152 281 1 SM PDF
152 281 1 SM PDF
net/publication/309630307
CITATIONS READS
0 5,627
1 author:
Riyanti Ekafitri
Indonesian Institute of Sciences
21 PUBLICATIONS 17 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
PENGARUH PENAMBAHAN DEKSTRIN DAN ALBUMEN TELUR (PUTIH TELUR) TERHADAP MUTU TEPUNG PISANG MATANG Effect of Dextrin and
Egg White Addition on Quality of Ripe Banana Flour View project
All content following this page was uploaded by Riyanti Ekafitri on 03 November 2016.
ABSTRAK
Jagung merupakan salah satu komoditi pangan Indonesia yang dapat diandalkan
untuk penunjang program ketahanan pangan Nasional. Salah satu strategi yang dilakukan
oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi jagung nasional adalah dengan penggunaan
benih jagung hibrida. Jagung hibrida memiliki produktivitas yang lebih baik dibandingkan
dengan jagung komposit. Oleh karena itu jenis jagung ini sangat potensial untuk diolah
menjadi produk pangan, terutama mie jagung. Pembuatan mie jagung diawali dengan
proses penepungan dengan menggunakan teknik penggilingan basah atau penggilingan
kering. Mie jagung juga dapat dibuat dengan dua cara yaitu teknik calandering dan
teknik ekstrusi. Kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-
masing. Namun, teknik ekstrusi lebih sesuai digunakan dalam produksi mie jagung
karena karakteristik tepung jagung yang berbeda dengan tepung terigu. Pada umumnya
pembuatan mie dengan bahan baku terigu dilakukan dengan teknik calandering. Mie
jagung dibuat dengan memanfaatkan pati tergelatinisasi yang berfungsi sebagai matriks
pengikat untuk menghasilkan untaian mie dengan kualitas prima. Mie jagung memiliki
dua parameter penentu kualitas mie yang utama yaitu Kehilangan Padatan Akibat
Pemasakan (KPAP) yang rendah dan persen elongasi yang tinggi. Kedua parameter ini
dipengaruhi oleh rasio amilosa-amilopektin pati tepung jagung dan sifat fungsional pati.
Pengembangan mie jagung patut mendapat perhatian serius dari berbagai pihak karena
menggunakan komoditas lokal Indonesia yang memiliki produktivitas yang cukup tinggi
serta keunggulan lainnya seperti tidak membutuhkan pewarna sintetis dalam
pembuatannya, nilai IG sedang yang cocok untuk penderita diabetes serta cocok
dikonsumsi untuk para penderita alergi gluten dan anak autis.
kata kunci : mie jagung, pati tergelatinisasi
ABSTRACT
Corn is one of the most important staple food in Indonesia which can support food
security. One of government strategies to boost national corn production was the adoption
of hybrids corn.The hybrids had better productivity than composite corn. Therefore,
hybrid corn had a good potential use for corn noodle. Corn noodle was produced from
very fine corn flour having particle size of 100 mesh. Milling of dry corn kernel can be
performed by dry or wet milling technique. The production of corn noodle can be done
through by two techniques, ie calandering and extrusion. Both of them have strength
and weakness. But, extrusion method is more suitable corn noodle production than
calandering because corn flour has a different characteristic from wheat flour. Wheat
flour noodle is commonly made by calandering technique. On the other hand, corn
noodle to be produced through starch gelatinization as a binder to form a high quality
noodle . The main quality parameters of noodle were the cooking loss and high
elongation.
Teknologi Pengolahan Mie Jagung: Upaya Menunjang Ketahanan Pangan Indonesia (Riyanti Ekafitri) 285
menjadikan jagung sebagai bahan baku mie, penepung lainnya juga dapat digunakan,
baik mie instan, mie kering ataupun mie basah. seperti hammer mill atau multi mill ataupun
Mie jagung terbuat dari tepung jagung. pin disc mill. Secara garis besar proses
Menurut SNI 01-3727-1995, tepung jagung penepungan jagung dengan teknik
adalah tepung yang diperoleh dengan cara penggilingan kering terdiri atas penggilingan
menggiling biji jagung (Zea mays L.) yang kasar, pemisahan lembaga dan kulit ari jagung
bersih dan baik. Secara umum, pembuatan melalui proses pengambangan, pengeringan
tepung jagung dapat dilakukan dengan dua beras jagung (grits), penggilingan halus,
cara, yaitu dengan penggilingan basah dan pengeringan tepung, pengayakan tepung
penggilingan kering. Perbedaan kedua cara halus(100 mesh), dan pengeringan tepung
penggilingan ini terletak pada penggunaan air setelah diayak. Garis besar pembuatan tepung
untuk mempermudah proses penggilingan. jagung dengan menggunakan mesin penggiling
Proses penggilingan kering lebih sering disc mill dapat dilihat pada Gambar 1.
digunakan dalam pembuatan tepung skala
Proses penepungan diawali dengan
besar dan lebih efisien.
penggilingan kasar jagung pipil menjadi grits
III. PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG dengan alat penepung. Proses ini bertujuan
Pembuatan tepung jagung dengan metode untuk memisahkan bagian endosperma jagung
penggilingan kering dapat dilakukan dalam dengan lembaga, kulit dan penutup lembaga
beberapa tahapan dengan menggunakan alat (tip cap). Kulit ari dipisahkan karena kandungan
penggiling utama berupa disc mill. Jenis seratnya tinggi, sehingga dapat menyebabkan
Teknologi Pengolahan Mie Jagung: Upaya Menunjang Ketahanan Pangan Indonesia (Riyanti Ekafitri) 287
penepungan halus. Setelah itu, grits jagung yang lengket dan elastis dengan penambahan
dikeringkan sampai kadar air tertentu sehingga air.
grits tidak terlalu basah dan tidak pula terlalu Kandungan amilosa yang cukup tinggi
kering. Hal ini dilakukan agar proses merupakan satu hal positif yang diharapkan
penggilingan menjadi lebih efisien dan dalam pembuatan mie non terigu karena
rendemen hasil penggilingan lebih tinggi. Jika memiliki daya ikat yang lebih kuat. Tam dkk.,
grits jagung terlalu basah, pada penggilingan (2004) menyatakan bahwa produk dengan
kedua bahan akan menempel di alat penepung amilosa yang tinggi (40-60.8 persen) dan
sehingga dapat menyebabkan kemacetan. amilosa yang rendah (0.2-3.8 persen ) akan
Sedangkan grits terlalu kering, endosperma menghasilkan produk ekstrusi yang keras dan
jagung sudah kembali menjadi keras sehingga menghasilkan mie yang kurang baik. Menurut
sulit untuk dihancurkan. Akibatnya jumlah Guo dkk., (2003) pada umumnya mie di Asia
tepung yang lolos saringan 100 mesh pada dibuat dari tepung dengan kandungan amilosa
proses pengayakan menjadi lebih sedikit. Hal 1-29 persen, namun kandungan amilosa
ini mengakibatkan rendemen yang rendah. optimum yang memberikan kualitas mie terbaik
Selanjutnya grits jagung setengah kering adalah 21-24 persen. Parameter kekerasan
yang dihasilkan digiling kembali mejadi tepung mie dipengaruhi oleh kandungan amilosa.
halus dengan menggunakan mesin penggiling. Tingginya jumlah amilosa terlarut akan
meningkatkan kekerasan mie karena amilosa
Tepung halus tersebut kemudian
terlarut akan berikatan satu sama lain dengan
dikeringkan dalam oven pengering bersuhu
matriks pengikat. Selain itu amilosa juga akan
50oC selama 2 jam untuk mengurangi kadar
mengalami retrogradasi yang dapat
airnya. Tepung kering diayak sehingga
meningkatkan kekerasan mie. Kekerasan
diperoleh tepung jagung dengan ukuran 100
berhubungan erat dengan kekenyalan mie
mesh. Tepung jagung dengan ukuran partikel
setelah rehidrasi.
100 mesh merupakan tepung jagung yang
Sama halnya dengan kadar amilosa, kadar
baik untuk menghasilkan tekstur mie jagung
amilopektin juga akan mempengaruhi tekstur
yang lebih halus. Selanjutnya, tepung jagung
mie yang dihasilkan. Kadar amilopektin yang
dikeringkan lagi di-oven pengering pada suhu
terlalu tinggi akan menyebabkan adonan mie
50oC selama 2 jam sampai kadar air maksimal
yang dibuat bersifat terlalu lengket. Hal ini
10% bb untuk menjaga daya tahan tepung
disebabkan amilopektin sulit mengalami
terhadap kerusakan selama penyimpanan.
retrogradasi untuk mempertahankan struktur
IV. KARAKTERISTIK TEPUNG JAGUNG mie (Tam dkk., 2004). Amilopektin yang tinggi
BAHAN BAKU MIE membutuhkan waktu yang lama untuk
Tepung jagung berpotensi menggantikan beretrogradasi dibandingkan dengan amilosa
terigu dalam pembuatan mie dengan dan kristal amilopektin kurang stabil
memanfaatkan kandungan pati dalam tepung dibandingkan dengan kristal amilosa. Semakin
jagung, termasuk rasio fraksi amilosa dan tinggi kadar amilopektinnya, mie yang
amilopektin dalam pati. Pati jagung yang dihasilkan semakin lengket. Pada umumnya
digelatinisasi dapat menggantikan keberadan pati jagung memiliki kadar amilosa 24-26
gluten pada tepung terigu, Pada umumnya persen dan kadar amilopektin 74-76 persen
kualitas mie dengan bahan baku terigu (Johnson 1991), sehingga cukup ideal untuk
ditentukan oleh kadar protein, terutama gluten. dijadikan bahan baku mie. Hal ini didukung
Tingginya rasio glutenin dengan gliadin yang pernyataan Guo dkk., (2003) yang
terkandung dalam gluten berkorelasi positif menyebutkan pada umumnya mie di Asia
terhadap kualitas pemasakan mie (Faubion dibuat dari tepung dengan kandungan amilosa
1990). Namun, pada mie jagung, sifat rheologi 1-29 persen, namun kandungan amilosa
(seperti kekerasan dan kelengketan mie) optimum yang memberikan kualitas mie terbaik
dipengaruhi oleh kandungan fraksi amilosa adalah 21-24 persen.
dan amilopektin. Hal ini disebabkan karena Selain rasio amilosa dan amilopektin,
tepung jagung tidak memiliki gluten seperti kualitas mie juga sangat ditentukan oleh sifat
halnya terigu yang mampu membentuk adonan fungsional pati. Hal tersebut disebabkan karena
Teknologi Pengolahan Mie Jagung: Upaya Menunjang Ketahanan Pangan Indonesia (Riyanti Ekafitri) 289
menghasilkan pati tergelatinisasi yang menjadi air. Garam digunakan sebagai komponen
matriks pengikat pada adonan mie. Namun pemberi rasa asin, penguatan tekstur, pengikat
pada teknik produksi mie secara massal air, peningkatan elastisitas dan fleksibilitas mie
dengan peralatan dan mesin yang telah siap (Budiyah 2005). Garam juga mampu
pakai saat ini, penambahan BTP dan proses menghambat aktifitas enzim protease dan
pengukusan menjadi suatu hal yang harus amilase sehingga adonan tidak lengket dan
dipertimbangkan lagi. Karena penambahan tidak mengembang secara berlebihan
proses atau bahan formulasi dapat (Astawan 2002). Penambahan air akan
meningkatkan biaya produksi. menyebabkan pengembangan granula pati
Kesulitan pembuatan mie jagung dengan pada saat proses gelatinisasi karena penetrasi
teknik calendering ini mempengaruhi kualitas molekul-molekul air ke dalam granula pati dan
produk akhir yang dihasilkan. Penelitian Rianto terperangkap pada susunan molekul-molekul
(2006) mengenai pembuatan mie basah fraksi amilosa dan amilopektin. Pati yang
berbahan baku tepung jagung dengan tergelatinisasi inilah yang akan menjadi zat
teknologi calendering ternyata dihasilkan mie pengikat sehingga tepung jagung dapat dicetak
dengan Kehilangan Padatan Akibat menjadi untaian mie. Selain itu, air juga
Pemasakan (KPAP) 17.6 persen , elongasi berfungsi untuk melarutkan garam sebelum
19.78 persen, dan mie dengan kharakteristik dicampurkan ke dalam tepung.
fisik yang tidak terlalu keras dan tidak terlalu Muhandri (2008) juga menyatakan
lengket. Soraya (2006) dalam penelitiannya pembuatan mie dengan teknik ekstrusi secara
mengenai perancangan proses dan formulasi garis besar proses pembuatan mie jagung
mie basah jagung berbahan dasar High Quality terdiri atas tahapan-tahapan sebagai berikut:
Protein Maize yang juga menggunakan metode penimbangan bahan, pencampuran,
calendering, dihasilkan mie basah terbaik pengadonan, pembentukan lembaran secara
dengan penambahan guar gum 0.6 persen manual, pengukusan pertama, pencentakan
dan pengukusan selama 5 menit. Mie yang mie dengan ekstruder, dan pengukusan kedua.
dihasilkan memiliki parameter mutu KPAP Terlihat bahwa dengan menggunakan teknik
10.10 persen, elongasi 14.7 persen, dan ekstrusi, tidak dibutuhkan proses pembentukan
kelengketan serta kekerasan yang relatif lembaran berulang dan tidak pula dibutuhkan
rendah. Nilai KPAP yang diperoleh tersebut proses pemotongan untuaian mie untuk
masih tergolong tinggi dan elongasi yang menghasilkan mie jagung. Hal ini tentu saja
diperoleh masih rendah yang artinya mudah dapat menghemat waktu produksi. Teknik yang
putus. Parameter ini biasanya belum ideal sama juga dilakukan oleh Fahmi (2007) dan
dan tidak disukai konsumen. dihasilkan produk mie basah jagung terbaik
Pembuatan mie jagung dengan teknik dengan komposisi tepung jagung sebanyak
ekstrusi membutuhkan alat utama beruapa 60 gram , kadar air 70 persen, dan diolah pada
ekstruder. Ekstruder yang digunakan adalah suhu 90oC dengan kecepatan ulir ekstruder
ekstruder pencetak dengan proeses gelatinisasi 130 rpm. Proses tersebut terdiri dari tahap
terpisah atau bersatu dengan ekstruder. pencampuran bahan, pemasakan yang terjadi
Dibandingkan dengan teknik calendering, selama di dalam ekstruder, pencetakan dan
teknik ini memiliki kelebihan yakni waktu perendaman dalam air dingin. Proses
produksi yang lebih singkat dan mampu pengolahan mie basah jagung ini berbeda
menghasilkan mie bermutu tinggi dengan dengan mie basah terigu, karena setelah
dengan komposisi 100 persen tepung jagung pencampuran bahan baku dilakukan
tanpa penambahan BTP dengan nilai KPAP pemasakan di dalam ekstruder. Pemasakan
yang rendah dan elongasi yang tinggi. atau gelatinisasi pati yang terjadi di dalam
Di dalam proses produksi mie jagung ekstruder diperlukan agar adonan dapat
dengan teknik ekstrusi, selain tepung jagung, dibentuk dan dicetak menjadi mie. Mie jagung
juga ditambahkan air dan garam. Muhandri yang dihasilkan bagus dan memiliki parameter
(2008) menyatakan bahwa bahan-bahan yang mutu yang cukup baik, yaitu KPAP sebesar
dapat digunakan untuk pembuatan mie jagung 2,24 persen (rendah) dan elongasi sebesar
dengan komposisi 100 persen tepung jagung 324,05 persen (tidak mudah putus). Dengan
antara lain tepung jagung, garam (NaCl), dan teknik seperti itu, Hatorangan (2007)
Teknologi Pengolahan Mie Jagung: Upaya Menunjang Ketahanan Pangan Indonesia (Riyanti Ekafitri) 291
mengandung sejumlah beta karoten setelah
serangkaian proses yang dilakukan dalam
pengolahannya. Namun, jumlah beta karoten
dan karakter sifatnya dalam mie jagung masih
perlu diteliti lebih lanjut.
Tidak adanya gluten pada tepung jagung
VII. KEUNGGULAN MIE JAGUNG menjadi keunggulan tersendiri bagi produk
Mie jagung memiliki beberapa keunggulan mie jagung. Ketiadaan gluten menjadikan mie
dibandingkan mie terigu, antara lain: pertama, jagung cocok dikonsumsi oleh penderita alergi
memiliki kandungan indeks glikemik yang gluten dan penderita autis. Menurut Dr. Harris
sedang; kedua, mengandung beta karoten Steinman dari Allergy Society of South Africa’s
sebagai pewarna alami dan sumber pro vitamin Working Group on Childhood Asthma,
A pada mie jagung, dan ketiga, dapat Afrika,Selatan dikutip oleh Nirmala (2008),
dijadikan makanan yang cocok bagi penderita adanya kandungan protein gandum (termasuk
alergi gluten dan penderita autis karena mie gluten) dalam jumlah sedikit saja di dalam
jagung tidak mengandung gluten. makanan, secara langsung akan menyebabkan
timbulnya gangguan pada mereka yang
Beberapa sumber mengatakan bahwa sensitif, seperti gatal-gatal pada kulit dan eksim,
jagung merupakan salah satu bahan pangan gangguan pencernaan (kram perut, mual dan
yang tergolong memiliki IG (indeks glikemik) muntah), serta gangguan pernapasan. Reaksi
yang sedang. Indeks Glikemik (IG) makanan alergi juga bisa berupa serangan asma (baker's
adalah angka yang diberikan kepada makanan asthma). Reaksi alergi ini melibatkan antibodi
tertentu yang menunjukkan seberapa tinggi IgE yang terdapat di dalam darah. Antibodi
makanan tersebut dapat meningkatkan kadar IgE bereaksi terhadap protein gluten yang
gula darah setelah di komsumsi. Makanan dianggap sebagai alergen (bahan penyebab
yang memiliki IG yang tinggi berarti makanan alergi), sehingga terjadilah berbagai reaksi
tersebut meninggikan gula darah dalam waktu alergi seperti tersebut diatas.
yang lebih cepat, lebih fluktuatif, lebih tinggi,
dari makanan yang memiliki IG yang rendah. Pernyataan Dr Natasha Campbel McBride
Makanan dengan nilai IG tinggi akan seorang ahli gizi sekaligus ahli saraf Amerika
menyebabkan terjadinya loncatan kandungan yang dikutip oleh Nirmala (2008)
gula darah yang tinggi secara tiba-tiba. Oleh menginformasikan bahwa makanan yang
karena akan lebih menguntungkan apabila mengandung gluten dicurigai dapat
dikonsumsi bahan pangan dengan IG yang mempengaruhi kesehatan usus pada penderita
rendah atau sedang, salah satunya adalah autis. Bagi penderita autis, gluten dianggap
mie jagung, terutama pada penderita diabetes. sebagai racun karena tubuh penderita autis
tidak menghasilkan enzim untuk mencerna
Perbedaan yang dapat dilihat jelas antara jenis protein ini. Akibatnya, protein yang tidak
jagung dan jenis serealia lainnya adalah warna tercerna ini akan diubah menjadi komponen
kuning alami pada jagung. Warna kuning pada kimia yang disebut opioid atau opiate. Opioid
jagung dikarenakan kandungan karoten dan bersifat layaknya obat-obatan penenang seperti
beta karoten. Pigmen alami tersebut opium, morfin, dan heroin yang bekerja sebagai
memberikan nilai tambah pada jagung yaitu toksin yang dapat mengganggu fungsi otak
memiliki aktivitas provitamin A, terutama karena dan sistem imunitas, serta menimbulkan
adanya beta karoten, sehingga amat bagus gangguan perilaku. Berdasarkan hal tersebut
untuk kesehatan mata. Selain itu beta karoten konsumsi mie jagung yang bebas gluten
juga memiliki fungsi sebagai pelindung sel merupakan salah satu alternatif makanan yang
normal dari sel mutan pemicu penyebab sesuai bagi penderita alergi gluten dan
kanker, menangkal radikal bebas yang dapat penderita autis.
merusak jaringan tubuh, meningkatkan sistem
imunitas tubuh terhadap serangan infeksi, dan VIII. PENUTUP
dapat memberikan perlindungan terhadap Jagung memiliki potensi yang besar untuk
kebutaan, khususnya yang disebabkan oleh di kembangkan menjadi aneka pangan olahan
katarak. Mie jagung diperkirakan masih di Indonesia. Pengolahan mie berbahan baku
Teknologi Pengolahan Mie Jagung: Upaya Menunjang Ketahanan Pangan Indonesia (Riyanti Ekafitri) 293