Anda di halaman 1dari 48

KEPERAWATAN DASAR

Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan dan Perawatan Diri

Disusun oleh :

1. Dwi Rahmawati : 1910711049


2. Kanyia Salsabilla : 1910711051
3. Muhamad Fathurahman : 1910711052
4. Indira Cahyani : 1910711053
5. Aprilliyanti Nur Hajriah Kardiman : 1910711056
6. Clarissa Carrera : 1910711057
7. Miqdad : 1910711059
8. Faranciska Sando Sinaga : 1910711060

Dosen mata kuliah : Ns. Lima Florensia S.Kep, M. Kes


Jurusan : S-1 Keperawatan
Fakultas : Ilmu Kesehatan

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur terhadap Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat membuat dan
menyelesaikan makalah Konsep Dasar Keperawatan I ini.

Makalah yang berjudul “Pemenuhan Kebutuhan Kebersihab dan Perawatan Diri” ini
ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliahKeperawatan Dasar. Pada kesempatan yang baik
ini, kami menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan kepada kami dalam pembuatan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu semua, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Depok, 13 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL…….................................……....….………………….............................…….............1

KATA PENGANTAR......................……....…………………………………………..............2

DAFTAR ISI ……......................………….....………………………………………...............3

BAB I PENDAHULUAN …….................................…………………………….....................4


A. Latar Belakang ………….................................…………………………….......….......4
B. Rumusan Masalah ………..................................……………………….......…….........4
C. Tujuan Penulisan ………..................................……………………......…………........5

BAB II PEMBAHASAN................…………….............................……....……….……..........6
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Hygiene……............................…....…....…..6
2. Tipe Perawatan Higienis…….............................……....………………..............................9
3. Perawatan Kulit…….............................……....………………..........................................11
4. Perawatan Kaki Dan Kuku.…….............................……....………………........................17
5. Hygiene Mulut…….............................……....…………………….............................…..23
6. Perawatan Rambut…….............................……....……………….....................................25
7. Perawatan Mata, Telinga Dan Hidung…….............................……....……………….......31
8. Teknik Dan Prosedur…….............................……....……………….................................33
A. Memandikan…….............................……....……………….........................................33
B. Perawatan Kuku…….............................……....………………...................................36
C. Perawatan Gigi Dan Mulut…….............................……....………………..................37
D. Keramas…….............................……....………………...............................................39
E. Mengganti Linen…….............................……....………………..................................41
F. Mencuci Tangan …….............................……....………………..................................43

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………….............46


A. Kesimpulan ……………………………………………………..................................46
B. Saran ………………………………………………………….....................................46

DAFTAR PUSTAKA.…………………………………………………………………..........47

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat pentingdan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Higiene adalah ilmu pengetahuan tentang kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Higiene
personal adalah perawatan diri dengan cara melakukan beberapa fungsi seperti mandi,
toileting, higiene tubuh umum, dan berhias.
Pemeliharaan higiene perseorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan,
dan kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri,
pada orang sakit atau tantangan fisik memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik
kesehatan yang rutin. Selain itu, beragam faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi
praktik higiene klien. Perawat menentukan kemampuan klien untuk melakukan perawatan
diri dan memberikan perawatan hygiene menrut kebutuhan dan pilihan klien .Jika seseorang
sakit,biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan.Hal initerjadi karena kita
menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele,padahal jika hal tersebut dibiarkan
terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum .

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dipaparkan pada makalah ini adalah :
1. Jelaskan faktor faktor yang mempengaruhi parktik hygiene !
2. Apa saja tipe perawatan hygiene !
3. Jelaskan tentang perawatan kulit!
4. Jelaskan tentang perawatan kaki dan kuku !
5. Jelaskan hygiene mulut !
6. Jelaskan perawatan rambut !
7. Jelaskan perawatan mata telinga dan hidung!
8. Bagiamana teknik dan prosedur memandikan, perawatan kuku, perawatan gigi dan
mulut, keramas, mengganti linen, mencuci tangan ?

4
C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk menjelaskanfaktor faktor yang mempengaruhi parktik hygiene
2. Untuk menjelaskan tipe perawatan hygiene !
3. Untuk menjelaskan tentang perawatan kulit!
4. Untuk menjelaskan tentang perawatan kaki dan kuku !
5. Untuk menjelaskan hygiene mulut !
6. Untuk menjelaskan perawatan rambut !
7. Untuk menjelaskan perawatan mata telinga dan hidung!
8. Untuk menjelaskan teknik dan prosedur memandikan, perawatan kuku, perawatan gigi
dan mulut, keramas, mengganti linen, mencuci tangan

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene


Sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor
antara lain:
a) Citra tubuh (Body Image)
Citra tubuh mempengaruhi cara seseorang memelihara hygiene.Jika seorang
klien rapi sekali maka perawat mempertimbaagkan rincian kerapian ketika
merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat
keputusan tentang bagaimana memberikan perawawatan hygienis. Klien yang
tampak berantakan atau tidak peduli dengan hygiene atau pemeriksaan lebih lanjut
untuk melihat kemampuan klien berpartisipasi dalam hygiene harian(Potter & Perry,
2009).
Body image seseorang berpengaruhi dalam pemenuhan personal hygiene karena
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya
(Wartonah, 2004).
Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya personal hygiene
pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang
tubuhnya, termasuk penampilan, struktur atau fungsi fisik. Citra tubuh dapat berubah
karena operasi, pembedahan, menderita penyakit, atau perubahan status fungsional.
Maka perawat harus berusaha ekstra untuk meningkatkan kenyamanan dan
penampilan hygiene klien (Potter & Perry, 2009).
Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra
tubuh individu (Stuart & Sudeen, 1999 dalam setiadi, 2005).

b) Praktik sosial
Kelompok sosial mempengaruhi bagaimana pasien dalam pelaksanaan praktik
personal hygiene.Termasuk produk dan frekuensi perawatan pribadi. Selama masa
kanak-kanak, kebiasaan keluarga mempengaruhi hygiene, misalnya frekuensi mandi,
waktu mandi dan jenis hygienemulut. Pada masa remaja, hygienepribadi dipengruhi
oleh teman. Misalnya remaja wanita mulai tertarik pada penampilan pribadi dan
mulai memakai riasan wajah. Pada masa dewasa, teman dan kelompok kerja
membentuk harapan tentang penampilan pribadi. Sedangkan pada lansia beberapa

6
praktikhygieneberubah karena kondisi hidupnya dan sumber yang tersedia (Potter &
Perry, 2009).
Menurut Wartonah, 2004 Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,
maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene.

c) Status sosial ekonomi


Status ekonomi akan mempengaruh jenis dan sejauh mana praktik hygiene
dilakukan. Perawat harus sensitif terhadap status ekonomi klien dan pengaruhnya
terhadap kemampuan pemeliharaanhygieneklien tersebut. Jika klien mengalami
masalah ekonomi, klien akan sulit berpartisipasi dalam akifitas promosi kesehatan
seperti hygienedasar. Jika barang perawatan dasar tidak dapat dipenuhi pasien, maka
perawat harus berusaha mencari alternatifnya. Pelajari juga apakah penggunaan
produk tersebut merupakan bagian dari kebiasaan yang dilakukan oleh kelompok
sosial klien. Contonya, tidak semua klien menggunakan deodorant atau kosmetik
(Potter & Perry, 2009).
Selain itu, menurut Friedman (1998) dalam Pratiwi (2008), pendapatan dapat
mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakanfasilitas dan kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dankelangsungan hidup
keluarga. Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenisdan tingkatan praktik
personal hygiene. Untuk melakukan personal hygiene yang baikdibutuhkan sarana
dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatanmandi, serta
perlengkapan mandi yang cukup (misalnya: sabun, sikat gigi, sampo, dan lain-lain).

d) Pengetahuan dan motivasi kesehatan


Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting, karenapengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Pengetahuan tentangpentingnya hygiene dan
Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, pasien juga
harustermotivasi untuk memelihara personal higiene. Individu dengan pengetahuan
tentangpentingnya personal higene akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk
mencegahdari kondisi atau keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998 dalam pratiwi, 2008).
Pengetahuan tentang hygieneakan mempengaruhi praktik hygiene. Namun, hal
ini saja tidak cukup, karena motivasi merupakan kunci penting pelaksanaan hygiene.
Kesulitan internal yang mempengaruhi akses praktik hygieneadalah ketiadaan
motivasi karena kurangnya pengetahuan. Atasi hal ini dengan memeriksa kebutuhan

7
klien dan memberikan informasi yang tepat. Berikan materi yang mendiskusikan
kesehatan sesuaidengan prilaku yang ingin dicapai, termasuk konsekuensi jangka
panjang dan pendek bagi klien. Klien berperan penting dalam menentukan kesehatan
dirinya karena perawatan diri merupakan hal yang paling dominan pada kesehatan
masyarkat kita. Banyak keputusan pribadi yang dibuat tiap hari membentuk gaya
hidup dan lingkungan sosial dan fisik (Pender, Murdaugh, dan Parsons, 2002 dalam
Potter & Perry, 2009).
Penting untuk mengetahui apakah klien merasa dirinya memiliki risiko.
Contohnya: apakah klien merasa berisiko menderita penyakit gigi, penyakit gigi
bersifat serius, dan apakah menyikat gigi dan menggunakan benang gigi dapat
mengurangi risiko ini. Jika klien mengetahui risiko dan dapat bertindak tanpa
konsekuesi negatif, mereka lebih cenderung untuk menerima koneling oleh perawat
(Potter & Perry, 2009).

e) Variabel Budaya
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuanperawatan personal
higiene. Seseorang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda,mengikuti praktek
perawatan personal higiene yang berbeda. Keyakinan yangdidasari kultur sering
menentukan defenisi tentang kesehatan dan perawatan diri.Dalam merawat pasien
dengan praktik higiene yang berbeda, perawat menghindarimenjadi pembuat
keputusan atau mencoba untuk menentukan standar kebersihannya(Potter & Perry,
2005).
Beberapa budaya tidak menganggap sebagai hal penting ( Galanti, 2004 dalam
Potter & Perry, 2009). Perawat tidak boleh menyatakan ketidaksetujuan jika klien
memiliki praktik higieneyang berbeda dari dirinya. Di Amrika Utara, kebiasaan
mandi adalah setiap hari sedangkan pada budaya lain hal ini hanya dilakukan satu
kali seminggu (Potter & Perry, 2009).

f) Kebiasaan atau Pilihan pribadi


Setiap pasien memiliki keinginanindividu dan pilihan tentang kapan untuk
mandi, bercukur, dan melakukan perawatanrambut. Pemilihan produk didasarkan
pada selera pribadi, kebutuhan dan dana. Pengetahuan tentang pilihan klien akan
membantu perawatan yang terindividualisai. Selain itu, bantu klien untuk membagun

8
praktik higienebaru jika ada penyakit. Contohnya, perawat harus mengajarkan
perawatan higienekaki pada penderita diabetes (Potter & Perry, 2009).

g) Kondisi Fisik Seseorang


Klien dengan keterbatasan fisik biasanya tidak memiliki energi dan ketangkasan
untuk melakukanhigiene. Contohnya: pada klien dengan traksi atau gips, atau
terpasang infus intravena. Penyakit dengan rasa nyeri membatasi ketangkasandan
rentang gerak. Klien di bawah efek sedasi tidak memiliki koordinasi mental untuk
melakukan perawatan diri. Penyakit kronis (jantung, kanker, neurologis, psikiatrik)
sering melelahkan klien. Genggaman yang melemah akibat artritis, stroke, atau
kelainan otot menghambat klien untuk menggunakan sikat gigi, handuk basah, atau
sisir. (Potter & Perry, 2009).

2. Tipe Perawatan Higienis


a. Kesehatan Gigi dan Mulut
Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencernaan
makanan (Depdikbud, 1986:33). Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perlu
dihaluskan, maka makanan tersebut dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut.
Lidah berperan sebagai pencampur makanan, penempatan makanan agar dapat
dikunyah dengan baik dan berperan sebagai indera perasa dan pengecap.
Penampilan wajah sebagian ditentukan oleh tata letak gigi. Disamping itu juga
sebagai pembantu pengucapan kata-kata dengan jelas dan terang (Soenarko, 1984:
28).
Seperti halnya dengan bagian tubuh yang lain, maka mulut dan gigi juga
perlu perawatan yang teratur dan seyogyanya sudah dilakukan sejak kecil. Untuk
pertumbuhan gigi yang sehat diperlukan sayur-sayuran yang cukup mineral seperti
zat kapur, makanan dalam bentuk buah-buahan yang mengandung vitamin A atau
C, yang sangat baik untuk kesehatan gigi dan mulut. Gosok gigi merupakan upaya
atau cara yang terbaik untuk perawatan gigi dan dilakukan paling sedikit dua kali
dalam sehari yaitu pagi dan pada waktu akan tidur. Dengan menggosok gigi yang
teratur dan benar maka plak yang ada pada gigi akan hilang. Hindari kebiasaan
menggigit benda-benda yang keras dan makan makanan yang dingin dan terlalu
panas (Depdikbud, 1986: 30). Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih,
bercahaya,gigi tidak berlubang dan didukung oleh gusi yang kencang dan berwarna
merah muda.

9
b. Kesehatan Rambut dan Kulit Rambut
Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makin kecil dan ujungnya
makin kecil. Pada bagian dalam berlubang dan berisi zat warna. Warna rambut
setiap orang tidak sama tergantung zat warna yang ada di dalamnya.
Rambut dapat tumbuh dari pembuluh darah yang ada disekitar rambut
(Depdikbud, 1986:23). Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari
sengatan matahari dan hawa dingin. Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak
pemakaian alat perlindungan lain seperti topi, kain kerudung dan masih banyak lagi
yang lain. Penampilan akan lebih rapi dan menarik apabila rambut dalam keadaan
bersih dan sehat. Sebaliknya rambut yang dalam keadaan kotor, kusam dan tidak
terawat akan terkesan jorok dan penampilan tidak menarik.
Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih, sehingga perlu
perawatan yang baik. Untuk perawatan rambut dapat ditempuh dengan berbagai
cara namun demikian cara yang dilakukan adalah cara pencucian rambut. Rambut
adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak. Karena itu kotoran,
debu, asap mudah melekat dengan demikian maka pencucian rambut adalah suatu
keharusan. Pencucian rambut dengan sampo dipandang cukup apabila dilakukan
dua kali dalam seminggu (Depdikbud, 1986:12). Rambut yang sehat yaitu tidak
mudah rontok dan patah, tidak terlalu berminyak dan terlalu kering serta tidak
berketombe dan berkutu.

c. Kesehatan Telinga
Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagian paling luar, bagian
tengah, dan daun telinga. Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga dan daun
telinga. Telinga bagian tengah terdiri dari ruang yang terdiri dari tiga buah ruang
tulang pendengaran. Ditelinga bagian dalam terdapat alat keseimbangan tubuh yang
terletak dalam rumah siput (Depdikbud, 1986 : 30). Telinga merupakan alat
pendengaran, sehingga berbagai macam bunyi-bunyi suara dapat didengar.
Disamping sebagai alat pendengaran, telinga juga dapat berguna sebagai alat
keseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat dilakukan dengan
pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan dan infeksi telinga. Telinga
yang sehat yaitu lubang telinga selalu bersih, untuk mendengar jelas dan telinga
bagian luar selalu bersih.

d. Kesehatan Mata
Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan
pembersihan dengan waslap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun yang
menyebabkan panas dan iritasi biasanya dihindari. Perawat menyeka dari dalam ke
luar kantus mata untuk mencegah sekresi dari pengeluaran ke dalam kantong
lakrimal. Bagian yang terpisah dari waslap digunakan sekali waktu untuk
mencegah penyebaran infeksi. Jika klien memiliki sekresi kering yang tidak dapat
diangkat dengan mudah dengan menyeka, maka perawat dapat meletakkan kain
yang lembab atau kapas pada margin kelopak mata pertama kali untuk melunakkan

10
sekresi. Tekanan langsung jangan digunakan diatas bola mata karena dapat
menyebabkan cedera serius.
Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering.
Sekresi bisa berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam
bila refleks berkedip tidak ada atau ketika mata tidak dapat menutup total. Mata
dapat dibersihkan dengan kapas steril yang diberi pelembab normal salin steril. Air
mata buatan bisa diperlukan, dan pesanan untuk itu harus diperoleh dari dokter.
Tindakan pencegahan harus digunakan jika potongan kecil digunakan pada mata
karena dapat menyebabkan cedera kornea.

e. Kesehatan Hidung
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan
membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi kebersihan harian
yang diperlukan. Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan
kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai gendang telinga,
mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah
tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan.
Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan
menggunakan waslap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan
dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang
ujung kapas

3. Perawatan Kulit
Perawatan kulit adalah prosedur perawatan yang dilakukan untuk memelihara
kesehatan kulit dan mengatasi berbagai masalah kulit pada wajah. Jenis perawatan ini
merupakan salah satu prosedur yang paling umum dan dapat dilakukan secara rutin, baik
di rumah maupun di klinik estetika atau rumah sakit.

Kulit merupakan salah satu organ pada tubuh manusia. Sebagai lapisan terluar
tubuh, kulit memiliki tugas utama untuk melindungi tubuh dari perubahan suhu,
mikroorganisme, radiasi dan paparan bahan kimia, serta tekanan dari luar tubuh. Selain
itu, kulit juga berfungsi sebagai indra peraba dan pengendali berbagai aspek fisiologi
tubuh manusia, seperti menyesuaikan suhu dan menjaga keseimbangan cairan tubuh
melalui keringat. Perawatan kulit juga memiliki beberapa manfaat, antara lain:

• Meningkatkan tampilan kulit wajah.

• Mengobati dan meringankan gangguan yang terjadi pada kulit wajah.

• Mencegah masalah yang mungkin terjadi di masa depan, seperti keriput atau kanker
kulit.

11
Indikasi Perawatan Kulit

Meski dapat dilakukan sebagai tindakan pemeliharaan kesehatan kulit, namun


ada beberapa kondisi khusus yang menyebabkan seorang pasien memerlukan perawatan
kulit, antara lain:

• Jerawat atau bekas jerawat.

• Komedo (hitam atau putih).

• Kerutan akibat penuaan (keriput).

• Kelainan pigmen berupa hipopigmentasi atau hiperpigmentasi, misalnya melasma


atau bercak hitam.

• Pori-pori besar.

• Kulit wajah kusam.

• Rosacea.

• Tahi lalat.

• Kutil.

• Bekas luka pada wajah.

Tipe Kulit Wajah

 Tipe kulit normal, yaitu kondisi kulit wajah yang memiliki kandungan air dan
minyak (sebum) yang seimbang, sehingga kulit tidak terlalu kering dan tidak terlalu
berminyak. Tipe kulit normal umumnya tidak memiliki terlalu banyak masalah,
dengan pori-pori yang hampir tidak terlihat, dan tampak sehat bercahaya.
 Tipe kulit kering, yaitu kondisi kulit wajah yang menghasilkan minyak lebih sedikit
dibandingkan kulit normal. Kadar minyak yang sedikit menyebabkan kulit wajah
mudah terkelupas karena tidak mampu mempertahankan kelembapannya. Meski
pori-pori pemilik kulit kering hampir tak terlihat, namun tipe kulit kering cenderung
mudah terlihat kusam dan kasar. Pada kondisi yang terlalu kering, maka kulit dapat
terasa gatal dan mudah meradang.

12
 Tipe kulit berminyak, yaitu kondisi kulit wajah yang memproduksi minyak berlebih
dibandingkan kulit normal. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh beberapa hal,
antara lain faktor keturunan, kondisi hormon, dan pengaruh lingkungan seperti faktor
cuaca. Tipe kulit berminyak ditandai dengan ukuran pori-pori yang lebih besar, kulit
tampak mengilap, serta lebih rentan berkomedo atau berjerawat.
 Tipe kulit kombinasi, yaitu kondisi kulit wajah yang normal atau kering di beberapa
bagian wajah dan berminyak pada bagian wajah lainnya (biasanya pada hidung,
dahi, dan dagu). Tipe kulit ini ditandai dengan pori-pori yang terlihat lebih besar,
berkomedo, dan mengilap.
 Tipe kulit sensitif, yaitu jenis kulit wajah dengan tingkat kepekaan (sensitivitas)
tinggi. Kondisi ini terjadi karena fungsi penghalang alami kulit melemah, sehingga
mudah mengalami gangguan yang timbul sebagai reaksi terhadap beragam faktor
pemicu, seperti perubahan cuaca, stres, perubahan hormon, hewan peliharaan, debu,
hingga bahan kimia. Karena itu, pemilik kulit sensitif perlu lebih berhati-hati dalam
memilih produk dan tindakan perawatan kulit. Tipe kulit sensitif ditandai dengan
kulit yang mudah memerah, gatal, dan kering.

Prosedur Perawatan Kulit

Perawatan kulit wajah umumnya bervariatif dan disesuaikan dengan kondisi dan
gangguan pada kulit wajah yang dimiliki dan dialami oleh pasien. Beberapa jenis perawatan
kulit wajah, antara lain:

1. Facial. Ini merupakan salah satu jenis perawatan kulit wajah yang dilakukan melalui
beberapa langkah, seperti pembersihan (cleansing), penguapan (steaming),
pengelupasan kulit dengan scrub (exfoliation), pengangkatan jerawat dan komedo
(extraction), pemijatan (facial massage), pemakaian masker wajah (facial mask),
serta penggunaan serum, pelembap (moisturizer), toner, dan tabir surya jika facial
dilakukan pada siang hari.
2. Peeling, adalah prosedur perawatan kulit yang dilakukan dengan menggunakan
larutan kimia untuk mengangkat atau menghilangkan sel kulit mati.
3. Kauterisasi wajah, adalah salah satu jenis prosedur perawatan kulit wajah untuk
mengatasi luka atau mengangkat lesi pada jaringan kulit wajah. Prosedur perawatan
ini merupakan bagian dari bedah elektrik yang dilakukan dengan menggunakan
instrumen logam menyerupai pensil untuk mengalirkan arus listrik berfrekuensi

13
tinggi yang menimbulkan panas, ke area kulit wajah yang akan menjalani perawatan.
Tindakan ini biasanya dilakukan untuk menangani kutil wajah dan skin tag (daging
tumbuh).
4. Laser. Ini merupakan jenis terapi perawatan kulit wajah menggunakan sinar laser
yang telah ditentukan panjang gelombangnya untuk mengangkat sel dan lapisan kulit
mati serta meremajakan kulit. Perawatan laser juga dilakukan untuk mengurangi
keriput, bekas jerawat, dan garis halus pada wajah. Selain itu, laser juga dipakai
untuk menghilangkan bulu. Perawatan laser dapat menggunakan dua jenis laser,
yaitu karbon dioksida dan erbium.
5. Intense pulse light (IPL), yaitu salah satu jenis terapi perawatan kulit wajah dengan
menggunakan alat yang memancarkan gelombang cahaya berintensitas tinggi. IPL
dilakukan untuk mengatasi berbagai gangguan pada kulit wajah, seperti bekas luka,
bekas jerawat, rosacea, bintik penuaan, kerusakan kulit wajah akibat sinar matahari,
dan untuk menghilangkan bulu.
6. Mikrodermabrasi. Ini merupakan salah satu jenis prosedur perawatan kulit wajah
untuk memperbarui tekstur dan warna kulit, serta membantu menghilangkan kerutan,
garis halus, bintik akibat penuaan, melasma, atau kerusakan kulit akibat sinar
matahari. Mikrodermabrasi dilakukan dengan menggunakan alat khusus yang
memiliki permukaan kasar untuk mengampelas lapisan luar kulit, guna memancing
pertumbuhan kulit yang lebih halus dan tidak bergelombang.
7. Radiothermoplasty (thermage), yaitu metode perawatan wajah untuk
mengencangkan dan memperbaiki kontur atau garis halus pada wajah dan leher.
Metode ini dilakukan dengan menggunakan gelombang radio yang dapat
menghasilkan suhu panas guna mengencangkan jaringan dan struktur kulit, sehingga
lapisan kulit tidak perlu melalui proses pengelupasan. Thermage dapat dilakukan
pada semua jenis kulit..

Apapun jenis kulit yang dimiliki, berikut ini adalah beberapa cara untuk merawat kulit agar
tetap dalam kondisi terbaik, antara lain:

 Lindungi kulit dari paparan sinar matahari secara langsung dengan menggunakan
tabir surya yang mampu menghambat sinar ultraviolet.
 Gunakan pakaian yang menutupi kulit, seperti kemeja lengan panjang, topi dan
kacamata ketika keluar rumah.

14
 Hindari merokok karena dapat mengganggu keremajaan kulit.
 Konsumsi makanan sehat dan bergizi, serta perbanyak konsumsi cairan.
 Bersihkan kulit secara lembut setiap hari dengan menggunakan sabun yang sesuai
dengan kondisi kulit.
 Hindari menggunakan riasan wajah (make up) ketika akan tidur.
 Gunakan pelembap kulit secara rutin.
 Hindari stres karena dapat menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif dan berjerawat.

Risiko Perawatan Kulit

Perawatan kulit wajah merupakan prosedur yang aman dilakukan, meski ada beberapa
risiko efek samping yang mungkin dialami sebagian pasien, antara lain:

 Reaksi alergi terhadap obat-obatan, bahan, atau larutan kimia tertentu yang
digunakan selama prosedur perawatan.
 Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Terutama jika ada bekas
luka pada area yang dilakukan perawatan.
 Bekas luka. Meskipun jarang terjadi, beberapa metode perawatan kulit wajah, seperti
peeling dan laser, dapat menyebabkan bekas luka atau jaringan parut. Dokter
mungkin akan memberikan antibiotik dan kortikosteroid untuk mengurangi tampilan
bekas luka pada wajah.
 Peradangan. Beberapa metode perawatan kulit wajah, seperti laser dan
mikrodermabrasi, berisiko menyebabkan kulit wajah mengalami peradangan.
Peradangan umumnya ditandai dengan kulit memerah, membengkak, dan gatal.
 Perubahan warna kulit. Perawatan kulit wajah, seperti laser dan peeling, dapat
menyebabkan area kulit wajah yang menjalani perawatan menjadi lebih gelap
(hiperpigmentasi) atau lebih terang (hipopigmentasi) dibandingkan kulit di
sekitarnya. Kondisi ini dapat bersifat permanen, namun bisa dicegah dengan
penggunaan tabir surya secara rutin selama proses penyembuhan.

Perawatan Kulit

1. Perawatan Kulit Kering


Penting untuk melakukan perawatan khusus untuk membuat kulit kering
menjadi sehat dan lembap. Kulit kering bisa ditandai dengan kurangnya kandungan
15
cairan pada lapisan kulit. Kulit wajah menjadi kering bisa disebabkan oleh faktor
keturunan, proses penuaan (ketika kandungan minyak alami dalam kulit ikut menipis
seiring bertambahnya usia), serta penyakit seperti alergi dan tiroid. Selain itu, kulit
kering juga bisa disebabkan oleh kesalahan perawatan kulit wajah, seperti
menggunakan alat pembersih wajah yang terlalu keras dan terlalu sering, mencuci
wajah dengan sabun yang keras, serta penggunaan scrub.

2. Perawatan Kulit untuk Wajah Berminyak


Kondisi kulit berminyak disebabkan oleh kelenjar minyak (sebaceous) yang
ada di bawah permukaan kulit terlalu aktif, sehingga menghasilkan sebum atau
minyak berlebih. Sebum adalah zat berminyak yang berasal dari lemak tubuh.
Meskipun bermanfaat untuk melembapkan kulit, jika kadar minyak dalam tubuh
terlalu tinggi bisa membuat pori-pori tersumbat dan menyebabkan timbulnya
jerawat. Produksi minyak berlebih juga bisa membuat pori-pori membesar dan
memunculkan berbagai masalah kulit seperti kulit kusam dan mengkilap, komedo,
serta noda lain yang bisa merusak penampilan.Berikut beberapa cara untuk merawat
kulit berminyak,yaitu:
 Sabun Cuci Muka
Bila memilih facial foam, pilihlah yang mengandung asam salisilat atau
benzoyl peroxide yang berguna untuk menyerap minyak berlebih dan
membantu mengecilkan pori-pori.Cara yang efektif untuk mengatasi kulit
berminyak adalah cukup mencucinya dua kali sehari, pada pagi dan malam
hari.
 Produk Oil-Free
Pemilik kulit berminyak dianjurkan untuk memiliki produk perawatan kulit
yang bebas minyak. Beberapa produk perawatan kulit yang mengandung
bahan alami bermanfaat seperti Witch Hazel Extract juga cocok untuk tipe
kulit berminyak.. Kandungan ekstrak daun witch hazel dipercaya mampu
membantu mengecilkan pori-pori dan menghambat produksi minyak.
 Kertas Minyak
Pemilik kulit wajah berminyak juga wajib memiliki kertas tipis ini. Kertas
minyak membantu menyerap minyak berlebih dan membuat wajah bebas

16
kilap. Gunakan kertas minyak sesuai kebutuhan dan hindari menggosok
wajah terlalu keras dengan kertas ini.
 Kosmetik Bebas Minyak
Perawatan kulit berminyak harus memiilih kosmetik dengan bahan dasar oil-
free atau water-based terutama dengan label non-comedogenic. Bagi pemiliki
wajah berminyak, kosmetik dengan bentuk bedak yang mengandung mineral
biasanya lebih cocok untuk digunakan.
 Pelembab
Perawatan kulit berminyak juga memerlukan penggunaan pelembap.
Sebaiknya pilih produk pelembab bebas minyak dan ringan untuk kulit.
Seiring bertambahnya usia, kulit wajah memerlukan pelembap untuk
melindungi dari efek penuaan. Kamu sebaiknya menggunakan pelembap atau
moisturizer sehari dua kali, setiap pagi dan malam hari.

3. Perawatan Kulit Normal

Ini adalah jenis kulit paling sempurna yang tidak membutuhkan terlalu
banyak perawatan kulit. Orang berjenis kulit normal cukup merawat kulitnya dengan
menggunakan pembersih, pelembap, dan tabir surya.

4. Perawatan Kulit Sensitif

Ada banyak hal yang bisa menyebabkan kulit menjadi sensitif. Mencari tahu
penyebab kulit sensitif sangat penting, agar bisa menentukan perawatan yang tepat.
Beberapa kondisi yang biasanya menyebabkan kulit sensitif, antara lain jerawat,
rosacea, dan dermatitis kontak. Pemiliki kulit sensitif dianjurkan untuk memilih
produk yang ramah untuk kulit, menjauhi bahan iritatif, sering memakai pelembap,
dan menghindari paparan sinar matahari.

4. Perawatan Kaki dan Kuku


Perawatan pada kuku kaki dan tangan bertujuan untuk mencegah infeksi, bau, dan
cedera pada jaringan. Perawatan tersebut penting untuk ambulasi klien dan ketika klien
berdii. Masalah yang berkaitan dengan kuku kaki dan tangan dapat ditimbulkan karena
perawatan yang salah atau kurang seperti menggigit kuku atau pemotongan yang tidak
tepat, pemaparan dengan zat-zat kimia yang tajam, dan pemakaian alas kaki yang tidak

17
pas. Masalah-masalah tesebut dapat berakibat pada perubahan integritas kulit serta risiko
infeksi.

Berikut ini merupakan masalah umum pada kaki dan kuku (Potter & Perry, 1997):

1. Kalus: Bagian yang mengeras dari epidermis terdiri dari massa sel tanduk dan
keratotik. Masalah ini dapat disebabkan oleh friksi atau tekanan lokal. Kondisi dapat
menyebabkan ketidaknyamanan jika memakai alas kaki yang ketat.

2. Katimumul: Keratosis disebabkan oleh friksi dan tekanan dari alas kaki. Jaringan
dapat menempel dengan tulang jika dibiarkan tumbuh. Cara berjalan klien akan
berubah karena nyeri.

3. Kutil pada kaki (plantar wart): Luka yang menjamur, terlihat pada tumit kaki dan
disebabkan oleh virus papiloma. Kutil juga dapat menimbulkan nyeri dan sulit
berjalan.

4. Kuku yang tumbuh ke dalam: Jari kaki atau jari tangan masuk ke dalam jaringan
yang halus di sekitar kuku. Kuku yang masuk ke dalam akan menimbulkan nyeri
lokal jika terkena tekanan.

5. Kuku tanduk ram: Kuku yang meliuk panjang. Usaha perawat untuk memotong
kuku dapat menyebabkan kerusakan dasar kuku dengan risiko infeksi.

6. Paronisa: Inflamasi jaringan sekitar jari, terjadi setelah bintil kuku atau cedera lain.
Terjadi pada orang yang sering berada di air dan umumnya klien diabetes. Daerah
dapat mengalami infeksi.

7. Bau kaki: Diakibatkan oleh keringat berlebihan yang meningkatkan perkembangan


organisme. Kondisi dapat menyebabkan ketidaknyamanan akibat keringat
berlebihan, dapat menimbulkan rasa malu.

8. Infeksi jamur kaki (Tinea pedis): Infeksi jamur pada kaki; disebabkan pemakaian
alas kaki yang ketat. Infeksi jamur dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain,
terutama tangan. Dapat menular dan sering kambuh.

Tanda-tanda awal pada masalah kaki dan kuku biasanya adalah nyeri dan lunaknya
jaringan. Gejala-gejala ini dapat mempengaruhi postur klien dan kelemahan pada kelompok
otot tertentu. Klien dengan diabetes mellitus membutuhkan perawatan kaki dan kuku yang
khusus. Hal ini disebabkan oleh kurangnya suplai darah di bagian tersebut. Perawatan
kebersihan pada kuku dan kaki umumnya terdiri dari pemotongan kuku secara teratur,
membersihkan bagian bawah kuku (termasuk membersihkan, mencuci, dan mengeringkan),
dan memakai alas kaki yang pas. Perendaman dapat dilakukan ketika kuku kotor atau tebal.
Orangewood stick dapat digunakan untuk membersihkan bagian dalam kuku. Tidak
dianjurkan memakai logam karena logam dapat merusak kuku dan membuat kuku menjadi
kotor. Pembersihan daerah antara jari satu dengan jari yang lain membutuhkan perhatian
khusus. Pelunak, misalnya krim dingin dapat menjaga agar kuku dan kutikula tetap lembut.

18
Daerah dengan kalus tidak boleh dipotong. Sebaiknya melakukan perendaman
beberapa kali untuk membantu menghilangkan kalus. Lotion sebaiknya digunakan secara
rutin untuk menjaga kelembaban kulit dan melembutkan daerah kalus. Jika sebaliknya
(kelembaban berlebih/keringat berlebih), bedak yang dapat menyerap air dapat digunakan
pada daerah antara jari. Klien harus memakai alas kaki yang pas dan bersih. Pas bukan
berarti ketat, namun nyaman untuk menopang kaki.

1. Pengkajian

Kuku kaki dan tangan dikaji dengan menggunakan teknik inspeksi dan
palpasi. Inspeksi meliputi pada bentuk plat kuku, sudut antara kuku dan dasar kuku,
tekstur kuku, warna dasar kuku, dan keutuhan jaringan sekitar kuku. Secara umum,
yang dikaji dari kuku adalah bentuk, warna, adanya lesi, dan pertumbuhan. Ciri-ciri
kuku normal yang sehat yaitu transparan, lembut dan konveks dengan alas jari pink
dan ujung putih tembus cahaya. Pada orang-orang tertentu, misalnya orang Afrika
Amerika, pigmentasi coklat atau hitam secara normal ada di antara kuku dan dasar
kuku. Kuku dikelilingi oleh kutikula yang tumbuh melewati jari dan harus ditekan
secara teratur ke belakang (dipotong). Kulit di sekitar dasar kuku harus lembut dan
tanpa inflamasi. Perawat juga menanyakan pada klien apakah klien mengecat
kukunya dengan teratur dan menggunakan penghapus cat kuku karena zat kimia
yang terdapat pada produk tersebut menyebabkan kekeringan berlebihan pada kuku.

Langkah-langkah pengkajian kuku adalah sebagai berikut:

1. Jelaskan pada klien apa yang akan dilakukan, mengapa hal tersebut perlu
dilakukan, dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Diskusikan bagaimana hasil
pengkajian akan digunakan dalam merencanakan perawatan dan terapi
selanjutnya.

2. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi yang tepat.

3. Berikan klien provasi.

4. Tanyakan apakah klien mempunyai salah satu riwayat berikut ini: menderita
diabetes melitus, penyakit sirkulasi perifer, cedera sebelumnya, atau penyakit
berat.

5. Inspeksi bentuk plat kuku untuk menentukan lekukan dan sudutnya.


 Normal: lekuk konveks, sudut antara kuku dan dasar kuku sekitar 160 derajat.
 Deviasi dari normal: kuku sendok, tabuh (180 derajat atau lebih).

6. Inspeksi tekstur kuku jari tangan dan jari kaki.


 Normal: Tekstur halus
 Deviasi dari normal: Terlalu tebal (misalnya akibat sirkulasi yang buruk,
anemia defisiensi besi), terlalu tipis atau adanya alur (misal anemia defisiensi
besi), garis Beau (garis puth atau alur yang melintang.

19
7. Inspeksi warna dasar kuku jari tangan dan jari kaki.
 Normal: Klien berkulit terang kaya vaskular dan berwarna merah muda, klien
berkulit gelap mungkin memiliki pigmentasi cokelat atau hitam pada guratan
longitudinal.
 Deviasi dari normal: Berwarna kebiruan atau keunguan (dapat menunjukkan
sianosis), pucat (dapat menunjukkan sirkulasi arteri yang buruk).

8. Inspeksi jaringan di sekitar kuku


 Normal: Epidermis utuh
 Deviasi dari normal: Kuku menggantung paronisia (inflamasi)

9. Lakukan uji pemucatan untuk pengisian kapiler. Tekan dua atau lebih kuku
dengan ibu jari dan jari telunjuk, periksa adanya pemucatan dan kembalinya
warna merah pada dasar kuku.
 Normal: cepat kembali ke warna merah muda atau warna asal
 Deviasi dari normal: lambat kembali ke warna merah muda atau warna asalnya
(dapat mengindikasikan gangguan sirkulasi).

10. Dokumentasikan hasil pengkajian pada catatan klien menggunakan formulir atau
daftar tilik disertai catatan narasi jika perlu.

Pada bayi baru lahir, kuku tumbuh sangat cepat, sangat tipis dan mudah
patah. Pada anak-anak, kuku jari kaki yang bengkok, memar, atau mengalami
onikokriptosis dapat diakibatkan oleh sepatu yang terlalu sempit. Perilaku anak-anak
yang menggigit kuku harus didiskusikan dengan anggota keluarga. Pada lansia, kuku
tumbuh lebih lambat dan menebal. Pita longitudinal biasanya ada, dan kuku
cenderung retak. Pita pada kuku dapat menunjukkan defisiensi protein, titik putih
menunjukkan defisiensi seng, dan kuku berbentuk sendok menunjukkan defisiensi
zat besi. Pada klien dengan kondisi rawat jalan atau klien komunitas, edukasi tentang
perawatan kuku perlu dilakukan. Perawat dapat mengajarkan klien atau anggota
keluarga mengenai perawatan kuku yang benar, termasuk cara memotong dan
membentuk kuku untuk menghindari paronikia.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan masalah kuku menurut


NANDA antara lain:

20
1. Nyeri yang berhungan dengan:
a. pembentukan kalus
b. Kuku jari yang tumbuh ke dalam
2. Defisit perawatan diri mandi/higiene yang berhubungan dengan:
a. gangguan visual
b. perubahan koordinasi tangan
3. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan:
a. kerusakan perfusi arteri
b. praktik pemotongan kuku yang tidak tepat
c. friksi dari sepatu
d. cedera pada kuku
4. Risiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan:
a. kerusakan perfusi arteri
b. alas kaki yang tidak pas
5. Risiko infeksi yang berhubungan dengan:
a. kulit yang rusak atau trauma
6. Defisit pengetahuan perawatan kaki dan kuku yang berhubungan dengan:
a. misinterpretasi informasi
b. kurang terpapar informasi.

3. Perencanaan
Perawat dapat memberikan perawatan terhadap kuku pada waktu mandi atau
pada waktu yang terpisah, menurut pilihan klien. Tujuan klien menerima
perawatan kuku dan kaki meliputi hal-hal berikut:
a. Klien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut.
b. Klien akan mencapai rasa nyaman dan bersih.
c. Klien akan berjalan dan menanggung berat badan dengan normal
d. Klien akan memahami dan melakukan metode perawatan kuku dengan benar.

4. Implementasi

Perawatan kaki dan kuku termasuk perendaman untuk melembutkan kutikula


dan lapisan sel tanduk, pembersihan dengan teliti, dan pengeringan serta
pemotongan kuku dengan tepat. Perawat dapat memberikan perawatan di tempat
tidur untuk klien imobilisasi atau mendudukkan klien di kursi. Berikut ini
merupakan langkah-langkah perawatan kuku (Potter &Perry, 1997):
1. Identifikasi klien yang berisiko untuk masalah kaki dan kuku, termasuk hal
berikut:
a. Lansia
Perubahan dalam fungsi sensori dan motorik dengan penuaan yang
mengganggu praktik perawatan diri. Perubahan fisiologis mengubah kondisi
kaki dan kuku.
b. Klien diabetes
Aliran darah ke jaringan perifer tidak adekuat.

21
c.Klien gagal jantung atau penyakit ginjal
Adanya edema jaringan dan penurunan aliran darah ke ekstrimitas

d.Klien cedera serebrovaskular


Adanya paralisis residual atau penurunan sensasi.

2. Dapatkan instruksi dokter untuk pemotongan kuku jika kebijakan institusi


mengharuskannya.

3. Jelaskan prosedur kepada klien, termasuk fakta bahwa perendaman yang tepat
membutuhkan beberapa menit.

4. Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan.


a.Baskom g. Papan penghalus
b.Mangkok piala ginjal h. Losion badam
c.Waslap i. Karpet alas mandi sekali pakai
d.Handuk mandi atau handuk muka j. Handuk kertas
e.Pemotong kuku k. Sarung tangan sekali pakai (tambahan)
f.Stik jingga

5. Cuci tangan. Atur peralatan pada meja tempat tidur.

6. Tarik tirai sekitar tempat tidur atau tutup pintu kamar untuk privasi klien

7. Bantu klien duduk di samping tempat tidur jika memungkinkan. Letakkan karpet
alas mandi sekali pakai di lantai di bawah kaki klien. Letakkan lampu panggilan
dalam jangkauan klien.

8. Isi baskom mandi dengan air hangat. Periksa suhu air. Air hangat dapat
melunakkan kuku dan sel epidermis yang menebal, mengurangi inflamasi kulit,
dan meningkatkan sirkulasi lokal.

9. Letakkan baskom pada karpet alas mandi dan bantu klien meletakkan kakinya
ke dalam baskom.

10. Atur meja tempat tidur pada posisi rendah dan letakkan di atas pengkuan klien
untuk mencegah bahaya tumpah.

11. Isi mangkok piala ginjal dengan air hangat dan letakkan waskom di atas handuk
kertas di atas meja tempat tidur.

12. Instruksikan klien untuk meletakkan jari tangan pada mangkok dan letakkan
lengan klien pada posisi yang nyaman.

13. Biarkan kaki dan jari tangan klien terendam selama 10 sampai 20 menit. Ganti
air hangat dalam 10 menit jika diperlukan.

22
14. Bersihkan dengan lembut bagian bawah kuku jari tangan dengan stik jingga
saat jari-jari dicelup, kemudian pindahkan mangkok dan keringkan jari secara
menyeluruh.

15. Dengan pemotong kuku, potong kuku lurus memanjang dengan ujung jari rata.
Bentuk kuku dengan menggunakan papan penghalus.

16. Tekan kutikula ke belakang secara lembut dengan stik jingga.

17. Pindahkan meja tempat tidur jauh dari klien.

18. Gunakan sarung tangan sekali pakai dan gosok daerah kalus pada kaki dengan
waslap.

19. Bersihkan secara lembut bagian bawah kuku dengan stik jingga. Angkat kaki
dari waskom dan keringkan secara merata.

20. Bersihkan dan potong kuku jari kaki menggunakan prosedur Langkah 15-16.

21. Gunakan losion untuk kaki dan tangan dan kemudian bantu klien kembali ke
tempat tidur dan posisi yang nyaman.

22. Buka sarung tangan sekali pakai dan buang pada tempatnya. Bersihkan dan
kembalikan peralatan dan bahan ke tempat yang sesuai. Letakkan linen kotor
pada tempatnya. Cuci tangan untuk mencegah transmisi infeksi.

23. Inspeksi kuku dan kulit sekitarnya setelah perendaman dan pemotongan kuku.

24. Catat prosedur dan observasi. Laporkan adanya kerusakan kulit.

5. Hygiene Mulut
A. Pengertian
Oral Hygiene (kebersihan mulut) adalah melaksanakan kebersihan rongga mulut,
lidah dari semua kotoran atau sisa makanan dengan menggunakan kain kasa atau
kapas yang dibasahi dengan air bersih.
Oral hygiene adalah suatu perawatan mulut dengan atau tanpa menggunakan
antiseptik untuk memenuhi salah satu kebutuhan personal hygiene klien. Secara
sederhana Oral hygiene dapat menggunakan air bersih, hangat dan matang. Oral
hygiene dapat dilakukan bersama pada waktu perawatan kebersihan tubuh yang lain
seperti mandi, mengosok gigi.

B. Tujuan Oral Hygiene


1) Agar mulut tetap bersih atau tidak berbau

23
2) Mencegah infeksi mulut, bibir dan lidah pecah-pecah stomatitis
3) Membantu merangsang nafsu makan
4) Meningkatkan daya tahan tubuh
5) Melaksanakan kebersihan perorangan
6) Merupakan suatu usaha pengobatan

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Oral Hygiene


1) Status Sosial Ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan klien
menyediakan bahan-bahan yang penting seperti pasta gigi.
2) Praktik Sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang berhubungan dapat mempengaruhi
praktek hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, anak-anak mendapatkan praktik
oral hygiene dari orang tua mereka.
3) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang dapat membuat orang enggan memenuhi kebutuhan
hygiene pribadi. Pengetahuan tentang oral hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik oral hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri
tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk melakukan oral hygiene.
4) Status Kesehatan
Klien paralisis atau memiliki restriksi fisik pada tangan mengalami penurunan
kekuatan tangan atau keterampilan yang diperlukan untuk melakukan hygiene mulut.
5) Cacat Jasmani atau Mental Bawaan
Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu untuk
melakukan perawatan diri secara mandiri.

D. Akibat Tidak Dilakukannya Oral Hygiene


1) Masalah umum
a) Karries gigi
Karries gigi merupakan masalah umum pada orang muda,
perkembangan lubang merupakan proses patologi yang mellibatkan
kerusakan email gigi dikarenakan kekurangan kalsium.
b) Penyakit periodontal

24
Adalah penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membran
periodontal.
c) Plak
Adalah transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar
kepala gigi pada margin gusi.
d) Halitosis
Merupakan bau napas, hal ini merupakan masalah umum rongga
mulut akibat hygiene mulut yang buruk, makanan tertentu atau proses
infeksi. Hygiene mulut yang tepat dapat mengeliminasi bau kecuali
penyebabnya adalah kondisi sistemik seperti penyakit liver atau diabetes.
e) Keilosis
Merupakan gangguan bibir retak, terutama pada sudut mulut.
Defisiensi vitamin, nafas mulut, dan salivasi yang berlebihan dapat
menyebabkan keilosis.
2) Masalah mulut lain
a) Stomatitis
Kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi,
defisiensi vitamin, infeksi oleh bakteri, virus atau jamur atau penggunaan
obat kemoterapi.
b) Glosisitis
Peradangan lidah hasil karena infeksi atau cidera, seperti luka bakar
atau gigitan.
c) Gingivitis
Peradangan gusi biasanya akibat hygiene mulut yang buruk,
defisiensi vitamin, atau diabetes mellitus. Perawatan mulut khusus
merupakan keharusan apabila klien memiliki masalah oral ini. Perubahan
mukosa mulut yang berhubungan dengan mudah mengarah kepada
malnutrisi.

6. Perawatan Rambut
Rambut mencerminkan status kesehatan, contohnya seperti rambut yang terlalu
kasar dan kering mungkin dihubungkan dengan gangguan endokrin seperti
hipotiroidisme (gangguan pada kelenjar tiroid yang dapat menyebabkan rambut menjadi

25
rapuh dan rontok). Penggunaan pewarna rambut dan pengeriting rambut atau preparat
pelurus rambut dapat menyebabkan rambut menjadi kering dan rapuh.
Tujuan pemberian perawatan rambut pada klien yaitu untuk menstimulasi
sirkulasi darah ke kulit kepala, mendistribusikan minyak rambut dan memberikan
penampilan rambut yang sehat, meningatkan perasaan sejahtera klien, dan memantau
masalah rambut atau kulit kepala.
Tahap pemberian perawawatan rambut, antara lain :
1. Pengkajian
1) Riwayat Keperawatan
Perawat mengumpulkan data tentang kebiasaan perawatan rambut,
kemampuan perawatan diri, riwayat masalah rambut atau kulit kepala, dan
kondisi lainnya yang memengaruhi rambut.
2) Pengkajian Fisik
Masalah pada rambut :
a) Ketombe
Ketombe tampak sebagai kulit kepala yang bersisik secara
meluas dan sering disertai rasa gatal. Bahkan pada kasus yang berat
sampai melibatkan liang telinga dan alis mata. Ketombe biasanya dapat
diatasi secara efektif dengan sampo yang dijual bebas. Pada kasus berat
atau persisten, klien mungkin menghubungi dokter.
b) Kerontokan Rambut
Beberapa proses penipisan rambut secara permanen normal
terjadi seiring penuaan. Kebotakan, yang umum terjadi pada pria,
dianggap sebagai masalah keturunan yang tidak diketahui cara
mengatasinya selain menggunakan rambut palsu atau transplantasi
rambut secara bedah dengan biaya yang sangat mahal. Transplantasi ini
dilakukan dengan cara mengambil rambut tubuh bagian punggung atau
dari sisi lain kulit kepala dan dipindahkan secara bedah ke area kepala
yang botak. Meskipun terdapat beberapa obat penumbuh rambut, tetapi
hasil jangka panjangnya tidak dapat dipastikan.
c) Kutu
Parasit kecil berwarna abu-abu kecoklatan yang menggigit
hingga ke jaringan dan menghisap darah. Kut menyebarkan bberapa
penyakit ke manusia, terutama demam berbintik gunung Rocky,

26
penyakit Lyme, dan tularemia. Untuk menyingkirkan kutu, gunakan
pinset atau sarung tangan jari lalu pegang kutu sedekat mungkin dengan
kulit. Tarik kutu secara perlahan dan jangan sampai memencet
tubuhnya. Cuci area tersebut dengan sabun antiseptik. Amankan kutu
ke dalam botol yang telah diberi alkohol jika dokter ingin
mengidentifikasi jenis kutu. Praktik pengambilan yang berbahaya
adalah dengan memeberikan panas meggunakan korek api dan
penggunaan zat seperti jeli petroleum dan gasolin.
d) Pedikulosis (tungau)
Tungau daalah serangga parasit yang berinfestasi pada mamalia.
Infestasi tungau disebut pedikulosis. Terdapat 3 jenis tungau secara
umum :
• Pediculus captis (tungau kepala)
Ditemukan pada kulit kepala dan tersembunyi. Tungau
meletakkan telurnya pada rambut. Telur tampak seperti partikel
berbentuk oval dan mirip ketombe.
• Pediculus corporis (tungau tubuh)
Melekat pada pakaian sehingga saat klien melepaskan
pakaiannya, tungau mungkin tidak tampak pada tubuh. Tungau ini
menghisap darah manusia dan meletakkan telurnya dalam pakaian.
• Peidculus pubis (tungau pubis)
Tinggal di dalam rambut pubis. Tungau meletakkan telurnya
pada rambut pubis. Tungau yang bersarng di area pubis memiliki kaki
berwarna merah.
Untuk penyembuhannya dengan melakukan terapi
menggunakan pedikulisid topikal seperti piretrin, permentrin, dan
lindane. Terapi terkini yang direkomendasikan sebagai pilihan untuk
kutu kepala adalah Nix yang tidak toksik. Terapi lainnya adalah agens
oklusif, yaitu menggunakan zat yang menganduk minyak yang akan
melunakkan kutu dan kemudian kutu mati.
e) Skabies
Merupakan infestasi kulit menular oleh tungau. Karakter lesi
berupa liang yang dangkal, bergelombang, warna coklat atau hitam
yang dihasilkan oleh tungau betina yang berpentrasi sampai ke lapisan

27
atas kulit. Lesi biasanya tampak pada selaput antara jari, lipatan
pergelangan tangan, dan siku. Tungau menyebabkan rasa gatal dan
sering timbul pada malam hari. Terapi yang digunakan yaitu
membersihkan tubuh dengan sabun dan air, lalu mencuci semua linen
tempat tidur dan pakaian dalam air panas atau air mendidih.
f) Hirsutisme
Merupakn pertumbuhan rambut badan yang berlebihan.
Penyebab tumbuhnya rambut badan yang berlebihan tidak selalu
diketahui. Rambut yang berlebihan dapat disebabkan kerja sistem
endokrin. Hereditas juga dianggap memengaruhi pola distribusi rambut.

2. Diagnosis
Diagnosis keperawatan disertai faktor-faktor penyebabnya :
1) Adanya defisit perawatan diri
a) Intoleransi aktivitas
b) Imobilisasi (tirah baring)
c) Nyeri pada ekstrimitas atas
d) Perubahan tingkat kesadaran
e) Kurang motivasi (depresi)

2) Kerusakan integritas kulit dan risiko infeksi


a) Laserasi kulit kepala (luka ringan berupa luka robek pada kulit kepala)
b) Gigitan serangga

3) Gangguan citra tubuh


a) Alopesia/kebotakan
 Alopecia areata : rambut botak di titik tertentu
 Alopecia totalis : rambut botak pada semua kulit kepala
 Alopecia universalis : hilangnya semua rambut di tubuh

3. Perencanaan

28
Perawat melakukan intervensi dan tindakan keperawatan untuk mencapai
hasil yang diharapkan. Tindakan keperawatan khususdan rinci yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien harus dilakukan sesuai pilihan pribadi klien,
kesehatan, dan sumber-sumber energi seperti waktu, peralatan, dan tenaga yang
tersedia.

4. Implementasi
1) Menyikat dan Menyisir Rambut
Penyikatan rambut memiliki 3 fungsi utama, yaitu untuk
menstimulasi sirkulasi pada kulit kepala, mendistribusikan minyak ke
sepanjang batang rambut, dan membantu mengatur rambut. Sisir bergigi
kaku dapat menstimulasi sirkulasi darah yang paling baik dalam kulit kepala.
Ujung sisir sebaiknya tidak terlalu tajam karena dapat menyebabkan cedera
pada kulit kepala klien, dan sisir yang terlalu rapat dapat menarik dan
mematahkan rambut. Rambut yang bergelombang dan keriting cenderung
lebih mudah patah dibandingkan rambut yang lurus. Meskipun diluruskan,
rambut akan tetap mudah kusut dan patah.

2) Mengeramasi Rambut
Ada beberapa cara untuk mengeramasi rambut, bergantung pada
kesehatan, kekuatan, dan usia klien.
• Klien yang cukup mampu ke kamar mandi sendiri akan mengeramasi
rambutnya sendiri.
• Klien yang tidak mampu ke kamar mandi akan dibantu membersihkan
rambutnya dengan duduk di depan wastafel atau baskom.
• Klien yang berbaring telentang yang dapat dipindahkan ke brankar,
rambutnya akan dikeramasi dengan mendorong brankar ke wastafel.
• Klien yang harus tetap di tempat tidur, rambutnya dapat dikeramasi
dengan membawa air ke tempat tidur.
Air yang digunakan untuk keramas sebaiknya bersushu 40,5℃ untuk
orang dewasa dan anak-anak agar terasa nyaman dan tidak mencederai
kulit kepala.

3) Perawatan Jenggot dan Kumis

29
Jenggot dan kumis memerlukan perawatan harian. Partikel-partikel
makanan cenderung menempel di jenggot dan kumis, yang perlu dicuci serta
disisir secara periodik. Klien juga mungkin meminta jenggot dan kumisnya
dicukur untuk menjaga penampilan tetap rapi.

Adapun istilah untuk kondisi dan tata rambut, antara lain :


a) Kribo
Keadaan rambut yang sulit disisir dan sangat keriting, bahkan kusut pada
bagian akarnya. Rambut tumbuh ke arah atas dan tampak lebih pendek dari
sebenarnya karena sangat keriting. Rambut seperti ini mungkin tampak kasar dan
keras.

b) Pressed (catok)
Merupakan rambut yang diluruskan dengan menggunakan sisir panas.
Namun, jika dalam keadaan basah, berkeringat, dan lembab maka rambut akan
kembali menjadi keriting.

c) Permanen
Merupakan penggunaan bahan kimia untuk meluruskan rambut. Rambut
akan tetap lurus selama 4-6 minggu, bahkan dalam keadaan basah sekalipun. Ini
adalah kelebihan utama dari penggunaan bahan kimia dibandingkan dengan
menggunakan catok.

d) Grease (berminyak)
Rambut yang berminyak dapat terjadi karena adanya proses produksi
keringat pada kulit kepala. Produksi minyak ini dilakukan agar rambut lebih lembut
dan mudah dibentuk. Namun beberapa orang memproduksi keringat pada kulit
kepala lebih banyak daripada yang lain, lalu adanya hormon yang merupakan salah
satu penyebab rambut berminyak, serta rutinitas yang salah dapat meningkatkan
produksi keringat pada kulit kepala. Klien dapat meminta memberikan losion pada
kulit dan minyak rambut pada kepala.

e) Extentions (penyambungan rambut)

30
Merupakan rambut sintetik yang disambung ke rambut asli. Panjangnya
biasanya sebahu atau lebih panjang. Jika dibiarkan terjuntai, biasanya ujung rambut
dibakar dengan api kecil agar rambut tidak lepas lalu diikat dengan karet kecil.
Rambut tetap dikeramas dengan sampo meskipun dalam kondisi disambung.
Beberapa orang hanya menutup rambutnya, sedangkan yang lainnya keramas secara
hati-hati, menggunakan handuk untuk menyingkirkan sisa air di rambut, tetap
menutupinya sampai rambut dan kulit kepala benar-benar kering.

f) Dreadlock (gimbal)
Dibuat dan dipopulerkan oleh penganut rasta yang berasal dari Jamaica.
Rambut gimbal tidak pernah disisir dan diuraikan. Jalinan rambut diperkuat
menggunakan benang. Benang tersebut bertindak sebagai pengikat yang menyatukan
rambut. Gunakan penjepit untuk mengambil benang yang berada pada pangkal
kepala. Rambut gimbal dikeramasi secara perlahan menggunakan sampo. Rambut
gimbal ini lama kering.

7. Perawatan Mata, Telinga Dan Hidung


Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk membersihkan
mata, hidung, dan telinga selama individu mandi. Secara normal tidak ada perawatan
khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus-menerus dibersihkan oleh air
mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing kedalam mata.
Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan. Namun, telinga yang
serumen terlalu banyak telinganya perlu dibersihkan baik mandiri atau dibantu oleh
keluarga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila
benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara.
Hidung berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperatur dan kelembapan
udara yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem
pernapasan (Potter & Perry, 2006).
1. Perawatan Mata
a. Usapkan kotoran mata dari sudut mata bagian dalam kesudut bagian luar.
b. Saat mengusap mata, guanakan kain yang paling bersih dan lembut.
c. Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran.
d. Bila menggunakan kaca mata hendaklah dipakai.
e. Bila mata sakit hendaklah ke dokter.

31
Tujuan menjaga kebersihan mata adalah untuk menjaga kesehatan mata dan
mencegah infeksi. Mata yang sehat akan tampak jernih dan bersih dari kotoran. Kotoran
mata dapat menempel pada pembuluh mata dan sudut mata. Secara normal tidak ada
perawatan karena secara terus-menerus dibersihkan air mata dan kelopak mata dan bulu
mata mencegah masuknya partikel asing. Seseorang hanya memerlukan untuk
memindahkan sekresi kering yang terkumpul pada kantung sebelah dalam atau bulu
mata.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kebersihan mata adalah :


1. Membaca di tempat yang terang
2. Memakan makanan yang bergizi
3. Istirahat yang cukup dan teratur
4. Memakai peralatan sendiri dan bersih ( seperti handuk dan sapu tangan)
5. Memelihara kebersihan lingkungan.

2. Perawatan Telinga
Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran bila
substansi lilin atau benda asing berkumpul pada kanal telinga luar yang mengganggu
konduksi suara. Hygiene telinga dengan cara membersihkan telinga secara teratur
dan jangan mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam. Hal yang perlu
diperhatikan dalam kebersihan telinga adalah :
1. Membersihkan telinga secara teratur
2. Jangan mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam.
Saat membersihkan telinga bagian luar, hendaklah kita tetap
memperhatikan telinga bagian dalam. Cara merawat telinga adalah sebagai
berikut:
a. Bila ada kotoran yang menyumbat telinga, keluarkan secara pelan-
pelan menggunakan penyedot telinga.
b. Bila menggunakan air yang disemprotkan, lakukan dengan hati-hati
agar tidak menimbulkan kerusakan pada telinga akibat tekanan air
yang berlebihan.
c. Aliran air yang masuk hendaklah diarahkan ke saluran telinga dan
bukan lansung ke gendang telinga.

32
d. Jangan langsung menggunakan peniti atau jepit telinga karena
dapat menusuk gendang telinga.

3. Perawatan Hidung
Hidung memberikan indera penciuman tetapi juga memantau temperatur dan
kelembaban udara yang dihirup serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam
sistem pernafasan. Akumulasi yang mengeras didalam Nares tempat merusak sensasi
olfaktori dan pernafasan. Secara tipikal nonton Hygine hidung adalah sederhana
dengan membersihkan hidung secara teratur.
Cara merawat hidung antara lain:
1. Jaga lubang hidung dari kemasukan air atau benda kecil.
2. Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam hidung, sebab nantinya dapat terhisap
dan menyumbat jalan napas serta menyebabkan luka pada membrane mukosa.
3. Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan secara perlahan
dengan membiarkan kedua lubang hidung tetap terbuaka.
4. Jangan mengeluarkan kotoran dari hidung dengan menggunakan jari karena dapat
mengiritasi mukosa hidung.

8. Teknik Dan Prosedur


A. Teknik dan Prosedur Memandikan Pasien
a. Tujuan
1. Memberikan rasa nyaman
2. Melaksanakan kebersihan perorangan
3. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau tubuh

b. Persiapan Alat
1. Waslap dan handuk mandi
2. Selimut mandi
3. Produk pembersih (sabun mandi)
4. Perlengkapan mandi (deodorant, lotion, minyak telon/baby oil)
5. Disposible wipes (optional)
6. Air hangat
7. Baju bersih 1 stel
8. Bak laundry/ keranjang linen kotor tertutup

33
9. Sarung tangan bersih
10. Penutup mata (untuk pasien tidak sadar)

c. Prosedur Tindakan
a) Fase Orientasi
1. Ucapkan salam. Mengidentifikasi pasien menggunakan dua identitas (nama dan
tanggal lahir, nama dan nomer rekan medis)
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan, kontrak waktu
3. Menyiapkan alat dan mendekatkan ke pasien. Tanyakan kesiapan dan kesediaan
pasien.

b) Fase kerja
1. Kaji lingkungan untuk keamanan pasien (adakah tumpahan air, pastikan semua
alat bekerja dengan baik)
2. Kaji kebiasaan mandi pasien, kaji penggunaan alat-alat medis, kaji kondisi kulit
pasien (bisa dilakukan saat memandikan)
3. Menjaga privacy klien, menutup sampira/ menutup pintu
4. Tawarkan pasien berkemih (bad pan/urinal). Sediakan handuk dan lap basah
5. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
6. Siapkan alat-alat di samping tempat tidur. Periksa suhu air, minta pasien
memasukan jarinya ke baskom.
7. Naikan tempat tidur sesuai dengan kenyamanan perawat untuk bekerja. Turunkan
siderail pada sisi perawat akan bekerja. Bantu pasien posisi supine dan nyaman,
pertahankan body alignment pasien. Bawa pasien kea rah lebih dekat dengan
perawat.
8. Ganti selimut pasien dengan selimut mandi.
9. Lepaskan baju/ piyama
10. Angkat bantal dari kepala pasien. Letakan handuk mandi di bawah kepala pasien.
Letakkan handuk mandi kedua di dada pasien.
11. Bersihkan wajah pasien
a. Tanyakan apakah pasien menggunakan lensa kontak
b. Bentuk lap seperti sarung tangan/ gunakan waslap. Basahi dengan air,
kemudian peras.
c. Bersihkan mata pasien dengan air bersih.

34
d. Tanyakan pada pasien apakah suka menggunakan sabun wajah. Cuci wajah
kemudian bilas.
e. Berikan perawatan mata pada pasien yang tidak sadar : berikan salep/ tetes
mata sesuai program medikasi. Tutup mata pasien dengan penutup mata.
12. Berikan ektremitas atas dan badan
a. Lepaskan selimut mandi dari lengan pasien yang paling dekat dengan perawat.
Letakan handuk di bawah lengan pasien. Basahi dengan air dan sedikit sabun .
b. Bersihkan aksila, bilas dan keringkan secara menyeluruh. Berikan deodorant di
ketiak.
c. Naikan siderail dan pindah ke sisi tempat tidur yang satunya, dan ulangi
langkah dengan lengan lainnya.
d. Tutup dada pasien dengan handuk mandi dan lioat selimut mandi. Mandikan
bagian dada dengan usapan panjang dan tegas.
13. Cuci tangan dan kuku
14. Periksa suhu air mandi, ganti jika perlu.
15. Membersihkan abdomen
a. Mandikan, bilas, dan keringkan perut. Berikan perhatian khusus pada umbilieus
dan lipatan kulit perut serta selangkangan.
16. Mencuci ekstremitas bawah
a. Tutup dada dan abdomen dengan bagian selimut mandi. Letakkan handuk
mandi di bawah kaki.
b. Cuci kaki dengan usapan panjang dan tegas dari pergelangan kaki ke lutut, dan
dari lutut ke paha.
c. bersihkan kaki, pastikan membersihkan anatara jari-jari. Rendam kaki dengan
air hangat selama 10 menit.
d. Oleskan lotion
17. Lakukan perineum care saat pasien posisi supine.
18. Memandikan punggung
a. Turunkan siderail. Bantu pasien prone/side lying porition. Letakkan handuk
memanjang di sepanjang sisi tubuh pasien.
b. Selimuti pasien selama memandikan. Cuci, bilas dan keringkan dari leher
dengan usapan panjang dan tegas. Bersihkan pantat dan anus, bersihkam dari
arah depan ke belakang.
19. Lepaskan sarung tangan dan berikan pijatan pada area punggung.

35
20. Oleskan lotion ke kulit pasien ( optional)
21. Pakaikan baju bersih
22. Posisikan pasien
23. Periksa kemabli fungsi dan perangkat eksternal
24. Lepaskan linen kotor/ selimut mandi dan letakan di bak linen.
25. Cuci tangan.

c) Fase Terminasi

Evaluasi respon klien terhadap tindakan dan lakukan kontrak untuk pertemuan selanjutnya.

B. Teknik dan Prosedur Perawatan Kuku


a. Tujuan
1. Menjaga kebersihan kuku
2. Mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat kuku yang panjang
b. Persiapan Alat
1. Pengalas atau bengkok
2. Gunting kuku
3. Handuk
4. Baskom berisi air hangat
5. Sabun
6. Kikir kuku
7. Sikat kutikula
8. Sarung tangan bersih
9. Kapas
10. Body lotion

c. Prosedur Tindakan
a) Fase Orientasi
1. Berikan salam. Panggil klien dengan namanya (kesukannya)
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan, kontrak waktu
3. Menyiapkan alat dan mendekatkan ke pasien. Tanyakan kesiapan dan kesediaan
pasien.

36
b) Fase Kerja
1. Menjaga privacy klien, menutup sampiran/ menutup pintu
2. Cuci tangan
3. Pakai sarung tangan
4. Bantu pasien duduk di kursi (jika pasien mampu)
5. Pasang pengalas di lantai atau di bawah kaki pasien
6. Rendam jari tangan pasien di air hangat
7. Rendam jari kaki pasien selama 10 menit
8. Bersihkan kuku secara perlahan, sikat dan berikan sabun apabila kotor
9. Gunakan sikat kutikula untuk membersihkan kutikula
10. Angkat baskom dan keringkan jari-jari
11. Letakkan tangan/ kaki pasien di bengkok
12. Potong kuku, setelah selesai letakkan gunting kuku diatas bengkok
13. Kikir kuku agar merata
14. Berikan lotion ke seluruh jari kaki dan tangan
15. Bantu pasien untuk kembali ke bed, bantu ke posisi nyaman
16. Lepaskan sarung tangan dan letakkan di dalam bengkok
17. Rapihkan dan kembalikan alat.

c) Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien.
2. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
3. Mengakhiri kegiatan dengan baik.

C. Teknik dan Prosedur Perawatan Gigi dan Mulut


a. Tujuan
1. Menjaga kesehatan gigi dan mulut pasien
2. Mencegah terjadinya infeksi (stomatitis dan caries gigi)

b. Persiapan alat
1. Sikat gigi pediatric dan lembut, toothetic sponges, atau kasa
2. Pasta gigi
3. Pelembab bibir
4. Dental floss

37
5. Tounge spatel
6. Penlight
7. Gelas dan air
8. Obat kumur (optional)
9. Handuk wajah dan handuk mandi
10. Bengkok
11. Sarung tangan bersih

c. Prosedur Tindakan
a) Fase Orientasi
1. Ucapkan salam. Mengidentifikasi pasien dengan menggunakan dua identitas
( nama dan tanggal lahir, nama dan nomer rekan medis)
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan. Kontrak waktu
3. Menyiapkan alat dan mendekatkan ke pasien

b) Fase Kerja
1. Menjaga privacy klien, menutup sampiran/menutup pintu
2. Mencuci tangan
3. Naikan tempat tidur (sesuai kenyamanan perawat), turunkan siderail, posisikan
pasien miring ke kanan/kiri, dan naikan 30 derajat kepala pasien
4. Letakkan handuk dibawah bahu pasien
5. Gunakan sarung tangan
6. Kaji
a. Keamanan lingkungan
b. Instrusikan pasien membuka mulut, tekan lidah dengan mengguanakan penlight
untuk melihat integritas mulut, gigi, mukosa mulut, gusi, platum, dan lidah.
c. Identifikasi masalah umum mulut
d. Kaji resiko oral hygiene
e. Kaji kemampuan pasien memegang sikat gigi
7. Dekatkan meja pasien dan letakkan bengkok di atas meja
8. Pleskan pasta gigi ke sikat gigi
9. Pasien dapat membantu dalam menyikat. Sikat permukaan dalam dan luar gigi,
atas dan bawah. Sikat sisi gigi dengan menggerakan bulu sikat maju mundur.
10. Biarkan pasien untuk berkumur dengan air dan membuangnya ke dalam bengkok

38
11. Tawarkan pasien untuk berkumur dengan antiseptic bebas alcohol selama 30 detik.
Kemudian minta pasien untuk meludah kedalam bengkok
12. Bantu pasien untuk menyeka bagian mulut
13. Biarkan pasien untuk floss. Floss diantara semua gigi.
14. Biarkan pasien untuk berkumur dengan air dingin
15. Bantu pasien ke posisi yang nyaman. Dan angkat bengkok dari pasien
16. Bersihkan area disekitar pasien
17. Rapikan alat
18. Lepaskan sarung tangan
19. Cuci tangan

c) Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien tehadap tindakan
2. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
3. Dokumentasikan

D. Teknik dan Prosedur Keramas


a. Pengertian

Mencuci rambut dan kulit kepala dengan menggunakan shampoo dan air.

b. Tujuan
1. Membersihkan kulit kepala dan rambut
2. Menghilangkan bau dan memberikan rasa nyaman

c. Kebijakan
1. Pasien yang rambutnya kotor
2. Pada pasien yang akan menjalani operasi besar
3. Setelah dipasang kap kutu

d. PETUGAS
1. Perawat

e. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

39
1. Handuk 2 buah
2. Talang
3. Peniti
4. Kain pel
5. Baskom berisi air hangat
6. Gayung
7. Shampoo dalam tempatnya
8. Sisir 2 buah
9. Kain kassa dan kapas
10. Ember kosong
11. Sarung tangan bersih
12. Bengkok berisi larutan desinfektan 2 – 3 %
13. Celemek untuk petugas
14. Alat pengering rambut

f. Prosedur Pelaksanaan
a) Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

b) Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien

c) Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengenakan sarung tangan dan celemek
3. Mengganti selimut klien dengan selimut mandi
4. Mengatur posisi tidur pasien dengan kepala dipinggir tempat tidur
5. Memasang handuk dibawah kepala
6. Memasang ember dialasi kain pel
7. Memasang talang dengan ujung berada didalam ember

40
8. Menutup dada dengan handuk sampai ke leher
9. Menyisir rambut
10. Menutup lubang telinga dengan kapas dan mata dengan kain kassa/sapu
tanganpasien
11. Menyiram dengan air hangat, menggosok (memijit-mijit) kulit kepala dan rambut
dengan shampoo
12. Membilas rambut dengan air hangat sampai bersih
13. Melepas kapas penutup lubang telinga dan kain kassa penutup mata
14. Mengangkat talang, mengeringkan rambut dengan handuk, kemudian dengan
pengering
15. Menyisir rambut
16. Meletakkan kepala pada bantal yang telah dialasi handuk kering
17. Merapikan pasien, ganti selimut mandi dengan selimut tidur

d) Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan

E. Teknik dan Prosedur Mengganti Linen


a. Pengertian Verbeden

Merupakan suatu tindakan / keterampilan keperawatan yang biasa dilakukan sehari-hari


yaitu mengganti linen (verbeden) dengan situasi / kondisi pasien tetap berada diatas tempat
tidur.

b. Tujuan Dari Verbeden


1. Memberikan kesan rapi pada tempat tidur pasien.
2. Mengurangi resiko infeksi.
3. Menjaga kebersihan pasien dan ruangan.

c. Persiapan Sebelum Tindakan Keperawatan Verbeden


1. Persiapan Alat :

41
a) Alat tenun (linen) bersih disusun berdasarkan pemakaiannya : laken, stik laken,
perlak, sarung bantal, selimut.
b) Kursi atau bangku
c) Tempat kain kotor yang tertutup
d) Alat semprot yang berisi cairan desinfektan, contohnya terralin
e) Lap kerja 2 buah

2. Persiapan Pasien :
a) Pasien pada posisi terlentang di atas tempat tidur
b) Jelaskan pada pasien prosedur yang akan di lakukan

3. Persiapan Tempat :
a) Ruangan rawat inap yang sesuai

d. Prosedur Penggantian Linen Dengan Pasien Ditempat Tidur


1. Cuci tangan
2. Meletakkan alat yang telah di siapkan ke dekat pasien
3. Bersihkan rangka tempat tidur
4. Letakkan selimut dan bantal pasien yang tidak perlu ke atas kursi (jika tidak
mengganggu pasien)
5. Miringkan pasien ke satu sisi (bila perlu ganjal satu sisi supaya tidak jatuh)
6. Lepas alat tenun pada bagian yang kosong dari bawah kasur lalu gulung satu persatu
sampain dengan di bawah punggung pasien. Gulung stik laken ke tengah tempat tidur
sampai sejauh mungkin. Bersihkan perlak dengan larutan desinfektan dan keringkan
lalu gulung ke tengah tempat tidur sejauh mungkin gulung laken atau sprei besar ke
tengah tempat tidur sejauh mungkin
7. Bersihkan alas tempat tidur dan kasur dengan lap lembab yang disemprot larutan
terralin, lalu lap kembali dengan lap kering
8. Bentangkan sprei besar bersih kering dan gulung setengah bagian, letakkan setengah
gulungannya di bawah punggung pasien, ratakan setengah bagian lagi kemudian
pasangkan di bawah kasur
9. Gulung perlak dan ratakan lagi

42
10. Bentangkan stik laken bersih di atas perlak. Gulung setengah bagian dan letakkan di
bawah punggung pasien, ratakan setengah lagi di atas perlak, lalu masukkan ke
bawah kasur bersama dengan perlak
11. Setelah selesai dan rapikan pada salah satu bagian, miringkan pasien kearah yang
berlawanan yang tadi telah di bersihkan (ganjal dengan bantal supaya tidak jatuh)
12. Lepas alat tenun yang kotor dari bawah kasur
13. Angkat stik laken dan masukkan pada tempat kain kotor
14. Bersihkan perlak kemudian di gulung ke tengah
15. Lepas laken kotor kemudian letakkan pada tempat kain kotor
16. Bersihkan alas tempat tidur dan kasur
17. Buka gulungan laken dari bawah punggung pasien, tarik dan ratakan setegang
mungkin kemudian masukkan ke bawah kasur
18. Pasang perlak dan spraei seperti tadi
19. Lepas sarung bantal dan guling yang kotor, ratakan isinya kemudian pasang sarung
yang bersih
20. Susun bantal, lalu baringkan kembali pasien pada posisi yang nyaman
21. Ganti selimut kotor dengan yang bersih
22. Bereskan alat-alat dan kembalikan pada tempatnya

e. Evaluasi
1. Dokumentasikan hasil tindakan
2. Merapikan pasien
3. Cuci tangan

F. Teknik dan Prosedur Mencuci Tangan

Prosedur Mencuci Tangan Steril

a. Pengertian

Suatu tindakan membersihkan kotoran dengan sabun atau antiseptic dan dibilas dengan air
mengalir.

b. Tujuan

Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.

43
c. Kebijakan

Bidan dan tenaga kesehatan lainya dapat melakukan sesuai dengan standar prosedur kerja
yang berlaku

d. Persiapan Alat dan Bahan


1. Sabun anti mikroba
2. Kertas Tisue
3. Handuk steril
4. Kikir pembersih kuku
5. Tempat handuk kotor
6. Bengkok
7. Sikat
8. Spon

a. Prinsip perawat cuci tangan steril sebelum asisten pembedahan di ruang operasi
b. Jangan sampai mengenai pakaian yang dikenakan perawat
c. Saat dan setelah cuci tangan jangan sampai menyentuh benda yang tidak steril

e. Prosedur Kerja
1. Lepaskan jam tangan, cincin dan lengan pakaian panjang ditarik ke atas
2. Inspeksi kuku dan permukaan kulit apakah ada luka
3. Berdiri di depan westafel jaga agar tangan dan seragam tidak menyentuh westafel
4. Seragam yang digunakan harus tetap kering
5. Tuangkan sabun 2 - 5 cc kedalam tangan, sabun tangan lengan hingga 5 cm di atas
siku
6. Bersihkan kuku bila kotor dengan kikir dan letakan pada tempat atau bengkok
7. Basahi sikat / spon dan beri sabun kembali
8. Jumlah gerakan 20 gerakan untuk tangan, 30 gerakan untuk kuku, sikat di pegang
tegaklurus terhadap kuku
9. Sikat jari - jari termasuk sela jari, sikat telapak tangan, punggung tangan
10. Basahi sikat dan beri sabun kembali
11. Bagi tangan menjadi 3 bagian, 1/3 pergelangan tangan bawah dengan arah
memutar,lanjutkan 1/3 bagian tengah dan 1/3 bagian atas. tangan dalam posisi fleksi
dengan jari - jari menghadap ke atas selama prosedur

44
12. Ulangi langkah ini pada yang satunya lagi (tangan kiri)
13. Dengan tangan posisi fleksi bilas dengan seksama ujung jari ke siku tangan kiri
danulangi pada tangan kanan
14. Matikan kran dengan siku
15. Ambil handuk steril yang ada di atas kemasan pastikan tidak ada apapun atau benda
dekatdari jangkauan anda
16. Buka handuk steril secara maksimal pagang satu bagian putar dari jari ke siku
17. Dengan hati - hati pindahkan handuk ke lengan satunya
18. Buang handuk pada tempat yang disediakan
19. Bila akan menggunakan sarung tangan steril dapat dikeringkan hanya dengan kertas
tissue

f. Hasil
1. Tangan bersih
2. Lingkungan rapi dan bersih

45
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Personal Hygiene berarti perawatan kebersihan seseorang, baik secara mandiri


ataupun dengan perawat. Personal hygiene merupakan tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kenyamanan fisik maupun psikis. Perawatan diri
adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Klien dan
pasien dinyatakan terganggu kemandirian perawatan diri apabila tidak dapat melakukan
perawatan diri sendiri. Terdapat bermacam-macam tipe perawatan diri seperti perawatan
kulit, kaki dan kuku, mulut, perawatan rambut, mata, telinga, dan hidung.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perawatan diri sendiri atau personal


hygiene diantaranya ada pengetahuan, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, kondisi fisik,
citra tubuh, dan lain-lain. Jika pasien atau klien tidak dapat melakukan perawatan diri
sendiri, perawat dapat membantu beberapa hal seperti memandikan dan mengeramasi
pasien, mengganti linen, serta merawat kuku, gigi, mulut, dan kulit pasien.

2. Saran

Setiap orang perlu mengetahui pentingnya menjaga dan merawat diri sendiri. Namun
apabila kondisi fisik pasien tidak memungkinkan, sebagai perawat harus memahami
kebersihan dan perawatan diri tersebut untuk kemudian diaplikasikan dengan cara yang
tepat dan benar.

46
DAFTAR PUSTAKA

Irnawati, C. (2018). Hipnoterapi untuk Peningkatan Perilaku Personal Hygiene Anak


Jalanan di PPAP Seroja Kodya Surakarta. Universitas Mercu Buana Yogyakarta:
akses dalam eprints.mercubuana-yogya.ac.id (08 November 2019)

Prakoso, D.Y. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Personal Hygiene dengan
Metode Ceramah dan Media Audiovisual terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja
Putri dalam Mencegah Keputihan di SMK Bakti Purwokerto. Universitas
Muhammadiyah Purwokerto: akses dalam repository.ump.ac.id (08 November 2019)

Kozier, Barbara. et al. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
Praktik. Volume 2. Edisi 7. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.

Berman, A., et al. (2002). Buku ajar praktik keperawatan klinis Kozier & Erb (ed. 5) (Eny
Meiliya, Esty Wahyuningsih, dan Devi Yulianti, Penerjemah). Jakarta: EGC.

DeLaune, S.C., and Ladner, P.K. (2002). Fundamentals of nursing: Standards & practice
(2nd ed). New York: Delmar-Thomsom Learning, Inc.

Potter, P.A., and Perry, A.G. (2006). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses,
dan praktik (edisi 4, vol.2) (Renata Komalasari dkk, Penerjemah). Jakarta: EGC.

https://hellosehat.com/hidup-sehat/kecantikan/penyebab-rambut-berminyak/ diakses pada


tanggal 11 November 2019

https://hellosehat.com/penyakit/alopecia-kebotakan-adalah/ diakses pada tanggal 11


November 2019

https://www.academia.edu/8075828/PROSEDUR_MENCUCI_TANGAN_STERIL diakses
pada tanggal 10 November 2019.

http://gdghcgcgh.blogspot.com/search/label/Kumpulan%20sop%20keperawatan diakses
pada tanggal 10 November 2019.

https://kebkes.blogspot.com/2015/11/standar-operasional-prosedur-sop_74.html diakses
pada tanggal 10 November 2019.

https://www.halodoc.com/kesehatan/perawatan-kulit diakses pada tanggal 10 November


2019

47
https://www.alodokter.com/ketahui-hal-hal-yang-berkaitan-dengan-perawatan-kulit diakses
pada tanggal 10 November 2019

48

Anda mungkin juga menyukai