapat ekosistem air tawar, misalnya
teratai (Nymphaea gigantea), kangkung (Ipomoea aquatica), eceng
gondok, ganggang biru, ganggang hijau, dan berbagai fitoplankton.

Adaptasi tumbuhan terhadap ekosistem air tawar:


Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding
selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke
dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan
tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar
jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat
air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau
isotonis.

Fauna:
Hampir semua filum terdapat pada ekosistem air tawar. Cara hewan
beradaptasi dengan lingkungan yang salinitasnya rendah:
1) Mengeluarkan air berlebihan.
2) Garam diabsorbsi melalui insang secara aktif.
27

3) Sedikit minum, air masuk ke dalam tubuh secara teru-menerus


melalui osmosis.
4) Ekskresi juga melalui mulut dan insang.

Pengelompokan Organisme dalam Ekosistem Air Tawar


Organisme dalam ekosistem air tawar dapat dikelompokkan
berdasarkan beberapa segi.
1) Berdasarkan aliran energi, organismenya dibedakan atas:
a) Autotrof, yang merupakan produsen, terdiri atas tumbuhan.
b) Fogotrof dan saprotof, yang merupakan konsumen.
2) Berdasarkan kebiasaan hidup dalam air, dibedakan atas:
a) Plankton, yang terdiri atas fitoplankton dan zooplankton, yaitu
golongan yang bergerak karena pengaruh aliran air. Biasanya
melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b) Nekton, yang aktif berenang kian kemari, terdiri atas hewan-
hewan seperti ikan, katak, serangga air.
c) Neuston, yaitu jenis hewan yang beristirahat atau berenang di
permukaan air.
d) Bentos, yaitu hewan dan tumbuhan yang melekat atau
beristirahat di dasar atau hidup pada endapan, misalnya cacing
dan remis.
e) Peripition, yaitu hewan maupun tumbuhan yang melekat pada
daun, batang, akar atau pada permukaan benda lain.
3) Berdasarkan fungsinya, organisme dibedakan atas:
a) Produsen, terdiri atas alga seperti Cyanophyceae,
Chlorophyceae, Spermatophyta seperti teratai, eceng gondok,
genjer, dan lain-lain.
b) Konsumen, terdiri atas serangga air, ikan udang, Mollusca,
Annelida, Protozoa, dan lain-lain.
c) Dekomposer (pengurai) sebagian besar berupa bakteri.
28

Berdasarkan intensitas cahaya, habitat air tawar dibagi atas 3 daerah


yakni:
a) Daerah litoral, yaitu daerah air dangkal, sehingga cahaya
dapat mencapai dasar. Biota yang ada adalah tumbuhan
berakar, udang, dan bebrapa jenis cacing serta plankton.
b) Daerah limnetik, daerah terbuka tetapi cahaya matahari masih
dapat mencapainya. Komunitas yang ada adalah plnkton,
nekton, dan neuston.
c) Daerah profundal, yaitu daerah dasar yang dalam sehingga
cahaya matahari tidak dapat menjangkaunya.

Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang (ekosistem air


tawar lentik) dan air mengalir (ekosistem air tawar lotik). Termasuk
ekosistem air tawar lentik adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air
lotik adalah sungai.
1) Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan
luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter
persegi.

Gambar 2.14. Berbagai Organisme Air Tawar  berdasarkan Cara


Hidupnya

Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi


cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari
29

sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak


tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga
terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin.
Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah
dingin di dasar.
Berdasarkan komunitas tumbuhan dan hewan yang tersebar di
danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi danau
dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari
menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan
tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan
daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis
ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan
remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air
seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia
yang sering mencari makan di danau.

b) Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi
dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh
berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri.
Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan
tinggi selama musim panas dan musim semi.
Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan
udang- udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton
dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan
yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura,
dan burung pemakan ikan.
30

c) Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik
danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk
respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari
daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
d) Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya
bentos dan sisa-sisa organisme mati.

Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi


organik-nya, yaitu sebagai berikut :

a) Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan
kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik
tidak produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh
sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen
sepanjang tahun.
b) Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan
kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat
produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-
macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.

Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik


akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan.
Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia,
misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan
sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah
nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi
ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang
31

berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau


tersebut.
Pengkayaan danau seperti ini disebut “eutrofikasi”. Eutrofikasi
membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai
keindahan danau.
2) Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air
sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan
makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan
oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan
garis lintang.

Gambar 2.15. Sungai yang termasuk dalam ekosistem air tawar


lotik.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air
sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas
plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai
gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan
tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak
sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai Man air tawar. Di
hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar
dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah
tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
32

Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena


mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis
dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni
habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
Berdasarkan kuat alirannya, habitat sungai dapat dibedakan
menjadi daerah yang deras alirannya dan daerah yang lambat
alirannya.

c. Ekosistem Laut
Habitat laut merupakan 70% dari seluruh permukaan bumi. Oleh
karena itu, habitat laut angat penting dari keseluruhan ekosistem,
terutama berkaitan dengan revolusi biru, di mana perhatian sekarang
diarahkan ke laut sebagai sumber daya penting (hayati dan non-hayati).
Ciri-ciri ekosistem laut:
1) Salinitasnya tinggi, terutama di daerah tropis, sedang di daerah
dingin cukup rendah.
2) Habitat laut yang sau dengan lainnya selalu bersambung.
3) Konsentrasi makanan yang larut di air laut angat kecil sehingga
merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan populasi di dalam
ekosistem laut.
4) Ekosistem laut tidak dipengaruhioleh iklim dan cuaca.
5) Arus air laut selalu berputar yang timbul karena perbedaan
temperatur dan perputaran bumi.
6) Suhu air di daerah tropis sekitar 25°C dan makin ke kutub makin
rendah hingga mendekati 0°C. Suhu air di daerah ropis pada siang
hari di permukaan dengan di bawah permukaan juga berbeda.
Sehingga air di permukaan juga berbeda dan tidak bisa bercampur
dengan air di lapisan bawah. Hal ini menyebabkan air permukaan
di daerah tropis pada siang hari menjadi panas. Batas dari kedua
lapisan air ini disebut termoklin.
33

Pembagian Ekosistem Laut

Gambar 2.16. Pembagian ekosistem laut menjadi berbagai zona.

Sebagaimana halnya dengan ekosistem air tawar, ekosistem laut pun


dapat dibeda-bedakan menurut beberapa segi:
1) Secara fisik habitat laut terbagi atas:
a) Daerah litoral, yaitu daerah yang berbatasan dengan darat.
Biota yang hidup di daerah ini umumnya sebagai bentos.
b) Daerah neritik, merupakan daerah laut dangkal, terbagi atas
tiga daerah, yaitu supra tidal, interdal, dan sub tidal.
Kedalamannya sampai 200 meter, biota yang ada di sisni
meliputi plankton, nekton, dan bentos.
c) Daerah batial, kedalaman 200-2.000 meter.
d) Daerah abisal, pada kedalaman 2.000 meter lebih.
2) Berdasarkan intesitas cahaya habitat laut dibedakan atas:
a) Daerah fotik, yaitu daerah yang masih dapat ditembus cahaya,
lebih kurang kedalamannya 200 meter.
b) Daerah twilight, berkisar antara 200-2.000 meter. Di daerah ini
cahaya remang-remang dan tidak efektif lagi.
c) Daerah afotik, yaitu daerah yang tidak ada cahaya lagi.
34

Ekosistem air laut dibagi menjadi tiga zona (wilayah), yaitu zona
litoral, zona laut dangkal, dan zona pelagik. Ekosistem air laut yang
termasuk zona litoral adalah estuari, pantai pasir, dan pantai batu.
Ekosistem yang termasuk zona laut dangkal adalah ekosistem terumbu
karang, sedangkan ekosistem yang termasuk zona pelagik adalah
ekosistem laut dalam.

1) Lautan (Oseanik)
Habitat lautan (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam)
yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut
tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik,
suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah
tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air
yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat
bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak
plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan
air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga
memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk.
Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah
permukaannya secara horizontal.
Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai
berikut.
a) Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b) Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya
matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c) Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-
2500 m
d) Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari
pantai (1.500-10.000 m).
35

Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-


turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai
berikut.
a) Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan
kedalaman air sekitar 200 m.
b) Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan
kedalam an 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c) Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman
200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d) Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai
4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e) Hadalpelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar).
Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat
lele laut dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya.
Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis
dengan karang tertentu.

Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan


osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut.
Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air,
pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis
melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang
secara aktif.

2) Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat,
laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh
siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai
memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat
keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik
36

tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, molusca, dan
remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang
rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut,
remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak
laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut.
Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput
laut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke
arah darat dibedakan sebagai berikut.
a) Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di
gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang
tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini
menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex
littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia
martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum
(bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens
(babakoan).

b) Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di
dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan
Erythrina.
Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan
ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas
merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang
oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini
juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut
37

gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain


Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera.
Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering
tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan
Cylocarpus.

Ekosistem pantai dibedakan menjadi dua macam, yaitu


ekosistem pantai pasir dan ekosistem pantai batu.
a) Ekosistem Pantai Pasir
Ekosistem Pantai Pasir merupakan ekosistem yang cukup keras
bagi organisme karena deburan ombak yang terus menerus serta
paparan cahaya matahari selama dua belas jam. Vegetasi ada
yang berbentuk terna (formasi Pes caprae) dan pohon (formasi
Barringtonia). Terna adalah tumbuhan berbiji yang memiliki
batang lunak dan tidak berkayu (misal rumput, kangkung,
pisang). Hewan pada ekosistem pantai pasir kebanyakan hidup
di dalam pasir. Organisme tersebut aktif jika air pasang dan
membenamkan diri di pasir saat air surut, misalnya kepiting
kecil.

Gambar 2.17. Ekosistem pantai pasir.


b) Ekosistem Pantai Batu
Ekosistem Pantai Batu tersusun atas komponen abiotik, berupa
batu-batuan kecil maupun bongkahan batu yang besar. Pada
ekosistem pantai batu terdapta organisme seperti ganggang
38

Eucheuma dan Sargassum, serta beberapa jenis molusca yang


melekat pada batu.

Gambar 2.18. Ekosistem pantai batu


3) Estuari

Gambar 2.19. Ekosistem estuari


Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan
laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang
luas atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar
ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan
pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput
rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya
antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada
beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari
sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air
39

tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi


vertebrata semi air, yaitu unggas air.

4) Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas
yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-
organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah
komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga
fotosintesis dapat berlangsung.

Gambar 2.20. Ekosistem terumbu karang dihuni berbagai jenis


organisme laut.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang
merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium
karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam
bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan
ganggang.
Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme
mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro
organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.
Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi
gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.

Komunitas di dalam Ekosistem Laut


Komponen komunitas pada ekosistem laut dapat dibedakan atas :
1) Produsen, terdiri atas fitoplankton dan alga.
40

Fitoplankton biasa ada di daerah fotik. Sedang ganggang yang hidup


di laut meliputi ganggang hijau, ganggang pirang, ganggang merah
yang hidup sebagai bentos maupun sebagai perifiton.
2) Konsumen, terdiri atas hewan dari berbagai filum dari yang terendah
sampai golongan mamalia.
3) Zooplankton, baik berupa plankton sementara maupun plankton
permanen. Yang termasuk plankton permanen antara lain protozoa,
cacing kecil, dan ubur-ubur kecil.
4) Dekomposer, terdiri atas bakteri pembusuk, fermentasi dan bakteri
amonifikasi.

Adaptasi Biota Laut Kadar Garam Tinggi


Hewan dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosis selnya kira-kira
sama dengan tekanan osmosis air laut. Oleh karena itu adaptasinya
tidak begitu sulit.

Hewan bersel banyak, misalnya ikan, banyak minum dan sedikit


mengeluarkan urine, pengeluaran air terjadi secara osmosis dan garam
dikeluarkan secara aktif melalui insang.

2. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhan atau keperluan hidupnya. Contohnya : sawah,
waduk, perkebunan, dan kolam.
Ekosistem buatan memiliki keanekaragaman biotik rendah, karena
umumnya ditentukan oleh pembuatnya. Misalnya komponen biotik pada
ekosistem sawah, yaitu padi; pada kolam, yaitu jenis ikan tertentu, seperti
ikan mas atau ikan gurami.
a. Ekosistem sawah
Ekosistem sawah termasuk dalam agroekosistem atau ekosistem
pertanian. Pada ekosistem sawah, komponen abiotik disesuaikan oleh
manusia agar menopang pertumbuhan padi yang dalam hal ini
41

merupakan komponen biotik yang sengaja dibudidayakan oleh


manusia. Pengolahan sedimikian rupa agar memiliki tingkat
kesuburan yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi. Selain itu
pengairan dapat diperoleh dari irigasi atau mengandalakan air hujan.

Gambar 2.21. Sawah merupakan contoh ekosistem buatan

Dalam ekosistem sawah dapat ditumbuhi atau di datangi oleh


vegetasi atau hewan- hewan yang dapat mengganggu pertumbuhan
padi, seperti rumput liar, wereng, burung, tikus, ular, dan lain- lain.
Sehingga dalam ekosistem sawah akan terbentuk rantai makanan yang
cukup beragam karena kehadiran suatu organisme. Selain padi,
agroekosistem dapat dibentuk dengan tanaman jagung gandum dan
tanaman sumber panganan pokok lainnya.
b. Ekosistem perkebunan

Gambar 2.22. Ekosistem buatan kebun kelapa sawit


Perkebunan kopi, cokelat, lada, dan lainnya merupakan hasil
budidaya manusia mengingat tanaman – tanaman tersebut memiliki
komoditi yang tinggi di pasar. Meski demikian, gangguan cuaca yang
42

tidak dapat dikendalikan oleh manusia serta kedatangan hama


(vegetasi liar) serta penyakit dapat membuat petani gagal panen.
c. Ekosistem aquarium
Merupakan ekosistem akuatik buatan manusia. Ikan- ikan dan biota
perairan lainnya dapat dinikmati di dalam ruangan dengan teknik ini.
Namun ketika akan menampilkan populasi biota laut yang terpenting
adalah mengatur kadar garamnya. Pembuatan ekosistem aquarium ini
harus sangat diperhatikan meningat akuarium meupakan air yang
statis tidak mengalir, maka penting adanya aerasi untuk meningkatkan
kandungan oksigennya.
Biasanya dalam rumahan ikan- ikan hias yang dibudidayakan
dalam akuarium. Sedangkan pada tempat wisata ikan- ikan dan biota
perairan laut dapat pula dimasukkan ke dalm akuarium besar atau
sengaja dalam akuarium bawah laut sehingga lebih mudah
perawatannya. Ekosistem akuarium ini memiliki nilai estetika,
ekonomis, serta dapat dijadikan sebagai sumber belajar untuk
mengenal biota perairan.

Gambar 2.23. Ekosistem aquarium yang dibuat hampir mirip


dengan habitat ikan.

d. Ekosistem hutan buatan


Ekosistem hutan buatan dibuat dengan tujuan tertentu, seperti
karena nilai ekonomi atau perlindungan alam. Hutan produksi sengaja
43

dibuat karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Ekosistem ini di


dominasi dengan pohon- pohon besar seperti jati, pinus, dan karet.
Namun masa panen pada hutan produksi relatif lama mengingat
pohon- pohon tumbuh memerlukan waktu yang cukup lama.

Gambar 2.24. Hutan mangrove yang termasuk dalam hutan buatan.

Sedangkan ekosistem mangrove buatan merupakan alternatif dan


langkah bijak pada daerah pantai yang mengalami abrasi. Dengan
tujuan untuk perlindungan alam, mangrove- mangrove ini dapat
menjadi habitat bagi organisme- organisme lainnya.
e. Ekosistem tambak
Udang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dalam dunia pangan.
Permintaan yang relatif tinggi dipasar membuat manusia membuat
suatu ekosistem yang membudidayakan udang yang nantinya akan
dijual dipasar. Selain udang, biota perairan yang sering dibudidayakan
ialah kerang, lele, cumi, dan lain sebagainya.

Gambar 2.25. Tambak udang.


44

E. Interaksi Antar Komponen Ekosistem


Interaksi antar komponen ekosistem dapa merupakan interaksi antar
organisme, antar populasi, dan antar komunitas.
1. Interaksi antar organisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup
yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain
yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau
individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat
di sekitar kita. Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang
sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antar organisme dapat
dikategorikan sebagai berikut.
a. Interaksi Netralitas
Hubungan tidak saling mengganggu dan tidak saling
mempengaruhi antarorganisme dalam habitat yang sama yang
bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah
pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi, lalat
dengan daun.

Gambar 2.26. Lalat hanya hinggap pada daun sehingga tidak ada
yang untung maupun yang rugi.

b. Interaksi Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa
(predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator
45

tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai


pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya,
yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.

c. Interaksi Kompetisi
Interaksi Kompetisi adalah hubungan antara dua jenis organisme
yang saling bersaing dalam mencari makan, tempat bernaung,
mencari pasangan dan lain lain, contohnya persaingan macan
dengan harimau dalam memperebutkan mangsanya, persaingan ular
dengan elang dalam memangsa tikus dan lain lain.

Gambar 2.27. Beruang hitam melawan singa.


d. Interaksi Simbiosis, meliputi:
1) Simbiosis Mutualisme : cara hidup bersama antara dua jenis
organisme yang berbeda dan salig menguntungkan. Contohnya:

Gambar 2.28. Kerbau dengan burung jalak.


46

- Kerbau dengan burung jalak (burung jalak memakan kutu


kerbau)
- Lumut kerak (ganggang berfotosintesis, jamur mencari air
dan mineral)
- Bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-
kacangan.
- Jamur dengan akar tumbuhan. Hubungannya disebut
mikoriza
2) Simbiosis Parasitisme : cara hidup bersama antara dua jenis
organisme, yang satu mendapatkan keuntungan sedangkan yang
lain dirugikan. Organisme yang mendapatkan keuntungan
disebut parasit, sementara yang dirugikan inang. Contohnya:

Gambar 2.29. Ulat memperoleh makan dari tanaman sedangkan


tanaman dirugikan.
- Tali putri pada tumbuhan inang
- Kutu rambut dengan manusia
- Plasmodium dengan manusia
- Taeniasaginata dengan sapi
3) Simbiosis komensalisme: cara hidup bersama antara dua jenis
organisme yang berbeda, organisme yang satu tidak mendapat
keuntungan, sedangkan yang lain tidak untung tetapi juga tidak
rugi. Contohya:
47

Gambar 2.30. Ikan badut dengan anemon laut.


- Ikan remora dengan ikan hiu
- Ikan badut dengan anemon laut
- Anggrek atau paku-pakuan yang menempel pada pohon
e. Interaksi Antibiosis: hubungan antara dua jenis organisme, dimana
yang satu menekan pertumbuhan yang lainnya. Contohnya
pertumbuhan jamur penisilium yang tumbuh pada roti dan
menekan pertumbuhan bakteri atau jamur lainnya.
2. Interaksi Antar Populasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi
interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.
Contoh interaksi antar populasi adalah sebagai berikut.
a. Alelopati
Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang
satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi
lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi
tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat
toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai
anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan
antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
48

Gambar 2.31. Tanamanpinus mensekresi zat yang menyebabkan


tanah sekitarnya menjadi terlalu asam untuk pertumbuhan tanaman
jenis lainya.
b. Kompetisi
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi
terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk
mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara
populasi harimau dan populasi kijang.

Gambar 2.32. Persaingan antara populasi padi dan populasi


rumput (gulma).

c. Predasi
Predasi merupakan jenis interaksi makan dan dimakan. Pada
predasi umumnya suatu spesies memakan spesies lain, meskipun
beberapa memangsa sesama jenisnya (bersifat kanibal). Organisme
49

yang memakan disebut predator, sedangkan organisme yang


dimakan disebut mangsa. Predasi tidak terbatas antar hewan saja,
tetapi juga terjadi pada hewan herbivora dan tumbuhan. Pada predasi
antar-hewan, predator kebanyakan berukuran lebih besar daripada
mangsanya.

Gambar 2.33. Macan bertindak sebagai predator dan rusa sebagai


mangsa.

3. Interaksi Antar Komunitas


Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah
yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya
komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-
macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma.
Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton,
fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah
terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah
dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi
antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan
organisme, tapi juga aliran energi dan makanan.
Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur
karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut
dan darat.
50

4. Interaksi Antar Individu


Individu-individu dalam populasi saling berinteraksi dalam berbagai
kegiatan hidupnya. Misalnya perkawinan antara individu jantan dengan
individu betina, pembagian tugas pada koloni lebah dan rayap, serta
perlindungan dan erawatan induk pada keturunannya seperti pada ayam,
angsa, burung, serta kucing. Interaksi demikian dapat membuat jumlah
individu dalam populasi bertambah.

Gambar 2.34. Kompetisi interspesifik.

Bertambahnya anggota populasi berarti kebutuhan hidup seperti


makanan, air, cahaya daan tempat tinggal pun akan bertambah. Jika
kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akan terjadi persaingan atau
kompetisi. Kompetisi antar-individu dalam populasi disebut kompetisi
intraspesifik. Kompetisi intraspesifik dapat berupa kompetisi langsung
dan tidak langsung. Kompetisi langsung contohnya perkelahian
memperebutkan makanan. Sedangkan kompetisi tidak langsung, terjadi
perlombaan untuk memperoleh kebutuhan hidup yang paling sempurna.
Kompetisi ini mengakibatkan ada individu yang memperoleh kebutuhan
hidup lebih sedikit bahkan menyebabkan kematian, atau perpindahan ke
tempat lain (migrasi). Kematian atau migrasi individu-individu dalam
populasi akan mengurangi kepadatan populasi.
51

Gambar 2.35. Kumpulan burung yang menjadi satu populasi.

5. Interaksi antara Komponen Biotik dengan Abiotik


Dalam ekosistem, interaksi antar komponen biotik dan abiotik mulai
terjadi dari individu hingga biosfer. Interaksi antar komponen biotik dan
komponen abiotik pada tingkat biosfer adalah interaksi yang pailng
kompleks. Pada tingkat ekosistem, individu atau populasi memiliki peran
yang khusus dalam kaitan interaksinya dengan lingkungan biotik dan
abiotik. Berdasarkan peran khususnya, suatu individu atau populasi
dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu produsen konsumen,
dekomposer atau pengurai, dan detritivor.
a. Produsen
Produsen (organisme autotrof) adalah organisme yang menyusun
senyawa organik atau membuat makanan sendiri dengan bantuan
cahaya matahari. Produsen adalah organisme yang melakukan
fotosintesis, antara tumbuhan hijau, beberapa jenis bakteri, serta
ganggang biru dan hijau.
b. Konsumen
Konsumen (organisme heterotrof) adalah organisme yang tidak
mampu menyusun senyawa organik atau membuat makanannya
sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan makanannya, organisme ini
bergantung pada organisme lain. Hewan dan manusia tergolong
konsumen.
52

c. Dekomposer
Dekomposer (pengurai) merupakan organisme yang menguraikan
sisa-sisa organisme untuk memperoleh makanan atau bahan organik
yang diperlukan. Penguraian memungkingkan zat-zat organik yang
kompleks terurai menjadi zat-zat yang lebih sederhana. zat-zat yang
lebih sederhana kemudian dimanfaatkan kembali oleh produsen.
Organisme yang termasuk dekomposer (pengurai) adalah bakteri dan
jamur.

Gambar 2.36. Jamur sebagai dekomposer yang menyebabkan buah


membusuk.
d. Detritivor
Detritivor adalah organisme yang memakan partikel-partikel organi
detritus. Detritus merupakan sisa-sisa atau debris jaringan hewan
atau tumbuhan. Organisme detritivor antara lain cacing tanah, siput,
keluwing, bintang laut, dan kutu kayu.

Gambar 2.37. Kutu kayu adalah salah satu contoh detritivor.


53

F. Rantai Makanan Dalam Ekosistem


Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk
hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang
berperan sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer. Berikut adalah
contoh sebuah rantai makanan.

Gambar 2.38. Rantai makanan.

Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam
urutan tertentu yaitu rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak
dimakan ular dan jika ular mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan
sebagai dekomposer menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan
untuk tumbuh dan berkembang.
Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat
trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu
menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme
autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang
menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I).
Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang
menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II),
diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme
yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Dengan demikian, pada rantai makanan tersebut dapat dijelaskan bahwa :
1. Rumput bertindak sebagai Produsen.
54

2. Belalang bertindak sebagai Konsumen I/konsumen primer


(Herbivora).
3. Katak bertindak sebagai Konsumen II/konsumen sekunder
(Karnivora).
4. Ular bertindak sebagai Konsumen III/konsumen tersier (Karnivora).
5. Jamur bertindak sebagai Dekomposer (Pengurai).
Komunitas dari suatu ekosistem berinteraksi satu sama lain dan juga
berinteraksi dengan lingkungan abiotiknya. Interaksi tersebut terjadi sebagai
usaha untuk kelangsungan hidup organisme. Aktivitas ini memerlukan energi.
Energi untuk berbagai kegiatan diperoleh dari bahan organik, sehingga
disebut sebagai energi kimia. Bahan organik dalam komponen biotik awalnya
terbentuk dengan bantuan energi cahaya matahari dan elemen organik, seperti
karbon dan nitrogen. Bahan organik ini ditransfer dari satu organisme ke
organisme lain. Perpindahan energi kimia dan elemen berlangsung melalui
interaksi makan dan dimakan. Peristiwa makan dan dimakan antar-organisme
dalam suatu ekosistem membentuk struktur trofik, yang terdiri dari
beberapa tingkat trofik. Setiap tingkat trofik merupakan kumpulan berbagai
organisme dengan sumber makanan tertentu.
Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme autotrof. Organisme
autotrof adalah organisme yang menyusun senyawa organik atau membuat
makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari, yaitu tumbuhan dan
fitoplankton. Namun, ada beberapa organisme autotrof yang menggunakan
energi panas bumi, misal hidrogen sulfat. Organisme seperti ini disebut
kemoautotrof. Contoh organisme kemoautotrof adalah bakteri sulfur.
Dalam struktur trofik, organisme autotri disebut produsen. Produsen
pada ekosistem darat adalah tumbuhan hijau. Produsen pada ekosistem
perairan seperti danau, dan laut adalah bakteri berklorofil dan ganggang hijau
biru. Kedua kelompok organisme tersebut membentuk fitoplankton. Selain
fitoplankton, produsen pada ekosistem perairan adalah ganggang dan
tumbuhan air.
55

Tingkat trofik kedua dari struktur trofik suatu ekosistem detempati oleh
berbagai organisme yang tidak dapat membuat makanan sediri. Organisme
yang tergolong organisme heterotrof. Bahan organik diperoleh denga
memakan organisme atau sisa-sisa organisme lain sehingga organisme
heterotrof disebut juga konsumen. Konsumen teridiri dari konsumen primer
pada tingkat trofik kedua, konsumen sekunder pada tingkat trofik ketiga, dan
konsumen tersier pada tingkat trofik keempat.
1. Konsumen Primer
Konsumen primer adalah organisme pemakan produsen atau
disebut juga herbivora. Contoh konsumen primer di darat yaitu
serangga, siput, burung pemakan biji-bijian dan buah-buahan, serta
berbagai jenis mamalia. Contoh konsumen primer di perairan adalah
zooplankton, seperti Protista heterotrof dan udang-udangan kecil.
2. Konsumen sekunder
Konsumen sekunder merupakan organisme pemakan konsumen
primer (herbivora). Konsumen sekunder disebut juga karnivora karena
makanannya berupa hewan. Hewan yang tergolong konsumen sekunder
di darat, misalnya katak, ayam, burung, singa, harimau, dan laba-laba.
Konsmen sekunder di perairan misalna kerang dan cumi-cumi.
3. Konsumen tersier
Konsumen tersier adalah organisme pemakan konsuen sekunder.
Konsumen tersier disebut juga karnivora besar. Contoh konsumen tersier,
yaitu burung elang, burung hantu, harimau, singa, ikan hiu, ikan paus,
dan gurita.

Tabel 2.3. Struktur tingkat trofik dalam rantai makanan.


Komponen Biotik Contoh Tingkat Trofik
Produsen I
56

Konsumen I II
(Primer)

Konsumen II III
(Sekunder)

Konsumen III IV
(Tersier)

Jalur makan dan dimakan dari organisme pada suatu tingkat trofik ke
tingkat trofik berikutnya membentuk urutan dan arah tertentu disebut rantai
makanan.
1. Rantai makanan perumput
Rantai makanan yang dimulai dari produsen disebut
rantaimakanan perumput. Contoh rantai makanan perumput, yaitu
rumput belalang kadal burung elang.

Gambar 2.39. Contoh rantai makanan perumput.

2. Rantai makanan detritus


Rantai dapat dimulai bukan dari produsen, tetapi juga dimulai dari
detritus. Detritus adalah partikel-partikel organik hasil penguraian
berbagai organisme mati dan sisa organisme. Sisa organisme seperti
kotoran hewan, dedaunan, dan ranting yang gugur diuraikan oleh
organisme pengurai (dekomposer). Detritus merupakan makanan bagi
57

organisme seperti cacing, keluwing, rayap, dan kecoa. Detritivor dapat


membentuk rantai makanan yang disebut rantai makanan detritus.
Contoh rantai makanan detritus adalah hancuran daun cacing
tanah ayam manusia. Contoh lainnya yaitu hancuran
kotoran hewan nematoda kutu acarina
kalajengking.

Gambar 2.40. Jaring-jaring makanan adalah rantai makanan yang


kompleks.

Di dalam suatu ekosistem umumnya tidak hanya terdiri dari satu rantai
makanan. Suatu jenis produsen atau detritus dapat dimakan oleh berbagai
konsumen primer. Suatu konsumen primer dapata memakan berbagai jenis
produsen atau detritus. Percabangan rantai makanan terdapat pada setiap
tingkat trofik. Misalnya, tanaman air selain dimakan oelah bebek, juga
dimakan oleh kelompok molusca (misalnya bekicot). Beberapa konsumen
memangsa organisme pada beberapa tingkat trofik. Misalnya bangau
memangsa konsumen primer (misalnya ikan tawes), tetapi dapat juga
memangsakonsumen tingkat yang lebih tinggi (misalnya ikan gurame).
Organisme pemakan segala, yaitu memakan produsen dan juga memakan
konsumen dari berbagai tingkat trofik disebut omnivora, misalnya manusia.
58

Dengan demikian, dalam suatu ekosistem hubungan makan dan dimakan


sangat kompleks, saling berkaitan, dan bercabang sehingga membentuk
jaring-jaring makanan. Hubungan antar rantai makanan menentukan jalur
aliran energi dan daur elemen-elemen kimia di alam karena pada makanan
terkandung energi dan materi.

G. Aliran Energi
Cahaya matahari merupakan sumber utama energi bagi kehidupan.
Energi matahari masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen. Oleh
produsen, energi cahaya matahari diubah menjadi energi kimia. Energi
kimia mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkat trofik
melalui jalur rantai makanan. Jadi setiap organisme melakukan pemasukan
dan penyimpanan energi dalam suatu ekosistem disebut produktivitas
ekosistem. Produktivitas ekosistem terdiri dari produktivitas primer dan
produktivitas sekunder.

Gambar 2.41. Aliran energi dalam suatu rantai makanan.


a. Produktivitas Primer
Produktivitas Primer adalah kecepatan mengubah cahaya
matahari dalam bentuk bahan organik oleh organisme autotrof. Energi
cahaya yang berasal dari matahari adalah sumber energi utama
kehidupan.
Produktivitas primer berbeda pada setiap ekosistem. Produktivitas
primer terbesar ada pada ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem
estuari, dan ekosistem hutan bakau. Seluruh bahan organik yang
dihasilkan oleh organisme autotrof disebut produktivitas primer
59

kotor (PPK) dan bahan organik yang disimpan oleh organisme


disebut produktivitas primer bersih (PPB). Kandungan air dari
tubuh masing-masing organisme berbeda-beda. Oleh karena itu, cara
yang paling baik adalah dengan mengukur berat kering dari semua
bahan organik yang tersimpan, termasuk tubuh organisme, sehingga
dihasilkan biomassa.
b. Produktivitas Sekunder
Produktivitas Sekunder adalah kecepatan energi kimia mengubah
bahan organik menjadi simpanan energi kimia baru oleh organisme
heterotrof. Bahan organik yang disimpan oleh organisme autotrof
dapat digunakan sebagai makanan bagi organisme heterotrof.
Produktivitas sekunder akan berkurang pada setiap transfer energi
dari satu tingkat trofik ke trosik berikutnya. Perbandingan
produktivitas bersih antara satu tingkat trofik dengan trofik berikutnya
disebut efisiensi ekologi.

(a) (b)

(c)
Gambar 2.42. Piramida Ekologi
60

Para ahli ekologi menggambarkan struktur trofik suatu ekosistem


dalam bentuk piramidaekologi. Piramida ekologi terdiri dari piramida
energi, piramida biomassa, dan piramida kepadatan populasi. Piramida
energi adalah suatu gambar bentuk kehilangan energi dari suatu rantai
makanan, piramida biomassa merupakan gambar berkurangnya transfer
energi pada setiap trofik, sedangkan piramida kepadatan populasi
adalah gambar jumlah individu pada setiap trofik.

H. Daur Biogeokimia
Dalam suatu ekosistem, meskipun energi kimia sebagian besar hilang
pada setiap tingkat trofik, tetapi materi pada setiap tingkat trofik tidak
hilang. Materi berupa unsur-unsur penyusun bahan organik tersebut didaur
ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui
udara, tanah, atau air. Air sebagai pelarut universal merupakan komponen
terbesar penyusun tubuh organisme. Air juga mengalami proses daur ulang
di alam. Daur ulang air dan unsur-unsur kimia melibatkan makhluk hidup
dan batuan (geofisik) sehingga disebut daur biogeokimia. Berikut akan
dijelaskan daur air, karbon, nitrogen, fosfor, dan sulfur.
1. Daur air

Gambar 2.43. Pada daur air, terjadi pergerakan air dalam organisme, di
daratan dan di atmosfer
Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air. Uap air berasal dari
air di daratan dan laut yang menguap karena panas cahaya matahari.
61

Sebagian besar uap air di atmosfer berasal dari laut karena laut
mencapai dua per tiga luas permukaan bumi. Uap air di atmosfer
terkondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan laut dalam
bentuk presipitasi. Presipitasi dapat berupa hujan, salju, atau hujan es.
Air turun ke daratan akan membentuk air permukaan dan air tanah.
Tumbuhan darat menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam
tubuh tumbuhan, air mengalir melalui suatu pembuluh. Selanjutnya,
melalui transpirasi uap air dilepaskan oleh tumbuhan mencakup 90%
penguapan pada ekosistem darat. Hewan memperoleh air langsung
dari air permukaan serta dari tumbuhan dan dari hewan yang dimakan,
sedangkan manusia memperoleh sekitasr seperempat dari total
kebutuhannya akan air dari cadangan air di tanah. Sebagian air keluar
dari tubuh hewan dan manusia sebagai urin dan keringat. Air tanah
dan air permukaan sebagian mengalir ke sungai, kemudian ke danau
atau laut.
2. Daur karbon
Unsur karbon terdapat di atmosfer dalam bentuk gas
karbondioksida (CO2). Konsentrasi karbon dioksida di atmosfer adalah
0,03%. Karbon dioksida masuk ke dalam komponen biotik melalui
produsen. Produsen di darat dan di air menggunakan karbon dioksida
untuk membentuk senyawa karbon, seperti glukosa. Glukosa
dihasilkan oleh produsen melalui proses fotosintesis. Bahan organik
tersebut ditransfer ke hewan dan manusia secara langsung maupun
tidak langsung melui rantai makanan.
Respirasi oleh organisme autotrof dan heterotrof menghasilkan
karbon dioksida . Kebutuhan tumbuhan akan karbon dioksida hampir
seimbang denga pengeluaran karbon dioksida oleh respirasi
organisme.
Pada tumbuhan, bahan organik yang mengandung banya karbon
terdapat pada batang atau kayu. Pada hewan dan manusia, bahan
organik yang mengandung karbon terdapat pada tulang. Tumbuhan
62

hewan, dan manusia yang mati akan diuraikan antara lain menjadi
karbon dioksida.

Gambar 2.44. Pada daur karbon terjadi pergerakan karbon antara


komponen biotik dan abiotik.

Pada kerak bumi terdapat dalam bentuk (batu bara dan minyak
bumi) bahan bakar fosil. Jumlah karbon dioksida di atmosfer
bervariasi bergantung musim dan penggunaan bahan bakar oleh
manusia, sehinggaak memungkinkan terjadi ketidakseimbangan.
Pada perairan. karbon dioksida larut dalam air da diserap langsung
oleh organisme autotrof. Karbon dioksida yang dihasilkan oleh
respirasi organisme perairan dapat membentuk ion bikarbonat. Ion
bikarbonat merupakan sumber karbon dioksida bagi organisme
perairan. Beberapa organisme akuatik seperti kelompok molusca,
menggunakan karbon dioksida yang terlarut di air dan kalsium untuk
membentuk kalsium karbonat (CaCO3). Kalsium karbinat merupakan
bahan penyusun cangkang. Ketika organisme tersebut mati, cangkang
yang hancur oleh air dapat menghasilkan karbon dioksida.

3. Daur Nitrogen
Unsur nitrogen sebagian besar terdapat di atmosfer dalam bentuk
gas nitrogen (N2). Gas nitrogen mencakup 78% dari berbagai gas yang
63

ada di atmosfer. Hanya sedikit organisme yang dapat menggunakan


nitrogen dalam bentuk N2. Organisme yang dapat mengikat (fiksasi)
nitrogen adalah bakteri. Bakteri pengikat nitrogen yang hidup bebas
misalnya Azotobacter sp. yang bersifat aerob (memerlukan O2) dan
Clostridium sp. yang bersifat anaerob (tidak memerlukan O 2). Selain
itu, Rhizobium yang hidup dalam akar tumbuhan kacang-kacangan
juga dapat mengikat nitrogen bebas. Nitrogen yang diikat oleh bakteri
tersebut diubah menjadi amonia (NH3).
Nitrogen yang diserap oleh tumbuhan dalam bentuk amonia.
Penguraian menjadi amonia disebut amonifikasi. Amonia kemudia
dirombak oleh bakteri nitrit Nitrosomonas dan Nitrosococcus menjadi
ion nitrit (NO2-). Ion nitrit selanjutnya dirombak oleh bakteri nitrat
Nitrobacter menjadi ion nitrat (NO3-). Ion nitrat selain diserap oleh
tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan nitrogennya, juga digunakan
oleh bakteri denitrifikasi menghasilkan nitrogen. Nitrogen yang
dihasilkan akan kembali ke atmosfer.

Gambar 2.45. Pada daur nitrogen terbentuk beberapa senyawa


nitrogen yang berbeda.
64

4. Daur Fosfor
Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua
makhluk hidup membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP (Adenosin
Trifosfat), sebagai sumber energi untuk metabolisme sel. Fosfir
terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO43-). Ion fosfat terdapat
dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan
fosfat terbawa menuju sungai hingga laut dan membentuk sedimen.
Adanya pergerakan lempeng bumi menyebabkan sediman yang
mengandung muncul ke permukaan.
Di darat, tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah.
Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan
karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya.
Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses.
Bakteri dan jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah
lalu melepaskan fosfor yang kemudian diambil oleh tumbuhan.

Gambar 2.46. Daur fosfor.


5. Daur Sulfur
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO42-).
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua
makhluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oelh
bakteri. Beberapa jenis bakteri yang terlibat dalam daur sulfur, antara
lain Desulfobrio dan Desulfomaculum yang akan mereduksi sulfat
65

menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S


digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan
melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur oksidasi menjadi sulfat oleh
bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.

Gambar 2.47. Daur sulfur yang melibatkan berbagai jenis bakteri.

I. Suksesi
Suatu komunitas tidak berada dalan keadaan statis, namun mengalami
perubaha. Perubahan yang terjadi dalam komunitas dapat diamati dan
sering kali perubahan tersebut berupa pergantian ke komuniyas lain.
Misalnya, ada kebun jagung yang ditinggalkan setelah panen dan tidaj
ditanami lagi. Di tempat itu akan bermunculan berbagai jenis gulma yang
membentuk komunitas. Apabila lahan tersebut dibiarkan cukup lama,
dalam komunitas itu akan terjadi pergantian komposisi spesies yang
mengisi lahan tersebut. Perubahan secara bertahap pada struktur
komunitas pada suatu waktu disebut suksesi. Suksesi merupakan proses
perkembangan suatu komunitas melalui tahap-tahap yang dapat diprediksi.
Para ahli ekologi telah mempelajari asosiasi antar-organisme dalam
beberapa tahap untuk mengetahui mekanisme suksesi. Terdapat dua tipe
suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
66

1. Suksesi primer
Suksesi primer adalah pembentukan suatu komunitas baru pada
suatu daerah yang masih kosong atau gundul. Tahap-tahap awal
suksesi biasanya melibatkan sedikit spesies. Beberapa spesiesterlibat
dalam hubungan simbiosis seperti mutualisme dan komensalisme.
Pola makan pada tahap awal ini adalah rantai makanan sederhana.
Perubahan kecil pada kondisi lingkungan daoat mempengaruhi rantai
makanan dan mengganggu proses suksesi.
Suksesi dapat terulang dalam beberapa waktu sampai munculnya
variasi organisme yang besar. Contoh suksesu primer, misalnya ketika
terumbu karang terdorong ke.luar dari air, sebagai akibat aktivitas
gempa bumi di dasar lautan. Partikel tanah biji tumbuhan serta spora
terbawa oleh angin dan tumbuh di karang. Sejalan dengan waktu,
terbentuk tanah dan komunitas tumbuhan. Akhirnya, terbentuk pulau
vulkanik baru dengan kolam, mata air, bukit pasir, dan lansekap yang
terbuka. Dapat dikatakan bahwa pulau tersebut mengalami suksesi
primer.

Gambar 2.48. Letusan gunung merupakan suksesi primer.

Organisme pertama yang mengkoloni daerah itu disebut pionir.


Untuk dapat bertahan hidup, spesies pionir harus memiliki batas
toleransi yang luas terhadap variasi lingkungan. Spesies pionir
biasanya toleran terhadap keadaan ekstrim, seperti suhu dan
ketersediaan air. Beberapa organisme yang mampu bertahan pada
kondisi tersebut adalah Protozoa, Cyanobacteria, ganggang, lumut,
67

dan lumut kerak (lichen). Organisme tersebut tersebar dalam bentuk


spora yang toleran pada faktor lingkungan yang ekstrim. Pada
lingkungan akuatik, partikel debu dan tanah terbawa air dan
mengendap di dasar kolam atau danau atau menjadi media serta nutrisi
bagi tumbuhan air. Bakteri dan spora ganggang serta lumut kerak juga
terbawa dalam air. Organisme yang mati akan diuraikan oleh bakteri
dan nutriennya dilepaskan di dalam air. Kemudian nutrien ini
digunakan oleh organisme lain. Siklus yang berupa hidup, tumbuh,
dan mati pada organisme berulang secara konstan. Suatu saat,
lingkungan akan berubah ketika populasi baru memasuki daerah
tersebut. Suksesi primer dapat terjadi beratus-ratus sampai beribu-ribu
tahun untuk mencapai titik dimana komunitas menjadi seimbang atau
stabil.
2. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder merupakan pembentukan kembali suatu
komunitas ke kondisi awal setelah terjadi kerusakan. Suksesi sekunder
dapat disebabkan oleh kebakaran, banjir, gempa bumi, atau aktivitas
manusia. Contohnya ketika padang rumput atau hutan dibersihkan
untuk kegiatan pertanian atau penenbangan pohon. Jika daerah
tersebut ditinggalkan atau didiamkan saja setelah digunakan, akan
terjadi suksesi lagi. Padang rumput atau kebun yang ditinggalakan
akan ditumbuhi lagi oleh vegetasi yang baru dandidatangi hewan yang
baru.

Gambar 2.49. Kebakaran hutan dapat menyebabkan terjadinya


suksesi sekunder.
68

Pada musim kemarau tahun 1997, api membakar hutan-hutan di


Kalimantan beribu-ribu hektar pohon, perdu, serta rumput terbakar.
Banyak hewan mati karena asap dan api beberapa hewan lain pindah
ke luar dari hutan. Abu hasil dari tumbuhan dan hewan yang terbakar
menyediakan nutrisi bagi tunas tumbuhan. Tumbuhan baru akan
tumbuh di daerah tersebut dan populasi hewan akan kembali lagi.
Hewan-hewan tersebut akan menghasilkan senyawa organik untuk
tanah sehingga banyak tumbuhan lain akan hidup di daerah tersebut.
Tumbuhan menyediakan makanan lebih banyak untuk herbivora.
Herbivora menjadi makanan bagi karnivora. Keseluruhan proses
tersebut menyebabkan perubahan pada populasi dan perkembangan
komunitas secara berkesinambungan.

3. Komunitas klimaks
Pada beberapa tempat, suksesi akan berlangsung melalui tahap-
tahap sampai faktor biotik dan abiotik. Komunitas yang mengalami
keseimbangan disebut komunitas klimaks. Komunitas klimaks
merupakan hasil akhir dari suksesi. Misalnya suksesi rawa menjadi
daratan yang merupakan komunitas klimaks.
69

Gambar 2.50. Suksesi rawa menjadi daratan.


Tipe komunitas klimaks dibedakan oleh faktor-faktor pembatas
lingkungan. Di daerah dimana air merupakan faktor pembatas, komunitas
klimaksnya adalah gurun. Pada daerah pegunungan, komunitas klimaks
terdiri dari lumut kerak dan lumut, serta jarang panas terdapat pohon
karena faktor-faktor pembatasnya adalah suhu, air, dan angin. Sepanjang
kondisi, lingkungan menjadi konstan maka komunitas klimaks akan
bertahan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya sangat erat dan
saling ketergantungan, karena makhluk yang satu membutuhkan bantuan
makhluk lain. Makhluk hidup membutuhkan lingkungan untuk membantu
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya lingkungan juga membutuhkan
makhluk hidup dalam kelangsungan hidupnya.
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang
membentuk hubungan timbal balik. Satuan ekosistem yaitu individu,
komunitas, populasi, ekosistem, dan biosfer.
Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan
komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang hidup
yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan dan manusia.
Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang tak hidup yang meliputi
tanah, air, udara, cahaya matahari, suhu atau temperature, mineral, topografi
dan gas.
Berdasarkan terbentuknya, ekosistem dibedakan menjadi dua, yaitu
ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami terdiri dari darat dan
perairan, ekosistem perairan dibedakan menjadi ekosistem air tawar dan air
laut. Begitu juga dengan ekosistem buatan yang secara garis beras dibedakan
menjadi ekosistem darat dan laut pula. Selain itu, ekosistem juga dapat berubah
karena beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya : gangguan alam,
tindakan manusia, penggunaan pestisida yang berlebihan dan sebagainya.

B. Saran
1. Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai
tempat tinggal. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat
lingkungan terutama disekitar tempat tinggal kita.

70
71

2. Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena


makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan
dan tidak dapat hidup sendiri.
72

DAFTAR PUSTAKA

Abdulchalek, B. (2010, 02). http://al-izhar.blogspot.co.id/. Dipetik 06 03, 2016,


dari http://al-izhar.blogspot.co.id/2010/02/ekosistem.html

Cepat, F. (2013, 03). http://fastrans22.blogspot.co.id/. Dipetik 03 06, 2016, dari


http://fastrans22.blogspot.co.id//2013/03/bioma.html

Darmodjo, H. (1991). Pedidikan IPA I. Jakarta: Depdikbud.

Diah Aryulina, P. d. (2010). Biologi 1B. Jakarta: PT. Penerbit Erlangga.

H, S. K.& Prabowo (1998). Konsep-konsep Dasar IPA. Jakarta: Depdikbud.

Prawirohartono, S. (1989). Biologi. Jakarta: Erlangga.

Sukardjo, J. (2005). Ilmu Kealaman Dasar. Surakarta: UNS Press.

Anda mungkin juga menyukai