Anda di halaman 1dari 17

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Komunikasi merupakan kebutuhan pokok dari hidup manusia. Tanpa komunikasi,


manusia hanya akan menjadi mahkluk yang statis dan hanya berdiam diri tanpa melakukan suatu
perkembangan yang berarti. Komunikasi selain kebutuhan juga merupakan salah satu syarat
terjalinnya hubungan antarmanusia. Karena manusia sebagai makhluk homo socius mempunyai
kecenderungan untuk senantiasa berinteraksi dengan sesamanya, bahkan dengan makhluk yang
lain.

Sebagai makhluk sosial, manusia tak akan lepas dari kebutuhan untuk berkomunikasi,
terutama dalam hal pemenuhan informasi. Keberhasilan proses komunikasi juga tergantung pada
teknik penyampaian pesan dan pemilihan jenis informasi yang akan disampaikan. Komunikasi
sangat penting guna membangun konsep diri, aktualisasi diri, memperoleh kebahagiaan, serta
memupuk hubungan. Sebagai salah satu bentuk aktualisasi dalam berkomunikasi setiap manusia
selalu mempunyai ide, kreasi dan imajinasi dalam benaknya. Dan tentunya mereka mempunyai
cara tersendiri dalam memindahkan rangkaian imajinasi tersebut, termasuk ide, dan
kreatifitasnya.

Komunikasi dalam Islam mempunyai sudut pandang yang berbeda. Karena manusia
sejatinya melakukan komunikasi secara hablum minallah dan hablum minannas. Hablum
minallah yaitu hubungan yang kita jalin dengan Allah SWT. sang pecipta bumi dan isinya.
Komunikasi yang dijalin seperti sholat, membaca ayat suci Al-Quran, zakat, puasa dan ibadah
haji. Sedangkan komunikasi secara hablum minannas merupakan hubungan komunikasi yang
dijalin antar sesama manusia, seperti berbuat baik, menolong sesama, dan bertingkah serta
berkata yang baik.

Kedudukan komunikasi dalam Islam sangat jelas karena tindakan komunikasi tidak hanya
dilakukan secara vertikal yaitu dengan sesama manusia, melainkan juga secara horizontal untuk
melakukan komunikasi dengan Tuhan. Maka salah satu jalan untuk menyeru ke arah
”komunikasi dengan Tuhan” adalah dengan diberlakukan suatu komunikasi dakwah.

Komunikasi dakwah merupakan proses penyampaian pesan dakwah dari komunikator


(da’i) kepada komunikan (mad’u) dimana pesan tersebut berisi mengenai seruan atau ajakan
untuk menuju ke jalan Allah SWT. Pemahaman ini sejalan dengan penjelasan Allah dalam QS.
Ali Imran ayat 104 dan QS. Yusuf ayat 108 : َ ْ ‫د ٌي َّمة ُ َ ُك ِّنم ُن ْكمأ ْت ِ ُح َون َول ْل ْ ُمف ِ َكھُ ُمال َئ ْول ُ ِ َوأ ْ ُم‬
‫َنكر ِال َ َعن َ ْون ْھ َن ِ َوي َ ْمع ُروف ْ ِال َب ُم ُرون ْ َأ ِ َوي ْ َْخير َٮال ِل َإ ُعون‬

Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung. (QS. Ali Imran: 104).

Proses terjalinnya suatu komunikasi dakwah tak lepas dari unsur-unsur komunikasi itu
sendiri yaitu komunikator, komunikan, media, pesan dan feedback. Komunikator, dalam hal ini
seorang da’i, mempunyai beragam cara untuk menyampaikan pesan kepada komunikan. Alat
atau instrumen dakwah yang digunakan pun bermacam-macam, dari mulai melakukan
komunikasi antarpersonal, dengan memberikan bimbingan konseling rohani, melakukan tabligh
atau pengajian dengan melibatkan banyak orang sampai dengan media massa, baik itu media
cetak, elektronik maupun internet.

Media massa mempunyai kekuatan dan peranan yang penting dalam membentuk dan
mempersuasif pola pikir masyarakat. Seperti diungkapkan Alex Sobur, media dipakai sebagai
suatu alat untuk menyampaikan berita, penilaian atau gambaran umum tentang banyak hal, ia
mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang dapat membentuk opini publik.

Lagu dahulu digunakan untuk menyampaikan ekspresi seni dari pengarangnya. Namun,
seiring dengan berkembangnya zaman, sekarang ini lagu juga banyak digunakan sebagai ajang
promosi dan juga sebagai media dakwah Islam. Menurut pedangdut kawakan, H. Rhoma Irama,
musik tidak hanya dijadikan sebagai sarana hura-hura, sebagaimana yang dikemukakan oleh Rod
Steward bahwa musik adalah sahabat setan, bagi beliau musik adalah sahabat agama.3 Begitu
pula di ranah musik pop tanah air. Band-band kenamaan, seperti UNGU, WALI, GIGI, dsb telah
mengangkat hal tersebut menjadi musik yang juga dikonsumsi oleh anak muda. Jadi lagu religi
telah keluar dari paradigma lama karena dikemas dengan musik masa kini, selain itu bahasa yang
digunakan pun terbilang ringan karena sasarannya sendiri adalah kalangan muda-mudi.

Begitu pula dengan para da’i. Penyampaian dakwah Islam tidak melulu dengan melalui
pengajian yang digelar dengan mengundang masyarakat banyak, karena saat ini banyak cara
yang dipakai para da’i untuk melakukan syiar Islam. Salah satunya adalah melalui syair lagu.
PEMBAHASAN

Komunikasi

Istilah Komunikasi dalam bahasa inggris communication berasal dari bahasa latin
communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Sama disini
maksudnya sama makna. Diasumsikan, jika ada dua orang yang terlihat dalam komunikasi,
misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada
kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang digunakan dalam
percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain perkataan,
mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas
percakapan yang dibawa oleh kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-
duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahasa yang
dipercakapkan.

Aktivitas Komunikasi, harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang
terlibat. Karena kegiatan komunikasi tidak hanya informative, yakni agar orang lain mengerti
dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima satu paham keyakinan,
melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain. Komunikasi pada dasarnya bersifat
instrumental dan persuasif, kita berkomunikasi untuk mengajak baik itu orang lain dan
sebenarnya bisa juga berkomunikasi dengan diri sendiri. Ketika kita ingin melakukan suatu hal
yang menjadi dilemma bagi kita, kita akan berusaha mempertimbangkan apa tindakan yang akan
dilakukan, hal terebut juga disebut sebuah komunikasi.

Sedangkan istilah komunikasi dalam bahasa Arab disebut dengan tawashul. Kata
Tawashul asal katanya adalah “washala” yang artinya“sampai”. Dengan demikian, arti kata
tawashul merupakan proses pertukaran informasi oleh dua pihak sehingga pesan yang
disampaikan bisa dipahami oleh keduanya bagi komunikator. Istilah lain dalam bahasa Arab
adalah ittishal yang menekankan pada makna ketersambungan pesan. Pada ittishal, kalau pesan
yang dikirimkan tersampaikan dan bersambung pada komunikan/komunikate, maka itulah yang
disebut komunikasi dan tidak perlu terjadi feedback atau umpan balik.
Potensi Komunikasi Dalam Al-Quran

Komunikasi adalah sesuatu yang urgent dalam kehidupan umat manusia. Karenanya,
kedudukan komunikasi dalam Islam sangat terlihat jelas terutama melihat hakikat manusia yang
melakukan komunikasi secara dua arah, yakni horizontal dan vertikal. Horizontal dengan sesama
manusia dan vertikal dengan Allah SWT.

Di dalam Al-Quran terdapat banyak sekali ayat yang menggambarkan tentang proses
komunikasi. Salah satunya adalah dialog yang terjadi pertama kali antara Allah SWT., malaikat,
dan manusia. Dari situ bisa kita lihat salah satu potensi manusia yang dianugerahkan Allah SWT.
Seperti yang ada dalam QS Al-Baqarah ayat 31-33 :

َ َ ‫ق ِأ ِي ب ُون ِئ َنب َ َ ال أ َق ِ َ ِكة ف َئ َمال ْ َى ال َّم َع َر َضھُ ْم َعل ُ َا ث َّھ َ ْس َم َآء‬: ‫عالى ُ ت َ َ ال هللا َ ْس َم ِآء‬
َ ‫{ھ ْ َعل َ َ نت ال َّ َك أ ِن َا إ َن ْمت َّ َّ َما َعل ِال َآ إ َن َ ل ْم َ ِعل‬31 { ‫ُكل َ األ َ َء َادم َّم َو َعل ِ َ ين ُم َص ِادق ِن ُكنت َ ُؤ ِآلء إ ِ ُيم‬
‫ {ك ُيم ال ِن َّ ُ ْكم إ ُل ل َق َ ْم أ ل َ َ َ ال أ ِ ِ ْھم ق َ ْس َمآئ ِأ ُ ْم ب َھ َأ َنب َ َّم‚‚آ أ َل ِ ِ ْھم ف َ ْس‬32ِ{ ‫َك ال ُوا ُسْب َحان َال ق ْ َح ِّي‬
ُ ‫َمآئ ِأ ْھُم ب ِئ َنب َ َآء َادُم أ َ َ ال ي ق ُْب ُد َون َو َما َ ُم َما ت َ ْعل َ ْر ِض َوأ َ ُم َ ْغي َب َّ الس َم َاو ِ ات َواأل ُ ُم أ َون َ ْع‚‚ل َ ْكت‬
33ُ{ ‫{ ْم ت‬

Artinya : ”Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama benda seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada malaikat lalu berfirman: ’Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda
itu jika kamu orang-orang yang benar!’ Mereka menjawab: ’Mahasuci Engkau, tidak ada yang
Engkau ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami.’ ’Sesungguhnya Engkaulah
yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.’ Allah berfirman: ’Hai Adam, beritahukanlah nama-
nama benda itu.’ Allah berfirman: ’Bukankah sudah Kukatakan kepadamu bahwa sesungguhnya
Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan yang
kamu sembunyikan”

Ayat di atas menginformasikan bahwa sesungguhnya manusia dianugerahi Allah potensi


untuk mengetahui nama atau fungsi dan karakteristik benda-benda di sekitarnya. Salah satu
keistimewaan manusia adalah kemampuannya mengekspresikan apa yang terlintas dalam
benaknya serta kemampuannya menangkap bahasa sehingga menghantarkan manusia untuk
mengetahui sesuatu. Sehingga ayat di atas sekaligus menguatkan bahwa komunikasi merupakan
suatu proses untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta mengenali benda-benda di
sekitar kita.

Fungsi-Fungsi Komunikasi Islam

1. Fungsi Informasi
Informasi adalah kehidupan, karena sejak lahir seluruhperangkat untuk menyerap
inforamsi seperti mata, telinga dan hati sebgai perangkat utama kehidupan sudah terpasang
dan siap difungsikan. Selain alat penangkap informasi, Allah juga sudah menyiapkan
perangkat untuk menyampaikan kembali informasi yang telah ditangkap kepada orang lain.
Alat itu adalah lidah, dua bibir dan segala hal yang terkait.
Prinsip dasar agama Islam dalam menyebarkan informasi adalah penutup rapat informasi
yang tidak baik yang terkait dengan orang lain, terutama yang terkait dengan masalh pribadi.
Islam melarang namimah atau mengungkapkan kejelekan orang lain, dan mengategorikan
perbuatan ini sebagai salah satu dosa besar. Islam melarang orang yang bermimpi jahat untuk
menyampaikan isi mimpinya kepada orang lain. Bahakan orang yang bangga menyampaikan
informasi tentang kejahatan yang dia lakukan termasuk orang yang tidak diampuni dosanya
oleh Allah.
Pandangan Islam menyebutkan informasi adalah pintu awal seseorang memiliki karakter
tertentu, baik atau buruk. Ibnu Qayyim mengatakan bahwa karaktertidak terbentuk otomatis,
tetapi melalui tahapan-tahapan. Pembentua karakter dimulai dengan langkah mengumpulkan
informasi tentang makna pesan, lalu terbentuk persepsi, lalu muncul keinginan dan akhirnya
melahirkan perbuatan. Perbuatan yang dilalukan secara berulang akan melahirkan karakter.
Baik tidaknya suatu karakter tergantung dari input informasi yang masuk.
Mengingat pentingnya infomasi dalam kehidupan manusia, maka Islam melarang keras
sumatnya utuk berdusta, karena dusta akan menciptakan rusaknya persepsi seseorang
terhadap orang lain atau terhadap sesuatu dan menyeret pelakunya untuk masuk neraka.
Informasi saat ini menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat. Informasi
bisa saja dikatakan sebagai kebutuhan yang tidak lagi terpisahkan dari kehidupan
masyarakat. Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, informasi sangat
mudah diperoleh oleh masyarakat. Baik secara lisan maupun melalui media massa terutama
media online yang memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi tanpa mengenal
tempat dan waktu. Yang jelas, selalu didukung oleh perangkat teknologi informasi.

2. Fungsi Meyakinkan
Fungsi meyakinkan artinya membuat ide, pendapat dan gagasan yang kita miliki
bisa diterima oleh orang lain dengan senang hati dan tidak terpaksa. Bahkan bukan
sekedar menerima dengan sukarela, mereka yang merasa mantap dengan penjelasan
tersebut bisa menjadi pendukung ide itu.
Fungsi meyakinkan dalam komunikasi Islam bisa dicapai di antaranya dengan
metode hiwar (dialog) dan jidal (debat). Hiwar dilakukan dengan suasana santai, saling
mengemukakan pendapat dengan tenang, mungkin didalamnya juga terjadi tarik ulur dan
akhirnya berujung kepada suatu kesepakatan mendukung ide bersama atau salah satu ide
yang lebih baik. Adapun jidal biasanya lebih seru, kadang-kadang sampai panas dan
masing-masing pada ngotot dengan pendapatnya. Orang yang menyampaikan ide
cemerlang dengan alasan-alasan dan logika yang kuat biasanya menjadi pemenang dan
idenya akan dijadikan rujukan
3. Fungsi Mengingatkan
Lupa adalah sifat yang tidak bisa berpisah dari manusia. Sifat ini sudah ada sejak
adanya manusia pertama, Adam as. Ibnu Mandzur dalam Lisan al-Arab mengatakan
bahwa di antara rahasia penamaan manusia dengan istilah insan karena manusia memiliki
sifat pelupa. Pendapat Ibnu Mandzur itu disandarkan kepada pemahaman Ibnu Abbas
tentang QS. Thaha: 115 yang mengisahkan tentang sebab Adam melanggar perintah
Allah untuk tidak memakan buah pohon al-Khuldi ternyata memakan buah tersebut
dikarenakan lupa. Lupa didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengingat kembali suatu
hal yang diperlukan pada saat yang di inginkan. Ada banyak faktor yang menjadi
penyebab lupa dan kita memerlukan metode untuk mencegah agar kita tidak mudah lupa
atau untuk memperkuat ingatan.
Di antara masalah yang paling banyak dilupakan dan dilalaikan oleh manusia
adalah masalah agama. Itulah sebabnya kenapa Islam memerintahkan kepada
penganutnya untuk mengulang-ulang suatu ucapan atau perbuatan, terutama dalam
masalah-masalah krusial. Dakwah agama adalah salah satu cara untuk menginformasikan
kepada manusia agar selalu ingat tentang tujuan hidup dan bagaimana mengisi hidup
sebenarnya. Dan metode komunikasi dalam dakwah yang paling cocok untuk
merealisasikan fungsi mengingatkan adalah metode tadzkir dan indzar.

4. Fungsi Memotivasi
Manusia dalam hidupnya memerlukan charge karena semangat hidup manusia
secara umum tidak stabil. Charge itu disebut dengan motivasi.
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan mtoivasi hidup seseorang menjadi tidak
stabil. Menurut al-Kirmani, penurunan kualitas manusia itu bsa disebabkan oleh tiga
faktor, yaitu : jiwa, fisik dan eksternal. Adapun jiwa tergantung dari kekuatan yang
dimiliki manusia yaitu kekuatan akal, kekuatan marah, dan kekuatan syahwat. Hamm
(galau dengan masa depan) dan Hazn (sedih dengan masa lalu) adalah dua penyakit yang
menyerang akal. Jubn (pengecut) adalah penyakit yang menyerang kekuatan marah.
Sedangkan Bukhl (bakhil) adalah penyakit yang menyerang kekuatan syahwat. Adapun
yang melemahkan kekuatan fisik adalah penyakit 'Ajaz (merasa tidak punya potensi) dan
Kasal (malas, padahal mampu). Sedangkan pengaruh eksternal yang membuat manusia
kehilangan potensi adalah lilitan hutang dan berada dibawah tekanan orang lain. Hutang
membuat orang menjadi lemah, dan berada dibawah tekanan orang lain membuat
kehilangan harga diri.
Mengucapkan secara berulang-ulang setiap pagi dan petang tentang halhal yang
hendak kita hindari atu hal-hal yang seharusnya kita lakukan adalah metode komunikasi
antara manusia dengan Tuhannya dan dengan dirinya sendiri untuk membuang penyakit-
penyakit mental yang ada di dalam dirinya yang membuatnya terbelenggu dan
menumbuhkan nilai-nilai positif sehingga dia bisa terbang bebas merealisasikan
mimpinya.
Metode memotivasi diri sendiri adalah metode yang paling ideal. Metode ini
praktis, murah dan mudah, tetapi dahsyat hasilnya. Selain metode memotivasi diri
sendiri, manusia juga bisa termotivasi jika mendapat suntikan motivasi dari orang lain.
Komunikasi adalah salah satu cara untuk menyuntikkan motivasi kepada orang lain.
Metode yang paling cocok untuk menyuntikkan motivasi dalam komunikasi Islam adalah
metode tabligh dan tabsyir.
5. Fungsi Sosialisasi

Manusia dalam hidupnya tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan. Banyak teori yang
menjelaskan tentang teori kebuthan, dan diantara yang paling terkenal adalah teori
Maslow. Dalam bukunya "Motivation and Personality", Maslow memberikan lima
jenjang kebutuhan pokok manusia. Di antara lima jenjang kebutuhan itu, kebutuhan
untuk disayangi oleh orang di sekitarnya ditempatkan oleh Maslow pada urutan ketiga.
Apapun komentar orang tentang teori ini, kebutuhan kita semua untuk bisa diterima dan
dihargai. Tidak mungkin sosialisasi dilahirkan tanpa komunikasi. Dalam alQur'an, fungsi
sosialisasi disebut dengan ta'aruf. Dan di dalam hadis, Rasulullah menyebutnya dengan
mukhalathah. 20 Ta'aruf adalah salah satu metode komunikasi yang efektif. Dengan
ta'aruf, hubungan antar manusia menjadi tersambung. Ta'aruf yang baik akan melahirkan
keinginan untuk saling membantu bahkan sampai ke tingkat saling mengayomi.

6. Fungsi Bimbingan
Di antara fungsi komunikasi adalah untuk membimbing manusia. Tidak semua
kita mampu mebaca kemampuan kita sendiri, dan tidak semua kita mampu
menyelesaikan masalah kita sendiri. Padahal hidup tidak pernah sepi dari masalah.
Disinilah manusia memerlukan orang lain untuk membimbingnya mencari solusi atau
mengarahkannya ke tempat yang tepat. Dalam istilah komunikasi Islam, fungsi
bimbingan ini disebut dengan Irsyad.
Ada empat fokus utama aktivitas komunikasi dalam membimbing seseorang :
pertama, membimbing orang untuk melakukan perbuatan baik dan menangkal mereka
untuk melakukan perbuatan yang negatif; kedua, memperbaiki atau memulihkan kondisi
mereka yang sudah rusak; ketiga, mengarahakan orang untuk menemuukan potensi yang
mereka miliki; dan keempat, mengembangkan potensi manusia agar lebih maksimal.
Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, tetapi berpotensi menjadi rusak karena
dalam diri manusia terdapat sifat fujur. Bimbingan akan berfungsi sebagai pencegahan
jika dilakukan sejak dini sebelum seorang anak terkontaminasi dengan lingkungannya.
Di antara fungsi komunikasi adalah untuk membimbing manusia. Tidak semua
kita mampu mebaca kemampuan kita sendiri, dan tidak semua kita mampu
menyelesaikan masalah kita sendiri. Padahal hidup tidak pernah sepi dari masalah.
Disinilah manusia memerlukan orang lain untuk membimbingnya mencari solusi atau
mengarahkannya ke tempat yang tepat. Dalam istilah komunikasi Islam, fungsi
bimbingan ini disebut dengan Irsyad. Ada empat fokus utama aktivitas komunikasi dalam
membimbing seseorang : pertama, membimbing orang untuk melakukan perbuatan baik
dan menangkal mereka untuk melakukan perbuatan yang negatif; kedua, memperbaiki
atau memulihkan kondisi mereka yang sudah rusak; ketiga, mengarahakan orang untuk
menemuukan potensi yang mereka miliki; dan keempat, mengembangkan potensi
manusia agar lebih maksimal. Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, tetapi berpotensi
menjadi rusak karena dalam diri manusia terdapat sifat fujur. Bimbingan akan berfungsi
sebagai pencegahan jika dilakukan sejak dini sebelum seorang anak terkontaminasi
dengan lingkungannya. menjadi pilihan utama dalam bimbingan karena setiap orang
memiliki permasalahan yang berbeda dengan orang lain. Bimbingan bisa dilakukan
dalam kelompok kecil jika orang-orang yang berkumpul dalam kelompok tersebut adalah
orang-orang yang memiliki permasalahan yang relatif sama.23 Bimbingan bisa dilakukan
dengan melakukan percakapan pribadi, dialog langsung, dan tatap muka dengan orang
yang dibimbing, bisa dilakukan dengan home visit untuk mengetahui kondisi rumah dan
lingkungan yang mempengaruhinya, atau berkunjung ke tempat kerjanya dan melakukan
percakapan individual sekaligus mengamati kerja klien di lingkungannya.
7. Fungsi Kepuasan Spiritual

Manusia terbentuk dari dua unsur, yang keduanya memiliki kebutuhan yang harus
dipenuhi. Tubuh memerlukan makanan, pakaian, tempat tinggal dan segala hal yang
mendukung keselamatannya. Sedangkan kebutuhan ruh adalah berkomunikasi dengan
Allah, Sang Pencipta. Ketika ruh bersambung dengan Sang Penciptanya, hati menjadi
tenang. Al-Qur'an menyatakan bahwa sumber ketenangan hati adalah dzikir. Di antara
metode memuaskan spiritual adalah dengan memberikan mau'idzah dan nasihat kepada
mereka.

8. Fungsi Hiburan
Dalam hidup ini, kita hanya akan berhadapan dengan dua kemungkinan, yaitu
bahaga atau sedih. Tidak ada orang yang seumur hidupnya hanya merasakan
kebahagiaan. Suatu saat dia akan mengalami masa-masa berat dalam hidupnya. Tetapi
tidak ada juga orang semasa hidupnya hanya merasakan penderitaan, pasti ada waktu-
waktu dia bisa tertawa dan mengalami masa-masa bahagia. Ketika mendapatkan
kebahagiaan, Islam mengajarkan kepada penganutnya agar mengucapkan syukur atas
nikmat yang telah didapat. Dan kepada saudranya yag mengetahui temannya
mendapatkan nikmat dianjurkan untuk menambah rasa bahagia saudaranya dengan
mencupkan selamat kepadanya.
Selain rasa bahagia, kadang-kadang kita juga diselimuti oleh rasa takut. Takut
kehilangan orang yang dicintai, takut dengan ketidak jelasan masa depan, takut
kehilangan pekerjaan, takut kehilangan harta, dan seterusnya. Semua kita pasti merasa
lelah. Kadang harus berhadapan dengan kesulitan, diuji dengan berbagai kasus, bahkan
tidak jarang harus menderita.
Dalam kondisi seperti itu, hati kita sangat perlu kepada hiburan. Hati yang
terhibur akan membuat rasa takut menjadi hilang, lelah akan hilang, derita terobati, dan
kondisi kita menjadi segar kembali.

Hubungan Islam dengan Ilmu Komunikasi

Al-Qur’an menyebut komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia. Untuk mengetahui
bagaimana manusia seharusya berkomunikasi. Al-Qur’an memberikan kata kunci (keyconcept)
yag berhubungan dengan hal itu. Al-Syaukani, misalnya mengartikan kata kunci al-bayan
sebagai kemampuan berkomunikasi. Selain itu, kata kunci yang dipergunakan Al- Qur’an untuk
komunikasi ialah al-qaul. Dari al-qaul ini, Jalaluddin Rakhmat menguraikan prinsip, qaulan
sadidan yakni kemampuan berkata benar atau berkomunikasi dengan baik.

Dengan komunikasi, manusia mengekspresikan dirinya, membentuk jaringan interaksi


sosial, dan mengembangkan kepribadiannya. Para pakar komunikasi sepakat dengan para
psikolog bahwa kegagalan komunikasi berakibat fatal baik secara individual maupun sosial.
Secara individual, kegagalan komunikasi menimbulkan frustasi; demoralisasi, alienasi, dan
penyakit-penyakit jiwa lainnya.
Secara sosial, kegagalan komunikasi menghambat saling pengertian, menghambat kerja
sama, menghambat toleransi, dan merintangi pelaksanaan norma-norma sosial Al-Qur’an
menyebut komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia. Dalam QS. Al-Rahman (55) / 1 – 4:
Terjemahnya : (tuhan) yang Maha pemurah, Yang telah mengajarkan Al-Qur'an. Dia
menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara.

Al-Syaukani dalam Tafsir Fath al-Qadir mengartikan al-bayan sebagai kemampuan


berkomunikasi3 . Untuk mengetahui bagaimana orang-orang seharusnya berkomunikasi secara
benar (qaulan sadidan), harus dilacak kata kunci (key-concept) yang dipergunakan Al-Qur’an
untuk komunikasi. Selain al-bayan, kata kunci untuk komunikasi yang banyak disebut dalam Al-
Qur’an adalah “al-qaul” dalam konteks perintah (amr), dapat disimpulkan bahwa ada enam
prinsip komunikasi dalam Al-Qur’an yakni qaulan sadidan (QS. 4: 9: 33: 70), qaulan balighan
(QS. 4:63), qaulan mansyuran (QS. 17:28), qaulan layyinan (QS. 20:44), qaulan kariman (QS.
17:23), dan qaulan marufan (QS. 4:5).

Kata qaulan sadidan disebut dua kali dalam Al-Qur’an, yakni: Pertama Allah menyuruh
manusia menyampaikan qaulan sadidan (perkataan benar) dalam urusan anak yatim dan
keturunan, yakni QS. 4: 9 sebagai berikut

Terjemahnya : Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan Perkataan yang benar.

Kedua, Allah memerintahkan qaulan sesudah takwa, sebagaimana firman Allah dalam
QS. 33/70

Terjemahnya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah
Perkataan yang benar.

Jadi, Allah swt., memerintahkan manusia untuk senantiasa bertakwa yag dibarengi
dengan perkataan yang benar. Nanti Allah akan membalikkan amal-amal kamu, mengampuni
dosa kamu. Siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya niscaya ia akan mencapai
keberuntungan yang besar. Jadi, perkataan yang benar merupakan prinsip komunikasi yang
terkandung dalam Al- Qur'an dan mengandung beberapa makna dari pengertian benar.
Diantaranya kata benar yang sesuai dengan kriteria kebenaran. Ucapan yang benar tentu
ucapan yang sesuai dengan Al-Qur'an, Al sunnah, dan ilmu. Al-Qur’an menyindir dengan keras
orang-orang yang berdiskusi tanpa merujuk pada Al Kitab, petunjuk, dan ilmu. Sebagaimana
Firman Allah QS. 21/20:

Terjemahnya: Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu
pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan.

Al-Qur’an menyatakan bahwa berbicara yang benar, menyampaikan pesan yang benar-
benar adalah prasyarat untuk kebesaran, kebaikan, kemaslahatan dan amal. Apabila ingin sukses
dalam karir, ingin memperbaiki masyarakat, maka kita harus menyebarkan pesan yang benar.
Dengan perkataan lain, masyarakat menjadi rusak apabila isi pesan komunikasi tidak benar,
apabila isi pesan komunikasi tidak benar, apabila orang menyembunyikan kebenaran karena
takut menghadapai establishmen atau rezim yang menegakkan sistemnya di atas penipuan atau
penutupan kebenaran menurut Al-Qur’an tidak akan bertahan lama.

Praktik komunikasi sebagai kebutuhan manusia sehari-hari dalam menyampaikan ide dan
pesannya membutuhkan dasar-dasar ilmu filsafat sebagai induk keilmuan dan juga psikologi
karena terkait dengan kepribadian seseorang (komunikan) yang kita hadapi.
Komunikasi yang berkembang di Eropa karena proses akulturasi budaya ini secara riil telah
dipraktikkan pada zaman Rasulullah baik melalui proses turunnya kalamullah antara Allah
(komunikator utama), Jibril (perantara) dan terakhir Rasulullah (sebagai penerima pesan
pertama) yang akhirnya sebagai komunikator untuk seluruh sahabat sezamannya.
Kemudian, pesan-pesan Rasulullah yang berupa qauli (perkataan), fi’li (perbuatan) dan taqriri
(ketetapan), disampaikan secara orisinil dengan persyaratan ketat dimana seorang perawi sendiri
harus memiliki daya ingat yang kuat serta tidak pernah berdusta untuk dapat dikategorikan
penyampai hadits yang terpercaya.

Pembukuan Al quran dan hadis inilah capaian tertinggi umat Islam yang tetap terjaga
keasliannya, serta babak baru bentuk komunikasi Islam dalam bentuk dakwah baik seruan
langsung, bil haal maupun bil qalam zaman Rasulullah.
Dalam ilmu komunikasi, ada beberapa jenis komunikasi; komunikasi intrapersonal,
interpersonal, komunikasi kelompok yang seluruhnya terdapat dalam Al-Quran juga yang lebih
penting adalah komunikasi transendental. Mari kita simak ayat komunikasi intrapersonal dalam
QS Al-Ghasiyah 17-20 ini, “Maka apakah mereka tidak memerhatikan unta bagaimana dia
diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia
ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?”
Ayat di atas apabila ditinjau dari perspektif psikologi komunikasi termasuk kepada komunikasi
intrapersonal dengan proses berpikir. Berpikir melibatkan semua proses sensasi, persepsi dan
memori. Berpikir dilakukan untuk memahami realitas. Pada surat inilah Allah memerintahkan
manusia untuk memerhatikan dan memikirkan semua ciptaan-Nya.
Kedua, dalam komunikasi interpersonal dapat dicontohkan dari dialog Nabi Ibrahim dan Namrud
dalam Surah Al-Baqarah ayat 258. Ibrahim berkata, "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan
mematikan." Ia (Namrud) berkata, "Aku dapat menghidupkan dan mematikan." Ibrahim berkata,
"Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat." Lalu
terdiamlah orang kafir itu.”

Dalam komunikasi interpersonal ada yang disebut dengan konsep diri yaitu pandangan
tentang diri. Konsep diri memiliki dua komponen, yaitu komponen kognitif dan komponen
afektif.
Komponen kognitif disebut citra diri (self image) dan komponen afektif disebut harga diri (self
esteem). Konsep diri Namrud yang angkuh inilah membawa dirinya kepada kebuntuan pikiran
dan argumentasi karena merasa mampu menyaingi kuasa Allah.
Ketiga, komunikasi kelompok yang salah satunya terdapat dalam QS Al-Mulk, “... apakah belum
pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?”

Terakhir, komunikasi transendental sebagai bentuk kekayaan Alquran, menghadirkan


khazanah baru dalam dunia komunikasi. Komunikasi transendental sendiri banyak
dideskripsikan dalam Alquran berupa doa-doa para Nabi. “Nuh berkata: “Ya Tuhanku,
sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan
anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka, (QS. Nuh: 21).
Alquran sebagai 'hadiah' berharga dari Allah bagi manusia yang disampaikan secara berangsur-
angsur kurang lebih 23 tahun ini telah jelas menyampaikan dasar-dasar komunikasi dalam
beberapa ribuan ayatnya. Penyampaian ini bertujuan agar kita meyakini bahwa kitab suci ini
adalah Mahakarya Ilahi yang setiap kedahsyatan ciptaan-Nya harus senantiasa
direnungi. Wallahu a'lam.

Komunikasi Interpersonal dan Kisah al-Qur’an

Hubungan antar pribadi dapat diartikan sebagai serangkaian interaksi antara dua individu
yang saling kenal satu sama lain. Komunikasi interpersonal merupakan proses pertukaran makna
atau pesan orang-orang yang saling berkomunikasi. Komunikasi interpersonal yang berlangsung
antara dua orang atau lebih mempunyai beberapa bentuk, yaitu: pertama, komunikasi yang
diawali dengan diri pribadi (self). Karena berbagai persepsi tentang komunikasi yang
menyangkut pengamatan dan pemahaman sudah tentu berangkat dari diri sendiri.

Kedua, komunikasi yang bersifat transaksional. Hal ini mengacu pada upaya pihak-pihak
yang berkomunikasi yang secara bersama mengirim dan menerima pesan. Ketiga, komunikasi
yang mencakup isi pesan dan hubungan yang bersifat pribadi (privacy). Artinya, komunikasi
yang tidak hanya sekedar berkaitan dengan isi pesan, tetapi juga menyangkut siapa lawan dalam
berkomunikasi. Keempat, komunikasi interpersonal yang mensyaratkan adanya kedekatan fisik
antar pihak-pihak yang berkomunikasi. Kelima, partisipan dalam komunikasi interpersonal
terlibat secara interdependen atau saling berbutuhkan satu dengan lainnya.

Di dalam ayat al-Quran, dinyatakan bahwa komunikasi merupakan salah satu fitrah
manusia. Namun, al-Quran tidak memberikan uraian secara spesifik tentang komunikasi. Kata
komunikasi berasal dari bahasa Latin “communicatio” dan bersumber dari kata cummunis yang
berarti sama, maksudnya sama makna. Artinya, suatu komunikasi dikatakan komunikatif jika
antara masing-masing pihak mengerti bahasa yang digunakan, dan paham terhadap apa yang
dipercakapkan.
Sebagaimana dimaklumi, bahwa dalam proses komunikasi paling tidak terdapat tiga
unsur, yaitu komunikator, media dan komunikan. Para pakar komunikasi juga menjelaskan
bahwa komunikasi tidak hanya bersifat informatif, yakni agar orang lain mengerti dan paham,
tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain mau menerima ajaran atau informasi yang
disampaikan, melakukan kegiatan atau perbuatan, dan lain-lain. Bahkan menurut Hovland,
seperti yang dikutip oleh Onong bahwa berkomunikasi bukan hanya terkait dengan penyampaian
informasi, akan tetapi juga bertujuan pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap
publik (public attitude).

Meskipun al-Quran secara spesifik tidak membicarakan masalah komunikasi, namun ada
banyak ayat yang memberikan gambaran umum prinsipprinsip komunikasi. Beberapa kata dalam
al-Quran yang diasumsikan sebagai penjelasan dari komunikasi tersebut, yaitu bayan (Q.S. al-
Rahman: 1-4), dan alqaul, seperti qaulan sadīdan (Q.S. al-Nisā’/4: 9, 33, 70), qaulan bālighan
(Q.S. 4: 63), qaulan mansyūran (Q.S. al-Isrā’/17: 28), qaulan layyinan (Q.S. Tāha/20: 44), qaulan
karīman (Q.S. al-Isrā’/17: 23) dan qaulan ma’rūfan (Q.S. al-Nisā’/4: 5).

Dalam proses komunikasi interpersonal arus komunikasi yang terjadi berputar, artinya
setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi komunikator dan komunikan.
Karena dalam komunikasi interpersonal umpan balik dapat terjadi seketika. Dengan demikian,
komunikasi antarpribadi meliputi tiga syarat penting, yakni close proximity, transactional, dan
melibatkan pesan-pesan verbal dan nonverbal.

Senada dengan Tubbs, Kathleen K. Reardon menyatakan bahwa komunikasi


interpersonal yang melibatkan perilaku verbal dan nonverbal; melibatkan perilaku yang spontan,
scripted, contrived, atau kombinasinya; tidak semua tetapi terus berkembang (dinamis);
melibatkan umpanbalik personal, interaksi, dan koherensi serta dipandu oleh aturan-aturan
intrinsik dan ekstrinsik.

Komponen – komponen komunikasi interpersonal, yaitu: Pertama, pengirim – penerima.


Komunikasi interpersonal paling tidak melibatkan dua orang, setiap orang terlibat dalam
komunikasi ini memfokuskan dan mengirimkan pesan dan juga sekaligus menerima dan
memahami pesan. Istilah pengirim – pengirim ini digunakan untuk menekankan bahwa, fungsi
pengirim dan penerima ini dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam komunikasi
interpersonal. Seperti dialog antara nabi Ibrahim dengan bapaknya, pada Q.S.. Maryam (19):
ayat 46, pesan yang disampaikan adalah soal ajakan untuk bertauhid. Komunikasi yang
disampaikan oleh Ibrahim dengan bahasa yang santun dan halus yaitu yā abati.

Kedua, encoding-decoding. Encoding adalah tindakan menghasilkan pesan, artinya


pesan-pesan yang akan disampaikan dikode atau diformulasikan terlebih dahulu dengan
menggunakan kata-kata simbol dan sebagainya. Sebaliknya tindakan untuk menginterpretasikan
dan memahami pesan-pesan yang diterima, disebut juga sebagai decoding. Dalam komunikasi
interpersonal, karena pengirim juga bertindak sekaligus sebagai penerima. Maka fungsi
encoding-decoding dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam komunikasi ini.

Ketiga, pesan-pesan. Dalam komunikasi interpersonal, pesan-pesan ini dapat terbentuk


verbal (seperti kata-kata) atau nonverbal (gerak tubuh, simbol) atau gabungan antara bentuk
verbal dan nonverbal. Terkait dengan keterangan di atas, maka pengungkapan kisah dalam al-
Quran menggunakan bahasa verbal yang mempunyai pesan penting bagi orang-orang yang mau
berfikir. Misalnya, pesan yang terdapat pada dialog antara Ibrahim dengan Namrud, pada Q.S.
al-Baqarah/2: 258, dimana Ibrahim mengajak Namrud untuk beribadah kepada Allah dengan
menggunakan argumentasi yang sangat jelas rabbiy alladzī yuhyī wa yumīt (Tuhanku yang
menghidupkan dan yang mematikan). Di dalamnya terdapat pesan bahwa Allah yang
menghidupkan dan mematikan karena tidak ada seorang pun yang bisa menghidupkan dan
mematikan. Ibrahim mulai beragumentasi dengan ketidakmampuan manusia untuk
menghidupkan yang sudah mati. Namrud menjawab dengan kata ana uhyiī wa umīt (saya bisa
menghidupkan dan mematikan). Lalu, Ibrahim melontarkan argumen lagi dengan kata fa inna
Allāh ya’ti bi as-syams min al-masyriq fa’ti bihā min al-magrib (sesungguhnya Allah
menerbitkan matahari dari timur maka terbitkanlah ia dari barat). Setelah mendengar perkataan
itu, maka Namrud tidak dapat menjawab lagi, karena bingung untuk memberikan argumentasi
berikutnya.

Keempat, saluran. Saluran ini berfungsi sebagai media dimana dapat menghubungkan
antara pengirim dan penerima pesan atau informasi. Saluran komunikasi personal baik yang
bersifat langsung perorangan maupun kelompok lebih persuasif dibandingkan dengan saluran
media massa. Hal ini disebabkan penyampaian pesan melalui saluran komunikasi personal dapat
dilakukan secara langsung kepada yang lain. Contoh dalam komunikasi interpersonal seseorang
berbicara dan mendengarkan (saluran indera pendengar dengan suara). Isyarat visual atau sesuatu
yang tampak (seperti gerak tubuh, ekpresi wajah dan lain sebagainya).

Salah satu ayat yang berkaitan dengan komunikasi interpersonal, yaitu pada surat al-
Qalam ayat 17-32, merupakan komunikasi interpersonal dalam bentuk dialog atau percakapan.
Dalam asbabul wurud-nya ayat ini menceritakan komunikasi terjadi di antara orang-orang
Mekkah yang memiliki kebun warisan orang tuanya yang shaleh. Orang tuanya sering
memberikan untuk orang-orang miskin bagian yang tercecer dari hasil kebun. Setelah orang
shaleh itu meninggal anak-anaknya tidak lagi melakukan hal yang sama. Mereka bersumpah
untuk memetik buah kebun di waktu pagi agar tidak diketahui oleh orang miskin. Maka Allah
pun membalas mereka dengan apa yang pantas bagi mereka, membakar kebun mereka dan tidak
menyisakan sedikit pun.

Dalam komunikasi interpesonal ada yang disebut dengan konsep diri, yaitu pandangan
dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam
komunikasi interpersonal, karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan
konsep dirinya. Komunikasi interpesonal dalam al-Qur’an digambarkan bukan hanya pada
kehidupan dunia saat sekarang bahkan juga pada kehidupan di akhirat kelak seperti yang terdapat
pada surat al-Muddatstsir ayat 38-47.

https://republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/12/10/metdjp-memahami-ayat-komunikasi

Anda mungkin juga menyukai