Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 3

1. Dewa Ayu Mirah Satya Dewi (1707531124/21)


2.Ni Wayan Gita (1707531148/29)
3.Ni Komang Sri Cristi Okta Dewi (1707531149/30)
4. Ida Ayu Sinta Mahadewi (1707531151/31)
5.Ni Made Ayu Candra (1707531157/34)

PSAK 10 : PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING & PSAK 55 :


INSTRUMEN KEUANGAN

A. PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING


1. Definisi

Investasi neto dalam suatu kegiatan usaha luar negeri adalah jumlah kepentingan
entitas pelapor di dalam aset neto dari kegiatan usaha luar negeri tersebut.

a) Kegiatan usaha luar negeri adalahentitas yang merupakan entitas anak, entitas
asosiasi, pengaturan bersama atau cabang dari entitas pelapor, yang aktivitasnya
dilaksanakan di suatu negara atau mata uang selain negaraatau mata uang entitas
pelapor.
b) Kelompok usaha adalah suatu entitas induk dan seluruh entitas anaknya.
c) Kurs adalah rasio pertukaran untuk dua mata uang.
d) Kurs penutup adalah kurs spot pada akhir periode pelaporan.
e) Kurs spot adalah kurs untuk realisasi segera.
f) Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana
entitas beroperasi.
g) Mata uang penyajian adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan
keuangan.
h) Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual aset atau harga yang akan
dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran.
i) Posmoneter adalah unit mata uang yang dimiliki dan aset serta liabilitas yang akan
diterima atau dibayarkan dalam jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat
ditentukan.
j) Valuta asing adalah mata uang selain mata uang fungsional entitas.
k) Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah tertentu satu
mata uang ke dalam mata uang lain pada kurs yang berbeda.
2. Tujuan

1
Entitas dapat melakukan aktivitas luar negeri dalam dua cara. Entitas mungkin memiliki
transaksi dalam valuta asing atau memiliki kegiatan usaha luar negeri. Sebagai tambahan,
entitas dapat menyajikan laporan keuangannya dalam valuta asing. Tujuan dari pernyataan ini
menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi dalam valuta asing dan kegiatan usaha luar
negeri ke dalam laporan keuangan entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke
dalam mata uang penyajian. Permasalahan utama adalah kurs mana yang digunakan dan
bagaimana melaporkan pengaruh dari perubahan kurs dalam laporan keuangan.
3. Ruang Lingkup

Pernyataan ini diterapkan pada:


a. Akuntansi transaksi dan saldo dalam valuta asing, kecuali transaksi dan saldo derivatif
yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran;
b. Penjabaran hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang termasuk
dalam laporan keuangan entitas dengan cara konsolidasi atau metode ekuitas, dan
c. Penjabaran hasil dan posisi keuangan suatu entitas ke dalam mata uang penyajian.
4. Pengakuan Awal

Transaksi valuta asing adalah suatu transaksi yang didenominasikan atau memerlukan
penyelesaian dalam valuta asing, termasuk transaksiyang timbul ketika entitas:

a. Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasikan dalam valuta
asing.
b. Meminjam atau meminjamkan dana ketika jumlah yang merupakan utang atau tagihan
didenominasikan dalam valuta asing; atau
c. Memperoleh atau melepas aset, atau mengadakan atau menyelesaikan liabilitas yang
didenominasikan dalam valuta asing.
Pada pengakuan awal, transaksi valuta asing dicatat dalam mata uang fungsional. Jumlah
valuta asing dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata uang
fungsional dan valuta asing pada tanggal transaksi.

5. Pelaporan pada Akhir Periode Pelaporan Berikutnya

Pada akhir setiap periode pelaporan:


a. Pos moneter valuta asing harus dijabarkan menggunakan kurs penutup;
b. Pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis, dalam valuta asing harus
dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi; dan

2
c. Pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajardalam mata uang asing dijabarkan
menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar diukur.
Jumlah tercatat dari suatu pos ditentukan sejalan dengan Pernyataan lain yang relevan.
Sebagai contoh, aset tetap dapat diukur dengan nilai wajar atau biaya historis sesuai dengan
PSAK 16: Aset Tetap. Apakah jumlah tercatat ditentukan berdasarkan biaya historis ataupun
berdasarkan nilai wajar, jika jumlah nya ditentukan dalam mata uang asing maka kemudian
dijabarkan kedalam mata uang fungsional sesuai Pernyataan ini.

6. Pengakuan Selisih Kurs


Selisih kurs yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada penjabaran pos
moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos moneter tersebut dijabarkan pada
pengakuan awal selama periode atau pada periode laporan keuangan sebelumnya, harus
diakui dalam laba atau rugi dalam periode pada saat terjadinya. Ketika pos moneter timbul
dari transaksi mata uang asing dan terdapat perubahan dalam nilai tukar antara tanggal
transaksi dan tanggal penyelesaian, terjadilah sejumlah selisih nilai tukar. Ketika transaksi
diselesaikan dalam suatu periode akuntansi yang sama seperti saat transaksi itu terjadi, semua
selisih nilai tukar diakui dalam periode itu. Namun ketika transaksi diselesaikan dalam
periode akuntansi berikutnya, selisih nilai tukar yang diakui dalam setiap periode sampai
pada tanggal penyelesaian, ditentukan dengan perubahan pada nilai tukar selama masing-
masing periode.
Ketika suatu keuntungan atau kerugian pada suatu pos nonmoneter diakui dalam
pendapatan komprehensif lain, setiap komponen perubahan dari keuntungan atau kerugian itu
harus diakui dalam pendapatan komprehensif lain. Sebaliknya, ketika keuntungan atau
kerugian pada suatu pos nonmoneter diakui dalam laba atau rugi, setiap komponen perubahan
dari keuntungan atau kerugian tersebut harus diakui dalam laba atau rugi.
7. Perubahan dalam Mata Uang Fungsional
Ketika terdapat perubahan dalam mata uang fungsional, entitas menerapkan prosedur
penjabaran untuk mata uang fungsional yang baru secara prospektif sejak tanggal perubahan
itu. Selisih nilai tukar ini tidak diakui dalam laba atau rugi karena perubahan dalam nilai
tukar
memiliki sedikit atau tidak memi- liki pengaruh langsung terhadap arus kas sekarang dan
masa

3
depan dari kegiatan usaha. Jumlah kumulatif dari selisih nilai tukar disajikan dalam suatu
komponen terpisah dari ekuitas sampai pelepasan kegiatan usaha luar negeri tersebut. Ketika
selisih nilai tukar yang terkait dengan kegiatan usaha luar negeri yang dikonsolidasikan tetapi
tidak sepenuhnya dimiliki, akumulasi selisih nilai tukar yang timbul dari penjabaran dan
dapat
diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali dialokasikanke, dan diakui seba gai bagian
dari, kepentingan nonpengendali dalam laporan konsolidasi dari posisi keuangan.

8. Pengaruh Pajak Dari Seluruh Selisih Kurs


Keuntungan atau kerugian pada transaksi mata uang asing dan selisih nilai tukar yang
timbul pada penjabaran hasil dan posisi keuangan dari suatu entitas (termasuk suatu kegiatan
usaha luar negeri) ke dalam suatu mata uang yang berbeda mungkin memiliki pengaruh
pajak.PSAK 46 diterapkan ke pengaruh pajak ini.
a. Pengungkapan
Entitas terkadang menyajikan laporan keuangannya atau informasi keuangan lainnya
dalam suatu mata uang yang bukan mata uang fungsionalnya tanpa memenuhi
persyaratanpersyaratan dari paragraf 51. Contohnya, suatu entitas dapat melakukan konversi
hanya terhadap pos-pos tertentu dari laporan keuangannya. Atau, suatu entitas yang mata
uang fungsionalnya bukan mata uang dari suatu ekonomi hiperinflasi dapat melakukan
konversi terhadap laporan keuangannya ke dalam mata uang lain dengan menjabarkan semua
pos-pos dengan kurs penutup terkini. Konversi sebagaimana disebut di atas tidak sesuai
dengan PSAK dan pengungkapan yang dijelaskan dalam paragraf 54 dipersyaratkan.
Ketika entitas menyajikan laporan keuangan atau informasi keuangan lainnya di dalam suatu
mata uang yang berbeda baik dari mata uang fungsionalnya maupun dari mata uang pela
porannya, dan persyaratan-persyaratan dari paragraf 52 tidak dipenuhi, entitas harus:
a. Mengidentifikasikan secara jelas informasi sebagai informasi tambahan untuk
membedakannya dari informasi yang tunduk dengan PSAK;
b. Mengungkapkan mata uang di mana informasi tambahan tersebut disajikan; dan
c. Mengungkapkan mata uang fungsional entitas dan metode penjabaran yang digunakan
untuk menentukan informasi tambahan.
B. INSTRUMEN KEUANGAN
1. Definisi

4
Instrumen keuangan (financial instruments) adalah setiap kontrak yang menambah nilai
aset keuangan (financial assets) entitas dan liabilitas keuangan (financial liability) atau
instrumen ekuitas (equity instruments) entitas lain. Aset keuangan meliputi setiap aset yang
menimbulkan hak kontraktual untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya. Liabilitas
keuangan meliputi setiap kewajiban kontrak untuk membayar kas atau aset keuangan.
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas
setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.

2. Tujuan

Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan
pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item
nonkeuangan.

3. Ruang Lingkup

Pernyataan ini diterapkan oleh semua entitas untuk seluruh jenis instrumen keuangan, kecuali
untuk:

a. Penyertaan pada entitas anak, entitas asosiasi, dan ventura bersama


b. Hak dan kewajiban dalam sewa
c. Hak dan kewajiban pemberi kerja
d. Instrumen keuangan terbitan entitas
e. Hak dan kewajiban yang timbul dalam kontrak asuransi
f. Kontrak antara pengakuisisi dan penjual dalam kombinasi bisnis
g. Komitmen pinjaman yang diberikan selain dari yang dijabarkan

4. Pengakuan awal

Diklasifikasikan sebagai sebagai nilai asset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh
tempo, atau asset tersedia untuk dijual, atau mana yang sesuai. Kelompok usaha menentukan
klasifikasi asset keuangan pada saat pengakuan awal dan jika diperbolehkan dan sesuai, akan
dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan. Pada saat pengakuan awal, asset keuangan
diukur pada nilai wajar. Dalam hal investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi,

5
nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara
langsung.

Pembelian atau penjualan asset keuangan yang memerlukan penyerahan asset dalam
kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar
(pembelian yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal kelompok usaha
berkomitmen untuk membeli atau menjual asset tsb.

Pengukuran setelah pengukuran awal tergantung pada klasifikasi sbb:

a. Aset keuangan
a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi meliputi asset keuangan
yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan asset keuangan yang pada
saat pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi.
b) Pinjaman yang diberikan dan Piutang

Pinjaman yang diberikan dan Piutang adalah asset keuangan non derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi dipasar aktif .
Aset keuangan tsb dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi (amortized cost)
dengan menggunakan metode suku bunga efekif (effective interest rate). Keuntungan
dan Kerugian diakui dalam laba rugi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan
pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

c) Investasi dimiliki hingga jatuh tempo

Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan
jatuh temponya telah ditetapkan dan diklasifikasi sebagai investasi dimiliki hingga
jatuh tempo jika kelompok usaha mempunyai maksud dan kemampuan untu memiliki
asset keungan hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dalam
kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

d) Aset keuangan tersedia untuk dijual

Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah asset keuangan non derifatif yang
ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga

6
kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual
diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang bekum direalisasi diakui dalam
ekuitas sampai investasi tsb dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, keuntungan atau
kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklasifikasi
kedalam laba atau rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.

b. Liabilitas Keuangan

Liabilitas Keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2014) dikategorikan sebagai


Liabilitas Keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, liabilitas keungan
yang diukur dengan biaya perolehan amortiasi, atau derivatif yang ditetapkan sebagai
instrument lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Kelompok usaha
menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Saat pengakuan awal,
liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dan dalam hal liabilitas keuangan yang diukur
dengan biaya perolehan diamortisasi, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan
secara langsung.

Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasi sbb:

a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi mencakup
liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan liabilitas
keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal telah ditetapkan diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi. Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika
diperoleh atau dimiliki untuk dijual dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga
diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai
instrument lindung nilai yang efektif. Keuntungan atau kerugian atas liabilitas dalam
kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laba rugi.

b) Liabilitas Keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

Setelah pengukuran awal, liabilitas keuangan ini diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian
liabilitas harus diakui dalam laba rugi ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta
melalui proses amortisasinya.

7
5. Penghentian Pengakuan (Derecognition)
1. Penghentian Pengakuan Aset Keuangan
Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika :
a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir
b. Entitas mentransfer aset keuangan yang memenuhi kriteria penghentian
pengakuan.
2. Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan
Entitas mengeluarkan kewajiban keuangan (atau bagian dari kewjaiban keuangan)
dari neracanya, jika dan hanya jika kewajiban keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika
kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.

6. Lindung Nilai
Akuntansi lindung nilai menurut Epstein & Jermakowicz (2008) adalah
penggunaan instrumen derivatif atau instrumen keuangan lainnya untuk melindungi
perusahaan dari risiko terkait perubahan nilai wajar (fair value). Perlakuan akuntansi
khusus bagi transaksi hedging yang mencakup instrumen hedging dan hedge item,
yang bertujuan untuk memastikan keuntungan atau kerugian atas instrumen hedging
dan hedge item diakui dalam laporan laba rugi periode yang sama.
1) Instrumen Lindung Nilai :
i. Lindung nilai terhadap eksposur nilai wajar dari obligasi dalam mata uang
asing.
ii. Lindung nilai menggunakan aset atau liabilitas keuangan nonderivatif
iii. Akuntansi lindung nilai: penggunaan opsi yang diterbitkan dalam instrumen
lindung nilai yang digabungkan
iv. Lindung nilai Internal
v. Kontrak derivatif internal yang saling hapus digunakan untuk mengelola risiko
suku bunga
2) Item yang dilindung nilai :
i. Derivatif
ii. Penerbitan utang dengan suku bunga tetap yang telah diantisipasi
iii. Deposito inti tak berwujud

8
DAFTAR PUSTAKA

https://magisterakutansi.blogspot.com/2018/01/analisis-psak-no-55-tentang-instrumen.html?m=1

http://rezwan-rizki.blogspot.com/2013/05/akuntansi-untuk-instrumen-keuangan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai