Anda di halaman 1dari 20

PEMENUHAN NAFKAH BATIN DI DUNIA CYBER

Makalah

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kasus Hukum
Keluarga Islam

Dosen pengampu

Dr. Ita Musarrofa, M.Ag

Disusun oleh :

Kelompok III

Ratih Anggraeni Ardi (C91217075)


Tri Suryani (C91217081)
Giati Afiyatin (C91217108)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas berkat dan rahmat, hidayah dan
karunia-Nya kepada kami. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan
terhadap junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Pemenuhan Nafkah Batin di
Dunia Cyber“.
Syukur alhamdulillah kami panjatkan atas selesainya nya penyusunan
makalah ini. Karena itu, kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dosen, buku
perpustakaan, dan teman-teman yang sudah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan baik dalam segi tulisan maupun kata-kata, oleh karena itu kami. Oleh
karena itu kami menerima segala kritik dan saran yang berguna untuk perbaikan
makalah ini. Jika ada kesalahan itu murni dari kami akan, tetapi jika ada kebaikan
itu datangnya dari Allah Swt.

Surabaya, 4 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah……………..…………………………………………..2
C. Tujuan…………………….……………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Cyber Sex...................................................................................3

B. Pengertian Alat Bantu Seks Online...............................................................5

C. Ketentuan Pemenuhan Kewajiban Suami Istri dan Alasan Perceraian


Dalam KHI………………………...………...……………………………..….6
D. Cyber Sex Suami Istri Dalam Perspektif Hukum Keluarga
Islam…………………………………………………..……………………….9
BAB III KESIMPULAN........................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA…………..……………………..……………………...….17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Peradaban dunia saat ini dicirikan dengan fenomena kemajuan teknologi


informasi dan globalisasi. Perkembangan teknologi dan infromasi pada abad 21
berkembang pesat seperti computer yang pada awalnya merupakan mesin
penghitung yang cepat dapat menerima informasi input digital. Computer dalam
perkembangannya tidak hanya sebagai mesin penghitung, tetapi digunakan
sebagai tenaga pengganti manusia. Fenomena tersebut terlihat di berbagai
aktivitas manusia seperti bekerja, membaca, menulis, dan berkomunikasi.
Perkembangan teknologi tersebut melahirkan suatu system jaringan yang disebut
internet dan begitu cepat mengubah wajah dunia seperti sekarang ini.

Internet membuka cakrawala informasi, pengetahuan dan apapun fakta-


fakta dari seluruh penjuru dunia karena itu teknologinya disebut virtual
technology atau teknologi maya, Internet merupakan sebuah ruangan informasi
dan komunikasi yang dapat mempercepat penyebaran informasi ilmu pengetahuan
serta menambah wawasan serta kemudahan-kemudahan membantu manusia
dalam pekerjaannya. Saat ini, internet telah membentuk masyarakat dengan
kebudayaan baru. Masyarakat yang tidak lagi dihalangi oleh batas-batas teritorial
antara negara. Oleh karena itu siapa pun bisa menggunakan internet untuk
berkomunikasi, membantu melakukan pekerjaan manusia, dan saling tukar
informasi. Oleh karena itu, disini penulis akan membahas tentang Pemenuhan
Nafkah Batin di Dunia Cyber.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Cyber Sex?
2. Bagaimana Pengertian Alat Bantu Seks Online?
3. Bagaimana Ketentuan Pemenuhan Kewajiban Suami Istri dan Alasan
Perceraian Dalam KHI?

1
4. Bagaimana Cyber Sex Suami Istri Dalam Perspektif Hukum Keluarga Islam?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Cyber Sex


2. Untuk Mengetahui Pengertian Alat Bantu Seks Online
3. Untuk Mengetahui Ketentuan Pemenuhan Kewajiban Suami Istri dan Alasan
Perceraian Dalam KHI
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Cyber Sex Suami Istri Dalam Perspektif
Hukum Keluarga Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Cyber Sex


Cyber sex didefinisikan sebagai penggunaan internet untuk terlibat dalam
aktivitas kesenangan seksual, seperti melihat gambar- gambar erotis, chatting
dalam bahasan tentang seks, saling tukar menukar gambar atau email tentang seks,
dan lain sebagainya yang terkadang diikuti oleh masturbasi. Hal serupa
diungkapkan oleh Carners, Delmonico dan Griffin bahwa cyber sex adalah
mengakses pornografi di internet, terlibat dalam real-time yaitu percakapan
tentang seksual online dengan orang lain, dan mengakses multimedia software
yang membangkitkan gairah seksual satu dengan yang lainnya.1

Cyber sex adalah bukan lagi tentang seni bercinta akan tetapi melihat,
mendengar, dan merasakan tanpa harus berhubungan badan/ terjadi kontak fisik.
Pada intinya hanya menggunakan imajinasi dalam meraih kepuasan seksual.
Meskipun tidak terjadi kontak fisik selama melakukan cyber sex, namun pelaku
cyber sex ini dapat mengeluarkan semua fantasi seksual kepada orang lain. Pada
dasarnya cyber sex ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :

1. Online porno yang meliputi gambar ataupun cerita sexual


2. Chatting dengan topic seksual
3. Video porno

Cyber sex ini juga diibaratkan seperti dua mata pisau yang tajam karena
memiliki keuntungan dan potensi yang berbahaya. Cyber sex ini memiliki
keuntungan seperti :

1. Hubungan suami istri yang terpisahkan oleh jarak dan waktu. Melakukan
cyber sex dengan pasangan yang sah mungkin masih bisa digolongkan

1
Didik M. Arif Mansur dkk, Ciber Law Aspek Hukum Teknologi, (Bandung : PT Rafika Aditama,
2006, cet. Ke-1), hlm 25

3
sebagai salah satu inovasi seks yang memanfaatkan dunia maya sebagai
alat perantara. Suami istri ini tetap dapat memanjakan hubungan seksual
yang nyata tanpa harus bertemu satu sama lain, mereka melakukan
hubungan seksual melalui dunia maya yang diyakini dapat meningkatkan
keeratan dalam hubungan.
2. Kegiatan cyber sex ini tidak menularkan penyakit seksual seperti kegiatan
seksual lainnya. Kegiatan ini dilakukan sebagai penyalur hasrat seksual
berupa obrolan seksual via chat, saling mengirim foto ataupun video.

Disisi lain hal yang merugikan yang dapat diakibatkan oleh kegiatan cyber
sexual ini adalah seperti :

1. Dapat menyebabkan gangguan seksual yaitu menghilangkan minat untuk


berhubungan seksual yang sesungguhnya dengan lawan jenisnya.
2. Dapat merusak kerja otak karena jika tersambung ke dalam internet hal
yang mendominasi pikirannya hanyalah seksual
3. Cenderung mengabaikan banyak kegiatan penting karena lupa akan waktu
saat menjelajahi situs seksual
4. Dapat menyebabkan perceraian, Melakukan cyber sex bukan dengan
pasangan yang sah tentu saja tergolong perselingkuhan, dan seperti halnya
perselingkuhan di dunia nyata, dampaknya bisa menyebabkan perceraian.
5. Bila tidak dapat mengakses ke internet maka ia akan menjadi marah
seperti layaknya orang yang terpengaruh obat-obatan terlarang.2

Cyber sex merupakan media atau alat komunikasi yang dibuat menyampaikan
apapun tentang sex atau pornografi melalui internet. Cyber sex itu sendiri erat
kaitannya dengan pornografi. Jaringan globalisasi global interaktif melalui
relaychat (chatting) dapat digunakan untuk menyebarluaskan informasi tentang
carita ataupun gambar pornografi, hal ini lah yang disebut dengan cyber sex.
Kata- kata yang diketik pada keyboard untuk menggambarkan interaksi seksual
pasangan chatting di internet hingga membuat kedua belah pihak terstimulasi

2
https://www.kompasiana.com/wisnuadisaputraa/5a17034afcf681072f4b7e34/cyber-sex-
innovation-in-sexuality (diakses Kamis, 27 Februari2 2020, pukul 20.54)

4
secara seksual adalah definisi dari sex chat, sebagai salah satu aktifitas cyber sex.
3
Ada dua bentuk cyber sex dalam ruangan chatting, yaitu computer mediated
interactive masturbation in real time dan computer mediated telling of interactive
sexual stories (in real time) with the intent of arousal (Robin Hamman, 1996).4

B. Pengertian Alat Bantu Seks Online

Alat bantu seks online ialah sebuah alat yang digunakan untuk mencari sebuah
kepuasan seksual atau alat yang digunakan untuk penyalur nafsu birahi yang
bersifat naluri. Alat bantu tersebut bisa berupa bentuk melalui sebuah aplikasi,
maupun sebuah bentuk alat yang memang di desain khusus secara otomatis
memberikan suatu reaksi tertentu.

1. Vibrator

Salah satu alat bantu seks online ini, salah satunya adalah vibrator.
Vibrator pintar ini diciptakan untuk gaya hidup modern. Yang ditujukan
untuk bermain sendiri atau bermain dengan pasangannya. Vibrator terbuat
silicon premium. Vibrator getaran dirancang agar sesuai dengan kontur
bagian intim wanita untuk memberikan kesenangan maksimal. Vibrator ini
berbentuk kecil, kuat namun diam. vibrator dapat dipakai. Dengan
memasukkannya ke celana Anda dan Anda tidak harus memegangnya.

Pada 2012, Vibease meluncurkan vibrator pintar pertama di dunia yang


dapat dikontrol dengan smartphone. Dengan aplikasi Vibease, pengguna
dapat mengontrol vibrator dari 3 kaki hingga ribuan mil jauhnya saat
pengguna bepergian. Aplikasi Vibease ini hadir dengan obrolan video dan
mudah menggunakan panel kontrol untuk momen intim.

Untuk bermain sendiri, Vibease vibrator berpasangan dengan buku


audio untuk menciptakan pengalaman kesenangan yang mendalam. Ketika
suara di buku audio mengatakan "Aku menyentuhmu dengan lembut",
3
Didik M. Arif Mansur dkk, Ciber Law Aspek Hukum Teknologi, (Bandung : PT Rafika Aditama,
2006, cet. Ke-1), hlm 29
4
http:// www.Unisoed.Ac.Id/ new cmsfask/ userfiles/ file/ hukum/ cyberporn-pp-html (diakses
pada 28 Januari, pukul 21.36)

5
vibrator bergetar pelan, ketika suara mengatakan "Aku menyentuh keras"
vibrator bergetar keras. Dan getaran tersebut menghidupkan fantasi
pengguna.5
2. Durex Fundawear
Aplikasi yang memungkinkan berhubungan seks via internet,  aplikasi
‘Fundawear’yang kabarnya membuat penggunanya dapat menyentuh
bagian sensitif pasangan lewat bantuan koneksi internet. Tak sampai di
situ, Fundawear adalah produk terbaru untuk menikmati foreplay jarak
jauh via internet.
Cara kerja aplikasi ini terbilang sederhana. Ada alat yang ditanam
di pakaian dalam yang bisa menghasilkan getaran (vibrate). Getaran itu
bisa ditimbulkan lewat aplikasi yang tertanam di smartphone. Dengan
memainkan aplikasi ini, seseorang bisa menggoda pasangannya dari jarak
jauh. Cukup bermodalkan pakaian dalam produksi Durex, pengguna dapat
menikmati ‘rangsangan’ yang dilakukan pasangan atau sebaliknya.6

C. Ketentuan Pemenuhan Kewajiban Suami Istri dan Alasan-Alasan Perceraian


Dalam KHI

Ketentuan pemenuhan kewajiban suami istri diatur didalam Kompilasi Hukum


Islam (KHI), terdapat dalam ;

BAB XII
HAK DAN KEWJIBAN SUAMI ISTERI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 77

5
https://www.touchofmodern.com/sales/vibease-74eb8d75-98a0-4e1d-b8aa-
21bdf23cdb6e/vibease-smart-vibrator?wall=1 (diakses pada 28-02-2020, pukul 22.13)
6
http://khairinajasman1029.blogspot.com/2016/ (diakses pada 29-02-2020,pukul 20.15)

6
(1) Suami isteri memikul kewjiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga
yang sakinah, mawaddah dan rahmah yang menjadi sendi dasar dan susunan
masyarakat

(2) Suami isteri wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia dan
memberi bantuan lahir bathin yang satui kepada yang lain;

(3) Suami isteri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-anak
mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani maupun kecerdasannya dan
pendidikan agamanya;

(4) suami isteri wajib memelihara kehormatannya;

(5) jika suami atau isteri melalaikan kewjibannya masing-masing dapat


mengajukan gugatan kepada Pengadilan Agama

Bagian Ketiga
Kewajiban Suami
Pasal 80

(1) Suami adalah pembimbing, terhadap isteri dan rumah tangganya, akan tetap
mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang penting-penting diputuskan oleh
sumai isteri bersama.

(2) Suami wajib melidungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(3) Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada isterinya dan memberi
kesempatan belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa
dan bangsa.

(4) sesuai dengan penghasislannya suami menanggung : a. nafkah, kiswah dan


tempat kediaman bagi isteri; b. biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya
pengobatan bagi isteri dan anak; c. biaya pendididkan bagi anak.

(5) Kewajiban suami terhadap isterinya seperti tersebut pada ayat (4) huruf a dan
b di atas mulai berlaku sesudah ada tamkin sempurna dari isterinya.

7
(6) Isteri dapat membebaskan suaminya dari kewajiban terhadap dirinya
sebagaimana tersebut pada ayat (4) huruf a dan b.

(7) Kewajiban suami sebagaimana dimaksud ayat (5) gugur apabila isteri nusyuz.

Bagian Keenam
Kewajiban Isteri
Pasal 83

(1) Kewajibn utama bagi seoarang isteri ialah berbakti lahir dan batin kepada
suami di dalam yang dibenarkan oleh hukum islam.

(2) Isteri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari


dengan sebaikbaiknya.

Pasal 84

(1) Isteri dapat dianggap nusyuz jika ia tidak mau melaksanakan kewajiban-
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (1) kecuali dengan alasan
yang sah

(2) Selama isteri dalam nusyuz, kewajiban suami terhadap isterinya tersebut pada
pasal 80 ayat (4) huruf a dan b tidak berlaku kecuali hal-hal untuk kepentingan
anaknya.

(3) Kewajiban suami tersebut pada ayat (2) di atas berlaku kembali sesuadah isteri
nusyuz

(4) Ketentuan tentang ada atau tidak adanya nusyuz dari isteri harus didasarkan
atas bukti yang sah.

Sedangkan, alasan-alasan perceraian dalam KHI diatur didalam Kompilasi


Hukum Islam (KHI), terdapat dalam ;

Pasal 116

Perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan :

8
a. salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan
lain sebagainya yang sukar disembuhkan;
b. Salah satu pihak mninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut
tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar
kemampuannya;
c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman
yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;
d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang
membahayakan pihak lain;
e. Salah satu pihak mendapat cacat badab atau penyakit dengan akibat tidak
dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau isteri;
f. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran
dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga;
g. Suami menlanggar taklik talak;
h. Peralihan agama tau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak rukunan
dalam rumah tangga.7

D. Cybersex Suami Istri Perspektif Hukum Keluarga Islam


1. Contoh Study Kasus Cybersex

“Pemenuhan kebutuhan seksualitas suami istri LDR, melalui Aplikasi”

Pemenuhan kebutuhan biologis memang menjadi salah satu kebutuhan


yang harus di penuhi. Didalam sebuah rumah tangga kebutuhan biologis atau
seks sangat dibutuhkan untuk menyalurkan hasrat biologisnya pada pasangan
sah supaya tidak terjadi sebuah perzinaan.

Seperti kasus yang dilakukan oleh salah satu keluarga yang ada
didaerah bekasi, terdiri dari seorang suami yang memiliki inisial AG, berusia
37 tahun, AG ini bekerja di perusahaan pelayaran. Sedangkan istrinya seorang
ibu rumah tangga yang kesehariannya mengurus anak dan pekerjaan rumah
tangga lainnya. Sang istri memiliki inisial RN, usianya 35 tahun. Tinggal
7
Kompilasi Hukum Islam,cet 6 (Bandung:Cv. Nuansa Aulia,2015).hlm.23-34

9
serumah, rumah tangganya pun sangat harmonis mereka berdua memiliki
usaha kecil-kecilan yakni seorang pedagang keliling serta membuka toko di
depan rumahnya. Semenjak anaknya masuk usia sekolah kebutuhan pun
semakin banyak dan mengharuskan AG untuk mencari pekerjaan lain yang
gajinya lebih besar guna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Setelah kesana kemari mencari lowongan pekerjaan, mengirim surat


lamaran kerja ke kantor-kantor perusahaan dikotanya, masih belum ada
kepastian konfirmasi untuk diterima. Kemudian tak sengaja melihat famlet
lowongan kerja di suatu perusahaan pelayaran, ia ingat kalau juga memiliki
teman yang bekerja di sebuah kapal pesiar, setelah menjalani beberapa proses
kemudian AG diterima di sebuah kapal pesiar.

Pekerjaan barunya yang menjadi seorang pelaut mengharuskan untuk


meninggalkan keluarganya, dan AG untuk pulang kerumahnya tak menentu,
hingga terkadang sampai beberapa bulan tidak pulang kerumah untuk
berjumpa dengan keluarganya. Berhubung jarang pulang karna sebuah
pekerjaan AG dengan istrinya yang berinisial RN ini hanya bisa
berkomunikasi lewat via telepon, video call whatsApp , maupun facebook.
Karena itu mereka dalam pemenuhan biologis pun sulit dan berkurang,
biasanya hanya dilakukan lewat video call. Namun dengan cara melakukan
lewat video call dirasa mereka kurang mendapatkan kepuasan.

Akhirnya mereka menemukan cara lain yang lebih sensasional yakni


dengan lewat aplikasi “Durex Fundawear”. Aplikasi Fundawear ini membuat
penggunanya dapat menyentuh bagian sensitif pasangan lewat bantuan
koneksi internet. Tak sampai di situ, Fundawear adalah produk terbaru untuk
menikmati foreplay jarak jauh via internet. Cara kerja aplikasi ini terbilang
sederhana. Ada alat yang ditanam di pakaian dalam yang bisa menghasilkan
getaran (vibrate). Getaran itu bisa ditimbulkan lewat aplikasi yang tertanam di
smartphone. Dengan memainkan aplikasi ini, seseorang bisa menggoda
pasangannya dari jarak jauh. Cukup bermodalkan pakaian dalam produksi

10
Durex, pengguna dapat menikmati ‘rangsangan’ yang dilakukan pasangan atau
sebaliknya.

Sang istri berinisial RN tersebut merasa kesepian dirumah akhirnya


memutuskan bekerja di sebuah perusahaan. RN memiliki rekan kerja pria,
karena suaminya tidak sering berada dirumah dan tidak bisa mengawasinya
secara langsung, akhirnya RN menjalin hubungan dengan rekan kerjanya
tersebut. Dengan semakin berkembangnya teknologi, si istri inisial RN ini pun
setelah memiliki aplikasi Durex Fundawear tersebut semakin penasaran dan
ingin mencoba hal lain. Kebetulan rekan kerjanya tersebut juga memiliki
aplikasi tersebut karena istrinya kerjanya diluar kota. RN meminta kebutuhan
biologis melalui aplikasi dengan suaminya tidak selalu terpenuhi setiap saat
karena tuntutan pekerjaan. Sehingga RN memutuskan hal lain yakni meminta
rekan kerjanya untuk memenuhi kebutuhan seksnya tetapi lewat aplikasi
tersebut.

2. Analisis Kasus

Analisis kelompok kami dari permasalahan kasus cybersex suami istri


dalam perspektif hukum islam ialah haram, karena alasan banyak madharat dan
mafsadahnya, daripada maslahahnya. Dalam hal ini, kami menerapkan metode
penetapan hukum saddud zara’i, karena Cybersex mengandung madarat yang
sangat besar, yang dapat mengakibatkan pada kerusakan akal, kerusakan jiwa, dan
akhirnya dapat meruntuhkan aqidah dan moral umat manuisa khususnya umat
Islam.
Dampak lainnya yaitu dapat merusak sebuah tatanan keluarga, seorang
candu dengan cybersex merasa dirinya terpuaskan dengan fantasi-fantasi seksual
tanpa melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Mengingat keselamatan
yang dijaga adalah keselamatan atas akal, dan agama, maka menjaga maslahat ini
sifatnya adalah daruriyyah, mau tidak mau jenis cyber ini (cybersex) harus
dihilangkan. Dengan menggunakan metode penerapan hukum Islam yaitu saddud
zara’i dapat disimpulkan bahwa hukum dari cybersex itu sendiri adalah haram,

11
larangan itu muncul bukan dari cyber itu sendiri, akan tetapi larangan itu muncul
dari dampak yang ditimbulkan dari cybersex.

Namun bagaimana cara mencari solusi ketika pasangan suami istri sah
dalam islam saling berjauhan, mungkin karena sedang bekerja, ataupun karena
studi. Jarak yang memisahkan bukan hanya hitungan hari atau pekan, tapi
mungkin sudah dalam hitungan bulan atau tahun.

Kemudian jika dikaji bolehkah seorang suami melakukan seks “mandiri”


atau dengan istilah orgasme,onani dalam bahasa arabnya disebut istimna, ketika
berjauhan dengan istri dalam waktu yang sangat lama. Maka kami akan
memaparkan dari segi pandangan para ulama-ulama tentang hal tersebut.
Mengenai hal ini sebagian besar ulama mengharamkannya namun ada juga yang
membolehkannya.

Yang mengharamkan onani, umumnya para ulama, berpegang kepada


firman Allah SWT, “Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya kecuali
terhadap isterinya atau hamba sahayanya, mereka yang demikian itu tidak tercela.
Tetapi barangsiapa mau selain yang demikian itu, maka mereka itu adalah orang-
orang yang melewati batas,” (Al-Muminun: 5-7). Mereka menggolongkan onani
sebagai perbuatan tidak menjaga kemaluan.

Para Ulama yang tidak memperbolehkan perbuatan istimna, sebagai berikut :

a. Ulama Malikiyah mengharamkan onani dengan alasan bila onani dihalalkan,


seharusnya Rasulullah SAW memberi jalan keluarnya dengan onani saja
karena lebih sederhana dan mudah. Tetapi Beliau malah menyuruh untuk
puasa.
b. Sedangkan Imam Asy-Syafi’i mengharamkan onani dalam kitab Sunan Al-
Baihaqi Al-Kubro jilid 7 halaman 199 dalam Bab Onani ketika menafsirkan
ayat Al-Quran surat Al-Mukminun  “Dan orang-orang yang memelihara
kemaluannya.” Begitu juga dalam kitab beliau sendiri Al-Umm juz 5
halaman 94 dalam bab Onani.

12
c. Imam Ibnu Taymiyah ketika ditanya tentang hukum onani beliau mengatakan
bahwa onani itu hukum asalnya adalah haram dan pelakunya dihukum ta’zir,
tetapi tidak seperti zina. Namun beliau juga mengatakan bahwa onani
dibolehkan oleh sebagian sahabat dan tabi’in karena hal-hal darurat seperti
dikhawatirkan jatuh ke zina atau akan menimbulkan sakit tertentu. Tetapi
tanpa alasan darurat, beliau (Ibnu Taymiyah) tidak melihat adanya
keringanan untuk membolehi onani.

Sedangkan para ulama yang memperbolehkan perbuatan istimna, sebagai berikut :

a. Ibnu Abbas, Ibnu Hazm dan Hanafiyah dan sebagian Hanabilah. Ibnu Abbas
mengatakan onani lebih baik daripada zina tetapi lebih baik lagi bila menikahi
wanita meskipun budak. Ada seorang pemuda mengaku kepada Ibnu
Abbas,”Wahai Ibnu Abbas, saya seorang pemuda dan melihat wanita cantik.
Aku mengurut-urut kemaluanku hingga keluar mani”. Ibnu Abbas berkata,”Itu
lebih baik daripada zina, tetapi menikahi budak lebih baik daripada itu
(onani).”
b. Mazhab Zhahiri yang ditokohi oleh Ibnu Hazm dalam kitabnya Al-
Muhalla juz 11 halaman 392 menuliskan bahwa Abu Muhammad berpendapat
bahwa istimna adalah mubah karena hakikatnya hanya seseorang memegang
kemaluannya maka keluarlah maninya. Sedangkan nash yang
mengharamkannya secara langsung tidak ada. Sebagaimana dalam firman
Allah: “Dan telah Kami rinci hal-hal yang Kami haramkan.” Sedangkan onani
bukan termasuk hal-hal yang dirinci tentang keharamannya maka hukumnya
halal.

Pendapat mazhab ini memang mendasarkan pada zahir nash baik dari Al-
Quran maupun Sunnah. Sedangkan para ulama Hanafiyah (pengikut Imam Abu
Hanifah) dan sebagian Hanabilah (pengikut mazhab Imam Ahmad), sebagaimana
tertera dalam Subulus Salam juz 3 halaman 109 dan juga dalam tafsir Al-Qurthubi
juz 12 halaman 105, membolehkan onani dan tidak menjadikan hadits ini,
Rasulullah SAW telah bersabda kepada kami, “Wahai para pemuda, apabila siapa

13
di antara kalian yang telah memiliki baah (kemampuan) maka menikahlah, kerena
menikah itu menjaga pandangan dan kemaluan. Bagi yang belum mampu maka
puasalah, karena puasa itu sebagai pelindung,”  (HR Muttafaqun alaih). Tidak
menngunakan dasar tentang pemuda yang belum mampu menikah untuk puasa
sebagai dasar diharamkannya onani.
Mereka memandang bahwa onani itu dibolehkan, alasannya bahwa mani
adalah barang kelebihan. Oleh karena itu boleh dikeluarkan, seperti memotong
daging lebih. Namun sebagai cataan bahwa ada dua pendapat dari mazhab
Hanabilah, sebagian mengharamkannya dan sebagian lagi membolehkannya. Bila
kita periksa kitab Al-Kafi fi Fiqhi Ibni Hanbal juz 4 halaman 252 disebutkan
bahwa onani itu diharamkan.
Ulama-ulama Hanafiah juga memberikan batas kebolehannya itu dalam dua
perkara:

1. Karena takut berbuat zina.


2. Karena tidak mampu kawin.

Pendapat Imam Ahmad memungkinkan untuk kita ambil dalam keadaan


gharizah itu memuncak dan dikawatirkan akan jatuh ke dalam haram. Misalnya
seorang lelaki yang sedang belajar atau bekerja di tempat lain yang jauh dari
negerinya, sedang pengaruh-pengaruh di hadapannya terlalu kuat dan dia kawatir
akan berbuat zina. Karena itu dia tidak berdosa menggunakan cara ini (onani)
untuk meredakan bergeloranya gharizah tersebut.

Tetapi yang lebih baik dari itu semua, ialah seperti apa yang diterangkan
oleh Rasulullah saw terhadap pemuda yang tidak mampu kawin, yaitu kiranya dia
mau memperbanyak puasa, dimana puasa itu dapat mendidik beribadah, mengajar
bersabar dan menguatkan kedekatan untuk bertaqwa dan keyakinan terhadap
penyelidikan (muraqabah) Allah kepada setiap jiwa seorang mu’min.8

3. Dilihat dari Segi Maslahah dan Mafsadah sebuah Cybersex


8
http://digilib.uin-suka.ac.id/31091/asepnugraha,tinjauanhukumislamterhadapcybersex (diakses
pada 29-03-2020, pukul 13.45)

14
MAFSADAH MASLAHAH
1. Bisa menjadikan orang 1. Kebutuhan seksual tetap
terpuaskan dengan fantasi-fantasi bisa terpenuhi
seksual tanpa melakukan
hubungan seksual dengan
pasangannya
2. Mudahnya akses dan fasilitas 2. Efesiensi waktu, dari segi
seks lewat sebuah aplikasi rentan ekonomi juga
penyalahgunaan bukan dengan
pasangan sah
3. Dapat merusak akal, 3. Tetap harmonis walaupun
menjadikan hypersex LDR
4. Sering melakukan masturbasi 4. Tidak menularkan penyakit
maka akan menderita ejakulasi
seksual seperti kegiatan
dini karena otot sudah dilatih
untuk menerima rangsangan yang seksual lainnya,karena tidak
sangat minim dengan respon
ada kontak fisik
yang maksimal.
5. Dapat merusak jiwa

BAB III
KESIMPULAN

1. Cyber sex didefinisikan sebagai penggunaan internet untuk terlibat dalam aktivitas
kesenangan seksual, seperti melihat gambar- gambar erotis, chatting dalam

15
bahasan tentang seks, saling tukar menukar gambar atau email tentang seks, dan
lain sebagainya yang terkadang diikuti oleh masturbasi.
2. Alat bantu seks online ialah sebuah alat yang digunakan untuk mencari sebuah
kepuasan seksual atau alat yang digunakan untuk penyalur nafsu birahi yang
bersifat naluri. Alat bantu tersebut bisa berupa bentuk melalui sebuah aplikasi,
maupun sebuah bentuk alat yang memang di desain khusus secara otomatis
memberikan suatu reaksi tertentu.
3. Ketentuan Pemenuhan Kewajiban Suami Istri dan Alasan-Alasan Perceraian
Dalam KHI :
a. Kebutuhan Pemenuhan Kewajiban Suami Istri dijelaskan pada Bab XII
tentang Hak dan Kewajiban Suami Istri pasal 77, pasal, 80, pasal 83, pasal 84.
b. Alasan- alasan perceraian dalam KHI dijelaskan dalam paal 116
4. Analisis kelompok kami dari permasalahan kasus cybersex suami istri dalam
perspektif hukum islam ialah haram, karena alasan banyak madharat dan
mafsadahnya, daripada maslahahnya. Dalam hal ini, kami menerapkan metode
penetapan hukum saddud zara’i, karena Cybersex mengandung madarat yang
sangat besar, yang dapat mengakibatkan pada kerusakan akal, kerusakan jiwa, dan
akhirnya dapat meruntuhkan aqidah dan moral umat manuisa khususnya umat
Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Didik M. Arif Mansur dkk, 2006, Ciber Law Aspek Hukum Teknologi, Bandung,
PT Rafika Aditama, cet. Ke-1

16
https://www.kompasiana.com/wisnuadisaputraa/5a17034afcf681072f4b7e34/cybe
r-sex-innovation-in-sexuality
http:// www.Unisoed.Ac.Id/ new cmsfask/ userfiles/ file/ hukum/ cyberporn-pp-
html
https://www.touchofmodern.com/sales/vibease-74eb8d75-98a0-4e1d-b8aa-
21bdf23cdb6e/vibease-smart-vibrator?wall=1
http://khairinajasman1029.blogspot.com/2016/
Kompilasi Hukum Islam, 2015, Bandung, Cv. Nuansa Aulia, cet.ke 6
http://digilib.uin-
suka.ac.id/31091/asepnugraha,tinjauanhukumislamterhadapcybersex

17

Anda mungkin juga menyukai