Anda di halaman 1dari 5

EFEK BEKERJA DALAM JARAK DEKAT TERHADAP

KEJADIAN MIOPIA

Saminan

Abstrak. Beraktivitas dalam jarak dekat merupakan salah satu faktor resiko (efek) terjadinya
miopia, semakin lama seseorang memfokuskan penglihatannya untuk melihat dekat semakin
lama pula mata seseorang melakukan akomodasi, sehingga lama kelamaan mata akan lelah dan
kondisi ini akan memicu pengaburan di retina dan mata menjadi tidak fokus. Miopia adalah
suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga oleh
mata yang dalam keadaan tidak berakomodasi dibiaskan pada satu titik didepan retina,
penglihatan jauh kabur, maka miopia merupakan penyebab utama gangguan penglihatan.
(JKS 2013; 3: 187-191)

Kata kunci : Bekerja dalam jarak dekat, myopia

Abstract. Eye is one of the human sensory organs that has the function to look. Someone’s
vision is really determined by a light refraction inside the eyes, a vision media consisting of
cornea, eye liquid, lens, glass lens and length of eye-ball. Refraction anomaly is one of the
blindness causes in the world. Refraction anomaly is a ray refraction on eyes so that the ray is
not focused on the retina or fovea, but in the front of or behind the fovea and perhaps it is not
located on one focus point; if there is a light refraction anomaly inside the eyes, the observed
objects are less clear (sightedness) caused by a light point that is not precised in retina (a light
which is not focused in the retina), there are three types of a refraction anomaly, myopia,
hyperopia, and astigmatism. (JKS 2013; 3: 187-191)

Key words : Refraction deviation, long sighted, short sighted

Pendahuluan cahaya yang datang akan disebarkan oleh


Miopia adalah suatu bentuk kelainan lensa koreksi sebelum masuk kedalam
refraksi dimana sinar sejajar yang datang mata, sehingga cahaya yang masuk dapat
dari jarak tak terhingga oleh mata yang jatuh ke titik fokus lebih posterior atau
dalam keadan tidak berakomodasi tepat pada retina.1
dibiaskan pada satu titik di depan retina. Faktor resiko terjadinya miopia erat
Hal ini dapat timbul karena kornea atau hubungannya dengan gaya hidup seseorang
lensa yang terlalu melengkung tau karena terutama lamanya serta kebiasaan
diameter bola mata terlalu panjang. Mata seseorang beraktivitas melihat dalam jarak
akan dianggap normal atau emmetropia jika dekat. Dikatakan seseorang beraktivitas
sinar sejajar dari objek jauh difokuskan melihat dekat adalah dimana seseorang
tepat di retina pada keadaan dimana otot mulai menggunakan kemampuan matanya
siliaris relaksasi total atau ketika mata untuk berakomodasi. Akomodasi adalah
dalam keadaan tidak berakomodasi.1 suatu mekanisme dimana mata dapat
Orang yang mengalami miopia biasanya merubah kekuatan refraksi dengan cara
mengeluhkan tidak dapat melihat dengan merubah bentuk lensa sehingga objek pada
jelas benda yang jauh tanpa menggunakan jarak yang dikehendaki dapat difokuskan di
alat bantu optik seperti kaca mata atau lensa retina. Normalnya mata sesorang mulai
kontak.2 Kelainan miopia dapat dikoreksi berakomodasi ketika melihat sebuah objek
dengan menggunakan lensa sferis negatif yang jauhnya kira-kira 5-6 meter.2,5
atau lensa cekung (concave1lens) sehingga Semakin lama seseorang memfokuskan
penglihatannya untuk melihat dekat
semakin lama pula mata seseoarang
Saminan adalah Dosen Bagian Ilmu Fisiologi
melakukan akomodasi, sehingga lama
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh kelamaan mata akan lelah dan kondisi ini

187
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 13 Nomor 3 Desember 2013

akan memicu pengaburan di retina dan Pada mata yang emmetropia dengan media
mata menjadi tidak fokus.2 penglihatan dan panjang bola mata yang
Miopia merupakan penyebab utama seimbang, ketika mata tidak berakomodasi
gangguan penglihatan di dunia, khususnya atau otot siliaris berelaksasi ketika melihat
pada remaja. Diperkirakan 10% dari 66 juta jauh, mata akan tetap menempatkan
anak usia sekolah di dunia menderita bayangan benda tepat di retina dan mata
kelainan refraksi yaitu miopia dengan akan meningkatkan kekuatan refraksi dari
prevalensi terbanyak di usia 13 sampai 18 kornea dan lensa ketika difokuskan pada
tahun.5 Di Amerik serikat, berdasarkan data objek pada jarak 6 meter atau 20 kaki
yang dikumpulkan dari 7.401 orang berusia sehingga banyangan tetap akan tepat jatuh
12-54 tahun pada tahun 1971-1972, di retina.2
diperkirakan prevalensi penderita miopia
sebanyak 25% dan meningkt menjadi 2. Miopia
41,6% pada tahun 1999-2004.6 Bila Miopia didefinisikan sebagai ketidak
dibandingkan dengan Amerika Serikat, sesuaian antara kekuatan refraksi media
Asia merupakan daerah yang memiliki refraksi dengan panjang sumbu bola mata
prevalensi miopia yang lebih tinggi, dimana berkas sinar paralel yang masuk
terutama pada masyarakat keturunan Cina berkonvergensi pada suatu titik fokus di
dan Jepang. Sebuah penelitian di Hong anterior retina. Kelainan ini bisa dikoreksi
Kong pada tahun 2004, prevalensi miopia dengan lensa divergen/lensa minus.9
di sekolah lokal adalah 85-88%, sedangkan Miopia dapat terjadi karena bola mata
di sekolah Internasional 60-66% dengan tumbuh terlalu panjang saat bayi.
prevalensi tertinggi pada siswa keturunan Dikatakan pula, semakin dini mata
Cina (82,8%) dan terendah pada siswa seseorang terkena sinar terang secara
keturunan kulit putih (40,5%).7Sedangkan langsung, maka semakin besar
penelitian prevalensi di Indonesia pada tahu kemungkinan mengalami miopia.10
2002 di Riau menunjukkan dari 1043 orang Klasifikasi miopia bermacam-macam
yang berusia di atas 21 tahun 26% diantaranya berdasarkan besar derajat
diantaranya mengalami miopia. miopia, dibagi dalam.11
1. Ringan: < -3D
1. Fisiologi Penglihatan 2. Sedang: -3D sampai -6D
Untuk memperoleh penglihatan yang jelas, 3. Berat: >-6D
mata harus dengan akurat memfokuskan
sebuah bayangan tepat di retina.Hal ini Pada miopia sewaktu otot siliaris relaksasi
ditentukan oleh media penglihatan yang total ketika mata tidak berakomodasi atau
terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, melihat jauh, bayangan dari objek jauh
benda kaca, dan panjangnya bola difokuskan di depan retina.
mata.Kornea mempunyai daya pembiasan Keadaan ini dapat diakibatkan karena :
sinar terkuat dibandingkan penglihatan a. Diameter bola mata yang terlalu
lainnya.Sedangkan lensa memegang panjang (miopia aksial)
peranan terutama pada saat melakukan Dalam hal ini miopia terjadi akibat panjang
akomodasi atau bila melihat benda yang sumbu bola mata (diameter antero-
dekat. posterior) lebih panjang dari normal,
Untuk memfouskan bayangan tepat pada sedangkan kelengkungan kornea,
retina, mata melakukan sebuah kelengkungan lensa serta kekuatan refraksi
mekanismeakomodasi dimana mata dapat normal, sehingga bayangan dari objek jauh
mengubah kekuatan refraksi dengan cara difokuskan di depan retina.
merubah bentuk dari lensa sehingga
bayangan benda pada jarak yang
dikehendaki dapat difokuskan di retina.

188
Saminan, Efek Bekerja dalam Jarak Dekat terhadap Kejadian Miopia

b. Kelengkungan kornea atau lensa yang tersebut, dibandingkan gaya hidup 124
terlalu lengkung (miopia kurvatura) anak dari etnis China yang tinggal di
Dalam hal ini miopia terjadi karena Sidney dengan 682 anak dari etnis yang
perubahan dari kelengkungan kornea atau sama di Singapore. Didapat prevelensi
perubahan kelengkungan dari lensa yang miopia di Singapore 29% dan 3,3% di
menjadi lebih cembung, seperti yang Sidney. Padahal anak-anak di Sidney
terjadi pada katarak intumesen, sehingga membaca lebih banyak buku tiap minggu
pembiasan menjadi lebih kuat sedangkan dan melakukan aktivitas dalam jarak dekat
ukuran diameter bola mata normal, lebih lama daripada anak di Singapore.
sehingga bayangn dari objek jauh Tetapi anak-anak di Sidney juga
difokuskan di depan retina. menghabiskan waktu diluar rumah lebih
lama (13,75 jam setiap minggu). Hal ini
c. Perubahan indeks refraksi adalah faktor yang paling signifikan
Perubahan indeks refraksi pada lensa yang berhubungan dengan miopia antara group.
terjadi pada onset awal hingga sedang pada Penelitian lain menyatakan bahwa ada
katarak nuclear sklerotik adalah penyebab pengaruh genetik yang membawa sifat
miopia yang sering dijumpai pada orang miopia. Prevalensi miopia pada anak
tua, perubahan sklerotik meningkatkan dengan salah satu orang tua yang miopia
indeks pembiasan sehingga menyebabkan adalah 32,9%, namun jika anak dengan
mata menjadi miopia. salah satu orang tua yang miopia
berkurang menjadi 18,2% dan berkurang
d. Perubahan posisi lensa 6,3% pada anak dengan orangtua tanpa
Pergerakan lensa yang lebih ke anterior miopia.13 Penelitan di Australia terhadap
lebih sering ditemukan setelah operasi anak kembar yang mengalami miopia juga
glaukoma dan hal ini mengakibatkan menunjukkan 50% faktor genetik
kelainan miopia pada mata. mempengaruhi pemanjangan aksis bola
mata.14
Ada beberapa penelitian yang
menunjukkan hubungan antara miopia 3. Bekerja dalam Jarak Dekat
pada orang tua dengan kejadian miopia Berdasarkan penelitian pada hewan coba
pada anak, yang pertama adalah kondisi dan analisa pada orang dengan kekurangan
lingkungan yang diwariskan. Kejadian penglihatan pada awal kehidupannya,
miopia dalam suatu kelauarga lebih ditemukan beberapa teori yang
mungkin disebabkan lingkungan yang menghubungkan efek terlalu sering bekerja
mendorong untuk melalukan kegiatan yang dalam jarak dekat dapat memperparah
berjarak dekat dalam keluarga daripada miopia melalui efek fisik langsung dari
faktor genetik. Orangtua dengan miopia akumulasi kegiatan berkepanjangan. Teori
biasanya akan menetapkan standar lainnya menyatakan bahwa terlalu sering
akademik yang tinggi atau mewariskan bekerja dalam jarak dekat dapat
kesukaan membaca pada anak-anak menyebabkan bayangan yang jatuh diretina
mereka dari pada mewariskan gen itu menjadi kabur selama kita berfokus pada
sendiri. Suatu penelitian di Tanzania objek yang sangat dekat. Pengaburan pada
menunjukkan bahwa orangtua yang retina ini mencetuskan proses biokomia di
memiliki status pendidikan tinggi terutama retina untuk merangsang perubahan
ayahnya, lebih banyak mempunyai anak biokimia dan memicu beberapa modulator
yang menderita miopia.12 seperti asetilkolin, dopamin, vasoactive
Selain itu, adanya faktor lingkungan yang intestinal polypeptide dan enkephalins,
mempengaruhi miopia pada anak dapat ZENK-glukagon serta beberapa faktor
dilihat pada hasil penelitian yang pertumbuhan lainya, yang mengakibatkan
dilakukan di Australia. Pada penelitian perubahan dalam sintesis mRNA dan

189
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 13 Nomor 3 Desember 2013

konsentrasi susunan metaloproteinase.15 penderita miopia mempunyai kebiasaan


Sehingga perubahan-perubahan tersebut mengerinyitkan matanya untuk mencegah
mengubah lingkungan visual dengan abrasi sferis untuk mendapatkan efek
memicu pertumbuhan retina, koroid dan pinhole (lubang kecil). Pasien miopia
sklera yang menyebabkan pemanjangan mempunyai pungtum remotum (titik
aksial pada bola mata.17 terjauh yang masih dilihat jelas) yang
Begitu juga kebiasaan seseorang ketika dekat sehingga mata selalu dalam keadaan
beraktivitas dalam jarak dekat, seperti konvergensi. Hal ini yang akan
menghabiskan banyak waktu untuk menimbulkan keluhan astenopia
membaca atau beraktivitas jarak dekat konvergensi. Bila kedudukan mata ini
tanpa diselingi dengan istirahat setelah 30- menetap, maka penderita akan terlihat
40 menit serta jarak beraktivitas dalam juling ke dalam atau esotropia.21
jarak dekat yang tidak proporsional, seperti
jarak membaca yang terlalu dekat ( kurang Kesimpulan
dari 30 cm) dan jarak menonton televisi Aktivitas bekerja dalam jarak dekat
yang terlalu dekat (kurang dari 5 kali lebar terutama membaca dan bekerja dengan
telivisi) juga menyebabkan upaya komputer, membuat mata harus bekerja
akomodasi yang berlebihan ketika mata ekstra yaitu melakukan akomodasi sekuat-
mencoba untuk memfokuskan objek pada kuatnya supaya terbaca seluruhnya.
jarak yang dekat. Kondisi ini menyebabkan Akibatnya mata selalu berakomodasi
perubahan adiptif pada kekuatan dengan kuat maka diameter bola mata
pembiasan dari lensa crystalline dan terjadi perubahan yaitu memanjang
beberapa sistem yang berhubungan, seperti sehingga benda-benda yang dilihat jauh
tonus dari otot siliar menjadi hipertropi dan bayangan yang terjadi didalam mata di
atropi, sehingga menyebabkan seseorang depan retina. Mata mengalami rabun jauh
menjadi miopia.18 Menurut Canadian (miopi), untuk memudah penglihatan maka
Association of Optometrists (CAO) jarak dikonveksi dengan kacamata negatif (-).
menonton yang baik adalah 5 kali lebar
layar telivisi.19 Daftar Pustaka
Selain itu pencahayaan yang kurang 1. Guyton A.C. dan Hall, J.E. Buku Ajar
(terlalu redup) selama membaca juga Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
menjadi faktor resiko terjadinya miopia, 2007. 641-80.
yang mana hal ini mengakibatkan 2. Fredrick, D.R. Clinical Review : Myopia.
BMJ. 2002. 234 : 1195.
meningkatnya respon akomodasi
3. Saw S.M. Chua W.H. Hong C.Y. Wu
sehubungan dengan sedikitnya cahaya H.M. Chan W.y. dan Tan D. Nearwork in
yang ada (AOA).20 Begitu juga halnya Early-onset Myopia. Invest Ophthalmol
dengan kebiasaan membaca atau menonton Vis Sci. 2002a. 45 : 332-9.
televisi dengan posisi tiduran. Kebiasaan 4. Resnikoff S. Pascolini D. Mariotti S.P.
ini mengakibatkan meningkatnya tekanan dan Pokharel G.P. Global Magnitude of
intraokular pada bola mata.21 Apabila Visual Impairment Caused by
terjadi peningkatan tekanan intaokular Uncorrected Refractive errors in 2004.
sebesar 10-20mmHg dapat menyebabkan Bulletin of the World Health
pemanjangan bola mata 23-39 µm, Organization. 2008. 86 : 63-70.
sehingga menyebabkan seseorang menjadi 5. Vitale S. Sperduto R.D. dan Ferris F.L.
Increased Prevalence of Myopia in the
miopia.22
United States Between 1971-1972 and
1999-2004. Arch Ophthalmol. 2009. 127
4. Gejala Miopia (12) : 1632-9.
Penderita miopia akan mengeluh sakit 6. Lam C.S.Y. Goldschmidt E. dan Edwards
kepala, sering disertai dengan juling dan M.H. Prevalence of Myopia in Local and
kelopak mata yang sempit. Selain itu, International School in Hong Kong.

190
Saminan, Efek Bekerja dalam Jarak Dekat terhadap Kejadian Miopia

Invest Ophthamol Vis Sci. 2004. 81 : 317- 14. Morgan I.G. The Biological Basis of
22. Myopic Refractive error. Clin Exp optom.
7. Saw S.M. Gazzard G. Koh D. Farook M. 2003. 86 (5) : 276-88.
Widjaja D. Lee J. dan Tan D.T.H. 15. Diether S. Gekeler F. dan Schaeffel F.
Prevalence Rates of Refractive Errors in Change in Contrast Sensitivity Induced by
Sumatera, Indonesia. Invest Ophthalmol Defocus and Their Possible Relations to
Vis Sci. 2002b. 43 (10) : 3174-80. Emmetropization in The Chikcen. Invest
8. Spraul CW. and Lang GK. Optic and Ophthalmol Vis Sci. 2001. 42 : 3079-9.
refractive errors in : Lang GK 16. Ip J.M. Saw S.M. Rose K.A. Morgan I.G.
Opthalmology : A Short text book. New dan Wang J.J. Role of Near Work in
York. 2000. Myopia: Finding in a Sampel of
9. Curtin B.J. The Myopia. Philadelpia Australian School Children. Invest
Harper & Row. 2002. Ophthalmol Vis Sci. 2008. 49 : 2903-10.
10. Ilyas HS. Kelainan Refraksi & Koreksi 17. Canadian Association of Optometrist
Penglihatan. Balai Penerbit FKUI. (CAO). Work Life Balance. Royal Center
Jakarta. 2004b. Vancouver: Canadian Association of
11. Wedner SH, Ross DA, Todd J, Mancippi Optometrist. 2010. 1-4.
S, Kleinstein NR, Twelker DJ. Myopia in 18. American Optometric Association
SecondarySchool Students in Mwanza (AOA). Optometric Clinical Practice
City Tanzania : The Need a National Guildeline : Care of the Patient with
Scereening Programe. British Journal of Myopia. St. Louis: American Optometric
Opthalmology. 2002. 86 : 1200-1206. Association. 2006. 1-70.
12. Mutti O, Mitchell L, Moescheberger ML, 19. Loewen N.A. Liu J.H.K. dan Weinreb
Invers RQ, Orsoni JG. Parental myopia, R.N. Increased 24-hour Variation of
Near Work, School Achievement and Human Intraocular Pressure With Short
Children’s Refractive Error. Investigative Axial Length. IOVVS. 2010. 51 (2) :
Opthalmology and Visual Science. 2002. 933-7.
43 : 12. 20. Leydolt C. Findl O. dan Drexler W. Effect
13. Dirani M, Chambulain M, Shekar SN, of Change in Intraocular Pressure on
Katz J, Rahi JS, Newman DK, Thylefors Axial Eye Length and Lens Position. Eye.
B. Heritability of Refrative Error and 2008. 22 : 657-61.
Ocular Biometic : The Gene in Myopia 21. Ilyas S. Penuntun Ilmu Penyakit Mata.
(GEM) Twin Study.Opthalmology and Edisi ke-3. Jakarta : FK UI. 2006. 64-88.
Visual Science. 2008. 49(10) : 4336-433.

191

Anda mungkin juga menyukai