Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PENANGANAN BAHAN PADAT

PENGANGKUT LUMPUR, MECHANICAL CONVEYOR &


ELEVATOR

DISUSUN OLEH:
BRIGITA GAMALA (D1121171016)
DOSEN PENGAMPU:
EVA P. O. SITANGGANG, S.T, M.ENG

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2020
Penanganan Bahan Padat:
1. Pengangkut Lumpur (Slurry Transport)
Secara umum pengangkut lumpur (slurry transport):
a) Mengangkut padatan tersuspensi dalam air (slurry/sludge/lumpur).
b) Alat mengikuti transportasi untuk fluida cair.
c) Alat berupa sistem perpipaan dan pompa jenis sentrifugal.
d) Kecepatan pengangkutan bergantung dari besar laju alir fluidanya.

Alat yang digunakan untuk Pengangkut Lumpur (Slurry Transport) adalah


pompa. Berikut jenis alat yang digunakan:
A. Pompa
Pompa adalah peralatan mekanik yang digunakan untuk memindahkan
fluida incompressible (tak mampu mampat) dari satu tempat ke tempat lain
melalui suatu media perpipaan dengan cara menaikkan tekanan atau
membangkitkan beda tekanan.
Data yang umumnya dipelukan untuk memilih pompa sebagai berikut:
1) Kapasitas Kapasitas ini menunjukkan jumlah debit yang dapat dialirkan
berapa m3/jam. Pada pompa perlu diketahui juga mengenai berapa
kapasitas maksimum dan minimum yang dapat dialirkan oleh pompa
tersebut.
2) Kondisi Isap Pada kondisi isap ini perlu dipertimbangkan beberapa hal
yaitu:
a. Level isap dari permukaan air isap ke level pompa.
b. Tinggi fluktuasi permukaan isap.
c. Tekanan yang bekerja pada permukaan air isap.
d. Kondisi pipa isap.
3) Kondisi Keluar Pada kondisi keluar ini perlu dipertimbangkan beberapa
hal yaitu:
a. Level keluar dari permukaan air isap ke level pompa.
b. Tinggi fluktuasi permukaan keluar.
c. Tekanan yang bekerja pada permukaan air keluar.
d. Kondisi pipa keluar.
4) Head Total Pompa
Head total pompa ditentukan berdasarkan kondisi–kondisi di atas (no 1 –
3).
5) Jenis Zat Cair
Dalam pemilihan pompa harus diketahui jenis zat cair apa yang akan
dialirkan dan kharakteristik dari zat cair yang akan dialirkan oleh pompa
tersebut, seperti air tawar, air laut, minyak, zat kimia tertentu, temperatur,
berat jeniz, viskositas, kandungan padatan dan lain – lain.
6) Dalam pemilihan pompa harus diketahui jenis zat cair apa yang akan
dialirkan dan kharakteristik dari zat cair yang akan dialirkan oleh pompa
tersebut, seperti air tawar, air laut, minyak, zat kimia tertentu, temperatur,
berat jeniz, viskositas, kandungan padatan dan lain – lain.
7) Kondisi Kerja Kondisi kerja ini seperti apakah pompa tersebut akan
digunakan secara terus menerus, terputus – putus, atau jumlah jam kerja
seluruhnya selama setahun.

 Pompa Sentrifugal
Pompa Sentrifugal yaitu pompa untuk memindahkan cairan dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh impeler. Pompa sentrifugal
adalah termasuk kedalam jenis pompa tekanan dinamis,dimana pompa jenis ini
memiliki impeller yang berfungsi untuk mengangkat fluida dari tempat yang
rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari tekanan yang lebih rendah ke tekanan
yang lebih tinggi.

Gambar 1. Pompa Sentrifugal


Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan berdasarkan:
a. Berdasar Kapasitas
- Kapasitas rendah : Sampai dengan 20 m3/jam
- Kapasitas menengah : 20 – 60 m3/jam
- Kapasitas tinggi : > 60 m3/jam

b. Berdasarkan Takanan Discharge


- Kapasitas rendah : Sampai dengan 5 Kg/cm3
- Kapasitas menengah : 5 – 50 Kg/cm3
- Kapasitas tinggi : > 50 Kg/cm3

c. Berdasar jumlah / susunan impeller dan tingkat


- Single Impeller : Terdiri dari satu impeller dan satu tingkat.
- Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu
casing.
- Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel dalam satu
casing.

Sistem Kerja Pompa Sentrifugal:


Pompa sentrifugal digunakan untuk memberikan atau menambah
kecepatan pada cairan dan kemudian merubahnya menjadi energi tekan. Pompa
sentrifugal, seperti yang diperlihatkan dalam gambar dibawah ini.
Gambar 2. Arah Aliran Fluida Dalam Pompa Sentrifugal

Cairan dipaksa masuk ke sebuah impeller. Daya dari luar diberikan kepada
poros pompa untuk memutar impeller yang ada berada dalam cairan tadi. Apabila
impeller berputar maka zat cair yang ada dakam impeller akan ikut berputar akibat
dorongan sudu – sudu pada impeller. Karena timbul gaya sentrifugal maka zat cair
mengalir dari tengah impeller menuju keluar melalui saluran diantara sudu – sudu
dengan kecepatan tinggi. Zat cair yang meninggalkan impeller tersebut
dikumpulkan di dalam rumah pompa (casing) yang berbentuk spiral atau biasanya
disebut volut yang tugasnya mengumpulkan cairan dari impeller dan mengarahkan
ke discharge nozzel. Discharge nozzel berbentuk seperti kerucut sehingga
kecepatan aliran yang tinggi dari impeller bertahap turun, kerucut ini disebut
diffuser. Papa waktu penurunan kecepatan di dalam diffuser energi kecepatan pada
aliran cairan diubah menjadi energi tekan.
Jadi impeller pompa berfungsi memberikan kerja pada zat cair sehingga
energi yang dikandungnya akan menjadi lebih besar. Selisih energi per satuan
berat atau head total zat cair antara flens isap dan flens keluar pompa disebut
head total pompa.

Gambar 3. Nomenklatur Impeller


2. Mechanical Conveyor & Elevator
Merupakan alat pengangkut padatan (baik yang berbentuk granular ataupun
powder) secara mekanik (menggunakan) bantuan energi/kerja dan pergerakannya bisa
secara vertikal (elevator), horizontal (conveyor) atau keduanya.
Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam
proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun
hasil produksi dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain. Desain conveyor
tergantung dari jenis material yang akan diangkut serta menyesuaikan layout yang
ada.
Berikut jenis alat yang digunakan:
A. Belt Conveyor
Belt conveyor adalah sistem mekanik yang digunakan mengangkut unit atau
curah dengan kapasitas besar. Material sabuk yang dapat digunakan untuk belt antara
lain karet, plastik, kulit, ataupun logam. Hal ini tergantung dari jenis barang yang
akan dipindahkan. Prinsip kerja dari belt conveyor yaitu putaran yang dihasilkan oleh
motor akan menggerakkan drive/head pulley. Head pulley menarik belt dengan
prinsip adanya gesekan antara permukaan drum dengan belt.

Gambar 4. Belt Conveyor dalam konstruksi

Bagian bagian terpenting dari Conveyor Belt adalah sebagai berikut:


1. Belt : Fungsinya adalah untuk membawa material yang diangkut
2. Idler: Gunanya untuk menahan atau menyangga belt menurut letak dan
fungsinya maka Idler dibagi menjadi :
a.Idler atas yang digunakan untuk menahan belt yang bermuatan.
b.Idler penahan yaitu idler yang ditempatkan ditempat pemuatan.
c. Idler penengah yaitu yang dipakai untuk menjajaki agar belt tidak
bergeser dari jalur yang seharusnya.
d. Idler bawah Idler balik yaitu yang berguna untuk menahan belt kosong.
3. Centering Device: untuk mencegah agar belt tidak meleset dari rollernya.
4 Unit Penggerak (drive units) pada belt conveyor tenaga gerak dipindahkan ke
belt oleh adanya gesekan antara belt dengan “plulley” penggerak (drive pully),
karena belt melekat disekeliling pully yang diputar oleh motor.
5.Pemberat (take-ups or counter weight): yaitu komponen untuk mengatur
tegangan belt melekat disekeliling pully yang diputar oleh motor.
6.Pengumpan (feeder): adalah alat untuk pemuatan material keatas belt dengan
kecepatan.
7.Trippers: adalah alat untuk menumpahkan muatan disuatu tempat tertentu.
8. Pembersih Belt (belt-cleaner): yaitu alat yang dipasang di bagian ujung bawah
belt agar material tidak melekat pada belt balik.
9. Skirts: adalah semacam sekat yang dipasang dikiri kanan belt pada tempat
pemuatan (loading point) yang gterbuat dari logam atau kayun dan dapat dipasang
tegak atau miring yang gunanya untuk mencegah terjadinya ceceran.
10 Holdback: adalah suatu alat untuk mencegah agar Belt conveyor yang
membawa muatan keatas tidak berputar kembali kebawah jika tenaga gerak tiba-
tiba rusak atau dihentikan.
11.Kerangka (Frame): adalah konstruksi baja yang menyangga seluruh susunan
belt conveyor dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga jalannya belt yang
berada diatasnya.
12. Motor Penggerak: biasanya dipergunakan motor listrik untuk menggerakkan
drive pulley. Tenaga (HP) dari motor harus disesuaikan dengan keperluan, yaitu :
a. Menggerakkan belt kosong dan mengatasi gesekan gesekan antara idler
dan bagian
b. Menggerakkan muatan secara mendatar.

c. Mengankut muatan secara tegak (vertikal).


d. Menggerakkan tripper dan perlengkapan lain

e. Memberikan percepatan pada belt yang bermuatan bila sewaktu-waktu


diperlukan.

Gambar 5. Konstruksi Konveyor Belt

Karakteristik Material Angkut


Conveyor Belt digunakan untuk menghantarkan material angkut. Material
angkut dikirimkan bersama dengan material lain yang tercampur selama proses
pengiriman. Material angkut memiliki karakteristik yang berbeda, sebagian
diantaranya berbentuk halus dan sebagian lainnya berbentuk kasar, dan lain-
lainnya. Bentuk luar dari material tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam
mendesain conveyor. Oleh sebab itu, awalnya sangat dibutuhkan pemahaman dan
pengertian tentang sifat-sifat asli dari material angkut yang akan dikirim.
Pengetahuan ini dapat membantu dalam mendesain conveyor yang tepat,
ekonomis dan optimal dengan minimal masalah dalam pengoperasian.
Beberapa informasi penting tentang material angkut yang perlu diketahui
dalam perhitungan desain conveyor, antara lain :
1. Ukuran lump, grain dan powder.
2. Distribusi lump, grain, dan powder (%).
3 Densitas material angkut (berat volume) (t/m).
4. Angle of repose (keadaan standstill) material setelah penjatuhan).
5. Angle of surcharge (sudut ketika material pada keadaan istirahat selama
pergerakan conveyor).
6. Moisture content (%).
7. Temperature (°C).
8. Karakteristik khusus: kekerasan, debu, kelengketan, racun, bubuk, kerapuhan.
9. Kondisi yang dibutuhkan selama diangkut.

Kapasitas
Kapasitas Rumus kapasitas yaitu : Q = A . v . γ . 60 (horizontal) Q = k . A . v . γ .
60 (inklinasi)
Keterangan:
A: Total cross-sectional area yang terbentuk pada belt akibat penopangan idler
dan angle of surcharge (m)
V: Kecepatan belt (m/min)
γ: Densitas material (t/m3)
k: Faktor pengurangan inklinasi
Q: Kapasitas angkut (tph) memperlihatkan luas cross-section beban pada belt
yang dibentuk oleh idler dengan sudut troughing (ß) tertentu. Untuk mempercepat
pencarian luas daerah tersebut, tabel dibawah dapat langsung digunakan.

Gambar 6. Tabel inclination Reduction Faktor dan Luas Penampang Beban

B. Bucket Conveyor dan Elevator


 Bucket Conveyor
Bucket Conveyor sebenarnya merupakan bentuk yang menyerupai conveyor
apron yang dalam. 
Karakteristik dan performance dari bucket conveyor: 
 Bucket terbuat dari baja 
 Bucket digerakkan dengan rantai 
 Biaya relatif murah. 
 Rangkaian sederhana. 
 Dapat digunakan untuk mengangkut bahan bentuk bongkahan. 
 Kecepatan sampai dengan 100 ft/m. 
 Kapasitas kecil 100 ton/jam. 

Kelemahan -kelemahan bucket conveyor: 


 Ukuran partikel yang diangkut 2-3 in. 
 Investasi mahal. 
 Kecepatan Rendah

Gambar 7. Bucket Conveyor

 Bucket Elevator
Bucket Elevator adalah alat transportasi padatan yang bekerja secara
vertikal yang terdiri dari satu belt atau sepasang rantai yang berputar pada 2 roda
atas dan bawah; ember-ember atau bucket yang terpasang pada belt atau rantai.
Belt, scraper maupun apron conveyor mengangkut material dengan kemiringan
yang terbatas. Belt conveyor jarang beroperasi pada sudut yang lebih besar dari
15-20° dan scraper jarang melebihi 300. Sedangkan kadangkala diperlukan
pengangkutan material dengan kemiringan yang curam. Untuk itu dapat
digunakan Bucket Elevator. Secara umum bucket elevator terdiri dari timba-timba
(bucket) yang dibawa oleh rantai atau sabuk yang bergerak.

Gambar 8. Bucket Elevator


Cara Kerja:
• Material curah (bulk material) masuk ke corong pengisi (feed hopper) pada
bagian bawah elevator (boot). Material curah ditangkap bucket yang bergerak,
kemudian oleh bucket dibawa ke atas. Setelah sampai pada roda gigi atas, material
dikeluarkan ke arah corong keluar (discharge spout).
Jenis Bucket yang digunakan:
• Deep Bucket
Sudut potong 65°, digunakan untuk bahan yang sangat kering, mudah mengalir.
• Shallow Bucket
Sudut potong 45°, untuk bahan yang mengandung uap air, agak sukar mengalir.
• V-Bucket
Untuk material berat, abrasif.

C. Screw Conveyor
Jenis konveyor yang paling tepat untuk mengangkut bahan padat
berbentuk halus atau bubur adalah konveyor sekrup (screw conveyor). Alat ini
pada dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu sehingga
bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight. 

Gambar 9. Screw Conveyor


Macam-macam flight adalah: 
 Sectional flight: Konveyor berfiight section dibuat dari pisau-pisau
pendek  yang disatukan -tiap pisau berpilin satu putaran penuh- dengan
cara disimpul tepat pada tiap ujung sebuah pisau dengan paku keling
sehingga akhirnya akan membentuk sebuah pilinan yang panjang.
 Helicoid flight: Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang
yang berpilin mengelilingi suatu poros . Untuk membentuk suatu
konveyor, flight- flight itu disatukan dengan cara dilas tepat pada poros
yang bersesuaian dengan pilinan berikutnya. 
 Special flight, terbagi: 
1. cast iron flight: digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi 
2. ribbon flight : Untuk bahan yang lengket
3. cut flight : Untuk mengaduk digunakan cut flight, Flight pengaduk
ini dibuat dari flight biasa, yaitu dengan cara memotong-motong flight
biasa lalu membelokkan potongannya ke berbagai arah.

Untuk mendapatkan konveyor panjang yang lebih sederhana dan murah,


biasanya konveyor tersebut itu disusun dari konveyor-konveyor pendek. Sepasang
konveyor pendek disatukan dengan sebuah penahan yang disebut hanger dan
disesuaikan pasangan pilinannya.
Tiap konveyor pendek mempunyai standar tertentu sehingga dapat dipasang
dengan konveyor pendek lainnya, yaitu dengan cara memasukkan salah satu poros
sebuah konveyor ke lubang yang terdapat pada poros konveyor yang satunya lagi. 

Gambar 10. Poros Conveyor

Wadah konveyor biasanya terbuat dan lempeng baja. Panjang sebuah


wadah antara 8, 10, dan 12 ft. Tipe wadah yang paling sederhana hanya bagian
dasarnya, yang berbentuk setengah lingkaran dan terbuat dari baja, sedangkan
sisi-sisi lurus lainnya terbuat dari kayu. Untuk mendapatkan sebuah wadah yang
panjang, wadah-wadah pendek disusun sehingga sesuai dengan panjang konveyor.
Menunjukkan wadah yang lebih rumit yang konstruksinya yang terbuat dari besi.

Gambar 11. Wadah Conveyor

Anda mungkin juga menyukai