Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH DEMOKRASI

“DEMOKRASI DI INDONESIA”

DISUSUN OLEH :

A021191131 MUH ALWI ABDILLAH

A021191128 MUHAMMAD IHSAN

A021191074 MUH HAMDANI ANDIKA.S

A021191098 YUSRIEL DJASRYANSYAH TUNDRU

A021191086 TUTI ALWIAH

A021191108 RETNO PURNAMA AMALIA

A021191125 HARMINA

A021191120 ADELINE DWIGITA SYACHPUTRI LOTTONG

A021191104 JENI SAPAN LELE BUA’

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah swt. atas segala nikmat yang telah diberikanNya. Karena
berkat segala nikmat yang diberikan kami dapat menyusun makalah ini dengan baik, dan
selesai tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Demokrasi di Indonesia” tidak lepas dari peran orang tua,
dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dan para rekan-rekan
seperjuangan, yang turut serta membantu kelancaran kami dalam membuat makalah ini. Oleh
karena itu kami pemakalah mengucapkan banyak terima kasih.
Kami menyadari bahwasanya di dalam makalah ini masih terdapat beberapa
kekurangan, agar sekiranya pembaca bisa memberikan saran serta kritik yang membangun,
agar kedepan kami bisa membuat makalah jauh lebih baik lagi.
Semoga dengan dibuatnya makalah ini bisa bermanfaat bagi kami dan juga para
pembaca sekalian.

Makassar, 30 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................2

1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................2

1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................3

1.3 TUJUAN PENULISAN...................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................4

2.1 PENGERTIAN DEMOKRASI........................................................................................4

2.2 SEJARAH DEMORASI..................................................................................................5

2.3 CIRI-CIRI DEMOKRASI...............................................................................................6

2.4 JENIS-JENIS DEMOKRASI..........................................................................................7

2.5 PRINSIP DEMOKRASI..................................................................................................9

2.6 DEMOKRASI DI INDONESIA......................................................................................11

BAB III PENUTUP...............................................................................................................14

3.1 KESIMPULAN................................................................................................................14

3.2 SARAN............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada awalnya.
Namun, dari semua sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi 1998
sampai saat ini adalah sistem pemerintahan demokrasi. Meskipun masih terdapat
beberapa kekurangan dan tantangan disana sini. Sebagian kelompok merasa merdeka
dengan diberlakukannya sistem domokrasi di Indonesia. Artinya, kebebasan pers
sudah menempati ruang yang sebebas-bebasnya sehingga setiap orang berhak
menyampaikan pendapat dan aspirasinya masing-masing.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara
untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar demokrasi adalah
prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif,
yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang
saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain.
Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga
lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol .
Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau
melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Demokrasi mencakup kondisi social, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan
adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Demokrasi Indonesia
dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia. Selain itu yang melatar
belakangi pemakaian sistem demokrasi di Indonesia. Hal itu bisa kita temukan dari
banyaknya agama yang masuk dan berkembang di Indonesia, selain itu banyaknya
suku, budaya dan bahasa, kesemuanya merupakan karunia Tuhan yang patut kita
syukuri.
Didalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga
saat ini, ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di Indonesia terdiri
dari beberapa model demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu dengan lainnya.

iv
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan demokrasi?
2. Bagaimana sejarah demokrasi?
3. Bagaimana ciri-ciri demokrasi?
4. Bagaimana jenis-jenis demokrasi?
5. Bagaimana prinsip demokrasi?
6. Bagaimana demokrasi di indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian demokrasi
2. Untuk mengetahui sejarah demokrasi
3. Untuk mengetahui ciri-ciri demokrasi
4. Untuk mengetahui jenis-jenis demokrasi
5. Untuk mengetahui prinsip demokrasi
6. Untuk mengetahui pelaksanaan demokrasi di Indonesia

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian demokrasi


Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (epistemologis) dan
istilah (terminologis). Secara epistemologis “demokrasi” terdiri dari dua kata yang
berasal dari bahasa Yunani yaitu ”demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu
tempat dan “cretein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara
bahasa demos-cratein atau demos-cratos adalah keadaan Negara di mana dalam sistem
pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada
dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintah rakyat dan oleh rakyat.
Sementara itu, pengertian demokrasi secara istilah sebagaimana dikemukakan
para ahli sebagai berikut:
a. Menurut Joseph A. Schemer Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional
untuk mencapai keputusan polituk dimana individu- individu memperoleh kekuasaan
untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat.
b. Sidney Hook Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
c. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl Demokrasi sebagai suatu sistem
pemerintahan dimana pemerintah dimintai tanggung jawab atas tindakan—tindakan
mereka diwilayah publik oleh warganegara, yang bertindak secara tidak langsung
melalui kompetisi dan kerjasama dengan para wakil mereka yang terpilih.
d. Henry B. Mayo Menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu
sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas
oleh wakil- wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan- pemilihan
berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam
suasana terjaminnya kebebasan politik.
Affan Ghaffar (2000) memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitu
pemaknaan secara normatif ( demokrasi normatife) dan empirik ( demokrasi empirik):
a. Demokrasi Normatif adalah demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan oleh
sebuah Negara.
b. Demokrasi Empirik adalah demokrasi dalam perwujudannya pada dunia politik
praktis.

vi
Makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara
mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-
masalah mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan.
Negara, karena kebijakan Negara tersebut akan menentukan kehidupan rakyat.
Dengan demikian Negara yang menganut sistem demokrasi adalah Negara yang
diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat. Dari sudut organisasi,
demokrasi berarti pengorganisasian Negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau
atas persetujuan rakyat karena kedaulatan ditangan rakyat.
Kesimpulan-kesimpulan dari beberapa pendapat diatas adalah bahwa hakikat
demokrasi sebagai suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan
memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik dalam
penyelenggaraan berada di tangan rakyat mengandung pengertian tiga hal, yaitu:
a. Pemerintahan dari rakyat (government of the people) Mengandung pengertian yang
berhubungan dengan pemerintah yang sah dan diakui (ligimate government) dimata
rakyat. Sebaliknya ada pemerintahan yang tidak sah dan tidak diakui (unligimate
government). Pemerintahan yang diakui adalah pemerintahan yang mendapat
pengakuan dan dukungan rakyat. Pentingnya legimintasi bagi suatu pemerintahan
adalah pemerintah dapat menjalankan roda birokrasi dan program- programnya.
b. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people) Pemerintahan oleh rakyat
berarti bahwa suatu pemerintahan menjalankan kekuasaan atas nama rakyat bukan
atas dorongan sendiri. Pengawasan yang dilakukan oleh rakyat ( sosial control) dapat
dilakukan secara langsung oleh rakyat maupun tidak langsung ( melalui DPR).
c. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people) Mengandung pengertian
bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah dijalankan untuk
kepentingan rakyat. Pemerintah diharuskan menjamin adanya kebebasan seluas-
luasnya kepada rakyat dalam menyampaikan aspirasinya baik melalui media pers
maupun secara langsung.
2.2 Sejarah Demokrasi
Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena
kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal
dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti
dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah
berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di
banyak negara.
vii
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti kekuasaan, sehingga dapat diartikan sebagai kekuasaan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang
ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai
indikator perkembangan politik suatu negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan
dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan
kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk
diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif)
yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan
beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran
terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya
kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji
dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan
membawa kebaikan untuk rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable),
tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap
lembaga negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara
teori) membatasi kekuasaan lembaga negara tersebut.

2.3 Ciri-Ciri Demokrasi

Sebuah negara dapat dikatakan sebagai negara demokrasi jika menjalankan


sistem pemerintahan berdasarkan ciri – ciri demokrasi. Ciri – ciri demokrasi antara
lain:

1. Warga negara ikut terlibat dalam pengambilan keputusan politik, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
2. Terdapat pengakuan, penghargaan dan perlindungan terhadap hak asasi rakyat.
3. Terdapat lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman independen sebagai bagian
dari alat penegakan hukum.

viii
4. Persamaan hak bagi seluruh rakyat di segala bidang (pendidikan, kesehatan dan lain
sebagainya).
5. Terdapat kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
6. Pers yang bebas dalam menyampaikan informasi dan juga mengontrol perilaku
kebijakan pemerintah.
7. Terselenggaranya pemilihan umum yang bebas, adil, jujur dalam menentukan pilihan
pemimpin dan pemerintahan serta anggota perwakilan rakyat.
8. Terdapat pengakuan dari perbedaan keragaman suku, agama, budaya, bahasa dan lain
sebagainya.
Selain ciri – ciri demokrasi di atas, terdapat ciri lain dari negara demokrasi
yaitu:
1. Ciri Konstitusional: Berkaitan dengan kehendak, kekuasaan atau kepentingan rakyat
yang tercantum pada di dalam konstitusi atau undang – undang yang berlaku.
2. Ciri Perwakilan: Berkaitan dengan kedaulatan rakyat dan diwakilkan oleh sejumlah
orang yang dipilih oleh rakyat sendiri.
3. Ciri Pemilihan umum: Kegiatan politik dalam memilih pihak di pemerintahan.
4. Ciri Kepartaian: partai yang digunakan sebagai media dalam pelaksanaan sistem
demokrasi.
5. Ciri Kekuasaan: adanya pembagian kekuasaan serta pemisahan kekuasaan.
6. Ciri Tanggung Jawab: Tanggung jawab yang berasal dari pihak terpilih.

2.4 Jenis-jenis Demokrasi

Jenis-jenis demokrasi ditinjau dari penyaluran kehendak rakyat :

1. Demokrasi Langsung :  Demokrasi langsung adalah sistem demokrasi yang


melibatkan seluruh rakyat secara langsung dalam membicarakan atau menentukan
urusan negara. Terjadi pada zaman Yunani kuno karena penduduknya masih sedikit.
2. Demokrasi Tidak Langsung : Demokrasi tidak langsung/perwakilan adalah sistem
demokrasi yang untuk menyalurkan kehendaknya, rakyat memilih wakil-wakilnya
untuk duduk dalam parlemen. Aspirasi rakyat disampaikan melalui wakil-wakilnya di
parlemen.

ix
Jenis-jenis demokrasi ditinjau dari hubungan antar-alat kelengkapan Negara:

1. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum adalah rakyat memilih para


wakilnya untuk duduk di parlemen, tetapi dikontrol oleh pengaruh rakyat dengan
sistem referendum.
2. Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer adalah adanya hubungan yang
erat antara badan eksekutif dan legislatif. Para menteri yang menjalankan kekuasaan
eksekutif diangkat atas usul legislatif, sehingga bertanggung jawab kepada parlemen.
Kedudukan presiden atau raja sebagai kepala negara yang tidak menjalankan
pemerintahan. Eksekutif dalam menjalankan tugasnya harus sesuai dengan pedoman
atau program kerja yang telah disetujul oleh parlemen. Selama eksekutif menjalankan
tugasnya sesuai dengan program tersebut, kedudukan eksekutif akan stabil dan
mendapat dukungan dan parlemen. Jika eksekutif melakukan penyimpangan,
parlemen bisa menjatuhkan kabinet dengan mengajukan mosi tidak percaya, yang
berarti para menteri harus meletakkan jabatannya. Kedudukan eksekutif berada di
bawah parlemen dan sangat bergantung pada dukungan parlemen.
3. Demokrasi perwakilan dengan sistem pemisahan kekuasaan merupakan
kedudukan legislatif terpisah dari eksekutif, sehingga kedua badan tersebut tidak
berhubungan secara langsung seperti dalam demokrasi parlementer. Menteri-menteri
diangkat oleh presiden dan berkedudukan sebagai pembantu presiden dan
bertanggung jawab kepada presiden. Kedudukan presiden sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan. Jabatan presiden dan para menteri tidak tergantung pada
dukungan parlemen dan tidak dapat diberhentikan oleh parlemen.
4. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum dan inisiatif rakyat merupakan
gabungan antara demokrasi perwakilan dan demokrasi langsung. Badan perwakilan
tetap ada, tetapi dikontrol oleh rakyat, baik melalui referendum yang bersifat obligator
maupun fakultatif.

Jenis-jenis demokrasi yang didasarkan oleh prinsip ideologi:

1. Demokrasi Liberal : Demokrasi liberal menekankan kepada kebebasan individu


dengan mengabaikan kepentingan umum.
2. Demokrasi Rakyat :  Demokrasi rakyat didasari dan dijiwai oleh paham
sosialisme/komunisme yang mengutamakan kepentingan negara atau kepentingan
umum.

x
3. Demokrasi Pancasila : Demokrasi Pancasila berlaku di Indonesia yang bersumber
dan tata nilai sosial dan budaya bangsa Indonesia serta berasaskan musyawarah untuk
mufakat dengan mengutamakan keseimbangan kepentingan.

2.5 Prinsip Demokrasi


Henry Bertram Mayo dalam An Introduction to Democratic Theory (1960),
mengungkapkan prinsip-prinsip demokrasi yang akan mewujudkan suatu sistem
politik yang demokratis.
Berikut ini prinsip-prinsip demokrasi tersebut:
 Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
 Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang
sedang berubah.
 Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
 Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
 Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
 Menjamin tegaknya keadilan.
a. Prinsip budaya demokrasi

1) Kebebasan
Adalah kekuasaan untk membuat pilihan terhadap beragam pilihan atau
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan bersama atas kehendak sendiri,
tanpa tekanan dar pihak manapun.
2) Persamaan
Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Namun dalam negara
demokrasi perbedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan bahkan harus ditekan agar tidak
menimbulkan konflik.
3) Solidaritas
Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena dengan adanya
sifat solidaritas ini, walaupun ada perbedaan pandangan bahkan kepentingan tiap-tiap
masyarakat maka akan senantiasa selalu terikat karena adanya tujuan bersama.
4) Toleransi
Adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya bersifat menenggang
(menghargai, memberikan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan,

xi
kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang bertentangan atau berbeda
dengan pendirian sendiri.
5) Menghormati kejujran
Kejujuran berarti kesediaan atau keterbukaan untuk menyatakan suatu
kebenaran. Kejujuran menjadi hal yang sangat penting bagi semua pihak.
6) Menghormati penalaran
Penalaran adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki pandangan tertentu,
membela tindakan tertentu, dan menuntut hal serupa dari orang lain. Penalaran ini
sangat diperlukan bagi terbangunnya solidaritas antarwarga masyarakat demokratis.
b. Prinsip – prinsip demokrasi yang bersifat universal
1) Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
2) Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
3) Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh para
warga negara.
4) Pengormatan terhadap supremasi hukum.
Adapun prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law)
antara lain sebagai berikut :
1) Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.
2) Kedudukan yang sama dalam hukum.
3) Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang.
c. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila
1) Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia
2) Keseimbangan antara hak dan dan kewajiban.
3) Kebebasan yang bertanggung jawab.
4) Mewujudkan rasa keadilan sosial.
5) Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
6) Mengutamakan keputusan dengan musyawarah mufakat.
7) Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

xii
2.6 Demokrasi di Indonesia
Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
Dalam perjalanan sejarah bangsa, ada empat macam demokrasi di bidang
politik yang pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia, yaitu:

1. Demokrasi Parlementer

Demokrasi ini dipraktikkan pada masa berlakunya UUD 1945 periode pertama
(1945-1949) kemudian dilanjutkan pada berlakunya Konstitusi Republik Indonesia
Serikat (UUD RIS) 1949 dan UUDS 1950. Demokrasi ini secara yuridis resmi
berakhir pada tanggal 5 Juli 1959 bersamaan dengan pemberlakuan kembali UUD
1945.
Pada masa berlakunya demokrasi parlementer (1945-1959), kehidupan politik
dan pemerintahan tidak stabil, sehingga program dari suatu pemerintahan tidak dapat
dijalankan dengan baik dan berkesinambungan. Timbulnya perbedaan pendapat yang
sangat mendasar diantara partai politik yang ada pada saat itu.

2. Demokrasi Terpimpin

Mengapa lahir demokrasi terpimpin?, yaitu lahir dari keinsyafan, kesadaran,


dan keyakinan terhadap keburukan yang diakibatkan oleh praktik demokrasi
parlementer (liberal) yang melahirkan terpecahnya masyarakat, baik dalam kehidupan
politik maupun dalam tatanan kehidupan ekonomi.ecara koseptual, demokrasi
terpimpin memiliki kelebihan yang dapat mengtatasi permasalahan yang dihadapi
masyarakat. Hal itu dapat dilihat dari ungkapan Presiden Soekarno ketika
memberikan amanat kepada konstituante tanggal 22 April 1959 tentang pokok-pokok
demokasi terpimpin antara lain:
1) Demokrasi terpimpin bukanlah dictator
2) Demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang cocok kepribadian dan dasar hidup
bangsa Indonesia.
3) Demokrasi terpimpin adalah demokrasi di segala soal kenegaraan dan
kemasyarakatan yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan social.
4) Inti dari pimpinan dalam demokrasi terpimpin adalah permusyawaratan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
5) Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun diharuskan
dalam Demokrasi Terpimpin

xiii
Berdasarkan pokok pikiran tersebut demokrasi terpimpin tidak bertentangan
dengan Pancasila dan UUD 1945 serta budaya bangsa Indonesia. Namun, alam
praktiknya, konsep-konsep tersebut tidak direalisasikan sebagaimana mestinya,
sehingga sering sekali menyimpang dari nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan budaya
bangsa. Penyebanya adalah selain terletak pada presiden, juga karena kelemahan
legislative sebagai partner dan pengontrol eksekutif serta situasi social politik yang
tidak menentu saat itu.

3. Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Baru

Demokrasi Pancasila mengandung arti bahwa dalam menggunakan ha-hak


demokrasi haruslah disertai rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa
menurut agama dan kepercayaan masing-masing, menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan sesuai dengan martabat dan harkat manusia, haruslah menjamin
persatuan dan kesatuan bangsa, mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan
masalah bangsa dan harus dimanfaatkan untuk mewujudkan keadilan social.
Demokrasi Pancasila berpangkal dari kekeluargaan dan gotong royong. Semangat
kekeluargaan itu sendiri sudah lama dianut dan berkembang dalam masyarakat
Indonesia, khususnya di masyarakat pedesaan.
Munculnya Demokrasi Pancasila karena adanya berbagai penyelewengan dan
permasalahan yang dialami oleh bangsa Indonesia pada masa berlakunya demokrasi
parlementer dan dan demokrasi terpimpin. Kedua demokrasi tersebut tidak cocok
diterapkan di Indonesia yang bernapaskan kekeluargaan dan gotong-royong.
Sejak lahirnya Orde Baru di Indonesia, diberlakukan demokrasi Pancasila
sampai saat ini. Meskipun demokrasi ini tidak bertentangan dengan prinsip demokrasi
konstitusional, namun praktik demorasi yang dijalankan pada masa orde baru masih
terdapat berbagai penyimpangan yang tidak sejalan dengan ciri dan prinsip demokrasi
Pancasila, diantaranya:
1) Penyelenggaraan pemilu tidak jujur dan adil
2) Pengekangan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
3) Kekuasaan kehakiman (yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim adalah
anggota PNS Departemen Kehakiman.
4) Kurangnya jaminan kebebasa mengemukakan pendapat.
5) Sistem kepartaian yang tidak otonom dan berat sebelah
6) Maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

xiv
7) Menteri-menteri dan Gubernur di angkat menjadi anggota MPR

4. Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Reformasi

Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap demokrasi
Pancasila. Namun, perbadaannya terletak pada aturan pelaksanaannya. Berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan praktik pelaksaan demokrasi, terdapat beberapa
perubahan pelaksanaan demokrasi Pancasila dari masa orde baru pelaksanaan
demokrasi pada masa orde reformasi sekarang ini yaitu:
1) Pemilihan umum lebih demokratis
2) Partai polittik lebih mandiri
3) Lembaga demokrasi lebih berfungsi
4) Konsep trias politika (3 Pilar Kekuasaan Negara) masing-masing bersifat
otonompenuh
Adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan yang dibuat
berdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan ketertiban akan lebih mudah
diwujudkan. Tata cara pelaksanaan demokrasi Pancasila dilandaskan atas mekanisme
konstitusional karena penyelenggaraan pemerintah Negara Republik Indonesia
berdasarkan konstitusi. Demokrasi Pancasila hanya akan dilaksanakan dengan baik
apabila nilai-nilai yang terkandung didalamnya dapat dipahami dan dihayati sebagai
nilai-nilai budaya politik yang mempengaruhi sikap hidup politik pendukungnya.
Pelaksanaan demokrasi Pancasila harus disertai dengan pebangunan bangsa secara
keseluruhan karena pembangunan adalah proses perubahan kea rah kemajuan dan
proses pendidikan bangsa untuk meningkatkan mutu kehidupan bangsa.
Belajar dari pengalaman pada masa Orde Baru, dalam era orde Reformasi ini
perlu penataan ulang dan penegasan kembali arah dan tujuan Demokrasi Pancasila,
menciptkan sarana dan prasarana, membuat dan menata kembali program-program
pembangunan ditengah-tengah berbagai persoalan sekarang ini, dan bagaiman
program-program itu dapat menggerakkan partisipasi seluruh rakyat.

xv
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena
kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal
dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti
dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah
berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di
banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti kekuasaan, sehingga dapat diartikan sebagai kekuasaan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat.
Penerapan demokrasi di berbagai Negara di dunia memiliki ciri khas dan
spesifikasi masing-masing, lazimnya sangat dipengaruhi oleh ciri khas masyarakat
sebagai rakyat dalam suatu negara. Indonesia sendiri menganut demokrasi pancasila
di mana demokrasi itu dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila
sehingga tidak dapat diselewengkan begitu saja.
Implementasi demokrasi pancasila terlihat pada pesta demokrasi yang
diselenggarakan tiap lima tahun sekali. Dengan diadakannya Pemilihan Umum baik
legislatif maupun presiden dan wakil presiden terutama di era reformasi ini, aspirasi
rakyat dan hak-hak politik rakyat dapat disalurkan secara langsung dan benar serta
kedaulatan rakyat yang selama ini hanya ada dalam angan-angan akhirnya dapat
terwujud.
Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi belum
membudaya. Kita memang telah menganut demokrsai dan bahkan telah di praktekan
baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan bebangsa dan bernegara.
Akan tetapi, kita belum membudanyakannya.

3.2 Saran

Membudaya berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging.


Mengatakan “Demokrasi telah menjadi budaya” berarti penghayatan nilai-nilai
demokrasi telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging di antara warga negara.

xvi
Dengan kata lain, demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan
dari kehidupanya. Seluruh kehidupanya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.
Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar betapa
sering warga negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar nilai-nilai demokrasi.
Orang-orang kurang menghargai kebabasan orang lain, kurang menghargai
perbedaan, supremasi hukum kurang ditegakan, kesamaan kurang di praktekan,
partisipasi warga negara atau orang perorang baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam kehidupan pilitik belum maksimal, musyawarah kurang dipakai
sebagai cara untuk merencanakan suatu program atau mengatasi suatu masalah
bersama, dan seterusnya. Bahkan dalam keluarga dan masyarakat kita sendiri, nilai-
nilai demokrasi itu kurang di praktekan. Jadi sebagai masyarakat indonesia marilah
kita menanamkan nilai-nilai demokrasi dan tidak melanggarnya.

xvii
DAFTAR PUSTAKA
Bulan, N. (n.d.). Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia. Demokrasi Indonesia, 8-12.

DwiSulisworo, T. D. (2012). Demokrasi. Demokrasi, 2-37.

Gunawan, Markus. 2008. Buku pintar calon anggota dan anggota legislatif, DPR, DPRD dan
DPD. Tangerang: Visimedia.
Rumenta Aprina Situmorang, S. K. (2015). Demokrasi. Jurnal Demokrasi, 2-6.
S, C. (2018, November Selasa). Retrieved from Kompassiana:
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/clifftons1291/5bf36bc06
77ffb 74f552b678/hubungan-demokrasi
Zakky. (2019, Juni 24). Prinsip-Prinsip Demokrasi di Indonesia Secara Umum dan Universal.
Zona Referensi

xviii

Anda mungkin juga menyukai