Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setelah hipotesis-hipotesis selesai dikembangkan, hipotesis-hipotesis ini
perlu diuji dengan faktanya. Fakta menurut Kinney, Jr. (1986) adalah keadaan
atau kejadian-kejadian yang dapat diamati di dunia nyata. Tidak semua fakta
dapat diambil, sehingga hanya sampel dari fakta saja yang akan diambil untuk
diujikan hipotesis-hipotesisnya.
Proses pengambilan sampel merupakan proses yang penting. Proses
pengambilan sampel harus dapat menghasilkan sampel yang akurat dan tepat.
Sampel yang tidak akurat dan tidak tepat akan memberikan kesimpulan
rpenelitian yang tidak diharapkan atau dapat menghasilkan kesimpulan salah
yang menyesatkan.
1.2. Perumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sampel?
2. Apa fungsi dari sampel?
3. Bagaimana teknik pengembangan sampel?
4. Apa pengertian dari data?
5. Apa saja jenis-jenis data
6. Bagamana teknik pengumpulan data?
1.3. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian sampel
2. Mejelaskan fungsi sampel
3. Menjelaskan teknik pengembangan sampel
4. Menjelaskan pengertian data
5. Menjelaskan jenis-jenis data
6. Menjelaskan teknik pengumpulan data
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENYAMPELAN
2.1.1. Beberapa Terminologi yang Sering Digunakan
 Elemen: unit dimana data yang diperlukan akan dikumpulkan.
 Populasi: elemen yang lengkap biasanya berupa orang, objek, transaksi,
atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi
objek penelitian
 Unit pengambilan sampel: sekelompok elemen yang tidak tumpang
tindih dengan populasi.
 Kerangka sampel: representasi fisik dari objek, individu, kelompok, yang
sangat penting dalam penentuan sampel.
 Sampel : suatu bagian dari unit populasi.
 Kesalahan sampel: kesalahan prosedur dan kesalahan penggunaan
statistik untuk estimasi parameter.
 Perencanaan sampel: spesifikasi formal dari metode dan prosedur yang
akan digunakan untuk mengidentifikasi sampel yang dipilih dalam
penelitian.
2.1.2. Fungsi Sampel
 Menghemat biaya penelitian
 Menghemat waktu untuk penelitian
 Dapat menghasilkan data yang lebih akurat
 Memperluas ruang lingkup penelitian.
2.1.3. Kriteria Sampel
a. Akurat
Sampel yang akurat (accurate) adalah sampel yang tidak bias. Beberapa cara
dapat dilakukan untuk meningkatkan akurasi dari sampel sebagai berikut:
 Pemilihan sampel berdasarkan proksi yang tepat
Misalnya akan dibuat dua grup, grup pertama adalah grup yang berisi
perusahaan-perusahaan yang mengalami financial distress dan grup
kedua berisi perusahaan-perusahaan yang tidak mengalaminya. Leverage
dipilih sebagai proxy untuk financial distress dan perusahaan yang tidak
distsress, maka proxy tersebut adalah tidak akurat.
 Menghindari bias di seleksi sampel
Pemilihan sampel yang bias (sample selection bias) akan membuat
sampel tidak akurat. Contoh: untuk menghindari bias, Hartono (2003)
tidak hanya menggunakan sampel perusahaan-perusahaan besar yang
tercatat di NYSE saja, tetapi juga menggunakan peusahaan-perusahaan
kecil yang tercatat di NASDAQ sehingga hasilnya tidak dicurigai karena
memang berasal dari sampel perusahaan yang besar saja.
 Menghindari bias hanya di perusahaan-perusahaan yang bertahan
Pemilihan sampel yang bias yang berisi perusahaan-perusahaan yang
bertahan akan membuat sampel tidak akurat.
b. Presisi
Sampel yang mempunyai presisi yang tinggi adalah yang mempunyai kesalahan
pengambilan sampel yang rendah. Kesalahan pengambilan sampel adalah
seberapa jauh sampel berbeda dari yang dijelaskan oleh populasinya. Presisi
diukur menggunakan standard error of estimate. Semakin kecil standard error
of estimate, semakin tinggi presisi sampelnya.
2.1.2. Metode Proses Pengambilan Sampel
Secara Probabilitas
a. Random Sederhana
Pengambilan sampel secara random sederhana dilakukan dengan mengambil
secara langsung dari populasinya secara random.
b. Random Kompleks
 Systematic Random Sampling
Dilakukan dengan membagi populasi sebanyak n bagian dan mengambil
sebuah sampel pada masing-masing bagian dimulai dari bagian pertama
secara random. Misalnya jumlah populasi 75 buah akan diambil sampel
sebanyak 25 buah. Masing-masing bagian akan terdiri dari 3 buah.
Misalkan angka random yang terpilih untuk mengambil sampel pertama
adalah 2, maka sampel berikutnya adalah nomor 5,8,11,... dan seterusnya
sampai nomor 74 sebanyak 25 buah sampel.
 Cluster Sampling
Dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa grup bagian
(cluster). Beberapa cluster kemudian dipilih secara random. Item-item
data yang berada di dalam cluster yang terpilih merpakan sampelnya.
Pengambilan cluster baik untuk sampel yang homogen antara kluster-
lusternya dan heterogen antara item-item di dalam klusternya.
 Stratified Sampling
Dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa subpopulasi atau
strata kemudian pengambilan sampel random sederhana dapat dilakukan
di dalam masing-masing strata. Strata dapat berupa karakteristik tertentu.
 Double Sampling
Merupakan metode sampling yang mengumpulkan sampel dengan dasar
sampel yang ada dan dari informasi yang diperoleh digunakan untuk
pengambilan sampel berikutnya. Misalnya data responden dapat
dikumpulkan dari mail survey dan secara random dipilih beberapa untuk
diinterview lebih detail sesuai dengan kriteria tertentu.

Secara Nonprobabilitas

a. Convenience Sampling
Pengambilan sampel secara nyaman (convenience sampling) dilakukan dengan
memilih sampel bebas sekehendak perisetnya.
b. Purposive Sampling
Dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria
tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgement)
tertentu atau jatah (quota) tertentu.
Judgement sampling adalah purposive sampling dengan kriteria berupa suatu
pertimbangan tertentu. Quota Sampling berdalih bahwa sampel harus mempunyai
karakteristik yang dimiliki oleh populasinya.

1.2. DATA DAN PENGUMPULAN DATA


1.2.1. Pengertian Data
Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan. Pengumpulan data adalah proses yang sistematis untuk memperoleh
dan mengukur informasi dari variabel yang diteliti, untuk menjawab rumusan
masalah, menguji hipotesis, dan mengevaluasi hasil.
1.2.2. Jenis-jenis Data
a. Data Kuantitatif vs Kualitatif
Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka)
yang dibedakan menjadi:
 Data interval adalah data yang diukur dengan jarak diantara dua titik
pada skala yang sudah diketahui.
 Data rasio adalah data yang diukur dengan suatu proporsi.
Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik.
Namun, umumnya dikuantitatifkan agar dapat diproses lebih lanjut.jenis data
kualitatif digolongkan menjadi:
 Data nominal yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kategori.
 Data ordinal yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kategori, namun
posisi data tidak sama derajatnya karena dinyatakan dalam skala
peringkat.
b. Data Menurut Dimensi Waktu
 Data runtut waktu (time series) yaitu data yang secara kronologis disusun
menurut waktu pada suatu variabel tertentu. Dibedakan menjadi data
harian seperti harga saham, data mingguan, data bulanan seperti data
suku bunga deposito dengan jangka waktu satu bulan, data kuartalan
misalnya data penjualan tiap 3 bulan, dan data tahunan misalnya data
pendapatan nasional setiap tahun (12 bulan).
 Data silang tempat (cross-section) yaitu data yang dikumpulkan pada
suatu titik waktu. Ibaratnya seperti snap shot (potret) pada suatu waktu
tertentu.
 Data Pooling adalah kombinasi antara data runtut waktu dan silang
tempat.
c. Data Menurut Sumber
Umumnya berasal dari:
 Data internal (berasal dari dalam organisasi tersebut) atau eksternal
(berasal dari luar organisasi)
 Data primer atau data sekunder. Data primer diperoleh dengan survei
lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original.
Data sekunder telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
1.2.3. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik Observasi
Merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan
cara mengamati langsung subjek datanya. Pendekatan observasi tidak
berinteraksi langsung dengan objek datanya dan baik untuk mengamati suatu
proses, kondisi, kejadian-kejadian atau perilaku manusia. Pendekatan lainnya
yaitu dengan pendekatan komunikasi sebagai pendekatan yangberhubungan
langsung dengan sumber data. Seperti teknik wawancara dan survei.
b. Klasifikasi Pendekatan Observasi
Diklasifikasikan ke dalam:
 Observasi perilaku yang terdiri sebagai berikut:
1) Analisis Nonverbal (nonverbal analysis) dilakukan pada gerakan.
2) Analisis Linguistik (linguistic analysis) dilakukan menggunakan
bahasa saat berinteraksi.
3) Analisi Linguistik Ekstra (extralinguistic analysis) dilakukan
dengan vokal, tempo, interaksi, dan cara bicara.
4) Analisis Spatial (spatial analysis) mengobservasi hubungan
antarorang secara fisik.
 Observasi nonperilaku:
1) Analisis catatan berupa pengumpulan data baik dari catatan data
sekarang atau data historis.
2) Analisis kondisi fisik dilakukan terhadap data kondisi fisik.
3) Analisis proses fisik berupa observasi pada time and motion dari
suatu proses.
c. Melakukan Observasi
Observasi dapat berupa observasi sederhana dan terstruktur. Observasi
sederhana merupakan observasi yang tidak mempunyai pertanyaan-
pertanyaan riset yang digunakan di penelitian exploratori yang belum
diketahui jelas variabel yang digunakan. Observasi terstruktur merupakan
observasi yang mempunyai prosedur standar yang terstruktur. Langkah-
langkah observasi terstruktur yaitu:
1. Menentukan data yang akan diobservasi
2. Membuat rencana pengumpulan datanya
3. Memilih dan melatih pengamat
4. Mencatat atau merekam yang diobservasi
d. Validitas Observasi
Kehadiran pengamat secara fisik ini dapat mengganggu subjek yang
diobservasi. Cara pemecahannya yaitu melalui observasi tidak langsung yang
kreatif.
e. Kelebihan-Kelebihan Observasi
1. Untuk data berupa catatan dan prosedur mekanik, observasi merupakan
cara satu-satunya yang dilakukan
2. Data dapat diperoleh secara orisinal pada saat terjadinya
3. Observasi menghindari data yang dilupakan
4. Data diperoleh langsung dari pengaturan alamiah yang belum diubah atau
dibuat peneliti.
5. Observasi membuat responden tidak tertekan karena hanya mengamati
saja
f. Kelemahan-Kelemahan Observasi
1. Prosesnya lama dan mahal
2. Kejadian dapat terjadi setiap waktu tanpa terduga.
3. Hanya melihat bagian yang tampak saja
4. Pengamat tidak dapat mengontrol lingkungan terjadinya
5. Terbatas pada kejadian yang sedang terjadi pada saat dan tempat
tertentu saja.
1.2.4. Teknik Wawancara
Teknik wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapat data dari
responden.
a. Wawancara Personal Dan Wawancara Intersep
Wawancara personal yaitu wawancara dengan melakukan tatap muka
langsung dengan responden.Wawancara intersep yaitu sama dengan
wawancara personal tetapi responden di pilih di lokasi lokasi umum.
Faktor faktor sukses wawancara personal
1. Responden yang di pilih harus mempunyai informasi yang di inginkan
2. Responden harus bersedia bekerja sama dengan baik sehingga bersedia
memberikan informasi yang di butuhkan oleh wawancara.
b. Permasalahan-permasalahan wawancara:
1. Pewawancara gagal membuat responden bekerja sama dengan baik yang
berakibat responden memberikan jawaban yang bias.
2. Pewawancara gagal melakukan wawancara dengan prosedur yang benar
dan konsisten
3. Pewawancara gagal menciptakan lingkungan wawancara yang
menyenangkan.
4. Pewawancara gagal menangkap jawaban yang tidak jujur dari responden.
5. Pewawancara gagal mempengaruhi perilaku responden
c. Validitas Wawancara Personal

Probing adalah teknik untuk menstimulasi responden menjawab lebih banyak


dan relevan

1. Pewawancara memberikan kesan mengerti dan mendengar


2. Memberi waktu responden untuk berbicara lagi setelah responden
mengahiri kalimatnya
3. Mengulangi pertanyaan jika responden ragu ragu atau tidak mengerti
pertanyaannya
4. Mengulang jawaban responden
5. Membuat situasi wawancara menyenangkan
d. Kebaikan Kebaikan Wawancara Personal
1. Kerjasama yang baik dari responden dapat dilakukan
2. Pewawancara dapat melakukan probing untuk mengurangi jawaban yang
bias
3. Bantuan visual khusus atau alat penilai lainnya
4. Responden yang tidak mempunyai pengetahuan dapat di identifikasi
5. Pewawanvara dapat menyaring responden sesuai dengan yang di
butuhkan
e. Kelemahan Kelemahan Wawncara Personal
1. Biaya mahal jika responden tidak dapat mudah d akses
2. Membutuhkan pewawancara yang terlatih
3. Waktu pengumpulan data lama
4. Bebrapa responden tidak mau berbicara dengan orang tidak di kenal
5. Bebrapa area pemukiman sulit untuk di jangkau
f. Wawancara Lewat Telepon

Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat telepon.


Wawancara ini mulai banyak dilakukan jika respondennya cukup banyak dan
menyebar. Wawancara ini juga dapat di progamkan lewat komputer.

Kebaikan kebaikan wawancara telepon

1. Biaya lebih murah


2. Letak geografi responden dapat lebih luas dan menyebar
3. Hanya membutuhkan sedikit atau tidak membutuhkan pewawancara
sama sekali
4. Mengurangi bias dari pewawancara
5. Waktu penyelesaian yang cepat

Kelemahan wawancara telepon

1. Tingkat respon lebih rendah


2. Biaya pulsa telepon mahal jika area menyebar secara geografi
3. Banyak nomor telepon yang tidak tercatat
4. Respon dapat tidak selesai jika sambungan telepon terputus di tengah
5. Ilustrasi tidak dapat di gunakan sewaktu wawancara
1.2.1. Teknik Eksperimen
Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan utnuk mendapatkan data
laboratorium adalah teknik eksperimen dan simulasi.
Eksperimen adalah suatu study yang melibatkan peneliti memanipulasi beberapa
variabel, mengamati dan mengobservsi efeknya.
a. Perbedaan Eksperimen Dengan Eksperimen Kuasi
1. Eksperimen betulan dilakukan dengan memanipulasi secara ekplisit
terhadap satu atau lebih variabel independen dan membagi subjek ke
dalam grup eksperimen dan kontrol. Eksperimen kuasi data yang akan
digunakan adalah ekpost facto yaitu data yang berasal dari aktifitas atau
kejadian yang sudah terjadi yang tidak diintervensi oleh peneliti.
2. Untuk eksperimen betulan metode randomisasi digunakan utnutk
mengurangi bahkan menghilangkan pengaruh variabel variabel ekstrani.
b. Randomisasi
Digunakan untuk meminimalkan atau menghilangkan pengaruh dari variabel
ekstrani. Randomisasi melibatkan pemilihan subjek subjek penelitian secara
ramdom dari populasinya.
c. Pair Matching
Randomisasi baik untuk mengontrol efek dari variabel ekstrani untuk eksperimen
betulan karena periset dapat menyeleksi dan mengontrol variabel variabel
independenya, cara yang dapat digunakan untuk mengontrol efek variabel
ekstrani adalah metode pair matching atau padanan sepasang.
d. Validitas Internal
Pengukuran seberapa benar atau valid kausalitas terjadi, yaitu seberapa benar
variasi di variabel dependen diakibatkan oleh variasi dari variabel variabel
independennya.
Ancaman terhadap validitas internal dapat di sebabkan oleh bebrapa hal sebagai
berikut:
1. History
Peristiwa peristiwa yang terjadi antara periode sebelum tes dengan
sesudah tes yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
2. Maturasi
efek waktu yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
3. Pengujian
Efek dari sebuah pengujian dapat mempengaruhi hasil dari pengujian
berikutnya karena adanya proses pembelajaran.
4. Instrumentasi
Intrumentasi adalah efek dari pergantian instrumen pengukur atau
pengamat di eksperimen yang dapat memberikan hasil penelitiaan yang
berbeda.
5. Seleksi
Seleksi terjadi jika subjek yang dpilih mempunyai karakteristik yang
berbeda di sampel eksperimen dengan yang ada di sampel kontrol.
6. Regresi
Ancaman validitas internal dapat terjadi jika subjek di sampel-sampel
dipilih berdasarkan nilai-nilai ekstrem mereka.
7. Mortaliti Eksperimen
Terjadi jika komposisi dari subjek di sampel eksperimen yang diteliti
berubah selama pengujian. Akibat dari ini adalah anggota sampel dapat
keluar dari grup.
Beberapa ancaman validitas internal di atas dapat diatasi dengan proses
randomisasi.
Ancaman-ancaman validitas internal ini adalah sebagai berikut:
1. Difusi atau imitasi dari treatmen
Terjadi jika subjek di grup eksperimen berbicara atau berkomunikasi
dengan subjek di grup kontrol yang dapat mengakibatkan subjek di
kontrol belajar terhadap treatmennya.
2. Compensatory equalization
Ancaman validitas internal in terjadi jika treatmen di grup treatmen
sangat menarik yang dapat membuat subjek-subjek di grup kontrol
tidak puas.
3. Compensatory rivalry
Ancaman validitas internal ini terjadi jika subjek di grup kontrol
mengetahui bahwa merka adalah subjek di grup kontrol tersebut.
4. Resentful demoralization of the disadvantaged
Terjadi karena treatmen yang diberkian menarik dan eksperimen itu
sendiri juga obtrusif, sehingga subjek di grup kontrol yang tidak
mendapatkan treatmen tersebut merasa tidak puas yang akibatnya
dapat menurunkan kerja sama dengan hasil yang tidak optimal.
e. Desain Eksperimen
Menunjukkan bentuk dari eksperimen yang akan dilakukan. Tujuan dari disain
eksperimen ini adalah untuk mendapatkan bentuk eksperimen yang diinginkan
sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada sehingga didapatkan bentuk
eksperimen yang tepat untuk mengontrol kontaminasi yang terjadi di hubungan
kausal antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.
1. Pre eksperimen.
Merupakan desain eksperimen yang sederhana yang tidak menggunakan
sampel kontrol atau jika di gunakan sampel kontrol tetapitidak ekuivalen
dengan sampel statementnya karena item item sampel tidak di pilih secara
random.
One-Shot Case Study
Merupakan desain yang sangat sederhana. Subjek di sampel treatment di beri
treatment (T) yang merupakan nilai variabel independen dan kemudian
dilakukan pengukuran untuk melihat hasilnya di variabel dependen.
One Grup Pretest Post Tes Design
Menggnakan pretest tetapi masih belum menggumakan sampel kontrol.
Static group comparison
Desain ini mengunakan dua grup yaitu sampel treatment dan sampel kontrol
tetapi tidak menggunakan pretest.
2. Eksperimen betulan klasik
Digunakan sampel kontrol yang ekuivalen dengan sampel treatment.
Ekuivalensi antara kedua sampel dapat dilakukandengan cara
randomisasi atau pair matching.
Pretest post test control group
Desain ini menggunakan pretest dan sampel kontrol atau group kontrol.
Post Test Only Control Group
Jika subjek di grup treatment dan grup kontrol sudah di pilih secara
random atau secara pair matching sehingga kedua ekuivalen maka pretest
sudah tidak di perlukan lagi karena nilai awal kedua grup adalah
ekuivalen.
3. Eksperimen Betulan Ekstensi
Faktor banyak digunakan di ekspeimen betulan ekstensi. Faktor adalah
nilai yang di berikan di variabel independen.
Completely Ramdomized Design
Desain ini di dasarkan pada bebrapa grup atau sampel yang di pilih
berdasarkan faktor aktif, yaitu faktor yang nilainya di berikan lewat
treatment.
Randomized Block Design
Desain ini menggunakan dua faktor yaitu faktor aktif yang berupa
treatmentnya dan faktor blokan yang merupakan nilai variabel ekstrani.
Latin Square Design
Desain ini menggunakan dua faktor blockan dengan jumlah kolom dan
baris yang sama jumlahnya.
Faktorial Design
Yaitu dengan menggunakan dua buah faktor aktif. Dengan demikian
desain ini menggunakan dua buah treatment sekaligus untuk tiap tiap
selnya.
f. Langkah Langkah Eksperimen
1. Memilih variabel yang relevan
2. Menentukan tingkat treatnent
3. Mengontrol lingkungan eksperiment
4. Memilih desain eksperimen yang sesuai
5. Memilih objek
6. Memilih uji pilot
7. Merevisi eksperimen
8. Melakukan uji eksperimen
9. Mencatat hasil eksperimen

1.2.1. Teknik survei

Survei adalah metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan


pertanyaan kepada responden individu.

Survei post merupakan survei yang pertanyaan pertanyaannya di kirim kepada responden
lewat post.

a. Permasalahan Survei Dan Cara Mengatasinya


Permasalahan utama adalah terletak di pertanyaan pertanyaan yang di
tanyakan dan tidak meresponnya responden.
Cara caranya adalah sebagai berikut :
1. Pemberitahuan awal
2. Isi survei
a. Panjang pertanyaan pertanyaan
b. Sponsor survei
c. Amplop kembalian
d. Cara mengirim
e. Personalisasi
f. Surat pengantar
g. Tanpa nama
h. Insentif uang
i. Tanggal jatuh tempo
3. Tindak lanjut
b. Survei Dikirimkan Lewat Kompuer
Alasan utama menggunakan komputer untuk melakukan survei adalah biayanya
yang murah karena menghemat pengiriman lewat pos atau ekspedisi.
c. Teknik Pengumpulan Data Arsip
Dapat berupa data primer atau data sekunder. Untuk mendaoatkan data primer
teknik pengumpulan data yang dapat di gunakan adalah teknik pengumpulan data
analisis isi. Untuk mendapatkan data sekunder teknik pengumpulan data yang
dapat dilakukan adalah teknik pengumpulan data di basis data.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
1. Sampel yaitu suatu bagian dari unit populasi.
2. Fungsi Sampel yaitu menghemat biaya penelitian, menghemat waktu
untuk penelitian, dapat menghasilkan data yang lebih akurat, dan
memperluas ruang lingkup penelitian.
3. Kriteria Sampel terdiri dari Akurat yaitu adalah sampel yang tidak
bias dan Presisi yaitu sampel yang mempunyai presisi yang tinggi
adalah yang mempunyai kesalahan pengambilan sampel yang rendah.
4. Metode proses pengambilan sampel dapat secara probabilitas;
random sederhana dan random komples, dan secara nonprobabilitas;
convenience sampling dan purposive sampling.
5. Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan
6. Jenis-jenis data dibagi menjadi data kuantitatif vs kualitatif, data
menurut dimensi waktu dan data menurut sumber.
7. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk
mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung
subjek datanya.
b. Teknik wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapat
data dari responden.
c. Teknin eksperimen adalah suatu study yang melibatkan peneliti
memanipulasi beberapa variabel, mengamati dan mengobservsi
efeknya.
d. Teknik survei adalah metode pengumpulan data primer dengan
memberikan pertanyaan pertanyaan kepada responden individu.
DAFTAR PUSTAKA

Mdrajad, Kuncoro. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
Erlangga.
Jogiyanto. 2017. Metode Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
pengalaman. Yogyakarta: BPFE UGM.

Anda mungkin juga menyukai