Anda di halaman 1dari 3

1. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan Pajak penghasilan bersifat final?

Jawab

Pajak final atau PPh final merupakan pajak yang dikenakan langsung saat wajib pajak
(WP) menerima penghasilan. Pajak final biasanya langsung disetorkan oleh WP.

Karena sifat pungutannya yang seketika, PPh final tidak lagi diperhitungkan dalam
pelaporan SPT tahunan meskipun nantinya tetap harus dilaporkan.

Lalu, mengapa pemerintah membedakan pajak penghasilan menjadi 2 jenis? Pemisahan


PPh final dan nonfinal bukanlah sebuah keputusan yang dibuat semata-mata untuk
mempersulit wajib pajak, bahkan sebaliknya, pemerintah (dalam hal ini Dirjen Pajak)
berusaha memudahkan wajib pajak agar kewajibannya bisa dipenuhi dengan lebih
mudah lagi.

Setidaknya ada dua pertimbangan yang menjadi dasar penerapan pajak final, yaitu:

 Penyederhanaan pengenaan pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha.

 Memudahkan serta mengurangi beban administrasi bagi wajib pajak.

2. Deposito dengan nama dan dalam bentuk apa pun termasuk deposito berjangka,
sertifikat deposito, dan deposit on call, baik dalam rupiah maupun dalam valuta
asing yang ditempatkan pada atau diterbitkan oleh bank. Termasuk bunga yang
diterima atau diperoleh dari deposito dan tabungan yang ditempatkan di luar negeri
melalui bank yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang
bank luar negeri di Indonesia. Coba saudara jelaskan mengenai Pengenaan Pajak
Penghasilan atas bunga dari Deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank
Indonesia !

Jawab

Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif Pajak

1. Pengenaan Pajak Penghasilan atas bunga dari deposito dan tabungan serta
diskonto SBI.

a. Atas bunga dari deposito dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS)
yang dananya bersumber dari Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan ditempatkan
di dalam negeri pada bank yang didirikan atau bertempat kedudukan di
Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia dikenai PPh yang
bersifat final dengan tarif sebagai berikut:

 Tarif 10% dari jumlah bruto, untuk deposito dengan jangka waktu
satu bulan;

 Tarif 7,5% dari jumlah bruto, untuk deposito dengan jangka waktu
tiga bulan;

 Tarif 2,5% dari jumlah bruto, untuk deposito dengan jangka waktu
enam bulan; dan

 Tarif 0% dari jumlah bruto, untuk deposito dengan jangka waktu


lebih dari enam bulan.

b. Atas bunga dari deposito dalam mata uang rupiah yang dananya
bersumber dari DHE dan ditempatkan di dalam negeri pada bank yang
didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar
negeri di Indonesia dikenai PPh yang bersifat final dengan tarif sebagai
berikut:
 Tarif 7,5% dari jumlah bruto, untuk deposito dengan jangka waktu
satu bulan;

 Tarif 5% dari jumlah bruto, untuk deposito dengan jangka waktu


tiga bulan;

 Tarif 0% dari jumlah bruto, untuk deposito dengan jangka waktu


enam bulan atau lebih.

c. Atas bunga dari tabungan dan diskonto SBI, serta bunga dari deposito
selain dari deposito sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b dikenai
PPh yang bersifat final dengan tarif sebagai berikut:

 Tarif 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto, terhadap wajib
pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap; dan

 Tarif 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto atau dengan tarif
berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang
berlaku, terhadap wajib pajak luar negeri.

2. Ketentuan mengenai pengenaan PPh atas bunga dari deposito sebagaimana


dimaksud pada poin 1 huruf a dan b di atas tidak berlaku dalam hal DHE
ditempatkan kembali sebagai deposito termasuk melalui mekanisme
perpanjangan deposito.

3. Terhadap deposito yang ditempatkan kembali sebagai deposito termasuk melalui


mekanisme perpanjangan deposito sebagaimana dimaksud pada poin 2, atas
bunga dari deposito dimaksud dikenai PPh dengan tarif 20% dari jumlah bruto.

4. Bunga deposito yang dikenai PPh sebagaimana dimaksud pada poin 1 huruf a dan
b harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Sumber dana deposito merupakan dana DHE yang diperoleh setelah


berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 123 tahun 2015 yang dibuktikan
dengan dokumen berupa laporan penerimaan DHE melalui bank devisa
sesuai ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penerimaan DHE;

b. Sumber dana deposito berasal dari pemindahbukuan dana DHE yang


ditempatkan pada rekening milik eksportir pada bank tempat diterimanya
DHE dari luar negeri dan rekening milik eksportir pada bank tempat
diterimanya DHE dari luar negeri dan rekening milik eksportir dimaksud
hanya digunakan untuk menampung dana DHE;

c. Deposito ditempatkan pada bank yang sama dengan bank tempat


diterimanya DHE dari luar negeri; dan

d. Harus dilampiri surat pernyataan dari eksportir yang paling sedikit


memuat:

 Identitas eksportir antara lain nama, alamat, NPWP, dan nomor


rekening penempatan dana DHE;

 Data dana DHE antara lain nilai ekspor, saat diperolehnya dana
DHE, nomor dan tanggal Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), dan
jenis valuta;

 Pernyataan bahwa sumber dana rekening sebagaimana dimaksud


pada poin 4 huruf b berasal dari DHE; dan
 Pernyataan bahwa sumber dana deposito dukan berasal dari
penempatan kembali deposito termasuk melalui mekanisme
perpanjangan deposito.

5. Apabila deposito yang dananya bersumber dari DHE sebagaimana dimaksud


dalam poin 1 huruf a dan b dicairkan sebelum jangka waktu deposito
bersangkutan, atas bunga deposito tersebut dikenai PPh dengan tarif 20% dari
jumlah bruto.

6. Apabila sumber dana deposito sebagian atau seluruhnya bukan berasal dari dana
DHE, atas bunga deposito bersangkutan seluruhnya dikenai PPh dengan tarif 20%
dari jumlah bruto.

Anda mungkin juga menyukai