Anda di halaman 1dari 18

VII.

DATA PENGAMATAN
7.1 Reaksi dengan asam klorida
Perlakuan Pengamatan
5 ml HCl + Logam Al Tidak bereaksi
Dipanaskan Ada gelembung gas H2, ada perubahan
warna, bening abu-abu, mengeluarkan
asap
5 ml HCl + Logam Mg Bereaksi, ada gelembung gas, tidak
ada perubahan warna
Sumber:https://wulandakeelah24wordpresscom.cdn.ampproject.org/v/s/wulandakeelah24.wordpr
ess.com/2014/10/09/alat-alat-lab-kimia-yang-terbuat-dari
kimia/amp/?usqp=mq331AQFKAGwASA%3D&amp_js_v=0.1#aoh=15873035427893&referrer
=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwulandakeelah24.wordpress.com%2F2014%2F10%2F09%2Falat-alat-lab-kimia-yang-
terbuat-dari-kimia%2F

7.2 Reaksi dengan larutan NAOH


Perlakuan Pengamatan
5 ml NaOH + 0,5 gram Al Dinding tabung reaksi terasa panas, terdapat
gelembung udara serta gas, setelah didiamkan
lama-kelamaan serbuk Al memenuhi tabung
reaksi
5 ml NaOH + pita Mg Pita Mg tidak bereaksi, setelah 5 menit dilakukan
pemanasan timbul gelembung udara yang
menempel pada pita Mg.
Sumber : https://id.scribd.com/doc/236399290/PERCOBAAN-V-Aluminium-dan-Senyawanya-
pdf

7.3 Reaksi dengan oksigen dari udara


Perlakuan Pegamatan
Al + H2O Bereaksi
Al foil + HgCl2 Gelembung gas pada alumunium foil
dan tabung reaksi sedikit panas
Dibiarkan beberapa menit Larutan keruh dan lapisan alumunium
habis
Dicuci dengan air dan didiamkan Al lepuh dan menjadi abu
Sumber:https://wulandakeelah24wordpresscom.cdn.ampproject.org/v/s/wulandakeelah24.wordpr
ess.com/2014/10/09/alat-alat-lab-kimia-yang-terbuat-dari
kimia/amp/?usqp=mq331AQFKAGwASA%3D&amp_js_v=0.1#aoh=15873035427893&referrer
=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwulandakeelah24.wordpress.com%2F2014%2F10%2F09%2Falat-alat-lab-kimia-yang-
terbuat-dari-kimia%2F

7.4 Perbandingan sifat AlCl3 dengan MgCl2


7.4.1 Pemanasan klorida hidrat
No Perlakuan Pemanasan
1. Sendok aluminium klorida Tidak meleleh, terbentuk serbuk putih
anhidrat dipanaskan yang lebih padat
2. Sendok magnesium klorida Tidak meleleh, ukuran partikel menjadi
anhidrat dipanaskan lebih kecil
Sumber:
https://anisamrchems.blogspot.com/2017/10/laporan-praktikum kimiaanorganik.html?m=1

7.4.2 Pengaruh air terhadap klorida hidrat


No Perlakuan Pemanasan
1. Sendok aluminium klorida Larutan agak panas dan serbukaluminium
anhidrat + 5 tetes H2O klorida larut, pH=2
2. Sendok magnesium klorida Larutan agak panas dan serbukaluminium
anhidrat + 5 tetes H2O klorida larut, pH=2
Sumber:
https://anisamrchems.blogspot.com/2017/10/laporan-praktikum-kimia-anorganik.html?m=1
7.5 Perbandingan sifat asam basa Al2O3 dan MgO
No. Aktivitas Hasil pengamatan
1. 0,1048 gram Al2O3 + 3 mL H2O Larutan bening, terdapat endapan putih,
pH=4
2. 0,1015 gram MgO + 3 mL H2O Larutan keruh, terdapat endapan putih,
pH=9

No. Aktivitas Hasil pengamatan


1. 0,1014 gram Al2O3 + 3 mL HCl Larutan bening, terdapat endapan putih,
pH=1
2. 0,1012 gram MgO + 3 mL HCl Larutan keruh, terdapat endapan putih,
pH=10

No. Aktivitas Hasil pengamatan


1. 0,1018 gram Al2O3 + 3 mL NaOH Larutan bening, terdapat endapan putih,
pH=14
2. 0,1039 gram MgO + 3 mL NaOH Larutan keruh, terdapat endapan putih,
pH=13
Sumber:
https://anisamrchems.blogspot.com/2017/10/laporan-praktikum-kimia-anorganik.html?m=1

7.6 Perbandingan sifat asam basa ion Al3+ dan Mg2+


a. Untuk Al3+
No. Aktivitas Hasil pengamatan
1. 3 mL AlCl3 + 1 mL NaOH Larutan tidak berwarna terdapat
endapan putih pH=3

b. Untuk Mg2+
No. Aktivitas Hasil pengamatan
1. 3 mL MgCl2 + 1 mL NaOH Larutan tidak berwarna, tidak ada
endapan, pH=6
Sumber:https://anisamrchems.blogspot.com/2017/10/laporan-praktikum
kimiaanorganik.html?m=1

VIII. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini mengenaiAluminium dan senyawanya. Percobaan ini dilakukan
dengan tujuan yaitu agar dapat mengetahui sifat-sifat dari aluminium beserta senyawanya dan
dapat membandingkan sifat-sifat dari aluminium dan sifat dari magnesium. Logam aluminium
merupakan suatu logam yang terletak pada Golongan IIIA pada tabel periodik. Dimana logam
aluminium ini memiliki sifat-sifat baik sifat kimia dan sifat fisika. Logam aluminium merupakan
logam yang bersifat konduktor dan panas yang baik, logam ini banyak digunakan diberbagai
bidang, baik dalam bidang industry, dan banyak pula yang menggunakan untuk barang-barang
peralatan rumah tangga. Hal ini dikarenakan logam aluminium bersifat relative lunak, mudah
ditempa atau dibentuk. Selain itu, logam aluminium merupakan logam yang tahan terhadap
korosi, hal ini disebabkan karena logam ini memiliki lapisan pada permukaannya yang
merupakan senyawa Al2O3 dimana senyawa ini akan melindungi aluminium dari udara sehingga
logam ini tahan terhadap korosi.
Pada percobaan ini, kami tidak melakukan percobaan dilaboratorium karena adanya
keterbatasan waktu untuk melalukan percobaan. Oleh karena itu, kami mengambil data
pengamatan dari sumber-sumber yang dapat dipercaya yang telah di uji cobakan atau dilakukan
oleh praktikan-praktikan lainnya diluar sana. Pada praktikum mengenai Aluminium dan
senyawanya ini ada beberapa percobaan yang dilakukan untuk mengetahui sifat-sifatnya dan
membandingkan sifat aluminium dan magnesium secara mendalam yaitu uji reaksi dengan
klorida, uji reaksi dengan NaOH, uji reaksi dengan oksigen dari udara, uji perbandingan sifat
AlCl3 dengan MgCl2, uji perbandingan sifat asam basa Al2O3 dan MgO dan uji perbandingan
sifat asam basa ion Al3+ dan ion Mg2+.

8.1 Uji reaksi dengan asam klorida


Pada percobaan ini dilakukan pengujian mengenai reaksi dengan asam klorida. Pada
pengujian ini dilakukan dengan tujuan agar dapat melihat bagaimana logam aluminium dan
logam magnesium apabila direaksikan dengan asam kuat yaitu asam klorida. Dengan begitu,
dapat diidentifikasi perbandingan sifat antara logam aluminium dan logam magnesium yang
terjadi ketika bercampur dengan senyawa asam kuat. Pada percobaan ini digunakan kepingan
aluminium dan pipa yang mengandung logam magnesium, ketika kedua logam tersebut
dicampurkan dengan asam kuat dilakukan pengataman yang terjadi pada logam tersebut. Apabila
tidak terjadi reaksi ketika dicampurkan dengan asam kuat dilakukan proses pemanasan, dengan
tujuan agar dapat mempercepat terjadinya reaksi. Kemudian dibandingkan hasil reaksi yang
terjadi pada kedua logam tersebut.
Berdasarkan hasil pengujian yang diperoleh bahwa ketika logam aluminium dicampurkan
dengan 5 mL asam klorida ternyata tidak terjadi perubahan apa-apa artinya pencampuran ini
menandakan tidak terjadinya reaksi. Oleh karena ini dilakukan peroses pemanasan pada
campuran logam aluminium dan asam klorida, ternyata terdapat gelembung gas H 2 serta
terjadinya perubahan warna bening abu-abu serta menimbulkan asap. Adapun persamaan reaksi
yang terjadi pada pengujian ini sebagai berikut:

Sedangkan ketika logam magnesium dicampurkan dengan 5 mL asam klorida ternyata terdapat
gelembung gas dan tidak terjadinya perubahan warna, hal ini menandakan bahwa logam
magnesium dapat bereaksi dengan asam klorida tanpa dilakukan pemanasan. Adapun persamaan
reaksi yang terjadi pada pengujian ini yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan pengujian diatas dapat dikatakan bahwa logam aluminium bereaksi lebih
lambat dengan asam klorida dibandingkan dengan logam magnesium yang dapat bereaksi lebih
cepat dengan asam klorida. Hal ini dapat dibuktikan ketika pengujian logam aluminium
menandakan adanya reaksi ketika dilakukan dengan proses pemanasan sedangkan pada logam
magnesium telah terjadi reaksi tanpa diperlukan proses pemanasan.

8.2 Uji reaksi dengan NaOH


Pada percobaan ini dilakukan pengujian mengenai reaksi dengan NaOH. Sama seperti
pengujian diatas bahwa pada pengujian ini dilakukan dengan tujuan agar dapat melihat
bagaimana logam aluminium dan logam magnesium apabila direaksikan dengan basa kuat yaitu
NaOH. Dengan begitu, dapat diidentifikasi perbandingan sifat antara logam aluminium dan
logam magnesium yang terjadi ketika bercampur dengan senyawa basa kuat. Pada percobaan ini
digunakan kepingan aluminium dan pipa yang mengandung logam magnesium, pengujian ini
dilakukan sama seperti diatas akan tetapi uji ini menggunakan basa kuat. ketika kedua logam
tersebut dicampurkan dengan basa kuat dilakukan pengataman yang terjadi pada logam tersebut.
Apabila tidak terjadi reaksi ketika dicampurkan dengan basa kuat dilakukan proses pemanasan,
dengan tujuan agar dapat mempercepat terjadinya reaksi. Kemudian dibandingkan hasil reaksi
yang terjadi pada kedua logam tersebut.
Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa ketika logam aluminium dicampurkan dengan 5
mL NaOH ternyata pada bagian dinding tabung reaksi terasa panas artinya rekasi ini terjadi
secara eksotermik, dan terdapat gelembung udara serta gas pada campuran tersebut. Gelembung
udara tersebut merupakan gas H2 yang dihasilkan dari reaksi antara logam aluminium dan
NaOH. Setelah didiamkan beberapa saat akhirnya serbuk aluminium memenuhi tabung reaksi.
Adapun persamaan reaksi yang terjadi pada pengujian ini yaitu sebagai berikut:

Sedangkan ketika logam magnesium dicampurkan dengan 5 mL NaOH, ternyata tidak terjadi
perubahan apa-apa artinya uji ini tidak menandakan adanya reaksi. Oleh karena itu dilakukan
pemanasan selama 5 menit akhirnya timbul gelembung udara yang menempel pada pita
magnesium. Gelembung gas yang ditimbulkan merupakan gas H 2 yang diperoleh dari hasil
pemanasan antara logam magnesium dan larutan NaOH. Adapun persamaan reaksi yang terjadi
pada pengujian ini sebagai berikut:

Berdasarkan pengujian diatas dapat dikatakan bahwa logam aluminium lebih cepat
bereaksi dengan basa kuat yaitu NaOH dibandingkan dengan logam magnesium yang bereaksi
lebih lambat dengan NaOH. Hal ini dapat dibuktikan ketika pengujian logam aluminium
menandakan adanya reaksi tanpa dilakukan proses pemanasan sedangkan pada logam
magnesium terjadinya reaksi ketika dilakukan proses pemanasan. Hasil yang diperoleh dari
pengujian ini merupakan kebalikan dari hasil yang diperoleh pada pengujian sebelumnya yang
menggunakan asam klorida.

8.3 Uji reaksi dengan oksigen dari udara


Pada percobaan ini dilakukan pengujian mengenai reaksi dengan oksigen dari udara. Pada
pengujian ini dilakukan dengan tujuan agar dapat mengetahui sifat logam alumunium yaitu
bagaimana logam aluminium dapat bereaksi dengan oksigen dari udara. pada percobaan ini
digunakan Alumunium foil dan larutan Merkuri (II) klorida atau HgCl2. berdasarkan teori bahwa
penggunaan larutan Merkuri (II) klorida atau HgCl2 yaitu sebagai pembersih permukaan
Alumunium karena larutan HgCl2 mampu mengikat lapisan Al2O3 pada alumuniumnya. pada
mulanya percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan Alumunium dengan air kemudian
mereaksikan Alumunium dan larutan Merkuri (II) klorida atau HgCl2 lalu diamati. Selanjutnya
larutan dibiarkan beberapa menit kemudian dicuci dengan air dan didiamkan serta dibiarkan
beberapa menit diudara dan dilakukan pengatamatan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa ketika logam Alumunium dicampurkan dengan
air ternyata terjadinya reaksi. kemudia ketika Alumunium foil dicampurkan dengan larutan
Merkuri (II) klorida atau HgCl2 ternyata terdapat gelembung gas pada alumunium foil dan
bagian tabung reaksi juga sedikit panas, artinya campuran ini mengalami reaksi eksotermik yaitu
menghasilkan panas. Kemudian ketika dibiarkan beberapa menit terjadi perubahan yaitu larutan
menjadi keruh dan lapisan alumunium juga habis lalu dilakukan pencucian dengan air dan
dibiarkan beberapa menit diudara ternyata alumunium lepuh dan menjadi abu. Berdasarkan
pengujian diatas dapat dikatakan bahwa logam Alumunium dapat bereaksi dengan oksigen
diudara hal ini ditandai dengan terjadinya perubahan pada logam alumunium ketika didiamkan
beberapa menit diudara. Adapun persamaan reaksi yang terjadi pada pengujian ini yaitu sebagai
berikut:

8.4 Uji perbandingan sifat AlCl3 dengan MgCl2


Pada percobaan ini dilakukan pengujian mengenai perbandingan sifat AlCl3 dan MgCl2.
Pada pengujian ini dilakukan dengan tujuan agar dapat mengetahui sifat logam alumunium
klorida dan logam magnesium klorida apabila dilakukan beberapa perlakuan, sehingga dapat
diidentifikasi kedua logam tersebut. Pada pengujian ini, identifikasi perbandingan sifat
alumunium klorida magnesium klorida dilakukan dengan dua percobaan yaitu pertama dengan
pemanasan klorida hidrat dan kedua dengan pengaruh air terhadap klorida hidrat. Pada
percobaan yang pertama dimana logam alumunium klorida dan magnesium klorida dipanaskan
kemudian diamati serta dibandingkan hasil pengamatan dari kedua logam tersebut. Selanjutnya
pada percobaan yang kedua dimana logam alumunium klorida dan logam magnesium klorida
ditetesi sebanyak 5 tetes air kemudian diamati lalu dilakukan pengujian pH pada larutan tersebut
serta dibandingkan pula hasil pengataman dari kedua logam tersebut.
Berdasarkan hasil pengujian yang diperoleh bahwa pada percobaan yang pertama
mengenai pemanasan Klorida Hidrat, ketika logam alumunium klorida dipanaskan ternyata
logam alumunium klorida tersebut tidak meleleh, tetapi terbentuk serbuk putih dengan bentuk
yang lebih padat. Sedangkan ketika logam magnesium klorida dipanaskan ternyata logam
Magnesium kloria tersebut juga tidak meleleh, akan tetapi ukuran partikel dari logam magnesium
menjadi lebih kecil. Kemudian hasil pengujian yang diperoleh pada percobaan kedua mengenai
pengaruh air terhadap klorida hidrat, ketika logam alumunium klorida ditambahkan dengan 5
tetes air, terjadi perubahan suhu yaitu larutan menjadi agak panas dan serbuk alumunium klorida
melarut. ketika dilakukan pengujian pH pada larutan logam alumunium, pH larutan adalah 2
yaitu Asam kuat. Adapun persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini yaitu sebagai
berikut:

Sedangkan ketika logam magnesium klorida ditambahkan dengan 5 tetes air, ternyata
terjadi perubahan yang sama seperti pada logam alumunium klorida yaitu terjadi perubahan suhu
dimana larutan menjadi agak panas dan serbuk alumunium klorida melarut. ketika dilakukan
pengujian pH pada larutan logam alumunium, pH larutan adalah 2 yaitu Asam kuat. Adapun
persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:

8.5 Uji perbandingan sifat asam basa Al2O3 dan MgO


Pada percobaan ini dilakukan pengujian mengenai perbandingan sifat asam basa Al2O3
dan MgO. Pada pengujian ini dilakukan dengan tujuan agar dapat mengetahui sifat asam atau
basa logam alumunium oksida dan logam magnesium oksida apabila dilakukan beberapa
perlakuan, sehingga dengan begitu dapat diidentifikasi sifat asam basa dari kedua logam tersebut.
Pada pengujian ini dilakukan pula beberapa percobaan untuk mengidentifikasi sifat asam basa
dari logam alumunium dan magnesium. pada percobaan yang pertama dimana alumunium
oksida dan magnesium oksida dicampurkan dengan 3 mL air kemudian diamati dan diperiksa pH
larutannya. Percobaan yang kedua dilakukan hal yang sama pada percobaan yang pertama akan
tetapi menggunakan asam klorida 1 M sebagai pengganti air kemudian diamati dan diperiksa pH
larutannya. selanjutnya yang ketiga yaitu dilakukan yang sama pula pada percobaan yang
pertama akan tetapi menggunakan NaOH 1M sebagai pengganti air kemudian diamati dan
diperiksa pH larutannya.
Berdasarkan hasil pengujian yang diperoleh bahwa pada percobaan yang pertama dimana
Alumunium oksida direaksikan dengan 3 mL air diperoleh larutan bening serta terdapatnya
endapan putih dibagian dasar tabung reaksi, endapan yang diperoleh ini merupakan endapan dari
Al(OH)3 yang didapat dari hasil reaksi tersebut. ketika dilakukan pemeriksaan pH larutannya
adalah 4. Sedangkan ketika magnesium oksida direaksikan dengan 3 mL air diperoleh larutan
yang keruh serta terdapatnya endapan yang berwarna putih dibagian dasar tabung, Endapan yang
terbentuk ini merupakan endapan dari Mg(OH) 2 yang ditimbulkan dari reaksi tersebut. ketika
dilakukan pemeriksaan pH larutannya adalah 9. Adapun persamaan reaksi yang terjadi pada
percobaan ini yaitu sebagai berikut:

Selanjutnya pada percobaan yang kedua dimana alumunium oksida direaksikan dengan 3 mL
asam klorida 1 M diperoleh larutan bening serta terdapat endapan yang berwarna putih, endapan
yang diperoleh ini merupakan endapan dari AlCl3 dari hasil campuran reaksi tersebut, ketika
dilakukan pemeriksaan pH larutannya adalah 1. Sedangkan logam magnesium oksida
direaksikan dengan 3 mL asam klorida 1 M diperoleh larutan keruh dan juga terdapat endapan
yang berwarna putih, endapan yang terbentuk ini merupakan endapan MgCl2 yang diperoleh dari
campuran tersebut. ketika dilakukan pemeriksaan pH larutannya adalah 10. Adapun persamaan
reaksi yang terjadi dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

Selanjutnya pada percobaan yang ketiga dimana alumunium oksida direaksikan dengan 3 mL
NaOH 1 M diperoleh larutan bening serta terdapatnya endapan yang berwarna putih, ketika
dilakukan pemeriksaan pH larutannya adalah 14. Sedangkan logam magnesium oksida
direaksikan dengan 3 mL NaOH 1 M diperoleh larutan keruh dan juga terdapat endapan yang
berwarna putih, ketika dilakukan pemeriksaan pH larutannya adanya 13. Adapun persamaan
reaksi yang terjadi dari percobaan tersebut sebagai berikut:

8.6 Uji perbandingan sifat asam basa ion Al3+ dan ion Mg2+
Pada percobaan ini dilakukan pengujian mengenai perbandingan sifat asam basa ion Al3+
dan ion Mg2+. Pada pengujian ini dilakukan dengan tujuan agar dapat mengetahui sifat asam atau
basa ion alumunium dan ion magnesium. Pada percobaan ini digunakan AlCl3 dan MgCl2
sebanyak 3mL kemudian ditambahkan dengan 1 mL NaOH kemudian diamati dan diperiksa pH
larutannya. Berdasarkan hasil pengujian yang diperoleh bahwa ketika 3 mL AlCl3 direaksikan
dengan NaOH diperoleh larutan yang tidak berwarna serta didapatkan endapan yang berwarna
putih, ketika dilakukan pemeriksaan pH larutannya adalah 3. Sedangkan ketika 3 mL MgCl2
direaksikan dengan NaOH diperoleh larutan yang tidak berwarna serta tidak terbentuknya
endapan, ketika dilakukan pemeriksaan pH larutannya adalah 6. Berdasarkan pengujian diatas
bahwa ion Al3+ dan ion Mg2+ tidak ada yang menunjukkan sifat basa, jika dilihat dari pH larutan
campuran tersebut. Akan tetapi pada larutan pada AlCl3 diperoleh pH 3 yang menunjukkan
bahwa larutan bersifat asam.

IX. PERTANYAAN PASCA


1. Tulislah semua reaksi yang terjadi pada percobaan diatas?
-
-

-
- CO32-(aq) + H2O HCO3(aq) + OH-
-
-

-
-
-
-
-
-
-
-
- [Al(H2O)2(OH)4]-(aq) + H2O(aq)
2. Jelaskan fungsi dari larutan merkuri (II) klorida pada percobaan 3 diatas?
HgCl2 berfungsi sebagai pembersih permukaan Al karena larutan HgCl2 mampu
mengikat lapisan Al2O3 pada alumuniumnya.

3. Jelaskan kenapa alumunium (III) oksida sangat stabil terhadap serangan oksigen dari
udara?
Karena Al2O3 memiliki kemempuan untuk membentuk polimer, jadi Al tidak bereaksi
dengan udara. Jika lapisan oksida rusak, logam Al bereaksi bertahan.

4. Jelaskan kenapa logam alumunium tidak mengalami korosi?


Karena pada permukaan Al terdapat Al2O3 yang dapat melindungi Al untuk tidak
bereaksi dengan udara sehingga tidak terjadi korosi ketika terkena hujan.

5. Berdasarkan percobaan diatas bersifat apakah oksida dari alumunium tersebut?


Oksida alumunium bersifat amfoter, dimana didalam suasana asam ia akan bersifat basa
dan dalam suasana basa bersifat asam.

6. Kenapa Al(OH)3(H2O)3 tidak larut dalam air sedangkan Al(OH)4(H2O)2 larut dalam air,
jelaskan?
[Al(H2O)2]- melarut sedangkan [Al(OH)3(H2O)3] tidak melarut, karena [Al(H2O)2]-
merupakan ion kompleks yang tentunya melarut, sedangkan [Al(OH) 3(H2O)3] tidak dapat
mengion sebagai donor akseptor elektron dalam air.

7. Kenapa Mg(OH)2 tidak melarut dalam NaOH yang berlebihan?


Karena Mg2+(aq) tidak bersifat amfoter seperti Al3+(aq), sehingga tidak dapat berbalik
sifat untuk menyesuaikan dengan larutannya, karena endapan basa tidak bisa larut dalam
basa dan juga karena Mg(OH)2 memiliki sifat basa yang kuat.

8. Sebutkan perbedaan utama sifat dari Al dan Mg?


- Perbedaannya adalah Aluminium bersifat amfoter sehingga kurang reaktif, sedangkan
magnesium bersifat basa sehingga lebih reaktif.
- Kerapatan relatif Al lebih besar dari Mg.
X. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Logam alumunium merupakan suatu logam yang terletak pada golongan IIIA pada sistem
periodik. Logam alumunium memiliki beberapa sifat baik sifat kimia maupun sifat fisika.
Sifat fisika dari logam alumunium yaitu bersifat relative lunak, tahan lama, dan ulet serta
logam alumunium mudah ditempa atau lebih mudah dibentuk. Selain itu sifat kimia dari
logam alumunium yaitu bahwa logam alumunium bersifat amfoter karena logam ini dapat
larut dalam asam/basa encer, tahan korosi dan merupakan unsur yang reaktif karena
logam ini mudah teroksidasi.
2. Logam magnesium merupakan suatu logam yang terletak pada golongan IIA pada sistem
periodik. Logam magnesium ini dikenal dengan unsur alkali tanah. Sama halnya dengan
logam alumunium, logam magnesium juga memiliki sifat fisika dan sifat kimia, akan
tetapi terdapat perbedaan dari sifat fisika dan sifat kimia dari kedua logam tersebut yaitu
salah satunya adalah Aluminium bersifat amfoter sehingga kurang reaktif, sedangkan
magnesium bersifat basa sehingga lebih reaktif. Selain itu pula, perbedaan lainnya adalah
Kerapatan relatif Al lebih besar dari Mg.

XI. DAFTAR PUSTAKA

Keenam, 1979, Kimia Universitas Jilid 2, Jakarta: Erlangga


Nisah, Khairun, 2016, Ekstraksi Alumina Oksida ( Al2o3) dari Tanah Liat dengan Variabel Suhu
dan Konsentrasi Asam Sulfat, Lantanida Journal, Vol. 4 No. 1, Banda Aceh:
UIN Ar-Raniry
Widyabudiningsih, Dewi., dan Widiastuti, Endang, 2015, Studi Awal Pengambilan Kembali
Aluminium dari Limbah Kemasan sebagai Alumina, Jurnal Fluida Volume 11,
No. 1, Bandung: Teknik Kimia Polban
Mardiah, Lapua, Ezri.P., dan Wahyudiantara, I., dkk, 2017, Studi Laju Korosi Logam
Aluminium dengan Penambahan Inhibitor dari Ekstrak Daun Karamunting
(Rhodomyrtus Tomentosa) dalam Larutan Nacl, Jurnal Chemurgy, Vol. 01,
No.2, Samarinda: Universitas Mulawarman
Sugiarto,K.H, 2001, Kimia Anorganik II, Yogyakarta: Universitas Negri Yogyakarta
Tim Kimia Anorganik, 2020, Penuntun Praktikum Kimia Anorganik, Jambi: Universitas Jambi

XII. LAMPIRAN

Reaksi antara Alumunium dan HCl Alumunium ketika dimasukkan dalam larutan HCl

Reaksi antara Magnesium Proses memasukkan Al kedalam


Dan asam klorida botol kaca

Reaksi antara Alumunium


Natrium Hidroksida
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner

Anda mungkin juga menyukai