Anda di halaman 1dari 10

NAMA : Anggi Ardhika Argadhinata Putra

NIM : 190533646863
OFF : PTI 19 A
NO.ABSEN : 08

Antara aku,Kewajiban Shalat dan Pergaulanku

A. Muhasabah Diri
Muhasabah adalah sebuah bentuk evaluasi terhadap diri sendiri,Dalam penggunaan
katanya Muhasabah identic dengan cara menilai diri sendiri atau instopeksi diri,Rasullullah
SAW bersabda bahwa “Mujahid adalah orang yang mengekang jiwanya dan taat kepada
perntah Allah.’(HR Ahmad).Jadi sebagai manusia kita harus memaksakan diri kita untuk
selalu taat kepada Allah SWT dan menjauhi segala laranganya.

Dalil Al-Qur’an yang berkaitan dengan muhasabah juga telah difirman kan oleh
Allah SWT dalam Al-Qur’an yaitu Q.S Al-Hasyr(59):18:

Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Dalil tersebut membuat kita bisa mengoreksi diri (muhasabah). Jika tergelincir
dalam kesalahan, maka dikoreksi dan segera bertaubat lalu berpaling dari segala perantara
yang dapat mengantarkan pada maksiat. Kalau kita melihat ada kekurangan dalam amalan
yang wajib, maka berusaha keras untuk memenuhinya dengan sempurna dan meminta tolong
pada Allah untuk dimudahkan dalam ibadah.

Aspek Apa Saja yang perlu di Muhasabahi?

1. Aspek Ibadah:
Hal yang pertama kali yang harus dievaluasi setiap muslim adalah ibadah. Karena
ibadah merupakan tujuan utama diciptakannya manusia di muka bumi ini.

Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku. [QS. Adz-Dzaariyaat (51): 56].

Dan dalam beribadah itu sendiri contohnya setiap muslim harus meneggakkan sholat
karena shalat ialah suatu bentuk cara kita taat kepada Allah dan kekuatan bagi seorang
muslim, dan ia (sholat) adalah cerminan pribadi seseorang. Bila sholatnya baik, maka baik
pula perilakunya. Sholat, bisa menjadi prisai yang mampu mencegah seseorang dari
perbuatan munkar. Firman Allah Ta’ala,

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ta’atlah kepada rasul, supaya kamu
diberi rahmat.” (QS. An Nur [24] : 56)

Shalat yang wajib kita lakukan dalam sehari semalam ialah shalat lima waktu .yaitu
solat dhuhur,ashar,maghrib,isya’dan shubuh.Shalat lima waktu adalah rukun islam yang
paling utama setelah dua kalimah syahadat. Dan wajib atas setiap orang muslim laki-laki dan
wanita dalam kondisi apapun, baik dalam keadaan aman, takut, dalam keadaan sehat dan
sakit, dalam keadaan bermukim maupun musafir. halat juga mendidik manusia menjadi
disiplin dan tidak malas. Karena shalat merupakan ibadah yang telah ditentukan waktunya
dalam sehari semalam, dan seorang muslim di tuntut untuk melaksanakannya tepat waktu.
Sehingga dia harus mengatur waktunya dan melawan rasa malas dalam dirinya agar dapat
melaksanakan shalat tepat waktu, bahkan di awal waktu. “Sesungguhnya amal yang paling
dicintai Allah adalah shalat di awal waktu,” begitulah Rasulullah saw mengajarkan kepada
kita.

Selain itu, shalat yang dilakukan dengan khusyuk dan gerakan yang benar, dapat
meningkatkan kecerdasan dan semangat dalam belajar. Karena gerakan shalat yang dilakukan
dengan benar, akan melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh. Terutama ketika sujud,
darah yang penuh oksigen akan lebih banyak mengalir ke otak, sehingga kinerja dan
kemampuan otak akan semakin meningkat. Untuk dapat khusyuk dalam sholat, seseorang
harus fokus dan berkonsentrasi penuh. Sehingga orang yang senantiasa melaksakan shalat,
akan dapat lebih fokus dan berkonsentrasi ketika belajar. Orang yang melaksanakan shalat
dengan benar dan khusyuk akan memperoleh ketenangan jiwa, dan ketenangan jiwa ini.Nabi
SAW bersabda dengan mengatakan, “Sesungguhnya shalat dijadikan untukku sebagai
penenang hati.” (HR an-Nasa’i).

Kemudian Rasulullah juga memerintahkan kita untuk senantiasa shalat berjamaah.


Al-Imam Al-Bukhariy telah meriwayatkan dari Malik bin Al-Huwairits: “Saya mendatangi
Nabi dalam suatu rombongan dari kaumku, maka kami tinggal bersamanya selama 20 hari,
dan Nabi adalah seorang yang penyayang dan lemah lembut terhadap shahabatnya, maka
ketika beliau melihat kerinduan kami kepada keluarga kami, beliau bersabda: “Kembalilah
kalian dan jadilah bersama mereka serta ajarilah mereka dan shalatlah kalian, apabila telah
datang waktu shalat hendaklah salah seorang diantara kalian adzan dan hendaklah orang
yang paling tua (berilmu tentang Al-Kitab & As-Sunnah dan paling banyak hafalan Al-
Qur`annya) diantara kalian mengimami kalian.”

Jika shalat dimaknai sebagai hubungan vertikal kepada Allah, maka dengan
berjamaah kita membagun hubungan horizontal dengan sesama manusia. Ketika shalat
berjamaah di masjid,Sebagaimana Allah SWT berfirman:

Yang artinya : ”Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah bersama orang-orang
yang ruku’.” (QS. Al-Baqarah : 43)
Keutamaan kita shalat berjamaah adalah akan adanya interaksi dengan beragam
lapisan masyarakat dengan latar belakang usia, pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya yang
berbeda satu dengan lainnya. Hubungan-hubungan seperti ini tentu akan semakin
meningkatkan kecerdasan emosional seseorang. Dan hal ini menjadi penting, karena para
pemuda sebagai calon pemimpin di masa mendatang, selain harus memiliki kekuatan spiritual
dan kematangan intelektual, juga dituntut untuk memiliki kecerdasan emosional yang baik.
Dan salah satu sarana untuk melatih kecerdasan emosional itu adalah dengan shalat
berjamaah.
2. Aspek Pekerjaan & Perolehan Rizki

Aspek kedua ini sering kali dianggap remeh, atau bahkan ditinggalkan dan
ditakpedulikan oleh kebanyakan kaum muslimin. Karena sebagian menganggap bahwa aspek
ini tidak memberikan pengaruh pada aspek ukhrawinya. Sementara dalam sebuah hadits,
Rasulullah saw. bersabda:

Dari Ibnu Mas’ud ra dari Nabi Muhammad saw. bahwa beliau bersabda, “Tidak akan
bergerak tapak kaki ibnu Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang 5 perkara;
umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya, kemana dipergunakannya, hartanya
darimana ia memperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, dan ilmunya sejauh mana
pengamalannya.’”(HR. Turmudzi)

3. Aspek Kehidupan Sosial Keislaman

Aspek yang tidak kalah penting untuk dievaluasi adalah aspek kehidupan sosial,
dalam artian hubungan muamalah, akhlak dan adab dengan sesama manusia.sebagaimana
yang digambarkan Rasulullah saw. dalam sebuah hadits:

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tahukah kalian siapakah orang
yang bangkrut itu?’” Sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut diantara kami adalah
orang yang tidak memiliki dirham dan tidak memiliki perhiasan.a”Rasulullah saw. bersabda,
“Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan
(pahala) shalat, puasa dan zakat, namun ia juga datang dengan membawa (dosa) menuduh,
mencela, memakan harta orang lain, memukul (mengintimidasi) orang lain. Maka orang-
orang tersebut diberikan pahala kebaikan-kebaikan dirinya. Hingga manakala pahala
kebaikannya telah habis, sebelum tertunaikan kewajibannya, diambillah dosa-dosa mereka
dan dicampakkan pada dirinya, lalu dia pun dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR.
Muslim)

4. Aspek Dakwah

Aspek ini sesungguhnya sangat luas untuk dibicarakan. Karena menyangkut dakwah
dalam segala aspek; sosial, politik, ekonomi, dan juga substansi dari da’wah itu sendiri
mengajak orang pada kebersihan jiwa, akhlaqul karimah, memakmurkan masjid,
menyempurnakan ibadah, mengklimakskan kepasrahan abadi pada ilahi, banyak istighfar dan
taubat dsb.

Katakanlah pada surat Al-Yusuf ayat 108 yang berbunyi:

Yang artinya:” Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada
termasuk orang-orang yang musyrik".
Apa keuntungan kita bermusahabah diri?
1. Dapat Meringankan hisab pada hari kiamat
2. Terus Berada dalam petunjuk
3. Mengobati hati yang sakit
4. Selalu menganggap diri penuh kekurangan
5. Menjadi tidak takkabur
6. Dapat memanfaatkan waktu dengan baik
7. Dapat mengatasi hawa nafsu

B. Pergaulan

Pergaulan adalah jalinan atau hubungan sosial antara seseorang dengan orang lain
yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama sehingga satu sama lain saling
mempengaruhi. Merupakan salah satu interaksi individu dalam lingkungan sosialnya.
Pergaulan dapat berwujud sebagai hikmah silaturahmi dalam islam, persahabatan, juga
perbuatan saling membantu atau tolong menolong. Pergaulan diperbolehkan dalam islam,
Allah tidak melarang hamba hamba Nya untuk saling berinteraksi. Dalam islam pergaulan
sudah diatur dengan etika dan berbagai syariat nya.

1. Etika dalam pergaulan Sesama Muslim


Dalam etika pergaulan sesame muslim,Al-Qur’an memberikan penekanan kepada
persaudaraan .terdapat beberapa sikap yang harus dihindari seperti saling menghina
muslim lainnya,tidak berprasangka buruk,mencari kesalahan dan menggujing.

Berikut beberapa etika yang harus dimiliki oleh seorang muslim kepada sesamanya:
a. Mengadakan Perdamaian
Dalam pergaulan sendiri harus didasari dengan perdamaian kedua belah pihak karena
Allah memerintahkan ummat muslim untuk senantiasa berdamai.Seperti pada firman
Allah berikut:

Yang artinya:” Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali
bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat
ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang
berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi
kepadanya pahala yang besar”.(Q.S An-Nisa ayat 114).

b. Menciptakan Persaudaraan
Dalam menjalani pergaulan kita seorang muslim harus bersikap kepada sesame
muslim seperti bersikap kepada saudara dan keturunannya
c. Tidak menghina sesama muslim
Orang yang beriman akan selalu merasa dirinya lebih rendah dari orang lain,sehingga
akan timbul rasa rendah hati terhadap seseorang
d. Menjauhi prasangka buruk,mencari kesalahan,dan menggunjing
Terdapat tiga perbuatan yang dilarang dalam surat Al-Hujarat ayat 12 yaitu:

Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka


(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari
keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”
2. Etika dalam pergaulan terhadap Non-Muslim
a. Saling Bekerja-sama
Manusia adalah makhluk social,maka dari itu manusia pasti membutuhkan bantuan
orang lain,Allah menciptakan manusia dengan berbeda-beda yang membuat kita agar
bisa saling mengenal dan bekerja sama
b. Bersikap tegas dalam hal prinsip orang kafir
Dalam bergaul kita juga memiliki batasan terhadap kalangan non-muslim yang
menyangkut terhadap masalah Aqidah,Muslim harus bersikap tegas kepada non
muslim,sebagaiman ayat dari surat Al-Fath ayat 29 berbunyi:

Yang artinya: “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama
dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-
Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah
sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti
tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat
lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati
orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan
kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara
mereka ampunan dan pahala yang besar.”

c. Berdamai dengan Non-Muslim


Allah memerintahkan kepada umat muslim untuk menjaga perdamaian dengan non-
muslim,sebagaimana dalam surah Al-Baqarah ayat 190 yang berbunyi:
Yang artinya:”Dan perangilah di jalana Allah orang yang memerangi kamu,
(tetapi)janganlah kamu melampaui batas,karena sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas.”
d. Berbuat adil dan baik kepada non-muslim
Allah tidak melarang seorang muslim untuk berbuat baik dalam bentuk apa pun
terhadap non-muslim dan tidak juga melarang untuk berlaku adil kepada mereka.
Salah satu contohnya adalah jika dalam interaksi sosial mereka (non-muslim) ada
pada pihak yang benar, maka harus dibela.
e. Tidak mejadikan teman orang-orang yang memerangi karena agama
Allah melarang umat muslim untuk berteman dengan non-muslim yang tidak
memenuhi syarat untuk dijadikan teman.Syarat tersebut adalah tidak memrangi
agama,tidak mengusir umat muslim,tidak ikut membantu dalam mengusir umat
muslim dari negerinya.Sebagaimana surah Al-maidah ayat 51 yang berbunyi:

Yang artinya:” Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-
orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka
adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil
mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”

Subhanallah, ternyata betapa pentingnya sholat,bermuhasabah diri,dan etika saat bergaul.


Apakah kita sudah melakukannya dengan baik? Apakah sholat kita masih bolong-bolong?
Apakah kita masih kurang dalam bermuhasabah diri? Apakah kita sudah memilih teman yang
baik? Yang bisa membawa kita kejalan kebaikan, dan kebenaran? Ataukah sebaliknya?.

Saya meminta pendapat orang tua saya,bagaimana sholat saya? , beliau menjawab
“Teruskan sholat mu nak,perbaiki dan jangan lupakan ,Sholatmu juga banyak bolongnya ,jadi
jadikannlah sholatmu yang seterusnya menjadi lebih baik dari sebelumnya.”
Saya juga meminta pendapat dari orang tua saya dalam hal saya bergaul,dan
jawaban beliau adalah terserah kamu mau berteman dengan seseorang tapi saat kamu
memilih teman,pilih lah yang bisa mengerti kamu dan jangan sampai saat kamu bergaul nanti
jangan mudah terpengaruh dan jangan sampai goyah iman kamu.

Setelah mencoba untuk merenungkan, saya sadar, betapa kurangnya solat yang saya
lakukan. Masih sering saya melewatkan solat, sehingga bolong-bolong. Semoga saya bisa
memperbaikinya di masa akan datang. Untuk bermuhasabah diri saya sedang belajar, dan
berusaha untuk bermuhasabah. Tentunya masih ada kekurangan dalam muhasabah diri, tapi
disitulah saya mengetahui mana yang perlu saya perbaiki. Dalam hal pergaulan saya berusaha
selektif dalam memilih teman, selektif disini bukan berarti saya akan menjauhi teman yang
non-muslim ataupun mempunayi sifat nakal, tapi saya akan lebih menjaga jarak dan tidak
terpengaruh oleh perilakunya. Saya selalu mengambil sifat positif yang dimiliki teman dan
tidak membeda-bedakan mereka.

Sekian artikel dari saya tentang “Antara Aku, Kewajiban Sholat, dan Pergaulanku”
semoga bisa menambah wawasan kita tentang betapa pentingnya sholat, muhasabah diri dan
pergaulan. Jika ada salah kata mohon maaf, sekian terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.safiyhati.com/2013/06/muhasabah-dalam-islam.html
2. https://tafsirwb.com/
3. https://ejournal.upi.edu/index.php/tarbawy/article/download/4514/3139
4. https://rumaysho.com/4902-bahaya-meninggalkan-shalat-1-dalil-al-quran.html
5. https://minanews.net/muhasabah-sholat-kita/

Anda mungkin juga menyukai