Anda di halaman 1dari 16

ABSTRACK

Penelitian kaliini berjudul " Permintaan Daging Sapi Di Surabaya".Tujuan


dari penelitian ini adalah akan menganalisis pengaruh harga daging sapi, harga
daging ayam, dan produk domestik regional bruto (PDRB), dan total populasi
permintaan daging sapi di kota Surabaya. Jenis dan sumber data menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan observasi deret waktu data sekunder pada periode
2004-2013. Variabel penelitian terdiri dari dependen variabel atau tergantung
permintaan daging sapi (QDS). Variabel independen atau merokok itu adalah harga
daging sapi (Pds), harga daging ayam (Pda), produk domestik bruto regional (Y) dan
populasi (P). Alat analisis data menggunakan metode regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dari hasil yang diperoleh: QDS =
1,304E7 - Pds 396 581 - 237 988 Pda + 2,345E-7 Y + 4272 P + e. Diperoleh kembali
harga daging sapi sebesar 1,159, 0,263 untuk harga daging ayam, produk domestik
bruto (PDB) sebesar 0,731 dan populasi 0,119. Sedangkan untuk pengujian simultan
diperoleh nilai F (2,009) <F tabel (5,192). Dengan demikian H0 dan H1 ditolak.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa harga daging sapi, harga daging
ayam, produk domestik bruto (PDB) dan populasi mempengaruhi permintaan daging
sapi di kota Surabaya.

PENDAHULUAN
Daging sapi adalah salah satu dari beberapa sumber bahan pangan hewani,
daging sapi mempunyai bebrapa kandungan unsur gizi yang kaya akan protein dan
energi. Sama halnya dengan adanya peningkatan jumlah penduduk, permintaan
terhadap produk pangan ini setiap tahun akan semakin meningkat. Selain faktor
penduduk, terjadinya beberapa pergeseran pada pola konsumsi masyarakat dari bahan
pangan sumber protein nabati ke bahan pangan sumber protein hewani merupakan
salah satu faktor yang turut mendorong meningkatnya permintaan daging sapi
disurabaya. Kejadian ini dapat diramalkan akan terus berlanjut hingga di masa yang
akan datang. Ketidakseimbangan pada produksi dan permintaan akan berdampak
pada kenaikan harga. Khususnya pada harga daging sapi yang tipikalnya setelah
mengalami kenaikan tidak akan pernah terjadi penurunan harga kembali keposisi
semula. Kalaupun turunpun masih tetap diatas harga awal, tidak seperti komoditas
pertanian lainya. Perilaku ini disebabkan oleh perubahan harga yang sangat cepat dan
tidak diikuti oleh perubahan sisi produksi. Hal ini antara lain disebabkan oleh siklus
produksi yang lama,serta teknologi budidaya yang rendah. Pendapatan perkapita
adalah jumlah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu tempat. Pendapatan
per kapita bisa didapatkan dari hasil pembagian dari pendapatan nasional suatu
tempat dengan jumlah penduduk dalam periode tertentu. Pendapatan per kapita dapat
digunakan untuk membandingkan jumlah besarnya angka kesejahteraan atau standar
hidup suatu tempat dari tahun ke tahun. Dengan melakukan perbandingan seperti
itu,tentunya kita bisa mengamati apakah kesejahteraan masyarakat di suatu negara
secara rata-rata telah meningkat atau menurun. PDRB (Produk Domestik Regional
Bruto) bisa diartikan sebagai jumlah total nilai tambah yang diperoleh suatu unit
usaha dalam suatu tempat atau jumlah total nilai barang atau jasa yang didapatkan
oleh suatu unit ekonomi pada suatu tempat tertentu. Nilai PDRB dapat dijumlah
dengan penduduk di tempet tersebut akan menghasilkan pendapatan perkapita.
Penduduk mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi.
Makin banyak jumlah penduduk makin besar pula barang yang dikonsumsi, termasuk
permintaan akan daging sapi. Sehingga para peternak dituntut untuk bisa memenuhi
permintaan daging sapi yang bertambah banyak dikarenakan bertambahnya jumlah
penduduk. Laju peningkatan penduduk Indonesia dan perbaikan taraf hidup penduduk
Indonesia serta perubahan selera konsumen akan mendorong peningkatan kebutuhan
pangan dan konsumsi makanan rumah tangga akan mengalami perubahan ke arah
peningkatan konsumsi protein hewani. Komoditas daging, telur, dan susu adalah
komoditas pangan yang memiliki protein yang tinggi (Priyanto, 2005). Berdasarkan
data dari Departemen Pertanian, komoditas daging sapi merupakan komoditas yang
paling banyak diminati jika dibandingkan dengan komoditas daging lainnya seperti
daging kambing, kerbau dan babi. Tingginya protein dalam daging sapi membuat
konsumen meningkatkan konsumsi mereka terhadap daging sapi. Berdasarkan data
statistik dari departemen pertanian konsumsi daging sapi Indonesia mengalami
peningkatan secara signifikan.

PERMINTAAN

Pengertian Elastisitas permintaan adalah ukuran besarnya respons jumlah


permintaan suatu barang terhadap perubahan variable yang mempengaruhi, dihitung
sebagai perubahan persentase jumlah permintaan dibagi dengan perubahan persentase
variable yang mempengaruhi atau dengan kata lain perbandingan (rasio) antara
persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan harga.
Dengan demikian elastisitas permintaan mengukur derajat kepekaan perubahan jumlah
yang diminta terhadap perubahan harga.

Pengertian elastisitas permintaan adalah suatu konsep yang digunakan untuk


mengukur derajat kepekaan perubahan jumlah kualitas barang yang dibeli sebagai
akibat perubahan faktor yang mempengaruhi. pada dasarnya ada tiga variabel utama
yang mempengaruhi, antara lain elastisitas harga permintaan, elastisitas silang dan
elastisitas pendapatan
Penentu Elastisitas Permintaan

1. Tersedianya Barang Substitusi yang Terdekat.

Barang-barang dengan substitusi terdekat cenderung memiliki permintaan


yang lebih elastis karena mempermudah para konsumenuntuk mengganti barang
tersebut dengan yang lain. Misalnya, mentega dan margarin merupakan barang
yang mudah diganti dengan yang lain. Kenaikan harga mentega sedikit saja, jika
harga margarin tetap, akan mengakibatkan jumlah mentega yang terjual turun
dratis. Sebaliknya, karena telur merupakan makanan tanpa substitusi dekat, maka
permintaan akan telur tidak seelastis permintaan akan mentega.

2. Kebutuhan versus Kemewahan.

Kebutuhan cenderung memiliki permintaan yang inelastic, sebaliknya


kemewahan memiliki permintaan yang elastis. Ketika biaya berobat ke dokter
meningkat, oreng tidak akan secara dramatis mengubah frekuensi mereka ke
dokter, meskipun mungkin tidak sesering sebelumnya.

3. Pasar.

Elastisitas permintaan dalam segala jenis pasar bergantung pada bagaimana


kita menggambarkan batas-batas pasar. Pasar yang terdefinisi sempit cenderung
memiliki permintaan yang lebih elastis dibandingkan yang terdefinisi luas, karena
lebih mudah menemukan substitusi untuk barang-barang yang terdefinisi secara
sempit.

4. Rentang Waktu.

Barang-barang cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis selama kurun


waktu yang lebih panjang. Ketika harga bensin naik, jumlah permintaan bensin
hanya sedikit mengalami kemerosotan pada beberapa bulan pertama. Namun
setelah itu, bagaimanapun juga, orang-orang akan membeli mobil-mobil yang
lebih irit bahan bakar, menggunakan transportasi umum, dan pindah ke tempat
kerja yang lebih dekat dengan tempat tinggal mereka.

Elastisitas harga permintaan adalah tingkat kepekaan perubahan jumlah barang/jasa


yang diminta terhadap perubahan harga.
Macam-Macam Elastisitas Harga Permintaan

1. Permintaan Elastis (Ed > 1)

Apabila diperoleh Ed > 1, sifat permintaan dikatakan elastis. Hal ini


berarti konsumen peka terhadap perubahan harga barang atau perubahan harga
sebesar 1% menyebabkan terjadinya perubahan jumlah yang diminta lebih dari
1%. Barang-barang yang mempunyai sifat permintaan yang elastis adalah
barang-barang yang mempunyai pengganti (substitusi) dan barang-barang
elektronik, seperti VCD, televisi, dan DVD.
2. Permintaan Inelastis (Ed < 1)

Pada jenis elastisitas ini konsumen kurang peka terhadap perubahan


harga. Artinya, meskipun harga naik atau turun, masyarakat akan tetap
membelinya. Barang yang mempunyai elastisitas yang inelastis adalah barang-
baramg kebutuhan pokok dan barang-barang yang tidak mempunyai pengganti
(subtitusi). Ed < 1 berarti perubahan harga sebesar 1% menyebabkan
perubahan jumlah barang yang diminta kurang dari 1%.

3. Permintaan Elastis Uniter (Ed = 1)

Elastisitas permintaan ini mengandung arti bahwa perubahan harga


sebesar 1% menyebabkan terjadinya perubahan jumlah barang yang diminta
sebesar 1%.

4. Permintaan Elastis Sempurna (Ed = • )

Suatu barang/jasa disebut memiliki elastisitas sempurna jika memiliki


koefisien elastisitas tak terhingga. Dengan demikian, pada harga tertentu
jumlah yang diminta konsumen mencapai tidak terhingga atau berapa pun
persediaan barang/jasa yang ada akan habis diminta oleh konsumen. Salah satu
komoditas yang memiliki ciri ini adalah bahan bakar minyak (BBM).

5. Permintaan Inelastis Sempurna (Ed = 0)

Untuk barang yang penting sekali (kebutuhan yang sangat pokok),


berapa pun perubahan harga tidak akan memengaruhi jumlah barang yang
diminta. Kurva untuk jenis elastisitas ini akan berbentuk garis lurus yang
sejajar dengan sumbu vertikal (sumbu P).

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Elastisitas Permintaan


Jika kita mengambil keputusan dari uraian di atas, ternyata barang/ jasa
tertentu tidak memiliki elastisitas yang sama. Faktor yang memengaruhinya adalah
sebagai berikut.

1. Ketersediaan Barang
Ketersediaan barang subtitusi atas suatu barang dan juga
semakin tinggi tingkat kemampuannya mensubtitusi maka permintaan
barang tersebut semakin elastis.

2. Intensitas kebutuhan (desakan kebutuhan)


Kebutuhan pokok bersifat inelastis, artinya semakin penting
kebutuhan pokok itu semakin inelastis permintaannya. Artinya,
meskipun harga naik, masyarakat tetap membutuhkan dan tetap
membelinya. Sebaliknya, barang mewah lebih bersifat elastis karena
tidak mesti diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
pembelinya dapat ditunda dan jumlah pembeli banyak seandainya
harga turun.

3. Pendapatan Konsumen
Jika pendapatan konsumen relatif besar dibandingkan dengan
harga barang, permintaan akan inelastis. Sebaliknya, konsumen yang
berpendapatan kecil dengan terjadinya perubahan harga sedikit saja
akan memengaruhi permintannya terhadap barang sehingga permintaan
bersifat elastis.
4 Tradisi
Barang yang sudah menjadi kebiasaan (tradisi) untuk
dipergunakan, barang tersebut harganya akan naik. Orang akan tetap
membelinya sehingga untuk barang ini permintaannya cenderung
elastis.

Elastisitas Harga Penawaran (Price Elasticity of Supply)

Elastisitas harga dari penawaran adalah tingkat/derajat kepekaan perubahan jumlah


yang ditawarkan terhadap perubahan harga.

Macam-macam Elastisitas dari Penawaran

1. Penawaran Elastis (Es > 1)


Penawaran yang elastis mengandung arti bahwa penjual peka (sensitif)
terhadap perubahan harga, yaitu adanya perubahan harga sebesar 1%
menyebabkan perubahan jumlah yang ditawarkan lebih dari 1%.

2. Penawaran Inelastis (Es < 1)


Penawaran inelastis ditandai dengan penjual yang tidak/ kurang peka
terhadap perubahan harga. Perubahan harga sebesar 1% menyebabkan
terjadinya perubahan jumlah barang yang ditawarkan kurang dari 1%.

3. Penawaran Elastisitas Uniter/Satuan (Es = 1)


Jenis elastisitas ini ditandai dengan persentase perubahan harga sama
dengan persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan.

4. Penawaran Elastis Sempurna (Es = • )


Pada harga tertentu jumlah barang yang ditentukan tidak terbatas, atau
perubahan harga 0% menyebabkan terjadinya perubahan jumlah barang yang
ditawarkan lebih 0%.

5. Penawaran Inelastis Sempurna (Es = 0)


Penawaran inelastis sempurna ditandai oleh perubahan harga yang
tidak memengaruhi jumlah barang yang ditawarkan. Pada tingkat harga berapa
pun jumlah barang yang ditawarkan tetap.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Elastisitas Harga dari Penawaran

1. Waktu

Yang dimaksud waktu di sini adalah kesempatan produsen/ penjual untuk menambah
jumlah produksi. Waktu dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

 Jangka waktu sangat pendek: Produsen tidak dapat menambah barang dalam


waktu yang sangat pendek karena penawaran tergantung persediaannya (harus
menunggu masa panen), seperti produksi di bidang pertanian, misalnya sayur-
mayur dan buah-buahan. Waktu dalam beberapa hari saja ± 40 hari menyebabkan
penawaran bersifat inelastis.

 Jangka pendek: Produsen masih tetap dapat menambah produksi barang yang


ditawarkan walaupun tidak dapat memperbesar kapasitas produksi yang ada,
seperti bangunan, mesin-mesin, tetapi dengan cara bekerja lebih lama dari waktu
sebelumnya atau menambah bahan baku sehingga produksi dapat ditambah.
Penawaran dalam waktu ini dapat elastis atau inelastis.
 Jangka panjang: Penawaran bersifat elastis karena produsen mempunyai
banyak kesempatan untuk memperluas kapasitas produksi (areal pertanian, mesin-
mesin, pabrik baru, dan tenaga ahli). Makin lama waktu makin elastis.

2. Daya Tahan Produk

Produk-produk hasil pertanian, seperti sayuran dan buah-buahan yang mudah


busuk, pecah, dan layu sehingga penawarannya cenderung inelastis. Akan tetapi,
produk-produk dengan daya tahan lebih lama, seperti kulkas, mesin jahit, dan kompor
gas, cenderung lebih elastis.

3. Kapasitas Produksi

Industri yang beroperasi di bawah kapasitas optimal cenderung membuat kurva


penawaran elastis.

Permintaan Barang dan Jasa

Berikut ini akan kami jelaskan apa itu permintaan barang dan jasa, serta faktor
apa saja yang mempengaruhi permintan.

Pengertian Permintaan

Coba kalian perhatikan contoh pengalaman ibu ani berikut ini. Ibu ani ingin
membuka usaha toko buah, untuk itu dia membeli buah jeruk di pasar, tetapi
sebelumnya dia membuat catatan belanja berikut ini.

Berdasarkan daftar belanjaan Bu Ani di atas menunjukkan bahwa pada saat harga
jeruk sebesar Rp 4.500,00, Bu Ani akan membeli jeruk sebanyak 140 kg. Ketika harga
Rp 6.000,00, maka Bu Ani hanya akan membeli jeruk sebanyak 20 kg. Kesediaan Bu
Ani untuk membeli jeruk dalam berbagai jumlah pada tingkat harga tertentu
merupakan contoh permintaan. Pada saat Bu Ani menyusun daftar permintaan jeruk,
apakah hanya mempertimbangkan harga saja? Tentunya tidak, bukan? Bu Ani juga
harus mempertimbangkan uang yang dimilikinya. Jika uang yang tersedia dapat
digunakan untuk memenuhi keinginan Bu Ani untuk membeli jeruk maka permintaan
jeruk dapat terjadi. Lalu apakah yang dimaksud permintaan? Apabila dalam
merumuskan pengertian permintaan hanya memerhatikan faktor harga barang dan
jumlah barang yang diminta, serta menganggap faktor-faktor selain harga tidak
berubah, maka permintaan adalah keseluruhan jumlah barang atau jasa yang bersedia
diminta pada berbagai tingkat harga, waktu, dan tempat tertentu.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa selain faktor harga masih ada
faktor-faktor lain yang memengaruhi permintaan. Namun, faktor-faktor selain harga
pengaruhnya tidak sekuat faktor harga. Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi
permintaan.

 Harga Barang itu Sendiri


Harga barang akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika
harga naik jumlah permintaan barang tersebut akan meningkat,sedangkan jika
harga turun maka jumlah permintaan barang akan menurun.

 Harga Barang Subtitusi (Pengganti)


Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) ikut memengaruhi jumlah
barang dan jasa yang diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah
maka orang akan beralih pada barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga
barang substitusi naik maka orang akan tetap menggunakan barang yang
semula. Contohnya kaos adalah pengganti kemeja. Jika di pasar harga kaos
lebih murah dibandingkan kemeja, maka permintaan akan kaos lebih banyak
bila dibandingkan permintaan terhadap kemeja.

 Harga Barang Komplementer (Pelengkap)


Barang pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang/jasa.
Misalnya sepeda motor, barang komplementernya bensin. Apabila harga
bensin naik, maka kecenderungan orang untuk membeli sepeda motor akan
turun, begitu juga sebaliknya.

 Pendapatan
Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan
besarnya permintaan akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh
tinggi maka permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya
jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk membeli barang juga akan
turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun. Misalnya pendapatan Ibu
Tia dari hasil dagang minggu pertama Rp200.000,00 hanya dapat untuk
membeli kopi 20 kg. Tetapi ketika hasil dagang minggu kedua Rp400.000,00,
Ibu Tia dapat membeli kopi sebanyak 40 kg.
 Selera Konsumen
Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah
barang yang diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat
maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat pula. Misalnya,
sekarang ini banyak orang yang mencari hand phone yang dilengkapi fasilitas
musik dan game, karena selera konsumen akan barang tersebut tinggi maka
permintaan akan hand phone yang dilengkapi musik dan game akan
meningkat.
 Intensitas Kebutuhan Konsumen
Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang
yang diminta. Kebutuhan terhadap suatu barang atau jasa yang tidak
mendesak, akan menyebabkan permintaan masyarakat terhadap barang atau
jasa tersebut rendah. Sebaliknya jika kebutuhan terhadap barang atau jasa
sangat mendesak maka permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa
tersebut menjadi meningkat, misalnya dengan meningkatnya curah hujan maka
intensitas kebutuhan akan jas hujan semakin meningkat. Konsumen akan
bersedia membeli jas hujan hingga Rp25.000,00 walaupun kenyataannya harga
jas hujan Rp15.000,00.
 Perkiraan Harga di Masa Depan
Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka
konsumen cenderung menambah jumlah barang yang dibeli karena ada
kekhawatiran harga akan semakin mahal. Sebaliknya apabila konsumen
memperkirakan bahwa harga akan turun, maka konsumen cenderung
mengurangi jumlah barang yang dibeli. Misalnya ada dugaan kenaikan harga
bahan bakar minyak mengakibatkan banyak konsumen antri di SPBU (Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Umum) untuk mendapatkan bensin atau solar yang
lebih banyak.
 Jumlah Penduduk
Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang
diminta. Jika jumlah penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka
barang yang diminta akan meningkat.

Macam-Macam Permintaan

Permintaan dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, antara lain permintaan


berdasarkan daya beli dan jumlah subjek pendukung.
 Permintaan Menurut Daya Beli
Berdasarkan daya belinya, permintaan dibagi menjadi tiga macam, yaitu
permintaan efektif, permintaan potensial, dan permintaan absolut.

1. Permintaan efektif adalah permintaan masyarakat terhadap suatu barang


atau jasa yang disertai dengan daya beli atau kemampuan membayar. Pada
permintaan jenis ini, seorang konsumen memang membutuhkan barang itu
dan ia mampu membayarnya.

2. Permintaan potensial adalah permintaan masyarakat terhadap suatu barang


dan jasa yang sebenarnya memiliki kemampuan untuk membeli, tetapi
belum melaksanakan pembelian barang atau jasa tersebut. Contohnya Pak
Luki sebenarnya mempunyai uang yang cukup untuk membeli kulkas,
namun ia belum mempunyai keinginan untuk membeli kulkas.

3. Permintaan absolut adalah permintaan konsumen terhadap suatu barang atau


jasa yang tidak disertai dengan daya beli. Pada permintaan absolut
konsumen tidak mempunyai kemampuan (uang) untuk membeli barang
yang diinginkan. Contohnya Hendra ingin membeli sepatu olahraga. Akan
tetapi uang yang dimiliki Hendra tidak cukup untuk membeli sepatu
olahraga. Oleh karena itu keinginan Hendra untuk membeli sepatu olahraga
tidak bisa terpenuhi.

 Permintaan Menurut Jumlah Subjek Pendukungnya


Berdasarkan jumlah subjek pendukungnya, permintaan terdiri atas
permintaan individu dan permintaan kolektif.

1. Permintaan individu: Permintaan individu adalah permintaan yang


dilakukan oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Contoh
bentuk permintaan individu seperti pada Tabel 17.1 mengenai daftar
permintaan jeruk Ibu ani

2. Permintaan kolektif: Permintaan kolektif atau permintaan pasar adalah


kumpulan dari permintaan-permintaan perorangan/individu atau permintaan
secara keseluruhan para konsumen di pasar. Contohnya, selain Ibu ani, di
pasar juga ada beberapa pembeli lainnya yang akan membeli jeruk. Jika
permintaan Desi dan teman-temannya tersebut digabungkan maka terbentuk
permintaan pasar. Bentuk permintaan kolektif dapat kalian lihat pada tabel
berikut.
Hukum Permintaan

Coba kalian perhatikan lagi pada Tabel sebelumnya mengenai daftar


permintaan jeruk Ibu ani. Apa yang dapat kalian simpulkan dari tabel tersebut? Ketika
harga jeruk Rp4.500,00/kg permintaan Ibu ani sebesar 140 kg. Namun ketika harga
jeruk Rp6.000,00/kg, permintaan turun menjadi 20 kg. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi harga suatu barang, permintaan akan turun. Kondisi tersebut
menggambarkan bunyi hukum permintaan. Hukum permintaan adalah hukum yang
menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga
dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta
sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat.

Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum


permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah
(dianggap tetap).

Kurva Permintaan

Hukum permintaan yang telah kalian pelajari di atas dapat digambarkan


menggunakan suatu grafik yang disebut kurva permintaan. Perhatikan kembali daftar
permintaan yang dilakukan Desi dalam membeli jeruk pada tabel berikut ini.

Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat grafik seperti gambar di bawah ini.
Bentuk kurva permintaan di samping memiliki kemiringan (slope) negatif atau
bergerak dari kiri atas ke kanan bawah. Artinya apabila harga jeruk turun, jumlah
barang yang diminta bertambah atau sebaliknya (ceteris paribus). Perlu kalian sadari,
bahwa ketika menganalisis permintaan, terdapat dua istilah yang berbeda, yaitu
permintaan dan jumlah barang yang bersedia diminta.

Apakah perbedaan dari kedua istilah tersebut? Menurut para ahli ekonomi,
permintaan adalah keseluruhan dari kurva permintaan atau keseluruhan dari titik yang
ada pada kurva (A + B + C + D + E + F + G). Dengan demikian permintaan
menggambarkan keadaan keseluruhan daripada hubungan antara harga dan jumlah
permintaan. Adapun jumlah barang yang bersedia diminta adalah banyaknya
permintaan pada suatu tingkat harga tertentu. Misalnya titik A, menggambarkan
bahwa pada harga Rp4.500,00 jumlah yang diminta adalah 140 kg. Dengan demikian,
setiap titik yang ada pada kurva menggambarkan jumlah barang yang diminta.

Pergeseran Kurva Permintaan

Pergeseran kurva permintaan menunjukkan adanya perubahan permintaan


yang ditimbulkan oleh faktor-faktor selain harga. Pergeseran kurva permintaan
ditunjukkan dengan bergeraknya kurva ke kanan atau ke kiri. Kembali pada contoh di
depan mengenai permintaan Desi terhadap jeruk. Pada contoh di depan menunjukkan
bahwa berubahnya jumlah jeruk yang diminta Desi akibat dari perubahan harga jeruk
itu sendiri. Bagaimana jika faktor lainnya seperti pendapatan Desi memengaruhi
jumlah jeruk yang diminta? Apabila pendapatan Desi mengalami peningkatan, maka
jumlah jeruk yang diminta pun juga akan meningkat. Namun ketika pendapatan Desi
mengalami penurunan maka jumlah jeruk yang diminta akan turun. Untuk lebih
jelasnya perhatikan Tabel 17.4 dan bentuk kurva berikut ini.
Apabila dari tabel di atas diubah dalam bentuk grafik, maka akan tampak seperti di
bawah ini.

Perhatikan kurva permintaan di atas. Kurva permintaan mengalami pergeseran ke


kanan dari D ke D1 dan bergeser ke kiri dari D ke D2. Pergeseran ke kanan dari kurva
permintaan menunjukkan pertambahan jumlah permintaan karena adanya peningkatan
pendapatan. Sedangkan kurva bergeser ke kiri menunjukkan penurunan jumlah
permintaan karena penurunan pendapatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
adanya perubahan pendapatan dapat mengubah jumlah permintaan akan barang serta
dapat menggeser kurva permintaan.

Kondisi Perekonomian di Kota Surabaya


terdapat belasan mal-mal besar dan puluhan supermarket besar. Pusat
perbelanjaan melampaui perkiraan, Hal ini disebabkan juga karena Surabaya sendiri
sudah termasuk dalam 5 kota besar yang berkembang cukup pesat dalam hal
pembangunan yang terpadat di Indonesia, Surabaya merupakan pusat bisnis,
perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia timur. Maka dapat
dipastikan jumlah pendatang dari luar wilayah Surabaya melonjak naik dan tidak
dapat dibendung oleh pemerintah. Warga Surabaya sedikit banyak terdiri dari
berbagai macam ras dan suku bangsa, seperti adanya kampoeng Arab di daerah
Wisata Religi Sunan Ampel, lalu ada kampoeng Madura di daerah pesisir Surabaya
Kenjeran, Bulak Banteng dan sekitarnya. Serta ada pula kampong cina yang terletak
didaerah Jagalan dan sekitarnya. Oleh sebab itu, adat istiadat yang berlaku di
Surabaya ada beraneka ragam di setiap wilayah, tetapi aturan-aturan dari turun
temurun warga asli Surabaya juga masih tetap di pegang teguh oleh warganya, contoh
seperti sering melakukan kerja bakti dan membangun kampung serta menjadikan
Surabaya kota metropolitan bersih. Surabaya merupakan kota multi etnis yang kaya
budaya. Beragam etnis ada di Surabaya, seperti etnis Melayu, Cina, India, Arab, dan
Eropa. Etnis Nusantara pun dapat dijumpai, seperti Madura, Sunda, Batak,
Kalimantan, Bali, Sulawesi yang membaur dengan penduduk asli Surabaya
membentuk modern ternama diantaranya: Tunjungan Plaza, Pakuwon Trade Center
dan Supermall Pakuwon Indah (satu gedung), Mal Galaxy, Golden City Mall,
Bubutan Junction (BG Junction), Royal Plaza, City of Tomorrow (CiTo), Surabaya
Town Square (Sutos), Hi Tech Mall, Grand City Mall, Maspion Square, MEX
Building, Pasar Atum Mall, ITC Surabaya, Plaza Marina (dahulu Sinar Fontana), dan
Plasa Surabaya yang oleh masyarakat Surabaya lebih dikenal dengan Delta Plaza
serta yang paling baru saat ini adalah Empire Palace, yang sekaligus merupakan
wedding mal pertama di Indonesia. Sedangkan pusat perbelanjaan tradisional terna
diantaranya Pasar Turi, Pasar Atom, dan Darmo Trade Center (DTC) yang dahulunya
adalah Pasar Wonokromo. Pembiayaan pembangunan masih kekurangan pendanaan
pembangunan dibandingkan dengan tingkat kebutuhan dan program yang perlu
dilakukan oleh pemerintah kota. Hal ini karena tidak memiliki upaya maksimal
namun penggalian dana pembangunan baik yang alternative intensifikasi dan
ekstensifikasi sumbersumber biaya daerah. Struktur ekonomi Surabaya yang
dicerminkan dari data PDRB ditentukan oleh 9 sektor lapangan usaha yang terbagi
dalam sub sektor lapangan usaha. Perubahan makro ekonomi Surabaya yang terjadi,
baik dari sisi pengeluaran atau produksi masing-masing sektor lapangan usaha,
pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, dapat dijelaskan dan diukur dengan
menggunakan PDRB atas dasar harga konstan. Dari analisis peran masing-masing
lapangan usaha akan diketahui pergeseran struktur ekonomi Kota Surabaya sehingga
dapat diperkirakan arah dan rencana pembangunan kota, antar lapangan usaha pada
waktu mendatang. Untuk sektor tersier, maraknya pangsa pasar perdagangan yang
menimbulkan permintaan fasilitas perdagangan baru seperti mall, pertokoan,
perkantoran dan ruko-ruko baru banyak bermunculan. Pada 2 tahun terakhir,
beberapa pusat perdagangan baru sudah mulai beroperasi, sehingga berdampak pada
peningkatan output sektor perdagangan, hotel dan restoran yang pada akhirnya
meningkatnya peran sektor tersebut dalam struktur ekonomi Surabaya. Peningkatan
sektor perdagangan, hotel dan restoran tentunya menimbulkan dampak berganda
(multiplier effect) pada lainnya yaitu sector pengangkutan dan komunikasi serta
sector keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang selama ini sebagai pendukung
pada sektor perdagangan.

Produksi dan Permintaan Daging Sapi di Kota Surabaya


Dalam melaksanakan pembangunan pertanian pada sub sektor peternakan
dalam hal ini produksi daging sapi, tentu saja dijumpai berbagai permasalahan dan
kendala. Secara umum permasalahan tersebut adalah bagaimana meningkatkan
produksi daging sapi yang dapat memenuhi peningkatan permintaan penduduk
Indonesia. Seiring dengan meningkatkan jumlah penduduk dan peningkatan
pendapatan masyarakat, bisa dipastikan permintaan terhadap produk pertanian akan
terus meningkat . Berkaitan dengan produksi pertanian, produktivitas yang relatif
lambat peningkatannya dan luas areal untuk peternakan yang semakin terbatas
menjadi penyebab utama rendahnya peningkatan produksi pangan utama. Penyusutan
lahan sebagai akibat dari konversi lahan, jaringan irigasi yang rusak, sulitnya
memperluas areal peternakan baru dan perubahan iklim ditengarai menjadi penyebab
terjadinya peningkatan produksi yang belum sesuai dengan target. Lambatnya
peningkatan produktivitas merupakan kendala dalam peningkatan produksi pangan.
Penyebabnya antara lain adalah masih terbatasnya difusi benih unggul hasil penelitian
dan pengembangan, terbatasnya kemampuan petani dalam menerapkan budidaya
yang sesuai dengan anjuran (good agricultural practices), dan rendahnya akses petani
terhadap sumber
pembiayaan. Dengan kondisi demikian, pendampingan penyuluhan dan pelatihan
bagi petani menjadi hal penting untuk diperhatikan, disamping perlunya perbaikan
kelembagaan perkreditan untuk petani.

Perkembangan Harga Daging Sapi


Dalam kehidupan masyarakat masalah harga dan elastisitas harga merupakan
pokok bahasan yang sangat penting. Harga adalah hasil akhir bekerjanya sistem
pasar, yaitu bertemunya pola-pola permintaan dan penawaran karena permintaan dan
penawaran. Karena permintaan dan penawaran merupakan indikator perkembangan
dan preferensi konsumen dan produsen. Maka harga yang merupakan hasil akhir
bekerjanya sistem pasar juga dianggap sebagai indikator penting bagi konsumen dan
produsen. Dengan demikian harga pasar menjadi pedoman bagi
konsumen dalam melakukan keputusan pembelian atau konsumsinya, dan bagi produsen
untuk melaksanakan produksi dan penjualan dipasar. Harga mengandung pengertian, suatu
nilai tukar dari produk barang atau pun jasa yang umumnya dinyatakan dalam satuan
moneter (Rupiah, Dollar, Yen dll)Sedangkan penetapan harga adalah suatu proses untuk
menentukan seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh atau diterima oleh perusahan
dari produk atau jasa yang di hasilkan.

Anda mungkin juga menyukai