Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

UNIT 7
ANALISIS NODE DAN MESH

MUHAMMAD FIKRI FIRDAUS


3332190090
RL - 17

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
BAB I
METODOLOGI PENELITIAN

1.1. Prosedur Percobaan


1. Analisis Node
Langkah-langkah percobaan yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Disiapkannya alat praktikum yang akan digunakan.
b. Dirangkailah alat praktikum seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 1.1 Rangkaian Analisis Node [1]

c. Nilai R1, R2, dan R3 diubah sesuai dengan yang tertera pada
blanko percobaan.
d. Diukurlah arus pada R2.
e. Hasil pengukuran pada blangko percobaan dicatat.

2. Analisis Mesh

Gambar 1.2 Rangkaian Analisis Mesh [1]

1
2

Langkah-langkah percobaan yang dapat dilakukan adalah sebagai


berikut :
a. Disiapkan alat praktikum yang akan digunaksn.
b. Alat praktikum dirangkai seperti pada Gambar 1.2 di atas.
c. Diubahlah nilai R1, R2, R3 sesuai dengan yang tertera pada
blanko percobaan.
d. Lalu, diukurlah arus parda R2.
e. Kemudian, hasil pengukuran dicatat pada blangko percobaan.
BAB II
TUGAS

2.1. Tugas Pendahuluan


1. Jelaskan perbedaan antara analisa node dan mesh!
Jawab :
Analisis node berprinsip pada Hukum Kirchoff I/Kirchoff Circuit Law
dimana jumlah arus yang masuk dan keluar dari titik percabangan akan sama
dengan nol, dimana tegangan (V) merupakan parameter yang tidak diketahui.
Analisis mesh berprinsip pada Hukum Kirchoff II/ Kirchoff Voltage Law
dimana jumlah tegangan pada satu lintasan tertutup sama dengan nol atau arus
merupakan parameter yang tidak diketahui [2]

2. Carilah nilai I2 pada rangkaian berikut, menggunakan analisa node dan


analisa mesh (Gambar 2.1) !
VA

Loop 1 Loop 2

Gambar 2.2 Rangkaian Listrik Tugas Pendahuluan [1]

Jawab :
I2 = I1 + I3
I3 = I2 − I1
 Analisa Node
I2 = I1 + I3
VA − 0 VA − 12 VA − 6
= +
10 20 5
Lalu, kalikan kedua ruas dengan 20, maka didapatkan hasil :
2VA = 1VA − 12 + 4VA − 24
2VA − 1VA − 4VA = −36

3
4

−3VA = −36
−36
VA =
−3
VA = 12

Mencari, nilai I2 dengan mensubsitusikan VA = 12 ke dalam


persamaan :
VA − 0
I2 =
10
12 − 0
I2 =
10
I2 = 1,2 A

 Analisa Mesh
Loop 1 :
−12 + 20I1 + 10(I1 − I2 ) = 0
−12 + 20I1 + 10I1 − 10I2 = 0
30I1 − 10I2 = 12 … … … … (1)

Loop 2 :
−6 + 5I3 + 10(I2 − I1 ) = 0
5I3 + 10I2 − 10I1 = 6 … … … … (2)

Karena I3 = I2 – I1, maka subsitusikan I3 pada persamaan (2) menjadi :


5(I2 − I1 ) + 10I2 − 10I1 = 6
5I2 − 5I1 + 10I2 − 10I1 = 6
15I2 − 15I1 = 6 … … … … (3)

Selanjutnya, mengeliminasi persamaan (1) dengan persamaan (3) :


30I1 − 10I2 = 12 × 1 30I1 − 10I2 = 12
−15I1 + 15I2 = 6 × −2 30I1 − 30I2 = −12
20I2 = 24
5

24
I2 =
20
I2 = 1,2 A

2.2. Tugas Unit


1. Tentukan nilai I1, I2, dan I3 menggunakan analisa node (Gambar 2.2) !

Gambar 2.2 Rangkaian Listrik Tugas Unit[1]

Jawab :
Karena di soal tidak diketahui nilai dari arus (baik di I1 dan I2) dan di
resistor (baik di R1, R2, dan R3), maka untuk mencari rumus I1, I2, dan I3
adalah sebagai berikut :
 Mencari nilai dari I1
I1 = I2 + i1 + i2 + i3
V1 − V0 V1 − V0 V2 − V0
0 − V1 = (V1 − V2 ) + + +
R1 R2 R3

 Mencari nilai dari I2


-I2 = -I1 + i1 + i2 + i3
V1 − V0 V1 − V0 V2 − V0
−1 × (V1 − V2 ) = −0 − V1 + + +
R1 R2 R3
BAB III
ANALISIS

3.1. Dasar Teori


A. Analisis Node
Node atau titik simpul adalah titik pertemuan dari dua atau lebih elemen
rangkaian. Junction atau titik simpul utama atau titik percabangan adalah titik
pertemuan dari tiga atau lebih elemen rangkaian. Untuk lebih jelasnya mengenai
dua pengertian dasar diatas, dapat dimodelkan dengan contoh gambar berikut:

Gambar 3.1 Contoh Rangkaian Analisa Node [3]


Contoh :
Jumlah node = 5, yaitu : a, b, c, d, e=f=g=h
Jumlah junction = 3, yaitu : b, c, e=f=g=h

Analisis node berprinsip pada Hukum Kirchoff I/ KCL dimana jumlah arus
yang masuk dan keluar dari titik percabangan akan samadengan nol, dimana
tegangan merupakan parameter yang tidak diketahui. Atau analisis node lebih
mudah jika pencatunya semuanya adalah sumber arus. Analisis ini dapat
diterapkan pada sumber searah/ DC maupun sumber bolak-balik/ AC.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada analisis node, yaitu :
 Tentukan node referensi sebagai ground/ potensial nol.
 Tentukan node voltage, yaitu tegangan antara node non referensi dan
ground.

6
7

 Asumsikan tegangan node yang sedang diperhitungkan lebih tinggi


daripada tegangan node manapun, sehingga arah arus keluar dari node
tersebut positif.
 Jika terdapat N node, maka jumlah node voltage adalah (N-1). Jumlah
node voltage

B. Analisis Mesh
Arus loop adalah arus yang dimisalkan mengalir dalam suatu loop (lintasan
tertutup). Arus loop sebenarnya tidak dapat diukur (arus permisalan). Berbeda
dengan analisis node, pada analisis ini berprinsip pada Hukum Kirchoff II/KVL
dimana jumlah tegangan pada satu lintasan tertutup samadengan nol atau arus
merupakan parameter yang tidak diketahui. Analisis ini dapat diterapkan pada
rangkaian sumber searah/ DC maupun sumber bolak-balik/ AC.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
 Buatlah pada setiap loop arus asumsi yang melingkari loop.
Pengambilan arus loop terserah, yang terpenting masih dalam satu
lintasan tertutup. Arah arus dapat searah satu sama lain ataupun
berlawanan baik searah jarum jam maupun berlawanan dengan arah
jarum jam.
 Biasanya jumlah arus loop menunjukkan jumlah persamaan arus yang
terjadi.
 Metoda ini mudah jika sumber pencatunya adalah sumber tegangan.
 Jumlah persamaan = Jumlah cabang – Jumlah junction + 1 [3].

3.2. Analisis Percobaan


1. Analisis Node
Berikut ini adalah analisis node pada praktikum unit 7, mencari persentase
kesalahan arus perhitungan yang terjadi pada tiap reistor (I1, I2, I3) dengan arus
percobaan yang terjadi pada tiap reistor (I1, I2, I3).
8

Tabel 3.1 Pengukuran I Dengan Analisis Node


I1 I2 I3
VA
S1 R1 R2 R3 Perc. Perh. % Perc. Perh. % Perc. Perh. %
Perh.
(mA) (mA) Error (mA) (mA) Error (mA) (mA) Error
1kΩ 2kΩ 1kΩ 6 V 6 6 0% 2,93 3 2,33% 5,97 6 0,5%
15
2kΩ 2kΩ 2kΩ 10 V 4,97 5 0,6% 4,96 5 0,8% 4,95 5 1%
mA
1kΩ 1kΩ 2kΩ 6 V 6,0 6 0% 5,98 6 0,33% 2,92 3 2,66%

Berdasarkan pada data yang telah didapatkan selama praktikum


berlangsung, bahwa semua persentase kesalahan arus perhitungan dengan arus
percobaan (pada R1, R2, dan R3) ternyata memiliki persentase kesalahan di bawah
5 %.
 Mencari tegangan VA perhitungan dan arus perhitungan pada tiap-tiap
resistor dengan resistor 1 (R1) = 1kΩ, resistor 2 (R2) = 2kΩ, resistor 3
(R3) = 1kΩ, serta mencari nilai VA perhitungan. Lalu, mencari
persentase kesalahan dari semua variabel yang didapatkan.
R1 = 1kΩ, R2 = 2kΩ, R3 = 1kΩ, IS = 0,015 A
IS = I1 + I2 + I3
VA −0 VA −0 VA −0
0,015 A = + +
1000 2000 1000
2VA + VA + 2VA
0,015 A =
2000
30 = 5 VA
30
VA = =6V
5
6
I1 = = 0,006 A = 6 mA
1000
6
I2 = = 0,003 A = 3 mA
2000
6
I3 = = 0,006 A = 6 mA
1000

Persentase Kesalahan:
0,006 − 0,006
I1 = | | × 100% = 0%
0,006
9

0,003 − 0,00293
I2 = | | × 100% = 2,33%
0,003
0,006 − 0,00597
I3 = | | × 100% = 0,5%
0,006

 Mencari tegangan VA perhitungan dan arus perhitungan pada tiap-tiap


resistor dengan resistor 1 (R1) = 2kΩ, resistor 2 (R2) = 2kΩ, resistor 3
(R3) = 2kΩ. Lalu, mencari persentase kesalahan dari semua variabel
yang didapatkan.
R1 = 2kΩ, R2 = 2kΩ, R3 = 2kΩ, IS = 0,015 A
IS = I1 + I2 + I3
VA −0 VA −0 VA −0
0,015 A = + +
2000 2000 2000
3VA
0,015 A =
2000
30 = 3VA
30
VA = = 10 V
3
10
I1 = = 0,005 A
2000
10
I2 = = 0,005 A
2000
10
I3 = = 0,005 A
2000

Persentase Kesalahan:
0,005 − 0,00497
I1 = | | × 100% = 0,6%
0,005
0,005 − 0,00496
I2 = | | × 100% = 0,8%
0,005
0,005 − 0,00495
I3 = | | × 100% = 1%
0,005

 Mencari tegangan VA perhitungan dan arus perhitungan pada tiap-tiap


resistor dengan resistor 1 (R1) = 1kΩ, resistor 2 (R2) = 1kΩ, resistor 3
(R3) = 2kΩ. Lalu, mencari persentase kesalahan dari semua variabel
10

yang didapatkan.
R1 = 1kΩ, R2 = 1kΩ, R3 = 2kΩ, IS = 0,015 A
IS = I1 + I2 + I3
VA −0 VA −0 VA −0
0,015 A = + +
1000 1000 2000
2VA + 2VA + VA
0,015 A =
2000
30 = 5VA
30
VA = =6V
5
6
I1 = = 0,006 A
1000
6
I2 = = 0,006 A
1000
6
I3 = = 0,003 A
2000

Persentase Kesalahan:
0,006 − 0,006
I1 = | | × 100% = 0%
0,006
0,006 − 0,00598
I2 = | | × 100% = 0,33%
0,006
0,003 − 0,00292
I3 = | | × 100% = 2,66%
0,003

Faktor-faktor penyebab terjadinya ketidaktepatan antara arus perhitungan


terhadap arus percobaan, mungkin disebabkan oleh ketidaktepatan dalam
membaca skala pada multimeter. Kesalahan juga disebabkan karena banyaknya
membulatkan angka pada penunjuk skala multimeter.

2. Analisa Mesh
Berikut ini adalah analisis mesh pada praktikum unit 7, mencari persentase
kesalahan arus perhitungan yang terjadi pada resistor2 (I2) dengan arus percobaan
yang terjadi pada resistor2 (I2) yang mana menggunakan alat bantu multimeter
analog dan multimeter digital.
11

Tabel 3.2 Pengukuran II Dengan Analisa Mesh


Pengukuran Arus Persentase
Percobaan Arus
dengan Multimeter Kesalahan Arus
Per-
R1 R2 R3 S1 S2
Analog Digital hitungan Analog Digital
(Ω) (Ω) (Ω) (V) (V)
1kΩ 2kΩ 1kΩ 6V 12V 3,5 mA 3,61 mA 3,6 mA 2,77% 0,27%
2kΩ 2kΩ 2kΩ 6V 6V 2,1 mA 1,97 mA 2 mA 5% 1,5%
1kΩ 1kΩ 2kΩ 12V 12V 7,5 mA 7,34 mA 7,2 mA 4,16% 1,94%

Berdasarkan pada data yang telah didapatkan selama praktikum


berlangsung, bahwa semua persentase kesalahan arus perhitungan dengan arus
perngamatan pada masing-masing multimeter, didapatkan persentase kesalahan ≤
5 %.

 Mencari arus perhitungan pada resistor2 2kΩ (i2) pada uji coba
pengukuran pertama ketika R1 = 1kΩ, R2 = 2kΩ, dan R3 = 1kΩ. Serta
sumber tegangan 1 sebesar 6 V dan sumber tegangan 2 sebesar 12 V.

KCL : i1 = i2 + i3 .................... (1)

Loop 1:
∑IR + ∑E = 0
-6 V + 1.000 i1 + 2.000 i2 = 0
1.000 i1 + 2.000 i2 = 6 V
1.000 i1 = 6 V – 2.000 i2
6 V − 2.000 i2
i1 = … … … … (2)
1.000
Loop 2:
∑IR + ∑E = 0
12 V + 1.000 i3 – 2.000 i2 = 0
1.000 i3 = -12 V + 2.000 i2
12

−12 V + 2.000 i2
i3 = … … … … (3)
1.000

Selanjutnya, menyubtitusikan ke persamaan (1)


6 − 2.000i2 −12 + 2.000i2
= i2 +
1.000 1.000
6 – 2.000i2 = 1.000i2 + (-12 ) + 2.000i2
18 = 5.000i2
18
i2 =
5.000
i2 = 0,0036 A (3,6 mA)

 Mencari arus perhitungan pada resistor2 2kΩ (i2) pada uji coba
pengukuran kedua ketika R1 = 2kΩ, R2 = 2kΩ, dan R3 = 2kΩ. Serta
sumber tegangan 1 sebesar 6 V dan sumber tegangan 2 sebesar 6 V.

KCL : i1 = i2 + i3 .................... (1)

Loop 1:
∑IR + ∑E = 0
-6V + 2000i1 + 2.000i2 = 0
2000i1 + 2000i2 = 6V
2000i1 = 6V – 2000i2
6V − 2000i2
i1 = … … … … (2)
2000

Loop 2:
∑IR + ∑E = 0
6V + 2000i3 – 2000i2 = 0
2000i3 = -6V + 2000i2
−6V + 2000i2
i3 = … … … … (3)
2000

Selanjutnya, menyubtitusikan ke persamaan (1)


13

6 − 2000i2 −6 + 2000i2
= i2 +
2000 2000
6 – 2000i2 = 2000i2 + (-6 ) + 2000i2
12 = 6000i2
12
i2 =
6000
i2 = 0,002 A (2 mA)

 Mencari arus perhitungan pada resistor2 1kΩ (i2) pada uji coba
pengukuran ketiga ketika R1 = 1kΩ, R2 = 1kΩ, dan R3 = 2kΩ. Serta
sumber tegangan 1 sebesar 12 V dan sumber tegangan 2 sebesar 12 V.

KCL : i1 = i2 + i3 .................... (1)

Loop 1:
∑IR + ∑E = 0
-12V + 1000i1 + 1000i2 = 0
1000i1 + 1000i2 = 12V
1000i1 = 12V – 1000i2
12V − 1000i2
i1 = … … … … (2)
1000

Loop 2:
∑IR + ∑E = 0
12V + 2000i3 – 1000i2 = 0
2000i3 = -12V + 1000i2
−12V + 1000i2
i3 = … … … … (3)
2000

Selanjutnya, menyubtitusikan ke persamaan (1)


12 − 1000i2 −12 + 1000i2
= i2 +
1000 2000
× 2000
24 – 2000i2 = 2000i2 + (-12 ) + 1000i2
14

36 = 5000i2
36
i2 =
5000
i2 = 0,0072 A (7,2 mA)

Lalu, berikut perhitungan persentase kesalahan dari arus i2 hasil


perhitungan dengan percobaan pada multimeter analog dan digital :
i2 perhitungan − i2 percobaan
| | × 100%
i2 perhitungan

 Persentase kesalahan i2 perhitungan terhadap i2 pengamatan/


percobaan (dengan menggunakan multimeter digital dan analog) pada
pengukuran pertama ketika R1 = 1kΩ, R2 = 2kΩ, dan R3 = 1kΩ. Serta
sumber tegangan 1 sebesar 6 V dan sumber tegangan 2 sebesar 12 V.
Multimeter Analog :
3,6 − 3,5
| | × 100% = 2,77 %
3,6
Multimeter Digital :
3,6 − 3,61
| | × 100% = 0,27 %
3,6

 Persentase kesalahan i2 perhitungan terhadap i2 pengamatan/


percobaan (dengan menggunakan multimeter digital dan analog) pada
pengukuran kedua ketika R1 = 2kΩ, R2 = 2kΩ, dan R3 = 2kΩ. Serta
sumber tegangan 1 sebesar 6 V dan sumber tegangan 2 sebesar 6 V.
Multimeter Analog :
2 − 2,1
| | × 100% = 5 %
2
Multimeter Digital :
2 − 1,97
| | × 100% = 1,5 %
2

 Persentase kesalahan i2 perhitungan terhadap i2 pengamatan/


15

percobaan (dengan menggunakan multimeter digital dan analog) pada


pengukuran ketiga ketika R1 = 1kΩ, R2 = 1kΩ, dan R3 = 2kΩ. Serta
sumber tegangan 1 sebesar 12 V dan sumber tegangan 2 sebesar 12 V.
Multimeter Analog :
7,2 − 7,5
| | × 100% = 4,16 %
7,2
Multimeter Digital :
7,2 − 7,34
| | × 100% = 1,94 %
7,2

Faktor-faktor penyebab terjadinya ketidaktepatan antara arus perhitungan


terhadap arus percobaan, mungkin disebabkan oleh ketidaktepatan dalam
membaca skala pada multimeter. Kesalahan juga disebabkan karena banyaknya
membulatkan angka pada penunjuk skala multimeter. Lalu, kurang cekatan dan
tangan tidak bisa diam saat meletakkan kabel multimeter pada lubang komponen.
Dan juga alat dan komponen yang digunakan mungkin dalam keadaan yang
kurang baik karena disebabkan oleh logam komponen yang sudah usang.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada praktikum yang telah dilakukan mengenai “Analisa Node
dan Analisa Mesh” ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Analisis node berprinsip pada Hukum Kirchoff I/Kirchoff Circuit Law
dimana jumlah arus yang masuk dan keluar dari titik percabangan
akan sama dengan nol, dimana tegangan (V) merupakan parameter
yang tidak diketahui.
2. Analisis mesh berprinsip pada Hukum Kirchoff II/ Kirchoff Voltage
Law dimana jumlah tegangan pada satu lintasan tertutup sama dengan
nol atau arus merupakan parameter yang tidak diketahui
3. Pada praktikum “Analisa Node dan Analisa Mesh” ini, praktikan
sudah mampu mempelajari kedua analisa tersebut serta
penggunaannya pada rangkaian arus searah (DC).
4. Berdasarkan pada data analisa node yang telah didapatkan selama
praktikum berlangsung (Tabel 3.1), bahwa semua persentase
kesalahan arus perhitungan dengan arus percobaan (pada R1, R2, dan
R3) ternyata memiliki persentase kesalahan di bawah 5 %.
5. Berdasarkan pada data analisa mesh yang telah didapatkan selama
praktikum berlangsung (Tabel 3.2), bahwa semua persentase
kesalahan arus perhitungan dengan arus perngamatan pada masing-
masing multimeter, didapatkan persentase kesalahan ≤ 5 %.
6. Faktor-faktor penyebab terjadinya ketidaktepatan antara arus
perhitungan terhadap arus percobaan, mungkin disebabkan oleh
ketidaktepatan dalam membaca skala pada multimeter. Kesalahan juga
disebabkan karena banyaknya membulatkan angka pada penunjuk
skala multimeter.

16
DAFTAR PUSTAKA

[1] Munarto, Ri., and Asisten Laboratorium Tenaga, “Analisis Node dan
Analisis Mesh” in Modul Praktikum Rangkaian Listrik, Cilegon:
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2020.

[2] Suryana, Taryana., “Node and Mesh” in Teaching Resource, Bandung:


Universitas Komputer Indonesia, 2017. [Online]. Available:
repository.unikom.ac.id/id/eprint/44739 [Accessed: March 11, 2020]

[3] Ramdhani, Mohamad., “Metoda Analisis Rangkaian” in Modul Rangkaian


Listrik (Revisi), Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, 2005.
[Online]. Available: rizal.blog.undip.ac.id/files/2009/07/bab-4.pdf
[Accessed: March 10, 2020]
LAMPIRAN
TUGAS PENDAHULUAN
BLANGKO PERCOBAAN

Anda mungkin juga menyukai