Makalah Demokrasi Kelompok (4) Kewarganegaraan
Makalah Demokrasi Kelompok (4) Kewarganegaraan
“DEMOKRASI DI INDONESIA”
DISUSUN OLEH :
A021191125 HARMINA
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah swt. atas segala nikmat yang telah diberikanNya. Karena
berkat segala nikmat yang diberikan kami dapat menyusun makalah ini dengan baik, dan
selesai tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Demokrasi di Indonesia” tidak lepas dari peran orang tua,
dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dan para rekan-rekan
seperjuangan, yang turut serta membantu kelancaran kami dalam membuat makalah ini. Oleh
karena itu kami pemakalah mengucapkan banyak terima kasih.
Kami menyadari bahwasanya di dalam makalah ini masih terdapat beberapa
kekurangan, agar sekiranya pembaca bisa memberikan saran serta kritik yang membangun,
agar kedepan kami bisa membuat makalah jauh lebih baik lagi.
Semoga dengan dibuatnya makalah ini bisa bermanfaat bagi kami dan juga para
pembaca sekalian.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................4
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................14
3.2 SARAN............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan demokrasi?
2. Bagaimana sejarah demokrasi?
3. Bagaimana ciri-ciri demokrasi?
4. Bagaimana jenis-jenis demokrasi?
5. Bagaimana prinsip demokrasi?
6. Bagaimana demokrasi di indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian demokrasi
2. Untuk mengetahui sejarah demokrasi
3. Untuk mengetahui ciri-ciri demokrasi
4. Untuk mengetahui jenis-jenis demokrasi
5. Untuk mengetahui prinsip demokrasi
6. Untuk mengetahui pelaksanaan demokrasi di Indonesia
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
Makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara
mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-
masalah mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan.
Negara, karena kebijakan Negara tersebut akan menentukan kehidupan rakyat.
Dengan demikian Negara yang menganut sistem demokrasi adalah Negara yang
diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat. Dari sudut organisasi,
demokrasi berarti pengorganisasian Negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau
atas persetujuan rakyat karena kedaulatan ditangan rakyat.
Kesimpulan-kesimpulan dari beberapa pendapat diatas adalah bahwa hakikat
demokrasi sebagai suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan
memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik dalam
penyelenggaraan berada di tangan rakyat mengandung pengertian tiga hal, yaitu:
a. Pemerintahan dari rakyat (government of the people) Mengandung pengertian yang
berhubungan dengan pemerintah yang sah dan diakui (ligimate government) dimata
rakyat. Sebaliknya ada pemerintahan yang tidak sah dan tidak diakui (unligimate
government). Pemerintahan yang diakui adalah pemerintahan yang mendapat
pengakuan dan dukungan rakyat. Pentingnya legimintasi bagi suatu pemerintahan
adalah pemerintah dapat menjalankan roda birokrasi dan program- programnya.
b. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people) Pemerintahan oleh rakyat
berarti bahwa suatu pemerintahan menjalankan kekuasaan atas nama rakyat bukan
atas dorongan sendiri. Pengawasan yang dilakukan oleh rakyat ( sosial control) dapat
dilakukan secara langsung oleh rakyat maupun tidak langsung ( melalui DPR).
c. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people) Mengandung pengertian
bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah dijalankan untuk
kepentingan rakyat. Pemerintah diharuskan menjamin adanya kebebasan seluas-
luasnya kepada rakyat dalam menyampaikan aspirasinya baik melalui media pers
maupun secara langsung.
2.2 Sejarah Demokrasi
Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena
kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal
dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti
dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah
berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di
banyak negara.
vii
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti kekuasaan, sehingga dapat diartikan sebagai kekuasaan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang
ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai
indikator perkembangan politik suatu negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan
dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan
kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk
diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif)
yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan
beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran
terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya
kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji
dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan
membawa kebaikan untuk rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable),
tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap
lembaga negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara
teori) membatasi kekuasaan lembaga negara tersebut.
1. Warga negara ikut terlibat dalam pengambilan keputusan politik, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
2. Terdapat pengakuan, penghargaan dan perlindungan terhadap hak asasi rakyat.
3. Terdapat lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman independen sebagai bagian
dari alat penegakan hukum.
viii
4. Persamaan hak bagi seluruh rakyat di segala bidang (pendidikan, kesehatan dan lain
sebagainya).
5. Terdapat kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
6. Pers yang bebas dalam menyampaikan informasi dan juga mengontrol perilaku
kebijakan pemerintah.
7. Terselenggaranya pemilihan umum yang bebas, adil, jujur dalam menentukan pilihan
pemimpin dan pemerintahan serta anggota perwakilan rakyat.
8. Terdapat pengakuan dari perbedaan keragaman suku, agama, budaya, bahasa dan lain
sebagainya.
Selain ciri – ciri demokrasi di atas, terdapat ciri lain dari negara demokrasi
yaitu:
1. Ciri Konstitusional: Berkaitan dengan kehendak, kekuasaan atau kepentingan rakyat
yang tercantum pada di dalam konstitusi atau undang – undang yang berlaku.
2. Ciri Perwakilan: Berkaitan dengan kedaulatan rakyat dan diwakilkan oleh sejumlah
orang yang dipilih oleh rakyat sendiri.
3. Ciri Pemilihan umum: Kegiatan politik dalam memilih pihak di pemerintahan.
4. Ciri Kepartaian: partai yang digunakan sebagai media dalam pelaksanaan sistem
demokrasi.
5. Ciri Kekuasaan: adanya pembagian kekuasaan serta pemisahan kekuasaan.
6. Ciri Tanggung Jawab: Tanggung jawab yang berasal dari pihak terpilih.
ix
Jenis-jenis demokrasi ditinjau dari hubungan antar-alat kelengkapan Negara:
x
3. Demokrasi Pancasila : Demokrasi Pancasila berlaku di Indonesia yang bersumber
dan tata nilai sosial dan budaya bangsa Indonesia serta berasaskan musyawarah untuk
mufakat dengan mengutamakan keseimbangan kepentingan.
1) Kebebasan
Adalah kekuasaan untk membuat pilihan terhadap beragam pilihan atau
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan bersama atas kehendak sendiri,
tanpa tekanan dar pihak manapun.
2) Persamaan
Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Namun dalam negara
demokrasi perbedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan bahkan harus ditekan agar tidak
menimbulkan konflik.
3) Solidaritas
Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena dengan adanya
sifat solidaritas ini, walaupun ada perbedaan pandangan bahkan kepentingan tiap-tiap
masyarakat maka akan senantiasa selalu terikat karena adanya tujuan bersama.
4) Toleransi
Adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya bersifat menenggang
(menghargai, memberikan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan,
xi
kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang bertentangan atau berbeda
dengan pendirian sendiri.
5) Menghormati kejujran
Kejujuran berarti kesediaan atau keterbukaan untuk menyatakan suatu
kebenaran. Kejujuran menjadi hal yang sangat penting bagi semua pihak.
6) Menghormati penalaran
Penalaran adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki pandangan tertentu,
membela tindakan tertentu, dan menuntut hal serupa dari orang lain. Penalaran ini
sangat diperlukan bagi terbangunnya solidaritas antarwarga masyarakat demokratis.
b. Prinsip – prinsip demokrasi yang bersifat universal
1) Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
2) Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
3) Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh para
warga negara.
4) Pengormatan terhadap supremasi hukum.
Adapun prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law)
antara lain sebagai berikut :
1) Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.
2) Kedudukan yang sama dalam hukum.
3) Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang.
c. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila
1) Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia
2) Keseimbangan antara hak dan dan kewajiban.
3) Kebebasan yang bertanggung jawab.
4) Mewujudkan rasa keadilan sosial.
5) Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
6) Mengutamakan keputusan dengan musyawarah mufakat.
7) Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
xii
2.6 Demokrasi di Indonesia
Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
Dalam perjalanan sejarah bangsa, ada empat macam demokrasi di bidang
politik yang pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia, yaitu:
1. Demokrasi Parlementer
Demokrasi ini dipraktikkan pada masa berlakunya UUD 1945 periode pertama
(1945-1949) kemudian dilanjutkan pada berlakunya Konstitusi Republik Indonesia
Serikat (UUD RIS) 1949 dan UUDS 1950. Demokrasi ini secara yuridis resmi
berakhir pada tanggal 5 Juli 1959 bersamaan dengan pemberlakuan kembali UUD
1945.
Pada masa berlakunya demokrasi parlementer (1945-1959), kehidupan politik
dan pemerintahan tidak stabil, sehingga program dari suatu pemerintahan tidak dapat
dijalankan dengan baik dan berkesinambungan. Timbulnya perbedaan pendapat yang
sangat mendasar diantara partai politik yang ada pada saat itu.
2. Demokrasi Terpimpin
xiii
Berdasarkan pokok pikiran tersebut demokrasi terpimpin tidak bertentangan
dengan Pancasila dan UUD 1945 serta budaya bangsa Indonesia. Namun, alam
praktiknya, konsep-konsep tersebut tidak direalisasikan sebagaimana mestinya,
sehingga sering sekali menyimpang dari nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan budaya
bangsa. Penyebanya adalah selain terletak pada presiden, juga karena kelemahan
legislative sebagai partner dan pengontrol eksekutif serta situasi social politik yang
tidak menentu saat itu.
xiv
7) Menteri-menteri dan Gubernur di angkat menjadi anggota MPR
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap demokrasi
Pancasila. Namun, perbadaannya terletak pada aturan pelaksanaannya. Berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan praktik pelaksaan demokrasi, terdapat beberapa
perubahan pelaksanaan demokrasi Pancasila dari masa orde baru pelaksanaan
demokrasi pada masa orde reformasi sekarang ini yaitu:
1) Pemilihan umum lebih demokratis
2) Partai polittik lebih mandiri
3) Lembaga demokrasi lebih berfungsi
4) Konsep trias politika (3 Pilar Kekuasaan Negara) masing-masing bersifat
otonompenuh
Adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan yang dibuat
berdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan ketertiban akan lebih mudah
diwujudkan. Tata cara pelaksanaan demokrasi Pancasila dilandaskan atas mekanisme
konstitusional karena penyelenggaraan pemerintah Negara Republik Indonesia
berdasarkan konstitusi. Demokrasi Pancasila hanya akan dilaksanakan dengan baik
apabila nilai-nilai yang terkandung didalamnya dapat dipahami dan dihayati sebagai
nilai-nilai budaya politik yang mempengaruhi sikap hidup politik pendukungnya.
Pelaksanaan demokrasi Pancasila harus disertai dengan pebangunan bangsa secara
keseluruhan karena pembangunan adalah proses perubahan kea rah kemajuan dan
proses pendidikan bangsa untuk meningkatkan mutu kehidupan bangsa.
Belajar dari pengalaman pada masa Orde Baru, dalam era orde Reformasi ini
perlu penataan ulang dan penegasan kembali arah dan tujuan Demokrasi Pancasila,
menciptkan sarana dan prasarana, membuat dan menata kembali program-program
pembangunan ditengah-tengah berbagai persoalan sekarang ini, dan bagaiman
program-program itu dapat menggerakkan partisipasi seluruh rakyat.
xv
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena
kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal
dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti
dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah
berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di
banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti kekuasaan, sehingga dapat diartikan sebagai kekuasaan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat.
Penerapan demokrasi di berbagai Negara di dunia memiliki ciri khas dan
spesifikasi masing-masing, lazimnya sangat dipengaruhi oleh ciri khas masyarakat
sebagai rakyat dalam suatu negara. Indonesia sendiri menganut demokrasi pancasila
di mana demokrasi itu dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila
sehingga tidak dapat diselewengkan begitu saja.
Implementasi demokrasi pancasila terlihat pada pesta demokrasi yang
diselenggarakan tiap lima tahun sekali. Dengan diadakannya Pemilihan Umum baik
legislatif maupun presiden dan wakil presiden terutama di era reformasi ini, aspirasi
rakyat dan hak-hak politik rakyat dapat disalurkan secara langsung dan benar serta
kedaulatan rakyat yang selama ini hanya ada dalam angan-angan akhirnya dapat
terwujud.
Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi belum
membudaya. Kita memang telah menganut demokrsai dan bahkan telah di praktekan
baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan bebangsa dan bernegara.
Akan tetapi, kita belum membudanyakannya.
3.2 Saran
xvi
Dengan kata lain, demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan
dari kehidupanya. Seluruh kehidupanya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.
Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar betapa
sering warga negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar nilai-nilai demokrasi.
Orang-orang kurang menghargai kebabasan orang lain, kurang menghargai
perbedaan, supremasi hukum kurang ditegakan, kesamaan kurang di praktekan,
partisipasi warga negara atau orang perorang baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam kehidupan pilitik belum maksimal, musyawarah kurang dipakai
sebagai cara untuk merencanakan suatu program atau mengatasi suatu masalah
bersama, dan seterusnya. Bahkan dalam keluarga dan masyarakat kita sendiri, nilai-
nilai demokrasi itu kurang di praktekan. Jadi sebagai masyarakat indonesia marilah
kita menanamkan nilai-nilai demokrasi dan tidak melanggarnya.
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Bulan, N. (n.d.). Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia. Demokrasi Indonesia, 8-12.
Gunawan, Markus. 2008. Buku pintar calon anggota dan anggota legislatif, DPR, DPRD dan
DPD. Tangerang: Visimedia.
Rumenta Aprina Situmorang, S. K. (2015). Demokrasi. Jurnal Demokrasi, 2-6.
S, C. (2018, November Selasa). Retrieved from Kompassiana:
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/clifftons1291/5bf36bc06
77ffb 74f552b678/hubungan-demokrasi
Zakky. (2019, Juni 24). Prinsip-Prinsip Demokrasi di Indonesia Secara Umum dan Universal.
Zona Referensi
xviii