Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………
BAB I PENDAHALUAN
A. Latar Belakang ..…………………………………………………………
B. Rumusan masalah ………………………………………………………
C. Tujuan dan manfaat …………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekspor dan Impor …………………………………………..
B. Prosedur Ekspor dan Impor…………………………………………….
C. Tujuan dan Manfaat Ekspor dan Impor ……………………………….
D. Aneka cara Ekspor……………………………………………………..
E. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional…………………………

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan …………………………………………………………...
B. Saram…………………………………………………………………

DAFTAR PUSAKA …………………………………………………………


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada satu wilayah
Negara yang tertentu, tetapi dengan semakin berkembangnya arus perdagangan
maka hubungan dagang tersebut tidak hanya dilakukan antara para pengusaha
dalam satu wilayah negara saja, tetapi juga dengan para pedagang dari negara lain,
tidak terkecuali Indonesia. Bahkan hubungan-hubungan dagang tersebut semakin
beraneka ragam, termasuk cara pembayarannya.
Kegiatan ekspor impor didasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu Negara
yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling
mengisi. Setiap Negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya
alam, iklim, geografi, demografi, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan
tersebut menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya
yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. Secara langsung atau tidak
langsung membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang dan atau jasa antara satu
negara dengan negara lainnya. Maka dari itu antara negara-negara yang terdapat
didunia perlu terjalin suatu hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan
tiap-tiap negara tersebut.
Transakasi perdagangan internasional yang lebih dikenal dengan istilah
ekspor impor, pada hakikatnya adalah suatu transaksi sederhana yang tidak lebih
dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat
tinggal atau berdomisili dinegara-negara yang berbeda. Namun dalam pertukaran
barang dan jasa yang menyeberangi laut ataupun darat ini tidak jarang timbul
berbagai masalah yang kompleks antara para pengusaha yang mempunyai bahasa,
kebudayaan, adat istiadat, dan cara yang berbeda-beda
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang akan menjadi pembahasan dalam
Kegiatan Ekspor Impor adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Ekspor dan Impor ?
2. Bagaimana prosedur Ekspor dan Impor ?
3. Apa tujuan dan manfaat melakukan Ekspor Impor?
4. Apa saja aneka cara Ekspor?
5. Apa yang menjadi faktor pendorong dalam Ekspor Impor?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan


Bahwa penulisan makalah ini mempunyai beberapa tujuan antara lain :
1. Untuk mempelajari tentang pengertian Ekspor dan Impor.
2. Untuk mengetahui prosedur Ekspor Impor di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekspor dan Impor


a) Pengertian Ekspor
Ekspor dalam bahasa sederhananya adalah kegiatan menjual barang dari
dalam ke luar negeri. Misalnya saja Indonesia memiliki tumbuhan jahe yang luar
biasa melimpah, untuk itu dunia internasional membutuhkan jahe untuk keperluan
mereka. Nah karena kebutuhan seperti inilah yang menyebabkan perdagangan
internasional dan Indonesia mengekspor jahe ke beberapa negara lain.
Kesimpulannya adalah Indonesia telah melakukan kegiatan ekspor.
b) Pengertian Impor
Sedangkan pengertian impor adalah kegiatan yang menjual barang dari
luar kedalam negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Misalnya saja
Indonesia tidak memiliki tanaman gandum karena gandum tidak bisa tumbuh di
Indonesia, untuk itu pihak Indonesia meminta bantuan negara lain untuk
mendatangkan gandum ke Indonesia, nah hal inilah yang disebut dengan kegiatan
impor.

B. Prosedur Ekspor dan Impor


PROSEDUR EKSPOR
a) Pemberitahuan Ekspor
a. Ekspor barang wajib PEB
Bahwa setiap barang ekspor menggunakan dokumen Pemberitahuan Ekspor
Barang (PEB) yang dapat dibuat dengan mengisi formulir atau dikirim melalui
media elektronik.
b. Tidak diperlukan PEB/ Dikecualikan dari Pembuatan PEB
Dikecualikan dari pembuatan PEB, ekspor barang tersebut di bawah ini :
Barang penumpang dan barang awak sarana pengangkut dengan menggunakan
Deklarasi Pabean; Barang pelintas batas yang menggunakan Pemberitahuan
Pabean sesuai ketentuan perjanjian perdagangan pelintas batas; Barang dan atau
kendaraan bermotor yang diekspor kembali dengan menggunakan dokumen yang
diatur dalam ketentuan Kepabeanan Internasional (ATA CARNET, TRIPTIEK
ATAU CPD CARNET). Barang kiriman melalui PT.( Persero ) Pos Indonesia
dengan menggunakan Declaration En Douane (CN 23).
b) Prosedur Pemeriksaan Pabea atas Barang Impor
Terhadap barang ekspor hanya dilakukan penelitian dokumen dalam hal
tertentu diadakan pemeriksaan fisik, dan dilaksanakan oleh :
 Direktorat Jendral Bea dan Cukai
Berdasarkan petunjuk kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi
pelanggaran ketentuan di bidang ekspor. Berdasarkan informasi dari
Direktorat Jenderal Pajak terdapat petunjuk kuat akan terjadi pelanggaran atau
telah terjadi pelanggaran ketentuan di bidang perpajakan dalam kaitannya
dengan restitusi PPN dan PPn BM atau Akan dimasukkan kembali ke dalam
Daerah Pabean (re-impor) Pemeriksaan dapat dilaksanakan di : Kawasan
Pabean, Gudang eksportir, atau tempat lain yang digunakan eksportir untuk
menyimpan barang ekspor.

 Surveyor
Seluruhnya atau sebagian berasal dari barang impor yang mendapatkan
fasilitas pembebasan Bea Masuk, penangguhan pembayaran PPN / PPn BM,
dan pengembalian Bea Masuk serta pembayaran pendahuluan PPN/PPn BM.
Pemeriksaan dilaksanakan di tempat yang ditunjuk oleh eksportir di luar
Kawasan Pabean.
c) Pengajuan PEB
Eksportir atau kuasanya mengisi PEB dengan lengkap dan benar dan
mengajukannya kepada Kantor Pabean dengan dilampiri LPS-E dalam hal barang
ekspor wajib diperiksa oleh Surveyor: Copy Surat Tanda Bukti Setor (STBS) atau
copy Surat Sanggup Bayar (SSB) dalam hal barang ekspor dikenakan pungutan
ekspor, Copy invoice dan copy packing list, Copy dokumen pelengkap pabean
lainnya yang diwajibkan sebagai pemenuhan ketentuan kepabeanan di bidang
ekspor. Pelunasan Pungutan Negara Dalam Rangka Ekspor (PNDRE). PEB untuk
barang yang terutang PNDRE terlebih dahulu diajukan ke Bank Devisa untuk
pelunasannya.
d) Pemasukan barang Ekspor ke Kawasan Pabean
Pemasukan barang ekspor ke Kawasan Pabean atau ke Tempat Penimbunan
Sementara dilakukan dengan menggunakan PEB atau dokumen pelengkap pabean
dalam hal pelaksanaan ekspor dilakukan dengan PEB Berkala. Atas barang ekspor
yang diperiksa Surveyor, selain disertai dengan PEB juga harus dilampiri CTPS.
Dalam hal pengangkutan barang ekspor dilakukan dengan menggunakan peti
kemas Less Container Load (LCL), seluruh PEB dari barang ekspor dalam peti
kemas yang bersangkutan harus diajukan secara bersamaan dan diberitahukan
oleh konsolidator dalam dokumen konsolidasi ekspor.
e) Pendaftaran PEB
Pejabat Bea dan Cukai membukukan PEB ke dalam Buku Catatan Pabean dan
memberi nomor dan tanggal pendaftaran.
f) Penelitian Dokumen
Pejabat Bea dan Cukai melakukan penelitian dokumen terhadap PEB
bersangkutan, yang meliputi: Kelengkapan dokumen pelengkap pabeannya.
Kebenaran pengisian PEB Kebenaran penghitungan pungutan negara yang
tercantum dalam bukti pelunasan PNDRE.
g) Persetujuan Muat
Dalam hal penelitian dokumen kedapatan sesuai, Pejabat Bea dan Cukai
memberikan persetujuan muat pada PEB tersebut dengan mencantumkan nama
tempat, tanggal, tanda tangan, nama terang, NIP serta cap dinas pada PEB yang
bersangkutan.
h) Pembetulan/Perubahan
Dalam hal penelitian dokumen tidak sesuai, PEB dikembalikan kepada
eksportir untuk diadakan pembetulan/perubahan. Pembetulan atau perubahan isi
PEB dapat dilakukan sebelum atau sesudah persetujuan muat diberikan oleh
Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor tempat PEB didaftarkan.
i) Pemuatan
Pemuatan barang ekspor ke atas sarana pengangkut dilaksanakan setelah
mendapat persetujuan muat dari Pejabat Bea dan Cukai.
j) Pengangkutan
Pengangkut yang sarana pengangkutnya meninggalkan Kawasan Pabean
dengan tujuan ke luar Daerah Pabean, wajib memberitahukan barang yang
diangkutnya dengan menggunakan pemberitahuan berupa manifes (outward
manifest) barang ekspor yang diangkutnya kepada Pejabat Bea dan Cukai di
Kantor Pabean paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak keberangkatan
Sarana Pengangkut. Barang ekspor yang diangkut lanjut ke tempat lain dalam
Daerah Pabean wajib diberitahukan oleh pengangkutnya kepada Pejabat Bea dan
Cukai di Kantor tempat transit dengan menggunakan copy PEB barang ekspor
yang bersangkutan dan daftar Rekapitulasi PEB yang telah ditandasahkan oleh
Pejabat Bea dan Cukai di tempat pemuatan.
k) Tata cara pemeriksaan fisik barang oleh Surveyor
Pemeriksaan barang dilakukan oleh Surveyor setelah adanya Permintaan
Pemeriksaan Barang Ekspor (PPBE) dari eksportir. PPBE diajukan oleh eksportir
paling lama 3 (tiga) hari kerja sebelum pemeriksaan.
l) Fasilitas PEB bekala
PEB berkala adalah PEB yang diajukan untuk seluruh transaksi ekspor dalam
periode waktu tertentu. Eksportir dapat memberitahukan ekspor barang yang
dilaksanakan dalam periode waktu yang ditetapkan dengan menggunakan PEB
Berkala. Penggunaan PEB Berkala, dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuknya.
m) Sanksi Administrasi
Dalam hal pembetulan atau perubahan isi PEB sebagai akibat salah
memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang, eksportir dikenai sanksi
administrasi berupa denda paling banyak Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
dan paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah). Eksportir yang tidak
melaporkan pembatalan ekspornya dikenakan sanksi administrasi berupa denda
sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
Eksportir yang tidak menyelenggarakan pembukuan dan menyimpan surat-
menyurat yang berkaitan dengan ekspor dan perbuatan tersebut tidak
menyebabkan kerugian keuangan negara dikenai sanksi administrasi Rp
5.000.000,00 (lima juta rupiah). Pengangkut yang tidak mengajukan
pemberitahuan barang yang diangkut dikenai sanksi administrasi sebesar Rp
5.000.000,00 (lima juta rupiah).
n) Lain-lain
Di luar hari dan jam kerja Bank Devisa, pelunasan pungutan negara dalam
rangka ekspor dapat dilakukan di Kantor Pabean; Barang yang telah diberitahukan
untuk diekspor, sementara menunggu pemuatannya dapat ditimbun di Tempat
Penimbunan Sementara. Pemuatan barang ekspor dilakukan di Kawasan Pabean
atau Di tempat lain yang dipersamakan dengan Kawasan Pabean berdasarkan izin
dari Kepala Kantor yang mengawasi tempat yang bersangkutan.
Barang yang telah diberitahukan untuk diekspor, jika dibatalkan ekspornya,
wajib dilaporkan kepada Pejabat Bea dan Cukai tempat PEB didaftarkan.
Eksportir diwajibkan menyelenggarakan pembukuan dan menyimpan catatan serta
surat menyurat yang bertalian dengan ekspor.
PROSEDUR IMPOR
Dalam importasi, khususnya impor untuk dipakai, dikenal dua penetapan jalur
pengeluaran barang yaitu Jalur Hijau dan Jalur Merah, sebagaimana tertuang pada
pasal 17 Kep Dirjen BC No.07/2003 tgl 31 Januari 2003 tentang Petunjuk
Pelaksanan Tatalaksana Impor yang diperbaharui dengan Kep Dirjen BC No.68
/2003 tgl 31 Maret 2003.
Pada Pasal 52 ayat 1 Keputusan DJBC tersebut, dikatakan bahwa “Kepastian
Jangka Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk dipakai”. Pelayanan PIB
sampai dengan penetapan jalur pengeluaran barang impor untuk dipakai dalam
waktu paling lama 4 jam kerja sejak penerimaan PIB.
Dalam hal ditetapkan Jalur Merah, pelaksanaan pemeriksaan harus sudah
dimulai dalam waktu paling lama 12 jam kerja sejak penetapan jalur, dan SPPB
harus diterbitkan paling lama dalam waktu 24 jam kerja sejak LHP diterima,
dalam hal jumlah dan jenis barang yang diberitahukan kedapatan sesuai serta nilai
transaksi yang diberitahukan dapat diterima sebagai nilai pabean.
Penetapan Klasifikasi barang, pembebanan dan nilai pabean harus dilakukan
paling lama dalam waktu 29 hari terhitung sejak pendaftaran PIB. Praktek
dilapangan yang terjadi untuk penetapan Jalur Merah, sering tidak sesuai dengan
bunyi peraturan tersebut.

C. Tujuan dan manfaat Ekspor dan Impor


 Tujuan
a) Tujuan ekspor
o Mengendalikan harga produk ekspor dalam negeri
o Menciptakan iklim usaha yang kondusif
o Menjaga kestabilan kurs valuta asing
b) Tujuan impor
o Mengurangi keluarnya devisa keluar negeri
o Memperkuat posisi neraca pembayaran
o Memenuhi jebutuhan dalam negeri
 Manfaat
1) Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap
negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat
penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap
negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
2) Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh
keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat
memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh
negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang
tersebut dari luar negeri.
3) Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat
produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan
produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya
perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara
maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
4) Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari
teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

D. Aneka cara Ekspor


 Ekspor Biasa
Dalam hal ini barang di kirim ke luar negeri sesuai dengan peraturan umum
yang berlaku, yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri untuk memenuhi
suatu transaksi yang sebelumnya sudah diadakan dengan importir di luar negeri.
Sesuai dengan perturan devisa yang berlaku maka hasil devisa yang di peroleh
dari ekspor ini dapat di jual kepada Bank Indonesia, sedangkan eksportir
menerima pemabayaran dalam mata uang rupiah sesuai dengan penatapan nilai
kurs valuta asing yang ditentukan dalam bursa valuta, atau juga dapat dipakai
sendiri oleh eksportir.
 Barter
Barter adalah pengiriman barang-barang ke luar negeri untuk ditukarkan
langsung dengan barang, tidak menerima pembayaran di dalam mata uang rupiah.
Kalau kiata mempelajari sejarah masyarakat primitif ataupun masyarkat suku
terasing, maka kebanyakan cara yang mereka tempuh dalam memenuhi
kebutuhannya adalah dengan cara “tukar menukar” apa yang dipunyai
(diproduksinya) dengan barang apa yang di miliki tetangganya.
 Konsinyasi (Consignment)
Adalah pengiriman barang ke luar negeri untuk di jual sedangkan hasil
penjualannya diperlakukan sama dengan hasil ekspor biasa. Jadi, dalam hal ini
barang di kirim ke luar negeri bukan untuk ditukarkan dengan barang lain seperti
dalam hal barter, dan juga bukan untuk memenuhi suatu transaksi yang
sebelumnya sudah dilakukan eperti dalam hal ekspor biasa. Tegasnya di dalam
pengiriman barang sebagai barang konsinyasi belum ada pembeli yang tertentu
diluar negeri.
 Package-Deal
Dalam rangka memperluas pasaran hasil bumi Indonesia terutama dengan
negara sosialis, pemerintah adakalanya mengadakan perjanjian perdagangan
(trade agreement) dengan salah satu negara pada perjanjian ditetapkan sejumlah
barang tertentu akan diekspor ke negara itu dan sebaliknya dan dari negara itu
akan diimpor sejumlah jenis barang yang dihasilkan dari negara tersebut dan yang
kiranya kita butuhkan. Pada prinsipnya semacam barter, namun terdiri dari aneka
komoditi.
 Penyelundupan (smuggling)
Di negara manapun hampir selalu ada, baik perorangan maupun badan-badan
usaha yang hanya memikirkan kepentingan dan keuntungan diri sendiri tanpa
mengindahkan peraturan yang berlaku. Ada saja dalam perdagangan luar negeri
golongan yang berusaha lolos dari peraturan pemerintah yang dianggapnya
merugikan kepentingannya.
Tabel ekspor Indonesia

E. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional


Setiap negara di bumi ini tentu akan menjalin hubungan dengan negara-negara
lain baik untuk urusan perdagangan ataupun kegiatan lainnya. Bentuk kerjasama
Ekspor dan Impor antar negara dikenal dengan istilah perdagangan internasional.
Ada beberapa faktor pendorong terjadinya perdagangan antar negara
(perdagangan internasional) diantaranya adalah:
1. Revolusi Informasi dan Transportasi
Berkembangnya era informasi dan teknologi, penggunaan sistem komputer dan
kemajuan lain di bidang informasi dan komunikasi yang terkoneksi dengan satelit,
serta digitalisasi pemrosesan data dan masih banyak lagi yang lainnya, mendorong
terjadinya perdagangan internasional.
2. Interdependensi Kebutuhan
Keunggulan dari masing-masing negara, contohnya dari bidang sumberdaya alam,
sumber daya manusia dan sumber teknologi, akan menimbulkan ketergantungan
dari suatu negara ke negara lainnya.
3. Liberalisasi Ekonomi
Kesempatan melakukan transaksi dan kerjasama secara bebas akan dimanfaatkan
setiap negara dengan mencari peluang dan berinteraksi melalui perdagangan
(internasional) antar negara.
4. Asas Keunggulan Komparatif
Suatu negara bisa memiliki keunikan tersendiri yang tercermin apabila apa
(sumberdaya) yang dimiliki suatu negara tersebut tidak dimiliki oleh negara
lainnya. Keunggulan ini tentu akan diandalkan untuk menjadi sumber pendapatan
bagi negara tersebut.
5. Kebutuhan Devisa
Faktor pendorong selanjutnya adalah kebutuhan akan devisa suatu negara.
Perdagangan internasional akan menjadi salah satu sumber devisa (pemasukan)
yang bisa digunakan oleh negara untuk memenuhi kebutuhan dan melakukan
pembangunan nasional. Kesemua itu bisa tercapai dengan syarat cadangan devisa
suatu negara memenuhi.

Faktor pendorong perdagangan internasional lainnya disebabkan oleh beberapa


faktor berikut ini:
a) Perbedaan Sumber Alam
Setiap negara memiliki keunggulan suatu bidang sumber daya dan
kekurangan pada bidang sumber daya lainnya sehingga hasil pengolahan
alam yang dinikmati juga akan berbeda. Untuk menutupi kekurangan
sumber daya yang terbatas maka perlu diadakan tukar menukar atau
perdagangan.
b) Perbedaan Faktor Produksi
Faktor selanjutnya adalah perbedaan pada kemampuan tenaga kerja,
modal yang dimiliki dan keterampilan seorang pengusaha. Perbedaan
tersebut menyebabkan produk yang dihasilkan juga berbeda, oleh karena
itu diperlukan perdagangan.

c) Kondisi Ekonomis yang Berbeda


Dikarenakan perbedaan faktor produksi, maka akan mengakibatkan
biaya produksi yang dikeluarjkan juga berbeda. Maka pada suatu kasus,
suatu negara membutuhkan biaya tinggi dalam memproduksi produk atau
barang tertentu, sehingga negara tersebut bermaksud untuk mengadakan
impor dari luar negeri dengan alasan biaya yang dianggap lebih murah.
d) Tidak Semua Negara Dapat Memproduksi Sendiri Suatu Barang
Suatu negara tentu sadar akan keterbatasan seperti sumberdaya
alam atau yang lainnya. Jadi tukar menukar antar suatu negara diperlukan
untuk melengkapi barang yang dibutuhkan suatu negara yang tidak
mampu diproduksi sendiri.
e) Adanya Motif Keuntungan dalam Perdagangan
Motif keuntungan juga menjadi alasan suatu negara melakukan
perdagangan internasional dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi suatu barang terdapat perbedaan. Pada suatu kasus, negara
lebih untung melakukan impor dibandingkan memproduksi sendiri. Dan
adakalanya lebih menguntungkan memproduksi sendiri dibandingkan
harus impor.
f) Adanya Persaingan Antarpengusaha dan Antarbangsa
Persaingan antarpengusaha atau antarbangsa tentu akan saling
meningkatkan kualitas barang yang diproduksi dan dengan biaya yang
lebih ringan agar bisa bersaing dalam dunia perdagangan internasional.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Ekspor dalam bahasa sederhananya adalah kegiatan menjual barang dari
dalam ke luar negeri. Sedangkan, pengertian impor adalah kegiatan yang
menjual barang dari luar kedalam negeri untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri.
 Manfaat melakukan perdagangan Internasional adalah :
a. Memperoleh barang yang tidak dapat di produksi di negeri sendiri
b. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
c. Memperluas pasar dan menanmbah keuntungan
d. Transfer teknologi modern
 Sebab-sebab terjadinya perdagangan Internasional yaitu :
a. Revolusi informasi dan transformasi
b. Interpendensi Kebutuhan
c. Liberalisasi Ekonomi
d. Asas Keunggulan Kompratif
e. Kebutuhan Devisa
 Ketentuan perdagangan Internasional terbagi atas dua wilayah yaitu ekspor
dan impor.

B. Saran
Sebagai penutup dari makjalh ini maka saya akan memberikan beberapa saran
atau komentar tentang kegiatan ekspor impor tersebut. Sebaiknya dalam
melakukan kegiatan ekspor impor, kita harus lebih jeli dan waspada terhadap
barang-barang yang akan kita kirimkan ataupun barang-barang yang akan kita
terima, terutama pada barang-barang yang akan kita terima dari luar negeri,
karena bias saja terjadi pemalsuan barang atau penipuan dengan barng yang tidak
orisinil/tidak asli. Jangan sampai kita tertipu dengan hal seperti itu, jadi kita harus
waspada.

Anda mungkin juga menyukai