Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA REMAJA Nn. L.

R
DENGAN KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN REMAJA USIA REMAJA

Oleh :

WAHYUNI ABD. RAHIM, S.Kep

19014104024

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja merupakan salah satu periode kehidupan yang dimulai dengan perubahan
 biologis pada masa pubertas dan diakhiri dengan masuknya seseorang ke dalam tahap
kedewasaan. Dua ratus tahun yang lalu, periode ini tidak dikenali.Kata-kata ‘remaja'
 belum digunakan, dan masa perkembangan hanya dibedakan antara masa kanak-kanak
dan masa dewasa. Munculnya kemampuan bereproduksi yang disebut dengan ‘pubertas‘
menjadi batas antara dua tahap perkembangan ini. Munculnya tahap remaja dalam
 periode kematangan seksual dan sosial ditandai dengan semakin berkembangnya
kompleksitas masyarakat. Sejalan dengan makin beragamnya fungsi sosial, semakin
meningkat pula kualifikasi yang diperlukan dalam dunia kerja. Hal ini mendorong
 berkembangnya pendidikan formal.
Secara bersamaan, peraturan yang melarang penggunaan tenaga kerja anak-anak,
semakin meningkatnya usia harapan hidup, dan faktor lain yang berpengaruh terhadap
transformasi sosial memberikan sumbangan terhadap semakin mantabnya masa remaja
sebagai salah satu tahap perkembangan yang penting.Untuk waktu yang lama, remaja
dimaknai sebagai masa transisi, tidak lebih dari masa selintas menuju kedewasaan, masa
yang ditandai dengan instabilitas dan keresahan. Meskipun remaja bermasalah tidak bisa
dianggap mewakili kelompok usia remaja secara keseluruhan, pada saat yang bersamaan
remaja dipandang sebagai periode emosi yang tidak stabil dan terganggu, serta masa
 pemberontakan.

B. Tujuan
Setelah membaca laporan pendahuluan ini, mahasiswa diharapkan mampu membuat
asuhan keperawatan jiwa komunitas dengan :
1. Mengetahui definisi remaja
2. Mengetahui fase usia remaja
3. Mengetahui ciri perkembangan usia remaja
4. Mengetahui ciri masa remaja
5. Mengetahui perkembangan remaja dan aspek-aspeknya
6. Mengetahui penyebab perubahan pubertas
7. Mengetahui bahaya pada masa puber
8. Mengetahui tugas perkembangan usia remaja
9. Mengetahui karakteristik perilaku remaja
10.Melakukan intervensi yang sesuai
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN REMAJA
Dalam berbagai buku psikologi terdapat perbedaan pendapat tentang remaja
namun pada intinya mempunyai pengertian yang hampir sama. Penggunaan istilah untuk
menyebutkan masa peralihan masa anak dengan dewasa, ada yang menggunakan istilah
 puberty (inggris) puberteit (Belanda), pubertasi (latin), yang berarti kedewasaan yang
dilandasi sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian dan keperempuanan. Ada pula yang
menyebutkan istilah adulescento (latin) yaitu masa muda. Istilah pubercense yang berasal
dari kata pubis yang dimaksud dengan pubishair atau mulai tumbuhnya rambut di sekitar
kemaluan.
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau
to grow maturity (Golinko, 2004 dalam Rice, 2005). DeBrun (dalam Rice, 2007)
mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan
masa dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja (adolescent)
secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat.
Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12
sampai 24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang
digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun
dan belum kawin.Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan
Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.
Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang
kehidupan (Papalia & Olds, 2001). Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif,
misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara
 berpikir secara konkret menjadi abstrak (Papalia dan Olds, 2001). Perkembangan dalam
kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang berbeda.
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa
kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai
(Hurlock, 1990). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan
 biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa
dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi
dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak (Hurlock,
1990; Papalia & Olds, 2001).
Masa remaja atau masa puber, merupakan masa penghubung antara masa anak-
anak dengan dewasa. Pubertas adalah perubahan menjadi dewasa yang ditandai adanya
 perubahan fisik dan emosional (psikis).
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja sangat pesat, baik fisik
maupun psikologis. Perkembangan yang pesat ini berlangsung pada usia 11 – 16
tahun
 pada laki-laki dan 10 – 15 tahun pada perempuan. Anak perempuan lebih cepat dewasa
dibandingkan anak laki-laki.
Perkembangan tubuh remaja laki-laki dan perempuan berbeda karena pengaruh
hormon yang dihasilkan. Laki-laki menghasilkan hormon androgen, sedangkan
 perempuan menghasilkan hormon estrogen.
Organ-organ reproduksi pada masa puber telah mulai berfungsi. Salah satu ciri
masa pubertas adalah mulai terjadinya menstruasi pada perempuan. Adapun pada laki-
laki mulai mampu menghasilkan sperma. Ciri-ciri perubahan tubuh pada masa remaja
dapat dibedakan menjadi ciri kelamin primer dan ciri kelamin sekunder.

B. FASE USIA REMAJA


Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 2007), masa remaja meliputi usia antara
11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa
remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun
hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa
remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa
dewasa.

C. CIRI PERKEMBANGAN USIA REMAJA


Mengenai ciri-ciri remaja tidak mesti dilihat dari satu sisi, tetapi dapat dilihat dari
 berbagai segi. Misalnya dari segi usia, perkembangan fisik, phisikis, dan perilaku.
Menurut Gayo (1990: 638-639) ciri-ciri remaja usianya berkisar 12-20 tahun yang
dibagi dalam tiga fase yaitu; Adolensi diri, adolensi menengah, dan adolensi akhir.
Penjelasan ketiga fase ini sebagai berikut.
1) Adolensi dini
Fase ini berarti preokupasi seksual yang meninggi yang tidak jarang
menurunkan daya kreatif/ ketekunan, mulai renggang dengan orang tuanya dan
membentuk kelompok kawan atau sahabat karib, tinggah laku kurang dapat
dipertanggungjawabkan. Seperti perilaku di luar kebiasaan, delikuen,dan maniakal
atau defresif.
2) Adolensi menengah
Fase ini memiliki umum: Hubungan dengan kawan dari lawan jenis mulai
meningkat pentingnya, fantasi dan fanatisme terhadap berbagai aliran, misalnya,
mistik, musik, dan lain-lain. Menduduki tempat yang kuat dalam perioritasnya,
 politik dan kebudayaan mulai menyita perhatiannya sehingga kritik…..tidak jarang
dilontarkan kepada keluarga dan masyarakat yang dianggap salah dan tidak benar,
seksualitas mulai tampak dalam ruang atau skala identifikasi, dan desploritas lebih
terarah untuk meminta bantuan.
3) Adolesensi akhir
Masa ini remaja mulai lebih luas, mantap, dari dewasa dalam ruang lingkup
 penghayatannya . Ia lebih bersifat ‘menerima’ dan ‘mengerti’ malahan sudah mulai
menghargai sikap orang/pihak lain yang mungkin sebelumnya ditolak. Memiliki
karier tertentu dan sikap kedudukan, kultural, politik, maupun etikanya lebih
mendekati orang tuanya. Bila kondisinya kurang menguntungkan, maka masa turut
diperpanjang dengan konsekuensi .imitasi, bosan, dan merosot tahap kesulitan
 jiwanya. Memerlukan bimbingan dengan baik dan bijaksana, dari orang-orang di
sekitarnya.
Argumen lain tentang ciri-ciri remaja dan berbagai sudut pandang
dikemukakan oleh Mustaqim dan Abdul Wahid (2003:49-50). Menurutnya pada
masa remaja umumnya telah duduk dalam bangku sekolah lanjutan. Pada permulaan
 periode anak mengalami perubahan-perubahan jasmani yang berwujud tanda-tanda
kelamin sekunder seperti kumis, jenggot, atau suara berubah pada laki-laki. Lengan
dan kaki mengalami pertumbuhan yang cepat sekali sehingga anak-anak menjadi
canggung dan kaku. Kelenjar-kelenjar mulai tumbuh yang dapat menimbulkan
gangguan phisikis anak.
Perubahan rohani juga timbul remaja telah mulai berfikir abstrak, ingatan logis
makin lama makin lemah. Pertumbuhan fungsi-fungsi psikis yang satu dengan yang
lain tidak dalam keadaan seimbang akibatnya anak sering mengalami pertentangan
 batin dan gangguan, yang biasa disebut gangguan integrasi. Kehidupan sosial anak
remaja juga berkembang sangat luas.
Akibatnya anak berusaha melepaskan diri darikekangan orang tua untuk
mendapatkan kebebasan, meskipun di sisi lain masih tergantung pada orang tua.
Dengan demikian terjadi pertentangan antara hasrat kebebasan dan perasaan
tergantung. (Mustaqim dan Abdul Wahid, 1991:50).
Lebih lanjut dikatakan Mustaqim dan Abdul Wahid, pada masa remaja akhir
umumnya telah mulai menemukan nilai-nilai hidup, cinta, persahabatan, agama,
kesusilaan, kebenaran dan kebaikan. Masa ini biasa disebut masa pembentukan dan
menentuan nilai dan cita-cita.Lain dari pada itu anak mulai berfikir tentang tanggung
 jawab sosial, agama moral, anak mulai berpandangan realistik, mulai mengarahkan
 perhatian pada teman hidupnya kelak, kematangan jasmani dan rohani, memiliki
keyakinan dan pendirian yang tetap serta berusaha mengabdikan diri dimasyarakat
 juga ciri remaja yang menonjol, tetapi hanya remaja yang sudah hampir masuk
dewasa.
Adanya perubahan baik di dalam maupun di luar dirinya itu membuat
kebutuhan remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan
remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologisnya.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut memperluas lingkungan sosial diluar
lingkungan keluarga, seperti lingkungan teman sebaya dan lingkungan masyarakat
lainnya.
Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
(Konopka, 1973 dalam Pikunas, 1976; Ingersoll 1989):
a. Masa remaja awal (12-15 tahun)
Pada masa ini individu memulai meninggalkan peran sebagai individu yang
unik dan tidak tergantung pada orang tua.
 b. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru.
c. Masa remaja akhir (19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang
dewasa.

D. CIRI MASA REMAJA


1) Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang
dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan
hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi
kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam
kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan
dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak
lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung
 jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya
waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa
kuliah.
2) Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang
 perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka
sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti
sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal
seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap
konsep diri remaja.
3) Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain.
Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa
kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini
 juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka
remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang
lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja
tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi
 juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
4) Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak
menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
5) Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi.
Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan
tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan
mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.

E. PERKEMBANGAN REMAJA DAN ASPEK-ASPEKNYA


1) Perkembangan Fisik 
Perkembangan fisik sudah di mulai pada masa praremaja dan terjadi cepat pada
masa remaja awal yang akan makin sempurna pada masa remaja pertengahan dan
remaja akhir. Cole (dalam monks, 2002:16) berpendapat bahwa perkembangan fisik
merupakan dasar dari perkembangan aspek lain yang mencakup perkembangan
 psikis dan sosialis. Artinya jika perkembangan fisik berjalan secara baik dan lancar,
maka perkembangan psikis dan sosial juga akan lancar. Jika perkembangan fisik
terhambat sulit untuk mendapat tempat yang wajar dalam kehidupan masyarakat
dewasa.
Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebutdi ikuti masa munculnya tanda-
tanda sebagai berikut :
a. Tanda-tanda seks primer
Yang di maksud dengan tanda-tanda seks primer adalah organ seks. Pada laki-laki
 gonad atau testes.organitu terletak di dalam scrotum.pada usia 14 tahunsekitardari
10% dari ukuran matang setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat selama
satu atau dua tahu. Kemudian pertumbuhan menurun.testes berkembang penuh
 pada usia 20-21 tahun.sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ reproduksi pria
matang lazimnya terjadi mimpi basah,artinya ia bermimpi mengenai hal-hal yang
 berkaitan dengan seksual,sehingga mengeluarkan sperma.
Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber.namun tingkat
kecepatan antaraorgan yang satu dengan yang lain berbeda.berat uterus pada anak
usia11-12 tahun kira-kira 5,3 gram,padausia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram.
Sebagai tanda kematangan orgen reproduksi pada perempuan adalah datang
haid.ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir dari
 jaringan sel yang hancur dari uterussecara berkala,yang akan terjadi kira-kira
setiap 28 hari.hal ini berlansung terus sampai menjelangmasa
monopause.monopause bisa terjadi pada usia sekitar limah puluan.
 b. Tanda-tanda sekunder
1. Pada laki-laki
 Rambut
Rambut yang mmencolok tumbuh pada mas remaja adalah rambut
kemaluan.terjadi sekitar 1 tahun setelah testes dan penis mulai
membesar.ketika rambut kemaluan hampir selesai tumbuh,maka menyusul
rambut ketiak dan rambut di wajah,seperti halnya kumis dan cambang.
 Kulit
Kulit menjadi lebih kasar,tidak jernih,pori-pori membesar.
 Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak di bawah kulit menjadi lebih aktif. Sering kalo
menyebabkan jerawat karena produksiminyak yang menigkat. Aktifitas
kelenjar keringat juga bertambah,terutama bagian ketiak.
 Otot
Otot-otot pada tubu remaja makinbertambah besar dan kuat. Lebih-lebih
 bila di lakukan latihan otot,maka akan tampakmemberi bentuk pada
lengan,bahu dan tungkai kaki.
 Suara
Seirama tumbuhnya rambut pada kemaluan ,maka terjadi perubahan suara.
Mula-mula agak serak,kemudian volumenya juga meningkat.
 Benjolan di dada
Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul benjolan kecil-kecil di sekitar
kelenjar susu.setelah beberapa minggu besar danjumlahnya menurun.
2. Pada wanita
 Rambut
Rambut kemaluan pada wanita juga tubuh seperti halnya remaja laki-
laki.tumbuh rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudarah
mulai berkembang.buluh ketiak dan buluh pada kulit wajah mulai tampak
setelah haid.semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan
terang warnahnya kemudian menjadi lebih subur ,lebih kasar, labih gelap
dan agak keriting.
 Pinggul
Pinggul pun menjadi lebih berkembang,memesar dan membulat.hal ini
sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di
 bawah kulit.
 Payudara
Seiring panggul membesar,maka payudara juga membesar dan putung susu
menonjol.hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan berkembang
dan makin besarnya kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar
dan lebih bulat.
 Kulit
Kulit halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar,lebih tebal,pori-pori
membesar.Akan tetapi berbedadengan laki-laki pada wanita tetap leih
lembut.
 Kelenjar lemak dengan kelenjar keringat
Kelenjar dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar
lemak dapat menyebabkan jerawat.kelenjar keringat dan baunya menusuk
sebelum dan selama masa haid.
 Otot
Menjelang akhir masa puber,otot semakin membesar dan kuat.akhirnya
akan membentuk bahu,lengan dan tungkai kaki.
 Suara
Suara berubah semakin merdu.suara serak jarang terjadi pada wanita.
Perbedaan perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder anak laki-laki dan
 perempuan, perhatikan tabel berikut ini:

REMAJA

2) Perkembangan Kognitif Remaja


Perkembangan kognitif remaja menurut Piaget (dalam Elisabet,1999:117)
menjelaskan bahwa selama tahap operasi formal yang terjadi sekiyar usia 11-15
tahun. Seorang anak mengalami perkembangan penalaran dan kemampuan berfikir
untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya berdasarkan pengalaman langsung.
Struktur kognitif anak mencapai pematangan pada tahap ini. Potensi kualitas
 penalaran dan berfikir (reasoning dan thinking) berkembang secara maksimum.
Setelah potensi perkembangan maksimum ini terjadi, seorang anak tidak lagi
mengalami perbaikan struktural dalam kualitas penalaran pada tahap perkembangan
selanjutnya.
Remaja yang sudah mencapai perkembangan operasi formal secara maksimum
mempunyai kelengkapan struktural kognitif sebagai mana halnya orang dewasa.
 Namun, hal itu tidak berarti bahwa pemikiran (thinking) remaja dengan penalaran
formal (formal reasoning) sama baiknya dengan pemikiran aktual orang dewasa
karena hanya secara potensial sudah tercapai.
3) Perkembangan Emosi Remaja
Emosi merupakan salah satu aspek psikologis manusia dalam ranah efektif.
Aspek psikologis ini sangat berperan penting dalam kehidupan manusia pada
umumnya, dan dalam hubungannya dengan orang lain pada khususnya.
Keseimbangan antar ketiga ranah psikologis sangat di butuhkan sehingga manusia
dapat berfungsi dengan tepat sesuai dengan stimulus yang di hadapinya.
Prawitasari (dalam Zailani, 1887:85) mengembangkan alat pengungkap emosi
dasar manusia berupa foto-foto sebagai ekspresi wajah dari berbagai model dasar
manusia yaitu : senang, sedih, terkejut, jijik, marah, takut dan malu.
Pada masa remaja, ekspresi emosi yang nampak kadang-kadang tidak
mengembangkan kondisi emosi yang sebenarnya, misalnya orang yang marah
seribu bahasa. Ekspresi emosi sifatnya sangat individual atau subjektif, tergantung
 pada kondisi pribadi masing-masing orang.
Manifestasi emosi yang sering muncul pada remaja termasuk higtened
emotionality atau meningkatkan emosi yaitu kondisi emosinya berbeda dengan
keadaan sebelumnya. Ekspresi meningkatnya emosi ini dapat berupa sikap
 binggung, emosi meledak-ledak, suka berkelahi, tidak ada nafsu makan, tidak punya
gairah apapun, atau mungkin sebaliknya melarikan diri membaca buku. Di samping
kondisi emosi yang meningkat, juga masih dijumpai beberapa emosi yang menonjol
 pada remaja termasuk khawatir, cemas, jengkel, frustasi cemburu, iri, rasa ingin
tahu, dan afeksi, atau rasa kasih sayang dan perasaan bahagia. (Zaenuddin, 2004:
111).
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “Badai dan
Tekanan”, sesuatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari
 perubahan fisik dan kelenjar. Pertumbuhan yang terjadi terutama bersifat
melengkapi pola yang sudah terbentuk pada masa puber. Adapun meningginya
emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada dibawah tekanan sosial
dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang
mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu (Hurlock, 2004: 212-
213).
Masa remaja merupakan “badai dan tekanan”, masa stress full karena ada
 perubahan fisik dan biologis serta perubahan tuntutan dari lingkungan, sehingga
diperlukan suatu proses penyesuaian diri dari remaja.
Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Namum benar benar
 juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu
sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan
harapan sosial yang baru. (Nurfajriyah, 2009: 1).

F. PENYEBAB PERUBAHAN PUBERTAS


1) Peran Kelenjar Pituitary  –  Kelenjar pituitary mengeluarkan dua hormon yaitu
hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya individu, dan
hormon gonadotrofik yang merangsang gonad untuk meningkatkan kegiatan.
Sebelum masa puber secara bertahap jumlah hormon gonadotrofik semakin
 bertambah dan kepekaan gonad terhadap hormon gonadotrofik dan peningkatan
kepekaan juga semakin bertambah, dalam keadaan demikian perubahan-perubahan
 pada masa puber mulai terjadi.
2) Peran Gonad- Dengan pertumbuhan dan perkembangan gonad, organ-organ seks
yaitu ciri-ciri seks primer : bertambah besar dan fungsinya menjadi matang, dan ciri-
ciri seks sekunder, seperti rambut kemaluan mulai berkembang.
3) Interaksi Kelenjar Pituitary dan Gonad  –  Hormon yang dikeluarkan oleh gonad,
yang telah dirangsang oleh hormon gonadotrofik yang dikeluarkan oleh kelenjar
 pituitary, selanjutnya bereaksi terhadap kelenjar ini dan menyebabkan secara
 berangsur-angsur penurunan jumlah hormon pertumbuhan yang dikeluarkan
sehingga menghentikan proses pertumbuhan, interaksi antara hormon gonadotrofik
dan gonad berlangsung terus sepanjang kehidupan reproduksi individu, dan lambat
laun berkurang menjelang wanita mendekati menopause dan pria mendekati
climacteric. (Hurlock, 2004 : 196).
REMAJA
G. BAHAYA PADA MASA PUBER
1) Bahaya Fisik
Meskipun sebagian besar anak puber secara fisik tidak merasa normal, namun
 penyakit yang aktual tidak banyak dialami anak dalam periode ini dibandingkan
dengan periode-periode sebelumnya. Bahaya fisik utama masa puber disebabkan
kesalahan fungsi kelenjar endokrin yang mengendalikan pertumbuhan pesat dan
 perubahan seksual yang terjadi pada periode ini.
2) Bahaya Psikologis
Terhadap banyak bahaya psikologis pada masa puber yang akibat panjangnya lebih
 penting dari pada akibat berlangsungnya.
Beberapa bahaya psikologis yang adalah sebagai berikut :
1. Konsep diri yang kurang baik  –  Ada banyak hal yang menyebabkan
 perkembangan konsep diri kurang baik selama masa puber, beberapa diantaranya
alasan pribadi dan alasan lingkungan. Anak yang mengembangkan konsep diri
kurang baik pada masa remaja cenderung menguatkan konsep tersebut dengan
 perilaku yang tidak sosial, dan bukan memperbaikinya. Akibatnya, dasar-dasar
untuk kompleks rendah diri semakin tertanam dan kecuali dilakukan langkah-
langkah perbaikan, maka cenderung akan menetap dan mewarnai mutu perilaku
individu sepanjang hidupnya.
 b. Prestasi Rendah – Cepatnya pertumbuhan Fisik maka tenaga menjadi melemah, ini
mengakibatkan keseganan untuk bekerja dan bosan pada tiap kegiatan yang
melibatkan usaha individu.
c. Kurangnya persiapan untuk menghadapi masa puber  –  Anak puber tidak
diberitahu atau secara psikologis tidak dipersiapkan tentang perubahan fisik dan
 psikologis yang terjadi pada masa puber, pengalaman akan perubahan itu dapat
merupakan pengalaman traumatis.
d. Menerima tubuh yang berubah  – Diantara tugas perkembangan masa puber yang
 penting adalah menerima kenyataan bahwa tubuhnya mengalami perubahan.
Hanya sedikit anak puber yang mampu menerima kenyataan ini, sehingga mereka
tidak puas dengan penampilannya.
e. Menerima peran seks yang diharapkan  –  Sama halnya menerima tubuh yang
 berubah, menerima peran seks anak puber yang diharapkan mendekati peran seks
orang dewasa merupakan tugas perkembangan utama pada tingkat usia ini.
Terjadinya kematangan seksual atau waktu yang diperlukan untuk pematangan.
f. Penyimpangan dalam pematangan sosial  – Salah satu bahaya psikologis selama
masa puber yang paling serius adalah penyimpangan dalam usia terjadinya
kematangan seksual atau waktu yang diperlukan untuk pematangan.
g. Anak yang matang lebih awal  –  Anak yang matang terlalu dini dapat
menunjukkan kesulitan pribadi. Kesulitan ini timbul karena anak matang lebih
awal yang kelihatannya lebih tua dari usianya, biasanya diharapkan bertindak
sesuai dengan penampilannya dan bukan dengan usianya.(Hurlock, 2004 : 196-
199).

H. TUGAS PERKEMBANGAN USIA REMAJA


Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst dalam Gunarsa (1991) antara lain :
1) memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan
kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan
2) memperoleh peranan sosial
3) menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif
4) memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
5) mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri
6) memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan
7) mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga
8) membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup

I. KARAKTERISTIK PERILAKU
Karakteristik Normal
1. Menilai diri secara objektif, kelebihan dan kekurangan diri
2. Bergaul dengan teman
3. Memiliki teman curhat
4. Mengikuti kegiatan rutin (olah raga, seni, pramuka, pengajian, bela diri)
5. Bertanggung jawab dan mampu mengambil keputusan tanpa tergantung pada orang
tua
6. Menemukan identitas diri, memiliki tujuan dan cita-cita masa depan
7. Tidak menjadi pelaku tindak antisosial dan tindak asusila
8. Tidak menuntut orang tua secara paksa untuk memenuhi keinginan yang berlebihan
dan negatif
9. Berperilaku santun, menghormati orang tua, guru dan bersikap baik pada teman
10. Memiliki prestasi yang berarti dalam hidup

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kesiapan peningkatan perkembangan remaja
K. INTERVENSI PERKEMBANGAN NORMAL
1) Intervensi generalis :
a. Memfasilitasi remaja untuk mengikuti kegiatan yang positif dan bermanfaat
 b. Tidak membatasi atau terlau mengekang remaja melainkan membimbingnya
c. Menciptakan suasana rumah yang nyaman untuk pengembangan bakat dan
kepribadian diri
d. Menyediakan waktu untuk diskusi, mendengarkan keluhan, harapan dan cita-cita
remaja
e. Tidak menganggap remaja sebagai junior yang tidak memiliki kemampuan
apapun
2) Intervensi spesialis
a. Terapi kelompok terapeutik : remaja
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jadi, perawat perlu memahami permasalahan-permasalahan pada renaja,
 perkembangan remaja untuk memahami tumbuh kembang pasien remaja saat melakukan
 pengkajian maupun implementasi tindakan keperawatan. Tiap-tiap individu berbeda dan
tidak mudah untuk disamakan antara individu yang satu dengan yang lain terhadap tugas-
tugas perkembangannya.

B. SARAN
Perlu adanya pendekatan pada remaja agar mengetahui masalah yang dihadapinya,
karena remaja sangat rentan terhadap kesehatan seksual. Untuk laporan pendahuluan
 perlu dikembangkan lagi teorinya karena masih banyak kekurangan di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA

Glasier, Anna. Ed. 4. 2005.  Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.
Kauma, Fuad. 2002. Sensasi Remaja di Masa puber: Dampak Negatif dan
 Penanggulangannya. Jakarta: Kalam Mulia.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan.
Miron, Amy G. dan Miron, Charles D. 2006.  Bicara Soal Cinta, Pacaran, dan Seks kepada
 Remaja: Panduan Guru dan Orang Tua. Jakarta: Esensi.

 Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Nn. L.R
Tanggal Pengkajian : 15 April 2020
Umur : 15 tahun
Informan : Nn. L.R

II. KEADAAN SAAT INI


Pada saat melakukan pengkajian klien masuk dalam usia perkembangan usia remaja

III. FAKTOR PROTEKTIF


1. Tugas perkembangan di usia sebelumnya :

No. Kemampuan Klien (Karakteristik Normal) Ya Tidak


1. Menyelesaikan tugas sekolah yang diberikan √
2. Mempuyai rasa bersaing √
3. Senang berkelomok dengan teman-teman √
4. Menyelesaikan tugas RT sederhana (menyapu, mencuci piring, dll) √
5. Memiliki hobby tertentu √
6. Tidak percaya diri √
7. Kurang berprestasi, takut berkompetisi √
8. Pasif diluar dan berani di rumah √
9. Tidak bertanggung jawab dalam pekerjaan √

2. Tugas perkembangan di usia remaja :

No. Kemampuan Klien (Karakteristik Normal) Ya Tidak


1. Menilai diri secara objektif, kelebihan dan kekurangan diri √
2. Bergaul dengan teman √
3. Memiliki teman curhat √
4. Mengikuti kegiatan rutin (olah raga, seni, pramuka, bela diri) √
5. Bertanggung jawab dan mampu mengambil keputusan tanpa √
tergantung pada orang tua
6. Menemukan identitas diri, memiliki tujuan dan cita-cita masa depan √
7. Tidak menjadi pelaku tindak antisocial dan tindak asusila √
8. Tidak menuntut orang tua secara paksa untuk memenuhi keinginan √
yang berlebihan dan negative
9. Memiliki prestasi yang berarti dalam hidup √
IV. FISIK
1. Tanda-tanda vital : TD: 120/80 mmHg, N: 87 x/menit, RR: 20 x/menit, SB: 36,6 °C
2. Ukur : TB: 155 cm, BB: 50 kg
3. Keluhan fisik : Tidak ada masalah dengan fisik

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Jelaskan : Nn. L.R merupakan anak ke empat dari 4 bersaudara


2. Konsep Diri
a. Gambaran diri :Nn. L.R mengatakan bahwa ia melakukan komunikasi yang baik dengan
teman, sahabat dan guru di sekolah serta orang tua, saudara dan keluarga d rumah serta
senang mencari tau hal-hal yang baru.
b. Identitas : Nn. L.R merupakan siswi kelas IX di SMP Negeri 1 Tidore
c. Peran : Nn. L.R mengatakan perannya di keluarga sebagai anak ke empat dan sebagai
murid di sekolah
d. Ideal diri : Nn. L.R berharap wabah virus corona cepat berakhir agar bias kembali
bersekolah dan bermain bersama teman-teman
e. Harga diri : Nn. L.R mengatakan senang mendapat pujian atas hal baik yang dilakukan
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : Nn. L.R mengatakan orang tua, saudara, keluarga sangat berarti dan
selalu membantu serta teman-teman yang sangat dekat disekolah
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Nn. L.R mengatakan selalu
mengikuti kegiatan Tadarus keliling pada saat bulan puasa (Ramadhan)
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Nn. L.R mengatakan tidak sulit
beradaptasi dengan lingkungan baru
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Nn. L.R memeluk agama Islam dan mempercayai bahwa Allah
Swt,. satu-satunya Tuhan serta Al-Qur’an adalah pedoman hidup
b. Kegiatan ibadah : Nn. L.R melaksanakan sholat 5 waktu dan membaca Al-Qur’an di
Mesjdi maupuan dirumah jika tidak berhalangan
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan : Nn. L.R rapi, penampilan seperti orang normal pada umumnya
2. Pembicaraan : Nn. L.R bebicara baik, lancar dan sopan. Dapat menjawab semua pertanyaan
yang diberikan
3. Aktivitas motorik : Nn. L.R beraktivitas dengan normal, selama dirumah klien membantu
mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik
4. Alam perasaan : Nn. L.R kelihatan ceria dan santai saat di wawancara
5. Afek : Nn. L.R tampak fokus saat di wawancara
6. Interaksi selama wawancara : Nn. L.R sangat kooperatif dan menjawab pertanyaan dengan
baik
7. Persepsi : Nn. L.R memiliki pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan dan pengecpan
yang baik
8. Proses berpikir : Nn. Bias berpikir secara rasional
9. Tingkat kesadaran : Nn. L.R sadar secara penuh (compos mentis)
10. Memori : Nn. L.R mampu mengingat memori jangka panjang
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung : Nn. L.R bias berhitung dan berkonsentrasi dengan baik
12. Kemampuan penilaian : Nn. L.R tidak ada gangguan dalam menilai dan mampu menilai hal-
hal yang sederhana dengan benar
VII. ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah

DS : Sulit dalam mengambil


keputusan sendiri
1. Nn. L.R mengatakan belum mampu
mengambil keputusan sendiri
2. Nn. L.R mengatakan bingung
untuk melanjutkan sekolah
menengah atas di sekolah negeri
atau di pesantren
3. Nn. L.R juga menanyakan hal-hal
apa saja yang harus dipersiapkan
ketika melanjutkan ke sekolah
SMA

DO :
1. Nn. L.R tampak bingung saat
mengatakan untuk melanjutkan ke
sekolah menengah atas
2. Nn. L.R tetap fokus saat
diwawancara
VIII. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


1. Kesiapan peningkatan Setelah dilakukan tindakan 1. Mendiskusikan ciri
perkembangan remaja keperawatan diharapkan perkembangan remaja normal
usia remaja klien bisa : dan menyimpang
1. Klien dapat mengambil 2. Mendiskusikan cara mencapai
keputusan sederhana perkembangan psikososial
secara mandiri yang normal
3. Anjurkan remaja untuk
2. Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
meningkatan yang membuatnya nyaman
perkembangan usia mencurahkan perasaan,
remaja sesuai dengan perhatian dan kekhawatiran
tahap perkembangan 4. Anjurkan remaja untuk
mengikuti organisasi yang
mempunyai kegiatan positif
(olahraga, seni, bela diri,
pramuka, keagamaan)
5. Anjurkan remaja untuk
melakukan kegiatan dirumah
sesuai dengan perannya
6. Anjurkan remaja melibatkan
orang tua dalam mengambil
keputusan yang sulit
7. Bimbing dan motivasi remaja
dalam membuat rencana
kegiatan dan melaksanakan
rencana yang telah dibuatnya
IX. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari / Tanggal Jam Catatan Perkembangan Evaluasi


Rabu, 15 April 14.00 1. Mendiskusikan ciri perkembangan S:
2020 remaja normal dan menyimpang - Klien mengatakan
- Klien mengikuti diskusi dengan sudah mengerti
baik mengenai
- Klien juga bertanya jika tidak perkembangan remaja
mengerti dengan hal-hal yang normal dan
menyimpang yang disampaikan menyimpang
- Klien mengatakan
14.35 2. Mendiskusikan cara mencapai sudah paham
perkembangan psikososial yang normal mengenai
- Klien mengikuti diskusi dengan perkembangan
baik psikososial yang
normal
O:
- Klien terlihat paham
dengan diskusi yang
dilakukan
- Klien bertanya jika
tidak mengerti
A:
- Klien mampu
meningkatkan
perkembangan usia
remaja
P:
Pertahankan intervensi
Kamis, 16 09.00 3. Anjurkan remaja untuk berinteraksi S:
April 2020 dengan orang lain yang membuatnya - Klien mengatakan
nyaman mencurahkan perasaan, dapat berinteraksi
perhatian dan kekhawatiran dengan keluarga dan
- Klien mengerti dengan anjuaran teman-teman serta
yang disampaikan memiliki sahat yang
dapat mencurahkan isi
09.20 4. Anjurkan remaja untuk mengikuti hatinya
organisasi yang mempunyai kegiatan - Klien mengatakan
positif (olahraga, seni, bela diri, aktif dalam organisasi
pramuka, keagamaan) disekolah (pramuka)
- Klien mengerti dengan anjuran dan kegiatan
yang disampaikan keagamaan selama
bulan puasa
(Ramadhan)
O:
- Klien mengerti dengan
anjuran yang
disampaikan
- Klien dapa
menjawab pertanyaan
yang diberikan
A:
- Klien mampu
meningkatkan
kemampuan
perkembangan usia
remaja
P:
Pertahankan intervensi
Jumat, 17 10.00 5. Anjurkan remaja untuk melakukan S:
April 2020 kegiatan dirumah sesuai dengan - Klien mengatakan
perannya sering melakukan
- Klien mengatakan sering perekrjaan rumah
membantu keluarga melakukan seperti menyapu,
pekerjaan rumah mencuci piring dll
- Klien mengatakan
6. Anjurkan remaja melibatkan orang tua mengerti dengan apa
dalam mengambil keputusan yang sulit yang disampaikan dan
- Klien paham dan mengerti dengan akan bertanya pada
anjuran yang disampaikan orang tua dalam
mengambil keputusan
7. Bimbing dan motivasi remaja dalam yang sulit
membuat rencana kegiatan dan - Klien mengatakan
melaksanakan rencana yang telah dapat melakukan
dibuatnya kegiatan yang telah
- Klien mengerti dan merencanakan direncanakan dengan
melakukan kegiatan sehari-hari baik
dengan menggunkan jadwal O:
- Klien tampak mengerti
dan paham aatas
anjuran yang diberikan
- Klien tampak
membuat rencana
kegiatan sehari-hari
dengan jadwal
A:
- Klien mampu
meningkatkan
kemampuan
perkembangan usia
remaja
P:
Pertahankan intervensi
X. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai