Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH MATERNITAS

ANEMIA DALAM KEHAMILAN

Oleh

Nama :

1. Helena Indah Dimisi Wanda

2. Magdalena Dete

Kelas : Lintas Jalur

FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NUSA NIPA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka anemia pada kehamilan di Indonesia cukup tinggi sekitar 67% di


semua ibu hamil dengan variasi tergantung pada daerah masing-masing.
Sekitar 10-15% tergolong anemia berat yang sudah tentu akan mempengaruhi
tumbuh kembang janin dalam rahim (Manuaba, I.B.G, 2002 hal 90).

Anemia dalam kehamilan merupakan salah satu masalah kesehatan yang


banyak dialami dan cukup tinggi yang berkisar antara 10-20% (Sarwono
Prawiharjo, 2005 hal 450 ).

Menurut WHO kejadian anemia saat hamil berkisar antara 20% sampai


89% dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Angka anemia
kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi.
(Manuaba.I.B.G, hal 29 ).

Dari hasil survey di Indonesia maka di ketahui angka kematian ibu (AKI)
di Indonesia saat ini berkisar antara 300-400 kematian ibu per
100.000kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Indonesia menunjukkan
masih buruknya tingkat kesehatan ibu dan bayi baru lahir. (anonym,2010).

Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian anemia ini adalah ; kurang


gizi, selain itu anemia pada ibu hamil disebabkan karena kehamilan berulang
dalam waktu singkat, cadangan zat besi ibu sebenarnya belum pulih, terkuras
oleh keperluan janin yang di kandung berikutnya.      

Tingginya anemia yang menimpa ibu hamil memberikan dampak negative


terhadap janin yang di kandung dari ibu dalam kehamilan, persalinan maupun
nifas yang di antaranya akan lahir janin dengan berat badan lahir rendah
(BBLR), partus premature, abortus, pendarahan post partum, partus lama dan
syok.  Hal ini tersebut berkaitan dengan banyak factor antara lain ; status gizi,
umur, pendidikan, dan pekerjaan ( Sarwono Prawirohardjo, 2005 hal. 450 ).

Karena masalah anemia pada anemia pada ibu hamil merupakan masalah


penting yang erat hubungannya dengan masalah mortalitas maternal, maka
dianggap penting untuk dilakukannya suatu identifikasi mengenai gambaran
karakteristik anemia pada ibu hamil yang dibatasi pada masalah paritas dan
status gizi.

B. Tujuan

Adapun tujuan umum dan khusus dari pembuatan makalah ini, yaitu:

1) Tujuan umum

adalah untuk mendapatkan nilai tugas dari dosen mata pelajaran dan


Mahasiswa mampu menerapkan Asuhan keperawatan ibu hamil

2) Tujuan khusus

a. Memberi pengetahuan tentang Anemia pada Ibu


Hamil kepada mahasiswa kesehatan khususnya keperawatan.
b. Memberi pengembangan pendidikan mengenai Anemia pada Ibu
Hamil di Bidang Kebidanan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Anemia
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat
jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen)
dalam sel darah merah berada di bawah normal.  Anemia adalah berkurangnya
hingga dibawah nilai normal eritrosit, kuantitas hemoglobin, dan
volume packed red blood cell  (hematokrit) per 100 ml darah.
Anemia Gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah
yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
pembentukan Hb.Anemia terjadi karena kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
merah sangat kurang. Di Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan
karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut Anemia Kekurangan Zat Besi
atau Anemia Gizi Besi.
Anemia adalah penyakit darah yang sering ditemukan. Beberapa anemia
memiliki penyakit dasarnya. Anemia bisa diklasifikasikan berdasarkan bentuk
atau morfologi sel darah merah, etiologi yang mendasari, dan
penampakan klinis. penyebab anemia yang paling sering adalah perdarahan
yang berlebihan, rusaknya sel darah merah secara berlebihan hemolisis atau
kekurangan pembentukan sel darah merah ( hematopoiesis yang tidak
efektif).
Seorang pasien dikatakan anemia bila konsentrasi hemoglobin (Hb) nya
kurang dari 13,5 g/dL atau hematokrit (Hct) kurang dari 41% pada laki-laki,
dan konsentrasi Hb kurang dari 11,5 g/dL atau Hct kurang dari 36% pada
perempuan.
B. Anemia dalam Kehamilan
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di
bawah 11 gr% pada trimeter 1 dan 3 atau kadar <10,5 gr% pada trimeter 2.
Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan karena dalam kehamilan
keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi perubahan - perubahan
dalam darah dan sumsum tulang. Darah bertambah banyak dalam kehamilan
yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia. Namun bertambahnya sel-sel
darah adalah kurang jika dibandingkan dengan bertambahnya plasma
sehingga terjadi pengenceran darah. Pertambahan itu adalah plasma 30%, sel
darah 18%, dan hemoglobin 19%.
Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi
dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita hamil. Pengenceran ini
meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil,
karena sebagai akibat hipervolemia tersebut, keluaran jantung juga
meningkat. Kerja jantung ini lebih ringan apabila viskositas darah rendah.
Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik.
Kebutuhan ibu selama kehamilan adalah 800 mg besi, di mana 300 mg
untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu. Dengan
demikian, ibu membutuhkan tambahan sekitar 2-3 mg besi/hari. Terdapat
beberapa kondisi yang menyebabkan anemia defisiensi besi, misalnya: infeksi
kronik, penyakit hati, dan thalasemia.
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu dalam
kehamilan, persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya. Penyulit-penyulit
yang dapat timbul akibat anemia adalah keguguran, kelahiran prematur,
persalinan yang lama akibat kelelahan otot rahim di dalam berkontraksi,
perdarahan pasca-melahirkan karena tidak adanya kontraksi otot rahim, syok,
infeksi baik saat bersalin maupun pasca-bersalon, serta anemia yang berat (<4
gr%) dapat menyebabkan dekompensasi kordis. Di samping itu, hipoksia
akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian pada ibu pada
persalinan yang sulit, walaupun tidak terjadi perdarahan.
Anemia dalam kehamilan juga memberikan pengaruh kurang baik bagi
hasil pembuahan (konsepsi) seperti: kematian mudigah, kematian perintal,
bayi lahir prematur, dapat terjadi cacat bawaan, dan cadangan besi yang
kurang. Sehingga anemia dalam kehamilan merupakan sebab potensial
kematian dan kesakitan pada ibu dan anak.
Anema dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut: anemia defisiensi
besi, anemia megaloblastik, anemia hipoplastik, dan anemia hemolitik.
Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering dijumpai dalam
kehamilan. Anemia akibat kekurangan zat besi ini disebabkan kurang
masuknya unsur bagi dalam makanan, gangguan penyerapan, gangguan
penggunaan, dan karena terlalu banyak zat besi keluar tubuh, misalnya pada
perdarahan.
Anemia defisiensi besi pada wanita hamil merupakan problema kesehatan
yang dialami oleh wanita diseluruh dunia terutama di negara berkembang
(Indonesia). WHO melaporkan bahwa prevalensi wanita hamil yang
mengalami defisiensi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan. Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara
berkambang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling
berinteraksi.
Keperluan terhadap zat besi bertambah dalam kehamilan, terutama dalam
trimester terakhir. Apabila masuknya zat besi tidak ditambah dalam
kehamilan, maka akan sangat mudah untuk terjadinya anemia defisiensi besi,
terutama pada kehamilan kembar. Untuk daerah khatulistiwa seperti
Indonesia, zat besi lebih banyak keluar melalui air peluh dan melalui
kulit.       
C. Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan
Anemia pada ibu hamil dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam.
Klasifikasi anemia pada ibu hamil ini berdasarkan penyebab terjadinya
anemia tersebut.
Secara umum menurut Proverawati (2009) klasifikasi anemia pada ibu
hamil dibagi menjadi:
1) Anemia defisiensi Besi sebanyak 62,3%
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat
kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya adalah pemberian tablet
besi yaitu keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam
laktasi yang dianjurkan.
Untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi dapat
dilakukan dengan anamnese. Hasil anamnese didapatkan keluhan cepat
lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah
pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan
dengan menggunakan metode sahli, dilakukan minimal 2 kali selama
kehamilan yaitu trimester I dan III. Anemia Megaloblastik sebanyak 29%.
Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat (pteryglutamic
acid) dan defisiensi vitamin B12 (cyanocobalamin) walaupun jarang.
Menurut Hudono (2007) tablet asam folat diberikan dalam dosis 15-30
mg, apabila disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dengan dosis 100-1000
mikrogram sehari, baik per os maupun parenteral.
Tidak cukupnya suplai besi mengakibatkan defek pada sintesis Hb,
mengakibatkan timbulnya sel darah merah yang hipokrom dan mikrositer.
Diagnosis:
a. Untuk Anemia defesiensi besi yang berat di tandai dengan ciri-ciri yang
khas yaitu mikrisitosis dan hipokromasia.
b. Untuk Anemia defesiensi besi yang ringan tidak selalu di tandai dengan
cirri-ciri khas , banyak yang bersifat normositer dan normokrom. Sifat
lain yang khas yaitu :
o Kadar besi serum rendah.
o Daya ikat besi serum tinggi.
o Protoporfirin eritrisit tinggi.
o Tidak di temukan hemosiderin dalam sum-sum tulang.
2) Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan karena
defesiensi asam folat. Defisiensi folat atau vitamin B12 mengakibatkan
gangguan pada sintesis timidin dan defek pada replikasi DNA, efek yang
timbul adalah pembesaran prekursor sel darah (megaloblas) di sumsum
tulang, hematopoiesis yang tidak efektif, dan pansitopenia
Diagnosis:
Diagnosis anemia megaloblastik dibuat apabila ditemukan megeloblas atau
promegaloblas dalam darah atau sum-sum tulang belakan
Prognosis:
Anemia megaloblastik dalam kehamilan mempunyai prognosis cukup baik
Pengobatan dengan asam folat hampir selalu berhasil.       
Pencegahan dan Pengobatan:
o Asam folat 15-30 mg per hari.
o Vitamin B12 3x1 tablet per hari.
o Sulfas ferosus 3x1 tablet per hari.
o Pada kasus berat diberikan penambah darah.
3.  Anemia Hipoplastik 8%
Anemia hipoplastik yaitu Anemia yang disebabkan oleh penurunan
fungsi kerja sumsum tulang untuk membentuk sel darah merah baru akibat
hiposelularitas, hiposelularitas ini dapat terjadi akibat paparan racun,
radiasi, reaksi terhadap obat atau virus, dan defek pada perbaikan DNA
serta gen.
4. Anemia Mieloptisik 0,7%
Anemia hemolitik adalah Anemia yang disebabkan penghancuran
atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari
pembuatanya. Anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum tulang
oleh infiltrate sel-sel tumor, kelainan granuloma, yang menyebabkan
pelepasan eritroid pada tahap awal. Gejala utamamya adalah anemia
dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan.
Pengobatanya: Tergantung pada jenis anemia ini serta
penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan
diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-
obtan, hal ini tidak memberikan hasil sehingga penambah darah berulang
dapat membantu penderita.
Pemeriksaan hemoglobin secara rutin selama kehamilan
merupakan kegiatan yang umumnya dilakukan untuk mendeteksi anemia.
Klasifikasi menurut Depkes RI (2000): 
o Tidak anemia : ≥ 11 gr% 
o Anemia  : < 11 gr% 2)
Klasifikasi anemia menurut WHO:
o Normal  : ≤ 11 gr % 
o Anemia ringan : 9-10 gr % c) 
o Anemia sedang : 7-8 gr% d) Anemia berat : < 7 gr% 3
Klasifikasi menurut Manuaba (2010):
o Tidak anemia : Hb 11 gr % b) 
o Anemia ringan : Hb 9-10 gr % 
o Anemia sedang : Hb 7-8 gr % 
o Anemia berat : Hb < 7 gr %
Klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel:
o Anemia mikrositik : jhonpenyebab utamanya yaitu defisiensi besi
dan talasemia (gangguan Hb).
o Anemia normositik : contohnya yaitu anemia akibat penyakit
kronis seperti gangguan ginjal.
o Anemia makrositik : penyebab utama yaitu anemia pernisiosa,
anemia akibat konsumsi alcohol, dan anemia megaloblastik.
D. Gejala dan Tanda Anemia dalam Kehamilan
Ibu hamil dengan keluhan lemah, pucat, mudah pingsan, dengan tekanan
darah dalam batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi besi. Secara
klinis dapat dilihat tubuh yang pucat dan tampak lemah (malnutrisi).
Gejala lain yang dapat ditemui diantaranbya palpitasi, berkunang-kunang,
perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neuromuskular, disphagia,
dan pembesaran kelenjar limpa. Niali ambang batas yang digunakan untuk
menentukan status anemia ibu hamil, didasarkan pada kriteria WHO tahun
1972 ditetapkan 3 kategori yaitu: normal >11 gr/dl, ringan 8-11 gr/dl, berat
<8 gr/dl. Sedangkan menurut pemeriksaan Sachli, tidak anemia Hb 11 gr%,
anemia ringan 9-10 gr%, anemia sedang 7-8 gr%, anemia berat <7 gr%.
Guna memastikan seorang ibu menderita anemia atau tidak, maka
dikerjakan pemeriksaan kadar hemoglobin dan pemeriksaan darah tepi.
Pemeriksaan hemoglobin dengan spektrofotometri merupakan standar. Hanya
saja alat ini tersedia di kota. Mengingat di Indonesia penyakit kronik seperti
malaria dan TBC masih sering dijumpai, maka pemeriksaan khusus seperti
darah tepi dan dahak perlu dilakukan.
Pada daerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi dan dengan
tingkat pemenuhan nutrisi yang minim, seperti di Indonesia, setiap wanita
hamil haruslah diberikan sulfas ferosus atau glukonas ferosus sebanyak satu
tablet sehari selama masa kehamilannya. Selain itu perlu juga dinasehatkan
untuk makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang mengandung
banyak mineral serta vitamin.
E. Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Kehamilan
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel
tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia
meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko
kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan
angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum
dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih
sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir
kehilangan darah. 
Soeprono menyebutkan bahwa dampak anemia pada kehamilan bervariasi
dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan
kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan
(inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas
(subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi
ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi,
BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain) (Amiruddin dkk, 2004).
F. Penyebab Anemia dalam Kehamilan
Penyebab anemia pada ibu hamil adalah menurunnya hemoglobin dalam
darah. Hemoglobin memiliki peranan penting dalam transportasi oksigen ke
dalam jaringan tubuh. Selama masa kehamilan akan terjadi sebuah
peningkatan volume darah, hal inilah yang bisa membuat hemoglobin dalam
darah menurun. Sedangkan tuntutan dari perkembangan janin akan membuat
kebutuhan zat besi dalam tubuh menjadi meningkat.
Zat besi adalah mineral yang memiliki peranan penting dalam produksi sel
darah merah. Sebelum menjalani masa kehamilan, seorang wanita
membutuhkan sekitar 15 miligram (mg) zat besi setiap harinya. Berbeda
dengan ibu hamil yang membutuhkan dua kali jumlah zat besi tersebut yaitu
30 mg. Selama trimester pertama masa kehamilan, volume plasma akan
meningkat menjadi lebih cepat dibandingkan dengan volume sel darah merah.
Akibatnya, konsentrasi darah merah menjadi menurun sampai pada akhirnya
mereka memiliki kesempatan untuk mengejar ketinggalan yaitu dengan
peningkatan plasma darah. Penyebab anemia pada ibu hamil juga bisa timbul
karena ibu hamil kekurangan zat besi dan tidak dapat mencukupi kebutuhan
untuk meningkatkan produksi sel darah merah. Hal ini juga yang akan
membuat jumlah hemoglobin dalam darah mengalami penurunan. Selain
kurangnya zat besi dalam tubuh, penyebab anemia pada ibu hamil
selama masa kehamilan yang lainnya mungkin karena penurunan jumlah
darah yang berlebihan seperti akibat pendarahan dari cederaatau suatu
pembedahan, beberapa penyakit kronis seperti sakit ginjal dan infeksi serius
atau karena kurangnya asupan vitamin asam folat yaitu vitamin yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk memproduksi sel darah merah. Namun, pada ibu
hamil kekurangan zat besi merupakan penyebab anemia yang paling umum.
Umumnya, banyak kaum wanita di usia subur tidak mendapatkan zat besi
yang cukup, bahkan pada saat mereka sedang tidak hamil. Wanita kehilangan
zat besi bersamaan dengan darah dan jaringan yang keluar sewaktu masa
menstruasi, alasan itulah yang menjadikan seorang wanita rentan terhadap
anemia. Seorang ibu hamil yang mendapatkan perawatan prenatal dan juga
rutin mengkonsumsi suplemen zat besi selama masa kehamilan, biasanya
akan terhindar dari masalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi
dalam tubuh. Hampir semua anemia dalam kehamilan disebabkan karena
defisiensi/ kekurangan zat besi. Adapun etiologi anemia defisiensi besi pada
kehamilan menurut Amiruddin,dkk tahun 2004 dantaranya sebagai berikut:
o Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah
o Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
o Kurangnya zat besi dalam makanan
o Kebutuhan zat besi meningkat
o Gangguan pencernaan dan absorbs
G. Faktor Predisposisi Anemia pada Ibu Hamil

1) Umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun.Wanita yang berumur
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang
tinggi untuk hamil. Karena akan membahayakan kesehatan dan
keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko mengalami pendarahan
dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.Wintrobe (1987)
menyatakan bahwa usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu
semakin rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar
hemoglobinnya. Muhilal et al (1991) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa terdapat kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka presentasi
anemia semakin besar. Pada penelitian ini belum menunjukkan adanya
kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka kejadian anemia semakin
besar. Karena 80% ibu hamil berusia tidak berisiko yaitu antara 20 tahun
hingga 35 tahun.
2) Paritas
Semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi
angka kejadian anemia Artinya ibu hamil dengan paritas tinggi
mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang
paritas rendah.
3) Jarak Kehamilan Yang terlalu Deka
Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada
wanita adalah jarak kelahiran pendek. Menurut Kramer (1987) hal ini
disebabkan kekurangan nutrisi yang merupakan mekanisme biologis dan
pemulihan factor hormonal dan adanya kecendrungan bahwa semakin
dekat jarak kehamilan, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
4) Pengetahuan
Pengetahuan kesehatan reproduksi menyangkut pemahaman tentang
pentingnya pemeriksaan kehamilan, penyuluhan, tanda dan cara mengatasi
anemia pada ibu hamil diharapkan dapat mencegah ibu hamil dari anemia.
Semakin rendah pengetahuan kesehatan reproduksi, maka akan semakin
tinggi angka kejadian anemia.
5)  Pemeriksaan Antenatal Care
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
tenaga professional yaitu Dr Ginekolog dan Bidan serta memenuhi syarat
5 T (TB, BB, Tekanan darah, Tinggi Fundus, TT, Tablet Fe). Jika
pemeriksaan Antenatal Care kurang atau tidak ada sama sekali maka akan
semakin tinggi angka kejadian anemia.
6) Pola makan dan Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe
Gizi seimbang adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai
dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif.
Agar sasaran keseimbangan gizi dapat dicapai, maka setiap orang harus
menkonsumsi minimal 1 jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan
makanan yaitu KH, protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu.
(Kodyat, 1995).       
Kepatuhan menkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet
yang dikonsumsi, ketepatan cara menkonsumsi tablet Fe, frekuensi
konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan
salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia,
khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara
efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang
sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat.ibu hamil
yang kurang patuh konsumsi tablet Fe mempunyai risiko untuk mengalami
anemia dibanding yang patuh konsumsi tablet Fe.
H. Cara Pencegahan Anemia dalam Kehamilan
Anemia bisa diatasi dengan cepat dan tepat apabila ibu hamil lebih
tanggap dalam mendeteksi gejala anemia lebih dini sebelum menginjak
trimester pertama kehamilan. Ibu hamil perlu menyadari bahaya anemia
dengan cara mengetahui potensi anemia yang dimiliki oleh ibu hamil. Hal ini
bisa dilakukan dengan pemeriksaan darah di laboratorium dan mendiskusikan
hasilnya dengan dokter.
Pencegahan tentu jauh lebih baik daripada pengobatan. Akan jauh lebih
baik bagi ibu hamil untuk mencegah anemia dengan cara menjaga asupan zat
besi. Misalnya meningkatkan konsumsi makanan yang tinggi zat besi seperti
beras merah, sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, oatmeal maupun
daging.
Suplemen tambahan zat besi bisa dilakukan dengan saran dan persetujuan
dokter. Konsumsi suplemen zat besi ini akan membawa perubahan pada
kondisi ibu hamil kurang lebih setelah satu minggu dan kondisi anemia ibu
hamil biasanya sudah bisa teratasi setelah satu bulan. Ibu hamil perlu
menghindari diet berlebihan agar produksi sel darah merah tidak terganggu.
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang
dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat
besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging
merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna
hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta
kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada
daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada
makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
I. Penatalaksanaan Anemia dalam Kehamilan
Kebijakan nasional yang diterapkan di seluruh Pusat Kesehatan
Masyarakat adalah pemberian satu tablet besi sehari sesegera mungkin setelah
rasa mual hilang pada awal kehamilan. Tiap tablet mengandung FeSO4 320
mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug, minimal masing-masing 90 tablet.
Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan
mengganggu penyarapannya. Anemia defisiensi besi yang tidak tertangani
dengan tepat, dapat mengakibatkan abortus pada kehamilan muda, dan dalam
kehamilan tua dapat menyebabkan persalinan lama, perdarahan pasca
melahirkan, dan infeksi.
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi.
Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau
suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum
30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang
diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah
terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah
sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan
sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam,
dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya Medicastore,
2007).
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA


Ny. Q UMUR KEHAMILAN 23 MINGGU UMUR 32 TAHUN
RSUD TC. HILERS
No.Register                                                      : 1904
Masuk RS/PKM/BPM Tanggal/Pukul   : 05 juni 2020/09.00 WITA
Dirawat di ruang                                               : Flamboyan

A. PENGKAJIAN
Tanggal/Pukul: 05 juni 2020/09.00 WITA        Oleh : Perawat V
a. Biodata
1.Nama Klien Ny.Q Nama Tn. T
Penanggung
Jawab
2.Umur 32 tahun Umur 38 tahun
3.Suku/ indonesia Suku/ Indonesia
Kebangsaan Kebangsaan
4.Agama Islam Agama Islam
5.Pendidikan SMA Pendidikan SMA
6.Pekerjaan IRT Pekerjaan Wirasuwasta
7.Alamat Gang cermai,32. Alamat Gang permai 32
Hubungan dengan Suami
klien

b. Keluhan utama: Ibu mengatakan pusing,berkunang-kunang,lemas.

c. Riwayat menstruasi
Menarche :14 tahun Siklus :28 hari
Lama : 6 hari Teratur :Ya
Sifat darah :Cair Keluhan :Tidak ada

d. Riwayat perkawinan
Status perkawinan          : sah                                 Menikah ke :1
Lama                               : 12 tahun                         
Usia menikah pertama kali : 20 tahun

e. Riwayat kontrasepsi yang digunakan


Jenis Pasang Lepas
No Kontra
tgl Oleh Tempat keluhan tgl Oleh tempat alasan
sepsi
1. IUD 2002 Bidan BPM Tidak 2007 bidan BPM Ingin
ada punya
anak
lagi.

f. Riwayat kehamilan sekarang


1) HPM : 25 desember 2011 HPL: 02 Oktober 2012
2) ANC pertama umur kehamilan  :   6  minggu
3) Kunjungan ANC

a) Trimester I
 Frekuensi : 2x
 Keluhan : mual,pusing
 Komplikasi : tidak ada
 Terapi : pamol + antasida 1x1
b) Trimester II
 Frekuensi : -
 Keluhan :-
 Komlikasi : -
 Terapi : -
c) Trimester III
 Frekuensi : -
 Keluhan :  -
 Komplikasi :  -
 Terapi :  -

d) Imunisasi TT :   5 kali
 TT 1 : 25 februari 2001
 TT 2 : 26 maret 2001
 TT 3 : 25 september 2001
 TT 4 : 20 september 2002
 TT 5 : 20 september 2003

e) Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)


Ibu mengatakan sudah mulai merasakan pergerakan janinnya ± 8x dalam
sehari.
7) Riwayat kesehatan
1) Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular,menurun dan menahun)
-         Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
HIV/AIDS,Hepatitis B,TBC
-         Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti
DM, Hipertensi,
-         Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun
seperti jantung, ginjal, paru-paru
 Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular,menurun dan
menahun)
- Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular
seperti HIV/AIDS,Hepatitis B,TBC
- Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit
menurun seperti DM dan Hipertensi
- Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit
menahun seperti jantung, ginjal, paru-paru
2) Riwayat keturunan kembar\
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan kembar
3) Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi apapun
4) Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak memiliki alergi obat apapun

h. Pola pemenuhan kebutuhan


Pemenuhan kebutuhan Sebelum hamil Saat hamil
A. nutrisi
1.Makanan

-frekuensi 3x sehari 1x sehari

-jenis Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur

-porsi 1 piring ½ piring

-keluhan Tidak ada Mual

-pantangan Tidak ada Tidak ada

2. Minum

-frekuensi 5 x sehari 7 x sehari

-jenis Air putih, teh Air putih, teh, susu

-porsi 1 gelas 1 gelas

-keluhan Tidak ada Cepat haus

-pantangan Tidak ada Tidak ada


B. eliminasi

1. BAB

-frekuensi 2 x sehari 1 x sehari

-warna Kuning Kuning

-konsitensi lembek Lembek

-keluhan tidak ada Tidak ada

2.BAK

-frekuensi 6 x sehari 8-9 x sehari

-warna Kuning Kuning, jernih

-Konsistensi cair Cair


-keluhan tidak ada Tidak ada
C. Istirahat

1. tidur siang

-lama 1-2 jam ½ jam

-keluhan Tidak ada Tidak ada

2. tidur malam

- lama 8 jam 7 jam

-keluhan Tidak ada Tidak ada


D.personal hygiene

-mandi 2 x/hari 2 x/hari

-ganti pakaian 3 x/hari 3 x/hari

-gosok gigi 3 x/hari 3 x/hari

-keramas 3 x/ minggu 3 x/ minggu


E.pola seksualitas

-frekuensi 3 x/ minggu 2 x/ minggu

-keluhan Tidak ada Tidak ada


Pola aktivitas(terkait kegiatan fisik,olah raga)

Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci,


menyapu, memasak dan tidak melakukan aktifitas lain seperti berolahraga.
i. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman
beralkohol):
Ibu mengatakan baik sebelum maupun saat hamil tidak ada kebiasaan yang
mengganggu kesehatan seperti merokok, minum jamu, minuman beralkohol.

j Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga


terhadap kelahiran,dukungan keluarga, hubungan dengan
suami/keluarga/tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social,
keadaan ekonomi keluarga.
-         Ibu mengatakan dirinya/suami/keluarga menerima dan
menginginkan kehamilan ini
-         Ibu mengatakan keluarga mendukung kehamilannya
-         Ibu mengakan hubungan dengan suami/keluarga tetangga baik
-         Ibu mengatakan belum mengetahui tentang perawatan pada bayi
-         Ibu mengatakan kehamilannya tidak mengganggu kegiatan
ibadah
-         Ibu mengatakan mengikuti kegiatan arisan
-         Ibu mengatakan pendapatan suami mencukupi kebutuhan
sehari-hari
k Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang nutrisi ibu hamil dari kunjungan
sebelumnya, tetapi ibu belum mengetahui tentang persalinan dan nifas.
l Lingkungan yang berpengaruh(sekitar rumah dan hewan peliharaan)
-         Ibu mengatakan sekitar rumahnya bersih, rapi, aman dan
nyaman
-         Ibu mengatakan baik dirinya dan tetangga tidak memelihara
unggas, seperti ayam, bebek.

Pemeriksaan umum
oKeadaan umum            : baik
oKesadaran                    : composmentis
oStatus emosional           : stabil
Tanda vital
 Tekanan darah :100/90 mmHg             Nadi                 :80 x/menit
 Pernafasan :20 x/menit         
 Suhu :37 oC
 BB :50 kg                   
 TB :155 cm
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala    :mesochepal,tidak berketombe, tidak ada massa,tidak nyer tekan,
2. Wajah     : terdapat odema,tidak ada cloasma,dan tidak ada bekas luka
3. Mata        : tidak ada secret,sclera putih,kunjungtiva pucat
4. Hidung    : hidung tidak ada polip,tidak ada pernafasan cuping hidung.
5. Mulut      : bersih,tidak ada stromatis,tidak ada karies gig
6. Telinga  :simetris, tidak ada serumen,pendengaran baik
7. Leher         : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,parotis,ge bening,&ven
jugularis
8. Dada         : datar, tidak ada retraksi dinding dada,tidak bunyi wheezin
9. Payudara    : simetris, putting susu menonjol, areola mamae
hiperpigmentasi,tidak ada masa, tidak nyeri tekan, belum ada
pegeluaran kolostrum.
10. Abdomen      : tidak ada striae, tidak ada bekas operasi, terdapat linea
nigra, Palpasi
Leopold I         : TFU setinggi pusat. Ballotment +
Leopold II        : tidak dilakukan
Leopold III       : tidak dilakukan
Leopold IV       : tidak dilakukan
Osborn test       : tidak dilakukan
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU     : 21      cm                                           
TBJ      : (21-12)x 155= 1395 gram
Auskultasi
Djj                    :145     x/menit
Ekstremitas Atas : simetris, jumlah jari lengkap,terdapat odema.
LILA : 25 cm
Ekstremitas Bawah : simetris,jumlah jari lengkap, odema.
Genitalia Luar : bersih, tidak ada varises, tidak ada pembesaran
kelenjar batholini.
Pemeriksaan Panggul : tidak dilakukan (bila perlu)
Pemeriksaan Penunjang                    
 Tanggal: 05 juni 2012              
 pukul:   09.05   WIB
 Hb 7,5 gr/dl

Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 DS : Mual dan muntah Perubahan
- Pasien mengatakan nutrisi kurang
tidak ada nafsu dari kebutuhan
makan tubuh
- Klien mengatakan
sering merasa mual
DO :
- Tampak kurang
minat terhadap
makanan
- Membran mukosa
pucat
- Bising usus

DS :
- Klien mengatakan
lemas dan
berkunang-kunang
DO :
- Tampak warna kulit
membiru penurunan suplai Gangguan
2
- Tampak kuku oksigen ke jaringan perfusi jaringan

tumbuh lambat
- Ekstremitas dingin
- TD menurun
- Nadi lemah tidak
teraba

3 DS : keletihan atau Intoleransi


kelemahan aktivitas
- Klien mengatakan
sesak nafas saat
beraktifitas.

- Klien mengatakan
lemah dan lesu
DO :
- TD kurang dari
120/80 mmhg
DO :
- Klien tampak kurang
minat terhadap penurunan suplai Risiko cidera
4
makanan nutrisi ke janin terhadap janin

- Membran mukosa
pucat

B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual dan muntah ditandai dengan
DS :

 Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan


 Klien mengatakan sering merasa mua
DO :
 Tampak kurang minat terhadap makanan
 Membran mukosa pucat
 Bising usus

2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai


oksigen ke jaringan di tandai dengan :
DS : Klien mengatakan lemas dan berkunang-kunang
DO :
 Tampak warna kulit membiru
 Tampak kuku tumbuh lambat
 Ekstremitas dingin
 TD menurun
 Nadi lemah tidak teraba
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan atau kelemahan
di tandai dengan :
DS :
 Klien mengatakan sesak nafas saat beraktifitas.
 Klien mengatakan lemah dan lesu
DO : TD kurang dari 120/80 mmhg
4. Risiko cidera terhadap janin berhubungan dengan penurunan suplai
nutrisi ke janin di tandai dengan
DO :

 Klien tampak kurang minat terhadap makanan


 Membran mukosa pucat
b. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan & KH Intervensi Rasional

1.Perubahan nutrisi Setelah dilakukan asuhan 1. Tentukan 1. kesejahteraan janin dan ibu
kurang dari kebutuhan keperawatan selama 1 x 24 jam keadekuatan tergantung pada nutrisi ibu
tubuh berhubungan diharapkan kebutuhan nutrisi kebiasaan asupan selama kehamilan.
dengan mual, muntah klien terpenuhi. nutrisi dulu/
Dengan Kriteria Hasil : sekarang dengan
 Berat badan klien menggunakan
dalam batas normal batasan 24 jam.
 Klien tidak Perhatikan kondisi
menunjukkan rambut kuku dan
penurunan nafsu makan kulit.
 Mual dan muntah klien 2. Tentukan tingkat
berkurang pengetahuan tentang 2. menentukan kebutuhan
kebutuhan diet. belajar khusus.
3. Berikan informasi
tertulis/ verbal yang 3. meningkatkan
tepat tentang diet kemungkinan klien memilih
prenatal dan diet seimbang saat dirumah.
supplement vitamin/
zat besi.
4. Tinjau ulang
frekuensi dan
4. mual/ muntah pada
beratnya mual/
trimester pertama dapat
muntah.
berdampak negative pada
status nutrisi prenatal,
khususnya pada periode kritis
perkembangan janin.
2.Gangguan perfusi Setelah diberikan asuhan 1. Perhatikan status 1. kejadian perdarahan potensial
jaringan berhubungan keperawatan selama 1 x 24 jam fisiologis ibu, status merusak hasil kehamilan,
dengan penurunan suplai perfusi ke jaringan/ ke sel sirkulasi dan volume kemungkinan menyebabkan
oksigen ke jaringan efektif. darah. hipovolemia atau hipoksia
uteroplasenta.
Dengan kriteria hasil : 2. Lakukan 2. keadaan capillary refill test
pemeriksaan fisik CRT yang tidak kembali dalam
 Tidak terdapat perubahan dengan menekan kuku waktu kurang dari 2 detik
karakteristik kulit( rambut,
kuku, kelembapan) pasien dapat menandakan anemia.
 Tidak terdapat kebiruan 3. Auskultasi dan
pada kulit laporkan DJJ, catat 3. mengkaji berkelanjutan
 CRT dalam batas brakikardi, atau takikardi. hipoksia janin. Pada awalnya
normal(kembali dalam Catat perubahan pada janin berespon pada penurunan
kurun waktu kurang dari 2 aktivitas janin(hipoaktif kadar oksigen dengan takikardi
detik) dan hiperaktif) dan peningkatan gerakan. Bila
tetap deficit akan terjadi
4. Catat kemungkinan brakikardi dan penurunan
kehilangan darah ibu dan aktivitas
adanya kontraksi uterus 4. kehilangan darah ibu secar
5. Anjurkan tirah berlebihan menurunkan perfusi
baring pada posisi miring plasenta
kiri 5. menghilangkan tekanan vena
cava inferior dan
meningkatkan sirkulasi
plasenta atau janin dan
pertukaran oksigen.

3.Intoleransi aktivitas Setelah diberikan asuhan 1. Jelaskan alasan 1.mempertahankan janin jauh dari
keperawatan selama 1 x 24 jam perlunya tirah baring, servik dan meningkatkan perfusi
diharapkan pasien dapat penggunaan posisi uterus
beraktivitas dengan baik. rekumben lateral kiri/
Dengan criteria hasil : miring dan penurunan
 Berpartisipasi dalam aktivitas.
aktifitas fisik tanpa
disertai peningkatan 2. Kaji adanya factor yang
tekanan darah, nadi dan bisa menyebabkan 2. menentukan intervensi lanjutan
berhubungan dengan
RR. kelelahan yang tepat
keletihan atau
 Mampu melakukan 3. Monitor pola tidur dan
kelemahan
kgiatan sehari- lamanya tidur/ istirahat
hari(ADL) secara pasien 1. meningkatkan istirahat,
mandiri. mencegah kelelahan
 Keseimbangan aktivitas 4. Bantu klien untuk
dan istirahat. mengidentifikasi
- aktifitas yang mampu 4. menghindari aktivitas yang
dilakukan mampu meningkatkan kelelahan
klien
Setelah dilakukan asuhan 1. Perhatikan kondisi ibu 1. factor yang mempengaruhi
keperawatan selama 1x 24 jam yang berdampak pada atau menurunkan sirkulasi/
diharapkan risiko cedera pada sirkulasi janin. oksigenasi ibu mempunyai
janin dapat tertanggulangi. dampak yang sama pada
Dengan criteria hasil : 2. Ajari ibu untuk kadar oksigen janin/ plasenta.
 DJJ dalam mengobservasi 2. jika janin tidak bergerak
4.Risiko cidera terhadap
batas normal pergerakan janin perlu diwaspadai terjadi
janin berhubungan
 Hasil USG cedera pada janin akibat
dengan penurunan suplai
tidak 3. Bantu dalam screening kekurangan nutrisi.
nutrisi ke janin
menunjukkan dan kelainan genetic. 3. kelainan seperti anemia sel
tanda-tanda sabit mengharuskan tindakan
abnormalitas. yang khusus untuk
 Tinggi mencegah efek negative
fundus uteri dalam perumbuhan janin.
sesuai umur
kehamilan
Evaluasi :
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan
melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28)
Untuk memudahkan perawat mengevaluasi atau memantau perkembangan klien
dugunakan komponen SOAP. Yang dimaksud dengan SOAP adalah:
S :  Data Subyektif
Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah dilakukan tindakan
keperawatan
O : Data Obyektif
Yaitu data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara langsung kepada
klien, dan yang dirasakan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
A : Analisis
Interpretasi dari data sunyektif dan data obyektif. Merupakan suatu masalah atau
diagnosis  keperawatan yang masih terjadi, atau juga dapat dituliskan masalah/diagnosis
baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan klien yang telah teridentifikasi
datanya dalam data subyektif dan obyektif.
P : Planing
Perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi, atau
ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya.
Contoh evaluasi keperawatan :
Masalah Keperawatan Catatan Perkembangan
Contoh evaluasi keperawatan : 1. Perubahan nutrisi kurang S : klien mengatakan mual
Masalah Keperawatan dari kebutuhan tubuh
Catatan Perkembangan O: membran mukosa pucat
3.Intoleransi aktifitas S : klien mengatakan lemas A: masalah belum teratasi
O: tekanan darah 100/90 P: Intervensi dilanjutkan
mmHg 2. Gangguan perfusi jaringan S : klien mengatakan lemas
A: masalah belum teratasi O:
P: Intervensi dilanjutkan - tidak terdapat sianosis
- CRT dalam batas normal
(kembali dalam kurun waktu
kurang dari 2 detik)
A: masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
3.Intoleransi aktifitas S : klien mengatakan lemas
O: tekanan darah 100/90
mmHg
A: masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
4. Risiko cidera terhadap S : klien mengatakan kurang
janin berminat terhadap makanan
O: Hasil USG menunjukkan
tanda-tanda abnormalitas
A: masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gangguan kesehatan yang seringkali menganggu ibu hamil adalah anemia.
Anemia pada ibu hamil terjadi karena adanya peningkatan jumlah plasma dan
eritrosit. Peningkatan plasma sebanyak tiga kali pada jumlah eritrosit akan
menyebabkan penurunan perbandingan hemoglobin-hematokrit sehingga akan
meningkatkan risiko anemia fisiologis pada saat hamil. Meskipun pada saat hamil
anemia fisiologis termasuk dalam keadaan yang normal.
Ibu hamil dideteksi mengalami anemia apabila ditemukan kadar Hb kurang
dari 11 gr/dl pada trimester pertama dan ketiga kehamilan. Selain itu pada trimester
kedua kadar Hb kurang dari 10,5 gr/dl. Sedangkan pada ibu hamil yang mengalami
anemia karena penyebabnya adalah produksi hemoglobin dimana ditemukan adanya
defisiensi nutrisi atau produksi rantai hemoglobin.
Ibu hamil adalah golongan terbesar mengalami anemia. Ditemukan 56%
mengalami anemia pada saat hamil. Penyebab anemia pada ibu hamil diantaranya
adalah produksi rantai hemoglobin karena adanya penyakit tertentu atau mengalami
gangguan produksi hemoglobin karena kurangnya zat besi, asam folat ataupun
vitamin B12.
Pada kondisi tertentu ibu hamil dapat mengalami anemia karena terjadinya
pendarahan, infeksi parasit, kegagalan sumsum tulang atau penyakit tertentu lainnya.
Dengan demikian penyebab anemia pada ibu hamil berbeda-beda sehingga apabila
ditarik kesimpulan dari faktor penyebab anemia pada ibu hamil. Anemia dibedakan
menjadi anemia defisiensi besi, anemia hipoplastik, anemia megaloblastik dan anemia
hemolitik. Untuk mengetahui anemia yang dialami ibu hail diperlukan pemeriksaan
laboratorium untuk mengetahui jumlah eritrosit, eletroforesa Hb, jumlah retikulosit
dan kadar besi serum.
Dampak anemia pada ibu dan janin diantaranya dapat menyebabkan
keguguran, pendarahan, mengalami depresi setelah melahirkan, infeksi tang
berhubungan dengan intrapartum dan postpartum. Bahkan anemia yang sangat berat
ditandai dengan Hb dibawah 4 gr akan menyebabkan gangguan jantung bahkan
hingga berampak gangguan pada kehamilan dan persalianan.
B. SARAN
Hendaknya pelajar selalu menggali ilmu pengetahuan yang baru tentang ilmu
keperawatan lainnya yang menunjang bidang keperawatan serta dapat memanfaatkan
buku-buku yang ada di perpustakaan untuk menambah ilmu dan wawasan akan dunia
keperawatan.
Daftar Pustaka

Manuaba,I.B.G.,2002. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstretri


Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC
Prawiroharjo S. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Proverawati, Asfuah S., 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Amiruddin dkk,2004,Pengantar Metode Penelitian Hukum,Jakarta : Rajawali Pers,
Desi Ari Madi Yanti1 Dkk. 2015. Faktor- faktor terjadinya anemia pada ibu primigravida di
wilayah kerja puskesmas pringsewu Lampung : Lampung
Dina Mariana1 , Dwi Wulandari 2 , Padila3. 2018. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas: Bengkulu
Sukmawati1 , Lilis Mamuroh2 , Furkon Nurhakim3. 2019. Pengaruh Edukasi Pencegahan
dan Penanganan Anemia Terhadap Pengeahuan dan Sikap Ibu Hamil: Padjajaran
Notesya Astri Amanupunnyo Dkk. 2018. Analisis Faktor Penyebab Anemia pada Ibu Hamil
di Puskesmas Kairatu Seram Barat: Jawa Tengah
Dina Dewi Anggraini, Windhu Purnomo, Bambang Trijanto. 2018. Interaksi Ibu Hamil
Dengan Tenaga Kesehatan Dan Pengaruhnya Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil
Mengonsumsi Tablet Besi (Fe) Dan Anemia Di Puskesmas Kota Wilayah Selatan
Kota Kediri: Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai