Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MEKANISASI PERTANIAN

RANCANG BANGUN MEKANISASI PERTANIAN

Dosen Pengampu:
Ir. Buhaira., M.P

Kelompok 5
Di Susun Oleh :

Reza Tripura (D1A018004)


Rada Febriasti (D1A018008)
Syarifah Tuti Alawiyah (D1A018010)
Novi Dwi Nuraini (D1A018022)
Habid Joel (D1A018027)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Penyusun mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Rancang Bangun Mekanisasi Pertanian” untuk memenuhi tugas
mata kuliah mekanisasi pertanian.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mekanisasi
yang telah membantu dan membimbing penyusun dalam proses pembuatan
makalah ini dan juga kepada teman-teman mahasiswa yang telah berkontribusi
baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penyusun pada khususnya. Seperti pepatah yang mengungkapkan
bahwa “Tiada gading yang tak retak” demikian pula dengan makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan untuk itu penyusun
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca terutama dosen pembimbing mata
kuliah kewirausahaan yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan.
Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih.

Jambi, April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................i


Daftar Isi ..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Tujuan ......................................................................................................1
BAB II ISI
2.1 Pengertian Rancang Bangun .....................................................................2
2.2 Tahapan Rancang Bangun Mekanisasi ..................................................... 3
2.3 Contoh Rancang Bangun Mekanisasi Pertanian .......................................4
2.4 Pemanfaatan Mekanisasi Pertanian........................................................... 12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 13
3.2 Saran..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan mekanisasi pertanian di Indonesia tidak terlepas dari
situasi dan kondisi lingkungan strategis masyarakat lokal. Karena itu
diperlukan pendekatan sistem transformasi sosiokultural masyarakat dengan
mempertimbangkan keragaman dalam setiap budaya lokal. Penerapan
mekanisasi pertanian yang mampu meningkatkan efisiensi, efektivitas dan
menurunkan kehilangan hasil berdampak terhadap peningkatan produktivitas
dan kinerja usaha tani dapat dikategorikan sebagai teknologi utama.
Mayoritas masyarakat Indonesia bekerja di bidang pertanian, di negara
yang sedang berkembang, umumnya kegiatan perekonomiannya sangat
ditujukan oleh sektor pertanian. Pembangunan yang mendasar pada sektor
pertanian sangat dibutuhkan, karena hasil ini dapat meningkatkan mutu
makanan penduduk dan kesejahteraan petani. Pentingnya efisiensi waktu dan
efektivitas kegiatan dalam usaha tani sangat disadari manfaatnya. Mekanisasi
pertanian merupakan pilihan yang memang harus diambil untuk memacu
peningkatan produksi, produktivitas, efisiensi dan daya saing.
Pembangunan pertanian masih sering menghadapi kendala yaitu
kurangnya penggunaan teknologi tenaga mekanis dalam prosesnya.
Munculnya reaksi masyarakat terhadap kebijakan terkait, terjadinya
perubahan pola pikir masyarakat pengguna mekanisasi pertanian, terjadinya
perubahan cara dalam kegiatan tersebut. Teknologi alat dan mesin pertanian
mampu mendukung faktor kualitas, ketepatan waktu, dan ketersediaan
produksi secara kontinyu.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu rancang bangun mekanisasi pertanian
2. Memberikan pengetahuan kepada petani dan masyarakat akan pentingnya
mekanisasi
3. Memberikan manfaat dan memudahkan kerja petani dengan adanya
bantuan mekanisasi

1
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Rancang Bangun
Rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil
analisis dari sebuah sistem kedalam bahasa pemrograman untuk
mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem
diimplementasikan. Sedangkan pengertian bangun atau pembangunan sistem
adalah kegiatan menciptakan baru maupun mengganti atau memperbaiki
sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian. (Pressman,
2002).
Menurut (Sularso, 1980) Perancangan adalah Sebuah Proses untuk
mendefinisikan sesuatu yang akan dikerjakan dengan menggunakan teknik
yang bervariasi serta di dalamnya melibatkan deskripsi mengenai arsitektur
serta detail komponen dan juga keterbatasan yang akan dialami dalam proses
pengerjaanya.
Perancangan suatu alat termasuk dalam metode teknik, dengan demikian
langkah-langkah pembuatan perancangan akan mengikuti metode teknik.
Menurut (Merris Asimov dalam Agung, 2013), menerangkan bahwa
perancangan teknik adalah suatu aktivitas dengan maksud tertentu menuju
kearah tujuan dari pemenuhan kebutuhan manusia, terutama yang dapat
diterima oleh faktor teknologi peradaban kita. Dari definisi tersebut terdapat
tiga hal yang harus diperhatikan dalam perancangan menurut yaitu :
1. aktifitas dengan maksud tertentu,
2. sasaran pada pemenuhan kebutuhan manusia dan
3. berdasarkan pada pertimbangan teknologi.
Sedangkan pengertian pembangunan atau bangun sistem adalah kegiatan
menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang
telah ada secara keseluruhan (Pressman, 2009 dalam Sularso, 1980). Jadi
dapat disimpulkan bahwa Rancang Bangun adalah penggambaran,
perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen
yang terpisah kedalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Dengan
demikian pengertian rancang bangun merupakan kegiatan menerjemahkan

2
hasil analisa ke dalam bentuk paket perangkat lunak kemudian menciptakan
sistem tersebut atau memperbaiki system yang sudah ada. Desain teknik
adalah seluruh aktivitas untuk membangun dan mendefinisikan solusi bagi
masalah yang sebelumnya telah dipecahkan namun dengan cara yang
berbeda. Perancang teknik menggunakan kemampuan intelektual untuk
megaplikasikan pengetahuan ilmiah dan memastikan agar produknya sesuai
dengan kebutuhan pasar serta spesifikasi desin produk yang disepakati,
namun tetap dapat dipabrikasi dengan metode yang optimum. Aktivasi
desain tidak dapat dikatakan selesai sebelum hasil akhir produk dapat
dipergunakan dengan tingkat performa yang dapat diterima dan dengan
metode kerja yang terdefinisi dengan jelas (Fauzan, 2013).

2.2 Tahapan Rancang Bangun Mekanisasi

Mulai

Identifikasi Masalah

Perumusan dan penyempurnaan konsep desain

Analisis rancangan fungsional dan struktural

Blue print gambar teknik

Pembuatan prototype alat

Perbaikan alat
Uji kinerja alat
Ya/tidak
Uji spesifikasi alat

Selesai

3
Tahapan rancang bangun mekanisasi :
1. Identifikasi masalah yaitu berupa latar belakang penyebab dibentuknya
mekanisasi tersebut.
2. Analisis sistem kerja dan konsep desain, seperti mekanisme seperti apa
yang cocok diterapkan sesuai dengan mekanisasi yang akan dibuat.
3. Rancangan fungsional, berupa menekankan pada fungsi utama alat atau
mekanisasi secara keseluruhan dan output produk yang dihasilkan.
4. Rancang struktural dan analisis teknik, seperti peletakan dari masing-
masing komponen alat atau mesin sehingga menjadi satu kesatuan yang
utuh dan diletakkan dengan fungsi dan rancangan awal.
5. Blue print gambar, seluruh rancangan struktural alat dituangkan dalam
bentuk gambar 2 dimensi dengan menggunakan software
6. Pabrikasi mekanisasi pertanian, setelah gambar desain dibuat sempurna
langkah selanjutnya adalah pembuatan dan perakitan alat
7. Uji fungsional dan uji kriteria alat yang dilakukan untuk mengetahui
fungsi alat dan hasil saat dioperasionalkan, seperti apakah alat berfungsi
sesuai rencana awal, apakah kinerja alat sudah sesuai dengan harapan
atau belum. Jika belum maka akan dilakukan kajian desain lebih detail
dan perbaikan alat

2.3 Contoh Rancang Bangun Mekanisasi Pertanian


1. Alat pemipil jagung sederhana
Mekanisasi yang bertujuan untuk memisahkan biji dari tongkol
jagung, sehingga diperoleh biji yang bersih. Untuk memisahkan biji
dengan tongkol, alat pemipil jagung sederhana (semi mekanis)
menggunakan daya tekan dari operator yang akan menekan tuas tekan
sehingga biji akan terpisah dari tongkol.

4
a) Desain Rancang Bangun Alat Pemipil Jagung Sederhana dapat dilihat
pada gambar berikut :

b) Kerangka berfungsi untuk penyangga atau penopang komponen-


komponen alat pemipil jagung yang terbuat dari besi siku 40 cm x 4 mm
dan ukuran kerangka 80 cm x 60 cm dengan kemiringan 30˚.

c) Inlet dan outlet tongkol jagung Inlet berfungsi untuk memasukan tongkol
yang akan dipipil, sedangkan Outlet tongkol berfungsi corong keluarnya
tongkol yang telah dipipil.

5
d) Outlet biji jagung berfungsi sebagai corong penampung dan keluarnya
biji jagung yang dipipil, yang terbuat dari seng plat tebal 0.7 mm
berbentuk lingkaran dengan penyalur Ø 30 cm.

e) Tempat penyimpanan berfungsi sebagai tempat penyimpanan jagung yang


sudah kering sebelum dipipil, yang terbuat dari seng plat tebal 0,7 mm
yang berbentuk trapesium.

f) Tuas penekan berfungsi untuk menekan tongkol ke dalam corong


pemasukan jagung (inlet). Lengan tuas penekan dan penyangga terbuat
dari besi pipa strom Ø ½ inchi dan poros pendorong batok jagung
digunakan besi As berukuran Ø ½ inchi.

2. Perontok Padi Tipe Lipat menggunakan Stripping Raspbar


Dua macam prototipe dirancang dan difabrikasi menggunakan 2 buah
tipe drum berbeda, yaitu drum dengan jumlah stripping raspbar 16 gigi
dan drum dengan jumlah stripping raspbar 8 gigi.

6
Desain konstruksi thresher hold on tipe stripping raspbar mempunyai
kelebihan dapat dilipat dan mudah dibawa ke tengah sawah (mobilitas
tinggi). Gigi perontok (tipe stripping raspbar) terbuat dari bahan karet ban
bekas dengan konstruksi seperti yang terlihat pada gambar berikut :

Sumber tenaga penggerak berupa enjin 2 HP, 2 Tak, 2.200 rpm dan
bahan bakar bensin campur merupakan enjin ukuran kecil untuk mesin
pemotong rumput yang banyak beredar di pasaran. Penyaluran tenaga
putar dari enjin menuju drum melalui poros perantara, terdiri atas puli dan
gir sepeda yang berada dalam satu poros, disebut dengan poros perantara.
Dudukan poros perantara dilengkapi dengan engsel penegang rantai.

7
Dua tahap penurunan kecepatan putar adalah (a) dari enjin ke poros
perantara menggunakan sabuk puli dan (b) dari poros perantara ke drum
perontok menggunakan rantai sepeda. Tegangan sabuk puli di atur di
engsel dudukan enjin. Konstruksi dudukan enjin dapat dilepas dan
disambung terhadap kaki depan kerangka thresher, sehingga saat thresher
dilipat, enjin dapat dilepas dari thresher. Putaran enjin 2.200 rpm di
reduksi menjadi kecepatan putar drum perontok 200 rpm.

3. Alat Penanam dan Pemupuk Jagung Tipe Tugal Semi Mekanis


a) Pembuat lubang
Alat penanam jagung tipe dorong (Setiyo, 1989) memerlukan
pengolahan tanah dan lahan harus terbebas dari sisa tanaman.
Sedangkan pembuat lubang pada penelitian ini dibuat menyerupai tugal
tradisional agar petani tidak melakukan olah tanah sebelum melakukan
budidaya. Antara komponen batang tugal dan rumah matering device
dihubungkan dengan mur-baut agar mudah dalam perawatan, dibongkar
pasang dan dibawa

8
Pada ujung mata tugal terdapat bagian untuk membuka mata tugal
dari besi untuk memberi jarak tanam pada lubang tugalan selanjutnya
yaitu 25 cm dengan cara mendorong batang tugal agar penggunaan
tenaga operator kecil.

b) Penakar benih dan pupuk/matering device


Celah matering device benih dirancang dengan bentuk oval agar
benih berjejer kesamping, menghindari benih tumpang tindih.
Perancangan celah pada matering device untuk 2 butir jagung mengacu
pada kemungkinan adanya benih yang tidak tumbuh. Bahan yang
digunakan berupa nylon/polietilen yang tahan terhadap karat dan bisa
dibongkar pasang untuk memudahkan perawatan.

c) Kotak benih dan pupuk (hopper)


Hopper dibuat dari plat besi berbentuk tas gendong agar
pembebanan terhadap bahan baku dipindahkan ke punggung. Hopper
pada alat dibagi menjadi dua bagian yaitu hopper benih dengan
kapasitas 3 kg jagung hibrida dan hopper pupuk dengan kapasitas 3 kg
pupuk organik dengan kadar air 5% yang mampu digunakan untuk 75
kali penugalan. Hopper dibuat miring dan dilengkapi dengan sebuah
komponen pendorong benih dari hopper menuju saluran benih ketika

9
terjadinya kemacetan akibat dari regularitas ukuran biji, probabilitas
peletakan biji dan posisi benih yang diam akibat tidak mampu
mengimbangi tekanan dari beban benih pada hopper.

d) Saluran Benih dan Pupuk


Penyaluran benih dan pupuk dibuat dari selang plastik pleksibel
bening dengan diameter masing-masing 1 inchi (2,54 cm) dan 1 ½ agar
benih dan pupuk jatuh dengan lancar (tidak tertahan) dari hopper
menuju rumah matering device, bisa diarahkan secara pleksibel serta
memudahkan pengontrolan terhadap benih dan pupuk. Selain itu,
pemilihan bahan tersebut bertujuan agar mudah dibongkar pasang
ketika terjadi masalah, perbaikan ataupun dilepas ketika selesai
melakukan budidaya

4. Alat Perajang Singkong


Alat perajang batang singkong merupakan mekanisasi yang berguna
untuk memperkecil atau menghancurkan batang singkong yang akan
dirajang, sehingga proses perajangan akan semakin cepat. Bagian-bagian

10
lain yang juga memiliki fungsi penting antara lain kerangka alat, alat
pengeruk batang singkong, pillow block, pully dan v-belt, motor bakar.

a) Kerangka alat
Bagian kerangka penopang alat perajang batang singkong ini
berfungsi sebagai tempat diletakkannya kerangka alat pengeruk batang
singkong, yang bekerja sebagai penguat alat perajang batang singkong
agar pada saat alat bergerak atau berputar, alat tersebut tidak goyang
dan agar stabil dalam perajangan batang singkong tersebut.
Bagian kerangka terbuat dari kayu dengan tinggi rangka 86 cm,
lebar 40 cm, panjang 78 cm. Untuk tiang penyangga dibuat dengan
ukuran panjang 72 cm dan lebar alat 40 cm, kemudian untuk dudukan
mesin panjang tiangnya 140 cm dan menyatu di tiang penyangga
sepanjang 78 cm.
b) Alat Pengeruk
Alat pengeruk ini berfungsi agar limbah batang singkong ini dapat
menjadi pengecil yang baik. Pada alat pengeruk didesain dengan ukuran
panjang 18 cm dan lebar 12 cm mata chainsaw ini dilingkari dengan
menggunakan besi pipa dan besi as .
c) Pulley dan v-belt
Pully berfungsi sebagai penerus putaran dari poros motor bakar
menuju alat pengeruk sedangkan sabuk v-belt berfungsi sebagai alat
transmisi putaran dan tenaga dari motor bakar menuju bidang alat

11
pengeruk tersebut. Pulley dan Pulley sabuk v-belt yang
digunakan untuk menghubungkan motor bakar dengan ukuran B 62.
d) Pillow block
Pillow block berfungsi untuk mengurangi koefisien gesekan antara
as dan rumahnya dan mempermudah alat yang berputar agar putaran
menjadi stabil. Komponen ini terdapat dua buah dan terpasang pada
kerangka penopang dengan memiliki . Diameter pillow block
ini disesuaikan dengan besi as yang berukuran sebesar
e) Motor Bakar
Motor bakar berfungsi sebagai alat penggerak atau alat pemutar.
Mesin perajang batang singkong mepunyai tenaga penggerak motor
bakar bensin dengan spesifikasi : daya 5,5 hp dengan putaran 2600 rpm.
Berdasarkan pengukuran secara langsung pada pully motor bakar
didapatkan nilai putaran motor bakar sebesar 2600 rpm.
f) Penutup Perajang Batang Singkong
Penutup ini berfungsi agar pada saat proses perajangan hasil
rajangan tidak bertaburan. Pada penutup alat pengeruk ini dirancang
dengan panjang 30 cm dan lebar 22,5 cm tinggi 13,5 cm.
g) Meja Penopang Batang Singkong
Meja ini berfungsi untuk membantu proses pendorongan batang
singkong pada saat perajangan. Meja penopang ini didesain dengan
ukuran panjang 40 cm, lebar 23cm, dan tinggi 12 cm.

2.4 Manfaat Mekanisasi Pertanian


Penggunaan mesin pertanian merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani, meningkatkan mutu dan
nilai tambah produk, serta pemberdayaan petani. Pada hakekatnya,
penggunaan mesin di pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja
manusia dalam proses produksi pertanian, di mana setiap tahapan dari proses
produksi tersebut dapat menggunakan alat dan mesin pertanian (Sukirno
1999). Dengan demikian, mekanisasi pertanian diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi tenaga manusia, derajat dan taraf hidup petani,

12
kuantitas dan kualitas produksi pertanian, memungkinkan pertumbuhan tipe
usaha tani dari tipe subsisten (subsistence farming) menjadi tipe pertanian
perusahaan (commercial farming), serta mempercepat transisi bentuk
ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat industri (Wijanto,2002).
Mekanisasi juga menimbulkan dampak yang tidak disukai, di antaranya
menggeser tenaga kerja manusia dan ternak serta kesenjangan pendapatan.
Penerapan mekanisasi juga perlu berdampak terhadap peluang kerja yang
menurun. Mekanisasi membutuhkan biaya yang tinggi dalam pengadaan dan
perawatan alat-alat, dimana sebagian alat memerlukan arus listrik yang besar
ataupun baiaya pengoprasian yang cukup besar.
Mekanisasi pertanian sebagai perangkat teknologi dalam usahatani
mempunyai tujuan spesifik untuk: (i) meningkatkan produktivitas lahan dan
tenaga kerja; (ii) mempercepat dan efisiensi proses; (iii) menekan biaya
produksi. Adanya ketiga tujuan khusus tersebut menjadikannya sebagai
suplemen, substitutor dan/atau faktor komplemen dalam proses produksi
tergantung pada jenis, tipe, kapasitas, jumlah serta cara pemakaiannya.

13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa rancang bangun
merupakan penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau
pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam suatu kesatuan yang
utuh dan berfungsi atau kegiatan menerjemahkan hasil analisa ke dalam
bentuk paket perangkat lunak kemudian menciptakan sistem tersebut atau
memperbaiki sistem yang sudah ada.
Rancang Bangun Mekanisasi pertanian diharapkan dapat meningkatkan
efisiensi tenaga manusia, derajat dan taraf hidup petani, kuantitas dan kualitas
produksi pertanian, memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani dari tipe
subsisten, menjadi tipe pertanian perusahaan, serta mempercepat transisi
bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat industri.

3.2 Saran
Pada saat sekarang yang dimana penduduk terus bertambah dan lahan
yang terus berkurang petani dan masyarakat dituntut untuk dapat menerapkan
mekanisasi dalam pertanian sehingga dapat meningkatkan efisiensi tenaga
manusia dan menghasilkan produk pertanian yang mempunyai nilai kuantitas
dan kualitas hasil produk tanaman pertanian.

14
DAFTAR PUSTAKA

Gie, T.H. 1982. The Interelationships of Science and Technology.


Gustam, Ridho A. 2018. Rancang Bangun dan Uji Kinerja Alat Perajang Batang
Singkong Type TEP 1. Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Lampung.
Nurmeji, Fendi, L., Reza, S., Mohammad, R., Musdar, E., Irzal, & Amrizal. 2019.
Rancang Bangun Alat Pemipil Jagung Sederhana. Jurnal Agroteknika,
Program Studi Teknologi Mesin Pertanian, Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh. 2(1) : 11-19.
Pressman, 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku Satu).
Yogyakarta: Andi. Whitten JL, Bentley LD, Dittman KC. 2004. System
Analysis and Design Methods. Diterjemahkan oleh: Tim Penerjemah
Andi. Yogyakarta: Andi.
Soedjatmiko.1975. Pola dan Sistem Mekanisasi Pertanian. Direktorat Jenderal
Pertanian Tanaman Pangan. Jakarta.
Sugiana, I Wayan., Ida, B, P, G., Yohanes, S. 2017. Rancang Bangun Alat
Penanam dan Pemupuk Jagung (Zea mays) Tipe Tugal Semi Mekanis yang
Ergonomis. Jurnal Beta (Biosistem dan Teknik Pertanian), Program Studi
Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. 5 (1) :
83-92.
Sukirno MS. 1999. Mekanisasi pertanian: pokok bahasan alat mesin pertanian dan
pengelolaannya. Diktat Kuliah UGM. Yogyakarta (ID): Universitas
Gadjah Mada.
Sulistiadji, K., Rosmeika., Andri, G. 2008. Rancang Bangun Mesin Perontok Padi
Bermotor Tipe Lipat menggunakan Drum Gigi Perontok Tipe Stripping
Raspbar. Jurnal Enjinering Pertanian.6 (2) : 85-92.
Wijanto. 2002. Mesin dan peralatan usaha tani. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada
University Press.

15

Anda mungkin juga menyukai