Anda di halaman 1dari 3

Kegiatan ekspor barang merupakan sistem perdagangan yang

memungkinkan seseorang mengadakan trading lintas negara. Saat ini


pemerintah berupaya meningkatkan devisa dengan menggenjot arus
Ekspor barang. Prosedur ekspor sebenarnya lebih mudah daripada
kegiatan prosedur impor karena saat ini lebih banyak aturan yang
mengatur tentang impor daripada tentang ekspor, terutama untuk
masalah pembayaran pajak.
Pada kegiatan impor hampir semua barang dikenakan bea masuk dan
pajak impor lainnya, sedangkan pada saat ekspor lebih banyak barang
yang tidak dikenakan pajak ekspor maupun bea keluar. Untuk pajak
ekspor yang dikenakan diantaranya pada kegiatan ekspor kayu, rotan,
juga CPO (crude palm oil). Untuk kegiatan ekspor yang lainnya saat ini
tidak dikenakan pajak ekspor antaral lain adalah ekspor ikan, jagung,
pisang, pakaian, alat elektronik dll.

Prosedur Ekspor
dimulai saat eksportir mempersiapkan barang yang akan diekspor dengan
dilakukan packaging, stuffing ke kontainer hingga barang siap untuk
dikirim. Setelah barang siap dan sudah ada jadwal kapal yang akan
mengangkut barang tersebut, eksportir dapat mengajukan dokumen
kepabeanan yang dikenal dengan Pemberitahuan Barang Ekspor (PEB).
PEB tersebut berisi data barang ekspor diantaranya :

o Data Eksportir
o Data penerima barang
o Data Customs Broker (bila ada)
o Sarana pengangkut yang akan mengangkut
o Negara Tujuan
o Detil barang, seperti jumlah dan jenis barang, dokumen yang
menyertai, No kontainer yang dipakai.
Setelah PEB diajukan ke kantor Bea Cukai setempat, akan diberikan
persetujuan Ekspor dan barang bisa dikirim ke pelabuhan yang
selanjutnya bisa dimuat ke kapal atau sarana pengangkut menuju negara
tujuan.

Setiap dokumen PEB diwajibkan untuk membayar pendapatan negara


bukan pajak yang dapat dibayarkan di bank atau di kantor bea cukai
setempat. Untuk besaran pajak ekspor setiap barang juga berbeda-beda
ditentukan dengan keputusan menteri keuangan.

Setiap barang yang akan diekspor mempunyai aturan sendiri-sendiri


tergantung akan barangnya. misalnya untuk barang yang berupa kayu,
kayu yang diekspor memerlukan dokumen Laporan Surveyor,
endorsement dari Badan Revitalisasi Industri Kayu, untuk barang lain
yang berupa barang tambang juga ada yang mensyaratkan untuk
menggunakan laporan surveyor.
Untuk beberapa barang yang termasuk kategori limbah ada yang
menggunakan kuota. Untuk barang berupa beras disyaratkan apabila
kebutuhan dalam negeri telah terpenuhi dan ada ijin dari BULOG. Namun
banyak juga ekspor yang tanpa persyaratan atau ijin dari instansi terkait,
misalnya ekspor sepeda, plastik, sirup, sepatu, kabel, besi, baja, mainan
plastik, dan yang lain.

Pengertian Prosedur Ekspor barang pada umumnya adalah kegiatan


mengeluarkan / mengirim barang ke luar negeri, biasanya dalam jumlah
besar untuk tujuan perdagangan, dan melibatkan Custom (Bea Cukai)
baik di negara asal maupun negara tujuan. Bea Cukai bertugas sebagai
pengawas keluar masuknya / lalu lintas barang dalam suatu negara.
Bagaimana dengan prosedur Ekspor atau mekanisme jika Anda akan
melakukan ekspor dari Indonesia ke luar negeri ? Berikut langkah-langkah
yang biasa dilakukan dalam proses ekspor :

1. Mencari tahu terlebih dahulu apakah barang yang akan Anda ekspor
tersebut termasuk barang yang dilarang untuk di ekspor, diperbolehkan
untuk diekspor tetapi dengan pembatasan, atau barang yang bebas
diekspor (Menurut undang-undang dan peraturan di Indonesia). Untuk
mengetahuinya bisa dilihat di www.insw.go.id
2. Memastikan juga apakah barang Anda diperbolehkan untuk masuk
ke negara tujuan ekspor.
3. Jika Anda sudah mendapatkan pembeli (buyer), menentukan sistem
pembayaran, menentukan quantity dan spek barang, dll, maka
selanjutnya Anda mempersiapkan barang yang akan Anda ekspor
dan dokumen-dokumennya sesuai kesepakatan dengan buyer.
4. Melakukan pemberitahuan pabean kepada pemerintah (Bea Cukai)
dengan menggunakan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang
(PEB) beserta dokumen pelengkapnya.
5. Setelah eksportasi Anda disetujui oleh Bea Cukai, maka akan
diterbitkan dokumen NPE (Nota Persetujuan Ekspor). Jika sudah
terbit NPE, maka secara hukum barang Anda sudah dianggap
sebagai barang ekspor.
6. Melakukan stuffing dan mengapalkan barang Anda menggunakan
moda transportasi udara (air cargo), laut (sea cargo), atau darat.
7. Mengasuransikan barang / kargo Anda (jika menggunakan term CIF)
8. Mengambil pembayaran di Bank (Jika menggunakan LC atau
pembayaran di akhir
Ekspor Barang ke luar negeri mempunyai prospek yang cukup
menjanjikan khususnya di bidang agrobisnis, Apalagi Prosedur Ekspor
cukup mudah. Wilayah indonesia yang kaya dengan alam dan mineral
berpotensi untuk menyerap banyak lapangan kerja. Namun alangkah
baiknya jika Anda melakukan Ekspor barang yang sudah jadi sehingga
nilai ekonomisnya lebih tinggi dibanding bahan mentah. Untuk
kemudahan Anda kami menyediakan jasa pengurusan ekspor. Dengan
menggunakan jasa HSH Anda bisa fokus terhadap Usaha Anda tanpa
direpotkan dengan urusan ekspor yang memakan waktu dan pikiran.
Untuk menggunakan jasa Ekspor HSH , silahkan mengisi Form Rencana
Ekspor di halaman Jasa Pengurusan Ekspor | One Stop Service.

Anda mungkin juga menyukai