Bab 2
Bab 2
1) Penyebaran Penyakit
a. Siapa (who), Siapakah yang menjadi sasaran penyebaran penyakit itu atau orang yang
terkena penyakit.
2) Kegunaan
2. Metode-metode Eoidemiologi
a. Epidemiologi Deskritif
Orang (Person)
Di sini akan dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas social, pekerjaan,
golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga, dan paritas.
1) Umur
Umur adalah variable yang selalu diperhatikkan di dalam penyelidikan-penyelidikan
epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian di dalam hampir semua keadaan
menunjukkan hubungan dengan umur. Dengan cara ini dapat membacanya dengan
mudah dan melihat pola kesakitan dan kematian menurut golongan umur. Persoalan yang
dihadapi adalah apakah umur yang dilaporkan tepat, apakah panjang interval di dalam
pengelompokkan cukup untuk tidak menyembunyikan peranan umur pada pola kesakitan
atau kematian , dan apakah pengelompokkan umur dapat dibandingkan dengan
pengelompokan umur pada penelitian orang lain. Untuk keperluan perbandingan maka
WHO menganjurkan pembagiang-pembagian umur sebagai berikut :
b) Interval 5 tahun :
1 – 4,
5 – 9,
0 – 4 bulan
5 – 10 bulan
11 – 23 bulan
2 – 4 tahun
5 – 9 tahun
9 – 14 tahun
2) Jenis Kelamin
Angka-angka dari luar negeri menunjukkan bahwa angka kesakitan lebih tinggi di
kalangan wanita sedangkan angka kematian lebih tinggi di kalangan pria pada semua
golongan umur. Perbedaan angka kematian ini , dapat disebabkan oleh factor-faktor
intrinsic.
Yang pertama di duga meliputi factor keturunan yang terkait dengan jenis kelamin, atau
perbedaan hormonal, sedangkan yang kedua di duga karena berperannya factor-factor
lingkungan (lebih banyakm pria menghisap rokok, minum minuman keras, candu ,
bekerja berat, berhadapan dengan pekerjaan-pekerjaan berbahaya dan seterusnya).
3) Kelas Sosial
Kelas social adalah variable yang sering dilihat hubungannya dengan angka kesakitan
atau kematian, variable ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang. Kelas social
ini ditentukan oleh unsur-unsur, seperti pendidikan, pekerjaan , penghasilan, dan banyak
contoh ditentukan pula tempat tinggal. Karena hal-hal ini dapat mempengaruhi berbagai
aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan maka tidaklah mengherankan apabila
kita melihat perbedaan-perbedaan dalam angka kesakitan atau kematian antara berbagai
kelas social.
4) Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat berperan di dalam timbulnya penyakit melalui beberapa jalan,
yakni :
b) Situasi pekerjaan yang penuh dengan stress ( yang telah dikenai sebagai factor yang
berperan pada timbulnya hipertensi , dan ulcus lambung).
c) Ada tidaknya ‘gerak badan’ di dalam pekerjaan
d) Karena berkerumum dalam satru tempat yang relative sempit dapat terjadi proses
penularan penyakit antara pekerja
e) Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui terkait dengan pekerjaan di
tambang.
5) Penghasilan
Yang sering dilakukan ialah menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengam
pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Seseorang kurang memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh karena tidak mempunyai cukup uang untuk
membeli obat, membayar transport, dan sebagainya.
6) Golongan Etnik
Berbagai golongan etnik dapat berbeda di dalam kebiasaan makan, susunan genetika ,
gaya hidup, dan sebagainya yang dapat mengakibatkan perbedaan di dalam angka
kesakitan atau kematian.
7) Status Perkawinan
Dari penelitian telah ditunjukkan bahwa terdapat hubungan antara angka kesakitan
maupun kematian dengan status kawin, tidak kawin, cerai, dan jada; angka kematian
karena penyakit-penyakit tertentu maupun kematian karena semua sebab makin meninggi
dalam urutan tertentu.
Diduga bahwa sebab-sebab angka kematian lebih tinggi pada yang tidak menikah
dibandingkan dengan orang yang menikah ialah karena ada ada kecenderungan orang-
orang yang tidak menikah kurang sehat. Kecenderungan bagi orang-orang yang tidak
menikah lebih sering berhadapan dengan penyakit atau karena adanya perbedaan dalam
gaya hidup yang berhubungan secara kausal dengan penyebab penyakit tertentu.
8) Besarnya keluarga
Di dalam keluarga besar dan miskin, anak-anak dapat menderita karena penghasilan
keluarga harus digunakan oleh banyak orang.
9) Struktur Keluarga
Struktyr keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap kesakitan (penyakit menular dan
gangguan gizi) dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Suatu keluarga besar karena
besarnya tanggungan secara relative mungkin harus tinggal berdesak-desakan di dalam
rumah yang luasnya terbatas hingga memudahkan penularan penyakit menular di
kalangan anggota-anggotanya karena persediaan harus digunakan untuk anggota keluarga
yang besar maka mungkin pula tidak dapat membeli cukup makanan yang bernilai gizi
cukup atau tidak dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia. Dam senagainya.
10) Paritas
Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam hubungan kesehatan si ibu
maupun si anak. Dikatakan umpamanya terdapat kecenderungan kesehatan ibu yang
berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi terdapat asosiasi antara tingkat
tingkat paritas dan penyakit-penyakit tertentu, seperti asma bronchiale, ulkus
peptikum, pilorik, stenosis, dan seterusnya. Tetapi kesemuannya masih memerlukan
penelitian lebih lanjut.
Tempat (Place)
Variasi geografis pada terjadinya beberapa penyakit atau keadaan lain mungkin
berhubungan dengan satu atau lebih dari beberapa factor, yakni :
(a) Lingkungan fisis, kemis, biologis, social, dan ekonomi yang berbeda-beda dari suatu
tempat ke tempat yang lainnya.
(b) Konstitusi genetis dan etnis dari penduduk yang berbeda bervariasi seperti
karakterisitik demografi.
(c) Variasi kultural terjadi dalam kebiasaan, pekerjaan, keluarga, praktik higeine
perorangan, dan bahkan persepsi tentang sakit dan sehat.
(d) Variasi administrasi termasuk factor-factor seperti tersediannya dan efisiensi pelayanan
medis, program higeine (sanitasi).
Waktu (Time)
Hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar di dalam analisis
epidemiologis. Oleh karena itu, perubahan-perubahan penyakit menurut waktu
menujukkan adanya perubahan factor-factor etiologis. Melihat panjangnya waktu di mana
terjad perubahan angka kesakitan maka dibedakan, yakni :
(a) Fluktasi jangka pendek, di mana perubahan angka kesakitan berlangsung beberapa jam,
hari, minggu, dan bulan.
b. Epidemiologi Analitik
Pendekatan atau studi ini dipergunakan untuk menguji data dan informasi-informasi
yang diperoleh studi epidemiologi deskriptif.
(a) Studi riwayat kasus ( case history studies). Di dalam studi ini akan dibandingkan antara
2 kelompok, yakni kelompok yang terkena penyakit dengan kelompok orang tidak
terkena (kelompok control).
(b) Studi Kohort (kohort studies. Di dalam studi ini sekelompok orang yang dipaparkan
(exposed) pada suatu penyebab penyakit (agent). Kemudian, diambil sekelompok orang
lain yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak
dipaparkan atau dikenakan pada penyebab penyakit. Kelompok kedua ii disebut
kelompok control. Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut
dibandingkan., dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna atau tidak.
(c) Studi Eksperimen. Studi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan)
kepada kelompok subjek, kemudian dibandingkan dengan kelompok control ( yang
tidak dikenakan percobaan). Sementara itu diambi sekelompok anak pula sebagai
control yang hanya diberikan placebo. Setelah beberapa tahun kemudian, dilihat
kemungkinan-kemungkinan timbulnya penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin
tersebut, kemudian dibandingkan antara kelompok percobaan dan kelompok control.