Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/309630307

Teknologi Pengolahan Mie Jagung: Upaya Menunjang Ketahanan


Pangan Indonesia

Article · October 2010

CITATIONS READS
0 5,627

1 author:

Riyanti Ekafitri
Indonesian Institute of Sciences
21 PUBLICATIONS   17 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

PENGARUH PENAMBAHAN DEKSTRIN DAN ALBUMEN TELUR (PUTIH TELUR) TERHADAP MUTU TEPUNG PISANG MATANG Effect of Dextrin and
Egg White Addition on Quality of Ripe Banana Flour View project

All content following this page was uploaded by Riyanti Ekafitri on 03 November 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Naskah diterima : 21 September 2010
ARTIKEL

Teknologi Pengolahan Mie Jagung:


Upaya Menunjang Ketahanan Pangan Indonesia
Riyanti Ekafitri
Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI
Subang

ABSTRAK
Jagung merupakan salah satu komoditi pangan Indonesia yang dapat diandalkan
untuk penunjang program ketahanan pangan Nasional. Salah satu strategi yang dilakukan
oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi jagung nasional adalah dengan penggunaan
benih jagung hibrida. Jagung hibrida memiliki produktivitas yang lebih baik dibandingkan
dengan jagung komposit. Oleh karena itu jenis jagung ini sangat potensial untuk diolah
menjadi produk pangan, terutama mie jagung. Pembuatan mie jagung diawali dengan
proses penepungan dengan menggunakan teknik penggilingan basah atau penggilingan
kering. Mie jagung juga dapat dibuat dengan dua cara yaitu teknik calandering dan
teknik ekstrusi. Kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-
masing. Namun, teknik ekstrusi lebih sesuai digunakan dalam produksi mie jagung
karena karakteristik tepung jagung yang berbeda dengan tepung terigu. Pada umumnya
pembuatan mie dengan bahan baku terigu dilakukan dengan teknik calandering. Mie
jagung dibuat dengan memanfaatkan pati tergelatinisasi yang berfungsi sebagai matriks
pengikat untuk menghasilkan untaian mie dengan kualitas prima. Mie jagung memiliki
dua parameter penentu kualitas mie yang utama yaitu Kehilangan Padatan Akibat
Pemasakan (KPAP) yang rendah dan persen elongasi yang tinggi. Kedua parameter ini
dipengaruhi oleh rasio amilosa-amilopektin pati tepung jagung dan sifat fungsional pati.
Pengembangan mie jagung patut mendapat perhatian serius dari berbagai pihak karena
menggunakan komoditas lokal Indonesia yang memiliki produktivitas yang cukup tinggi
serta keunggulan lainnya seperti tidak membutuhkan pewarna sintetis dalam
pembuatannya, nilai IG sedang yang cocok untuk penderita diabetes serta cocok
dikonsumsi untuk para penderita alergi gluten dan anak autis.
kata kunci : mie jagung, pati tergelatinisasi
ABSTRACT
Corn is one of the most important staple food in Indonesia which can support food
security. One of government strategies to boost national corn production was the adoption
of hybrids corn.The hybrids had better productivity than composite corn. Therefore,
hybrid corn had a good potential use for corn noodle. Corn noodle was produced from
very fine corn flour having particle size of 100 mesh. Milling of dry corn kernel can be
performed by dry or wet milling technique. The production of corn noodle can be done
through by two techniques, ie calandering and extrusion. Both of them have strength
and weakness. But, extrusion method is more suitable corn noodle production than
calandering because corn flour has a different characteristic from wheat flour. Wheat
flour noodle is commonly made by calandering technique. On the other hand, corn
noodle to be produced through starch gelatinization as a binder to form a high quality
noodle . The main quality parameters of noodle were the cooking loss and high
elongation.

PANGAN, Vol. 19 No. 3 September 2010: 283-293 283


These parameters were dependent on amylose-amylopectin ratio and functional properties
of the starch. Corn noodle should be seriously considered in the development of staple
processed foods in Indonesia because the noodle utilized domestic food commodity
having high productivity. Moreover, it did not need synthetic food coloring, having
medium GI (Glycemic Index), and can be safely consumed for the gluten allergic and
autistic children.
keywords : corn noodle, starch gelatinization

I. PENDAHULUAN impor tepung terigu saja dari Januari sampai


Maret 2009 mencapai total 94.129 ton, belum
I ndonesia merupakan salah satu
negara yang memiliki ketahanan pangan
kurang stabil. Ketergantungan bangsa
termasuk biji gandum. Sungguh ironis,
permintaan tepung yang berasal dari gandum
Indonesia terhadap beras begitu tinggi, tersebut terus meningkat. Padahal hampir 100
sehingga ketika kebutuhan beras dalam negeri persen bahan baku tepung terigu tersebut
tidak tercukupi oleh produksi, bangsa Indonesia masih harus diimpor, karena gandum bukan
harus mengimpor bahan pangan dari luar. tanaman tropis yang secara ekonomis cocok
Salah satu bahan pangan impor yang dikembangkan di negeri ini. Menurut data
volumenya sangat besar adalah terigu. Terigu Asosiasi Produsen Tepung terigu Indonesia
yang berasal dari biji gandum merupakan (APTINDO), pada 2008 konsumsi tepung terigu
bahan baku utama yang digunakan untuk nasional mencapai sekitar 3.8 juta ton yang
pembuatan aneka makanan yang banyak setara dengan kebutuhan biji gandum sebesar
digemari masyarakat Indonesia, mulai dari 4.5 - 5 juta ton (Berita Daerah Nasional 2009).
produk bakery seperti roti, pastry, cookies, APTINDO menyebutkan bahwa pertumbuhan
biskuit, hingga produk pasta seperti spagety, permintaan tepung terigu nasional meningkat
mie instan, mie kering, dan mie basah. minimal lima persen.
Sebagaimana dikutip dalam Majalah Food Ketergantungan impor bahan baku
Review (2010), diperkirakan bahwa pada tahun pangan yang demikian besar untuk asupan
2010 industri bakery akan semakin ramai karbohidrat rakyat sangat berbahaya bagi
mewarnai industri pangan indonesia dengan ketahanan nasional, karena gejolak pasokan
berbagai inovasinya. Tingginya kebutuhan dan ketersediaan gandum di pasar dunia yang
terigu dalam negeri juga didukung data dari mempengaruhi harga komoditas tersebut akan
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk., (2004-2005) sangat mempengaruhi pasokan dan harga
yang menyatakan bahwa secara kuantitas, tepung terigu di dalam negeri. Upaya untuk
produksi mie dari tahun ke tahun mengalami mengurangi ketergantungan terhadap biji
kenaikan dengan trend yang positif. Maraknya gandum impor kini sudah mulai dirintis,
industri pangan dengan bahan baku impor ini diantaranya dengan percobaan penanaman
seiring dengan respon konsumen. Simple dan gandum di sejumlah daerah termasuk upaya
instant food sebagai bentuk hasil olahan terigu, pengembangan varietas-varietas tanaman
telah mampu menggeser nasi sebagai sumber gandum yang sesuai dengan kondisi iklim di
karbohidrat utama dan kemudian menjadi Indonesia. Walaupun usaha-usaha tersebut
primadona setelah nasi. Bahkan berdasarkan telah dilakukan, sampai saat ini luas areal
data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam lima tanam maupun volume produksi gandum
tahun terakhir tepung terigu menjadi sumber masih belum tumbuh secara signifikan. Apalagi
karbohidrat ke dua terbesar setelah beras. jika dibandingkan dengan volume permintaan
Di dalam Majalah Tempo Interaktif edisi akan tepung terigu yang sangat besar dan
1 Juni 2009 dinyatakan bahwa volume impor tumbuh minimal lima persen per tahun.
tepung terigu pada bulan Maret tahun 2009 Dengan adanya kenyataan tersebut,
melonjak hingga dua kali lipat dibanding maka dibutuhkan suatu usaha untuk
periode yang sama pada tahun 2008. Volume mengurangi ketergantungan terhadap bahan

284 PANGAN, Vol. 19 No. 3 September 2010: 283-293


pangan impor dengan mencari alternatif bahan tanam seluas 2 juta ha. Hal ini telah
pangan lainnya yang dapat di budidayakan mendukung peningkatan produksi jagung pada
secara effisien di Indonesia. Salah satunya tahun 2009 sebesar 18 juta ton. Peningkatan
adalah dengan mengeksplorasi potensi bahan penggunaan benih hibrida ini diharapkan dapat
pangan lokal Indonesia sebagai bentuk menyumbang tambahan produksi jagung
diversifikasi pangan. Program diversifikasi nasional sebesar 20 persen karena tingkat
pangan terus digalakkan oleh pemerintah produktivitas tanaman ini yang mencapai 7-
mengingat tingginya kebutuhan masyarakat 10 ton per ha.
akan beras dan bahan baku import lainnya. Selain produktivitasnya yang tinggi dan
Lebih lanjut, ketergantungan masyarakat yang
diperkirakan semakin meningkat setiap
begitu besar terhadap beras dan produk-
tahunnya, jagung hibrida juga memiliki
produk import dapat menyebabkan kurang
beberapa keunggulan dibandingkan dengan
stabilnya ketahanan pangan nasional.
jagung lokal seperti: rendemen yang tinggi,
Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan satu batang dapat menghasilkan dua tongkol,
Kehutanan (RPPK) yang telah dicanangkan pertumbuhannya cepat, tahan terhadap hama
oleh Presiden RI pada tanggal 11 Juni 2005 dan penyakit, dan dapat ditanam di lahan yang
di Jatiluhur, Jawa Barat mengamanatkan kurang subur atau mampu beradaptasi dengan
kepada bangsa ini untuk membangun berbagai lingkungan.
ketahanan pangan yang mantap dengan
memfokuskan pada peningkatan kapasitas Besarnya volume produksi dan tingginya
produksi pangan nasional untuk lima komoditas produktivitas jagung, mendorong peluang
pangan strategis, yaitu: beras , jagung, kedelai, usaha untuk meningkatkan nilai tambah jagung,
gula tebu dan daging sapi. Jagung merupakan salah satunya dengan mengolah jagung
salah satu komoditas lokal Indonesia yang menjadi mie, yang biasanya dibuat dari tepung
dapat diandalkan untuk menyokong ketahanan terigu. Penggunaan jagung sebagai bahan
pangan. Jagung yang memiliki kandungan nilai baku mie merupakan salah satu upaya untuk
gizi yang cukup memadai dan di beberapa mengurangi ketergantungan negri ini terhadap
daerah di Indonesia sudah digunakan sebagai terigu, bahan baku utama pembuatan mie di
makanan pokok. Indonesia. Bagi masyarakat Indonesia,
berbagai produk mie baik berupa mie basah,
II. POTENSI PENGOLAHAN JAGUNG mie kering, maupun mie instan, kini sudah
Sentuhan teknologi pengolahan pangan menjadi bahan makanan utama kedua setelah
dapat mengubah jagung menjadi aneka produk beras.
pangan olahan yang selanjutnya dapat menjadi
Tepung jagung dapat digunakan untuk
alternative pilihan untuk konsumsi masyarakat
subsitusi terigu sebagai bahan baku mie atau
Indonesia. Pengolahan jagung didukung oleh
bahkan digunakan 100 persen substitusi.
ketersediaan bahan baku, mengingat
Komposisi terbesar dalam jagung adalah pati,
produktivitas jagung yang cukup tinggi. Jagung
merupakan komoditi pangan Indonesia dengan terutama terletak pada bagian endosperma.
volume produksi per tahun mencapai 12.45 Sekitar 85 persen dari total pati terdapat pada
juta ton pipilan kering. Produksi jagung ini bagian endosperma (Munarso, 1988). Pati
meningkat dari 11.61 juta ton pada tahun 2006 jagung terdiri atas fraksi amilosa dan
menjadi 15.6 juta ton pada tahun 2008 (BPS amilopektin, sedangkan gulanya berupa
2008). Hal ini diakibatkan oleh mulai sukrosa. Pati jagung inilah yang menjadi
tergesernya penanaman varietas jagung lokal komponen utama yang diunggulkan dalam
dengan jagung hibrida yang memiliki pembuatan mie jagung. Komposisi jagung
produktifitas lebih baik. Penggunaan benih dapat dilihat pada Tabel 1.
jagung hibrida ini merupakan salah satu strategi Secara umum kandungan kimia dan gizi
yang dilakukan oleh pemerintah untuk jagung tidak jauh berbeda dengan kandungan
meningkatkan produksi jagung nasional. kimia gandum (Tabel 2). Karakteristik kimia
Hernanda (2008) menyatakan bahwa jagung ini menunjukkan bahwa jagung pun
permintaan pasar benih jagung hibrida pada mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi untuk
tahun 2009 diperkirakan meningkat dan dijadikan bahan pangan alternatif selain beras
diproyeksikan naik 10% atau mencapai areal dan tepung terigu. Salah satu contohnya adalah

Teknologi Pengolahan Mie Jagung: Upaya Menunjang Ketahanan Pangan Indonesia (Riyanti Ekafitri) 285
menjadikan jagung sebagai bahan baku mie, penepung lainnya juga dapat digunakan,
baik mie instan, mie kering ataupun mie basah. seperti hammer mill atau multi mill ataupun
Mie jagung terbuat dari tepung jagung. pin disc mill. Secara garis besar proses
Menurut SNI 01-3727-1995, tepung jagung penepungan jagung dengan teknik
adalah tepung yang diperoleh dengan cara penggilingan kering terdiri atas penggilingan
menggiling biji jagung (Zea mays L.) yang kasar, pemisahan lembaga dan kulit ari jagung
bersih dan baik. Secara umum, pembuatan melalui proses pengambangan, pengeringan
tepung jagung dapat dilakukan dengan dua beras jagung (grits), penggilingan halus,
cara, yaitu dengan penggilingan basah dan pengeringan tepung, pengayakan tepung
penggilingan kering. Perbedaan kedua cara halus(100 mesh), dan pengeringan tepung
penggilingan ini terletak pada penggunaan air setelah diayak. Garis besar pembuatan tepung
untuk mempermudah proses penggilingan. jagung dengan menggunakan mesin penggiling
Proses penggilingan kering lebih sering disc mill dapat dilihat pada Gambar 1.
digunakan dalam pembuatan tepung skala
Proses penepungan diawali dengan
besar dan lebih efisien.
penggilingan kasar jagung pipil menjadi grits
III. PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG dengan alat penepung. Proses ini bertujuan
Pembuatan tepung jagung dengan metode untuk memisahkan bagian endosperma jagung
penggilingan kering dapat dilakukan dalam dengan lembaga, kulit dan penutup lembaga
beberapa tahapan dengan menggunakan alat (tip cap). Kulit ari dipisahkan karena kandungan
penggiling utama berupa disc mill. Jenis seratnya tinggi, sehingga dapat menyebabkan

286 PANGAN, Vol. 19 No. 3 September 2010: 283-293


tekstur kasar pada tepung yang dihasilkan. Selanjutnya, dilakukan proses pencucian
Lembaga dipisahkan agar tepung tidak cepat yang berfungsi untuk mengambangkan
tengik. Hal ini dikarenakan lembaga merupakan lembaga dan kulit ari dari grits jagung sehingga
bagian jagung yang paling banyak bagian-bagian tersebut mudah dipisahkan.
mengandung lemak. Kadar lemak yang Kemudian, grits jagung yang telah bersih
terkandung dalam lembaga jagung sebesar direndam dalam air untuk memperlunak
33.2 persen (Johnson 1991). endosperma, sehingga memudahkan proses

Teknologi Pengolahan Mie Jagung: Upaya Menunjang Ketahanan Pangan Indonesia (Riyanti Ekafitri) 287
penepungan halus. Setelah itu, grits jagung yang lengket dan elastis dengan penambahan
dikeringkan sampai kadar air tertentu sehingga air.
grits tidak terlalu basah dan tidak pula terlalu Kandungan amilosa yang cukup tinggi
kering. Hal ini dilakukan agar proses merupakan satu hal positif yang diharapkan
penggilingan menjadi lebih efisien dan dalam pembuatan mie non terigu karena
rendemen hasil penggilingan lebih tinggi. Jika memiliki daya ikat yang lebih kuat. Tam dkk.,
grits jagung terlalu basah, pada penggilingan (2004) menyatakan bahwa produk dengan
kedua bahan akan menempel di alat penepung amilosa yang tinggi (40-60.8 persen) dan
sehingga dapat menyebabkan kemacetan. amilosa yang rendah (0.2-3.8 persen ) akan
Sedangkan grits terlalu kering, endosperma menghasilkan produk ekstrusi yang keras dan
jagung sudah kembali menjadi keras sehingga menghasilkan mie yang kurang baik. Menurut
sulit untuk dihancurkan. Akibatnya jumlah Guo dkk., (2003) pada umumnya mie di Asia
tepung yang lolos saringan 100 mesh pada dibuat dari tepung dengan kandungan amilosa
proses pengayakan menjadi lebih sedikit. Hal 1-29 persen, namun kandungan amilosa
ini mengakibatkan rendemen yang rendah. optimum yang memberikan kualitas mie terbaik
Selanjutnya grits jagung setengah kering adalah 21-24 persen. Parameter kekerasan
yang dihasilkan digiling kembali mejadi tepung mie dipengaruhi oleh kandungan amilosa.
halus dengan menggunakan mesin penggiling. Tingginya jumlah amilosa terlarut akan
meningkatkan kekerasan mie karena amilosa
Tepung halus tersebut kemudian
terlarut akan berikatan satu sama lain dengan
dikeringkan dalam oven pengering bersuhu
matriks pengikat. Selain itu amilosa juga akan
50oC selama 2 jam untuk mengurangi kadar
mengalami retrogradasi yang dapat
airnya. Tepung kering diayak sehingga
meningkatkan kekerasan mie. Kekerasan
diperoleh tepung jagung dengan ukuran 100
berhubungan erat dengan kekenyalan mie
mesh. Tepung jagung dengan ukuran partikel
setelah rehidrasi.
100 mesh merupakan tepung jagung yang
Sama halnya dengan kadar amilosa, kadar
baik untuk menghasilkan tekstur mie jagung
amilopektin juga akan mempengaruhi tekstur
yang lebih halus. Selanjutnya, tepung jagung
mie yang dihasilkan. Kadar amilopektin yang
dikeringkan lagi di-oven pengering pada suhu
terlalu tinggi akan menyebabkan adonan mie
50oC selama 2 jam sampai kadar air maksimal
yang dibuat bersifat terlalu lengket. Hal ini
10% bb untuk menjaga daya tahan tepung
disebabkan amilopektin sulit mengalami
terhadap kerusakan selama penyimpanan.
retrogradasi untuk mempertahankan struktur
IV. KARAKTERISTIK TEPUNG JAGUNG mie (Tam dkk., 2004). Amilopektin yang tinggi
BAHAN BAKU MIE membutuhkan waktu yang lama untuk
Tepung jagung berpotensi menggantikan beretrogradasi dibandingkan dengan amilosa
terigu dalam pembuatan mie dengan dan kristal amilopektin kurang stabil
memanfaatkan kandungan pati dalam tepung dibandingkan dengan kristal amilosa. Semakin
jagung, termasuk rasio fraksi amilosa dan tinggi kadar amilopektinnya, mie yang
amilopektin dalam pati. Pati jagung yang dihasilkan semakin lengket. Pada umumnya
digelatinisasi dapat menggantikan keberadan pati jagung memiliki kadar amilosa 24-26
gluten pada tepung terigu, Pada umumnya persen dan kadar amilopektin 74-76 persen
kualitas mie dengan bahan baku terigu (Johnson 1991), sehingga cukup ideal untuk
ditentukan oleh kadar protein, terutama gluten. dijadikan bahan baku mie. Hal ini didukung
Tingginya rasio glutenin dengan gliadin yang pernyataan Guo dkk., (2003) yang
terkandung dalam gluten berkorelasi positif menyebutkan pada umumnya mie di Asia
terhadap kualitas pemasakan mie (Faubion dibuat dari tepung dengan kandungan amilosa
1990). Namun, pada mie jagung, sifat rheologi 1-29 persen, namun kandungan amilosa
(seperti kekerasan dan kelengketan mie) optimum yang memberikan kualitas mie terbaik
dipengaruhi oleh kandungan fraksi amilosa adalah 21-24 persen.
dan amilopektin. Hal ini disebabkan karena Selain rasio amilosa dan amilopektin,
tepung jagung tidak memiliki gluten seperti kualitas mie juga sangat ditentukan oleh sifat
halnya terigu yang mampu membentuk adonan fungsional pati. Hal tersebut disebabkan karena

288 PANGAN, Vol. 19 No. 3 September 2010: 283-293


sifat fungsional ini berkaitan dengan setelah terigu ditambahkan air, sehingga
pembentukan adonan dan kualitas tekstur mie. adonan tersebut dapat dibentuk menjadi
Menurut Collado dkk., (2001), pati yang ideal lembaran. Hal tersebut tidak terjadi ketika
untuk produk mie adalah pati yang memiliki tepung jagung ditambahkan air, sehingga
swelling power dan kelarutan yang terbatas membutuhkan bahan atau proses tertentu agar
serta memiliki kurva viskositas Brabender yang terbentuk adonan yang memiliki tekstur elastis
tidak memperlihatkan puncak pada viskositas dan kompak. Pembentukan adonan pada mie
maksimum, namun viskositasnya cenderung jagung berasal dari matriks akibat gelatinisasi
tinggi dan tetap dipertahankan atau meningkat pati. Mie non terigu lebih memanfaatkan pati
selama pemanasan. Selain itu karakter pati daripada protein untuk membentuk struktur
yang baik untuk mie adalah pati yang stabil mie.
terhadap panas dan pengadukan bahkan Berbagai teknik pembuatan mie jagung
cenderung mengalami peningkatan selama telah dikembangkan dan secara umum dapat
pemanasan serta memiliki nilai persen sineresis dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (1) teknik
yang rendah, memiliki viskositas yang tinggi calendering, yang meliputi proses
pada suhu rendah dan cepat mengalami pembentukan lembaran (sheeting) dan
retrogradasi (Tam dkk., 2004). Pati jagung pemotongan (sliting) atau modifikasi teknik
belum memiliki sifat fungsional pati seperti mie terigu, dan (2) teknik ekstrusi. Penggunaan
yang telah disebutkan, namun cukup ideal teknik calendering pada produk mie non terigu
untuk membentuk kualitas mie yang baik sulit dilakukan karena adonan tidak dapat
dengan teknik produksi mie yang tepat. membentuk lembaran yang kohesif, ekstensibel
Peningkatan kualitas pati jagung agar memiliki dan elastis. Pembentukan adonan
sifat fungsional pati yang ideal untuk dibuat mengandalkan proses gelatinisasi, sehingga
mie dapat dilakukan salah satunya melalui teknik yang dianggap paling sesuai untuk mie
modifikasi tepung jagung dengan metode Heat jagung adalah teknik ekstrusi dengan
Moisture Treatment (HMT). menggunakan ekstruder sebagai pencetak,
Mie yang dihasilkan dari pati dengan rasio baik proses gelatinisasi terpisah maupun yang
amilosa-amilopektin dan sifat fungsional pati menyatu di dalam ekstruder.
seperti yang telah dijelaskan memiliki kualitas Menurut Rianto (2006), pembuatan mie
cooking loss yang rendah, untaian mie yang dengan menggunakan teknik calendering,
kuat dan kompak, elastis, serta kelengketan secara garis besar terdiri dari empat tahapan
yang rendah (Collado dkk., 2001). yaitu: pencampuran bahan-bahan,
pengukusan, pencetakan (pressing, sheeting,
V. TEKNOLOGI PRODUKSI MIE JAGUNG
dan slitting), dan perebusan. Pada proses
Mie jagung merupakan mie dengan bahan pembuatan mie jagung dengan teknik
baku utama tepung jagung. Pembuatan mie calendering, sulit untuk dihasilkan mie jagung
jagung sebenarnya telah banyak diteliti, tetapi yang terbuat dari 100 persen tepung jagung
mie tersebut masih belum banyak akibat sulitnya pembentukan lembaran pada
diperdagangkan. Penelitian yang telah proses sheeting. Hal ini mengakibatkan
dilakukan meliputi : pembuatan mie basah dibutuhkan tambahan berupa Bahan
maupun mie kering; pembuatan mie jagung Tambahan Pangan (BTP) atau penambahan
dengan bahan baku tepung dan pati jagung; proses untuk membantu terbentuknya adonan
variasi desain proses dan formulasi untuk yang mudah dibentuk menjadi lembaran dan
menghasilkan mie jagung yang terbaik dilihat dicetak menjadi untaian mie. BTP yang telah
dari sifat fisik dan kimia mie jagung; dan paket diteliti dapat membantu meningkatkan
teknologi produksi mie jagung. kohesifitas dan elastisitas adonan mie antara
Perbedaan utama antara mie jagung dan lain carboxy methyl cellulose (CMC,) guar
mie terigu adalah komponen pembentuk tekstur gum, gum arab, dan lain-lain. Selain itu ada
mie. Pembentuk tekstur yang elastis dan pula yang menambahkan Corn Gluten Meal
kompak pada mie terigu adalah gluten. Adanya (CGM) (Budiyah 2005). Sedangkan
gluten pada mie terigu menyebabkan penambahan proses yang dapat dilakukan
terbentuknya tekstur yang elastis dan kompak adalah pengukusan. Proses ini akan

Teknologi Pengolahan Mie Jagung: Upaya Menunjang Ketahanan Pangan Indonesia (Riyanti Ekafitri) 289
menghasilkan pati tergelatinisasi yang menjadi air. Garam digunakan sebagai komponen
matriks pengikat pada adonan mie. Namun pemberi rasa asin, penguatan tekstur, pengikat
pada teknik produksi mie secara massal air, peningkatan elastisitas dan fleksibilitas mie
dengan peralatan dan mesin yang telah siap (Budiyah 2005). Garam juga mampu
pakai saat ini, penambahan BTP dan proses menghambat aktifitas enzim protease dan
pengukusan menjadi suatu hal yang harus amilase sehingga adonan tidak lengket dan
dipertimbangkan lagi. Karena penambahan tidak mengembang secara berlebihan
proses atau bahan formulasi dapat (Astawan 2002). Penambahan air akan
meningkatkan biaya produksi. menyebabkan pengembangan granula pati
Kesulitan pembuatan mie jagung dengan pada saat proses gelatinisasi karena penetrasi
teknik calendering ini mempengaruhi kualitas molekul-molekul air ke dalam granula pati dan
produk akhir yang dihasilkan. Penelitian Rianto terperangkap pada susunan molekul-molekul
(2006) mengenai pembuatan mie basah fraksi amilosa dan amilopektin. Pati yang
berbahan baku tepung jagung dengan tergelatinisasi inilah yang akan menjadi zat
teknologi calendering ternyata dihasilkan mie pengikat sehingga tepung jagung dapat dicetak
dengan Kehilangan Padatan Akibat menjadi untaian mie. Selain itu, air juga
Pemasakan (KPAP) 17.6 persen , elongasi berfungsi untuk melarutkan garam sebelum
19.78 persen, dan mie dengan kharakteristik dicampurkan ke dalam tepung.
fisik yang tidak terlalu keras dan tidak terlalu Muhandri (2008) juga menyatakan
lengket. Soraya (2006) dalam penelitiannya pembuatan mie dengan teknik ekstrusi secara
mengenai perancangan proses dan formulasi garis besar proses pembuatan mie jagung
mie basah jagung berbahan dasar High Quality terdiri atas tahapan-tahapan sebagai berikut:
Protein Maize yang juga menggunakan metode penimbangan bahan, pencampuran,
calendering, dihasilkan mie basah terbaik pengadonan, pembentukan lembaran secara
dengan penambahan guar gum 0.6 persen manual, pengukusan pertama, pencentakan
dan pengukusan selama 5 menit. Mie yang mie dengan ekstruder, dan pengukusan kedua.
dihasilkan memiliki parameter mutu KPAP Terlihat bahwa dengan menggunakan teknik
10.10 persen, elongasi 14.7 persen, dan ekstrusi, tidak dibutuhkan proses pembentukan
kelengketan serta kekerasan yang relatif lembaran berulang dan tidak pula dibutuhkan
rendah. Nilai KPAP yang diperoleh tersebut proses pemotongan untuaian mie untuk
masih tergolong tinggi dan elongasi yang menghasilkan mie jagung. Hal ini tentu saja
diperoleh masih rendah yang artinya mudah dapat menghemat waktu produksi. Teknik yang
putus. Parameter ini biasanya belum ideal sama juga dilakukan oleh Fahmi (2007) dan
dan tidak disukai konsumen. dihasilkan produk mie basah jagung terbaik
Pembuatan mie jagung dengan teknik dengan komposisi tepung jagung sebanyak
ekstrusi membutuhkan alat utama beruapa 60 gram , kadar air 70 persen, dan diolah pada
ekstruder. Ekstruder yang digunakan adalah suhu 90oC dengan kecepatan ulir ekstruder
ekstruder pencetak dengan proeses gelatinisasi 130 rpm. Proses tersebut terdiri dari tahap
terpisah atau bersatu dengan ekstruder. pencampuran bahan, pemasakan yang terjadi
Dibandingkan dengan teknik calendering, selama di dalam ekstruder, pencetakan dan
teknik ini memiliki kelebihan yakni waktu perendaman dalam air dingin. Proses
produksi yang lebih singkat dan mampu pengolahan mie basah jagung ini berbeda
menghasilkan mie bermutu tinggi dengan dengan mie basah terigu, karena setelah
dengan komposisi 100 persen tepung jagung pencampuran bahan baku dilakukan
tanpa penambahan BTP dengan nilai KPAP pemasakan di dalam ekstruder. Pemasakan
yang rendah dan elongasi yang tinggi. atau gelatinisasi pati yang terjadi di dalam
Di dalam proses produksi mie jagung ekstruder diperlukan agar adonan dapat
dengan teknik ekstrusi, selain tepung jagung, dibentuk dan dicetak menjadi mie. Mie jagung
juga ditambahkan air dan garam. Muhandri yang dihasilkan bagus dan memiliki parameter
(2008) menyatakan bahwa bahan-bahan yang mutu yang cukup baik, yaitu KPAP sebesar
dapat digunakan untuk pembuatan mie jagung 2,24 persen (rendah) dan elongasi sebesar
dengan komposisi 100 persen tepung jagung 324,05 persen (tidak mudah putus). Dengan
antara lain tepung jagung, garam (NaCl), dan teknik seperti itu, Hatorangan (2007)

290 PANGAN, Vol. 19 No. 3 September 2010: 283-293


menghasilkan mie basah jagung yang memiliki Nilai KPAP yang rendah menunjukkan bahwa
nilai elongasi, kekerasan, tekanan, kelengketan mie memiliki kualitas yang baik.
yang lebih tinggi dibandingkan mie glosor dan Elongasi menggambarkan kemampuan
spagheti. mie untuk meregang (memanjang) dari ukuran
VI. PARAMETER PENENTU KUALITAS MIE awal pada saat menerima tarikan dari luar.
JAGUNG Persen elongasi adalah pertambahan panjang
Sebagaimana telah disebutkan diatas mie akibat gaya dimaksud (Muhandri dan
bahwa terdapat dua parameter utama yang Subarna 2009). Mie dengan elongasi yang
menjadi penentu mutu mie jagung yang tinggi menunjukkan karakteristik mie, yang
dihasilkan, yaitu KPAP dan persen elongasi. tidak mudah putus. Sifat ini sangat menentukan
Hal ini didukung oleh Hou dan Krouk (1998) kualitas mie karena konsumen tidak
yang menyatakan bahwa karaketristik fisik mie menginginkan mie yang mudah putus. Persen
yang terpenting adalah KPAP dan elongasi. elongasi yang tinggi dapat disebabkan oleh
Mie basah jagung dinyatakan bermutu baik kuatnya ikatan pati akibat banyaknya pati
apabila memiliki persen elongasi yang tinggi yang tergelatinisasi. Selain itu sifat fungsional
dan KPAP yang rendah. Kedua parameter ini pati yakni setback viscosity yang bernilai positif
dipengaruhi oleh rasio amilosa-amilopektin juga akan menyebabkan elongasi yang tinggi.
dan sifat fungsional pati yang dimiliki bahan Set back viscosity yang bernilai positif, artinya
baku pembuatan mie. cenderung mengalami retrogradasi, sehingga
KPAP menunjukkan banyaknya padatan lebih dapat mempertahankan bentuknya untuk
dalam mie basah yang keluar ke dalam air tidak cepat putus.
selama proses pemasakan sebelum Selain elongasi dan KPAP, kekerasan,
dikonsumsi. KPAP merupakan salah satu kelengketan, kekenyalan, dan warna mie
parameter mutu yang penting karena berkaitan merupakan parameter tambahan yang menjadi
dengan kualitas mie setelah dimasak. Selama unsur penilaian tersendiri bagi konsumen.
pemasakan, padatan yang hilang disebabkan Biasanya konsumen menghendaki produk mie
oleh terlepasnya amilosa pada untaian mie ke yang tidak terlalu keras dan tidak lengket antar
dalam air perebus mie. Akibatnya air rebusan untaian mie (menggumpal), mie basah yang
mie tampak keruh. Nilai KPAP dipengaruhi tidak lengket di sumpit (bila mie dikonsumsi
oleh banyaknya amilosa yang terdispersi dalam
dengan sumpit), dan mie yang tidak lengket
air. Semakin banyak amilosa yang terdispersi
ketika dikunyah. Mie basah jagung umumnya
dalam air, maka padatan yang terlarut ketika
berwarna kuning (Gambar 2). Hal ini
proses pemasakan akan semakin banyak pula.
Selain itu nilai KPAP mie juga dipengaruhi oleh disebabkan oleh adanya pigmen xantofil
sifat fungsional pati seperti viskositas bawaan, yang tergolong ke dalam pigmen
maksimum dan hot paste viscosity yang dapat karotenoid dalam jagung. Sedangkan pada
dianalisis dengan alat Brabender Amilograph. mie terigu warna kuningnya berasal dari
Jin dkk., (1994) diacu dalam Beta and Corke pewarna buatan seperti tartrazine yellow.
(2001) menyatakan bahwa hot paste viscosity Warna kuning pada mie jagung merupakan
yang tinggi menunjukkan cooking loss yang warna alami dan menjadi keunggulan tersendiri
rendah dan eating quality yang baik pada mie karena tidak lagi membutuhkan zat pewarna
karena viskositas yang tinggi berkorelasi positif pada proses pembuatannya dan memenuhi
dengan ketahan terhadap gaya yang diberikan kriteria kesukaan konsumen terhadap mie
(shear). yang berwarna kuning. Masyarakat Indonesia
N i l a i K PA P d i n y a ta k a n s e b a g a i pada umumnya lebih menyukai mie yang
perbandingan berat padatan yang terlepas per berwarna kuning karena kebiasaan mie yang
berat sampel dan dinyatakan dalam satuan konsumsi berwarna kuning. Pada makanan
persen (%). Hou dan Kruk (1998) menyatakan tradisonal Indonesia seperti mie bakso, mie
KPAP merupakan parameter terpenting untuk ayam, soto mie, dan toge goreng kebanyakan
produk–produk mie basah yang digunakan mie yang berwarna kuning, yang
diperdagangkan dalam bentuk matang. Nilai menjadi daya tarik tersendiri pada produk-
KPAP yang diinginkan adalah yang relatif kecil. produk makanan tersebut.

Teknologi Pengolahan Mie Jagung: Upaya Menunjang Ketahanan Pangan Indonesia (Riyanti Ekafitri) 291
mengandung sejumlah beta karoten setelah
serangkaian proses yang dilakukan dalam
pengolahannya. Namun, jumlah beta karoten
dan karakter sifatnya dalam mie jagung masih
perlu diteliti lebih lanjut.
Tidak adanya gluten pada tepung jagung
VII. KEUNGGULAN MIE JAGUNG menjadi keunggulan tersendiri bagi produk
Mie jagung memiliki beberapa keunggulan mie jagung. Ketiadaan gluten menjadikan mie
dibandingkan mie terigu, antara lain: pertama, jagung cocok dikonsumsi oleh penderita alergi
memiliki kandungan indeks glikemik yang gluten dan penderita autis. Menurut Dr. Harris
sedang; kedua, mengandung beta karoten Steinman dari Allergy Society of South Africa’s
sebagai pewarna alami dan sumber pro vitamin Working Group on Childhood Asthma,
A pada mie jagung, dan ketiga, dapat Afrika,Selatan dikutip oleh Nirmala (2008),
dijadikan makanan yang cocok bagi penderita adanya kandungan protein gandum (termasuk
alergi gluten dan penderita autis karena mie gluten) dalam jumlah sedikit saja di dalam
jagung tidak mengandung gluten. makanan, secara langsung akan menyebabkan
timbulnya gangguan pada mereka yang
Beberapa sumber mengatakan bahwa sensitif, seperti gatal-gatal pada kulit dan eksim,
jagung merupakan salah satu bahan pangan gangguan pencernaan (kram perut, mual dan
yang tergolong memiliki IG (indeks glikemik) muntah), serta gangguan pernapasan. Reaksi
yang sedang. Indeks Glikemik (IG) makanan alergi juga bisa berupa serangan asma (baker's
adalah angka yang diberikan kepada makanan asthma). Reaksi alergi ini melibatkan antibodi
tertentu yang menunjukkan seberapa tinggi IgE yang terdapat di dalam darah. Antibodi
makanan tersebut dapat meningkatkan kadar IgE bereaksi terhadap protein gluten yang
gula darah setelah di komsumsi. Makanan dianggap sebagai alergen (bahan penyebab
yang memiliki IG yang tinggi berarti makanan alergi), sehingga terjadilah berbagai reaksi
tersebut meninggikan gula darah dalam waktu alergi seperti tersebut diatas.
yang lebih cepat, lebih fluktuatif, lebih tinggi,
dari makanan yang memiliki IG yang rendah. Pernyataan Dr Natasha Campbel McBride
Makanan dengan nilai IG tinggi akan seorang ahli gizi sekaligus ahli saraf Amerika
menyebabkan terjadinya loncatan kandungan yang dikutip oleh Nirmala (2008)
gula darah yang tinggi secara tiba-tiba. Oleh menginformasikan bahwa makanan yang
karena akan lebih menguntungkan apabila mengandung gluten dicurigai dapat
dikonsumsi bahan pangan dengan IG yang mempengaruhi kesehatan usus pada penderita
rendah atau sedang, salah satunya adalah autis. Bagi penderita autis, gluten dianggap
mie jagung, terutama pada penderita diabetes. sebagai racun karena tubuh penderita autis
tidak menghasilkan enzim untuk mencerna
Perbedaan yang dapat dilihat jelas antara jenis protein ini. Akibatnya, protein yang tidak
jagung dan jenis serealia lainnya adalah warna tercerna ini akan diubah menjadi komponen
kuning alami pada jagung. Warna kuning pada kimia yang disebut opioid atau opiate. Opioid
jagung dikarenakan kandungan karoten dan bersifat layaknya obat-obatan penenang seperti
beta karoten. Pigmen alami tersebut opium, morfin, dan heroin yang bekerja sebagai
memberikan nilai tambah pada jagung yaitu toksin yang dapat mengganggu fungsi otak
memiliki aktivitas provitamin A, terutama karena dan sistem imunitas, serta menimbulkan
adanya beta karoten, sehingga amat bagus gangguan perilaku. Berdasarkan hal tersebut
untuk kesehatan mata. Selain itu beta karoten konsumsi mie jagung yang bebas gluten
juga memiliki fungsi sebagai pelindung sel merupakan salah satu alternatif makanan yang
normal dari sel mutan pemicu penyebab sesuai bagi penderita alergi gluten dan
kanker, menangkal radikal bebas yang dapat penderita autis.
merusak jaringan tubuh, meningkatkan sistem
imunitas tubuh terhadap serangan infeksi, dan VIII. PENUTUP
dapat memberikan perlindungan terhadap Jagung memiliki potensi yang besar untuk
kebutaan, khususnya yang disebabkan oleh di kembangkan menjadi aneka pangan olahan
katarak. Mie jagung diperkirakan masih di Indonesia. Pengolahan mie berbahan baku

292 PANGAN, Vol. 19 No. 3 September 2010: 283-293


jagung merupakan salah satu usaha yang Jin, M., J. Wu. and X. Wu. 1994. A Study on properties
patut dikembangkan dan disosialisasikan of strarch used for starch noodle making. Di
kepada masyarakat. Mie jagung yang tentu dalam Beta, T and Corke. Noodle Quality as
saja tidak bisa disamakan dengan terigu dan Related to Sorghum Starch Properties. J Cereal
harus dapat dikemas sedemikian rupa agar Chem 78 : 417-420.
memiliki kualitas yang tetap dapat menjadi Johnson, L.A. 1991. Corn: Production, Processing,
pilihan masyarakat demi menyokong and Utilization. Di dalam : Handbook of Cereal
swasembada pangan Indonesia yang Science of Technology. Karel K and Josep GP,
selanjutnya dapat memperkuat ketahanan editor .Basel, New York: Marcell Dekker, Inc.
pangan negara ini. Muhandri, T. dan Subarna. 2009. Pengaruh Kadar
Air, NaCl dan Jumlah Passing Terhadap
DAFTAR PUSTAKA Karakteristik Reologi Mi Jagung. J. Teknol.dan
Anonim. 2007. Komposisi kimia tepung terigu. Industri Pangan 20(1): 71-77.
http//:www.asiamaya.go.id [11 Mei 2008]. Muhandri, T. 2008. Karakterisasi tepung sepuluh
Astawan, M. 1999. Membuat Mi dan Bihun. Jakarta: varietas jagung kuning dan potensinya untuk
Penebar Swadaya. dibuat mie jagung. Laporan Akhir Penelitian
Badan Pusat Statistik. 2008. Jagung. http//:bps.go.id Hibah Bersaing. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
[11 Mei 2008]. Munarso, S.J. 1996. Modifikasi Sifat Fungsional
Beta, T. and H. Corke. 2001. Noodle quality as related Tepung Beras sebagai Bahan Baku Pembuatan
to sorghum starch properties. J Cereal Chem Mi Beras Instan. Laporan Kemajuan Penelitian.
78:417-420. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian
Budiyah. 2005. Pemanfaatan pati dan protein jagung Bogor.
(Corn Gluten Meal) dalam pembuatan mi Nirmala. 2008. Fakta di balik mitos gluten. http//:
jagung instan [Skripsi]. Fakultas Teknologi cybermed.cbn.net.id [3 Juli 2009].
Pertanian Institut Pertanian Bogor. Rianto, B.F. 2006. Desain proses pembuatan dan
Collado, L.S., L.B. Mabesa., C.G. Oates. and H. formulasi mie basah berbahan baku tepung
Corke. 2001. Bihon type noodle from heat jagung [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian,
moisture treated sweet potato tarch. J Food Institut Pertanian Bogor.
Science 66:604-609.
Riset dan Teknologi. 2006. Komposisi kimia jagung.
Fahmi, A. 2007. Optimasi produksi mie basah http//:www. ristek.go.id. [11 Mei 2008]
berbasis tepung jagung dengan teknologi
Soraya, A. 2006. Perancangan proses dan formulasi
ekstrusi [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian,
mi jagung basah berbahan dasar High Quality
Institut Pertanian Bogor.
Protein Maize varietas srikandi kuning kering
Faubion, J.M. 1990. Dough Reology and Baked panen [Skripsi]. Departemen Ilmu dan
Product Texture. New York: Van Nostrand Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi
Reinhold.
Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Guo, G., D.S. Jackson., R.A. Graybosch. and A.M.
Tam, L.M., H. Corke., W.T. Tan., J. Li. and L.S.
Parkhurst. 2003. Asian salted noodle quality:
Collado. 2004. Production of bihon-type noodle
Impact of amylose content adjustments using
from maize starch differing in amylose content.
waxy wheat flour. J Cereal Chem 80:437-445.
J Cereal Chem, 81(4):475-480.
Hatorangan, E.F. 2007. Pengaruh perlakuan
konsentrasi NaCl, kadar air, dan passing
terhadap mutu fisik mie basah jagung yang
diproduksi dengan menggunakan ekstruder BIODATA PENULIS :
ulir pemasakan dan pencetak [Skripsi]. Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Riyanti Ekafitri dilahirkan di Yogyakarta, 25
Hernanda, A.R. 2008. Pasar benih jagung hibrida April 1988. Memperoleh gelar sarjana tahun
naik 10%. http://www.perumperhutani.com [7 2009 di Institut Pertanian Bogor Jurusan
Februari 2009] Teknologi Pangan. Saat ini bekerja sebagai
Hou, G. and Krouk, M. 1998. Asian noodle technology. k a n d i d a t p e n e l i t i pa d a B a l a i B e s a r
Indofood Tbk., 2008. Tingkat konsumsi mie Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI.
instan. http//:www.indofood.co.id [11 Mei 2008].

Teknologi Pengolahan Mie Jagung: Upaya Menunjang Ketahanan Pangan Indonesia (Riyanti Ekafitri) 293

Anda mungkin juga menyukai