Tugas Maperwa Immaj
Tugas Maperwa Immaj
DISUSUN OLEH:
Sri Ulfa
Rizki Misnawati
Yusril Yusuf
Adinda Pratiwi
Sitti Deapati Puteri
Nurul Izzah
Nurul Fitri Rahmadani
Adriani Usman
Ikhlasiah Amini
ALERTA
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2020
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................................2
D. Manfaat .....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan Tugas evaluasi Maperwa kami yang berjudul “Eksploitasi
Tenaga Kerja di Perusahaan Aice”
Terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami,
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Kami menyadari, bahwa tugas
evaluasi Maperwa yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan,
bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik
lagi. Semoga laporan tugas evaluasi ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Kelompok 5
i
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan pada umumnya tercermin dalam sikap
positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi ataupun ditugaskan
kepadanya di lingkungan kerjanya. Sebaliknya apabila kepuasan kerja tidak tercapai maka
akan berakibat buruk pada perusahaan. Akibat buruk itu berupa kemalasan, kemangkiran,
mogok kerja, pergantian tenaga kerja dan akibat buruk yang merugikan lainnya. Artinya
kepuasan kerja terdiri dari perasaan dan sikap seseorang mengenai pekerjaan tersebut.
Meliputi semua aspek dari suatu pekerjaan tertentu baik dan buruk, positif dan negatif,
dikontribusikan pada pengembangan dari perasaan puas. Masalah yang hendak kita jawab
adalah “Bagaimana eksploitasi tenaga kerja di Perusahaan AICE (PT AFI)?”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1
C. Tujuan
D. Manfaat
i
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Ketenagakerjaan
a. Tenaga kerja
b. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung untuk bekerja
pada suatu instansi. Kesempatan kerja ini akan menampung semua tenaga kerja
yang tersedia apabila lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau seimbang
dengan banyaknya tenaga kerja yang tersedia. Kebutuhan tenga kerja sangat
penting dalam masyarakat karena merupakan salah satu faktor potensial untuk
pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Tenaga kerja menjadi sangat penting
peranannya dalam 19 pertumbuhan ekonomi dan pembangunan karena dapat
meningkatkan output dalam perekonomian berupa produk domestik regional
bruto (PDRB). Karena pertumbuhan penduduk semakin besar, maka semakin
besar juga angkatan kerja yang akan mengisi produksi sebagai input. Tenaga
kerja merupakan faktor yang terpenting dalam proses produksi. Sebagai sarana
i
produksi, tenaga kerja lebih penting dari pada sarana produksi yang lain seperti
bahan mentah, tanah, air, dan sebagainya
Penyediaan tenaga kerja adalah jumlah penduduk yang sedang dan siap untuk
bekerja dan pengertian kualitas usaha kerja yang diberikan. Secara umum,
penyediaan tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah
penduduk, tenaga kerja, jam kerja, pendidikan, produktivitas, dan lain-lain.
Sehubungan dengan tenaga kerja, permintaan adalah hubungan antara tingkat
upah, (yang ditilik dari perspektif seorang majikan adalah harga tenaga kerja) dan
kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki oleh majikan untuk dipekerjakan dalam
hal ini dapat dikatakan dibeli. Secara khusus, suatu permintaan jumlah
maksimum tenaga kerja yang seorang pengusaha bersedia untuk
memperkerjakannya pada setiap kemungkinan. Tingkat upah dalam jangka waktu
tertentu.
i
B. Kondisi Ketenagakerjaan pada Perusahaan PT.AFI ?
Pada 2 November 2017, para buruh es krim Aice, PT. Alpen Food Industry
meakukan aksi mogok kerja. Dilansir dari tribunnews.com, sebanyak 664 buruh PT.
Alpen Food Industry melakukan aksi mogok kerja. Menurut siaran pers Serikat Buruh
Demokratik Kerakyatan (SEDAR) yang diunggah oleh akun twitter
@pembebasanbdg, Rabu (1/11/2017), para buruh PT. Alpen Food
Industry melakukan mogok kerja selama 15hari pada 2-16 November 2017.
Beberapa fakta yang menggambarkan keadaan buruh Aice tertulis pada siaran
pers yang dikeluarkan oleh Serikat Buruh Demokratik Kerakyatan (SEDAR) Buruh
Aice yang berstatus kontrak hanya menerima upah sesuai jumlah kehadiran. Upah
pokok buruh sebesar Rp 3,5 juta akan dipotong jika buruh tidak masuk dengan alasan
apapun termasuk sakit dan gaji akan dihitung sesuai dengan hari kerja. Buruh
dipekerjakan dengan kontrak berkepanjangan, antara 4-8 kali perpanjangan kontrak.
Pihak Aice juga dianggap menyalahi aturan karena mempekerjakan buruh untuk
bagian produksi dari penyedia jasa tenaga kerja atau outsourcing (Putri, 2017).
i
Berdasarkan kasus aksi mogok kerja yang dilakukan oleh buruh produsen es krim
Aice, dikutip dari tribunnews.com PT. Alpen Food Industry, pihak Humas PT. Alpen
Food Industry melakukan mengeluarkan rilis yang menyatakan beberapa poin penting
terkait PT. Alpen Food Industry, di antaranya: perusahaan melakukan kegiatan
produksi di lingkungan perusahaan sesuai standar operasional yang berlaku.
Kemudian, perusahan juga mengklaim pihaknya memberikan jaminan keselamatan
kerja bagi para karyawannya dan telah memenuhi semua standar keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan sesuai peraturan yang berlaku. Selain itu, perusahaan
juga telah memutus kerja sama dengan PT Mandiri PutraBangsa selaku vendor
rekrutmen karyawan dan akan membantu proses pengembalian ijazah para pegawai.
PT. Alpen Food Industry juga berkomitmen untuk mengikuti peraturan perundang-
undangan terkait penetapan status karyawan (Waskita, 2017). Hal tersebut dilakukan
sebagai bentuk jawaban dari tuntutan buruh yang melakukan aksi mogok kerja.
Terkait dengan hal ini, sebenarnya PT AFI telah melakukan perundingan dengan
para buruh serta sepakat untuk memenuhi tuntutan, namun pada kenyataannya
manajemen PT.AFI ingkar janji hingga terjadi aksi mogok kerja yang kedua pada 21
februari 2020. Adapun yang menjadi permasalahan dalam stelah perundingan yaitu:
i
13/2003.dalam hal ini perusahaan memiliki tim medis yang bertugas di dalam
operasional. Mereka secara rutin memberikan cek medis secara berkala
termasuk bagi rekan pekerja yang sedang mengandung untuk tidak melakukan
pekerjaan berat terutama saat shift malam.Tetapi pada faktanya, dalam
pendataan serikat pekerja, telah terjadi 20 kasus kematian bayi maupun keguguran
total 359 buruh perempuan sejak tahun2019.hal ini terjadi sebab dokter dari
perusahaan seringkali memiliki diagnosa sendiri dan para pekerja tidak dapat
mengambil second opinion dari dokter atau klinik lain sehingga buruh tidak
mendapatkan layanan kesehatan secara demokratis karena satu-satunya dokter yang
bisa memberikan izin sakit hanya dokter perusahaan saja.
Kemudian, sekitar tahun 1996 sampai 1997 terjadi krisis moneter pada
Negara-negara asia yang tentunya juga memengaruhi eknomi nasional Indonesia
i
membuka kesempatan untuk masuknya paham neoliberalisme ini.
Sebelumnya, UU No. 7 Tahun 1994 tentang ratifikasi Indonesia terhadap WTO dan
GATS sudah lebih dulu mengawali masuknya Neoliberalisme di Negara kita.
Kemudian disusul UU No. 9 tahun 1996 dimana keanggotaan Indonesia kembali
dalam IMF. Pritavatisasi, deregulasi, dan debirokratisasi pada tahuh 1997
mengadakan pemaksaan secara cepat untuk meliberalkan 12 sektor jasa.
Parahnya lagi, karena terbukanya pasal modal membuat banyak investor asing
masuk, dan malah lebih menguasai pasar yang ada di Indonesia. Bukan hanya itu, kita
yang harusnya menguasai pasar justru sebagaian besar hanya menjadi seorang buruh,
yang pendapatannya tentu tidak sebanding dengan apa yang pemilik modal dapatkan.
Dan karena pemilik modal adalah dari luar Negara atau asing, maka tentu secara
perhitungan itu bukanlah pendapatan yang masuk dalam pendapatan Negara
Indonesia, karena mereka bukan penduduk Indonesia. Aice merupakan perusahaan
luar negeri yang tentunya mempekerjakan orang Indonesia di dalamnya, yang polanya
sesuai dengan yang dijelaskan sebelumnya. Dimana terjadi eksploitasi dan bisa
dibilang pemilik dari Aice ini mengambil pendapatan yang harusnya dimiliki oleh
bangsa kita dengan nilai yang lebih baik, sehingga kesejahteraan bisa lebih merata.
i
C. Bentuk Perlindungan Hukum bagi Tenaga Kerja
1. Hak Karyawan Atas Jaminan Sosial dan K3 (Keselamatan serta Kesehatan Kerja)
Sebagai tenaga kerja, kamu berhak mendapatkan jaminan sosial yang berisi
tentang kecelakaan kerja, kematian, hari tua dan pemeliharaan kesehatan.Bila isi
ketentuan perjanjian kerja mengenai hal ini dirasa meragukan, kamu sebagai
tenaga kerja berhak untuk mengajukan keberatan kepada pihak pemberi kerja atau
perusahaan.
Peraturan mengenai hak karyawan atas jaminan sosial ini tertulis dalam UU
Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, UU No. 03 Tahun 1992, UU No. 01 Tahun
1970, Ketetapan Presiden (Keppres) No. 22 Tahun 1993, Peraturan Pemerintah
(PP) No. 14 Tahun 1993, Peraturan Menteri (Permen) No. 4 Tahun 1993, dan No.
1 Tahun 1998.
Upah Minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para
pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam
lingkungan usaha atau kerjanya. Oleh karena pemenuhan kebutuhan yang layak di
setiap provinsi berbeda-beda, maka disebut Upah Minimum Provinsi.
Menurut Permen No. 1 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 1, upah minimum adalah
upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap.
UU No.13 Tahun 2013 Pasal 82 mengatur hak cuti hamil dan melahirkan bagi
perempuan. Pekerja perempuan berhak atas istirahat selama 1,5 bulan sebelum
melahirkan dan 1,5 bulan setelah melahirkan.
i
a. Hak Cuti Keguguran
Pekerja yang mengalami keguguran juga memiliki hak cuti melahirkan selama
1,5 bulan dengan disertai surat keterangan dokter kandungan. Peraturan ini
diatur dalam pasal 82 ayat 2 UU No. 13 Tahun 2003.
Menurut Soepomo, perlindungan tenaga kerja dibagi menjadi 3 (tiga ) macam, yaitu
b.perlindungan teknis, yaitu : perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan
keselamatan kerja.
i
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada 2 November 2017, para buruh es krim Aice, PT. Alpen Food Industry melakukan aksi
mogok kerja. sebanyak 664 buruh PT. Alpen Food Industry melakukan aksi mogok kerja.
Beberapa fakta yang menggambarkan keadaan buruh Aice tertulis pada siaran pers yang
dikeluarkan oleh Serikat Buruh Demokratik Kerakyatan (SEDAR) Buruh Aice yang berstatus
kontrak hanya menerima upah sesuai jumlah kehadiran. Upah pokok buruh sebesar Rp 3,5
juta akan dipotong jika buruh tidak masuk dengan alasan apapun termasuk sakit dan gaji akan
dihitung sesuai dengan hari kerja.PT. AFI mengingkari janji mereka setelah melakukan
perundingan maka aksi mogok kerja yang kedua dilakukan pada 21 februari 2020. Adapun
yang menjadi permasalahan dalam setelah perundingan yaitu:
Bonus para pekerja , tuduhan eksploitasi wanita hamil, klaim mogok kerja tidak sah
B. Saran
1. Dapat memahami kondisi tenaga kerja agar tidak terjadi demo mogok kerja
2. Perusahaan harus menepati janjinya
3. Pemberian incentive dan motivasi kepada karyawan untuk dapat meningkatkan
kinerja karyawan
4. Perusahan dapat memberikan pelatihan berupa training untuk meningkatkan mutu
pelayanan karyawan
i
DAFTAR PUSTAKA
Satuti, winaring suryo, 2019, kenali hak dan kewajiban karyawan dalam undang-
undang ketenagakerjaan,https://jojonomic.com (diakses 5 maret 2020, 15.30)