Anda di halaman 1dari 5

Nama : JAMILATUNISA

NPM : 230110170099
Mata Kuliah : TPAL

Produksi DO
1. Fotosintensi Fitoplankton (proses fotosintesis, dan rumus produktifitas
primer)
Reaksi fotosintesis dapat terjadi pada semua tumbuhan yang mengandung
pigmen klorofill dengan dibantu cahaya matahari (Arsyid 2009), dengan reaksi
fotosintesis sebagai berikut :

Matahari
6 CO2+6 H2O (C6H12O6) + 6 O2
Menghasilkan
Klorofi
oksigen
l
Produktivitas primer adalah jumlah bahan organik yang dihasilkan oleh
organisme autotrof. Produktivitas Primer diukur dengan metode botol gelap terang
yaitu dengan rumus berikut :
 Konsumsi O2 pernapasan = kadar O2 awal – kadar O2 akhir botol gelap
 Produktivitas primer kotor = kadar oksigen akhir botol terang – kadar
oksigen akhir botol gelap
 Produktivitas primer bersih = produktivitas primer kotor – konsumsi
oksigen pernapasan
Kadar oksigen dalam larutan dapat dihitung dengan persamaan :
A x N x 8000
DO=
(V −2)
50 x
V
Keterangan:
A : ml Na2S2O3 untuk titrasi
N : Normalitas Na2S2O3 (0,01)
50 : Jumlah ml sampel air yang dititrasi (50 ml)
V : volume botol winkler yang digunakan (150 ml)
2 : banyaknya air yang keluar pada saat botol winkler ditutup
2. Pertukaran oksigen antara udara ke air atau dari air ke udara?
Tekanan dalam udara akan membawa osigen ke dalam air sehingga tekanan
oksigen dalam air sama dengan tekanan oksigen yang ada dalam udara.
Nama : JAMILATUNISA
NPM : 230110170099
Mata Kuliah : TPAL

Sumber oksigen dari udara  masuk kedalam air (akibat adanya tekanan
atmosfer).
Oksigen dibadan air dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
E
log 10=2,880814−
19.748,2
BP
C ' s=CS
760
3. Aerasi
Aerasi yang digunakan dalam budidaya bertujuan untuk meningkatkan
oksigen terlarut didalam air.
A x N x 8000
DO=
(V −2)
50 x
V
Keterangan:
A : ml Na2S2O3 untuk titrasi
N : Normalitas Na2S2O3 (0,01)
50 : Jumlah ml sampel air yang dititrasi (50 ml)
V : volume botol winkler yang digunakan (150 ml)
2 : banyaknya air yang keluar pada saat botol winkler ditutup
Untuk menghitung efektifitas sebuah aerator dapat menggunakan rumus
sebagai berikut :

E= [ (Cout −Cin)
(Csat −Cin)]x 100

Keterangan:
E : efektivitas aerator (%)
Cout : konsentrasi gas terlarut yang keluar dari sebuah sistem (mg/Liter)
Cin : konsentrasi gas terlarut yang masuk ke dalam sebuah sistem (mg/Liter)
Csat : konsentrasi gas terlarut dalam keadaan jenuh/saturasi (mg/Liter)
Konsumsi DO
1. Pernapasan Ikan
Nama : JAMILATUNISA
NPM : 230110170099
Mata Kuliah : TPAL

Pernapasan ikan atau respirasi secara aerob yang dilakukan dengan


pertukaran O2 dan CO2. Jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh ikan dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
(m ¿ ¿ 0−m 1 )(V −v)mg/ L
Konsumsi Oksigen= ¿
t
Keterangan :
m0 : Kadar oksigen terlarut tanpa ikan
m1 : Kadar oksigen terlarut dalam bejana yang terdapat ikan
V : Volume bejana
v : Volume ikan
t : Waktu
2. Pernapasan Fitoplankton
Oksigen yang dibutuhkan oleh fitoplankton pada saat pernpasan dapat
dihitung menggunakan persamaan berikut:
Konsumsi O2 pernapasan = kadar O2 awal – kadar O2 akhir botol gelap.
3. Nitrifikasi
Proses nitrifikasi adalah perubahan ammonia menjadi nitrit dan senyawa
yang tidak beracun, dalam proses ini juga dibutuhkan Nitrosomonas sp. dan
Nitrobacter sp. dengan reaksi sebagai berikut :

Membutuhkan
2NH4+ + 3O2 2NO2- + 2H2O +
oksigen 4H+
Membutuhkan
(Perubahan Amonia menjadi Nitrit) oksigen
2NO2- + O2 2NO3-
(Perubahan Nitrit menjadi Nitrat)
4. Limbah bahan organik
Limbah bahan organik merupakan salah satu sumber bahan pencemar
disuatu perairan, untuk mengetahui kualitas suatau perairan dapat dilakukan
dengan mengitung jumlah oksigen yang digunakan mikroorganisme untuk
menguraikan bahan organik. Hal tersebut dapat dihitung menggunakan rumus
berikut :
BOD = DO0-DO5
Nama : JAMILATUNISA
NPM : 230110170099
Mata Kuliah : TPAL

Keterangan :
DO0 : Oksigen terlarut 0 hari
DO5: Oksigen terlarut 5 hari
dengan rumus DO sebagai berikut :
A x N x 8000
DO=
(V −2)
50 x
V
Keterangan:
A : ml Na2S2O3 untuk titrasi
N : Normalitas Na2S2O3 (0,01)
50 : Jumlah ml sampel air yang dititrasi (50 ml)
V : volume botol winkler yang digunakan (150 ml)
2 : banyaknya air yang keluar pada saat botol winkler ditutup
5. TSS
Total Suspended Solid (TSS) atau bisa disebut total padatan tersuspensi
merupakan residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan, yang tergolong
kedalam padatan ini seperti lumpur, tanah liat, logam oksida, dan lain-lain. TSS
dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :
( A−B ) x 1000
TSS(mg/l)=
V
Keterangan :
A : Berat kertas saring + berat residu kering (mg)
B : Berat kertas saring (mg)
V : Volume sampel uji (ml)
6. Respirasi Sidimen/sludge
Menurut Haeruddin (2006) sedimen merupakan materi atau bahan yang
mengendap di dasar. Untuk mengetahui oksigen yang dikonsumsi oleh sedimen
(substrat) dasar kolam atau perairan dapat dengan mengurangi oksigen terlarut
awal dan akhir setelah diinkubasi selam 1 jam terlebih dahulu. Jumlah konsumsi
oksigen ini dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
mgO2/m2/jam=¿ ¿
Keterangan :
Nama : JAMILATUNISA
NPM : 230110170099
Mata Kuliah : TPAL

DOI = Konsentrasi oksigen terlarut awal (mg/L) jar bersedimen


DOF = Konsentrasi oksigen terlarut akhir (mg/L) jar bersedimen
DOi = Konsentrasi oksigen terlarut awal (mg/L) jar tanpa sedimen
DOf = Konsentrasi oksigen terlarut akhir (mg/L) jar tanpa sedimen
SC = Jar/Chamber yang bersedimen
CC = Jar/chamber tanpa sedimen
V = Volume air dalam jar/chamber
SA = Luasan sedimen yang terukur
t = Waktu/jam

Daftar Pustaka
Arsyid. 2009. Distribusi Klorofil-a pada Musim Peralihan Barat-Timur di Perairan
Spermonde Propinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Sains dan Teknologi. Vol
9(2): 125-132
Haeruddin. 2006. Analisis Terpadu Sedimen dalam Penetapan Status Pencemaran
Perairan Eustuari Wakak-Plumbon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Disertasi. Bogor. Institut Pertanian Bogor

Anda mungkin juga menyukai